Selamatkan Ummat Islam Indonesia dengan Berjihad Fii Sabilillah

advertisement
Ustadz Ba’asyir: Pancasila adalah Ideologi Syirik, Haram
Diamalkan!
Rabu, 14 Aug 2013
VOA-ISLAM.COM –
Berikut ini tulisan ke dua ustadz Abu Bakar Ba’asyir
mengenai tanggapan atas syarat-syarat zalim pemberian
remisi maupun pembebasan bersyarat yang sempat beredar di
LP Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap. Dimana persyaratan
tersebut persis seperti persyaratan yang tertuang dalam PP No.
99 Tahun 2012.
Tanggapan persyaratan nomor dua; Setia dan taat kepada
Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai seorang muslim saya hanya wajib setia (berwala’)
kepada syari’at islam, daulah / khilafah islamiyah saja.
dilarang keras setia dan taat kepada ideologi-ideologi ciptaan
akal manusia, ajaran agama-agama diluar islam dan dilarang
taat kepada negara-negara kafir.
Hal ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam FirmanNya:
َ ََ ‫َلسْو‬
‫ط ََِّ َّص َّاوَه َّ َن َأو‬
‫او َّي َن َأو ه‬
‫َوس هاووهَّ ََّتَتَلوَل وََ هووِهَّهاهف ه‬
َّ ‫َلول هف‬
‫ُ َو ه‬
‫وَّ ه َّكِ َ فوِهفو ََّتَتُ ه‬
َّ ‫هسمهكو هَ ه‬
‫هسلف َق َأو َّي َّاو ه هتص َن َأووهَّكَ هو‬
‫تك‬
“Dan bahwa (yang kami perintah) ini adalah jalanku yang
lurus maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalanjalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai beraikan
kamu dari jalanNya, yang demikian itu diperintahkan oleh
Allah kepadamu agar kamu bertakwa” (Al-An’am (6) : 153)
Dengan tegas Allah SWT dalam ayat ini menerangkan bahwa
:
1. Muslim hanya wajib setia kepada Jalan Allah (syari’at
Islam) saja
2. Muslim dilarang setia (berwala’) kepada jalan-jalan lain
yakni agama-agama diluar Islam dan ideologi-ideologi
ciptaan akal manusia (demokrasi, sosialis, kapitalis,
liberalis, pancasila dan lain-lain)
3. Ciri orang bertakwa hanya setia (berwala’) kepada
syari’at Islam saja dan membuang semua ajaran-ajaran
agama diluar Islam dan ideologi-ideologi ciptaan akal
manusia sebagai dasar mengatur semua aspek kehidupan
(pribadi, keluarga, masyarakat dan Negara)
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menafsirkan ayat ini
disebut dalam riwayat sebagai berikut:
‫ط ََِّوَو‬
‫لصَوَلهَو ه‬
‫َقهفو ََصَتطَفو َُّ َهقهوَل هََّ مَّْو ه‬
‫طص هأوِه هِْو هلعفو هَ هن هَلوم ه هَف هَاَوِهكهف هِو هَ هَلو ه‬
‫وس ه‬
‫ُصه َِ َّا ه‬
‫فكو َأو‬
‫وس هلع َِ َّ و ه‬
‫وس هلع َِ َّ و ه‬
َّ ‫ُ َ و‬
‫ط ه ف َّ َّاويهف هِو هَ َّ َُّو ه‬
‫ُ َ و هَ َّ ِ َّه َّا ه‬
‫وس هَو ه‬
‫َلهَّوُهن ه‬
َّ ‫ط ََِّوَوَل ل َِ هع‬
‫َل َ هِ َّ م‬
َ ْ
‫ووس ه‬
َِّْ‫ف هُوَهقهَُو‬
‫وَلههط هَتَلَّو َأوو ه هدو هَ َّ َُّوَل َ َهْه ه‬
َ ََ ‫َلسْو‬
‫ط ََِّ َّص َّاوَه َّ َن َأو‬
‫او َّي َن َأو ه‬
‫َوس هاووهَّ ََّتَتَلوَل وََ هووِهَّهاهف ه‬
َّ ‫َلول هف‬
‫ُ َو ه‬
‫وَّ ه َّكِ َ فوِهفو ََّتَتُ ه‬
َّ ‫هسمهكو هَ ه‬
‫هسلف َق َأو َّي َّاو ه هتص َن َأووهَّكَ هو‬
‫تك‬
Dari Jabir ia berkata, “kami duduk disisi nabi saw lalu beliau
membuat garis seperti ini (garis lurus) didepannya seraya
mengatakan, “ini adalah jalan Allah” lalu beliau membuat dua
garis disebelah kanannya dan dua garis disebelah kirinya
seraya mengatakan “ini adalah jalan-jalan syaiton”
Kemudian beliau meletakkan tangannya digaris yang ada
ditengah kemudian beliau membaca ayat ini :
“Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan Ku
yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan
yang
lain,
karena
jalan-jalan
itu
menceraikberaikan kamu dari jalanNya, yang demikian itu
diperintahkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertakwa”
(HR. Ahmad). (dikutip dari terjemahan shahih tafsir Ibnu
Katsir jilid 3 halaman 482-483)
Dalam menafsirkan ayat tersebut Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam menegaskan:
1. Bahwa jalan hidup yang lurus itu hanya jalan Allah yakni
agama yang diwahyukan oleh Allah (agama Islam)
2. Bahwa semua jalan-jalan hidup selain jalan Allah (yakni
: semua agama diluar Islam, dan semua ideologi-ideologi
ciptaan akal manusia) adalah jalan-jalan syetan yakni
ajaran yang diciptakan karena bisikan syetan. Karena
pancasila adalah ideologi ciptaan akal manusia (Sukarno)
maka tidak mungkin lepas dari bisikan syetan
sebagaimana keterangan nabi di atas.
