konspirasi yahudi-syiah dan 3 pertanyaan untuk

advertisement
1
KONSPIRASI YAHUDI-SYIAH DAN 3 PERTANYAAN UNTUK KAUM SYIAH
A. KONSPIRASI YAHUDI DENGAN SYI’AH
Sejak dahulu kala bangsa Yahudi sudah dikenal sebagai terbiasa membunuh nabi-nabi
dan juga biasa menentang dan melecehkan Allah. Mereka juga dikenal sebagai biang pemalsu
kitab-kitab suci yang diwahyukan oleh Allah SWT. Kitab Taurat yang dibawa oleh nabi Musa AS
telah diacak-acak hingga menjadi kitab yang sama sekali tidak bernilai lagi. Begitu juga dengan
kitab Injil, telah diputarbalikkan fakta yang terdapat di dalamnya. Namun terhadap Al-Quran
mereka tidak mampu berbuat apa-apa karena semua yang ada dalam Al-Quran sangat autentik
dan tak mungkin dipalsukan walau satu huruf pun. Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang
menjamin kesucian kitab Al-Quran ini.
Usaha Yahudi untuk merusak dan mengotori wahyu-wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala
tidak pernah berhenti begitu saja. Melalui Persia sebagai mandataris pendiri aliran Syiah,
cendekiawan Yahudi yang menyeru sebagai penganut aliran Syiah bekerja sama dengan para
tokoh majusi Persia menciptakan buku-buku tafsir kitab suci Al-Quran. Dengan tafsir tu mereka
bertujuan memutar-balik arti Al-Quran yang sebenarnya. Tafsir ini adalah awal dari
pelampiasan dendam kombinasi Yahudi-Majusi terhadap Islam. Lewat aliran Syiah Yahudi telah
membantai nama baik seluruh sahabat Rasulullah SAW. Menyusul kemudian mereka
membantai pula kesucian kitab-kitab hadis Ahlussunnah wal Jama’ah. Tidak segan-segan,
Yahudi-Majusi mengatakan telah ada kitab Al-Quran yang lebih lengkap dari kitab Al-Quran
yang sebelumnya. Mereka juga telah menuduh bahwa kitab Al-Quran yang sekarang ini ciptaan
Abu Bakar R.a, Umar R.a, Utsman R.a dan para sahabat Rasulullah SAW yang telah
mengkhianati Ali bin Abi Thalib R.a . Dengan alasan itulah mereka kemudian menciptakan
hadis-hadits dan dongeng-dongeng versi mereka yang mendukung tujuannya.
Sebelum Islam datang, bangsa Yahudi (terdiri dari Bani Nadzir, Bani Khuraidzah dan Bani
Khunaiqa) yang berdiam di kota Madinah telah menguasai sektor perekonomian dan ibarat
konglomerat Cina mereka menguasai perdagangan kota itu. Mereka juga menjadi biang
pertentangan suku-suku Aus-Khazraj. Selama 120 tahun Suku Aus dan Khazraj diadudomba oleh
mereka. Barulah setelah itu Rasulullah saw berdiam di Madinah dan menyebarkan Islam di
sana, beliau berhasil mempersatukan kedua suku yang saling bertentangan itu dalam naungan
Islam. Dengan demikian Yahudi Madinah terpencil dan terkucilkan.
Tetapi usaha mereka terus berlanjut dengan menggabungkan diri pada golongan
munafik yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay bin Salul. Tetapi kubu munafik dan Yahudi ini
tidak bertahan lama, mereka dihancurkan juga oleh kekuatan Islam yang militan di Madinah.
Sebagian dari tokoh-tokoh mereka yang selamat kemudian berpura-pura masuk Islam.
2
Peran mereka di kemudian hari muncul kembali, ketika mereka mendapatkan konco
yang sejenis, yaitu tokoh-tokoh Majusi Persia yang juga berpura-pura memeluk agama Islam.
