Ustadz Ba’asyir: Pancasila adalah Ideologi Syirik, Haram Diamalkan! Rabu, 14 Aug 2013 VOA-ISLAM.COM – Berikut ini tulisan ke dua ustadz Abu Bakar Ba’asyir mengenai tanggapan atas syarat-syarat zalim pemberian remisi maupun pembebasan bersyarat yang sempat beredar di LP Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap. Dimana persyaratan tersebut persis seperti persyaratan yang tertuang dalam PP No. 99 Tahun 2012. Tanggapan persyaratan nomor dua; Setia dan taat kepada Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai seorang muslim saya hanya wajib setia (berwala’) kepada syari’at islam, daulah / khilafah islamiyah saja. dilarang keras setia dan taat kepada ideologi-ideologi ciptaan akal manusia, ajaran agama-agama diluar islam dan dilarang taat kepada negara-negara kafir. Hal ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam FirmanNya: َ ََ َلسْو ط ََِّ َّص َّاوَه َّ َن َأو او َّي َن َأو ه َوس هاووهَّ ََّتَتَلوَل وََ هووِهَّهاهف ه َّ َلول هف ُ َو ه وَّ ه َّكِ َ فوِهفو ََّتَتُ ه َّ هسمهكو هَ ه هسلف َق َأو َّي َّاو ه هتص َن َأووهَّكَ هو تك “Dan bahwa (yang kami perintah) ini adalah jalanku yang lurus maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalanjalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya, yang demikian itu diperintahkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertakwa” (Al-An’am (6) : 153) Dengan tegas Allah SWT dalam ayat ini menerangkan bahwa : 1. Muslim hanya wajib setia kepada Jalan Allah (syari’at Islam) saja 2. Muslim dilarang setia (berwala’) kepada jalan-jalan lain yakni agama-agama diluar Islam dan ideologi-ideologi ciptaan akal manusia (demokrasi, sosialis, kapitalis, liberalis, pancasila dan lain-lain) 3. Ciri orang bertakwa hanya setia (berwala’) kepada syari’at Islam saja dan membuang semua ajaran-ajaran agama diluar Islam dan ideologi-ideologi ciptaan akal manusia sebagai dasar mengatur semua aspek kehidupan (pribadi, keluarga, masyarakat dan Negara) Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menafsirkan ayat ini disebut dalam riwayat sebagai berikut: ط ََِّوَو لصَوَلهَو ه َقهفو ََصَتطَفو َُّ َهقهوَل هََّ مَّْو ه طص هأوِه هِْو هلعفو هَ هن هَلوم ه هَف هَاَوِهكهف هِو هَ هَلو ه وس ه ُصه َِ َّا ه فكو َأو وس هلع َِ َّ و ه وس هلع َِ َّ و ه َّ ُ َ و ط ه ف َّ َّاويهف هِو هَ َّ َُّو ه ُ َ و هَ َّ ِ َّه َّا ه وس هَو ه َلهَّوُهن ه َّ ط ََِّوَوَل ل َِ هع َل َ هِ َّ م َ ْ ووس ه َِّْف هُوَهقهَُو وَلههط هَتَلَّو َأوو ه هدو هَ َّ َُّوَل َ َهْه ه َ ََ َلسْو ط ََِّ َّص َّاوَه َّ َن َأو او َّي َن َأو ه َوس هاووهَّ ََّتَتَلوَل وََ هووِهَّهاهف ه َّ َلول هف ُ َو ه وَّ ه َّكِ َ فوِهفو ََّتَتُ ه َّ هسمهكو هَ ه هسلف َق َأو َّي َّاو ه هتص َن َأووهَّكَ هو تك Dari Jabir ia berkata, “kami duduk disisi nabi saw lalu beliau membuat garis seperti ini (garis lurus) didepannya seraya mengatakan, “ini adalah jalan Allah” lalu beliau membuat dua garis disebelah kanannya dan dua garis disebelah kirinya seraya mengatakan “ini adalah jalan-jalan syaiton” Kemudian beliau meletakkan tangannya digaris yang ada ditengah kemudian beliau membaca ayat ini : “Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu menceraikberaikan kamu dari jalanNya, yang demikian itu diperintahkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertakwa” (HR. Ahmad). (dikutip dari terjemahan shahih tafsir Ibnu Katsir jilid 3 halaman 482-483) Dalam menafsirkan ayat