BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Faktor Yang

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Dalam bukunya, Subandi (2014:87) mengatakan ada 3 faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Akumulasi Modal
Akumulasi modal akan terjadi jika ada bagian dari pendapatan sekarang
yang ditabung dan kemudian diinvestasikan untuk memperbesar output
pada masa yang akan datang. Investasi jenis ini sering diklasifikasikan
sebagai investasi sektor produktif, yaitu berupa pabrik-pabrik, mesinmesin, dan lain-lain. Di samping itu ada investasi lainnya yang dikenal
dengan sebutan infrastruktur sosial dan ekonomi berupa jalan raya,
sanitasi, komunikasi, fasilitas irigasi. Ada juga investasi insani yang
berupa pendidikan.
Semua jenis investasi tersebut menyebabkan terjadinya akumulasi
modal dimana akan menambah sumberdaya-sumberdaya baru atau
meningkatkan sumberdaya yang ada, tetapi ciri-ciri utamanya adalah
menyangkut suatu trade-off antara konsumsi sekarang dan konsumsi
yang akan datang.
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk dapat merangsang pertumbuhan ekonomi
karena semakin banyak angkatan kerja berarti semakin banyak faktor
produksi tenaga kerja, sedangkan semakin banyak penduduk akan
meningkatkan potensi pasar domestik.
Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi merupakan faktor penting bagi pertumbuhan
ekonomi. Ada tiga macam klasifikasi kemajuan teknologi yaitu : netral,
hemat tenaga kerja, hemat modal.
15
16
2.2
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Todaro dalam Subandi (2014:44) mengklasifikasikan teori-teori pertumbuhan
ekonomi yang ada dalam 4 pendekatan, yaitu :
o Teori Pertumbuhan Ekonomi Linear.
Didalam pendekatan ini terdapat teori Adam Smith yang membagi
tahapan pertumbuhan menjadi 5 tahap, yaitu di mulai dari masa
perburuan, masa berternak, bercocok tanam, perdagangan dan masa
industri. Ada juga
teori Karl Marx
yang membagi evolusi
perkembangan masyarakat menjadi tiga, yaitu dimulai dari feodalisme,
kapitalisme¸ dan yang terakhir sosialisme.
Didalam pendekatan ini juga terdapat teori pertumbuhan ekonomi yang
dikembangkan
oleh
W.W
Rostow,
dimana
menurut
Rostow
pembangunan ekonomi dapat dibedakan dalam 5 tahap, yang pertama
masyarakat tradisional, prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, tahap
gerak menuju kematangan dan yang terakhir tahap konsumsi masa
tinggi.
o Teori Revolusi Ketergantungan Internasional (Dependensia)
Teori dependensia berusaha menjelaskan penyebab keterbelakangan
ekonomi yang dialami oleh negara-negara berkembang. Asumsi dasar
teori ini adalah pembagian perekonomian dunia menjadi dua golongan,
yang pertama adalah perekonomian negara-negara maju dan kedua
adalah perekonomiann negara-negara sedang berkembang.
o Teori Neo-Klasik
Penganut teori ini berpendapat bahwa keterbelakangan tidak disebabkan
oleh eksploitasi negara pusat kepada periferi, melainkan leih pada
pengaruh intern dalam negara yang terbelakang tersebut. Besarnya
campur tangan pemerintah dalam aktivitas ekonomi, merebaknya
korupsi, kurangnya investasi bidang ekonomi, serta kesalahan dalam
mengalokasikan
sumber
daya,
keterbelakangan negara tersebut.
merupakan
sumber
utama
17
o Teori Perubahan Struktural
Didalam pendekatan ini terdapat teori Boeke tentang dualisme sosial,
teori pembangunan Arthur Lewis, teori pola pembangunan oleh Hollis
Chenery, dan teori Harrod-Domar.