Maka pancasila adalah ideologi syirik yang haram
diamalkan,‫و‬maka‫و‬saya‫و‬hanya‫و‬bersedia‫و‬setia‫(و‬berwala’)‫و‬dan‫و‬
taat kepada hukum Allah SWT saja.
[Ahmed Widad
Kebenaran Syiah = Kebohongan Dikalikan
1000!
Selasa, 4 Syawwal 1435 H / 29 Juli 2014 06:31 wib
Kebenaran Syiah = Kebohongan Dikalikan 1000!
DR. H. Abdul Chair Ramadhan, SH, MH, MM & Al-Ustadz Drs. A. Subki Saiman, MA.
(Peneliti Ahli LKS Al-Maqashid Syari’ah dan Pendiri Lisan Hal)
Ormas Syi’ah saat ini sedang berupaya melakukan pembelaan dari
tuntutan pembubaran dan pelarangan Syi’ah secara nasional.
Kekhawatiran mereka diimbangi dengan propaganda tuduhan balik ke
Ahlussunnah wal Jama’ah sebagai kaum intoleran, takfiri, dan barubaru ini mereka mengembangkan konsep hate speech (ungkapan
kebencian). Kesemuanya itu diarahkan untuk membentuk pemikiran
bahwa penentang Syi’ah digambarkan sebagai ancaman terhadap
ukhuwah dan keutuhan NKRI. Mereka membalik fakta, menutup
tekanan dengan membelah Ahlussunnah dalam dua kategori toleran
dan intoleran, takfiri dan non takfiri, pembagian ini sengaja
dihembuskan untuk menunjukkan hanya minoritas saja yang
menentang Syi’ah. Politik ini persis dengan politik “devide et
impera” pada masa kolonial di masa Hindia Belanda. Mereka juga
melakukan politik etis sebagaimana dilakukan pemerintah kolonial
Belanda, dengan membangun sejumlah lembaga pendidikan, dan
beragam yayasan sosial, kesemuanya itu diarahkan untuk mendapat
dukungan dari para tokoh dan elite pemerintah. Jelasnya Syi’ah ingin
mendapatkan pengakuan dan perlindungan. Slogan sebagai kaum
tertindas (mustadhafin) memang cukup membuat segelintir “tokoh‫و‬
menjadi‫و‬bodoh”. Bukankah selama ini kalangan Syiah yang kerap
kali melakukan perpecahan dengan segala propaganda yang mereka
lakukan. Justru mereka (Syi’ah) yang sangat intoleran, hate speech,
dan takfirI, sejak dahulu hingga sekarang. Menuduh, mencela,
melaknat, mengkafirkan Istri dan Sahabat Nabi Muhammad Saw.
Pernyataan dalam tabel di bawah ini merupakan bukti nyata hujatan
keji Syi’ah terhadap Ummahatul Mukminin dan para Sahabat Nabi
Muhammad SAW.