tersebut Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menegaskan: 1. Bahwa jalan hidup yang lurus itu hanya jalan Allah yakni agama yang diwahyukan oleh Allah (agama Islam) 2. Bahwa semua jalan-jalan hidup selain jalan Allah (yakni : semua agama diluar Islam, dan semua ideologi-ideologi ciptaan akal manusia) adalah jalan-jalan syetan yakni ajaran yang diciptakan karena bisikan syetan. Karena pancasila adalah ideologi ciptaan akal manusia (Sukarno) maka tidak mungkin lepas dari bisikan syetan sebagaimana keterangan nabi di atas. Maka pancasila adalah ideologi syirik yang haram diamalkan,وmakaوsayaوhanyaوbersediaوsetia(وberwala’)وdanو taat kepada hukum Allah SWT saja. [Ahmed Widad Kebenaran Syiah = Kebohongan Dikalikan 1000! Selasa, 4 Syawwal 1435 H / 29 Juli 2014 06:31 wib Kebenaran Syiah = Kebohongan Dikalikan 1000! DR. H. Abdul Chair Ramadhan, SH, MH, MM & Al-Ustadz Drs. A. Subki Saiman, MA. (Peneliti Ahli LKS Al-Maqashid Syari’ah dan Pendiri Lisan Hal) Ormas Syi’ah saat ini sedang berupaya melakukan pembelaan dari tuntutan pembubaran dan pelarangan Syi’ah secara nasional. Kekhawatiran mereka diimbangi dengan propaganda tuduhan balik ke Ahlussunnah wal Jama’ah sebagai kaum intoleran, takfiri, dan barubaru ini mereka mengembangkan konsep hate speech (ungkapan kebencian). Kesemuanya itu diarahkan untuk membentuk pemikiran bahwa penentang Syi’ah digambarkan sebagai ancaman terhadap ukhuwah dan keutuhan NKRI. Mereka membalik fakta, menutup tekanan dengan membelah Ahlussunnah dalam dua kategori toleran dan intoleran, takfiri dan non takfiri, pembagian ini sengaja dihembuskan untuk menunjukkan hanya minoritas saja yang menentang Syi’ah. Politik ini persis dengan politik “devide et impera” pada masa kolonial di masa Hindia Belanda. Mereka juga melakukan politik etis sebagaimana dilakukan pemerintah kolonial Belanda, dengan membangun sejumlah lembaga pendidikan, dan beragam yayasan sosial, kesemuanya itu diarahkan untuk mendapat dukungan dari para tokoh dan elite pemerintah. Jelasnya Syi’ah ingin mendapatkan pengakuan dan perlindungan. Slogan sebagai kaum tertindas (mustadhafin) memang cukup membuat segelintir “tokohو menjadiوbodoh”. Bukankah selama ini kalangan Syiah yang kerap kali melakukan perpecahan dengan segala propaganda yang mereka lakukan. Justru mereka (Syi’ah) yang sangat intoleran, hate speech, dan takfirI, sejak dahulu hingga sekarang. Menuduh, mencela, melaknat, mengkafirkan Istri dan Sahabat Nabi Muhammad Saw. Pernyataan dalam tabel di bawah ini merupakan bukti nyata hujatan keji Syi’ah terhadap Ummahatul Mukminin dan para Sahabat Nabi Muhammad SAW. Tabel 1 : HujatanوdalamوBuku“وTanyalahوPadaوAhlinya,و Menjawabو8وMasalahوKontroversial” Hlm Uraian (Teks) Menyatakan bahwa Aisyah ra bersama dengan Hafsah ra banyak sekali melakukan dosa dan kemaksiatan dan melakukan konspirasi terhadap Nabi SAW. Dikatakan, “…kita akan mendapatkan banyak sekali dosa dan kemaksiatan yang telah 125 dilakukannya karena konspirasi-konspirasinya bersama Hafsah putri Umar bin Khattab terhadap sang Nabi yang menyebabkan beliau mengharamkan apa yang telah Allah halalkan baginya…” Dikatakan, “Keburukan akhlaknya yang sangat berlebihan…di hadapan Rasul SAW adalah ketika beliau sedang shalat, ia menjulurkan kedua kakinya di Kiblat beliau. 