Penelitian Kelompok 2014 MEMBANGUN KEUNGGULAN DAYA SAING MELALUI RESOURCE-BASED APPROACH “Studi Kasus Pada Hotel Berbintang di Bali” I Gusti Putu Ngurah Budiasa, A.Par.,MA.,CHA [email protected] I Gusti Agung Gede Witarsana, S.ST.Par., MM [email protected] I Gusti Ayu Putu Wita Indrayani, S.ST Par., MM [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model yang tepat dalam membangun strategi keunggulan daya saing melalui Resource-based Approach. Secara khusus penelitian ini juga ingin mengungkap dan mendeskripsikan informasi yang berhubungan dengan profil keunggulan daya saing hotel berbintang di Bali, mekanisme yang dilakukan dalam menciptakan keunggulan daya saing, serta implikasi keunggulan daya saing terhadap kinerja bisnis yang spesifik. Data primer dikumpulkan dengan metode semi structure in-depth interview dan observasi partisipatori terhadap narasumber yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Narasumber dalam penelitian ini adalah pimpinan puncak hotel. Hasil penelitian menunjukan bahwa keunggulan daya saing hotel di Bali merupakan keunggulan daya saing yang berkualitas serta dikembangkan secara konsisten dan berkesinambungan. Mekanisme yang dilakukan dalam membangun keunggulan daya saing konsisten dengan teori yang dikemukakan oleh Grant (1991). Keunggulan daya saing berimplikasi terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan pencapaian tingkat pengembalian investasi dan penguasaan pangsa pasar terbesar dibandingkan dengan pesaing. Kata kunci: keunggulan daya saing, pendekatan berbasis sumber daya ABSTRACT This research is aimed to identify the suitable model to develop competitive advantage strategy through Resource-based approach. Specifically, this research is also intended to reveal and describe information which is related to the profile of competitive advantage of five stars hotels in Bali, the mechanism conducted in building competitive advantage, and the implication of competitive advantage to specific business performance. The primary data is obtained by semi structure in-depth interview method and partisipatory observation to the chosen informants who are chosen through purposive sampling method. The informants are the hotels’ top executives. The result of this research shows that the competitive advantage of hotels in Bali is qualified competitive advantage which is developed consistently and sustainably (sustained competitive advantage). The mechanism cinducted to build the competitive advantage is consistent to the theory of Grant (1991). The competitive advantage implicates to the company performance, which is measured by the level of Return on Invested Capital (ROIC) and highest Market Share among the competitors. Keywords: competitive advantage, resource based approach 1 Penelitian Kelompok 2014 PENDAHULUAN Latar Belakang Citra Bali dan kualitas infrastrukturnya yang semakin baik diyakini oleh para investor akan mampu menarik wisatawan semakin banyak mengunjungi Bali. Oleh karena itu, investasi di bidang fasilitas pariwisata pun meningkat sangat signifikan di tahun 2013, khususnya di bidang akomodasi (supply-side). Hal ini dapat dibuktikan dari bertambahnya jumlah akomodasi dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan. Dilihat dari sisi permintaan pelanggan (demand-side) yang ditunjukkan oleh data jumlah kunjungan wisatawan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnu) juga terus mengalami peningkatan. