ANALISIS KADAR HARA MAKRO DALAM TANAH PADA TANAMAN

advertisement
ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46
ANALISIS KADAR HARA MAKRO DALAM TANAH PADA TANAMAN
AGROFORESTRI DI DESA TAMBUN RAYA
KALIMANTAN TENGAH
Oleh/By
AHMAD YAMANI
Program Studi Budidaya Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung
Mangkurat Jl. A. Yani KM 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan
ABSTRACT
Good and fertile land is land that is able to provide nutrients in sufficient and
balanced to be absorbed by plants. It can be seen from the value of land
productivity, one of them by analyzing the concentration of nutrients contained in the
land.
The aim is to find out how big the nutrient content of soil in the area of macro
agrisilvikultur and rambutan garden. This information is very important to take steps
selanbjutnya in order to maintain the productivity of cultivated land ..
Observations were made at 2 different locations namely in the area planted with a
combination of plant agrisilvikultur sengon, rambutan and other agricultural crops
and gardens rambutan. Soil sampling was done in purposive sampling as much as 3
points of observation on each object of research with a depth of 00-20 cm. The soil
samples taken at each subsequent observation point dikompositkan, meaning that
one soil sample taken at some point with a distance of 1.0 meter, mixed and stirred
evenly, then take as much as 1 kg to be analyzed in the laboratory. Those
parameters were observed and the concentration of element N, P, K, Ca and Mg. To
find out the status of macro nutrient content of N, P, K, Ca and Mg, the results of the
analysis in the laboratory will be compared with Soil Chemical Properties
Assessment Criteria according to the Central Institute for Soil Research (LPPT),
Bogor.
The results showed the soil macro-nutrient content at the location of observation is
relatively not much different. The content of N and P in the soil under agro-forestry
and plantation crops are relatively high rambutan. While elements of K; Ca and low
Mg and plant species composition did not affect significantly to the content of
nutrients in the soil underneath. It is recommended to do additional elements K, Ca
and Mg in accordance with the needs of plants, in order to improve soil fertility and
optimal production results.
Penulis untuk korespondensi :+6285251571248
PENDAHULUAN
Tanah yang baik dan subur
adalah
tanah
yang
mampu
menyediakan unsur hara secara
cukup dan seimbang untuk dapat
diserap oleh tanaman. Hal ini dapat
dilihat dari nilai produktifitas lahan,
salah satunya dengan menganalisa
konsentrasi
unsur
hara
yang
terkandung di dalam tanah tersebut.
Pemanfaatan
tanah
oleh
manusia dituntut seoptimal mungkin,
oleh karena itu perlu adanya salah
Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010
37
ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46
satu tehnik pemanfaatan lahan yang
harus diterapkan oleh masyarakat
yaitu teknologi agroforestri, dimana
pengkombinasian antara tanaman
kehutanan
dan
pertanian
ini
diharapkan
akan
mendapatkan
keuntungan ekologis dan ekonomis
baik jangka pendek yang dihasilkan
dari tanaman pertanian dan jangka
panjang dari tanaman kehutanan,
dengan strategi pengaturan ruang dan
waktu yang telah direncanakan,
sehingga produksi hasil usaha akan
lebih
maksimal
dan
mampu
meningkatkan kesuburan tanah serta
penambahan
unsur
hara
bagi
tanaman yang diusahakan baik
secara kualitas maupun kuantitas.
Berdasarkan hal-hal yang
diuraikan di atas, maka penulis
bermaksud meneliti seberapa besar
kandungan hara makro tanah pada
areal agrisilvikultur
dan kebun
rambutan. Informasi ini sangat penting
guna
mengambil
langkah
selanbjutnya dalam rangka menjaga
produktivitas lahan yang diusahakan,
baik oleh pemerintah atau kalangan
pengusaha
perkebunan
maupun
masyarakat pada umumnya.
