MODUL PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN 2 Strategi Wirausaha Menghadapi Lingkungan kompetisi baru Fakultas Program Studi Ilmu Komputer Sistem Informatika Tatap Muka 12 Kode MK Disusun Oleh Julius Nursyamsi, SE., MM. Abstract Kompetensi Lingkungan kompetisi baru telah berubah dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh perubahan dan perkembangan yang terus meningkat, jadi dibutuhkan pemahaman dan penerapan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis Mahasiswa dapat memahami : Perubahan lingkungan kompetisi Faktor pendorang lingkungan kompetisi Karakteristik persaingan baru Strategi menghadapi kompetisi baru Pendahuluan Perubahan dan perkembangan lingkungan bisnis, perlu menjadi perhatian dan harus dikaji dengan lebih disiplin, agar setiap keputusan dalam bisnis dan usaha industri kita dapat memberikan nilai tambah bagi konsumen dan industri kita sendiri. Dalam lingkungan yang kompetitif dibutuhkan strategi baru atau pengembangan dari strategi yang lama. Sebab lansekap dari lingkungan kompetisi baru telah berubah dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh perubahan dan perkembangan yang terus meningkat, jadi dibutuhkan pemahaman dan penerapan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis 1. Faktor-faktor Pengubah Lingkungan Kompetisi a. Revolusi Teknologi Sekarang ini sedang berada dalam era informasi. Lebih dari 275 juta orang berlanganan internet. Industri dalam bidang IT tumbuh dua kali lipat daripada pertumbuhan ekonomi. Dan investasi dalam bidang IT mencakup 45% dari total investasi dalam bidang bisnis. Kemajuan teknologi memberikan kemudahan kemudahan kepada perusahaan dan pelanganuntuk mendapatkan efektifitas dan efisiensi. b. Globalisasi. Globalisasi didasarkan atas pembangunan ekonomi yang mendunia dengan membuka pasar dalam negreri terhadap persaingan dari luar negeri dengan menghilangkan hambatan perdagangan ( trade barriers ). Penemuan teknologi baru mendorong munculnya globalisasi dan pada gilirannya globalisasi mendorong perkembangan lahirnya teknologi baru. 2. Karakteristik Persaingan Baru Dengan tinggi dan kompleksnya intensitas persaingan (hypercompetitive ). Sehinnga entrepreneur mengalami kesulitan untuk mengenal siapa dimana bilamana, serta kekuatan dan kelemahan pesaing. Begitu juga perubahan yang cepat dan hadirnya hypercompetitive membuat perencanaan dan perkiraan tentang pasar menjadi sulit, sehingga pertanyaan ” what business are you in ?’ semakin sulit untuk dijawab. 2016 2 Kewirausahaan II Julius Nursyamsi, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id STRATEGI WIRAUSAHA MENGHADAPI LINGKUNGAN KOPETISI BARU a. Competing on the Edge ( COTE ) COTE adalah suatu pendekatan terhadap strategi di industri yang mempunyai perputaran yang tinggi dan tingkat kompetensi yang ketat. Pendekatan ini dikembangkan berdasarkan riset terhadap 12 bisnis pada industri komputer, suatu industri di mana kemampuan para manajer dalam mengatasi perubahan yang sangat cepat merupakan hal yang sangat penting / kritis baikbagi perusahaan baru ( new venture = NV ) maupun yang telah mapan ( established corporation = EC ). Studi dilakukan terhadap enam pasang perusahaan bisnis, dimana tiap pasang menghadapi tantangan strategi tersendiri, seperti teknologi yang mutakhir, trade-off yang sulit antara harga dan features, masalah gaji, dan sebagainya. Tiap pasang terdiri dari perusahaan yang dikenal dominan pada segmennya di industri komputer. b. Sintesis