126 Ketika beliau bersujud, ia menarik dan melipatkan kedua kakinya. Begitu beliau berdiri dari sujudnya, ia merentangkan kembali kedua kakinya itu di Kiblat beliau.” Menyatakan bahwa Aisyah dan Hafsah telah secara khusus 128 Allah menurunkan ayat-ayat mengenai kedurhakaan Aisyah dan Hafsah, Surah dimaksud (al-Tahrim: ayat 4 dan ayat 5) Menyatakan bahwa Aisyah dan Hafsah memiliki (sifat) keakuran dan kesepahaman antara ayah keduanya, Abu Bakar 129 dan Umar. (Tidak lain tidak bukan dimaksudkan sebagai penentang Nabi Muhammad SAW). Disebutkan, “Tak syak lagi, bahwa jumlah setan-setan Aisyah memang banyak sekali, yang telah menguasainya dan 137 mengendalikannya, yang telah mendapatkan jalan masuknya ke dalam hatinya, yaitu rasa cemburu…” Dikatakan, “Saya meyakni bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW tidak pernah mencintainya (Aisyah) karena apa yang telah diperbuatnya terhadap beliau…Bagaimana Rasulullah bisa 138mencintainya sedangkan ia adalah seorang perempuan yang 139 suka berdusta, gibah, berjalan dengan menyebarkan namimah, meragukan Allah dan Rasul-Nya, dan menyangka keduanya (Allah dan Rasul) telah menzaliminya? 139 151 154 155 157 Dikatakan, “Bagaimana mungkin Rasulullah SAW mencintai seorang perempuan yang sangat membenci putrinya Zahra berikut saudaranya dan anak pamanya Ali bin Abi Thalib sampai-sampai ia tidak pernah menyebutkan namanya dan tidak pernah membicarakan yang baik-baik tentangnya? “Aisyah yang telah merendahkan kehormatan Rasulullah dengan menuduhnya telah melakukan hal-hal tak senonoh dan telah menentang perintah-perintahnya, memerangi washi beliau, menjadi penyebab bagi kebanyakan munculnya fitnah yang telah diketahui oleh seluruh kaum muslimin, serta menyebabkan terbunuhnya ribuan kaum muslimin, menjadi perempuan Islam paling masyhur dan darinyalah hukumhukum (Islam) diambil.” Menolak hadits dari Aisyah ra. Dikatakan “Tak ada gunanya untuk berpegang kepada segala hal yang telah diriwayatkan dari Aisyah dari hukum-hukum yang perlu ditertawakan sekaligus ditangisi, guna membersihkannya dari peringatan yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW tentang dirinya.” Menuduh Aisyah ra menakwil hukum Allah sekehendak hatinya sendiri. Dikatakan, “Jika Humairah adalah tempat diambilnya separuh (ajaran) agama, yang telah berani menakwil hukum-hukum Allah sekehendak hatinya sendiri, maka saya tidak yakin suaminya Rasulullah SAW merestui hal ini darinya dan memerintahkan manusia untuk mengikutinya. Lebih kejam dilanjutkan olehnya, “…bahwaوmengikutinyaو merupakanوkemaksiatanوkepadaوAllah.” Allah telah mengecam Aisyah. Sebagaimana dikatakan, “Sudah diketahui dari al-Qur’an yang mulia bahwa Allah telah mengecamnya (Aisyah) ketika dia melakukan konspirasi terhadap Rasul-Nya, dikecam oleh Jibril dan orang-orang saleh dari kaum muslim dan para malaikat setelah itu secara nyata.” (Muhammad Tijani Al-Samawi, Tanyalah Pada Ahlinya, Menjawab 8 Masalah Kontroversial, Judul Asli: Fas’alu ahl al-Dzikr, terbitan Muassasah Anshariyah, Qom Iran, 1380/1417, penerjemah: Syafrudin Mbojo, Cet. Pertama, Penerbit Nur Al-Huda, Jakarta, 2012. Muhammad Tijani Al-Samawi juga mengarang buku yang telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan juga cetak oleh penerbit yang sama, berjudul “Akhirnya Kutemukan Kebenaran”, isinya hampir sama. Buku “Akhirnya Kutemukan Kebenaran” diiklankan juga oleh Propagandis Syi’ah Husein Shahab dalam syiahindonesiadotnet.) Propagandis Syi’ah Husein Shahab