75 HINDU DAN DEMOKRASI Oleh

advertisement
Ir. I Made Rudita, S.Sn.,M.Fil.H. Hindu…
75
.
HINDU DAN DEMOKRASI
Oleh :
Ir. I Made Rudita, S.Sn.,M.Fil.H
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Bali
Abstract
Hinduism is a religion that up hold the principles of democracy, because it gives
freedom Hindu followers the choice way or the way to believe in God, according to his
conscience. Besides Hindu religion is very appreciate the difference and diversity, in line
with the motto of “Bhineka Tunggal Ika” that is the essence of Hinduism. Further more
Hindu always teach people to be critical and honest, which is in line with the attitude of
thinking of democracy.
Keywords : Hinduism, Diversity, Democracy.
Abstrak
Hindu adalah agama yang menjungjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi, karena
Hindu memberikan kebebasan umatnya utuk mimilih cara atau jalan untuk meyakini Tuhan,
sesuai dengan hati nuraninya. Disamping itu Hindu adalah agama yang sangat
menghargai perbedaan dan keanekaragaman, sejalan dengan semboyan “Bhineka Tunggal
Ika” yang juga merupakan intisari ajaran Hindu. Selanjutnya Hindu juga selalu
mengajarkan umatnya untuk bersikap kritis dan jujur, dimana sikap ini sejalan dengan
pemikiran demokrasi.
Kata Kunci : Hindu, Keanekaragaman, Demokrasi.
A. PENDAHULUAN
Dewasa ini hampir semua negara
negara.
Keyakinan
mengaku bahwa sistem politiknya adalah
rakyat
adalah
demokrasi.Hal
kewenangan
ini
mengandung
bahwa
dasar
kehendak
utama
bagi
pemerintah
untuk
pengertian bahwa rakyat diberikan posisi
menyelenggarakan suatu pemerintahan
penting dalam sistem ketatanegaraan.
sehingga
Disamping diletakkan pada posisi penting,
kokohnya sistem polotik demokrasi.
adalah
sebuah
keharusan.
menjadi
basis
bagi
Dari sudut terminologi tentang
maka dalam sistem demokrasi kedaulatan
rakyat
dapat
demokrasi,
banyak
sekali
difinisi
Demokarasi juga diyakini sebagai suatu
demokrasi yang dikemukan oleh beberapa
tolak ukur yang tidak terbantahkan bagi
ahli
keabsahan sistem politik dalam suatu
memberikan difinisi dari sudut pandang
politik
yang
masing-masing
Ir. I Made Rudita, S.Sn.,M.Fil.H. Hindu…
76
.
yang berbeda.Walaupun demikian ada
menghasilkan
satu pengertian mengenai demokrasi yang
kebijakan-kebijakan yang diarahkan untuk
dianggap
kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
paling
pengertian
popular
Lalu bagaimana hubungan antara
demokrasi yang dikemukakan pada tahun
Hindu dengan Demokrasi. Kalau dilihat
1863
sepintas memang terkesan tidak ada
mengatakan
ada.
antara
menjalankan
Pengertian
oleh
yang
di
dan
Abraham
Lincoln
demokrasi
yang
adalah
hubungan
antara
Hindu
dengan
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
Demokarasi.Hindu adalah sebuah agama
untuk rakyat (government of the people,
yang
by the people and for people)1.
hubungan manusia dengan Tuhannya,
Pemerintahan dari rakyat, hal ini
lebih
sedangkan
banyak
membicarakan
Demokrasi
lebih
banyak
sistem
mendapat mandat dari rakyat untuk
membicarakan hubungan manusia dengan
menyelengarakan pemerintahan. Rakyat
manusia lainnya.Sedangkan disatu sisi
adalah pemegang kedaulatan atau dengan
pengertian agama adalah suatu konsep
kata lain kekuasaan tertinggi dalam
dan aktivitas kompleks yang bermula dari
negara demokrasi adalah rakyat. Apabila
ekspresi
pemerintahan telah mendapat mandat dari
merespon aktivitas rohani yang berfungsi
rakyat untuk memimpin penyelenggaraan
sebagai
bernegara maka pemerintahan tersebut
keyakinan umat manusia terhadap Tuhan
adalah
pengertian
Yang Maha Kuasa.Agama Hindu adalah
pemerintahan oleh rakyat, ini berarti
agama yang tertua usianya, Agama Hindu
bahwa pemerintahan negara itu dijalankan
telah
oleh rakyat. Meskipun dalam prakteknya
terpanjang dan merupakan agama yang
yang
penyelenggaraan
pertama
kali
bernegara itu pemerintah, tapi orang-
Banyak
agama
orang yang duduk dalam pemerintah itu
Agama Hindu tetapi saat ini hanya
pada hakekatnya adalah wakil rakyat yang
dikenal namanya saja. Agama Hindu
telah dipilih dan mendapat kepercayaan
adalah agama misteri bagi alam semesta,
dari rakyat. Dan pengertian pemerintahan
ia dinyatakan sebagai agama paling tua
untuk rakyat ini berarti pemerintahan itu
tetapi masih eksis dengan penganutnya
Sedangkan
menjalankan
1
Winarno, 2013, Paradigma Baru
Pendidikan Kewarganegaraan, Bumi Aksara,
Jakarta, hal. 101.