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui konsentrasi
hara makro : Nitrogen (N), Fosfor (P),
Kalium (K), Kalsium (Ca) dan
Magnesium (Mg) tanah pada tanaman
agroforestri dan membandingkan
konsentrasi hara makro N, P, K, Ca
dan Mg pada areal agrisilvikultur dan
kebun rambutan.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
Desa Tambun Raya, Kecamatan
Basarang ,Kabupaten
Kapuas,
Kalimantan Tengah dalam waktu
selama ± 4 (empat) bulan, mulai bulan
Pebruari sampai dengan Mei 2009,
yang meliputi kegiatan persiapan,
pengumpulan
data
primer
dan
sekunder, pengolahan data hingga
penyusunan laporan.
Obyek dan Alat Penelitian
Obyek
penelitian
adalah
tanah dibawah tegakan tanaman
agrisilvikultur
(jenis
sengon
(Paraserianthes
falcataria
Niels);
tanaman
rambutan
(Nephelium
lappaceum);
tanaman
pertanian
singkong
dan sayur-sayuran) dan
tanah dibawah kebun rambutan.
Alat yang diperlukan seperti
cangkul:; meteran; kantong plastik;
kertas karton; kamera; timbangan
dan alat tulis-menulis.
Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini untuk
mendapatkan
data
dilapangan
mencakup kegiatan yakni :
1. Memilih lokasi untuk pengambilan
sampel
tanah
(pada
areal
agrisilvikultur
yang
ditanami
kombinasi
tanaman
sengon,
rambutan dan tanaman pertanian
lainnya seluas 1 ha dan kebun
rambutan seluas 1 ha)
2. Menentukan termpat pengambilan
sampel tanah yang dilakukan
dengan
Purposive
sampling
sebanyak 3 titik pengamatan pada
masing-masing obyek penelitian.
3. Membersihkan permukaan tanah
dari
serasah,
rumput
atau
tanaman penutup tanah lainnya
4. Mengambil sampel tanah pada
lapisan
olah
tanah
dengan
kedalaman 0 – 20 cm, dengan
pertimbangan bahwa unsur hara
sebagian besar berada pada
kedalaman ini.
Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010
38
ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46
5. Sampel tanah yang diambil pada
setiap
titik
pengamatan
selanjutnya
dikompositkan,
maksudnya satu sampel tanah
yang diambil dari beberapa titik
dengan jarak 1,0 meter dicampur
dan diaduk secara merata,
kemudian diambil sebanyak 1 kg
untuk dianalisis di Laboratorium.
Cara
seperti
ini
dilakukan
sebanyak
3
kali
(3
titik
pengamatan) pada lahan yang
diamati (Gambar 2)
6. Sampel tanah yang telah diambil
dimasing-masing obyek penelitian
kemudian dianalisis kandungan
unsur hara makro N, P, K, Ca dan
Mg di laboratorium.
1,0 m
Gambar 1. Pengambilan sampel tanah dengan cara komposit
Keterangan :
= titik - titik pengambilan sampel tanah
Analisis Data
Data konsentrasi hara makro
N, P, K, Ca dan Mg hasil analisis di
laboratorium,
selanjutnya
akan
dibandingkan
dengan
Kriteria
Penilaian Sifat Kimia Tanah menurut
Lembaga Pusat Penelitian Tanah
(LPPT) Bogor (lihat pada Tabel 1),
sehingga akan diketahui status
konsentrasi unsur hara tanah pada
dimasing-masing obyek penelitian.
Tabel 1. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah Menurut Lembaga Pusat Penelitian
Tanah (LPPT) Bogor
Sifat Tanah
Sangat
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat
Rendah
Tinggi
N (%)
0,10-0,20
0,21-0,50
0,51-0,75
< 0,10
> 0,75
P2O5 HCl
(me/100gr)
K2O HCl 25%
(me/100gr)
Ca (me/100gr)
< 10
10-20
21-40
41-60
> 60
< 10
10-20
21-40
41-60
> 60
<2
2-5
6-10
11-20
> 20
Mg (me/100gr)
< 0,4
0,4-1,0
1,1-2,0
2,1-8,0
> 8,0
Sumber ; Survey Kapabilitas Tanah LPPT Bogor (Soepraptohardjo, 1983)
Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010
39
ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsentrasi Hara
Lahan Agroforestri
Hasil
analisis
Makro
Pada
P, K, Ca dan Mg pada tanah dibawah
tanaman agroforestri lihat Tabel 2
laboratorium
terhadap konsentrasi hara makro N,
.
