100 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER DI KELAS III SEMESTER I TAHUN 2015/2016 SDN 2 KEDUNGSIGIT KECAMATAN KARANGAN TRENGGALEK Oleh: Juminatun SDN 2 Kedungsigit, Karangan, Trenggalek Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa Kelas III SDN 2 Kedungsigit Kecamatan Karangan Trenggalek Tahun 2015/2016 Semester I pada mata pelajaran Matematika setelah guru menerapkan metode Numbered Heads Together. Penelitian Tindakan Kelas ini berlokasi di SDN 2 Kedungsigit Desa Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Waktu pelaksanaan penelitian adalah bulan September sampai dengan bulan Oktober 2015. Dan subyek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas III SDN 2 Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2015/2016 Semester I. Berdasarkan pada hasil pembahasan siklus I dan siklus II, kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini yaitu setelah guru menerapkan metode Numbered Heads Together ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas III SDN 2 Kedungsigit Kecamatan Karangan Trenggalek Tahun 2015/2016 Semester I pada mata pelajaran Matematika materi Perkalian Dan Pembagian Bilangan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya ketuntasan dan nilai siswa pada setiap hasil evaluasi. Mulai dari sebelum siklus persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 42,86%, pada siklus I meningkat menjadi 64,29%, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 100%. Dengan tercapainya ketuntasan belajar siswa, menunjukkan bahwa metode Numbered Heads Together dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas III SDN 2 Kedungsigit Kecamatan Karangan Trenggalek Tahun 2015/2016 Semester I pada mata pelajaran Matematika materi Perkalian Dan Pembagian Bilangan. Kata Kunci: Matematika, Metode Numbered Heads Together Hudojo (E.Suherman, 2003:8) mengemukakan definisi matematika yaitu ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif. Menurut James dan James mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya de ngan jumlah yang banyak terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Mata pelajaran matematika berperan penting dalam kehidupan manusia. Sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika, yaitu melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten, dan inkonsisten. Terbentuknya kemampuan siswa bernalar pada diri siswa tersebut tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis dan memiliki sifat objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Juminatun, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa... Menurut WS Winkel (1987) prestasi belajar adalah keberhasilan usaha yang dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazi mnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Djalal (1986) “prestasi belajar siswa adalah gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran”. Hamalik (2001) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu. Saifudin Azwar (1996) mengatakan prestasi belajar merupakan dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai raport, indeks prestasi studi, angka kelulusan dan predikat keberhasilan. Menurut Drs. H. Abu Ahmadi (1991) menjelaskan Pengertian Prestasi Belajar sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi). Disamping itu siswa memerlukan/ dan harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas (nilai raport/nilai test). Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang 101 telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif. Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran. Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar Matematika adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/ aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar Matematika. Prestasi Belajar adalah suatu hasil yang dicapai setelah ia melalui suatu proses belajar yang berwujud angka simbol-simbol yang menyatakan kemampuan siswa dalam suatu materi pelajaran tertentu. 