yang
sebuah
berarti bahwa pemerintahan negara itu
sah.
politik
adalah
kebatinan
alat
melalui
manusia
untuk
lintasan
dikenal
yang
lebih dari 1 miliyar.
untuk
menghubungkan
sejarah
oleh
seusia
yang
manusia.
dengan
Ir. I Made Rudita, S.Sn.,M.Fil.H. Hindu…
77
.
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka penulis merasa penting untuk
jarang menimbulkan ketegangan bahkan
sampai terjadi perang.
membahas hubungan antara agama Hindu
Sesungguhnya berkaitan dengan
dengan sistem politik Demokorasi dan
agama dan kebenaran agama tidak perlu
mencoba mencari dalil-dalil dalam agama
ada klaim-klaim, sebab kebenaran itu
Hindu yang bisa membuktikan bahawa
tidak ada batasnya, tidak ada yang lebih
agama Hindu adalah agama yang selalu
tinggi dan tidak ada yang lebih rendah.
mengedepankan
Juga tidak perlu ada klaim kebenaran
prinsip-prinsip
Demokrasi.
agama
yang
kebenaran
lebih
sempurna
agama
yang
atau
kurang
lengkap.Agama dapat diibaratkan seperti
B. PEMBAHASAN
langit yang ditatap, ibarat oksigen yang
1.
Pluralitas Agama
Penafsiran
dihirup oleh manusia dan seluruh mahluk
umat
berbagama
hidup.Penamaan yang berbeda diberikan
terhadap ajaran agama sering seperti
kepada
menatap
hanyalah
langit
yang
ada
di
atas
agama
juga
sebuah
kepada
pembatasan
yang
kepalanya. Langit yang tertinggi pasti
disebabkan
yang dijunjungnya , sedangkan bagian
manusia.Pembatasan
langit yang lain tampak sangat rendah
dilakukan terhadap kebenaran, tetapi bisa
baginya. Mereka tidak pernah memahami
dirumuskan dengan pikiran yang terbatas.
bahwa langit itu hanya satu dan sama saja,
Ibarat samudra yang maha luas dapat
sedangkan tinggi rendahnya langit terjadi
diberi nama yang berbeda-beda, misalnya
karena
Samudra
keterbatasan
penglihatannya
oleh
Tuhan
Hindia,
keterbatasan
itu
tidak
Samudra
dapat
Fasifik,
sendiri. Itulah sebabnya sering didengar
Samudra Atlantik dan lain sebagainya.
para pemeluk agama mengklaim bahwa
Kebenaran juga dapat diibaratkan sebagai
agama yang dianutnya adalah agama yang
puncak gunung, dari bagian manapun
paling baik, paling benar, paling murni
manusia
yang berasal langsung dari Tuhan, atau
sampai di puncak tergantung dari upaya
kerap dikatakan sebagai agama yang
yang dilakukan oleh setiap orang. Hal ini
pewahyuan langsung dari Tuhan. Dampak
sangat jelas dinyatakan dalam Sloka
dari
Bhagavdgit2.
klaim-klaim
tersebut
sering
memanjatnya
akan
sampai
menimbulkan sikap eksklusif yang tidak
2
Mantra, 1990, Bhagawadgita, Upada
Sastra, Denpasar, hal. 65.