telah melakukan kebohongan besar pada saat Dialog Terbuka Sunni – Syiah "Mengawal Aqidah Umat Dari Kesesatan Syiah”, di Tanjung Balai Karimun, tanggal 25 Mei 2014 M, dengan mengatakan bahwa “orang-orang Syiah tentunya termasuk dirinya tidak mengkafirkan Ummahatul Mukminin dan Sahabat Nabi Muhammad SAW dan tidak mengkafirkan kaum Ahlussunnah wal Jama’ah yang tidak mempercayai keberadaan dan eksistensi keduabelas imam yang diklaim Syi’ah.” Perkataannya itu tidak sesuai dengan pernyataannya dalam acara ceramah memasarkan buku “Akhirnya Kutemukan Kebenaran” karyaMuhammad Tijani AlSamawi tersebut, sebagaimana disiarkan dalam syiahindonesiadotnet. Secara jelas dan tegas ia menganjurkan umat Islam untuk membaca buku tersebut, dan pernyataannya menyatakan bahwa “setiapوorangو yang tidak berbaiat kepada imam Syi’ah, maka matinya dalam keadaanوjahiliyyahوaliasوkafir.” Terlebih lagi dalam isi buku tersebut ditemui banyaknya pernyataan pengkafiran terhadap Ummahatul Mukminin dan Sahabat Nabi Muhammad SAW. Ini adalah bukti yang nyata, ada videonya dan ada bukunya yang diterbitkan oleh lembaga penerbitan mereka, yakni penerbit Nur AlHuda (ICC). Tabel 2و:وHujatanوdalamوBuku“وAntologiوIslam,و RisalahوIslamوTematisوdariوKeluargaوNabi” Hlm Uraian (Teks) 59 60 67 409 411 414 409 410 Tidak memasukkan Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq ra sebagai ahlulbait dan mengingkarinya sebagai Ummahatul Mukminin. Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq ra difitnah telah menentang Rasulullah SAW, memimpin pemberontakan, membunuh orang-orang yang tidak berdosa. Syiah menolak semua hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah binti Abu Bakar as-Shiddiq ra. Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq ra difitnah telah memarahi, menjauhi, memata-matai, mencurigai, bahkan dikatakan “Rasulullahوberpura-puraوjadiوNabi.” Abu Bakar As-Shiddiq ra dituduh telah memerintahkan kepada Umar bin Khaththab ra untuk memaksa pemberian bai’at kepada Abu Bakar As-Shiddiq ra oleh Ali bin Abi Thalib ra, Fatimah ra, dan yang lainnya (di rumah Fatimah ra). Dikatakan, “Pergiوdanوbawalahوmereka,وjikaوmerekaو menentang,وbunuhوmereka!.” Dusta atas nama Fatimah ra , ketika Abu Bakar As-Shiddiq ra dan Umar bin Khaththab ra datang membesuk Fatimah ra ketika sedang sakit, Fatimah ra berkata: “Allah dan malaikat menjadi saksiku bahwa engkau membuatku tidak ridha, dan kalian telah membuatku murka. Apabila aku bertemu ayahku, akan kuadukan semua perbuatan kalian berdua.” Abu Bakar As-Shiddiq ra dan Umar bin Khaththab ra difitnah telah secara sengaja menentang ayat al-Qur’anوyangوsangatو jelas. (Ini sama saja dengan tuduhan pengkafiran oleh Syiah) Umar bin Khaththab ra dituduh akan membakar rumah Fatimah ra, jika tidak memberikan bai’at. Umar bin Khaththab ra difitnah telah memukul perut Fatimah ra sehingga bayi dalam kandungannya meninggal. Sejak itu Fatimah ra jatuh sakit hingga wafat. Berarti Syiah telah memfitnah bahwa meninggalnya Fatimah ra karena pukulan Umar bin Khaththab ra. Dikatakan, Fatimah ra berteriak keras: “Duhai ayahku, Rasulullah! Lihatlah bagaimana Umar dan Abu Bakar memperlakukan kami setelah engkau tiada! Lihatlah bagaimana cara mereka menemui kami!” Umar bin Khaththab ra difitnah sebagai orang yang sering mempertentangkan perintah Nabi Muhammad SAW. Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq ra difitnah sebagai orang yang menyebabkan banyak penderitaan kepada Nabi 476 Muhammad SAW, melanggar perintahnya, dan perintah Tuhannya, bangkit memusuhi penerus Nabi Muhammad SAW, karena keputusan agama yang diambil darinya. 515 Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq, Thalhah, Zubair, Abdurrahman bin Auf, Amru bin Ash Radhiyallahu ‘anhum, difitnah sebagai penggerak penentangan terhadap Khalifah Utsman bin Affan ra. Thalhah ra dan Zubair ra 517 difitnah sebagai pembunuh Khalifah Utsman bin Affan ra. Dinyatakan bahwa pernikahan antara Utsman bin Affan ra 525 dengan kedua putri Nabi Muhammad SAW sama sekali tidak berkaitan sedikitpun dengan maqam spiritual. Utsman bin Affan ra difitnah telah membuat Hukum Islam baru, sebagai berikut: Terkait dengan shalat dalam perjalanan 525 (safar), dengan shalat secara penuh ketika dalam perjalanan. sd Mengubah aturan Haji Umrah, yakni larangan melaksanakan 529 umrah dan haji pada masa kekhalifahannya. Mengubah Hukum Zakat, dll. 648- Menyamakan Abu Hurairah dengan Paulus yang telah 649 merubah teologi Kristen. 476 (Diterjemahkan dari: “Encyclopedia of Shia”, Digital Islamic Library Project), Penerjemah: Rofik Suhud, Anna Farida, Sri Dwi Hastuti, Ana Susanti, Diani Mustikaati. Penerbit Nur Al-Huda-ICC Jakarta, Cet.III. 2012. Buku ini diiklankan juga oleh Propagandis Syi’ah Khalid Al Walid dalam syiahindonesiadotnet, Khalid Al Walid saat ini tercatat sebagai anggota MUI Pusat) Sungguh masih banyak lagi, caci-makian dan fitnah keji dalam bukubuku yang mereka terbitkan, yang tidak mungkin penulis sampaikan semuanya. Menjadi jelas bagi kita, bagaimana Syi’ah membenci Isteri dan Sahabat mulia Nabi Muhammad SAW, hingga ke taraf mengkafirkannya!, dengan kata-kata “mereka telah menentang ayat al-Qur’an yang sangat jelas”, dan lain sebagainya. Terhadap fitnah, pelaknatan, dan pengkafiran tersebut, salah satu ulama besar Syi’ah, Kasyiful Ghitha mengatakan bahwa” “mencederai kehormatan atau bahkan mencela para khalifah, tidak menyebabkan seseorang (baca: Syi’ah) menjadi kafir dan keluar dari Islam. Sebaliknya, paling banter itu adalah perbuatan maksiat.” Kemudian ditambahkan olehnya: “…tindakan itu juga belum tentu maksiat atau menyebabkan seseorang menjadi fasik jika itu dia lakukan berdasar ijtihad dan keyakinan, walaupun salah. Semua kalangan mengakui bahwa dalam ijtihad jika salah mendapat satu pahala sedangkan benar mendapat dua pahala.” (Lihat: Kasyiful Ghitha, Pemimpin Persatuan dan Reformasi, judul asli: “Imam al-Wahdah wa al-Islah”, Teheran Iran, penerjemah Musa Muzauwir, Penerbit Citra, Jakarta, 2012, hlm.175) Pernyataan di atas sungguh sesat dan menyesatkan, mengambil suatu analogi palsu (kesesatan metaforis)dalam ketentuan berijtihad. Dengan lain perkataan dia hendak mengatakan bahwa melaknat dan mengkafirkan Isteri dan Sahabat Nabi Muhammad SAW, minimal berpahala satu karena hasil ijtihad! Agama macam apa ini? apa bedanya dengan Yahudi dan Nasrani? Mendasarkan metodologi metaforis yang nyata-nyata sesat dikatakan sebagai ijtihad, sungguh keterlaluan. Selanjutnya kebiadaban Syi’ah ini hendak ditutupi dengan adanya Fatwa Resmi dari sang Rahbar Imamnya Syi’ah Ali Khamenei yang diterbitkan pada tahun 2010 yang melarang dan mengharamkan pencelaan atas simbol-simbol Ahlussunnah. Anehnya Syi’ah di Indonesia tidak mengakui adanya pelaknatan dan pengkafiran