Ka’ab Al-Ahbar, seorang Yahudi yang mengaku sebagai Muslim adalah penyebar hadis-hadits
palsu dan kisah-kisah Israiliyyat, menjadi duta bangsa Yahudi. Sedangkan Hurmuzan dan
Jafinah, dari kubu Majusi Persia juga telah mengaku sebagai Muslim. Mereka bertiga
bersekongkol hendak membunuh Amirul Mukminin Umar bin Khathab. Pelaksana rencana
makar ini adalah Farwa’ Abu Lu’luah, seorang budak bekas tawanan perang Persia. Sejak saat
itulah, Ka’ab Al-Ahbar telah menancapkan fitnah Yahudi dalam tubuh agama Islam dan
berlangsung sampai saat ini.
Di zaman Khalifah Utsman bin Affan R.a , anak cucu Ka’ab Al-Ahbar muncul dari negeri
Yaman, dan bernama Abdullah bin Saba’. Ia menyatakan keislamannya dan bermaksud
menetap di Madinah. Suatu ketika ia bertemu dengan Khalifah Utsman, Abdullah bin Saba’
menyebarkan racun puji-pujian kepada Khalifah. Tetapi Khalifah Utsman waspada atas pujian
tentang dirinya. Maka diusirlah Abdullah bin Saba’ dari kota Madinah dan dilarang memasuki
kembali kota suci itu.
Dasar memang Yahudi, walaupun sudah di persona- non Grata di Madinah, Abdullah bin
Saba’ lari dan berkeliling ke wilayah Syam, Mesir dan Iraq. Imam Thabari dalam tarikhnya
mengatakan, ketika Ibnu Saba’ sampai di Syam, ia bertemu dengan seorang sahabat yaitu Abu
Dzar Al-Ghifari, dan membujuknya agar Abu Dzar memberontak kepada Muawiyah.
Dikatakannya bahwa Muawiyah pernah mengatakan: “Semua harta benda adalah milik Allah,
dan begitu pula segala sesuatu yang ada ini, hakekatnya kepunyaan Allah.” Dengan kalimat ini
Ibnu Saba’ bermaksud menganjurkan agar kaum muslimin mengumpulkan harta sebanyak
mungkin untuk kepentingan pribadi, dan bukan untuk kepentingan umat. Dengan kalimat ini
pula Abdullah bin Saba’ mendatangi Abu Darda, tetapi rupanya Abu Darda waspada dengan
kehadirannya itu, dan segera menyatakan: “Siapakah anda? Kalau tidak salah anda seorang
Yahudi tulen!”
Di Mesir dan Iraq, Ibnu Saba’ –yang juga dipanggil dengan nama Ibnu Sauda’menyebarkan racun fitnah itu dengan mengembangkan ajaran Ar-Raj’ah (reinkarnasi) dan
mengatakan: “Bukankah kalian telah meyakini bahwa Isa Al-Masih akan datang kembali?
Mengapa kalian tidak meyakini bahwa Muhammad akan kembali? Mengapa pula kalian
berdiam diri ketika kekuasaan dan kepemimpinan umat dirampas dari tangan Ahlul Bait Nabi?”
dengan racun inilah Ibnu Saba’ mulai menyebarkan kecaman terhadap khalifah Usman bin
Affan dan mengobarkan berita bohong kepada beberapa orang sahabat. Dari sini, ia telah
membuka sebuah “Poros Fitnah” antara Mesir dan Kuffah di satu pihak, melawan khalifah
Usman di Madinah, di lain pihak. Melalui poros fitnah ini ia kemudian merancang pembunuhan
Usman.
3
Setelah Sahabat Ustman R.a terbunuh dan Sahabat Ali bin Abi Thalib R.a terpilih sebagai
Khalifah, Abdullah bin Saba’ menjadi orang pertama yang menyatakan bai’atnya kepada Ali bin
Abi Thalib R.a. Perihal kepemimpinan Ali bin Abi Thalib itu Ibnu Saba’ membawa dongeng
tentang Yusa’ bin Nun yang memperoleh wasiat Nabi Musa AS, maka menurutnya sahabat Ali
R.a seharusnya memperoleh juga wasiat dari Rasulullah Muhammad SAW untuk menggantikan
beliau.