Tabel 2. Unsur hara N, P, K, Ca dan Mg pada tanah dibawah tanaman agroforestri
No
Sampel
1.
2.
3.
N
(%)
1,02
0,82
0,62
Unsur Hara Makro
P
K
Ca
(me/100gr)
(me/100gr)
(me/100gr)
95,94
20,20
1,45
19,49
7,65
2,15
24,75
15,61
1,70
Mg
(me/100gr)
0,30
0,95
0,30
Jumlah
Rerata
2,46
140,18
43,46
5,30
1,55
0,82
46,73
14,49
1,77
0,52
(ST)
(T)
(R)
(SR)
(R)
Sumber: Lab. Fisika dan Kimia Tanah Fakultas Pertanian Unlam, Banjarrbaru
(2005)
Keterangan :
ST
: Sangat Tinggi
T
: Tinggi
R
: Rendah
SR
: Sangat Rendah
Berdasarkan hasil analisis
laboratorium dan kriteria penilaian
sifat kimia tanah menurut Lembaga
Pusat Penelitian Tanah Bogor, pada
areal agrisilvikultur untuk unsur N dan
P sangat tinggi (0,82 %) dan tinggi
(46,73 me/100gr), untuk unsur K
(14,49 me/100gr) dan Mg (0,52
me/100gr) rendah, sedangkan untuk
Ca sangat rendah (1,77 me/100gr).
Tingginya konsentrasi hara N
tanah pada tanaman agroforestri ini
diduga dari suplai hasil perombakan
bahan organik (serasah) yang jatuh
ketanah oleh kombinasi beberapa
tanaman
antara
lain
sengon,
rambutan dan tanaman pertanian
lainnya sehingga
serasah dari
tanaman tersebut sudah dapat
menyuplai unsur N yang tinggi. Selain
itu tingginya N pada areal agroforestri
ini karena adanya tanaman sengon
jenis
tanaman
legum
yang
mempunyai daun yang mudah rontok,
daun yang mudah rontok ini justru
cepat menyuburkan tanah, kemudian
bintil akar yang terdapat pada akar
dengan bantuan bakteri rhizobium
mampu memfiksasi (mengikat) N
bebas diudara.
Sedangkan
tingginya
konsentrasi P pada areal ini karena
selain bersumber pada bahan organik
hasil dekomposisi serasah tanaman
diatasnya dan adanya mineral-mineral
atau batuan tanah berasal dari bahan
induk yang terlapuk juga disebakan
lokasi penelitian ini adalah daerah
rawa pasang surut yang sebagian
besar lahannya tergenang air dan pH
Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010
40
ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46
tanah
yang
masam,
sehingga
ketersediann P juga berpengaruh,
seperti yang dikemukakan Foth
(1984),
bahwa
penggenangan
memiliki peranan penting terhadap
ketersediaan P tanah. Ketersediaan P
tanah umumnya lebih tinggi pada
tanah yang tergenang (lahan basah)
dibanding dengan tanah kering.
Masamnya
tanah
juga
dapat
meningkatkan kadar ion Al, Fe dan
Mn yang dapat mengikat P di dalam
tanah, sehingga unsur ini meningkat
dalam tanah dan tidak dapat diserap
oleh tanaman.
Konsentrasi K; Ca dan Mg di
lahan agroferestri rendah, diduga
hilang karena diserap oleh tanaman
atau terjadi pencucian sebagai akibat
intensitas hujan yang tinggi ikut
bersama air yang masuk kedalam
tanah
(infiltrasi).