2.2.1 Teori Harrod-Domar
Teori Harrod-Domar dikembangkan oleh dua ahli ekonomi sesudah
Keynes, yaitu Evsey Domar dari Massachusetts Institute Of Technology
dan Sir Roy F. Harrod dari Oxford University. Domar mengemukakan
teorinya pertama kali pada tahun 1947 dalam Journal American
Economic Review, sedangkan Harrod mengemukakan teorinya pada
tahun 1939 dalam Economic Journal. Jadi teori tersebut sebenanrnya
dikembangkan sendiri-sendiri, namun karena inti teori tersebut sama,
maka sekarang dikenal sebagai teori Harrod- Domar.
Teori Harrod Domar merupakan perluasan dari analisis Keynes
mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja.
Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak membicarakan
masalah-masalah ekonomi jangka panjang. Sedangkan Harrod-Domar
menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian bisa
tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang.
Teori Harrod-Domar memberikan peranan kunci kepada investasi
dalam
pertumbuhan
ekonomi.
Investasi
berpengaruh
terhadap
permintaan agregat, yaitu melalui penciptaan pendapatan dan terhadap
penawaran agregat melalui peningkatan kapasitas produksi. Selama
investasi neto tetap berlangsung pendapatan nyata dan output terus
meningkat. Jadi apabila perkembangan ekonomi hendak dipertahankan
dalam jangka panjang, maka investasi senantiasa harus diperbesar, agar
pertumbuhan pendapatan dapat cukup menjamin penggunaan kapasitas
produksi secara penuh atas stok modal yang sedang tumbuh.
18
2.3
Penanaman Modal
Penanaman modal yang terdapat dalam suatu negara terbagi dalam 2 kategori :
penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri. Kegiatan penanaman
modal ini biasa juga disebut dengan investasi.
Dalam Undang-undang nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal, pada
pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa, “penanaman modal adalah segala bentuk
kegiatan menanam modal, baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman
modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia.”
Menurut Lusiana (2012:36), investasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang
dilakukan oleh individu (perseorangan) atau badan hukum dalam upaya
meningkatkan atau mempertahankan nilai modalnya baik berbentuk uang tunai,
peralatan, aset tak bergerak, hak kekayaan intelektual, maupun keahlian.
Sedangkan menurut Sornarajah (2003) dalam Lusiana (2012:38), “investasi
adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya
berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang
akan datang.”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penanaman modal
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu atau badan hukum yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
2.3.1 Pengertian Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Menurut Lusiana (2012:58) PMDN merupakan kegiatan menanam
modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang
dilakukan penanam modal dalam negeri. Penanam modal dalam negeri adalah
perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha/hukum Indonesia, atau
daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik
Indonesia. Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki negara Republik
Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia ataupun badan usaha.
19
2.3.2 Pengertian Penanaman Modal Asing (PMA)
Penanaman modal asing menurut Undang-undang nomor 25 tahun 2007
pasal 1 ayat (3) adalah “kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di
wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan penanam modal asing baik
yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dalam
negeri.” Penanam modal asing adalah perseorangan warga negara asing, badan
usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di
Indonesia. Modal asing adalah modal yang dimiliki negara asing, perseorangan
warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau badan
hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki pihak asing.
David K. Eitemen dalam Lusiana (2012:23) mengemukakan sebuah
teori dimana dalam teori tersebut diuraikan motif-motif yang mempengaruhi
arus penanaman modal asing ke negara penerima modal. Motif-motif tersebut
adalah motif strategis, motif perilaku, dan motif ekonomi.
Didalam motif strategis dibedakan dalam hal : mencari pasar, mencari
bahan baku, mencari efisiensi produksi, mencari pengetahuan dan mencari
keamanan politik. Sedangkan yang dimaksud dengan motif perilaku
merupakan rangsangan lingkungan eksternal dan yang lain dari organisasi
didasarkan pada kebutuhan dan komitmen individu atau kelompok. Dan untuk
motif ekonomi, motif ekonomi merupakan motif untuk mencari keuntungan
dengan memaksimalkan keuntungan jangka panjang dan harga pasar saham
perusahaan.