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, pertumbuhan kunjungan wisman ke Bali meningkat sebesar 13.37%, sedangkan kunjungan wisnu juga mengalami peningkatan sebesar 19.49% (Diparda, 2014). Perbandingan antara pertumbuhan jumlah kamar (supply) dengan permintaan kamar (demand) tidak proporsional sehingga bermuara pada ketidakseimbangan penawaran dengan permintaan. Hal ini mengakibatkan bisnis perhotelan di Bali sedang berjuang dalam menghadapi persaingan antar hotel (intra-competition) yang amat ketat. Kondisi ini terjadi disebabkan oleh masuknya hotel-hotel baru ke dalam pasar dan pertumbuhan jumlah kamar hotel yang tidak terkendali (HVS, 2012). Indikator kondisi ini ditunjukkan oleh belum maksimalnya tingkat hunian kamar hotel berbintang selama tiga tahun terakhir bahkan kecenderungannya terus mengalami penurunan. Dari 64.52% di tahun 2011 tingkat hunian kamar hotel menurun menjadi 62.22% di tahun 2012 dan hingga Desember 2013 mencapai 56.10 % (Diparda, 2014). Indikator yang lain ditunjukkan oleh Average Daily Rate (ADR) dimana ADR hotel berbintang di Bali pada 2 Penelitian Kelompok 2014 tahun 2012 hanya mencapai US$ 85, jauh lebih rendah dari Malaysia US$ 108.34 dan Singapura US$ 204.68. Namun demikian, diluar fenomena yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat beberapa hotel berbintang yang mampu menghasilkan tingkat hunian kamar dan ADR yang melebihi rata-rata. Tabel 1 menggambarkan tingkat hunian kamar dan ADR beberapa hotel berbintang di Bali pada tahun 2013. Tabel 1 Tingkat Hunian Kamar dan Rata-Rata Harga Kamar Beberapa Hotel Berbintang di Bali tahun 2013 No Nama Hotel Hunian Kamar ADR (%) (US$) 1. Grand Nikko Bali, Nusa Dua 82.52 193.12 2. Padma Bali Resort, Legian 91.53 144.22 3. Maya Ubud Resort, Ubud 88.31 216.00 4. Candi Beach Cottages, Candidasa 72.63 96.24 5. Matahari Beach Resort, Pemuteran 70.14 185.88 Sumber: Sales & Marketing Department, 2014 Dari tabel 1 terlihat beberapa hotel tersebut mampu mencapai tingkat hunian kamar dan ADR yang melebihi dari rata-rata industri. Hal ini mengindikasikan bahwa hotel tersebut memiliki keunggulan dibandingkan dengan pesaingnya sehingga diminati oleh pelanggan. Menurut Hill dan Jones (2013) keunggulan daya saing (competitive advantage) dicapai bila keuntungan perusahaan lebih besar dibandingkan dengan ratarata keuntungan dari perusahaan dalam industri tersebut. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai indikator keunggulan daya saing adalah business performance yang meliputi tingkat hunian kamar, rata-rata harga kamar per harinya (Average Daily Rate/ADR), revenue per available room (RevPAR) dan market share. Keunggulan daya saing timbul ketika organisasi menciptakan profit lebih banyak dibandingkan pesaingnya dalam suatu perangkat aktifitas yang ekuivalen. Keunggulan daya saing dapat timbul dari melakukan suatu aktivitas yang lebuh murah dari pada pesaing dan menetapkan harga yang sama atau lebih rendah; atau melakukan aktivitas lebih baik 3 Penelitian Kelompok 2014 dibanding pesaing dan menetapkan harga yang sama atau lebih tinggi (Hubbard, Rice, Beamish; 2008). Untuk menciptakan keunggulan daya saing, profil sumber daya perusahaan haruslah bernilai, langka, dan tidak dapat ditiru serta sulit digantikan (Hubbard, Rice, Beamish; 2008). Salah satu pendekatan populer yang digunakan untuk membangun keunggulan daya saing adalah pendekatan berbasis sumber daya perusahaan (ResourceBased Approach). Teori ini mengemukakan bahwa semua keunggulan daya saing dibangun dari beberapa profil, yaitu nilai dan kelangkaan sumber daya unik yang dimiliki suatu organisasi serta kesulitannya untuk diimitasi, juga kapasitas organisasi dalam mengorganisir semua sumber daya yang ada untuk kemudian ditonjolkan di pasar. Kemampuan perusahaan untuk dapat mengakomodir dan memaksimalkan potensi sumber dayanya akan menciptakan keunggulan daya saing perusahaan. Keunggulan daya saing memberikan kontribusi yang besar dalam menformulasi strategi perusahaan untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan industri. Resource–Based Approach membahas mengenai sumber daya dan kemampuan internal perusahaan serta hubungannya dengan pengambilan keputusan strategis. Selain itu juga menjelaskan bagaimana sumber daya perusahaan mempengaruhi hasil dan proses yang