MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK Pada materi Struktur Atom Hidrogen sudah kita pelajari tentang Teori Atom Bohr, dimana lintasan elektron pada atom Hidrogen berbentuk lingkaran. Namun ternyata Teori Atom bohr ini tidak dapat menjelaskan untuk atom yang memiliki elektron lebih dari satu ( atom berelektron banyak ). Beberapa hal yang tidak dapat di jelaskan oleh Model Atom Bohr ( kelemahan Model Atom Bohr ) adalah : Model atom Bohr tidak dapat menjelaskan : 1. Struktur atom komplek 2. Struktur halus dari tingkat tingkat energi atom komplek 3. Perbedaan intensitas spektrum atom berelektron banyak 4. Adanya Efek Zeeman, yaitu terpecahnya garis spektrum jika atom berada dalam medan magnetik. Kebenaran Kuantisasi Momentum Sudut oleh Bohr Dijelaskan oleh De Broglie melalui konsep Gelombang Partikel : Jika Cahaya (Gelombang) dapat menunjukkan gejala partikel (Effek Foto listrik, Efek Compton), maka partikel (elektron), juga dapat menunjukkan gejala gelombang.” Gelombang yang dihasilkan dari partikel memenuhi persamaan : h p dengan p = m.v (momentum) sehingga h m.v Kebenaran Hipotesa De Broglie diuji oleh Davisson – Germer dan G.P Thomson dengan cara : Menembakkan elektron (partikel) pada pelat sangat tipis dari nikel, ternyata di belakang pelat yang dipasang layar menunjukkan adanya gejala gelombang yaitu terjadi pola difraksi Ini membuktikan bahwa partikel (elektron) dapat menunjukkan sifat gelombang, dengan panjang gelombang sesuai dengan perkiraan de Broglie. Uji coba yang sama di lakukan oleh Ilmuwan lain seperti G.P Thomson dengan menembakkan elektron pada foil foil emas sangat tipis. Uji coba berikutnya dilakukan dengan menembakkan atom helium, hidrogen dan netron, dengan hasil yang sangat meyakinkan dengan menembakkan sinar – X pada pelat tipis Keadaan Stasioner elektron di dalam atom diidentikkan dengan : Gelombang Stasinoer ujung terikat yang hanya memiliki keadaan resonansi tertentu (Lihat Dawai sebagai sumber bunyi). Gelombang elektron diidentikkan dawai yang dibengkokkan membentuk lingkaran mengelilingi inti atom. Keadaan stasioner elektron dengan panjang gelombang dan momentum sudut tertentu, identik dengan keadaan resonansi dari gelombang pada dawai. Dalam gelombang stasioner berlaku : Dengan : L = panjang dawai n = bilangan bulat positif 2.L = n. Orbit Stasioner Bohr harus memenuhi nilai sehingga : n. sama dengan keliling lingkaran orbit stasioner, n. = 2..r Jika persamaan tersebut digabungkan dengan persamaan de Broglie untuk gelombang, akan diperoleh : h m.v.r n. Ini sesuai dengan perkiraan Bohr 2. Diilhami dengan teori Gelombang-Partikel de Broglie, Heisenberg menyatakan bahwa “ Tidak mungkin kita mengetahui posisi partikel secara teliti dan momentum partikel secara teliti pada waktu yang bersamaan. Pernyataan ini dikenal dengan “ Ketidakpastian Heisenberg” 1 Karena elektron didalam atom selalu bergerak, sesuai dengan Ketidakpastian Heisenberg, maka posisi dan momentum elektron tidak dapat ditentukan secara teliti bersamaan, yang dapat ditentukan adalah Orbital dari elektron, yaitu daerah kebolehjadian terbesar untuk menemukan elektron. Dengan ide de Broglie bahwa partikel kecil dapat dijelaskan secara gelombang, Schrodinger mengaplikasikan ide tersebut untuk menjelaskan sifat elektron dalam atom Hidrogen, dengan persamaan Schrodinger, yang menyimpulkan : 1. Gelombang elektron dapat dijelaskan oleh suatu fungsi matematik yang memberikan amplitudo gelombang pada titik apa saja dalam ruang yang dikenal dengan “Fungsi Gelombang” Schodinger () (Psi). 2. Kuadrat fungsi gelombang 2 memberikan peluang menyatakan secra tepat di mana lokasi elektron jika elektron dipandang sebagai gelombang. 