2.3.3 Jenis-jenis Penanaman Modal
Menurut Lusiana (2012:39) pada dasarnya kegiatan penanaman modal
diklasifikasikan atas dua kategori besar, yaitu :
• Investasi Langsung Atau Penanaman Modal Jangka Panjang.
Penanaman modal jangka panjang ini dapat dilakukan dengan
mendirikan perusahaan patungan dengan mitra lokal, melakukan
kerja
sama
operasi
tanpa
membentuk
perusahaan
baru,
mengkonversikan pinjaman menjadi penyertaan mayoritas dalam
20
perusahaan lokal, memberikan bantuan teknis dan manajerial maupun
memberikan lisensi dan lain-lain.
• Investasi Tidak Langsung Atau Penanaman Modal Tidak Langsung.
Penanaman modal tak langsung umumnya merupakan penanaman
modal jangka pendek yang mencakup kegiatan transaksi di pasar
modal dan di pasar uang. Penanaman modal ini disebut penanaman
modal jangka pendek karena pada umumnya mereka melakukan
jual-beli saham ataupun mata uang dalam jangka waktu yang relatif
singkat, tergantung fluktuasi nilai saham dan/atau mata uang yang
hendak mereka perjualbelikan.
2.3.4 Asas-asas Penanaman Modal
Didalam Undang-undang nomor 25 tahun 2007 pada pasal 3 ayat (1)
asas-asas penanaman modal adalah
•
Asas Kepastian Hukum
Merupakan asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan
ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam
setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang penanaman modal.
•
Asas Keterbukaan
Asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
kegiatan penanaman modal.
•
Asas Akuntabilitas
Asas yang menentukan setiap kegiatan dan hasil akhir dari
penyelenggaraan penanaman modal harus dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi negara sesuai ketentuan perundang-undangan.
•
Asas Perlakuan Yang Sama dan Tidak Membedakan Asal Negara
Merupakan asas perlakuan pelayanan nondiskriminasi berdasarkan
ketentuan perundang-undangan , baik antara penanaman modal
21
dalam negeri dan penanaman modal asing maupun antara penanam
modal dari satu negara asing dan penanam modal dari negara asing
lainnya.
•
Asas Kebersamaan
Asas yang mendorong peran seluruh penanam modal secara
bersama-sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat.
•
Asas Efisiensi Berkeadilan
Asas yang mendasari pelaksanaan penanaman modal dengan
mengedepankan
efisiensi
berkeadilan
dalam
usaha
untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat.
•
Asas Berkelanjutan
Asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses
pembangunan
melalui
penanaman
modal
untuk
menjamin
kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan, baik
untuk masa kini maupun masa yang akan datang.
•
Asas Berwawasan Lingkungan
Asas penanaman modal yang dilakukan dengan memperhatikan
dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan
hidup.
•
Asas Kemandirian
Asas
penanaman
modal
yang
dilakukan
dengan
tetap
mengedepankan potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup
diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya pertumbuhan
ekonomi.
•
Asas Keseimbangan Kemajuan dan Kesatuan Ekonomi Nasional
Merupakan asas yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan
ekonomi dalam kesatuan ekonomi nasional.
22
2.3.5 Tujuan Penanaman Modal
Masih
didalam
Undang-undang
nomor
25,
adapun
tujuan
penyelenggaraan penanaman modal adalah
i. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
ii. Menciptakan lapangan kerja.
iii. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
iv. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional.
v. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional.
vi. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan.
vii. Mengelola ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riel dengan
menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun
luar negeri.
viii. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.3.6 Prinsip-prinsip Penanaman Modal
Dalam bukunya, Lusiana (2012:80) menulis beberapa prinsip-prinsip
penanaman modal dari WTO dan TRIMs yang telah menjadi bagian juga
prinsip-prinsip penanaman modal di negeri ini. Umumnya prinsip-prinsip ini
hampir sama dengan asas-asas penanaman modal yang ada. Prinsip-prinsipnya,
yaitu
•
Prinsip Non Diskriminasi
Prinsip ini menyatakan bahwa kemudahan yang diberikan kepada
suatu negara juga harus diberikan untuk negara lain. Prinsip ini
juga tidak membedakan penanam modal asing maupun dalam
negeri.