kompetitif secara eksternal. Tambahan dari Resource Based Approach adalah faktor persaingan perusahaan dan peranan dari sumber daya internal yang memiliki keunikan pada perusahaan dalam menentukan hasil yang kompetitif dan merupakan teori yang berakar dalam perekonomian, serta berorientasi pada isi dan formulasi strategi. Berdasarkan pada paparan tersebut di atas maka penelitian ini difokuskan pada keunggulan daya saing pada era persaingan antar hotel yang sangat kompetitif ditinjau dari kajian sumber daya perusahaan (resource-based). Aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian ini adalah profil keunggulan daya saing, mekanisme yang 4 Penelitian Kelompok 2014 ditempuh dalam membangun keunggulan daya saing, dan implikasinya pada kinerja bisnis. Penelitian ini adalah merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengkonfirmasi beberapa hasil penelitian sebelumnya (confirmatory research), seperti hasil penelitian Hofer & Schendel (1978), Grant (1991), Farai Ncube et.al (2013), Barney (2002), dan Mc. Kinsey tentang keunggulan daya saing perusahaan. Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya terletak pada tujuan, metode pengumpulan data, implementasi dan objek penelitian yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model yang tepat dalam membangun strategi keunggulan daya saing melalui Resource-based Approach. Secara khusus penelitian ini juga ingin mengungkap dan mendeskripsikan informasi yang berhubungan dengan profil keunggulan daya saing hotel berbintang di Bali, mekanisme yang dilakukan dalam menciptakan keunggulan daya saing, serta implikasi keunggulan daya saing terhadap kinerja bisnis yang spesifik. Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memperoleh model membangun strategi keunggulan daya saing melalui Resource-based Approach. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan mendeskripsikan informasi yang berhubungan dengan: 1) profil keunggulan daya saing hotel berbintang di Bali 2) mekanisme dalam menciptakan keunggulan daya saing 3) implikasi keunggulan daya saing terhadap kinerja bisnis 5 Penelitian Kelompok 2014 Tinjauan Pustaka Keunggulan Daya Saing Keunggulan daya saing bisa berupa upaya jangka panjang atau jangka pendek. Keunggulan daya saing jangka pendek merupakan sesuatu yang dapat ditiru dengan mudah oleh pesaing. Sedangkan keunggulan daya saing jangka panjang disebut dengan Keunggulan Daya Saing Berkelanjutan yang dicoba dikembangkan untuk melampaui kinerja pesaing, baik melalui tindakan maupun analisis strategis (Hubbard, Rice, Beamish; 2008). Profil keunggulan daya saing dapat digambarkan sebagai berikut melalui VRIO (Value, Rare, Inimitable, Organization) framework, yaitu: The VRIO Framework Valuable Rare No - Costly to imitate - Yes No - Yes Yes No Yes Yes Yes Exploited by organization No Yes Competitive implications Competitive disadvantage Competitive parity Temporary competitive advantage Sustained competitive advantage Economic performance Below normal Normal Above normal Above normal Teori Berbasis Sumber Daya (Resource-Based Approach) Menurut Barney (2002), RBA mempunyai dua asumsi dasar. Pertama, diambil dari teori Penrose yang menyebutkan setiap perusahaan memiliki sumber daya yang berbeda-beda (resource heterogeneity). Kedua, diambil dari teori Selnick dan Ricardo yang mengatakan beberapa sumber daya yang dimiliki perusahaan mungkin sangat mahal untuk ditiru (very costly to copy) atau tidak elastis dalam persediaan (inelastic in supply). Bila sumber daya yang dimiliki memungkinkan perusahaan mengeksploitasi peluang dan menetralisir peluang yang ada (exploit 6 Penelitian Kelompok 2014 opportunities or neutralize threats), sumber daya ini dimiliki oleh hanya beberapa perusahaan, dan apabila sumber daya tersebut sangat mahal untuk ditiru atau tidak elastis dalam persediaan, kemudian sumber daya tersebut menjadi