Pada
areal
agrisilvikultur ini terdiri dari beberapa
jenis tanaman yang menyerap unsur
ini, selain itu kalium tanah ditemukan
dalam mineral-mineral atau batuan
yang terlapuk dan biasanya mineral
atau batuan ini mudah lapuk pada
kondisi suhu yang tinggi atau
kelembaban tanah yang kering
dimana tidak ada pencucian yang
terjadi, sedangkan kita ketahui lokasi
penelitian ini merupakan daerah rawa
yang konsistensi tanah sangat basah
dan mempunyai intensitas hujan yang
tinggi, sehingga batuan induk tanah
sukar melapuk. Rendahnya kadar
hara K, Ca dan Mg pada obyek
penelitian disini diduga juga sebagai
akibat pemanenan hasil kebun dan
tanaman pertanian lainnya, sehingga
unsur hara hilang terangkut.
Konsentrasi Hara Makro
Kebun Rambutan
kebun rambutan dapat
Tabel 3.
Pada
dilihat pada
Konsentrasi hara makro N, P,
K, Ca dan Mg pada tanah dilahan
Tabel 3. Konsentrasi hara makro N, P, K, Ca dan Mg pada lahan kebun rambutan
Unsur Hara Makro
No
N
P
K
Ca
Mg
Sampel
(%)
(me/100gr)
(me/100gr)
(me/100gr)
(me/100gr)
1.
1,08
136,42
22,34
2,05
0,20
2.
0,60
21,20
6,43
3,64
0,35
3.
1,19
82,87
18,38
1,25
0,10
Jumlah
Rerata
2,87
240,49
47,15
6,94
0,65
0,96
80,16
15,72
2,31
0,22
(ST)
(ST)
(R)
(R)
(SR)
Sumber ; Lab Fisika dan Kimia Tanah Fakultas Pertanian Unlam Banjarrbaru (2005)
Keterangan :
ST
T
R
SR
:
:
:
:
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Berdasarkan hasil analisis
laboratorium dan kriteria penilaian
sifat kimia tanah menurut Lembaga
Pusat Penelitian Tanah Bogor pada
kebun rambutan, untuk unsur N (0,96
%) dan P (80,16 %) sangat tinggi,
untuk unsur K (15,72 me/100gr) dan
Ca
(2,31
me/100gr)
rendah,
sedangkan untuk Mg sangat rendah
(0,22 me/100gr).
Tingginya ketersediaan N dan
P
pada
kebun
rambutan
ini
Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010
41
ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46
yang
tergenang
air
yang
menyebabkan
terganggunya
pelapukan batuan dan bahan organik,
selain karena diserap tanaman untuk
keperluan
pertumbuhan
dan
pembuahan serta terangkut hilang
bersama pemanenan hasil buah.
disebabkan
karena
tanaman
rambutannya sudah berumur ± 17
tahun, unsur N sebagian disuplai dari
hasil dekomposisi serasahnya. Selain
itu pada kebun rambutan ini hanya
terdapat satu jenis rambutan ini saja
sehingga kurang terjadi perebutan
hara antar tanaman yang ada. Kondisi
tanah yang terendam dan masamnya
tanah menyebabkan meningkatnya
ion Al, Fe dan Mn yang mudah
mengikat P ini sehingga tidak dapat
digunakan oleh tanaman.
Konsentrasi hara K, Ca, dan
Mg pada kebun rambutan rendah, hal
ini diduga karena pada areal ini terjadi
pencucian hara sebagai akibat
intensitas hujan yang cukup tinggi, Ph
tanah rendah dan kondisi lingkungan
Perbandingan Konsentrasi Hara
Makro N, P, K, Ca dan Mg Tanah
Pada
Tanaman Agroforesri dan
Kebun Rambutan
Perbandingan
konsentrasi
hara makro N, P, K, Ca dan Mg tanah
pada
areal agrofoestri dan kebun
rambutan seperti pada Gambar 2
sampai dengan Gambar 6.