Tidak cuma itu, Ibnu Saba’ mulai melancarkan kecaman atas Sahabat Abu Bakar, Umar,
Usman dan beberapa orang sahabat yang memihak mereka. Perbuatannya itu dikatakan atas
instruksi Ali bin Abi Thalib R.a. Atas fitnah yang dinisbahkan kepada Ali R.a, maka Abdullah bin
Saba’ dihadapkan kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib untuk mempertanggung jawabkan semua
tingkah lakunya itu. Di depan Khalifah Ali, Ibnu Saba’ mengakui perbuatan fitnahnya itu.
Ali bin Abi Thalib R.a , akhirnya menjatuhkan hukuman mati atas Ibnu Saba’. Saat itu
hadirin yang menghadiri sidang itu memprotes, “Wahai Amirul Mukminin, apakah anda akan
menghukum mati orang yang mencintai anda dan ahlul bait, serta mendukung kepemimpinan
anda dan bersikap menentang lawan-lawan anda?” Ali kemudian membuang Abdullah bin Saba’
ke Madain (Ibu kota Iran waktu itu). Saat Ibnu Saba’ tiba di Madain, tersebarlah berita kematian
Ali bin Abi Thalib. Seluruh umat Islam sedang berduka cita, tetapi Abdullah bin Saba’ malahan
menolak wafatnya Khalifah Ali, “Sekalipun kalian datangkan kepadaku 70 orang saksi yang adil
menerangkan wafatnya Ali, aku sendiri menyatakan ia tidak tewas. Ali tidak akan wafat, tidak
akan terbunuh sebelum ia dapat menguasai seluruh permukaan bumi ini.”
Maka mulailah Abdullah bin Saba’ menjadi orang yang pertama kali mempertuhankan
Sahabat Ali bin Abi Thalib R.a. Ia mengatakan Sahabat Ali R.a tidak terbunuh, karena pada
dirinya ada unsur Tuhan. Sahabat Ali R.a sering menjelma dalam bentuk awan, guruh adalah
suaranya, petir adalah cemetinya. Demikianlah racun syirik yang disebarkan oleh Ibnu Saba’.
Namun, mempertuhankan manusia sebenarnya bukan hal yang aneh bagi Yahudi. Bukankah
mereka juga yang mempertuhankan Isa Al-Masih, setelah mereka gagal melikuidasi agama
Masehi? Merekalah yang meletakkan ajaran Trinitas atau Tiga Oknum Tuhan dalam agama
Kristen. Kemudian mereka mendudukkan Ali bin Abi Thalib seperti Isa Al-Masih, yaitu dengan
cara mempertuhankan Ali dan mengimamkan anak keturunannya dengan cara yang sangat
berlebihan.
Seorang Yahudi lainnya, bernama Abdullah bin Mainun Al-Qaddah adalah arsitek pendiri
aliran Ismailiyyah, meninggal tahun 147 H. Dialah yang mengimamkan dan menokohkan Ismail
bin Ja’far Ash-Shadiq. Di kemudian hari aliran ini pecah menjadi beberapa aliran kecil lainnya
seperti Qaramithah, Zanjiah, Fathimiyyah, Muqanna, Druziah, Hasyasyin, Babiah dan
Baha’iyyah. Tokoh Ismailiyyah di abad ini adalah Agha Khan yang petualangannya sangat
terkenal sekali. Agha Khan yang tinggal di Barat sangat erat sekali hubungannya dengan pihak
4
Yahudi Internasional. Agha Khan melarang pengikutnya melaksanakan ibadah haji, sementara ia
juga menghalalkan minuman keras, perjudian dan perzinahan. Pada suatu hari dia ditanya oleh
seorang wartawan, mengapa ia yang berpendidikan tinggi itu masih mau dipertuhankan oleh
pengikutnya? Sebelum menjawab pertanyaan itu, ia tertawa terbahak-bahak seraya
mengatakan: “Bangsa India banyak yang menyembah sapi, bukankah aku lebih baik dari sapi?”
Bahkan ia juga mengatakan, Khamr yang sudah masuk ke perutnya itu akan berubah menjadi
air zam-zam.
