MAKALAH AZAS-AZAS KOMUNIKASI : EVALUASI DAN PENGAMATAN PROSES KOMUNIKASI YANG ADA DI SEKITAR KITA “ANALISIS PROSES KOMUNIKASI PADA IKLAN LAYANAN GRAB BIKE #PILIHAMAN” Disusun Guna Memenuhi Ujian Tengah Semester (Take Home) Mata Kuliah Azas-Azas Ilmu Komunikasi Dosen: Dra. Wahyuning Chumaeson, M.Si Disusun Oleh: PUTRI MAHENDRA SARI D1816073 PROGRAM STUDI DIPLOMA (D3) PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA OKTOBER, 2016 1. PENDAHULUAN Indonesia saat ini mengalami proses teknologi digital yang sangat masif, dimana dapat kita lihat penggunaan gadget canggih di masyarakat Indonesia meningkat tinggi, tingkat penetrasi pengguna internet Indonesia menjadi salah satu yang paling tinggi. Kondisi ini memunculkan berbagai teknologi-teknologi baru yang memudahkan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah adanya layanan transportasi berbasis internet/online seperti gojek, grab, uber dan lainnya. Layanan transportasi online di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi di kota-kota besar di Indonesia. Sebagai sebuah bisnis baru tentu saja perusahaan pemula tersebut perlu untuk mengenalkan produk atau layanan mereka, salah satu caranya adalah dengan iklan. Dengan iklan perusahaan dapat mensosialisasi produk atau layanan yang mereka miliki secara lengkap dan juga sebagai sarana promosi produk untuk menarik konsumen. Di antara beberapa perusahaan layanan transportasi online di Indonesia, salah satu perusahaan yang seringkali mengiklankan produk mereka adalah perusahaan Grab. Perusahaan Grab seringkali memasang papan iklan mereka di beberapa wilayah strategis di Jakarta seperti di sekitar area tol dan beberapa lokasi strategis lainnya. Selain melalui media konvensional perusahaan Grab juga mengiklankan produk mereka melalui video yang mereka tayangkan via youtube, menurut mereka cukup efektif untuk menarik minat konsumen khususnya pada kalangan muda dan kelas menengah yang mampu mengakses internet kecepatan tinggi. 2. PERMASALAHAN Grab sebagai salah satu perusahaan startup/pemula secara terus-menerus mempromosikan layanan mereka dengan membuat iklan di beberapa media, baik media fisik seperti baliho maupun media digital seperti video dengan mengakses internet. Namun pada bulan September 2016 lalu salah satu promosi layanan Grab menuai berbagai kritikan dari para pengguna internet/netizen. Dalam iklan video grab yang ditayangkan di youtube menjadi kontroversi karena mendapat sambutan negatif dan dinilai berpotensi melanggar kode etik periklanan. Dalam video yang berjudul #Pilihaman menjadi perhatian pengguna internet karena menampilkan seorang aktor wanita yang keluar dari kampus yang menulusuri tangga hingga melewati dan berhenti sejenak dekat ojek konvesional dimana video tersebut menampilkan kondisi perempuan yang berdarah-darah, namun disaat aktor tersebut membuka aplikasi grab dan memesan grab bike wajah aktor tersebut berubah menjadi normal. Dan disisi lain, grab hendak menyampaikan pesan dalam video tersebut bahwa mitra pengemudi grab telah lulus pelatihan keselamatan berkendara, memiliki dokumen lengkap, dan kendaraan mitra yang dirawat secara rutin. Iklan grab terbaru tersebut memiliki potensi melanggar kode etik periklanan dimana yang pertama berupa pelanggaran berupa menimbulkan rasa takut dan merendahkan produk pihak lain yang secara implisit pada video tersebut memunculkan ojek pangkalan di iklan Grab sehingga mengesankan menjadi penyebab munculnya wajah penuh luka dan darah pada tokoh utama pada iklan tersebut.1 Gambar 1. Salah satu potongan gambar yang ada pada iklan grab #pilihaman. Berdasarkan kasus kontrovesi dari iklan yang dibuat perusahaan grab di atas penulis bermaksud untuk menganalisa kasus tersebut berdasarkan sudut pandang ilmu komunikasi. 3. TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Proses Terjadinya Komunikasi Proses komunikator komunikasi dengan membutuhkan komunikan. Adanya serangkaian kegiatan pengulangan siklus timbal-balik antara komunikasi dapat memaksimalkan pencapaian tujuan komunikasi. Harold Laswell dalam karyanya The Structure and Function of Communication in Society, yang menjelaskan teori komunikasi dengan menjawab pertanyaan: “who says what in which channel to whom with what effect?” 