Tabel 1 : Hujatan‫و‬dalam‫و‬Buku‫“و‬Tanyalah‫و‬Pada‫و‬Ahlinya,‫و‬
Menjawab‫و‬8‫و‬Masalah‫و‬Kontroversial”
Hlm Uraian (Teks)
Menyatakan bahwa Aisyah ra bersama dengan Hafsah ra
banyak sekali melakukan dosa dan kemaksiatan dan melakukan
konspirasi terhadap Nabi SAW. Dikatakan, “…kita akan
mendapatkan banyak sekali dosa dan kemaksiatan yang telah
125
dilakukannya karena konspirasi-konspirasinya bersama Hafsah
putri Umar bin Khattab terhadap sang Nabi yang menyebabkan
beliau mengharamkan apa yang telah Allah halalkan
baginya…”
Dikatakan, “Keburukan akhlaknya yang sangat
berlebihan…di hadapan Rasul SAW adalah ketika beliau
sedang shalat, ia menjulurkan kedua kakinya di Kiblat beliau.
126
Ketika beliau bersujud, ia menarik dan melipatkan kedua
kakinya. Begitu beliau berdiri dari sujudnya, ia merentangkan
kembali kedua kakinya itu di Kiblat beliau.”
Menyatakan bahwa Aisyah dan Hafsah telah secara khusus
128 Allah menurunkan ayat-ayat mengenai kedurhakaan Aisyah
dan Hafsah, Surah dimaksud (al-Tahrim: ayat 4 dan ayat 5)
Menyatakan bahwa Aisyah dan Hafsah memiliki (sifat)
keakuran dan kesepahaman antara ayah keduanya, Abu Bakar
129
dan Umar. (Tidak lain tidak bukan dimaksudkan sebagai
penentang Nabi Muhammad SAW).
Disebutkan, “Tak syak lagi, bahwa jumlah setan-setan Aisyah
memang banyak sekali, yang telah menguasainya dan
137
mengendalikannya, yang telah mendapatkan jalan masuknya ke
dalam hatinya, yaitu rasa cemburu…”
Dikatakan, “Saya meyakni bahwa sesungguhnya Rasulullah
SAW tidak pernah mencintainya (Aisyah) karena apa yang
telah diperbuatnya terhadap beliau…Bagaimana Rasulullah bisa
138mencintainya sedangkan ia adalah seorang perempuan yang
139
suka berdusta, gibah, berjalan dengan menyebarkan namimah,
meragukan Allah dan Rasul-Nya, dan menyangka keduanya
(Allah dan Rasul) telah menzaliminya?
139
151
154
155
157
Dikatakan, “Bagaimana mungkin Rasulullah SAW mencintai
seorang perempuan yang sangat membenci putrinya Zahra
berikut saudaranya dan anak pamanya Ali bin Abi Thalib
sampai-sampai ia tidak pernah menyebutkan namanya dan
tidak pernah membicarakan yang baik-baik tentangnya?
“Aisyah yang telah merendahkan kehormatan Rasulullah
dengan menuduhnya telah melakukan hal-hal tak senonoh dan
telah menentang perintah-perintahnya, memerangi washi
beliau, menjadi penyebab bagi kebanyakan munculnya fitnah
yang telah diketahui oleh seluruh kaum muslimin, serta
menyebabkan terbunuhnya ribuan kaum muslimin, menjadi
perempuan Islam paling masyhur dan darinyalah hukumhukum (Islam) diambil.”
Menolak hadits dari Aisyah ra. Dikatakan “Tak ada gunanya
untuk berpegang kepada segala hal yang telah diriwayatkan
dari Aisyah dari hukum-hukum yang perlu ditertawakan
sekaligus ditangisi, guna membersihkannya dari peringatan
yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW tentang dirinya.”
Menuduh Aisyah ra menakwil hukum Allah sekehendak
hatinya sendiri. Dikatakan, “Jika Humairah adalah tempat
diambilnya separuh (ajaran) agama, yang telah berani
menakwil hukum-hukum Allah sekehendak hatinya sendiri,
maka saya tidak yakin suaminya Rasulullah SAW merestui hal
ini darinya dan memerintahkan manusia untuk mengikutinya.
Lebih kejam dilanjutkan olehnya, “…bahwa‫و‬mengikutinya‫و‬
merupakan‫و‬kemaksiatan‫و‬kepada‫و‬Allah.”
Allah telah mengecam Aisyah. Sebagaimana dikatakan,
“Sudah diketahui dari al-Qur’an yang mulia bahwa Allah telah
mengecamnya (Aisyah) ketika dia melakukan konspirasi
terhadap Rasul-Nya, dikecam oleh Jibril dan orang-orang
saleh dari kaum muslim dan para malaikat setelah itu secara
nyata.”
