Gone Girl: Kau Akan Berpikir Dua Kali untuk Menikah Genre : Drama, Thriller Durasi : 01:37 FIlm Rilis : 03 Oktober 2014 (AS) Studio : 20th Century Fox Sutradara : David Fincher Produser : David Fincher, Reese Witherspoon, Bruna Papandrea Penulis Naskah : Gillian Flynn, David Fincher Pemain : Ben Affleck, Rosamund Pike, Tyler Perry, Neil Patrick Harris, Kim Dickens, Patrick Fugit, Carrie Coon, Boyd Holbrook, Emily Ratajkowski, David Clennon “We weren’t ourselves when we fell in love, and when we became ourselves – surprise! – we were poison. We complete each other in the nastiest, ugliest possible way.” Tagline itulah yang cukup membuat penasaran banyak penikmat film drama sociothriller. Yup, Gone Girl adalah salah satu film yang oustanding di awal bulan Oktober ini. Film ini diangkat dari sebuah novel laris yang sedang banyak diminati di Amerika Serikat. Memang sudah biasa ada film yang diangkat dari sebuah novel yang sedang booming. Film yang diangkat dari novel kenamaan memiliki dua pilihan, yaitu pamor film akan terdongkrak dengan para penikmat novel yang penasaran dengan gambaran visualnya, atau film tersebut justru malah akan tenggelam seiring dengan rendahnya kualitas plotting film yang tidak sesuai dengan tingginya ekspektasi pembacanya. Apalagi jika novel yang diangkat adalah novel terbaik versi pembaca Goodreads tahun 2012. Akan menjadi pekerjaan yang sulit bagi peramu film untuk memvisualisasikan tulisan dalam novel tersebut. Nampaknya David Fincher sudah sangat memahami hal itu. Berangkat dari pengalamannya membuat film-film box office-nya yang terdahulu seperti, Se7en (1995), Fight Club (1999),The Curious Case of Benjamin Button (2008), dan yang paling fenomenal adalah The Social Network (2010), bukan hal yang sulit lagi bagi Fincher untuk membuat package dari Gone Girl ini memenuhi standar ekspektasi penikmat novel aslinya. Pemilihan pemeran pun sangat berperan penting dalam suksesnya sebuah film saduran novel. Ben Affleck sebagai tokoh sentral mampu membawa tokoh Nick sangat natural dan mengkover semua deskripsi yang ada di dalam novel. Aktingnya yang brilian dengan gesture yang meyakinkan mampu membuat penonton mengenal karakater Nick dengan begitu dalam sekalipun belum membaca novelnya. Sedikit sinopsis film jika pembaca belum menikmati novel laris karangan Gillian Flynn. Berawal dari sebuah kisah pasangan suami istri Nick Dunne (Ben Affleck) dan Amy Elliott Dunne (Rosamund Pike), yang sedang mengalami masa-masa sulit dalam pernikahan mereka. Pasangan yang sebelumnya tinggal di New York ini, akhirnya harus pindah ke daerah pinggiran Missouri, setelah Nick kehilangan pekerjaannya. Dengan tabungan yang dimiliki oleh Amy, Nick lalu membuka usaha ditempat itu. Pada hari ulang tahun kelima pernikahan mereka. Sang istri menghilang tanpa kabar berita. Nick lalu menghubungi pihak kepolisan untuk meminta pertolongan mencari istrinya. Kota kecil itu menjadi heboh. Warga di sana dengan sigap turut membantu pencarian itu. Saat pencarian itu dilangsungkan, pihak kepolisian yang menyelidiki kasus itu, menemukan bukti-bukti bahwa Amy telah dibunuh oleh Nick. Banyak pujian dan review positif dari berbagai pengamat film di berbagai komunitas di Amerika. Rotten Tomatoes memberikan poin 8 dari 10 dan menyebutnya sebagai “Dark, intelligent, and stylish to a fault, Gone Girl plays to director David Fincher's strengths while bringing the best out of stars Ben Affleck and Rosamund Pike”. Lebih lanjut majalah kenamaan The Economist menyebut film ini “brilliantly glacial adaptation of the book”. Diikuti rating tinggi oleh IMDb, yaitu 8,7 dari 10, Kenneth Turan dari Los Angeles Times mengapresiasi film ini, “Gone Girl shows the remarkable things that can happen when filmmaker and material are this well matched”. Sebagai sang penulis novel, Gillian Flynn untuk film ini pun turut dilibatkan sebagai penulis skenario. Hal ini membuat Flynn dapat bereksplorasi lebih, dalam membuat jalan cerita yang akan sedikit berbeda dengan apa yang ditulisnya di novel. Tentunya ini akan memancing orang-orang yang telah membaca habis novel Gone Girl, untuk tetap menonton filmnya. Jika dirunut mulai dari awal sampai akhir, film ini berhasil membuat penulis mampu membandingkan fairly dengan novelnya. Di dalam novel, Flynn berupaya keras mengadik emosi pembacanya melalui plotting yang dramatis. Sementara di film ini pencitraan cerita dari masing-masing sudut pandang kedua tokoh sentral ini sangat apik. Hal ini terbukti dengan deskripsi karakter yang tidak membuat penonton memihak pada salah satu karakter tetapi penonton akan mencari tahu sendiri the most troubling person di dalam film ini. Berdasarkan pembangunan karakter yang disuguhkan dalam film ini, Fincher tidak menggiring penonton untuk simpati ke salah satu pihak. Sebab karakter kedua tokoh diplotting sedemikian rupa sehingga karakter mereka akan nampak dari dalam keluar sebagai suami istri yang “sakit”. Film ini bukan drama ringan sekelas chicklit, atau tontonan pemanja mata dengan bumbu romatisme tak bermakna. Film ini akan mengaduk emosi penonton, mulai dari marah, kasihan, bahkan geram. Bahkan ada beberapa adegan dimana penonton akan dibuat bergidik ngeri kalau tiba-tiba sadar orang yang sudah kita pilih sebagai partner hidup adalah orang yang salah, seorang sociopath. Secara implisit, film ini membuat orang-orang yang masih single atau jomblo berpikir dua kali untuk cepat-cepat menikah. Makna dalam film ini akan memberikan gambaran bahwa dalam mencari pasangan hidup, kondisi psikologis masing-masing pihak harus benarbenar dipertimbangkan. Karena ketika sudah hidup bersama dalam rumah tangga, akan banyak sekali hal-hal yang tidak terduga akan muncul termasuk perubahan psikologis dan kejiwaan pasangan. Well, film ini sangat highly recommended buat para pecinta socio-thriller yang ingin diaduk-aduk emosinya oleh permasalahan rumah tangga.