N (%
Nitrogen (N)
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
1
2
3
Rerata
Sampel Tanah
Areal Agrisilvikultur
Kebun Rambutan
Gambar 2. Grafik Konsentrasi hara Nitrogen tanah pada areal agroforestri dan
kebun rambutan
Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010
42
ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46
Fosfor (P)
P (me/100mg)
140
120
100
80
60
40
20
0
1
2
3
Rerata
Sampel Tanah
Areal Agrisilvikultur
Kebun Rambutan
Gambar 3. Grafik Konsentrasi hara Fosfor tanah pada areal agroforestri dan kebun
rambutan
Kalium
K (me/100g)
25
20
15
10
5
0
1
2
3
Rerata
Sampel Tanah
Areal Agrisilvikultur
Kebun Rambutan
Gambar 4. Grafik Konsentrasi hara Kalium tanah pada areal agroforestri dan kebun
rambutan
Ca
(me/100mg)
Kalsium (Ca)
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1
2
3
Rerata
Sampel Tanah
Areal Agrisilvikultur
Kebun Rambutan
Gambar 5. Grafik Konsentrasi hara Kalsium tanah pada areal agroforestri dan
kebunrambutan
Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010
43
ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46
Magnesium (Mg)
Mg (me/100mg)
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1
2
3
Rerata
Sampel Tanah
Areal Agrisilvikultur
Kebun Rambutan
Gambar 6. Grafik Konsentrasi hara Magnesium tanah pada areal agroforestri dan
kebun rambutan
Hasil analisis laboratorium
menunjukkan
perbandingan
konsentrasi hara makro N, P, K, Ca
dan Mg pada areal agroforestri yang
ditanami kombinasi tanaman sengon,
rambutan dan tanaman pertanian
lainnya (seperti singkong dan sayursayuran) dengan kebum rambutan
tidak jauh berbeda, hal ini ini
disebabkan karena letak lahannya
yang bersebelahan, sehingga jenis
dan keadaan tanahnya relatif sama.
Pada tanah dibawa tegakan
agroforestri maupun kebun rambutan
mempunyai konsentrasi hara N dan P
yang tinggi, tingginya konsentrasi
hara
tersebut disebabkan karena
sumber N dan P berasal dari bahan
organik hasil dari pelapukan serasah
dari tanaman yang tumbuh pada
kedua
lahan
ini.
Sedangkan
konsentrasi hara makro K, Ca dan Mg
rendah. Hal tersebut disebabkan
karena sumber terbesar hara makro
K, Ca dan Mg ini adalah mineralmineral tanah. Mineral-mineral tanah
pada tanah yang terendam sukar
untuk lapuk, karena lapuknya mineral
memerlukan suhu yang tinggi dan
kelembaban tanah yang kering.
Suplai hara selain diperoleh dari air
hujan dan jatuhan serasah tanaman
yang tumbuh diatasnya juga mineralmineral
tanah
yang
terlapuk,
khususnya
pada
tanaman
agroforestry pada saat pemeliharaan
tanaman pada tahun pertama dan
kedua ada pemberian pupuk dan
kapur.
Pada lokasi penelitian di desa
Tambun Raya Basarang ini umumnya
daerah
rawa,
sehingga
sistem
penanaman baik di areal agrisilvikultur
maupun
di
kebun
rambutan
menggunakan sistem surjan. Menurut
Noor (2004), sistem surjan memang
digunakan di daerah rawa yaitu
meninggikan sebagian tanah dengan
menggali atau mengeruk tanah di
sekitarnya. Wilayah bagian lahan
yang ditinggikan disebut tembokan,
sedang wilayah yang digali disebut
tabukan atau ledokan. Sistem ini
digunakan
agar
menghindari
genangan air yang tidak disukai
tanaman
lahan
kering
dan
mengurangi kemasaman tanah yang
berlebihan akibat tergenang air.
Berdasarkan
pernyataan
diatas,
memperlihatkan
bahwa
komposisi jenis tanaman
yang
ditaman relatif tidak memberikan
pengaruh yang berarti terhadap
kandungan unsur hara pada tanah
dibawah tegakannya. Suplai unsur
hara dari air hujan dan dari cara
pengolahan
tanah
pada
saat
penanaman atau pemupukan yang
Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010
44
ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46
diberikan untuk pemeliharaan serta
dari hasil perombakan bahan organik
relatif
tidak
memperlihatkan
perbadaan
tanahnya.
kandungan
hara
pada
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dapat diambil kesimpulan :
1. Kandungan hara makro N dan P
pada tanah dibawah tanaman
agroforestri dan kebun rambutan
relatif tinggi. Sedangkan unsur K;
Ca
dan
Mg
rendah.