1 http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160920130755-185-159628/tampilkan-luka-dan-darahiklan-grabbike-tuai-kontroversi/ http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160920130755-185159628/tampilkan-luka-dan-darah-iklan-grabbike-tuai-kontroversi/ pernyataan ini menunjukkan unsur-unsur dari sebuah komunikasi dan oleh sebab itu maka dalam sebuah komunikasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut: Gambar 2. Alur Proses Terjadinya komunikasi 1. Sumber/Komunikator (Source): Komunikator yang merupakan sumber pesan, dapat terdiri dari seseorang atau sekelompok orang yang menyampaikan pemikirannya kepada orang lain. Sumber atau komunikator dapat bertindak sebagai individu atau secara kolektif yang melembaga (perusahaan, instansi, lembaga). 2. Pesan (Message): Pesan adalah informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator dalam berkomunikasi dengan penerima/receiver. Pesan dapat berupa seperangkat simbol dan/atau non-verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari komunikator. Pesan harus memiliki beberapa komponen seperti makna, simbol, dan bentuk. 3. Encoding: Berupa proses mengubah informasi yang ingin dikomunikasikan menjadi bentuk yang dapat dikirim dan dapat diterjemahkan dengan baik oleh penerima. Keberhasilan komunikator dalam proses ini tidak hanya bergantung pada kemampuan komunikator untuk menyampaikan informasi secara jelas dan sederhana, tetapi juga pada kemampuan untuk mengantisipasi dan menghilangkan sumber yang menjadi penyebab kebingungan/ambigu (seperti isu-isu budaya, asumsi keliru, dan informasi yang hilang). Bagian ini sangat penting untuk menghindari audiens/penerima mengalami kegagalan untuk memahami pesan yang diberikan, agar tidak menghasilkan pesan yang disalahpahami. 4. Channel: Channel merupakan proses pengiriman pesan yang sebelumnya sudah dibuat kedalam bentuk yang dapat di dikirim kepada penerima. Salah satu contohnya adalah pada pesan lisan dapat dikirimkan pada pertemuan tatap muka, telepon dan konferensi video, dan tertulis dapat dikirimkan melalui saluran surat, email, memo dan laporan. Saluran yang berbeda memiliki kelebihan dan kelemahan masingmasing. Sebagai contoh, untuk menyampaikan informasi yang memiliki durasi yang panjang akan tidak efektif untuk disampaikan melalui pesan verbal seperti tatap muka, atau telepon, namun akan lebih baik jika di kirimkan dalam bentuk sebuah laporan. 5. Decoding: Merupakan kemampuan penerima untuk dapat memahami atau menangkap makna dari sebuah pesan yang dikirimkan oleh komunikator. Oleh karena itu, penerima harus mempunyai keinginan untuk mendengarkan secara aktif. Sebuah pesan tidak dapat dipahami, dapat disebabkan apabila penerima tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk memahami pesan. 6. Penerima (Receiver) : Receiver merupakan penerima pesan yang dibuat oleh komunikator. Receiver dapat berbentuk individu, sekelompok individu, maupun lembaga. Receiver bertindak menangkap makna dari sebuah pesan yang dikirimkan oleh komunikator. Hasil proses yang dilakukan tersebut akan menghasilkan sebuah tindakan atau reaksi yang disebut umpan balik, baik itu yang diharapkan oleh komunikator ataupun tidak diharapkan oleh komunikator. 7. Feedback: Setelah receiver melakukan proses menangkap makna dari sebuah pesan yang dikirimkan kepada mereka, akan muncul sebuah tindakan atau reaksi yang disebut umpan balik. Reaksi dan tindakan ini dapat berbentuk umpan balik yang diharapkan oleh komunikator ataupun umpan balik yang tidak diharapkan oleh komunikator. Umpan balik ini memberikan gambaran bagi komunikator apakah pesan mereka diterima dengan baik dan sesuai oleh receiver atau tidak. 