Ir. I Made Rudita, S.Sn.,M.Fil.H. Hindu…
78
.
ye yathā māṁ prapadyante tāṁs
tathaiva bhajāmy aham,
mama
vartmānuvartante
manuṣyāḥ pārtha sarvaśaḥ.
dengan prinsip-prinsip demokrasi yang
memberikan kebebasan kepada rakyat
untuk menentukan masa depannya sendiri.
Demikian pula dalam sloka Bhagavadgita
Bhagavadgita IV.11
yang lain dipertegas3 :
„Jalan manapun yang ditempuh
oleh manusia ke arah-Ku ,
semua Ku terima, (sebab) dari
mana pun mereka datang,
semuanya menuju jalan-Ku, wahai
Partha (Arjuna)‟
Berdasarkan Sloka Bhagavadgita
IV.11 secara tegas dikatakan bahwa
manusia
diberikan
kebebasan
untuk
memilih keyakinannya kepada Tuhan
sesuai dengan hati nuraninya. Dalam
Yo yo yāṁ yāṁ tanuṁ bhaktaḥ
śraddhayārcitum icchati,
tasya tasyācalāṁ śraddhāṁ tām
eva vidadhāmy aham.
Bhagavadgītā VII.21
„Apa pun bentuk kepercayaan
(agama) yang ingin dipeluk oleh penganut
agama,
aku
perlakukan
kepercayaan
mereka sama (karena itu) agar mereka
(umat beragama) tetap teguh (dalam
keimanannya) dan sejahtera‟
sloka ini menunjukkan sifat yang sangat
universal
dari
Gita
dan
Tuhan
Berdasarkan Sloka Bhagavadgita
VII.21
juga
mempertegas
memberikan anugrah kepada siapapun
kebebasan
yang mau mendekati Tuhan dengan
penganut agama untuk memilih bentuk
penyerahan
cara-
kepercayaan yang diyakini kebenarannya.
secara gamblang
Disamping itu dalam sloka ini dipertegas
juga dijelaskan bahwa semau keyakinan
pula tentang janji Tuhan yang akan
manusia akan menuju ke satu titik yaitu
memperlakuan semua kepercayaan dan
Tuhan itu sendiri. Tuhan juga tidak
keyakinan panganut agama itu sama, hal
mengikat
ini semata-maya dilakukan Tuhan agar
bhaktinya
caranya sendiri dan
diri
menurut
Beliau
yang
hanya
yang
tentang
menerima persembahan dari sekte-sekte
para
tertentu,
Tuhan
menjalankan
menurut
memperoleh
bahkan
menerima
sebaliknya
harapan-harapan
penganut
diberikan
agama
kepada
tetap
keyakinannya
kesejahteraan.
Jika
teguh
dan
kita
alamnya sendiri mulai dari mereka yang
kaitkan dengan prinsip-prinsip demokrasi
hanya
terlihat tidak hanya penganut agama
menggunakan
banten
sebagai
sarana persembahannya sampai mereka
(manusia)
yang
untuk memilih kepercayaan yang diyakini
sudah
mencapi
tingkatan
yang
bersamadhi. Bila kita kaitkan dengan
demokrasi maka hal ini sangat sejalan
3
Ibid, hal. 123.
diberikan
kebebasan
Ir. I Made Rudita, S.Sn.,M.Fil.H. Hindu…
79
.
kebenaranya tapi Tuhan sendiri bersikap
semboyan
sangat
diambil
demokratis
memperlakukan
semua
dengan
kepercayaan
penganut agama (manusia) adalah sama.
Bhineka
Tunggal
Ikayang
dari buka Sutasoma adalah
merupakan intisari dari ajaran Hindu.
Karena semboyan ini telah dipilih dan
diangkat menjadi lambang negara oleh
2.
Bhineka Tunggal Ika
para
Selain itu juga dinyatakan dalam
bukuSutasoma
pujangga
yang
Mpu
menunjukkan
beragama
pada
ini,
maka
pengertian kebhinekaan yang ada tidak
hanya sebatas perbedaan agama saja, tapi
untuk
diperluas meliputi juga perbedaan ras,
kehidupan
suku, bahasa, adat istiadat dan seni
Tantular,
waktu
Republik
oleh
dikemukan
kerukunan
pendiri
pemerintahan
budaya.