Ismailiyyah yang telah melahirkan berbagai aliran rahasia dan sesat itu pada awal
kebangkitannya berusaha untuk menumbangkan Dinasti Abbasiah, khususnya gerakan
Qaramithah, Hasyasyin dan Druziah, sejarah kelompok-kelompok ini dalam dunia Islam sangat
tercela sekali karena mereka berusaha menghancur-luluhkan ajaran Islam dengan cara berpurapura menjadi pembela rayath kecil dan miskin. Isu yang mereka tampilkan adalah
mempertentangkan kelas-kelas dalam masyarakat. Tak ubahnya seperti kaum komunis di
zaman modern ini. Mereka selalu menggunakan dua istilah, yaitu kelas Penguasa yang
menindas dan kelas Rakyat Jelata yang tertindas.
B. TIGA PERTANYAAN UNTUK KAUM SYIAH
Menanggapi tuduhan bertubi-tubi dari kalangan Syi’ah terhadap kaum Sunni (Tuduhan
keji bahwa :
1.
2.
3.
4.
Ummahatul Mu’minin Aisyah R.a adalah seorang pezina,
Sahabat Abu Bakar R.a, Umar R.a dan Utsman R.a adalah perampok-perampok,
Sahabat Abu Bakar R.a dan Umar R.a adalah “Dua berhala orang Quraisy dan
Tuduhan bahwa Sahabat Abu Hurairah telah membuat Hadits-hadits palsu dst.)
Berikut ini ikemukakan argumen dan sanggahan YANG INSYAALLAH TIDAK BISA DIBANTAH
OLEH KAUM SYI’AH BAIK DARI KALANGAN AWAM ATAU YANG ‘ALIM ULAMA SEKALIPUN.
Andaikan ada seseorang yang sangat awam agama dan tidak mengenal perbedaan
antara apa itu Sunni dan apa itu Syi’ah dan bahwa semua tuduhan dan pernyataan kaum Syi’ah
terhadap kaum sunni itu dianggap benar semuanya. Maka berikut ini ada beberapa
konsekuensi logis yang harus dijawab oleh kaum Syi’ah:
1. Kaum Syi’ah mengatakan bahwa sudah menjadi amanat Rasulullah SAW bahwa Sahabat
yang tepat melanjutkan kekhalifahan Beliau adalah Sahabat Ali R.a. Jika ini yang
disabdakan oleh Rasulullah SAW maka sudah tentu ini program dari Allah SWT. Jika ini
adalah program Allah sudah pasti akan berjalan dengan baik karena Allah SWT jika
mengehendaki sesuatu cukup berfirman KUN FAYAKUN maka Jadilah apa yang DIA
kehendaki. Allah SWT juga bersifat MAHA KUASA dan MAHA BIJAKSANA namun pada
5
prakteknya setelah Rasulullah SAW wafat yang terangkat pertama kali sebagai Khalifah
adalah Sahabat Abu Bakar R.a bukan Sahabat Ali R.a. Kemudian yang kedua adalah
Sahabat Umar R.a dan yang ketiga adalah Sahabat Utsman R.a dan barulah Sahabat Ali
R.a menjadi khalifah yang ke-empat.
Dari kenyataan tersebut ada satu pertanyaan penting: Bagaimana mungkin skenario langit
gagal? Mana mungkin satu program yang telah dicanangkan Allah di langit bisa gagal total di
bumi? Ada satu kesan dimana pernyataan Syi’ah di atas menunjukkan betapa lemahnya
Tuhan orang Syi’ah padahal di Q.S 3: Ali Imran ayat 26 Allah berfirman:
                  
        
Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada
orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau
kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang
Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
Dalam ayat tersebut disebutkan ”Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau
kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki”. Maksudnya Allah
SWT berkuasa memberi dan mencabut kekuasaan dari orang yang dikehendaki-Nya.