102 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 Namun keadaan dilapangan ternyata masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Dari hasil pengamatan peneliti selama menjadi guru kelas III di SDN 2 Kedungsigit Kecamatan Karangan Trenggalek hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika cenderung rendah. Hal ini terbukti dari nilai siswa pada ujian semester masih banyak yang belum tuntas atau mendapat nilai di bawah KKM. Ini dapat terjadi karena berbagai alasan, salah satunya adalah metode pembelajaran yang diterapkan kurang sesuai dengan materi pelajaran sehingga siswa tidak tertarik dan merasa bosan. Dan jika permasalahan tersebut dibiarkan terus berlangsung tanpa adanya perbaikan jelas, maka akan merugikan guru maupun siswa. Kerugian bagi guru yaitu tidak tercapainya tujuan pembelajaran sedangkan siswa tidak memahami konsep sehingga indikator pembelajaran tidak tercapai. Akibatnya pencapaian KKM rendah. Melihat masalah tersebut di atas, peneliti merasa perlu untuk melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran yang baru. Metode pembelajaran yang melibatkan para siswa pembelajar untuk bekerja sama dalam belajar, dimana semua anggota kelompok bertanggung jawab bagi diri pembelajar sendiri. Dan metode pembelajaran yang sesuai adalah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), karena melalui metode ini siswa dapat terlibat aktif dan guru dapat mengecek pemahaman mereka terhadap isi dari pembelajaran. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu strategi model pembelajaran kooperatif yang menggunakan angka yang diletakkan diatas kepala dengan tujuan untuk memudahkan guru dalam mengeksplor aktifitas peserta didik dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Strategi ini pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. (Ibrahim, 2000). Ibrahim (2000) mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu: (a) Hasil belajar akademik stuktural; (b) Pengakuan adanya keragaman; (c) Pengembangan keterampilan sosial. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000), dengan tiga langkah yaitu: (a) Pembentukan kelompok; (b) Diskusi masalah; (c) Tukar jawaban antar kelompok Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT, meliputi: (1) Setiap peserta didik menjadi siap semua; (2) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh; (3) Peserta didik yang pandai dapat mengajari peserta didik yang kurang pandai; (4) Terjadinya interaksi yang tinggi antara peserta didik dalam menjawab soal; (5) Tidak ada peserta didik yang mendominasi dalam kelompok, karena adanya nomor yang membatasi. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT, meliputi: (1) Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama; (2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. Karena kemungkinan waktu yang terbatas. Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap peserta didik yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000) antara lain adalah: (a) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi; (b) Memperbaiki kehadiran; (c) Penerimaan terhadap individu Juminatun, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa... menjadi lebih besar; (d) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil; (e) Konflik antara pribadi berkurang; (f) Pemahaman yang lebih mendalam; (g) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi; (h) Hasil belajar lebih tinggi. METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas ini berlokasi di SDN 2 Kedungsigit Desa Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Waktu pelaksanaan penelitian adalah bulan September sampai dengan bulan Oktober 2015. Sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas III SDN 2 Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2015/2016 Semester I yang kelasnya berjumlah 14 siswa. Pada mata pelajaran matematika materi Perkalian Dan Pembagian Bilangan Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing meliputi: planning (perencanaan), action (pelaksanaan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus berikutnya. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas, pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan Metode NHT dalam proses belajar mengajar 103 Dalam penelitian ini langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti adalah: (1) Tahap Persiapan, meliputi: (a) Memilih materi yang sesuai dengan pelaksanaan penelitian; (b) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (c) Mempersiapkan instrument penelitian peneliti yang terdiri dari: Lembar pengamatan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran, Lembar pengamatan aktivitas siswa dalam menerima pembelajaran, Lembar evaluasi siswa. (2) Tahap Pelaksanaan, meliputi: (a) Proses Pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, metode yang digunakan adalah metode Numbered Heads Together selama proses pembelajaran akan dilakukan pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa selama mengikuti pelajaran dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT); (b) Pemberian soal. Pemberian Soal tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar Peserta didik dengan diterapkanya metode Numbered Heads Together (NHT). Pemberian soal pretest ini diberikan sebelum menggunakan metode pembelajaran ini diterapkan, sedangkan Pemberian soal post test diberikan sesudah menggunakan metode pembelajaran ini yang diterapkan. Didalam penelitian ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum (pretest) dan sesudah (post test) dari hasil pengukuran tes dilakukan sebelum treatment (pretest) diketahui meningkatkan prestasi belajar peserta didik (efek) dan pengamatan metode Numbered Heads Together (NHT). Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi, digunakan untuk observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk meningkatkan 104 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktifitas guru. Butirbutir observasi supervisi dan observasi terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh Tim peneliti; (2) Lembar Tes Tertulis, berupa tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dan uraian. Tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar setelah ada perubahan aktifitas saat proses pembelajaran Tes dilakukan tiap akhir siklus; (3) Dokumen Siswa, berupa catatan siswa saat proses pembelajaran. Dokumen ini diperlukan dengan asumsi bahwa dokumen siswa yang baik menunjukkan minat siswa yang tinggi terhadap bidang studi Matematika; (4) Lembar Angket, untuk mengukur minat belajar siswa, yang berisi beberapa pernyataan yang diharapkan dapat mengukur besarnya minat belajar siswa. Siswa diberikan memilih beberapa alternatif jawaban yang meliputi selalu, kadang-kadang, dan tidak pernah; (5) Daftar nilai, berisi kesimpulan angka yang menggambarkan perolehan hasil belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran Dalam kegiatan analisis data tersebut, akan didapatkan dua jenis data yaitu, data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil observasi yang dilakukan pada setiap tahap kegiatan, dan data kuantitatif berupa hasil belajar atau presentasi belajar yang didapatkan oleh siswa dalam melakukan proses pembelajaran dengan Pendekatan kontekstual. Teknis analisis data dalam penelitian ini, adalah analisis data kualitatif yang bersifat linier (mengalir) maupun bersifat sirkuler. Adapun teknik analisis data yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Pe- nelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan dan menyimpulkan. (2) mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan mengkategorikan dan pengklasifikasian, dan (3) menyimpulkan dan memverifikasi. Dari kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan terakhir dan selanjutnya diikuti kegiatan verifikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian. Untuk melihat kriteria penilaian dalam penelitian digunakan range sebagai berikut. Nilai 86-100 A (baik sekali) Nilai 76-85 B (baik) Nilai 60-75 C (cukup) Nilai 50-59 D (kurang) Nilai 0-49 E (kurang sekali) Dalam penelitian ini memfokuskan kriteria tingkat keberhasilan atau ketuntasan secara klasikal, suatu kelas telah tuntas belajar jika sekurang- kurangnya 85% siswa telah tuntas belajar dengan ketentuan nilainya ≥ 65. Sedangkan kriteria minat belajar siswa, peneliti tentukan sebagai berikut. 70 %-100% = Baik 41 %-69% = cukup 0 %-40% = kurang HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus Dari hasil pengamatan pra siklus dapat diketahui bahwa pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran masih kurang. Hal ini disebabkan karena metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih belum sesuai dengan materi pembelajaran, serta kurangnya pengetahuan guru terhadap metode pembelajaran yang efektif. Sebelum pelaksanaan siklus I, guru memberikan pre tes kepada siswa kelas III. Dan hasilnya dari 14 siswa yang tuntas Juminatun, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa... dalam belajar hanya 6 siswa atau 42,86% dan sisanya sebanyak 8 siswa atau 57,14 siswa masih