Perbedaan
adalah
warna
Hayam Wuruk di Kerajaan Majapahit
kehidupan yang alami, dan tidak perlu
pada pertengahan abag ke-14. Teks
dilenyapkan, tetapi dikelola agar tetap
aslinya berbunyi :
berada dalam persatuan, seperti indahnya
Shiwa tattva lawan
Buddhtattva tunggal, Bhineka Tunggal
warna-warni pelangi di angkasa .
Ika Tan Hana Dharma mangrwa yang
Telah banyak pakar memberikan
artinya„Dinyatakan dua hal yaitu Agama
pandangan atas isi kekawin Sutasoma.Ada
Shiwa dan Agama Buddha, demikian
yang menyebut sebagai hasil sinkretisasi,
konon dinyatakan tetapi apa yang berbeda
tetapi ada pula yang memandang sebagai
sedangkan
pencampuran antara ajaran Shiwa dengan
sesungguhnya
keduanya
adalah sama, karena Agama Buddha dan
ajaran
Agama Shiwa secara filsofis keduanya
mendifinisikan sinkretisme sebagai paham
adalah
(aliran) baru yang merupakan perpaduan
tunggal
(sama),
berbeda-beda
Budha.
tidak ada kebenaran ganda (dua).Sesanti
berbeda
ini
tentang
keseimbangan, dan sebagainya. Sejalan
keserasian ajaran Hindu dan Budha, serta
dengan pandangan Mpu Tantular, orang-
kerjasama
orang yang benar-benar religius tidak
antara
gambaran
kedua
umat
yang
bersangkutan4.
akan
Sebagai panganut Hindu kita patut
berbangga
4
dan
bersyukur
karena
Rindjin, 2012, Pendidikan Pancasila
Untuk Perguruan Tinggi, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, hal. 67.
pernah
(aliran)
ahli
dari
uantuk
paham
para
tetapi sesungguhnya hal itu adalah sama,
memberikan
beberapa
Ada
mencari
yang
keserasian,
beranggapan
hanya
agamanya saja yang benar. Orang-orang
yang agamais senantiasa menghormati
agama lain secara tulus, karena ia yakin
bahwa banyak jalan menuju Tuhan yang
Ir. I Made Rudita, S.Sn.,M.Fil.H. Hindu…
80
.
satu. Kebenaran itu tidak dapat diklaim
pengetahuan
oleh satu agama tertentu saja, serta sorga
menjadikan umat manusia semakin tampil
itu bukan lahan kavlingan milik nabi
elok
tertentu untuk para pengikutnya saja5.
dilaksanakan secara sadar dan suka rela
Sesungguhnya agama tidak perlu
membawa
keseragaman
indah.
dan
juga
Jika
akan
keragaman
sebagai sesuatu yang natural atau alamiah,
luar,
maka keragaman itu akan menambah rasa
tetapi yang terpenting adalah kesatuan
suka ria, gembira, dan bahagia. Tetapi,
dalam makna. Hal ini mengandung makna
akan terasa sangat berat sekali bila
bahwa bentuk luar dari agama bisa saja
memaksakan keseragaman dengan rasa
berbeda-beda, tetapi esensi di dalamnya
pertentangan. Dengan demikian dapat
adalah sama. Inilah yang terpenting dalam
ditarik
esensi pluralisme (pluralitas). Orang-
keseragaman tidak selalu berarti kesatuan,
orang yang dewasa secara spiritual akan
demikian
mampu menangkap esensi yang sama
keanekaragaman tidak selalu bermakna
dalam bentuk-bentuk yang berbeda, hanya
pertentangan.Jika kita kaitkan pemikiran
orang-orang yang masih kekanak-kanakan
diatas yang sangat menghargai perbedaan
dalam spiritual akan berselisih pada
dan keanekaragaman ternyata
bentuk
sejalan
pembungkus
bentuk
atau
rohani
lontong
dan
suatu
kesimpulan
pula
halnya
dengan
bahwa
dengan
sangat
prinsip-prinsip
pembungkus ketupat yang isi dan rasanya
demokarasi, yang pada hakekatnya juga
sama. Swami Vivekananda menyatakan
sangat
bahwa semua agama itu sama, yaitu sama-
keanekaragaman.
sama menghantarkan manusia menuju
hakekatnya prinsip demokarasi itu adalah
Tuhan
dan
memberikan kebebasan politik kepada
pelaksanaannya sesuai dengan tempat di
rakyat, dimana masing-masing rakyat juga
mana agama itu tumbuh dan berkembang.
mempunyai pilihan yang berbeda dalam
Oleh sebab itu, sesungguhnya kesatuan itu
rangka menyalurkan aspirasi politiknya.
yang
penampilan
menghargai
perbedaan
Dimana
dan
pada
bisa tercapai dalam keanekaragaman,
inilah
sesungguhnya
makna
kalimat
3.