Ini
menunjukkan bahwa kandungan
hara didua lokasi obyek penelitian
tidak jauh berbeda.
2. Komposisi jenis tanaman yang
ditaman relatif tidak memberikan
pengaruh yang berarti terhadap
kandungan unsur hara pada tanah
dibawahnya.
Saran
Perlu dilakukan penambahan
unsur K, Ca dan Mg yang sesuai
dengan kebutuhan tanaman, guna
meningkatkan kesuburan tanah dan
hasil
yang
optimal.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Pemda Kabupaten
Kapuas, Kalimantan Tengah dan
dekan Fakultas Kehutanan Unlam
Banjarbaru atas bantuan fasilitas dan
dorongan moril dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anna, et al. 1997. Dasar-dasari lmu
tanah. Badan kerjasama
Perguruan Tinggi Negeri
Indonesia Bagian Timur.
Ujung Pandang.
Badan Statistik Kabupaten Kapuas,
2004. Kapuas Dalam Angka, Kapuas.
Buckman, HO dan Brady, NC. 1982.
Ilmu Tanah (Terjemahan)
Soemarsono.
Penerbit
Bharata
Karya
Aksara,
Jakarta.
Departemen
Kehutanan,
1992.
Manual
Kehutanan.
Departemen Kehutanan RI,
Jakarta.
Departemen
Kehutanan
dan
Perkebunan, 1999. Panduan
Kehutanan
Indonesia.
Departemen Kehutanan dan
Perkebunan RI, Jakarta.
Dinas Kehutanan Kabupaten Kapuas,
2004. Rancangan Teknis
Hutan Rakyat Kabupaten
Kapuas, Kapuas.
Fort, H.D, 1984. Dasar-dasar Ilmu
Tanah.
Gadjah
Mada
University
Press,
Yogyakarta.
Hardjowigeno, S.2003. Ilmu Tanah.
Akademika Pressindo, Jakarta.
International Centre for Research in
Agroforestry,
2000.
Agroforestri Khas Indonesia.
SMT Grafika Desa Putera,
Jakarta.
Islami, T dan Sutomo, WH. 1995.
Hubungan Tanah, Air dan
Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010
45
ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46
Tanaman. IKIP Semaran g
Press, Semarang.
Kalie, BM. 1994. Budidaya Rambutan
Varietas Unggul. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
Mahisworo, et al. 2001. Bertanam
Rambutan
Edisi
Revisi.
Penerbit Penebar Swadaya,
Jakarta.
Noor,
M. 2004. Lahan Rawa
Bermasalah Sulfat Masam.
Penerbit
Raja
Grafindo
Persada, Jakarta.
Santoso,
HB.
1992.
Sengon.
Penerbit
Yogyakarta.
Budidaya
Kanisius,
Soepraptohardjo,
1983.
Surver
Kapabilitas Tanah. Lembaga
Pusat Penelitian Tanah,
Bogor.
Sutedjo, MM. 2004. Analisis Tanah,
Air dan Jaringan Tanaman.
Penerbit
Renika
Cipta,
Jakarta.
Purwowidodo, 1982. Teknologi Mulsa.
Dewa Rua Press, Malang.
Sutedjo, MM dan Kartasapoetra, AG.
2002. Pengantar Ilmu Tanah.
Penerbit
Rineka
Cipta,
Jakarta.
Susanto, RH. dan Purnomo, RH.
1997.
Pengantar
Fisika
Tanah. Penerbit mitra Gama
Widya, Yogyakarta.
Rosmarkam, A dan Yuwono, NW.
2002.
Ilmu
Kesuburan
Tanah. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010
46
Download