belum tuntas dalam belajar. Dengan melihat rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika, maka peneliti akan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT). Siklus I Perencanaan Yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut: (1) Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dengan menggunakan Metode Numbered Heads Together (NHT); (2) Mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket minat siswa dan catatan lapangan; (3) Menyusun lembar tes evaluasi untuk siswa; (4) Membuat perangkat sistem penilaian. Pelaksanaan Pembelajaran matematika untuk siklus I dilaksanakan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut. Pertemuan pertama, meliputi: (1) Sebelum memulai pembelajaran guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdo’a bersama menurut kepercayaan masing-masing; (2) Guru memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi dan mengkondisikan siswa agar siap menerima pembelajaran; (3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menginformasikan metode pembelajaran yang akan digunakan; (4) Selanjutnya guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan diajarkan; (5) Setelah itu guru membagi siswa menjadi 5 105 kelompok; (6) Kemudian guru memberikan tugas untuk masing-masing kelompok; (7) Dan masing-masing kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya; (8) Selanjutnya guru memanggil salah satu nomor absen siswa dan siswa yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerjasama diskusi kelompoknya. Dan teman dari kelompok lain memberikan tanggapan; (9) Setelah selesai, guru memanggil nomor yang lainnya, dan begitu seterusnya; (10) Pembelajaran diakhiri dengan membuat kesimpulan bersama dan memberikan tugas individual untuk dikerjakan siswa. Pertemuan kedua, meliputi: (1) Guru memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi dan mengkondisikan siswa agar siap menerima pembelajaran; (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menginformasikan metode pembelajaran yang akan digunakan; (3) Selanjutnya guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan diajarkan; (4) Setelah itu guru membagi siswa menjadi 5 kelompok; (5) Kemudian guru memberikan tugas untuk masing-masing kelompok; (6) Dan masing-masing kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya; (7) Selanjutnya guru memanggil salah satu nomor absen siswa dan siswa yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerjasama diskusi kelompoknya. Dan teman dari kelompok lain memberikan tanggapan; (8) Setelah selesai, guru memanggil nomor yang lainnya, dan begitu seterusnya; (9) Pembelajaran diakhiri dengan membuat kesimpulan bersama dan memberikan tugas individual untuk dikerjakan siswa. 106 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 Pengamatan Hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh kolaborator penelitian adalah sebagai berikut. 1. Hasil observasi aktivitas guru Pada siklus I ini guru sudah dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pelajaran, guru juga membantu siswa pada saat melakukan diskusi kelompok dan membimbing siswa jika ada yang mengalami kesulitan, dan pada akhir pembelajaran guru memberikan tes evaluasi untuk mengetahui pemahamn siswa terhadap materi pelajaran. Sehingga pada siklus I ini guru mendapatkan persentase rata-rata sebesar 58,75%. 2. Hasil observasi aktivitas siswa Setelah pertemuan kedua siswa sudah menunjukkan perkembangan yang lebih baik, yaitu siswa sudah lebih aktif dalam bekerja sama dengan anggota kelompoknya, siswa juga memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, selain itu siswa juga sudah berani untuk menjawab pertanyaan dari guru, siswa juga selalu menjawab pertanyaan dari guru. Sehingga persentase rata-rata yang didapatkan oleh siswa adalah 59,72%. 