kekuatan perusahaan dan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi keunggulan daya saing (competitive advantage). Menurut Barney (2002), sumber daya perusahaan adalah semua asset, kemampuan, keahlian, proses organisasi, ciri khas, informasi, pengetahuan dan sebagainya yang dikendalikan oleh sebuah perusahaan dan memungkinkan perusahaan menyususn dan menerapkan strategi-strategi yang didesain untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Lebih lanjut disebutkan, beberapa penulis dan peneliti, membagi sumber daya perusahaan menjadi empat kelompok yaitu keuangan (financial capital), phisik (physical capital), manusia (human capital), dan organisasi (organization capital). Salah satu cara untuk mengidentifikasi sumber daya dan kemampuan yang mempunyai potensial menciptakan keunggulan daya saing sebuah perusahaan disebut Value Chain Analaysis (VCA). Setiap tahap pada product’s value chain mempunyai implikasi pada penggunaan sumber daya; keuangan, phisik, manusia, dan organisasi. VCA menggunakan The Generic Value Chain yang dikembangkan oleh Mc. Kinsey and Company. Technology development Source Sophistication Patents Product/process Choices Product design Function Physical characteristics Aesthetics Quality Manufacturing Integration Raw materials Capacity Location Procurement Parts production assembly Marketing Prices Advertising/ Promotion Sales force Package Brand 7 Distribution Channels Integration Inventory Wharehousing Transport Service Warrantly Speed Captive/ Independent Prices Penelitian Kelompok 2014 METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Data primer dikumpulkan dengan metode semi structure in-depth interview dan observasi partisipatori. Daftar pertanyaan (list of questions) dan daftar observasi (observation check list) dipersiapkan berpedoman pada teori-teori yang relevan. Narasumber dalam penelitian ini adalah pimpinan puncak (top executive) hotel. Pimpinan puncak adalah orang paling berperan dalam menentuan keunggulan daya saing hotel (Barney, 2002). Narasumber /Informan Narasumber / Informan dalam penelitian kualitatif tidak dapat ditentukan dengan rumus seperti dalam penelitian kuantitatif dan penetapannya juga bukan ditentukan oleh pemikiran bahwa informan harus mewakili populasi, melainkan informan itu harus dapat memberikan informasi yang diperlukan. Oleh karena itu metode yang digunakan dalam menentukan informan adalah Purposive Sampling yaitu metode menentukan subjek/objek penelitian sesuai dengan tujuan. Informan dalam penelitian ini adalah Owner, General Manager (GM) atau Executive Assistant Manager (EAM) hotel berbintang karena bertanggung jawab untuk merumuskan dan mengimplementasikan konsep membangun keunggulan daya saing yang berlokasi kawasan wisata Nusa Dua, Legian, Ubud, Candidasa dan Pemuteran. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus deskriptif naratif. Pendekatan ini merupakan suatu paradigma penelitian kualitatif yang mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang 8 Penelitian Kelompok 2014 atau suatu keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi (Satori & Komariah, 2012). Teknik analisis ini menurut Miles dan Huberman (1994) diterapkan melalui tiga tahapan alur, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi. Indikator dari variabel keunggulan daya saing menurut penelitian Farai Ncube et.al (2013) terdiri dari employee engagement and customer service, pricing, capacity, product and infrastructure, and locations. Sedangkan menurut penelitian Hofer & Schendel (1978) indikator variable keunggulan daya saing terdiri dari financial resources, physical resources, human resources, technological resources, reputation, and organizational resources. Dalam penelitian ini analisis data menggunakan teori Resources Based Aproached to Competitive Advantages Strategy Analyzed practical framework, bersumber dari penelitian Grant (1991), terdiri dari dari tahap-tahapan sebagai berikut indentify & classify the firms resources, identify the firms capabilities, appraises the rent generating potential of resources and capabilities, select a strategy wich best exploits the firms resources and capabilities relatives to external opportunity, identify resources gap which need to be filled. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari lima informan yang ditargetkan, ada empat informan yang berpartisipasi, yaitu Resort Manager Grand Nikko Bali Nusa Dua (hotel berklasifikasi bintang lima), Owner Puri Bagus Jati Ubud (villa berklasifikasi bintang empat), General Manager Ossotel Legian (hotel berklasifikasi bintang 3) dan Owner Hotel Taman Sari Pemuteran (hotel berklasifikasi bintang 2). Berdasarkan tujuan penelitian, maka urutan pembahasan dibagi menjadi tiga tahapan. Diawali dengan mengidentifikasi profil keunggulan daya saing hotel berbintang di Bali, dilanjutkan dengan menjelaskan mekanisme yang 9 Penelitian Kelompok 2014 ditempuh dalam menciptakan keunggulan daya saing, dan diakhiri dengan memberikan informasi tentang implikasi keunggulan daya saing terhadap kinerja bisnis. Profil Keunggulan Daya Saing Hotel Berbintang di Bali Profil keunggulan daya saing hotel dievaluasi menggunakan teori Barney (2002) dan Hubbard, Rice, dan Beamish (2008), menyatakan bahwa keunggulan daya saing perusahan seharusnya dapat dimiliki jangka panjang (sutained competitive advantage), dengan memenuhi empat kriteria, yaitu berkualitas (value), langka (rare), sulit ditiru (immitable), dan memiliki kemampuan untuk mengeksploitasi keunggulan (organization capability) atau yang dikenal dengan The VRIO framework. The VRIO framework dibentuk oleh empat pertanyaan yang berhubungan dengan aktivitas sebuah perusahaan, apakah sumber daya perusahaan dan kemampuan memungkinkan perusahaan merespon berbagai tantangan atau peluang?, apakah sebuah sumber daya saat ini hanya dikendalikan oleh sejumlah kecil perusahaan?, apakah perusahaan memerlukan dana yang sangat tinggi untuk memperoleh dan mengembangkan keunggulan daya saing itu?, dan apakah kebijakan perusahaan dan prosedur yang dikembangkan untuk mendukung eksploitasi kualitas, kelangkaan, dan biaya yang tinggi untuk meniru atau mengikuti? Berdasarkan hasil analisa menggunakan The VRIO framework, maka dapat dirangkum profil keunggulan daya saing hotel adalah sebagai berikut: Tabel 2 Profil Keunggulan Daya Saing Grand Nikko Bali, Nusa Dua No. Profile Keunggulan Daya Saing Value Rare Imitable Organization (V) (R) (I) (O) 1. Brand image sebagai Japanese X X X X hotel 2 Location (Cliff and Beach Front, X X X X Ocean View) 3. Reputation management software X X X X (technology) 10 Penelitian Kelompok 2014 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Technology; booking engine eREz, software icloud with Google based, and software winpack Employee engagement and customer service Memiliki 11 expatriate employee Flexible Policy and Procedure (PnP) Jumlah karyawan 800 orang Lingkungan kerja yang menyenangkan Market driven pricing (ie, Taiwan market) Strong Relation with distribution channels X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Tabel 3 Profil Keunggulan Daya Saing Puri Bagus Jati, Ubud No. Profil Keunggulan Daya Saing Value Rare Imitable Organization (V) (R) (I) (O) 1. Produk/pelayanan berciri khas X X X X 2. Penerapan konsep THK di dalam X X X operasional 3. Desain arsitektur X X X 4. Lokasi X X X X 5. Penataan space (kualitas X X X lingkungan) 6. Kualitas pelayanan X X X 7. Kualitas manajemen X X X 8. Great vision of owner/management X X X X 9. Lingkungan kerja yang X X X X menyenangkan Tabel 4 Profil Keunggulan Daya Saing Hotel Ossotel, Legian No. Profil Keunggulan Daya Saing Value Rare Imitable Organization (V) (R) (I) (O) 1. Konsep produk; stylish, modern, X X cozy, ergonomic 2 Konsep pelayanan; customer touch X X X point, tailored services showcasing 3. Harga; value for money X X 4. Lokasi strategis X X X X 5. Leader and Leadership X X X X 6. Karyawan; well-trained, X X X X 11 Penelitian Kelompok 2014 7. 