Strategik COTE merupakan pendekatan terhadap strategi entrepreneurial yang dilakukan oleh manajer, baik yang berasal dari NV maupun dari EC. Masing masing jenis perusahaan tersebut bergerak dengan arah yang berbeda menuju ke suatu tujuan bersama, dimana strategi COTE dapat diimplementasikan untuk memuaskan permintaan yang kompetitif dari EC dan NV. Pada dekade terakhir, perusahaan telah berusaha melakukan perubahan dengan downsizing dan reengineering dengan tujuan agar tercipta organisasi yang ramping, responsif, adaptif dan fleksibel. c. Twin Balancing Acts ( Menyeimbangkan keadaan Chaos dan Birokratis ). COTE merupakan structural Balancing Act. Satu sisi menunjukan suatu struktur yang telah berkembang baik yang biasa merupakan karakteristik dari organisasi birokratik. Birokrasi menekankan struktur, kontrol yahng ketatdan tidak berani mengambil resiko meskipun berada pada ketidakpastian lingkungan. Pada sisi yang berlawanan terdapat chaos, yang merupakan suatu keadaan yang lazim terdapat dalam New Venture dimana terdapat sedikit struktur dan proses yang terorganisasi. Pada jenis perusahaan ini , manajer sring melakukan berbagai macam hal, seperti berusaha mendapatkan peluang, mengatasi masalah keuangan dan pegawai, menancapkan posisinya di pasar. Kedua sisi tersebut bukan tempat yang optimal untuk beroperasi. Disatu sisi kaku terhadap perubahan di sisi lain tidak memiliki mekanisme. Posisi yang ideal 2016 3 Kewirausahaan II Julius Nursyamsi, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id terletak di tengah dari skala dan disebut ” edge-of-chaos”. Upaya balancing act dari edge of chaos dan edge of time, melibatkan setidaknya enam proses ( 3 proses structural dan 3 proses waktu ) yaitu : - Improvisation - Coadaptation - Patching - Regeneration - Experimentation - Time pacing d. Key Structural Processes Improvisation merupakan kemampuan untuk beroperasi secara fleksibel dengan adanya hambatan sedikitnya aturan dan struktur. Di dalam perusahaan agar dapat berimprovisasi, pegawai diharapkan mempunyai kemampuan dasar yang kuat, dapat bekerja dalam struktur yang minimal, dan sering berkomunikasi. Sehingga diharapkan organisasi dapat beradaptasi terhadap pasar yang berubah. Proses struktur yang kedua adalah coadaptation. Inti coadaptation adalah kolaborasi diantara unit bisnis atau anggota tim. Proses struktur ketiga adalah patching. Patching adalah proses konfigurasi organisasi yang mulus terhadap kesempatan bisnis dan perubahan pasar. Regeneration merupakan proses waktu yang berhubungan dengan kombinasi antara lama dan baru. Tujuan adalah untuk menemukan keseimbangan antara kesempatan lama yang menghasilkan keuntangan dan juga merasa nyaman dengan kesempatan baru yang kadang berisiko namun menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Proses waktu kesua adalah experimentation. Inti dari proses ini adalah mengembangkan berbagai jenis kemungkinan yang hemat biaya, seperti eksperimen produk, aliansi pasar dan sebagainya. Proses waktu ketiga adalah time pacing, dimana perubahan tidak secara reaktif disebabkan oleh kejadian, tetapi ditentukan secara proaktifpada suatu titik transisi tertentu oleh manajer. e. Implementasi Strategi Entrepreneurial COTE Implementasi dari strategi entrepreneurial COTE bukan hal yang mudah, Namun ada hal-hal yang harus diingat, yaitu : - Inplementasi adalah proses pertumbuhan - Posos awal dari perusahaan penting bagi implementasi. Untuk NV posisinya biasanya 2016 4 Kewirausahaan