3. Ada banyak fugnsi gelombang yang deskripsi gelombang elektronnya dalam atom dapat diterima. Setiap fungsi gelombang ini dikarakteristikkan oleh sekumpulan bilangan bilangan kuantum. Untuk menjelaskan Atom berelektron banyak kita gunakan suatu bilangan yang disebut “ Bilangan Kuantum “, yang terdiri dari 4 Bilangan kuantum yaitu : 1. Bilangan Kuantum Utama ( n ) 2. Bilangan Kuantum Azimut ( Orbital ) ( l ) 3. Bilangan Kuantum Magnetik ( ml ) 4. Bilangan Kuantum Spin ( ms ) 1. Bilangan Kuantum Utama : Bilangan ini berfungsi : a. Menentukan letak elektron di dalam kulit atom, dimana : Bil. Kuantum ( n ) 1 2 3 4 5 6 …… Kulit K L M N O P …… b. Menentukan tingkat energi elektron dalam kulit atom, dimana : 13,6 En ev n2 Untuk ion ion yang memiliki satu elektron seperti He+, Li2+, dan Be3+, persamaannya diubah menjadi : 13,6.Z 2 dengan Z = nomor atom En ev n2 c. Menentukan jumlah elektron dalam kulit atom, dimana : dengan n = bil. Kuantum utama elektron 2.n 2 2. Bilangan Kuantum Orbital ( Azimut ) ( l ) Bilangan ini bernilai : l = 0,1,2,3, …… ( n – 1 ) dengan : n = bilangan kuantum utama Bilangan ini berfungsi, diantaranya : a. Menentukan besar momentum sudut elektron, dengan rumus : h dengan L l(l 1). 2. h = konstanta planck l = bilangan kuantum azimut L = Momentum sudut elektron Karena Momentum sudut adalah Besaran vector, maka arah momentum sudut dinyatakan dengan “ Kaidah Genggaman Tangan Kanan “, dimana : Arah lipatan empat jari tangan menunjukkan arah putaran elektron Arah Ibu jari menunjukkan arah Momentum sudut elektron. L 2 b. Menentukan bentuk orbit elektron, dimana makin kecil bilangan kuantum orbital ( l = 0 ) orbitnya berbentuk ellips yang sangat pipih, dan makin besar bilangan kuantum orbital ellipsnya makin besar, sampai pada bilangan kuantum orbital terbesar lintasan elektron berbentuk lingkaran. l = 3 ( terbesar ) l=2 l=1 l=0 c. Menentukan sub kulit dalam kulit atom, dimana : Bil. Kuantum Azimut ( l ) 0 1 2 Nama Sub Kulit s p d 3 f 4 g 5 h …… …… 3. Bilangan Kuantum Magnetik ( ml ) : Bilangan ini memiliki nilai : ml = - l, ………, 0 , …………, + l dengan l = bil. kuantum orbital contoh : untuk l = 2, maka : ml = -2 , -1 , 0 , 1 , 2 Bilangan Kuantum ini berfungsi diantaranya : a. Menentukan jumlah orbital dalam sub kulit dengan rumus yaitu orbital = ( 2.l + 1 ) Contoh : untuk l = 2 diatas terdiri dari 5 orbital Jadi, nilai 5 tersebut sama dengan jumlah bilangan kuantum magnetic. b. Menentukan Komponen Momentum sudut elektron Menurut Schrodinger, Komponen momentum sudut elektron pada sumbu x dan y besarnya bebas, tetapi komponen momentum sudut pada sumbu – z memiliki nilai tertentu yang terkuantisasi dengan persamaan : Lz = ml. h Dengan Lz = Komponen momentum sudut pada sumbu – z ml = bil. Kuantum magnetic. Contoh Visualisasi Momentum sudut elektron : Misal elektron berada pada n = 3 Maka kemungkinan nilai l = 0, 1 , 2 , Untuk l = 2, maka diperoleh : ml = -2, -1 ,0 , 1 , 2 sehingga : Hubungan ini dilukiskan : Lz L = 6. h +2. h L = 6 Dan : ml = 2 ml = 1 ml = 0 ml = -1 ml = - 2 berlaku berlaku berlaku berlaku berlaku Lz = 2.h Lz = 1.h Lz = 0 Lz = -.h Lz=- 2.h +1. h L = 6 0 -1. h L = 6 L = 6 -2. h L = 6 Dengan tertentunya nilai Lz maka orbit elektron pun akan memiliki kemiringan tertentu yang selalu tegak lurus dengan arah momentum sudutnya ( lihat aturan di atas ). Sebagai contoh untuk nilai L z , dari kulit n = 3 dan l = 2 diperoleh : Besarnya sudut dicari dengan menggunakan Fungsi Cosinus, dimana : L = 6.h L L atau Cos z Cos 1 z L L Sudut dihitung dari nilai Lz (+) searah jarum jam. Lintasan elektron 3 4. Bilangan Kuantum Spin ( ms) Bilangan kuantum spin berhubungan dengan arah rotasi elektron di dalam lintasannya, yang disebabkan oleh momentum sudut intrinsic, yaitu momentum sudut akibat rotasi elektron itu sendiri, ada dua arah rotasi elektron yaitu searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam, sehingga ada dua nilai yang menyatakan arah rotasi elektron yaitu : ms = ½ Spin + ½ Spin – ½ dimana : ms = + ½ , jika arah spin elektron ke atas ( rotasi elektron berlawanan jarum jam ) ms = - ½ , jika arah spin elektron kebawah ( rotasi elektron searah jarum jam ) CONFIGURASI ELEKTRON : Menunjukkan letak elektron di dalam suatu atom Aturan penentuan Configurasi Elektron digunakan : 1. Diurutkan berdasarkan Tingkat Energi nya