8. 9. committed, sufficient in quantity (91 orang) Teknologi; tailored made PMS, room cleaning, concierge Reputasi, #3 for all hotel in Legian, nominee world class luxury hotel Creative and Aggressive Marketing strategy X X X X X X X X X X X X Tabel 5 Profil Keunggulan Daya Saing Hotel Taman Sari, Pemuteran No. Profil Keunggulan Daya Saing Value Rare Imitable Organization (V) (R) (I) (O) 1. Konsep produk perpaduan alam X X X X budaya dan spiritual 2 Konsep pelayanan dengan X X X X menonjolkan keaslian Bali 3. Lokasi X X X X 4. Pendekatan pengelolaan SDM X X X X 5. Kemampuan pemimpin X X X X (Leadership) 6. Reputasi hotel X X X X Mekanisme Membangun Keunggulan Daya Saing melalui Resources Based Aproached Mekanisme membangun keunggulan daya saing didasarkan pada teori Grant (1991) tentang Resources Based Aproached to Competitive Advantages Strategy Analyzed practical framework, menyatakan tahap-tahapan membangun keunggulan daya saing perusahaan dimulai dari mengidentifikasi dan mengelompokkan sumber daya perusahaan (indentify and classify the firms resources, mengidentifikasi kemampuan perusahaan (identify the firms capabilities), menilai potensi sumber daya dengan kemampuan (appraises the rent generating potential of resources and capabilities), memilih strategi terbaik untuk mengeksploitasi sumber daya perusahaan dan kemampuan relatif memanfaatkan peluang eksternal (select a strategy wich best exploits the firms resources and capabilities relatives to external opportunity, dan 12 Penelitian Kelompok 2014 terakhir dilakukan identifikasi terhadap kelemahan sumber daya yang harus dilengkapi (identify resources gap which need to be filled). Identifikasi dan Kelompokkan Sumber Daya Perusahaan Semua informan mengatakan sebelum menentukan keunggulan daya saing terlebih dahulu menginventaris secara rinci sumber daya yang dimiliki mulai dari lokasi, sumber daya manusia, peralatan, teknologi, budaya perusahaan, dan permodalan. Sumber daya perusahaan dianalisis untuk mengetahaui keunggulan (strength) dan kelemahan (weakness). GNB memiliki keunggulan berupa brand reputation (sebagai satu-satunya Japanese hotel dan sangat memahami budaya Jepang), kualitas produk (lokasi hotel di atas tebing dan pinggir pantai, the Shore restaurant, cliff Wedding Chapel), employee engagement and customer service (hubungan antar karyawan dan hubungan karyawan dengan tamu sangat baik), technological resourses (eRez, icloud, winpax), human resources (memiliki 11 expatriate, rasio kamar dengan jumlah karyawan 1:2), dan distribution channels (hubungan yang sangat baik dengan saluran distribusi). PBJ dan TSH memiliki produk yang mengkombinasikan keindahan alam dan kegiatan spiritual. Ossotel memiliki kemampuan pelayanan yang inovatif dan kegiatan pemasaran yang agresif. Identifikasi Kemampuan Perusahaan Setelah mengetahui kelebihan-kelebihan sumber daya perusahaan yang dibandingkan dengan para pesaing, dilakukan analisa terhadap kemampuan perusahaan untuk mengeksploitasi potensi sumber daya perusahaan yang terdiri dari kemampuan pemimpin (leaders), sumber daya manusia, sumber daya alam, peralatan, teknologi, dan keuangan. 