Interpretasi Agama atau Nalar
Agama
Bhineka Tunggal Ika.Kesadaran terhadap
akan
Kebenaran yang diajarkan dalam
menjadikan manusia semakin kaya dalam
masing-masing agama adalah kebenaran
kesamaan
dalam
perbedaan
yang
sama.
Kebenaran
itu
menjadi
5
Suja, 2000, Titik Temu Iptek dan Agama
Hindu Tafsir Ilmiah Ajaran Veda, Pustaka Manik
Geni, Denpasar, hal. 5.
berbeda karena pandangan, pengalaman
Ir. I Made Rudita, S.Sn.,M.Fil.H. Hindu…
81
.
dan
penafsiran
Sebagaimana
yang
berbeda.
dalam
Sebagaimana
susastra Wrehaspati Tattwatentang kisah
menyatakan:
“Tiga Orang Buta yang sedang Meraba
yukti yuktam upadeyam wacanam
balakad api,
anyat trinam iva jywa api uktam
padma janma
Gajah”.
diilustrasikan
mengkritisi ajaran agama yang dianutnya.
Diceritakan
dalam
susastra
tersebut ada tiga orang buta yang ingin
mengenal gajah, kemudian kepada tiga
orang buta tersebut diberi kesempatan
untuk meraba gajah, selanjutnya setelah
mereka
meraba
kemudian
mereka
menceritakan bagaimana bentuk gajah itu.
Maharsi
Vasistha
„Walaupun kata-kata itu datang dari
seorang bocah kecil, tetapi jika katakatanya masuk akal, maka harus
diterima dan menolak kata-kata
yang tidak masuk akal walaupun
dinyatakan datang dari Yang
Kuasa‟.
Orang buta yang pertama memegang
Berdasarkan sloka diatas bila kita
belalai gajah lalu ia mengatakan bahwa
bentuk gajah itu seperti ular, kemudian
orang buta kedua memegang telinga gajah
lalu ia mengatakan bahwa gajah itu
seperti kipas. Selanjutnya orang buta yang
ketiga memegang kaki gajah lalu ia
mengatakan bahwa gajah itu seperti tiang.
Berdasarkan pengalaman ketiga orang
buta itu, kemudian timbul pertanyaan,
yaitu
apakah
mereka
salah
dalam
menyimpulkan
gajah?
Mereka
itu
kaitkan dengan pemikiran demokrasi
sangat tepat sekali, dimana rakyat sebagai
subjek
dan
sekaligus
sebagai
objek
demokrasi harus bersikap kritis dan
mampu menjadi pemilih yang cerdas
dalam
setiap
hajatan
berupa
pesta
demokrasi. Sikap kritis dari para pemilih
ini akan mampu menghasilkan output
yang berkwalitas pula. Disamping sikap
kritis,
dalam
suatu
hajatan
pesta
demokrasi diperlukan sikap jujur, baik
semuanya benar sesuai dengan apa yang
oleh penyelenggara demokarasi maupun
mereka
Bila
oleh para peserta yang ikut pesta hajatan
justru
demokrasi. Jika sikap jujur ini bisa
memahami
dilakukan dan dijaga konsistensinya mulai
kebutaannya. Bukankah umat beragama
dari proses awal sampai dengan proses
sering melakukan kekeliruan seperti apa
akhir suatu hajatan demokrasi maka
yang dilakukan oleh ketiga orang buta
slogan bahwa suara rakyat adalah suara
tersebut
Tuhan benar-benar bisa terwujud.
rasakan
direnungkan
karena
alami
kesalahan mereka,
mereka
?
atau
tidak
Semestinya
setiap
.
umat
beragama berani bersikap kritis untuk
Ir. I Made Rudita, S.Sn.,M.Fil.H. Hindu…
82
.