menurut aturan Auf Bau : Elektron akan menempati posisi di dalam kulit / sub kulit dari tingkat energi yang paling rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p. 2. Menggunakan Azas Larangan Pauli : Tidak mungkin di dalam atom yang sama terdapat elektron yang memiliki ke empat empat bilangan kuantumnya sama. 3. Menggunakan aturan Hund Elektron akan mengisi orbital dengan arah tegak sampai seluruh orbital terisi penuh baru arah ke bawah mengisi dari awal ( tingkat energi yang paling rendah ). Contoh : Salah Benar 4. Menggunakan Aturan Penuh – Setengah Penuh : Atom akan berada dalam keadaan stabil jika memiliki orbital yang terisi penuh atau setengah penuh sehingga untuk atom atom tertentu akan membentuk orbital setengah penuh agar berada dalam keadaan stabil. Contohnya : 5 4s1 dan bukan [Ar] 3.d4 4s2 24Cr : [Ar] 3d 10 1 9 2 29Cu : [Ar] 3d 4s dan bukan [Ar] 3d 4s Spektrum Emisi dan Absorbsi Jika kita panaskan sebuah benda sampai pada suhu yang tinggi kita akan melihat benda tersebut berpijar dengan warna tertentu. Untuk mengetahui berapa banyak warna yang dihasilkan oleh benda berpijar tersebut diperlukan alat yang dapat menguraikan warna tersebut menjadi warna warna monokromatik. Alat ini biasanya terbuat dari prisma dan disebut dengan Spektroskope. Warna yang kita lihat langsung dari benda yang berpijar disebut dengan Spektrum Emisi / Spektrum Pancar. Perhatikan bagan di bawah ini ! Spektrum Emisi : 1. Spektrum Kontinyu ( Bersambung) Dihasilkan oleh zat padat yang berpijar 2. Spektrum Diskontinyu Dihasilkan oleh atom-atom gas bertekanan rendah Spektrum Garis Spektrum Pita Spektrum Spektrum Absorbsi (Serap) 4 Keterangan : Spektrum Emisi : Spektrum ( sederetan warna cahaya yang tersusun secara teratur ) yang dihasilkan jika sebuah benda / zat berpijar. Warna warna yang dipancarkan diperoleh dari elektron dalam atom zat yang mengalami transisi (exitasi) ke tingkat energi yang lebih tinggi, dan elektron cenderung untuk kembali ke keadaan dasar, sambil memancarkan energi berupa foton. Jika foton berada pada panjang gelombang cahaya tampak, maka terlihat warna warni cahaya dari benda yang berpijar. Spektrum Emisi dicirikan dengan garis garis berwarna dengan latar belakang hitam Transisi elektron pada atom berelektron banyak Elektron elektron yang berada dalam kulit yang sama tetapi memiliki sub kulit yang berbeda akan memiliki tingkat energi yang berbeda. Untuk kemungkinan transisi elektron pada atom berleektron banyak, menurut persamaan Schrodinger, dinyatakan : Transisi yang berpeluang besar untuk terjadi adalah yang mengubah nilai l ( bil. Kuantum orbital / azimuth) sebanyak satu satuan. l = ± 1 Spektrum Serap : Sepktrum yang dihasilkan jika spektrum pancar melewati zat tertentu, sehingga kehilangan sebagian warnanya karena terserap oleh zat tersebut. Spektrum Serap dicirikan berupa garis garis gelap dengan latar belakang garis terang. Tidak ada dua atom berbeda yang menghasilkan spektrum emisi garis yang sama, sehingga ini dapat digunakan untuk menunjukkan adanya unsure-unsur tertentu dalam contoh bahan yang menghasilkan spektrum garis. Energi Ionisasi dan Afinitas elektron : Energi Ionisasi adalah Energi yang diperlukan untuk melepaskan sebuah elektron pada kulit terluar dalam atom dalam keadaan gas. Dimana : Dalam satu golongan, jika kita bergerak dari atas ke bawah, energi Ionisasi semakin kecil, karena bilangan kuantum utama (n) semakin besar, sehingga jarak antara proton-proton dalam inti dengan elektron terluar semakin bertambah, sehingga gaya ikat inti semakin lemah. Dalam satu Perioda, jiak kita bergerak dari kiri ke kanan, energi Ionisasi makin bertambah, karena bertambhanya muatan inti, sehingga gaya ikat antara inti dengan elektron terluar bertambah besar. Afinitas Elektron adalah energi yang dibebaskan oleh atom pada saat atom menerima elektron dari luar untuk membentuk ion negative. Afiniotas elektron bertanda negative, dimana semakin besar nilai negatifnya semakin mudah atom untuk membentuk ion negative. 5