3. Hasil Tes Akhir Hasil tes evaluasi siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika materi Perkalian Dan Pembagian Bilangan dengan menggunakan Metode Numbered Heads Together pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I No Indikator 1 2 3 4 5 6 Melaksanakan Pembelajaran sesuai dengan RPP Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran Menjelaskan materi pelajaran kepada siswa Mengamati siswa saat mengerjakan tugas kelompok Guru memberikan perhatian kepada siswa secara merata Membantu siswa yang mengalami kesulitan Guru mengunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung Guru memberikan pertanyaan yang relevan Guru dan siswa menyimpulkan hasil kelompok Melaksanakan tes 7 8 9 10 Jumlah Persentase Rata-rata Skor P1 3 2 2 3 3 2 P2 2 2 3 2 2 2 Jumlah 5 4 5 5 5 4 3 2 5 2 2 2 3 2 3 5 4 5 47 58.75% Tabel 2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I No Indikator 1 Memperhatikan penjelasan dan instruksi dari guru 2 Mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh 3 Aktif bekerja sama dalam kelompok 4 Menunjukkan sikap ingin tahu dengan mengajukan pertanyaan kepada guru atau teman 5 Menjawab pertanyaan dari guru 6 Ketepatan jawaban yang diberikan oleh siswa 7 Melaporkan hasil diskusi kelompok 8 Memberikan tanggapan dari jawaban teman 9 Menyelesaikan tugas tepat waktu Jumlah Persentase Rata-rata P1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 Skor P2 Jumlah 2 5 3 5 3 5 3 5 3 5 2 4 3 5 2 4 3 5 43 59.72% Juminatun, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa... 107 Tabel 3 Nilai Evaluasi Siswa Pada Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Jumlah Rata-Rata Nama Siswa Anggi Dwi Febriyanti Bekti Wardana Dika Bagas Saputra Edwin Gusti Ramadani Firyaal Aliska Mufilazah Ibra Putrandia Johar Ilhami M. Akmal Febri Ansyah Nurrokip Niha Hafis Lusianindi Putri Lestari Rosida Rahmatul Jumroh Seto Baru Nur Cahyo Mayawi Retno Sari Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa sudah mengalami peningkatan, jika sebelum siklus siswa yang tuntas belajar ada 6 siswa, tapi setelah guru melaksanakan pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode Numbered Heads Together siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi sebanyak 9 siswa (64,29%) dengan nilai rata-rata 70,71. Refleksi Karena pada siklus I ini masih ditemui kendala maka prestasi belajar siswa menjadi tidak maksimal. Hal ini terlihat dari ketuntasan belajar siswa yang hanya mencapai 64,29% dari 85%, maka dari itu perlu adanya perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siklus selanjutnya atau siklus II. Siklus Kedua Perencanaan Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II secara garis besar sama dengan siklus I, hanya saja pada siklus II ditambah dengan rencana perbaikan untuk mengatasi kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I. Penambahan rencana per- Nilai 70 60 80 70 60 80 70 60 90 80 60 80 60 70 990 70.71 Tuntas T Ketuntasan Tidak Tuntas TT T T TT T T TT T T TT T TT T 9 64.29 5 35.71 baikan tindakan adalah meningkatkan pemahaman siswa dengan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan keaktifan siswa. Adapun Rencana pembelajarannya adalah sebagai berikut: (a) Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dengan menggunakan Metode Numbered Heads Together (NHT); (b) Mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket minat siswa dan catatan lapangan; (c) Menyusun lembar evaluasi untuk menguji siswa; (d) Membuat perangkat sistem penilaian. Pelaksanaan Pelaksanaan Pembelajaran matematika dengan menggunakan Metode Numbered Heads Together untuk siklus II dilaksanakan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: Pertemuan pertama, meliputi: (1) Sebelum memulai pembelajaran guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdo’a bersama menurut kepercayaan masing-masing; (2) Guru memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi dan mengkondisikan siswa agar siap menerima 108 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 pembelajaran; (3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menginformasikan metode pembelajaran yang akan digunakan; (4) Selanjutnya guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan diajarkan; (5) Setelah itu guru membagi siswa menjadi 5 kelompok; (6) Kemudian guru memberikan tugas untuk masingmasing kelompok; (7) Dan masing-masing kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya; (8) Selanjutnya guru memanggil salah satu nomor absen siswa dan siswa yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerjasama diskusi kelompoknya. Dan teman dari kelompok lain memberikan tanggapan; (9) Setelah selesai, guru memanggil nomor yang lainnya, dan begitu seterusnya; (10) Pembelajaran diakhiri dengan membuat kesimpulan bersama dan memberikan tugas individual untuk dikerjakan siswa. Pertemuan kedua, meliputi: (1) Guru memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi dan mengkondisikan siswa agar siap menerima pembelajaran; (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menginformasikan metode pembelajaran yang akan digunakan; (3) Selanjutnya guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan diajarkan; (4) Setelah itu guru membagi siswa menjadi 5 kelompok; (5) Kemudian guru memberikan tugas untuk masing-masing kelompok; (6) Dan masingmasing kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya; (7) Selanjutnya guru memanggil salah satu nomor absen siswa dan siswa yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerjasama diskusi kelompoknya. Dan teman dari kelompok lain memberikan tanggapan; (8) Setelah selesai, guru memanggil nomor yang lainnya, dan begitu seterusnya; (9) Pembelajaran diakhiri dengan membuat kesimpulan bersama dan memberikan tugas individual untuk dikerjakan siswa. Pengamatan Hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh kolaborator penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut. 1. Hasil observasi aktivitas guru Pada siklus II ini guru terlihat sudah mampu menerapkan metode Numbered Heads Together dalam pembelajaran Matematika, sehingga persentase rata-rata yang diperoleh guru adalah 88,75%. Tabel 4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Skor No Indikator P1 P2 Jumlah Melaksanakan Pembelajaran 1 3 4 7 sesuai dengan RPP Mengkomunikasikan tujuan 2 3 3 6 pembelajaran Menjelaskan materi pelajaran 3 3 4 7 kepada siswa Mengamati siswa saat 4 4 3 7 mengerjakan tugas kelompok Guru memberikan perhatian 5 4 3 7 kepada siswa secara merata Membantu siswa yang 6 4 4 8 mengalami kesulitan Guru mengunakan bahasa 7 yang komunikatif saat proses 4 3 7 proses belajar berlangsung Guru memberikan pertanyaan 8 3 4 7 yang relevan Guru dan siswa menyimpulkan 9 4 3 7 hasil kelompok 10 Melaksanakan tes 4 4 8 Jumlah 71 Persentase Rata-rata 88.75% 2. Hasil observasi aktivitas siswa Dengan meningkatnya aktifitas guru, maka aktivitas siswa pada siklus II ini juga ikut mengalami peningkatan. Hal ini membuktikan bahwa siswa juga dapat menerima Juminatun, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa... dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode Numbered Heads Together. Sehingga rata-rata persentase yang diperoleh siswa sebesar 90,28%. 3. Hasil Tes Akhir Setelah guru melaksanakan pembelajaran Matematika materi Perkalian Dan Pembagian Bilangan dengan menggunakan Metode Numbered Heads Together, pada akhir siklus II guru memberikan tes evaluasi dan berikut ini nilai hasil tes evaluasi siswa Kelas III SDN 2 Kedungsigit Tahun 2015/2016 Semester I. Jika dibandingkan dengan ketuntasan pada siklus I yang hanya 64,29%, pada siklus II ini ketuntasan belajar siswa terlihat sudah mengalami peningkatan menjadi 100% atau 14 siswa Kelas III sudah dapat dikatakan tuntas dalam belajar Matematika materi Perkalian Dan Pembagian Bilangan dengan menggunakan Metode Numbered Heads Together. Tabel 5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Siklus I No Indikator P1 P2 Jumlah Memperhatikan penjelasan 1 4 4 8 dan instruksi dari guru Mengerjakan tugas yang 2 diberikan guru dengan 4 4 8 sungguh-sungguh Aktif bekerja sama dalam 3 4 3 7 kelompok Menunjukkan sikap ingin tahu dengan mengajukan 4 3 4 7 pertanyaan kepada guru atau teman Menjawab pertanyaan dari 5 4 3 7 guru Ketepatan jawaban yang 6 4 3 7 diberikan oleh siswa Melaporkan hasil diskusi 7 3 4 7 kelompok Memberikan tanggapan dari 8 3 4 7 jawaban teman Menyelesaikan tugas tepat 9 4 3 7 waktu Jumlah 65 Persentase Rata-rata 90.28% 109 Tabel 6 Nilai Evaluasi Siswa Pada Siklus II Ketuntasan No Nama Siswa Nilai Tunta Tidak . s Tuntas 1. Anggi Dwi Febriyanti 90 T 2. Bekti Wardana 100 T 3. Dika Bagas Saputra 80 T Edwin Gusti 4. 100 T Ramadani Firyaal Aliska 5. 90 T Mufilazah 6. Ibra Putrandia 70 T 7. Johar Ilhami 100 T M. Akmal Febri 8. 90 T Ansyah 9. Nurrokip 100 T 10 Niha Hafis Lusianindi 80 T . 11 Putri Lestari 100 T . 12 Rosida Rahmatul 80 T . Jumroh 13 Seto Baru Nur Cahyo 90 T . 14 Mayawi Retno Sari 100 T . 