(Muhammad Tijani Al-Samawi, Tanyalah Pada Ahlinya, Menjawab 8
Masalah Kontroversial, Judul Asli: Fas’alu ahl al-Dzikr, terbitan
Muassasah Anshariyah, Qom Iran, 1380/1417, penerjemah: Syafrudin
Mbojo, Cet. Pertama, Penerbit Nur Al-Huda, Jakarta, 2012.
Muhammad Tijani Al-Samawi juga mengarang buku yang telah
diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan juga cetak oleh penerbit yang
sama, berjudul “Akhirnya Kutemukan Kebenaran”, isinya hampir
sama. Buku “Akhirnya Kutemukan Kebenaran” diiklankan juga oleh
Propagandis Syi’ah Husein Shahab dalam syiahindonesiadotnet.)
Propagandis Syi’ah Husein Shahab telah melakukan kebohongan
besar pada saat Dialog Terbuka Sunni – Syiah "Mengawal Aqidah
Umat Dari Kesesatan Syiah”, di Tanjung Balai Karimun, tanggal 25
Mei 2014 M, dengan mengatakan bahwa “orang-orang Syiah tentunya
termasuk dirinya tidak mengkafirkan Ummahatul Mukminin dan
Sahabat Nabi Muhammad SAW dan tidak mengkafirkan kaum
Ahlussunnah wal Jama’ah yang tidak mempercayai keberadaan dan
eksistensi keduabelas imam yang diklaim Syi’ah.” Perkataannya itu
tidak sesuai dengan pernyataannya dalam acara ceramah memasarkan
buku “Akhirnya Kutemukan Kebenaran” karyaMuhammad Tijani AlSamawi tersebut, sebagaimana disiarkan dalam syiahindonesiadotnet.
Secara jelas dan tegas ia menganjurkan umat Islam untuk membaca
buku tersebut, dan pernyataannya menyatakan bahwa “setiap‫و‬orang‫و‬
yang tidak berbaiat kepada imam Syi’ah, maka matinya dalam
keadaan‫و‬jahiliyyah‫و‬alias‫و‬kafir.” Terlebih lagi dalam isi buku
tersebut ditemui banyaknya pernyataan pengkafiran terhadap
Ummahatul Mukminin dan Sahabat Nabi Muhammad SAW. Ini
adalah bukti yang nyata, ada videonya dan ada bukunya yang
diterbitkan oleh lembaga penerbitan mereka, yakni penerbit Nur AlHuda (ICC).
Tabel 2‫و‬:‫و‬Hujatan‫و‬dalam‫و‬Buku‫“و‬Antologi‫و‬Islam,‫و‬
Risalah‫و‬Islam‫و‬Tematis‫و‬dari‫و‬Keluarga‫و‬Nabi”
Hlm Uraian (Teks)
59
60
67
409
411
414
409
410
Tidak memasukkan Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq ra
sebagai ahlulbait dan mengingkarinya sebagai Ummahatul
Mukminin.
Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq ra difitnah telah
menentang Rasulullah SAW, memimpin pemberontakan,
membunuh orang-orang yang tidak berdosa. Syiah menolak
semua hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah binti Abu Bakar
as-Shiddiq ra.
Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq ra difitnah telah memarahi,
menjauhi, memata-matai, mencurigai, bahkan dikatakan
“Rasulullah‫و‬berpura-pura‫و‬jadi‫و‬Nabi.”
Abu Bakar As-Shiddiq ra dituduh telah memerintahkan kepada
Umar bin Khaththab ra untuk memaksa pemberian bai’at
kepada Abu Bakar As-Shiddiq ra oleh Ali bin Abi Thalib ra,
Fatimah ra, dan yang lainnya (di rumah Fatimah ra).
Dikatakan, “Pergi‫و‬dan‫و‬bawalah‫و‬mereka,‫و‬jika‫و‬mereka‫و‬
menentang,‫و‬bunuh‫و‬mereka!.”
Dusta atas nama Fatimah ra , ketika Abu Bakar As-Shiddiq ra
dan Umar bin Khaththab ra datang membesuk Fatimah ra
ketika sedang sakit, Fatimah ra berkata: “Allah dan malaikat
menjadi saksiku bahwa engkau membuatku tidak ridha, dan
kalian telah membuatku murka. Apabila aku bertemu
ayahku, akan kuadukan semua perbuatan kalian berdua.”
Abu Bakar As-Shiddiq ra dan Umar bin Khaththab ra difitnah
telah secara sengaja menentang ayat al-Qur’an‫و‬yang‫و‬sangat‫و‬
jelas. (Ini sama saja dengan tuduhan pengkafiran oleh Syiah)
Umar bin Khaththab ra dituduh akan membakar rumah
Fatimah ra, jika tidak memberikan bai’at.