•
Prinsip Most Favoured Nation
Prinsip kesetaraaan, prinsip ini menuntut perlakuan sama dari
negara host country terhadap penanam modal dari negara asing
23
yang satu dengan penanam modal asing dari negara lainnya yang
melakukan aktivitas dimana penanaman modal dilakukan.
•
Prinsip National Treatment
Prinsip yang mengharuskan negara host country untuk tidak
membedakan perlakuan antara penanam modal asing dan penanam
modal dalam negeri di negara host country atau di suatu wilayah
teritori negara tertentu; namun demikian PMA yang masuk ke
suatu negara tertentu untuk mendapatkan perlakuan sama
berdasarkan prinsip national treatment harus didirikan dan tunduk
pada hukum yang berlaku di host country.
•
Prinsip Transparansi
Prinsip transparansi mewajibkan semua anggota mempublikasikan
seluruh peraturan perundang-undangan, pedoman pelaksanaan serta
seluruh keputusan dan ketentuan yang berlaku secara umum yang
dikeluarkan pemerintah pusat maupun daerah yang berdampak
kepada perdagangan jasa.
•
Prinsip Keberlangsungan Lingkungan Hidup
Pemanfaatan sumber daya alam yang tidak bijaksana akan
menyebabkan kerusakan lingkungan. Untuk itu pandangan jangka
pendek
yang berorientasi ekonomi harus diubah
menjadi
pandangan atau paradigm keberlanjutan yang bertumpu pada
pemikiran perlunya keadilan antargenerasi.
•
Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik
Prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance). Didalam pasal 15 huruf b menentukan : ‘setiap
penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan.”
Jika
tidak
dilakukan
dapat diberikan sanksi
administrasi berupa peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha,
pembekuan, hingga pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas
penanaman modal. Yang dimaksud ‘tanggung jawab sosial
25
perusahaan’ adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap
perusahaan penanaman modal untuk menciptakan hubungan yang
serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan
budaya masyarakat setempat. Esensi dari penerapan prinsip good
corporate governance terdiri atas empat aspek, yaitu
- Responsibility, yakni kesesuaian di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
- Accountability, kejelasan fungsi, struktur, sistem dan tanggung
jawab organ perusahaan, sehingga pengelolaan perusahaan
dapat dilaksanakan dengan efektif.
- Fairness, perlakuan yang adil dan merata dalam memenuhi
hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Transparancy, keterbukaan informasi di dalam proses
pengambilan keputusan dan di dalam mengungkapkan
informasi materiil dan yang relevan mengenai perusahaan.
2.3.7 Kewajiban dan Tanggung Jawab Penanam Modal
Lusiana (2012:91) menyatakan setiap penanam modal berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk :
o Menjamin mengenai tersedianya modal yang berasal dari sumber
yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
o Menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian
yang timbul jika penanam modal menghentikan, meninggalkan atau
menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
o Menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat mencegah praktik
monopoli dan hal-hal lainnya yang merugikan negara;
o Menjaga kelestarian lingkungan hidup
25
o Menciptakan keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan;
o Memenuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2.4
Nilai Tukar
Nilai tukar atau yang biasa disebut juga dengan kurs mencakup dua mata uang
dimana titik keseimbangan ditentukan oleh sisi penawaran dan permintaan dari
kedua mata uang yang dijadikan sebagai ukuran.
Menurut Ekananda (2015:168), nilai tukar adalah “sejumlah uang dari suatu
mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara
lain.”