itu, sebagaimana tertulis dalam kata pengantar buku “Fatwa Resmi Syiah Terhadap Simbol Ahlussunnah”,sebagai berikut: “Di antara topik yang sering dituduhkan oleh mereka yang kontraSyi’ah adalah bahwa Syi’ah acap menghina istri-istri Nabi SAW, khususnya Ummul Mukminin Aisyah ra, dan para sahabat Rasulullah SAW yang merupakan symbol-simbol utama Ahlussunnah.” Perkataan: “…..Ummul Mukminin Aisyah ra, dan para sahabat Rasulullah SAW yang merupakan symbol-simbol utama Ahlussunnah”, menegaskan bahwa memang Syi’ah menganggap sepi keberadaan Ummul Mukminin Aisyah ra, dan para sahabat Rasulullah SAW. Menjadi terang-benderang bahwa Syi’ah memang tidak mengakui Ummul Mukminin Aisyah ra, dan para sahabat Rasulullah SAW. Kemudian disebutkan pula “Diharapkan dengan fatwa ini dapat meredam aktifitas pihak-pihak yang tidak menginginkan terjadinya ukhuwah di antara Sunnah dan Syiah.” (Lihat: Kata Pengantar buku : Fatwa Resmi Syiah Terhadap Simbol Ahlussunnah, diterbitkan oleh Al-Huda ICC-Jakarta, 2012, penerbit yang sama dengan buku Antologi Islam) Padahal jelas-jelas terbukti dan meyakinkan bahwa pelaknatan dan pengkafiran itu datangnya dari mereka sendiri, dari buku-buku yang mereka terbitkan sendiri melalui badan penerbit mereka, sebagaimana disebutkan di atas. Sungguh suatu kebohongan, “maling teriak maling!”, mereka yang melakukan pelaknatan, mereka pula yang mengingkari. Buku “Antologi Islam” dan “Akhirnya Kutemukan Kebenaran”, hanya contoh dari sekian ratus buku sesat Syi’ah. Sampai saat ini pun buku-buku serupa masih bisa ditemui dalam berbagai toko buku mereka.Bagaimana mungkin mewujudkan ukhuwah antara Sunni dengan Syiah? sesuatu yang mustahil. Dengan meningkatnya kesadaran umat Islam atas kesesatan Syi’ah, mereka melakukan berbagai upaya, termasuk menggandeng berbagai tokoh politik, tokoh agama, cendekiawan/akademisi dan berbagai kalangan pemerintahan dalam kepentingan berlindung di tengah banyaknya gugatan umat Islam. Kita tidak perlu berharap banyak kepada para penganut ajaran Syi’ah yang telah jauh menyimpang untuk kembali kepada keyakinan yang benar dalam Islam. Tidaklah mungkin kita memaksakan keyakinan kita kepada mereka, sebagaimana kaum kafir lainnya. Sebab, para petinggi mereka demikian lihai dalam memperdagangkan ajaran Syiah-nya, dengan berbagai cara mereka “mati-matian” untuk meyakinkan pengikutnya. Jalaludin Rakhmat sang Gembong Syi’ah, mengutip perkatan Hitler, “kebenaran,وadalahوkebohonganوyangو dikalikan seribu kali. Jika Anda berdusta, ulangi dusta itu ribuan kali.وOrangوbanyakوakanوmempercayainya.” Dia mengutip pernyataan Hitler, tetapi sebenarnya itulah yang ia prakrtekkan selama ini, begitu pun seluruh petinggi Syi’ah sejak zaman dahulu hingga saat ini. Kebenaran yang diusung oleh Syi’ah sebenarnya adalah kebohongan dan dengannya mereka selalu melakukan penistaan terhadap Umahatul Mukmimin dan para Shahabat Nabi Muhammad demi mengusung doktin Imamah. Ajaran Syi’ah sangat destruktif dan dilandasi dengan semangat kebencian, serta ekspansif men-Syiah-kan kaum Ahlussunnah dan berbahaya terhadap keutuhan NKRI selain aqidah Islam. Rekam jejak sejarah telah membuktikan bahwa kelakuan sesat mereka ingin menghancurkan Islam dari dalam. Sudah menjadi jelas bagi kita, terlebih lagi dengan banyaknya kajian-kajian tentang kesesatan Syi’ah yang disampaikan oleh para pakar. - See more at: http://www.voa-islam.com/read/smartteen/2014/07/29/31920/kebenaran-syiah-kebohongan-dikalikan1000/#sthash.Sb5eLxPd.dpuf Selamatkan Ummat Islam Indonesia dengan Berjihad Fii Sabilillah Ahad, 4 Syawwal 1435 H / 6 Juli 2014 15:00 wib Selamatkan Ummat Islam Indonesia dengan Berjihad Fii Sabilillah Shahabat Voa Islam yang dimuliakan Alloh, Seringkali kita temui betapa banyak orang berbicara kebaikan secara fasih tapi ia melakukan hal yang sebaliknya dalam perbuatan. Atau juga kita mendapati tidak sedikit orang yang memiliki gelar dan prestasi akademik yang tinggi sekalipun, ternyata gagal memahami makna dan hakekat kebaikan itu sendiri. Maka sebagai hamba Alloh yang lemah, mari kita bermohon kepada Alloh Jalla wa ‘Alaa agar IA mengaruniai kita kebaikan dalam pemahaman dan pengamalan, amiin! Dalam Diinul Islam yang kita cintai, setidaknya bisa dibuat Hirarki Kebaikan yang dengan itu kita juga bisa mengenali lawannya, yakni Keburukan. Silahkan koreksi jika apa yang kami gambarkan dibawah salah atau keliru. Kebaikan Keburukan Tauhid Syirk Sunnah Bid'ah Tho’at Maksiat Mubah Makruh Afdhol Mafdhul Kegunaan table hirarki diatas adalah agar kita bisa mencermati langkah-langkah yang kita ambil. Sehingga manakala terjadi kekeliruan maupun ketepatan bergerak, maka kita juga bisa mengoreksi atau meningkatkannya secara proporsional. Lebih penting lagi adalah agar apa yang kita lakukan tidak keluar dari koridor kebaikan itu sendiri. Oleh karenanya, Syekh Ibnul Qoyyim Al Jauziyah dalam sebuah kitabnya telah menjabarkan langkah-langkah Iblis dan balatentaranya untuk menyesatkan manusia dengan urutan sebagaimana table hirarki diatas. Setelah semua langkahlangkah menyesatkan manusia dengan urutan diatas gagal, maka Iblis akan mengerahkan seluruh balatentaranya dari kalangan manusia dan Jin untuk memerangi manusia. Dimana dengan peperangan itu, bisa jadi Iblis mendapat peluang baru dan mendaur-ulang kesempatan agar kembali dapat menyesatkan manusia. Wallohul Musta’an. Shahabat Voa Islam yang dimuliakan Alloh, Mencermati apa yang sedang terjadi disekitaran kita, yakni saat gelombang demokrasi sedang pasang. Nampaknya tidak banyak yang dapat mendudukkan persoalan demokrasi itu secara tepat. Kebanyakan kita hanya melihat demokrasi sebagai sebuah wasilah (sarana) dan bukan sebagai sebuah sistim walaupun terkadang kita melafazkannya. Menurut hemat kami, demokrasi adalah sebuah sistim yang memiliki nilai dan mekanisme terapan bahkan jaringan yang mengikat siapapun yang menempuhnya. Sehingga ia tidak bisa kita manfaatkan untuk memperjuangan nilai-nilai Islam yang kita yakini utuh, menyeluruh dan sempurna. Jika kita memaksakan Islam untuk diperjuangkan melalui system ini maka yang terjadi adalah penggerusan nilai-nilai Islam sendiri atau minimal tercampurnya kejernihan Islam dengan kekotoran demokrasi. Walhasil, mekanisme demokrasi yang kita tempuh justru menyimpangkan tujuan perjuangan meninggikan Islam itu sendiri. Wallohu a’lam. Sungguh kita sangat menyayangkan banyaknya orang yang berilmu dalam Islam namun melegalkan keterlibatan kaum muslimin dalam demokrasi. Sebagiannya bahkan mengajak ummat untuk menikmati demokrasi. Ummat Islam hari ini bukan saja tidak merasa bersalah saat berkubang demokrasi malah sampai satu titik dimana sebahagian mereka merasa tidak bisa melepaskan diri dari sistim yang bathil ini. Jika kita menyampaikan kepada mereka tentang