2. Kaum Syi’ah mengatakan bahwa semua Sahabat Nabi Muhammad SAW telah murtad
kecuali hanya beberapa orang saja (Tuduhan “murtad” itu pun hanya karena mereka semua
telah membai’at Sahabat Abu Bakar R.a sebagai pengganti Nabi sebagai pemimpin pertama
setelah Nabi Muhammad SAW wafat dan tidak mengangkat Sahabat Ali R.a. Beberapa orang
itu ialah: Sahabat Miqdad ibnu Aswad R.a, Sahabat Abu Dzar R.a, Sahabat Amr bin Yasir R.a
dan Salman Al farisi R.a). Dengan kenyataan di atas secara tidak sadar Kaum Syi’ah yang
dengan secara keji menuduh Rasulullah SAW sebagai seorang guru telah gagal mendidik
murid-murid Beliau. Jika dibandingkan dengan peran Nabi Isa A.S dalam mendidik muridnya
maka Rasulullah telah kalah jauh karena murid Nabi Isa A.S yang berkhianat hanya satu
orang yaitu Yudas Eskariot. Selain Yudas semuanya ta’at pada Nabi Isa AS. Demikian juga
jika dibandingkan dengan jumlah sahabat yang telah diselamatkan dan menjadi murid yang
punya ketaatan Nabi Muhammad SAW telah kalah dengan Jim Jones pemimpin aliran sesat
Kristen yang sempat digrebek FBI. Si Jim Jones telah berhasil mengajak 913 pengikut
setianya untuk melakukan bunuh diri massal di Guyana,Amerika Latin.
6
People's Temple adalah organisasi keagamaan yang didirikan pada tahun 1955 oleh pendeta
James Warren Jones (Jim Jones). Reputasi People's Temple mendadak terkenal karena
melakukan bunuh diri massal di Jonestown, Guyana pada 18 Novembver 1978.
Saat itu Jones memerintahkan para jemaatnya untuk meminum Kool Aid dan Flavor Aid yang
diberi sianida. Seramnya, mereka yang menolak bunuh diri akan ditembak atau disuntik sianida.
Dilaporkan ada 913 orang tewas termasuk 276 di antaranya adalah anak-anak. Mereka yakin
setelah bunuh diri akan bertemu dengan Tuhan, pertanyaannya, entah Tuhan yang ada di
mana.
3. Terangkatnya Sahabat Ali R.a sebagai khalifah ke –empat setelah masa kira-kira 24 atau 25
tahun dan ketika Rasulullah SAW wafat Sahabat Ali R.a terangkat sebagai khalifah ketika
“Jalan sudah rata”. Maksudnya mulai dari kerja Sahabat Abu Bakar R.a dalam waktu 2,5
tahun telah menyelesaikan 5 macam fitnah dari dalam dan luar negeri setelah wafatnya
Nabi Muhammad SAW. 5 macam fitnah itu ialah: munculnya nabi palsu yaitu musailamatul
kadzab, banyaknya orang yang murtad dari Islam, orang munafik menampakkan diri, ada
sekelompok orang yang tidak mau membayar zakat dan ancaman serangan orang Romawi.
Kemudian Sahabat Umar R.a selama 10 tahun telah mampu menyebarkan Islam sampai ke
Mesir, Syam, Madain, Roma dan Persia. Setelah itu dilanjutkan oleh Sahabat Utsman R.a
bekerja selama 12 tahun dan hasilnya terbukanya wilayah Afrika: Maroko, Aljazair dan
Tunisia. Dalam periode ini juga disusun Mushaf Al-Qur’an yang sebut mushaf Utsmani.
Sekali lagi perlu dicatat Bahwa Saat Datangnya Sahabat Ali R.A Sebagai Khalifah Jalan
Sudah Rata. Tiga sahabat utama telah bekerja keras dan mengukir sejarah dengan prestasi
gemilang sementara Sahabat Ali R.a menjadi khalifah selama kurang lebih 5 tahun dan
periode kepemimpinan Beliau dipenuhi suasana kekacauan sehingga kemudian diambil alih
oleh Sahabat Muawiyah R.a. jika sudah demikian dimana kehebatan Sahabat Ali R.a yang
selama ini diagung-agungkan oleh kaum Syi’ah? Apa peran “Satrio Piningit” yang digadanggadang oleh kaum Syi’ah? Dan jika generasi awal didikan langsung Rasulullah SAW seperti
Sahabat Abu Bakar R.a, Umar R.a dan Utsman R.a dituduh gagal maka Sulit Dibayangkan
Generasi Pengikut AYATULLAH KHOMEINI Bisa Mendapatkan Kejayaan Dan Kemuliaan
Hidup Dunia Sampai Akherat.
Download