Menurut Fabozzi dan Modigliani (1992) dalam Ekananda (2015:168)
mendefinisikan bahwa kurs ialah sejumlah mata uang yang bisa ditukarkan dengan
mata uang yang lain, atau harga suatu mata uang dilihat dari segi mata uang lain.
Masih dalam Ekananda (2015:168) , Lindert (1994) mendefinisikan kurs
adalah “harga mata uang suatu negara berhubungan dengan mata uang negara lain.”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai tukar adalah
harga suatu mata uang yang diukur menurut mata uang negara lain yang bertujuan
untuk dipertukarkan.
2.4.1 Jenis Nilai Tukar
Ekananda (2015:178) , ada 5 jenis/istilah nilai tukar. Jenis/ istilah nilai
tukar ini bukan merupakan cara untuk menentukan nilai tukar itu sendiri. Jenisjenis ini tidak lepas dari tujuan transaksi. Kelima jenis itu adalah
• Nilai Tukar Nominal.
Nilai tukar nominal adalah harga relatif mata uang diantara 2
negara, biasanya dinyatakan dalam nilai mata uang domestik per
mata uang asing bukan dinyatakan dalam mata uang asing itu
sendiri.
26
• Nilai Tukar Riil.
Nilai ini merupakan harga relatif dari suatu barang di antara 2
negara. Nilai tukar ini juga dapat mengukur daya saing suatu
negara dalam hal perdagangan internasional.
• Nilai Tukar Efekif Riil.
Merupakan pengukuran nilai tukar yang berdasarkan pada rata-rata
nilai tukar suatu mata uang riil terhadap seluruh atau sejumlah mata
uang asing. Dalam menghitung nilai tukar efektif digunakan suatu
bobot atas suatu mata uang tertentu, bobont ini bisa berupa pangsa
perdagangan suatu negara dengan negara lain.
• Nilai Tukar Keseimbangan Fundamental.
Fundamental
Equilibrium
Exchange
Rate
(FEER)
adalah
pengukuran nilai tukar yang berdasarkan pada fundamental suatu
negara. Fundamental yang dimaksud disini adalah keseimbangan
makroekonomi suatu negara dimana hal ini bisa membentuk suatu
kerangka untuk menghitung nilai tukar. Perhitungan nilai tukar
yang dimaksud disini adalah perhitungan pada saat terjadi
keseimbangan internal dan eksternal. Keseimbangan internal
tercermin dalam pertumbuhan ekonomi yang mendekati atau
mencapai potensial output dengan tingkat pengangguran yang
cukup rendah, sedangkan keseimbangan eksternal tercermin lewat
pencapaian saving
dan
investment
dalam
tingkat
normal.
Pendekatan ini lebih bersifat normatif dan jangka menengahpanjang.
• Nilai Tukar Keseimbangan Perilaku.
Behavioral Equilibrium Exchange Rate (BEER) ialah nilai tukar
yang diukur atas perilaku-perilaku pasar, baik yang bersifat
fundamental maupun non-fundamental, seperti tingkat resiko suatu
negara. Faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi nilai tukar
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi posisi perdagangan antara
27
home country dengan pasar dunia, faktor-faktor produktivitas
sektor tradeable dan nontradeable , arus modal dan komposisi
pangsa investasi dalam PDB.
2.4.2 Jenis Transaksi Nilai Tukar
•
Transaksi Spot.
Transaksi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi di pasar antarbank
dikatakan spot apabila pembelian valuta asing dengan pengiriman dan
pembayaran antarbank dilaksanakan setelah hari kerja kedua.
Menurut Kuncoro (2001) dalam Ekananda (2015:181) pasar spot
dibedakan tiga jenis transaksi :
Cash, dimana pembayaran satu mata uang dan pengiriman mata
uang lain diselesaikan pada hari yang sama.
Tom, dimana pengiriman dilakukan pada hari berikutnya.