Umar bin Khaththab ra difitnah telah memukul perut
Fatimah ra sehingga bayi dalam kandungannya meninggal.
Sejak itu Fatimah ra jatuh sakit hingga wafat. Berarti Syiah
telah memfitnah bahwa meninggalnya Fatimah ra karena
pukulan Umar bin Khaththab ra. Dikatakan, Fatimah ra
berteriak keras: “Duhai ayahku, Rasulullah! Lihatlah
bagaimana Umar dan Abu Bakar memperlakukan kami
setelah engkau tiada! Lihatlah bagaimana cara mereka
menemui kami!”
Umar bin Khaththab ra difitnah sebagai orang yang sering
mempertentangkan perintah Nabi Muhammad SAW.
Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq ra difitnah sebagai orang
yang menyebabkan banyak penderitaan kepada Nabi
476 Muhammad SAW, melanggar perintahnya, dan perintah
Tuhannya, bangkit memusuhi penerus Nabi Muhammad
SAW, karena keputusan agama yang diambil darinya.
515 Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq, Thalhah, Zubair,
Abdurrahman bin Auf, Amru bin Ash Radhiyallahu ‘anhum,
difitnah sebagai penggerak penentangan terhadap
Khalifah Utsman bin Affan ra. Thalhah ra dan Zubair ra
517 difitnah sebagai pembunuh Khalifah Utsman bin Affan ra.
Dinyatakan bahwa pernikahan antara Utsman bin Affan ra
525 dengan kedua putri Nabi Muhammad SAW sama sekali tidak
berkaitan sedikitpun dengan maqam spiritual.
Utsman bin Affan ra difitnah telah membuat Hukum Islam
baru, sebagai berikut: Terkait dengan shalat dalam perjalanan
525
(safar), dengan shalat secara penuh ketika dalam perjalanan.
sd
Mengubah aturan Haji Umrah, yakni larangan melaksanakan
529
umrah dan haji pada masa kekhalifahannya. Mengubah Hukum
Zakat, dll.
648- Menyamakan Abu Hurairah dengan Paulus yang telah
649 merubah teologi Kristen.
476
(Diterjemahkan dari: “Encyclopedia of Shia”, Digital Islamic Library
Project), Penerjemah: Rofik Suhud, Anna Farida, Sri Dwi Hastuti,
Ana Susanti, Diani Mustikaati. Penerbit Nur Al-Huda-ICC Jakarta,
Cet.III. 2012. Buku ini diiklankan juga oleh Propagandis Syi’ah
Khalid Al Walid dalam syiahindonesiadotnet, Khalid Al Walid saat
ini tercatat sebagai anggota MUI Pusat)
Sungguh masih banyak lagi, caci-makian dan fitnah keji dalam bukubuku yang mereka terbitkan, yang tidak mungkin penulis sampaikan
semuanya. Menjadi jelas bagi kita, bagaimana Syi’ah membenci Isteri
dan Sahabat mulia Nabi Muhammad SAW, hingga ke taraf
mengkafirkannya!, dengan kata-kata “mereka telah menentang ayat
al-Qur’an yang sangat jelas”, dan lain sebagainya.
Terhadap fitnah, pelaknatan, dan pengkafiran tersebut, salah satu
ulama besar Syi’ah, Kasyiful Ghitha mengatakan bahwa”
“mencederai kehormatan atau bahkan mencela para khalifah, tidak
menyebabkan seseorang (baca: Syi’ah) menjadi kafir dan keluar dari
Islam. Sebaliknya, paling banter itu adalah perbuatan maksiat.”
Kemudian ditambahkan olehnya:
“…tindakan itu juga belum tentu maksiat atau menyebabkan
seseorang menjadi fasik jika itu dia lakukan berdasar ijtihad dan
keyakinan, walaupun salah. Semua kalangan mengakui bahwa
dalam ijtihad jika salah mendapat satu pahala sedangkan benar
mendapat dua pahala.” (Lihat: Kasyiful Ghitha, Pemimpin Persatuan
dan Reformasi, judul asli: “Imam al-Wahdah wa al-Islah”, Teheran
Iran, penerjemah Musa Muzauwir, Penerbit Citra, Jakarta, 2012,
hlm.175)
Pernyataan di atas sungguh sesat dan menyesatkan, mengambil suatu
analogi palsu (kesesatan metaforis)dalam ketentuan berijtihad.