Sikap kritis dan jujur sangat
penting
dimiliki
umat
pikiranya untuk mengaanalisis apakah
beragama sebab sesungguhnya sikap kritis
memang benar ayat-ayat suci itu wahyu
dan jujur itu dapat menjauhkan manusia
Tuhan atau telah mendapatkan penafsiran
dari segala konflik. Manusia sebagai
dari penerima wahyunya dan penyebar
mahluk paling mulia yang dianugerahi
wahyu tersebut.Ataukah telah ditafsirkan
pikiran untuk membedakan mana yang
sesuai
baik dan mana yang buruk, namun kenapa
tertentu.Pemakaian
sekali
langsung pada rumusan ayat-ayat suci,
manusia
oleh
itu
setiap
(pikiran) harus senantiasa menggunakan
saling
menghancurkan karena
hancur-
fifnah agama.
dengan
barangkali
kepentingan
kalimat
dapat
dijadikan
tidak
awal
Kerap sekali ada kata-kata atau kalimat
pemikiran bahwa wahyu itu kemungkinan
yang
agama
tidak langsung disabdakan oleh Tuhan.
tertentu yang menyatakan bahwa hanya
Dengan berpikir, bersikap kritis secara
agama mereka sebagai agama wahyu
relatif seperti itu, maka seseorang akan
sedangkan agama lainnya adalah agama
berpikir dua kali untuk menghina agama
buatan
lain yang tidak dianutnya.
datang
dari
kelompok
manusia
budaya.Bagaimana
atau
agama
pengetahuan
yang
Setiap pemeluk agama semestinya
irasional seperti itu telah mencekoki
tidak perlu terlalu fanatik terhadap ayat-
pikiran
Penanaman
ayat suci yang ada pada kitab suci yang
pengetahuan irasional yang menyatakan
diyakini.Kebenaran itu tidak ada di kitab
bahwa ada dua agama, yaitu agama langit
suci, kebenaran itu tidak ada dalam kata-
dan agama bumi, atau agama wahyu dan
kata, tetapi kebenaran itu justru ada dalam
agama buatan manusia, hal tersebut
perbuatan.Kitab
sesungguhnya merupakan racun rohani
tentang
yang menciptakan manusia membeci
kebenaran,
manusia lainnya tanpa alasan yang cerdas.
mendapatkan kebenaran sesuai dengan
Secara spiritual penanaman kebencian
konsep ruang, waktu dan keadaan (desa,
kepada sesama manusia melalui cara
kala dan patra). Sesuatu akan bernilai
membenci ajaran agama lain yang tidak
benar apabila telah ada kesesuaian antara
dianut merupakan proses pembodohan
yang tersurat atau terucap dengan yang
yang paling berbahaya.
terlaksana. Sebelum diwujudkan dalam
manuisia
?
batasan
serta
suci
hanya
memuat
kebenaran,
ukuran
rambu-rambu
untuk
Oleh karena itu, setiap orang yang
tingkah laku, kebenaran itu tidak ada.
menyadari bahwa dirinya diberikan otak
Kebenaran itu realita, demikian pula
Ir. I Made Rudita, S.Sn.,M.Fil.H. Hindu…
83
.
kesalahan itu juga realita, oleh karena itu
sistematik hanya untuk menambah jumlah
umat beragama semestinya hidup dalam
umatnya dan bukan untuk menambah
realitas.
jumlah kebaikan di dunia. Secara spiritual
Sebagai contoh agar lebih mudah
seharusnya agama adalah pilihan bebas
memahaminya, bahwa seseorang tidak
yang ditentukan oleh karma wasana (garis
akan pernah merasakan betapa manisnya
karma) yang tidak lain adalah anugerah
rasa gula batu itu, hanya dengan cara
Tuhan.
terus-menerus mengatakan “gula batu itu
agama agar semua manusia dapat memilih
manis”
salah
walaupun diucapkan lebih dari
Tuhan
satunya
menyediakan
yang
sesuai
banyak
dengan
seribu kalipun, ia juga tidak pernah
tempramennya dan karakternya
merasakan
itu,
kemudian dijadikan sebagai petunjuk
cara mengunyah secarik
hidupnya.Inilah tingkat kesadaran yang
kertas yang berisi tulisan “gula batu itu
terpenting yang harus dimiliki oleh umat
manis”,
ia
manusia jika manusia berharap untuk
mengunyah secarik kertas yang berisi
menciptakan kedamaian antar sesama
tulisan “gula batu itu manis” , mka ia juga
umat manusia di muka bumi. Tanpa
tidak akan pernah merasakan manisnya
mengakui
gula batu itu. Satu-satunya cara yang
lainnya sebagai agama yang sama dengan
harus dilakukan agar
mengetahuirasa
agama yang dianutnya, maka selama itu
gula batu itu manis adalah dengan cara ia
tidak akan ada rasa damai dan tidak akan
telah betul-betul mengunyah gula batu itu.
pernah ada kejujuran di muka bumi.