Spot, dimana pengiriman diselesaikan dalam tempo 48 jam
setelah perjanjian.
•
Transaksi Forward Outright.
Transaksi forward dalam valuta asing merupakan transaksi dengan
penyerahan pada beberpa waktu mendatang sejumlah mata uang
tertentu, berdasarkan jumlah mata uang yang lain.
•
Transaksi Swap.
Merupakan transaksi spot bersamaan dengan kontrak forward terkait
yang pada akhirnya akan membalik transaksi spot tersebut.
•
Future.
Future ialah sebuah kontrak dimana kontrak ini menyatakan volume
standar suatu mata uang tertentu untuk ditukar pada tanggal jatuh tempo
tertentu. Future umumnya digunakan oleh perusahaan multinasional
untuk melindungi nilai posisi valuta asingnya.
28
2.4.3 Jenis-jenis Penentuan Nilai Tukar
Masih menurut Ekananda (2015:222) , bahwa ada 4 jenis-jenis
penentuan nilai tukar, yaitu
•
Purchasing Power Parity (PPP).
Paritas daya beli menghubungkan kurs valas dengan harga-harga
komoditi dalam mata uang lokal di pasar internasional. Pada intinya,
paritas daya beli menekankan pada hubungan jangka panjang antara
kurs valas dan harga-harga komoditi secara relatif. Asumsi yang
mendasari teori paritas daya beli ini adalah bahwa pasar komoditi
merupakan pasar yang efisien dilihat dari alokasi, operasional,
penentuan harga , dan informasi.
•
Trade Balance.
Teori ini menyatakan bahwa nilai tukar dihitung melalui pertukaran
barang dan jasaa antarnegara. Artinya bahwa nilai tukar atau kurs
antar dua mata uang dari dua negara ditentuak oleh besar-kecilnya
perdagangan barang dan jasa yang berlangsung di antara dua negara
tersebut.
•
Teori Pendekatan Moneter.
Mendefinisikan bahwa nilai tukar merupakan harga mata uang asing
yang dinyatakan dalam mata uang domestik. Dengan mengacu pada
harga relatif, nilai tukar tersebut secara normatif akan ditentukan oleh
kekuatan permintaan dan penawaran relatif.
•
Portfolio Balance Approach.
Model ini didasarkan pada anggapan bahwa penduduk akan
mendiversifikasikan uangnya ke dalam beberapa bentuk portofolio
sebagai tindakannya yang enggan untuk mengambil resiko. Uang yang
ditabung ini bisa dimiliki dalam bentuk dua pilihan mata uang yaitu
dalam mata uang domestik dan mata uang non-domestik. Portofolioportofolio ini secara agregat akan mempengaruhi pergerakan stok
uang
yang
beredar
didalam
sistem
ekonomi
terbuka.
29
2.4.4 Sistem Penetapan Nilai Tukar
Mekanisme penentuan kurs menurut Ambarini (2015:214) dapat
dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu free float dan managed float.
1.
Free Float (Mengambang Bebas).
Dalam kategori ini kurs mata uang dibiarkan mengambang bebas
tergantung kekuatan pasar. Faktor-faktor yang mempengaruhinya
antara lain inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Inflasi akan digunakan
oleh pasar dalam mengevaluasi nilai tukar mata uang negara yang
bersangkutan. Jika inflasi berubah, maka nilai tukar mata uang akan
berubah. Sistem ini juga biasanya disebut clean float.
2.
Managed Float (Mengambang Terkendali).
Di kategori ini sistemnya mempunyai kerugian karena ketidakpastian
kurs cukup tinggi. Sistem float yang dikelola dan yang disebut juga
sebagai dirty float dilakukan melalui campur tangan bank sentral
yang cukup aktif.
2.5
Produk Domestik Regional Bruto
Produk domestik regional bruto atau biasa disingkat PDRB merupakan jumlah
nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu,
atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi pada suatu daerah. (BI, t.t)
Menurut peneliti, PDRB adalah jumlah produksi produk yang dihasilkan oleh
suatu wilayah tertentu.