Dengan lain perkataan dia hendak mengatakan bahwa melaknat dan
mengkafirkan Isteri dan Sahabat Nabi Muhammad SAW, minimal
berpahala satu karena hasil ijtihad! Agama macam apa ini? apa
bedanya dengan Yahudi dan Nasrani? Mendasarkan metodologi
metaforis yang nyata-nyata sesat dikatakan sebagai ijtihad, sungguh
keterlaluan. Selanjutnya kebiadaban Syi’ah ini hendak ditutupi
dengan adanya Fatwa Resmi dari sang Rahbar Imamnya Syi’ah Ali
Khamenei yang diterbitkan pada tahun 2010 yang melarang dan
mengharamkan pencelaan atas simbol-simbol Ahlussunnah. Anehnya
Syi’ah di Indonesia tidak mengakui adanya pelaknatan dan
pengkafiran itu, sebagaimana tertulis dalam kata pengantar buku
“Fatwa Resmi Syiah Terhadap Simbol Ahlussunnah”,sebagai berikut:
“Di antara topik yang sering dituduhkan oleh mereka yang kontraSyi’ah adalah bahwa Syi’ah acap menghina istri-istri Nabi SAW,
khususnya Ummul Mukminin Aisyah ra, dan para sahabat Rasulullah
SAW yang merupakan symbol-simbol utama Ahlussunnah.”
Perkataan: “…..Ummul Mukminin Aisyah ra, dan para sahabat
Rasulullah SAW yang merupakan symbol-simbol utama
Ahlussunnah”, menegaskan bahwa memang Syi’ah menganggap sepi
keberadaan Ummul Mukminin Aisyah ra, dan para sahabat Rasulullah
SAW. Menjadi terang-benderang bahwa Syi’ah memang tidak
mengakui Ummul Mukminin Aisyah ra, dan para sahabat Rasulullah
SAW. Kemudian disebutkan pula “Diharapkan dengan fatwa ini
dapat meredam aktifitas pihak-pihak yang tidak menginginkan
terjadinya ukhuwah di antara Sunnah dan Syiah.” (Lihat: Kata
Pengantar buku : Fatwa Resmi Syiah Terhadap Simbol Ahlussunnah,
diterbitkan oleh Al-Huda ICC-Jakarta, 2012, penerbit yang sama
dengan buku Antologi Islam)
Padahal jelas-jelas terbukti dan meyakinkan bahwa pelaknatan dan
pengkafiran itu datangnya dari mereka sendiri, dari buku-buku yang
mereka terbitkan sendiri melalui badan penerbit mereka, sebagaimana
disebutkan di atas. Sungguh suatu kebohongan, “maling teriak
maling!”, mereka yang melakukan pelaknatan, mereka pula yang
mengingkari. Buku “Antologi Islam” dan “Akhirnya Kutemukan
Kebenaran”, hanya contoh dari sekian ratus buku sesat Syi’ah. Sampai
saat ini pun buku-buku serupa masih bisa ditemui dalam berbagai
toko buku mereka.Bagaimana mungkin mewujudkan ukhuwah antara
Sunni dengan Syiah? sesuatu yang mustahil. Dengan meningkatnya
kesadaran umat Islam atas kesesatan Syi’ah, mereka melakukan
berbagai upaya, termasuk menggandeng berbagai tokoh politik, tokoh
agama, cendekiawan/akademisi dan berbagai kalangan pemerintahan
dalam kepentingan berlindung di tengah banyaknya gugatan umat
Islam.