Dewasa ini banyak ahli hukum
Setiap umat beragama harus jujur dan
manisnya
ataudengan
gula
seberapa
batu
banyakpun
dan menempatakan
tidak
ayat suci agamanya, tetapi dunia ini
kecilnya; umat manusia harus berani
sangat
yang
menyatakan bahwa yang benar itu adalah
menjangkau seluruh umat Tuhan. Masing-
benar dan yang salah itu salah. Selain itu
masing umat beragama hanya terpusat
senantiasa sadar untuk berubah dari
dengan
kesalahan sebagaimana mantram Veda
dengan
kegiatan
kebaikan
kebaikan
dalam
hati
kelompoknya sendiri, dan tidak jarang
menyatakan
berusaha menyeret umat agama lain yang
tamaso ma jyotir gama ya „dari yang tidak
sudah
dalam
benar tuntunlah kami kepada yang benar
kelompoknya tersebut. Konversi agama
dan dari kegelapan menuju cahaya yang
direncanakan dan dilaksanakan secara
terang benderang‟.
beragama
agar
masuk
:
kebenaran
agama
agama, ada yang hafal beratus-ratus ayatsepi
menghianati
yang
asato ma sadgamaya
Ir. I Made Rudita, S.Sn.,M.Fil.H. Hindu…
84
.
Tujuan akhir dari agama-agama
1.
Hindu
adalah
agama
yang
yang ada adalah penyatuan kembali para
menjungjung tinggi prinsip-prinsip
pengikutnya dengan Sang Maha Pencipta.
Demokrasi,
Dengan demikian inti agama adalah
memberikan kebebasan umatnya utuk
kesadaran spiritual yang di dalamnya
mimilih
terkandung unsur kebenaran, kebajikan
meyakini Tuhan, sesuai dengan hati
dan cinta kasih Tuhan yang universal.
nuraninya.
Pandangan
umat
beragama
2.
tertentu yang menganggap bahwa agama
kurang
memakai
orang-orang
yang
nalarnya
dalam
beragama.Pandangan seperti itu adalah
bibit
perpecahan,
yang
sejak
awal
semestinya tidak ditumbuh kembangkan.
Anggapan
yang
menyatakan
bahwa
jalan
untuk
perbedaan
dan
sejalan
dengan
keanekaragaman,
benar, paling baik, paling sempurna
pandangan
atau
Hindu
Hindu adalah agama yang sangat
menghargai
yang dianutnya adalah agama yang paling
adalah
cara
karena
semboyan Bhineka Tunggal Ika yang
juga merupakan intisari ajaran Hindu.
3.
Hindu adalah agama yang selalu
mengajarkan umatnya untuk bersikap
kritis dan jujur, dimana sikap ini
sejalan dengan pemikiran Demokrasi.
Tuhan hanya akan menerima perbuatan
dari umat beragama tertentu saja, serta
akan mengabaikan kebaikan dari umat
beragama
lain,
sesungguhnya
mengecilkan
“makna”
telah
Tuhan.
Sesungguhnya Tuhan itu bersifat Maha
Tahu, Maha Pengasih, Maha Penyayang
dan sifat-sifat Maha yang lainnya, tidak
layak
diklaim
oleh
umat
beragama
tertentu saja.
Berdasarkan uraian pembahasan di
maka
dapat
Buku
Mantra, 1990, Bhagawadgita, Upada
Sastra, Denpasar.
Rindjin,
2012, Pendidikan Pancasila
Untuk
Perguruan
Tunggi,
Gramedia
Pustaka
Utama,
Jakarta.
Suja, 2000, Titik Temu Iptek dan Agama
Hindu Tafsir Ilmiah Ajaran Veda,
Pustaka Manik Geni, Denpasar.
C. PENUTUP
atas,
DAFTAR PUSTAKA
diambil
kesimpulan sebagai berikut :
beberapa
Winarno, 2013,
Paradigma Baru
Pendidikan Kewarganegaraan,
Bumi Aksara, Jakarta.
Download