II Julius Nursyamsi, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id chaostic dan terobsesi dengan masa depan. Sedangkan EC posisi awalnya biasanya sangat tersetruktur dan terfokus pada masa lalu. Langkah pertama implementasi bagi kedua perusahaan baik NV maupun EC adalah mensdapatkan ” edge of chaos ” Bagi EC - established corporation - Mempunyai budaya organisasi baru yang menghargai perubahan dan menganggap perubahan sebagai peluang atau kesempatan dan bukannya ancaman. - Menyediakan training untuk membantu pegawai agar mempunyai entrepreneurial mindset dan mempunyai budaya perubahan. - Melakukan penyederhanaan proses dan pengurangan struktur dengan tujuan untuk mendpatkan agility, bukan hanya efisiensi. Bagi NV - new venture - Untuk memperoleh ” edge of chaos ” diperlukan adanya tambahan disiplin. - Perlu adanya tambahan peraturan, yang tidak mengurangi kreativitas. - Diperlukan tambahan struktur untuk mengatasi pertumbuhan, Langkah berikutnya adalah ” edge of time ” Untuk EC, para manajer diharapkan berfikir secara modular. Sedangkan untuk NV, manajer harus lebih berfikir mengenai nilai dari pengalaman. Yaitu selain berfikir menganai cara-cara baru dalam menghadapi permasalahan, manajer dapat mengambil pengalaman masa lalu yang relevan. Langkah terakhir adalah ” time pacing ”. Untuk EC hal ini memerlukan pemeriksaan atas ritme yang tidak dikenaliyang mungkin terdapat di organisasi. Pada keduanya baik EC maupun NV manajer harus memperhatikan kompetitors, komplementer, pembeli, supplier agar dapat mempelajai retme mereka. Kesimpulan 2016 5 Kewirausahaan II Julius Nursyamsi, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Anoraga, P., dan Soegiastuti, J. (1996), Pengantar Bisnis Modern; Kajian Dasar Manajemen Perusahaan, Jakarta: Pustaka Jaya Baird, L.S., Post, J.E. dan Mahon, J.F, (1990),Management; Functions and Responsibilities, New York: Harper & Row, Publishers. Bygrave, William D, (1997), The portable MBA in entrepreneurship, New York: John Willey & Sons, Inc. @nd. Ed. Drucker, P.F. (1985), Innovation and Entrepreneurship; Practice and Principles, New York: Harper & Row Griffin, R.E dan Ebert, R.J. (1989), Busniess, New Jersey: Prentice Hall Harper, S.C. (1991), Starting Your Own Busniess, New York: McGraw-Hill Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A (2008), Kewirausahaan, New York: McGraw-Hill, Penerbit Salemba Empat. Luthans, F. dan Hodgetts, R.M. (1989), Busniess, Chicago: The Dryden Press. Lynn, G.S. dan Lynn, N.M. (1992), Innopreneurship, Probus Publishing Co. Mutis, T. (1995), Kewirausahaan yang Berproses, Jakarta: Grasindo Naisbitt, J. (1982), Megatrends, Warner Books, Inc. Naisbitt, J.dan Aburdene, P (1985), Re-inventing the Corporation, New York: Warner Books Inc. Naisbitt, J.dan Aburdene, P (1990), Megatrends, Warner Books, Inc. Naisbitt, J. (1994), Global Paradox, New York: William Morrow and Co. Nickels, W.G., Mchugh, J.M. dan Mchugh, S.M. (1996), Understanding Busniess, Chicago: Irwin Pinchot III, G. (1985), Intrapreneuring, New York: Harper and Row Publishers. Porter, M.E. (1990), The Competitive Advantage of Nations, New York: Doubleday. Rogers, E.M. (1962), Diffusion of Innovations, New York: Free Press. Walton, S. dengan Huey, J. (1992), Sam Walton; ade in America, New York: Doubleday. Yusuf, Nasrullah. (2006), Wirausaha dan Usaha Kecil, Jakarta; Modul PTKPNF Depdiknas. 2016 6 Kewirausahaan II Julius Nursyamsi, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id