ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN

advertisement
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di BEI)
ABSTRAK
Kebijakan dividen merupakan panduan yang ditetapkan oleh perusahaan untuk
menentukan jumlah uang yang akan dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang
saham. Besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham
tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menguji dan menganalisis pengaruh Insider Ownership, Leverage yang diukur
dengan Debt to Equity (DER), dan Profitabilitas yang diukur dengan Return On
Equity (ROE) terhadap Kebijakan Dividen yang diukur dengan Dividend Payout
Ratio (DPR).
Penelitian ini menggunakan 10 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI,
yang membayarkan dividen tunai berturut-turut selama periode pengamatan tahun
2007-2011. Dengan melakukan rancangan penelitian yaitu dengan menggunakan
metode kuantitatif berupa uji regresi linear berganda dengan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Variabel Insider Ownership tidak berpengaruh
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh
negatif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR), dan Return on Equity (ROE)
berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
Kata Kunci : Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio), Insider Ownership (IO)
Leverage (Debt to Equity Ratio), Profitabilitas (Return on Equity).
Nama
: Liza Kumala Elissya
NPM
: 0641031117
Telp
: 085269343423
Email
: [email protected]
Pembimbing I
: Harsono Edwin Puspita., S.E., M.Si.
Pembimbing II
: Pigo Nauli., S.E., M.Sc.
BAB I
PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang
Pasar modal merupakan tempat bagi para investor untuk melakukan aktifitas
investasi, salah satu produk investasi yang ada di pasar modal adalah investasi
saham. Investor akan menginvestasikan dananya ke suatu perusahaan (saham) akan
dihadapkan dengan return investasi dalam bentuk dividen dan capital gain. Capital
Gain merupakan keuntungan modal yang diperoleh dari selisih antara harga beli dan
harga jual saham, sedangkan dividen adalah porsi laba bersih yang dibagikan
perusahaan kepada para pemegang saham. Besarnya jumlah dividen yang dibagikan
tergantung pada besarnya laba yang diperoleh dan kebijakan dividen yang ditetapkan
oleh perusahaan.
Kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan
seberapa besar bagian dari pendapatan yang akan dibagikan kepada pemegang
saham, dan yang akan diinvestasikan kembali (reinvestment) atau ditahan (retained)
dalam perusahaan (Andriyani, 2008). Kebijakan dividen merupakan salah satu
keputusan yang penting bagi perusahaan, karena pembagian dividen merupakan
salah satu cara bagi perusahaan untuk mendistribusikan kemakmuran kepada
pemegang saham.
Kebijakan dividen berkaitan juga dengan hubungan antara manajer dengan
pemegang saham. Kepentingan pemegang saham dan manajer dapat berbeda dan
mungkin bisa menimbulkankan konflik, pihak manajer menghendaki pembagian
dividen yang kecil karena perusahaan membutuhkan dana untuk mendanai
investasinya. Sedangkan pemegang saham menghendaki pembagian dividen yang
besar. Konflik yang terjadi akan menimbulkan biaya keagenan. Pada sudut pandang
pemilik, upaya untuk mengurangi biaya yang timbul dengan kebijakan dividen.
Keown (2000) seperti yang dikutip Heti (2006), dengan pembayaran dividen, secara
tidak langsung menghasilkan proses monitoring yang lebih dekat terhadap investasi
yang dilakukan pihak manajemen.
Perusahaan didirikan dengan tujuan salah satunya untuk memaksimalkan
kesejahteraan pemegang saham. Akan tetapi pada kenyataannya masalah keagenan
dapat terjadi pada saat tujuan tersebut diimplementasikan. Masalah keagenan
dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Demsey & Laber (1992) seperti dikutip
Setiawati (2012), masalah keagenan banyak dipengaruhi oleh insider ownership,
yakni pemilik perusahaan sekaligus menjadi pengelola perusahaan. Semakin besar
insider ownership maka perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan
pengelola perusahaan semakin kecil, pihak manajemen akan bertindak lebih berhatihati. Karena mereka akan ikut menanggung konsekuensi yang mungkin terjadi dari
keputusan yang mereka buat. Adanya kepemilikan saham oleh manajer akan
memotivasi mereka untuk menciptakan kinerja perusahaan secara optimal dan dapat
menurunkan biaya.
Suatu perusahaan memerlukan hutang utuk membiayai perluasan usahanya, namun
sebelumnya harus sudah direncanakan terlebih dahulu kebutuhan dana untuk
membayar kembali hutang tersebut. Hutang dapat dilunasi pada saat jatuh tempo
dengan mengganti hutang tersebut dengan hutang baru. Atau dengan cara lain yaitu
perusahaan harus menyediakan dana sendiri yang berasal dari keuntungan untuk
melunasi hutang tersebut. Rasio yang dapat digunakan untuk menjamin keseluruhan
hutangnya dengan bagian dari modal sendiri adalah Debt to Equity Ratio (DER).
DER menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan
untuk keseluruhan hutangnya. Suatu perusahaan akan memprioritaskan keuntungan
yang diperolehnya untuk membayar hutang sedangkan sisanya akan dibagikan
sebagai dividen tunai.
Selain insider ownership dan leverage faktor lain yang juga mempengaruhi rasio
pembayaran dividen tunai adalah profitabilitas. Profitabilitas merupakan tingkat
keuntungan atau laba bersih yang berhasil diperoleh selama masa operasional
perusahaan. Sebagian dari keuntungan bersih tersebut akan dibagikan sebagai
dividen tunai kepada pemegang saham. Perusahaan akan membagikan dividen tunai
jika perusahaan tersebut memperoleh keuntungan bersih setelah dipenuhi kewajiban
utamanya yaitu membayar beban bunga dan pajak. Hal tersebut mengakibatkan
profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai (Prihantoro, 2003 dalam
Sariwati, 2011).