127 Jumlah 14 0 0 90.7 100.0 Rata-Rata 0.00 1 0 Refleksi Dengan teratasinya kendala yang muncul pada siklus I, maka persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan menjadi sebesar 100% dapat tercapai sedangkan untuk nilai rata-rata pada siklus ke II juga mengalami peningkatan menjadi sebesar 90,71. Untuk itu tidak diperlukan lagi perbaikan tindakan pada siklus selanjutnya. Aktivitas Pembelajaran Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh kolaborataor penelitian terhadap aktivitas guru dan siswa selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar matematika dengan menggunakan metode Numbered Heads Together menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari siklus I & siklus II. 110 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 Pada siklus I persentase rata-rata yang diperoleh guru sebesar 58,75% dan meningkat pada siklus II menjadi 88,75%. Dari hasil pada siklus II dapat diketahui bahwa guru telah mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Numbered Heads Together. Dengan meningkatnya aktivitas guru, maka diikuti dengan aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, jika pada siklus I siswa mendapatkan persentase sebesar 59,72%, maka pada siklus II meningkat menjadi 90,28%. Dan hal ini membuktikan bahwa metode Numbered Heads Together mampu diterapkan dan diterima dengan baik di Kelas III SDN 2 Kedungsigit pada mata pelajaran Matematika materi Perkalian Dan Pembagian Bilangan. Berikut ini grafik perbandingan aktivitas guru dan siswa di Kelas III SDN 2 Kedungsigit Tahun 2015/2016 Semester I. Prestasi Belajar Siswa Dari hasil pelaksanaan pembelajaran Siklus I dan Siklus I dapat diketahui bahwa pembelajaran matematika materi Perkalian Dan Pembagian Bilangan dengan menggunakan metode Numbered Heads Together dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas III SDN 2 Kedungsigit Tahun Pelajaran 2015/2016 Semester I. Gambar 1 Perbandingan Aktivitas Belajar Di Kelas III Gambar 2 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas III Juminatun, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa... Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya ketuntasan dan nilai siswa pada setiap hasil evaluasi. Mulai dari sebelum siklus persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 42,86%, pada siklus I meningkat menjadi 64,29%, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 100%. Dengan tercapainya ketuntasan belajar siswa, menunjukkan bahwa metode Numbered Heads Together dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas III SDN 2 Kedungsigit Kecamatan Karangan Trenggalek Tahun 2015/2016 Semester I pada mata pelajaran Matematika materi Perkalian Dan Pembagian Bilangan. Berikut ini grafik perkembangan prestasi belajar siswa Kelas III SDN 2 Kedungsigit pada mata pelajaran Matematika mulai dari sebelum siklus hingga siklus II. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan siklus I dan siklus II, kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini yaitu setelah guru menerapkan metode Numbered Heads Together ternyata dapat meningkatkan prestasi 111 belajar siswa Kelas III SDN 2 Kedungsigit Kecamatan Karangan Trenggalek Tahun 2015/2016 Semester I pada mata pelajaran Matematika materi Perkalian dan Pembagian Bilangan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai siswa pada setiap hasil evaluasi. Mulai dari sebelum siklus nilai ratarata yang diperoleh siswa sebesar 62,86 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 42,86%, pada siklus I mengalami peningkatan sehingga nilai rata-rata siswa menjadi 70,71 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 64,29%, dan pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi: 90,71 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 100%. Saran Dengan menggunakan metode Numbered Heads Together dalam pembelajaran Matematika yang telah diuraikan di atas, maka siswa harus sering mengerjakan soalsoal yang berhubungan dengan Perkalian Dan Pembagian Bilangan. Pihak perpustakaan sekolah agar mengusahakan keberadaan buku-buku bacaan populer yang ada sangkut pautnya dengan Matematika, sehingga menambah sumber belajar siswa. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Abu, & Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Saifudin Azwar. 1996. Pengantar Psikologi Intelegensi. Jogyakarta: Pustaka Pelajar. Djalal, MF. 1986. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Asing. Malang: P3T IKIP Malang Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: University Press. Winkel, WS 1987. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.