Kita tidak perlu berharap banyak kepada para penganut ajaran Syi’ah
yang telah jauh menyimpang untuk kembali kepada keyakinan yang
benar dalam Islam. Tidaklah mungkin kita memaksakan keyakinan
kita kepada mereka, sebagaimana kaum kafir lainnya. Sebab, para
petinggi mereka demikian lihai dalam memperdagangkan ajaran
Syiah-nya, dengan berbagai cara mereka “mati-matian” untuk
meyakinkan pengikutnya. Jalaludin Rakhmat sang Gembong Syi’ah,
mengutip perkatan Hitler, “kebenaran,‫و‬adalah‫و‬kebohongan‫و‬yang‫و‬
dikalikan seribu kali. Jika Anda berdusta, ulangi dusta itu ribuan
kali.‫و‬Orang‫و‬banyak‫و‬akan‫و‬mempercayainya.” Dia mengutip
pernyataan Hitler, tetapi sebenarnya itulah yang ia prakrtekkan selama
ini, begitu pun seluruh petinggi Syi’ah sejak zaman dahulu hingga
saat ini. Kebenaran yang diusung oleh Syi’ah sebenarnya adalah
kebohongan dan dengannya mereka selalu melakukan penistaan
terhadap Umahatul Mukmimin dan para Shahabat Nabi Muhammad
demi mengusung doktin Imamah. Ajaran Syi’ah sangat destruktif dan
dilandasi dengan semangat kebencian, serta ekspansif men-Syiah-kan
kaum Ahlussunnah dan berbahaya terhadap keutuhan NKRI selain
aqidah Islam. Rekam jejak sejarah telah membuktikan bahwa
kelakuan sesat mereka ingin menghancurkan Islam dari dalam. Sudah
menjadi jelas bagi kita, terlebih lagi dengan banyaknya kajian-kajian
tentang kesesatan Syi’ah yang disampaikan oleh para pakar.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/smartteen/2014/07/29/31920/kebenaran-syiah-kebohongan-dikalikan1000/#sthash.Sb5eLxPd.dpuf
Selamatkan Ummat Islam Indonesia dengan
Berjihad Fii Sabilillah
Ahad, 4 Syawwal 1435 H / 6 Juli 2014 15:00 wib
Selamatkan Ummat Islam Indonesia dengan Berjihad Fii
Sabilillah
Shahabat Voa Islam yang dimuliakan Alloh,
Seringkali kita temui betapa banyak orang berbicara kebaikan
secara fasih tapi ia melakukan hal yang sebaliknya dalam
perbuatan. Atau juga kita mendapati tidak sedikit orang yang
memiliki gelar dan prestasi akademik yang tinggi sekalipun,
ternyata gagal memahami makna dan hakekat kebaikan itu
sendiri. Maka sebagai hamba Alloh yang lemah, mari kita
bermohon kepada Alloh Jalla wa ‘Alaa agar IA mengaruniai
kita kebaikan dalam pemahaman dan pengamalan, amiin!
Dalam Diinul Islam yang kita cintai, setidaknya bisa dibuat
Hirarki Kebaikan yang dengan itu kita juga bisa mengenali
lawannya, yakni Keburukan. Silahkan koreksi jika apa yang
kami gambarkan dibawah salah atau keliru.
Kebaikan
Keburukan
Tauhid
Syirk
Sunnah
Bid'ah
Tho’at
Maksiat
Mubah
Makruh
Afdhol
Mafdhul
Kegunaan table hirarki diatas adalah agar kita bisa
mencermati langkah-langkah yang kita ambil. Sehingga
manakala terjadi kekeliruan maupun ketepatan bergerak, maka
kita juga bisa mengoreksi atau meningkatkannya secara
proporsional. Lebih penting lagi adalah agar apa yang kita
lakukan tidak keluar dari koridor kebaikan itu sendiri.
Oleh karenanya, Syekh Ibnul Qoyyim Al Jauziyah dalam
sebuah kitabnya telah menjabarkan langkah-langkah Iblis dan
balatentaranya untuk menyesatkan manusia dengan urutan
sebagaimana table hirarki diatas. Setelah semua langkahlangkah menyesatkan manusia dengan urutan diatas gagal,
maka Iblis akan mengerahkan seluruh balatentaranya dari
kalangan manusia dan Jin untuk memerangi manusia.
Dimana dengan peperangan itu, bisa jadi Iblis mendapat
peluang baru dan mendaur-ulang kesempatan agar kembali
dapat menyesatkan manusia. Wallohul Musta’an.
Shahabat Voa Islam yang dimuliakan Alloh,
Mencermati apa yang sedang terjadi disekitaran kita, yakni
saat gelombang demokrasi sedang pasang. Nampaknya tidak
banyak yang dapat mendudukkan persoalan demokrasi itu
secara tepat. Kebanyakan kita hanya melihat demokrasi
sebagai sebuah wasilah (sarana) dan bukan sebagai sebuah
sistim walaupun terkadang kita melafazkannya.
Menurut hemat kami, demokrasi adalah sebuah sistim yang
memiliki nilai dan mekanisme terapan bahkan jaringan yang
mengikat siapapun yang menempuhnya. Sehingga ia tidak
bisa kita manfaatkan untuk memperjuangan nilai-nilai Islam
yang kita yakini utuh, menyeluruh dan sempurna.
Jika kita memaksakan Islam untuk diperjuangkan melalui
system ini maka yang terjadi adalah penggerusan nilai-nilai
Islam sendiri atau minimal tercampurnya kejernihan Islam
dengan kekotoran demokrasi. Walhasil, mekanisme
demokrasi yang kita tempuh justru menyimpangkan tujuan
perjuangan meninggikan Islam itu sendiri. Wallohu a’lam.