13 Penelitian Kelompok 2014 Menilai Potensi Sumber Daya Perusahaan dan Kemampuan Tujuan perusahaan adalah menghasilkan keuntungan. Untuk mengelola potensi sumber daya perusahaan diperlukan biaya, maka diperlukan penilaian terhadap terhadap nilai potensi sumber daya dan kemampuan perusahaan dalam mengelola potensi tersebut agar menjadi suatu keunggulan daya saing terus menerus atau langgeng. Para informan mengkonfirmasi telah melakukan analisa peluang (opportunities) dan tantangan (threats) terhadap potensi dan kemampuan perusahaan masing-masing. Memilih Strategi Terbaik untuk Mengeksploitasi Sumber Daya Perusahaan dan Kemampuan Memanfaatkan Peluang Eksternal Setelah dilakukan penilaian terhadap potensi sumberdaya perusahaan dan kemampuan perusahaan, diketahui beberapa alternatif strategi yang dapat dipilih untuk menciptakan keunggulan daya saing. Pimpinan perusahaan memilih strategi yang terbaik untuk mengeksploitasi potensi sumber daya dan disesuaikan dengan kemampuan untuk memanfaatkan peluang yang ada di luar perusahaan. Misal PBJ, memiliki pemandangan alam yang sangat bagus, suasana tenang dan damai, maka dikembangkan villa dengan menonjolkan aktivitas, spa, wellbeing dan retreat. Identifikasi Kesenjangan Sumber Daya yang perlu dilengkapi Identifikasi terhadap kesenjangan atau kekurangan sumber daya perusahaan dengan keunggulan daya saing yang ingin dibangun perlu dilakukan secara terusmenurus. Misal Ossotel, kelemahan lokasi hotel yang tidak dekat dengan pantai. Ditutupi dengan melakukan kerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Legian agar dapat memanfaatkan pantai yang dikelola oleh masyarakat untuk 14 Penelitian Kelompok 2014 dijadikan beach club. Dari sini jelas terlihat bahwa kelemahan bisa berubah menjadi sebuah keunggulan (selling point). Contoh yang lain, lokasi PBJ di area yang sangat terpencil, oleh pemilik dibuatkan infrastruktur jalan dengan paving block yang dikombinasikan dengan batu alam, penerangan yang cukup sehingga memberikan suasana yang eksotik. Implikasi Keunggulan Daya Saing pada Kinerja Hotel Hill dan Jones (2013) menyatakan keunggulan daya saing berimplikasi pada kinerja perusahaan yang diukur dengan menggunakan pencapian tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan (Return on Invesed Capital – ROIC). GNB mengakui bahwa keunggulan daya saing berkontribusi pada peningkatan penjualan dan pencapaian tingkat pengembalian investasi. Ossotel Hotel mengakui bahwa keunggulan daya saing telah berkontribusi pada pencapaian rata-rata tingkat hunian kamar sebesar 87% dan rata-rata harga kamar (Net Average Daily Rate - ADR) sebesar Rp. 820.000. Pengembalian investasi ditargetkan mampu dicapai selama 4,9 tahun dengan total invevstasi 45 milyar. Memperhatikan kinerja perusahaan di tahun pertama beroperasi, GM sangat berkeyakinan pengembalian investasi akan dicapai lebih cepat. PBJ juga mengklaim bahwa keunggulan daya saing telah mampu mencapai target pengembalian investasi. Terakhir, HTS menyatakan melalui keunggulan daya saing mampu mengembangkan perusahaan dari hanya 8 unit bungalows kamarnya berkembang menjadi 83 kamar dan ditambah dengan fasilitas spa. Dengan demikian maka semua informan mengakui bahwa keunggulan daya saing berimplikasi positif terhadap tingkat pencapaian keuntungan (profitability). Disamping itu, para informan mengatakan bahwa keunggulan daya saing juga berimplikasi pada tingkat penguasaan pangsa pasar (market share) yang lebih superior 15 Penelitian Kelompok 2014 dibandingkan dengan pesaing. GNB menjadi penguasa pasar terbesar untuk pasar Jepang di Nusa Dua, Ossotel Legian menguasai pasar menengah Australia di kawasan Legian, HTS dan PBJ menguasai pangsa pasar terbesar untuk pasar nature, culture, wellbeing and retreat. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang dilakukan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Profil keunggulan daya saing hotel di Bali terletak pada: 1) konsep produk yang dipengaruhi oleh alam serta nilai-nilai budaya dan agama Hindu, 2) konsep pelayanan yang dipengaruhi oleh nilai budaya Bali, 3) pemilihan lokasi yang strategis, 4) sumber daya manusia yang terdiri dari pemilik dan manajemen yang visioner, kreatif dan inovatif, serta didukung oleh staff yang professional dengan jumlah yang memadai sesuai dengan konsep pelayanan yang ingin diciptakan, 5) penerapan