3.2. Model Komunikasi Linier Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication. Kedua tokoh tersebut mendeskripsikan komunikasi sebagai sebuah proses linear ini muncul karena pada teknologi radio dan telepon sehingga ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel). Model linear ini diasumsikan bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima. Tentu saja hal ini merupakan sebuah pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses komunikasi. Gambar 3. Proses Komunikasi Linier 4. PEMBAHASAN Dalam contoh kasus iklan yang dibuat oleh perusahaan grab dengan menggunakan media internet, hal ini merupakan sebuah bentuk dari model komunikasi linier dimana model komunikasi linier ini memungkinkan salah satu pihak bertindak hanya sebagai komunikator atau penerima (receiver) saja. Dalam perkembangan teknologi iklan yang dibuat oleh grab di youtube hanya memungkinkan grab bertindak sebagai komunikator yang berusaha mengirimkan pesan mereka kepada para pengguna internet. Sedangkan pengguna internet hanya bertindak sebagai penerima (receiver) tanpa dapat langsung memberikan umpan balik dikarenakan iklan tersebut hanya muncul ketika para pengguna mengakses video yang akan mereka lihat. Sebelum video mereka diputar akan muncul terlebih dahulu iklan grab tersebut dan penerima hanya dapat menonton iklan tersebut sampai habis hingga video yang akan mereka lihat pun diputar. Kondisi ini tidak memungkinkan pengguna internet sebagai receiver memberikan umpan balik kepada komunikator, yang dalam kasus ini adalah pihak grab. Sedangkan apabila analisa dari alur proses terjadinya komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Sumber / Komunikator (Source) Perusahaan Grab bertindak sebagai sumber (source) harus memahami secara jelas tentang mengapa perusahaan tersebut berkomunikasi, serta hal apa saja yang perusahaan ingin komunikasikan dalam iklan #PilihAman yang dibuat, perusahaan Grab ingin menginformasikan bahwa produk mereka memiliki layanan yang aman, dan sesuai dengan standar layanan transportasi seperti mitra yang ahli, memiliki kelengkapan yang baik, dan kendaraan prima. Perusahaan Grab juga harus yakin bahwa informasi yang disampaikan dalam proses komunikasi akan berguna dan akurat. 2. Pesan (Message) Pesan dalam informasi yang ingin disampaikan oleh perusahaan Grab dalam iklan #PilihAman ingin menginformasikan bahwa produk mereka memiliki layanan yang aman, dan sesuai dengan standar layanan transportasi seperti mitra yang ahli, memiliki kelengkapan yang baik, dan kendaraan prima. 3. Encoding Dalam kasus iklan #PilihAman Perusahaan Grab mengkonversi informasi atau pesan (message) yang ingin disampaikan atau dikomunikasikan dengan bentuk video singkat yang dalam video tersebut memunculkan seorang aktor wanita yang keluar dari kampus yang menulusuri tangga hingga melewati dan berhenti sejenak dekat ojek konvesional dimana video tersebut menampilkan kondisi perempuan yang berdarahdarah, namun disaat aktor tersebut membuka aplikasi grab dan memesan grab bike wajah aktor tersebut berubah menjadi normal. Dan dalam video tersebut disisipkan bahwa produk layanan grab memiliki tingkat keamanan yang tinggi karena memiliki mitra yang handal, legalitas yang baik, dan kendaraan yang prima. 4. Channel Dalam proses ini internet khususnya youtube menjadi channel atau saluran untuk mentransmisikan informasi yang dibuat oleh grab dalam bentuk video singkat agar dapat diterima oleh penerima. 5. Decoding Dalam proses ini penerima yaitu para pengguna internet mengalami kesulitan untuk memahami makna atau informasi yang dibuat oleh perusahaan grab dalam video iklan #PilihAman tersebut yang ditransmisikan melalui media internet. Dalam hal ini analisanya adalah sebagian besar pengguna internet indonesia merupakan golongan muda yang memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik. Meskipun begitu mereka tidak dapat menerima informasi yang disampaikan dengan cukup baik. Hal ini dapat dipengaruhi oleh konteks yang salah satunya dapat terjadi dikarenakan kultur/budaya masyarakat Indonesia yang menganggap memunculkan seseorang dalam keadaan yang terluka hingga berdarah-darah dianggap sadis, tidak etis, vulgar, dan tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat. 6. Penerima (Receiver) Dalam hal ini penerima yang menjadi sasaran dari iklan ini adalah para masyarakat yang memiliki akses internet yang mumpuni dikarenakan konten video memerlukan koneksi internet yang baik dan cepat sehingga dapat dianalisa bahwa penerima dari informasi ini adalah kalangan kelas menengah perkotaan, dan para golongan muda yang paham teknologi dan memiliki tingkat pendidikan baik. 7. Feedback Dalam hal ini feedback yang diberikan penerima/receiver sebagai audiens memberikan reaksi umpan balik, secara non-verbal melalui media sosial seperti facebook dan twitter ataupun kolom komentar yang terdapat di youtube berupa kritikan dan komentar negatif terhadap konten/isi dari video tersebut yang dinilai tidak etis, memunculkan rasa takut, dan menjerumus pada merendahkan produk atau layanan dari kompetitor yang dalam kasus video ini adalah tukang ojek pangkalan. Dan dalam hal ini pihak grab gagal untuk mengkomunikasi pesan (message) mereka pada video tersebut kepada para penerima (receiver). 5. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang ditulis sebelumnya dapat disimpulkan bahwa dalam iklan promosi grab #PilihAman menggambarkan sebuah bentuk proses komunikasi linier dimana orang-orang atau lembaga yang terlibat hanya berada pada posisi sebagai komunikator atau penerima (receiver) proses komunikasi seperti ini seringkali terjadi pada perangkat teknologi seperti telepon, pesan singkat (SMS), dan juga pada iklan-iklan baik berupa media cetak ataupun media digital. Proses komunikasi seperti ini dapat dikatakan kurang efektif karena seorang komunikator harus sangat paham bagaimana mereka membuat ide atau gagasan dalam pikiran mereka ke dalam sebuah media dengan memperhatikan aspek-aspek yang ada dalam diri dan kemampuan penerima atau receiver menangkap pesan. Dalam iklan tersebut pihak grab mampu merubah ide atau gagasan mereka yang diubah kedalam bentuk video singkat yang kreatif dan memunculkan/memasukkan pesan-pesan yang mereka ingin sampaikan. Namun pihak grab gagal memahami atau memperhatikan aspekaspek atau kemampuan penerima atau receiver dalam menangkap pesan atau makna yang dimaksud dalam video. 6. SARAN Dalam kasus iklan grab #PilihAman ini terdapat beberapa saran diantaranya: 1. Pihak Grab perlu berusaha untuk menuangkan gagasan atau ide yang mereka miliki ke dalam bentuk iklan yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat dengan memperhatikan kemampuan penerima atau receiver dalam menangkap pesan. 2. Selain memperhatikan kemampuan penerima menangkap pesan, pihak grab perlu memperhatikan konteks sosial budaya masyarakat agar tidak berlainan dengan nilai dan norma-norma yang dianut masyarakat. 3. Pihak grab masih dapat mentransimisikan gagasan dan ide tersebut dengan melakukan encoding yang lebih baik dengan membuat video iklan yang lebih memperhatikan aspek-aspek yang sudah dijelaskan sebelumnya. Hal ini dimungkinkan karena dalam proses komunikasi, seorang komunikator memungkinkan untuk melakukan proses komunikasi secara berulang-ulang. Proses komunikasi yang berulang-ulang akan menciptakan sebuah komunikasi dan penangkapan pesan oleh penerima yang lebih baik. 4. Dalam membuat gagasan dan ide yang dimiliki ke dalam bentuk yang dapat dikirimkan ke penerima pihak grab perlu menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan kebingungan, kesalahan berpikir, dan pemaknaan ganda. DAFTAR PUSTAKA http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160920130755-185-159628/tampilkan-luka-dandarah-iklan-grabbike-tuai-kontroversi/ diakses, minggu 30 Oktober 2016 pukul 15.04 WIB Lasswell, Harold. 1960. The Structure and Function of Communication in Society, dalam Mass Communications, a Book of Readings Selected and Editedby the Director of the Institute for Communication Research at Stanford University. Editor: Wilbur Schramm. Urbana : University ofIllinois Press. Shannon, Claude E. & Warren, Weaver.1949. A Mathematical Model Of Communication. Urbana, IL : University of Illinois Press.