Sedangkan PDRB per kapita mengutip dari website pemerintah kabupaten
asmat adalah “nilai dari hasil pembagian PDRB dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun.” Hal ini berarti bahwa semakin tinggi jumlah penduduk akan
semakin kecil besaran PDRB perkapita daerah tersebut. (www.asmatkab.go.id)
Berdasarkan pengertian diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
PDRB per kapita adalah hasil nilai dari PDRB yang dibagi dengan banyaknya
penduduk di wilayah tersebut.
29
Dalam PDRB per kapita merupakan salahsatu ukuran indikator kesejahteraan
penduduk dan sering digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk di
suatu wilayah. (www.babelprov.go.id)
Produk domestik regional bruto ini dibagi menjadi 2 dasar, ada yang
berdasarkan harga konstan dan ada yang berdasarkan harga berlaku. PDRB atas
dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga pada tahun berjalan, biasanya digunakan untuk mengetahui
kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran dan struktur ekonomi suatu daerah.
Sementara itu PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan
jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun
tertentu sebagai tahun dasar, biasanya digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak
dipengaruhi oleh faktor harga.
Perhitungan PDRB secara konseptual menggunakan tiga macam pendekatan,
yaitu
-
Pendekatan Produksi
Dimana PDRB merupakan jumlah nilai tambah atas produk-produk yang
dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam jangka waktu tertentu (biasanya
satu tahun). Unit-unit tersebut dikelompokkan dalam 9 sektor. Sektor pertama
terdiri dari pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ; sektor kedua
terdiri dari pertambangan dan penggalian; sektor ketiga industri pengolahan;
sektor keempat listrik, gas dan air bersih; sektor kelima konstruksi; sektor
keenam perdagangan, hotel dan restoran; sektor ketujuh pengangkutan dan
komunikasi; sektor kedelapan keuangan ; dan sektor terakhir adalah jasa-jasa.
-
Pendekatan Pengeluaran
Produk domestik regional bruto adalah semua komponen permintaan akhir
yang terdiri dari : pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta
nirlaba, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto,
perubahan inventori, dan ekspor netto.
30
-
Pendekatan Pendapatan
Menurut pendekatan pendapatan PDRB merupakan jumlah balas jasa
sebelum pajak yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta
dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.
2.6
Kerangka Pemikiran
Nilai Investasi asing
(X1)
H-1
Nilai Investasi Dalam Negeri
(X2)
H-2
Kurs
H-3
Produk Domestik
Regional Bruto per
Kapita Atas Dasar Harga
Konstan
(Y)
(X3)
H-4
Sumber : Penulis (2015)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Keterangan :
: Pengaruh secara individu
: Pengaruh secara simultan
2.7
Hipotesis
Untuk T-1
H0 :
nilai investasi asing (X1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
PDRB per kapita (Y) pada tahun 2010-2014.
H1 :
nilai investasi asing (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PDRB
per kapita (Y) pada tahun 2010-2014.
31
Untuk T-2
H0 :
nilai investasi dalam negeri (X2) tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap PDRB per kapita (Y) di Indonesia pada tahun 2010-2014.
H1 :
nilai investasi dalam negeri (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
PDRB per kapita (Y) di Indonesia pada tahun 2010-2014.
Untuk T-3
H0 :
kurs (X3) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PDRB per kapita
(Y) pada tahun 2010-2014.
H1 :
kurs (X3) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PDRB per kapita (Y)
pada tahun 2010-2014.
Untuk T-4
H0 :
nilai investasi asing (X1), nilai investasi dalam negeri (X2), kurs (X3) tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PDRB per kapita (Y) pada tahun
2010-2014.
H1 :
nilai investasi asing (X1), nilai investasi dalam negeri (X2), kurs (X3)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PDRB per kapita (Y) pada tahun
2010-2014.
Download