Sungguh kita sangat menyayangkan banyaknya orang yang
berilmu dalam Islam namun melegalkan keterlibatan kaum
muslimin dalam demokrasi. Sebagiannya bahkan mengajak
ummat untuk menikmati demokrasi. Ummat Islam hari ini
bukan saja tidak merasa bersalah saat berkubang demokrasi
malah sampai satu titik dimana sebahagian mereka merasa
tidak bisa melepaskan diri dari sistim yang bathil ini. Jika kita
menyampaikan kepada mereka tentang kerusakan demokrasi
maka mereka akan balik melempar soal, lalu dengan apa atau
bagaimana kita berjuang?
Yang menarik adalah saat para ‘alim menggunakan kaedah
fiqh untuk memilih mudharat yang lebih ringan dari dua
pilihan. Qodarulloh, untuk pilpres 2014 ini kok ya calonnya
juga pas 2 pasang. Maka meluncurlah ajakan dan himbauan
untuk berdemokrasi ria dari para tokoh ummat dengan telah
sebelumnya menakuti-nakuti ummat dengan berbagai hal-hal
ghaib kedepannya jika salah satu calon berkuasa.
Padahal kalau kita timbang dengan hirarki kebaikan dan
keburukan yang kita buat diatas, demokrasi masuk pada
peringkat pertama (soal ushul, antara Tauhid dengan Syirk)
atau paling tidak antara Sunnah dengan Bid’ah, yakni
peringkat hirarki kedua. Dimana bid’ahnya demokrasi (kalau
kita sepakat)pun bisa tergolong bid’ah mukafiroh, laa haula
wa laa quwwata illa billah. Wallohu a’lam.
Shahabat Voa Islam yang dimuliakan Alloh,
Ciri orang beriman menurut Alloh Jalla wa ‘Ala adalah
bertawakkal kepadaNya semata, sebagaimana firmanNya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka
yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan
apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal.”(QS Al Anfaal:2)
Dan kalau sikap tawakkalnya orang-orang beriman tetap harus
disertai usaha maka usaha itu juga harus tidak boleh
menyelisihi syari’at Alloh dan RasulNya. Contohnya, banyak
kalangan awam mendatangi dukun-dukun yang mengaku
orang pintar dan mengikuti setiap arahan mereka sekalipun
syirk namun kalangan awam menganggapnya itu sebagai
usaha dalam rangka ikhtiar.
Maka tentu saja sikap tawakkal semacam ini adalah bathil dan
tidak diperbolehkan, karena syirk adalah mudharat yang
paling besar dan wajib dijauhi bukan malah diikuti.
Dalam konteks gelombang pasang demokrasi sekarang, sikap
yang kita harus ambil adalah bertawakkal kepada Alloh saja
dengan tetap berusaha yang dituntunkan dalam Syari’atNya.
Bukan menghasung diri kita dan ummat kebanyakan untuk
menceburkan diri kedalam sistim demokrasi yang merusak
ketauhidan kita kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Salah satu usaha yang syar’i dalam menerapkan sikap
tawakkal kita kepada Alloh adalah dengan memperhebat
upaya I’dad dan men-tahridh ummat untuk berjihad!
Alloh Azza wa Jalla berfirman:
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang
menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orangorang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut
kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benarbenar orang yang beriman.”(QS Ali Imron:175)
Jadi jangan menakut-nakuti ummat akan syetan Syi’ah, syetan
Preman, atau bahkan syetan PKI sekalipun, kemudian malah
ummat kita ceburkan kepada kubangan syetan demokrasi.
Sebaliknya, kita mesti menyadarkan ummat akan bathilnya
demokrasi dan menyiapkan mereka untuk berjihad fii
sabilillah!
Kami
berfikir,
mestinya
kita
bersungguh-sungguh
mendakwahi tokoh yang kita anggap pro Islam itu untuk mau
berjihad fii sabilillah sehingga kita dan beliau itu serta seluruh
kaum muslimin Indonesia terselamatkan dunia akheratnya.
Bukan malah kita ikut menceburkan diri kedalam sistim
demokrasi yang bathil dan tidak mendakwahi 'beliau' itu
secara serius dan lurus. Dimana justru kita semua jadi malah
terancam azab dan neraka Alloh Azza wa Jalla,
wa'iyyadzubillah!
Semoga Alloh Jalla wa 'Alaa membimbing kita kejalanNya
yang lurus, amiin! Wallohu Ta'ala a'lamu bis showwab.
(AF/Voa Islam)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/smartteen/2014/07/06/31391/selamatkan-ummat-islamindonesia-dengan-berjihad-fiisabilillah/#sthash.88F7Fq5e.dpuf
Download