kemajuan teknologi dalam sistem pengelolaan property, 6) reputasi; hotel positioning saat ini dan kemampuan untuk mengelola reputasi, serta 7) strategi pemasaran yang tepat; pemilihan target pasar dan kreatifitas dan keagresifan dalam melakukan penetrasi pasar Temuan ini mendukung/menguatkan hasil penelitian Penelitian Farai Ncube et.al (2013) dan penelitian Hofer & Schendel (1978). Sebagian besar keunggulan daya saing dibangun adalah keunggulan daya saing yang berkualitas, jarang dimiliki oleh pesaing, sulit ditiru oleh pesaing, dan hotel memiliki kemampuan untuk mengeksplitasi sumber daya dengan baik, dengan kata lain hotel-hotel yang menjadi informan dalam penelitian ini memiliki keunggulan daya saing yang terus-menerus (sustained competitive advantage). 16 Penelitian Kelompok 2014 Mekanisme membangun keunggulan daya saing terdiri dari mengidentifikasi dan mengelompokkan sumber daya perusahaan, mengidentifikasi kemampuan perusahaan, menilai potensi sumber daya dengan kemampuan, memilih strategi terbaik untuk mengeksploitasi sumber daya perusahaan dan kemampuan relatif memanfaatkan peluang eksternal, dan terakhir dilakukan identifikasi terhadap kelemahan sumber daya yang harus dilengkapi, dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan teori Grant (1991). Informan mengklaim bahwa keunggulan daya saing berimplikasi pada kinerja perusahaan yang diukur dengan pencapian tingkat pengembalian investasi (Return on Invesed Capital – ROIC) dan penguasaan pangsa pasar (market share) terbesar dibandingkan dengan pesaing. Implikasi Penelitian Beberapa implikasi dalam penelitian ini antara lain: 1. Keunggulan daya saing adalah merupakan sebuah keputusan yang strategis (strategic business decision) yang menentukan kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, disarankan kepada hotel dan usaha akomodasi lainnya mendesain keunggulan saya saingnya secara teliti, cermat, dan tepat dengan mempertibangkan bahwa keunggulan daya saing yang diinginkan tersebut memenuhi kriteria (profiles) seperti sangat bermanfaat bagi pelanggan (value), tidak banyak pesaing memiliki atau langka (rare), sulit ditiru (imitable), dan didukung oleh kemampuan organisasi (organization capability/competencies) mengeksploitasi atau mendayagunakan secara optimal. 2. Melakukan penelitian selanjutnya dengan mengambil topik membangun keunggulan daya saing berdasarkan teori Value Chain Analysis – VCA Theory. 17 Penelitian Kelompok 2014 Daftar Pustaka Barney, J.B (2002). Gaining and Sustaining Competitive Advantage, second edition, The Ohio University, Prentice Hall, New Jersey, USA Byeoung Yong Kim & Haemoon Oh (2004). How Do Hotel Firms Obtain A Competitive Advantage?, International Journal of Contemporary Hospitality Management Vol. 16, No.1, pp 65-71 Dinas Pariwisata Propinsi Bali (2014). Bali Tourism Directory (2014) Farai Ncube et.al (2013). The Competitive Advantages of Organizations in Zimbabwe’s Hospitality Industry : A Cases of Two Organizations, Journal of Emerging Trends in Economics and ManagementSciences Vol.4(3) pp328-336. Grant, Robert M (1991). Resources Based Theory of Competitive Advantages: implications for Strategy Formulatio, Californian Management Review PP 114-135 Hill, C.L & Jones, G.R (2013). Strategic Management Theory, 10th edition, SouthWestern, Hubbard, Rice, Beamish (2008). Strategic Management; Thinking, Analysis, Action. 3rd edition, Pearson Prentice Hall, Pearson Education Australia HVS (2012). Study of Bali Hotel Market, Singapore Miles, M. & Huberman, M. (1994). Qualitative Data Analysis, Thousand Oaks, CA, Sage Nykiel, R.A. (2007). Handbook of Marketing Research Methodologies for Hospitality and Tourism, The Haworth Hospitality & Tourism Press, New York. Satori, D & Komariah, A (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung Sugiyono. 2008. Statistik untuk Penelitian, Bandung, Alfabet 18