kerusakan demokrasi maka mereka akan balik melempar soal, lalu dengan apa atau bagaimana kita berjuang? Yang menarik adalah saat para ‘alim menggunakan kaedah fiqh untuk memilih mudharat yang lebih ringan dari dua pilihan. Qodarulloh, untuk pilpres 2014 ini kok ya calonnya juga pas 2 pasang. Maka meluncurlah ajakan dan himbauan untuk berdemokrasi ria dari para tokoh ummat dengan telah sebelumnya menakuti-nakuti ummat dengan berbagai hal-hal ghaib kedepannya jika salah satu calon berkuasa. Padahal kalau kita timbang dengan hirarki kebaikan dan keburukan yang kita buat diatas, demokrasi masuk pada peringkat pertama (soal ushul, antara Tauhid dengan Syirk) atau paling tidak antara Sunnah dengan Bid’ah, yakni peringkat hirarki kedua. Dimana bid’ahnya demokrasi (kalau kita sepakat)pun bisa tergolong bid’ah mukafiroh, laa haula wa laa quwwata illa billah. Wallohu a’lam. Shahabat Voa Islam yang dimuliakan Alloh, Ciri orang beriman menurut Alloh Jalla wa ‘Ala adalah bertawakkal kepadaNya semata, sebagaimana firmanNya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”(QS Al Anfaal:2) Dan kalau sikap tawakkalnya orang-orang beriman tetap harus disertai usaha maka usaha itu juga harus tidak boleh menyelisihi syari’at Alloh dan RasulNya. Contohnya, banyak kalangan awam mendatangi dukun-dukun yang mengaku orang pintar dan mengikuti setiap arahan mereka sekalipun syirk namun kalangan awam menganggapnya itu sebagai usaha dalam rangka ikhtiar. Maka tentu saja sikap tawakkal semacam ini adalah bathil dan tidak diperbolehkan, karena syirk adalah mudharat yang paling besar dan wajib dijauhi bukan malah diikuti. Dalam konteks gelombang pasang demokrasi sekarang, sikap yang kita harus ambil adalah bertawakkal kepada Alloh saja dengan tetap berusaha yang dituntunkan dalam Syari’atNya. Bukan menghasung diri kita dan ummat kebanyakan untuk menceburkan diri kedalam sistim demokrasi yang merusak ketauhidan kita kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Salah satu usaha yang syar’i dalam menerapkan sikap tawakkal kita kepada Alloh adalah dengan memperhebat upaya I’dad dan men-tahridh ummat untuk berjihad! Alloh Azza wa Jalla berfirman: “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orangorang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benarbenar orang yang beriman.”(QS Ali Imron:175) Jadi jangan menakut-nakuti ummat akan syetan Syi’ah, syetan Preman, atau bahkan syetan PKI sekalipun, kemudian malah ummat kita ceburkan kepada kubangan syetan demokrasi. Sebaliknya, kita mesti menyadarkan ummat akan bathilnya demokrasi dan menyiapkan mereka untuk berjihad fii sabilillah! Kami berfikir, mestinya kita bersungguh-sungguh mendakwahi tokoh yang kita anggap pro Islam itu untuk mau berjihad fii sabilillah sehingga kita dan beliau itu serta seluruh kaum muslimin Indonesia terselamatkan dunia akheratnya. Bukan malah kita ikut menceburkan diri kedalam sistim demokrasi yang bathil dan tidak mendakwahi 'beliau' itu secara serius dan lurus. Dimana justru kita semua jadi malah terancam azab dan neraka Alloh Azza wa Jalla, wa'iyyadzubillah! Semoga Alloh Jalla wa 'Alaa membimbing kita kejalanNya yang lurus, amiin! Wallohu Ta'ala a'lamu bis showwab. (AF/Voa Islam) - See more at: http://www.voa-islam.com/read/smartteen/2014/07/06/31391/selamatkan-ummat-islamindonesia-dengan-berjihad-fiisabilillah/#sthash.88F7Fq5e.dpuf