Pembayaran dividen terhadap pemegang saham tergantung atas jumlah laba yang
dilaporkan atau jumlah laba yang ditahan. ketersediaan dana untuk melakukan
pembayaran dividen, dan deklarasi dividen oleh pemegang saham (Sutrisno, 2001).
Penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pembagian dividen
tunai telah banyak dilakukan, seperti pada penelitian Sariwati (2011) yang menguji
insider ownership, free cash flow, dan profitabilitas terhadap dividen payout ratio
(DPR), penelitian tersebut menyimpulkan bahwa insider ownership dalam
perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DPR, sedangkan
variabel profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap DPR.
Penelitian lainnya adalah Setiawati (2012). Dalam penelitiannya yang berjudul
“ Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2009” menunjukkan bahwa curren
ratio, debt to equity ratio, dan earning per share secara simultan memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR).
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
dividen yang diberi judul : “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur yang Tercatat di BEI)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Apakah faktor-faktor berikut : Insider
Ownership, Laverage dan Profitability mempengaruhi kebijakan dividen kas?”
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan memberikan hasil yang baik, maka dilakukan
pembatasan masalah sebagai berikut :
1.
Kebijakan dividen yang diteliti adalah terbatas pada kebijakan dividen tunai
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen dalam penelitian ini yaitu
insider ownership, leverage, dan profitability.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.
Mengetahui apakah insider ownership, leverage, dan profitability,
mempengaruhi kebijakan dividen tunai.
2.
Mengetahui dari faktor-faktor berikut insider ownership, leverage, dan
profitability, manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap kebijakan
dividen tunai.
1.5
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.
Bagi Akademisi
Dihrapakan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan informasi untuk
menambah wawasan dan pengetahuan akademisi dan pihak yang tertarik
terhadap kebijakan dividen tunai.
2.
Bagi Perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan informasi untuk
membantu manajemen sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan terhadap jumlah pembagian dividen tunai.
3.
Bagi Investor
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan kepada investor mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen untuk dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Landasan Teori
Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan
ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang.
Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka akan
mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya akan mengurangi total sumber dana
intern atau internal financing (Sartono, 2001 dalam Setiawati, 2012).
Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk
membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan aliran kas keluar
yang dibayar kepada pemegang saham. Dividen merupakan nilai pendapatan bersih
perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan yang dibagikan kepada
pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan (Setiawati, 2012). Rasio
pembayaran dividen (dividen payout ratio) yaitu perbandingan antara dividend per
share (DPS) dengan Earning Per Share (EPS).
2.2 Pengertian Dividen
Dividen merupakan proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada pemegang
saham. Jumlah yang diperoleh sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki
pemegang saham dan disesuaikan dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Nilai dan waktu pembayaran dividen ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), dan nilai yang dibagikan berkisar antara nol hingga berkisar sebesar laba
bersih tahun berjalan atau tahun lalu (Aribowo, 2007).
2.2.1 Macam-macam Dividen
Bentuk-bentuk dividen yang dibagikan perusahaan yaitu :
1.
Dividen Tunai
Dividen yang paling umum sering dibagikan dalam bentuk kas. Bagi pimpinan
perusahaan yang akan membagikan dividen dalam bentuk ini harus
mempertimbangkan ketersediaan kas sebelum membuat pengumuman adanya
dividen tunai, apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen
tersebut.
2.
Dividen Asset Selain Kas (property dividend)
Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk asset selain kas, dividen dalam
bentuk ini disebut property dividend. Asset yang dibagikan bisa berbentuk suratsurat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan, barang dagangan
atau asset lain. Pemegang saham akan mencatat dividen yang diterimanya ini
sebesar harga pasar aset tersebut. Akan tetapi perusahaan yang membagikan
property dividend akan mencatat dividen ini sebesar nilai buku aset yang
dibagikan.
3.
Dividen Utang (Scrip Dividend)
Dividen utang (Scrip Dividend) timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya
tidak mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak
cukup. Oleh karena itu, pimpinan perusahaan akan mengeluarkan Scrip Dividend
yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu diwaktu yang akan datang.
4.
Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian
modal. Dividen likuidasi ini dicatat dengan mendebit rekening pengembalian
modal yang dalam neraca laporkan sebagai pengurang modal saham. Apabila
perusahaan membagikan dividen likuidasi, pemegang saham harus diberitahu
mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan
pengembalian modal.
5.
Dividen Saham (Stock Dividend)
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran
kepada pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
2.3 Kebijakan Dividen
2.3.1 Teori Kebijakan Dividen
Terdapat beberapa pendapat dan teori yang mengemukakan tentang dividen
diantranya yaitu (Brigham, 2004 seperti dikutip Setiawati, 2012) :
1.
Dividend Irrelevance Theory (ketidakrelevanan dividen)
Teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai
pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Peningkatan
pembayaran dividen hanya dimungkinkan apabila laba yang diperoleh
perusahaan juga meningkat
2.
The Bird in Hand Theory
Teori ini sependapat dengan Gordon dan Lintner (1992) yang berpendapat
bahwa investor lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa
pembayaran dividen daripada menunggu capital gain.
3.
Tax Pteferance Theory
Teori ini menyatakan bahwa Investor menghendaki perusahaan untuk menahan
laba setelah pajak dan dipergunakan untuk pembiayaan investasi dari pada
dividen dalam bentuk kas. Oleh karenanya perusahaan sebaiknya menentukan
dividen payout ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen..
2.3.2 faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen suatu perusahaan
adalah sebagai berikut :
a.
Posisi Likuiditas Perusahaan
Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus
dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya
dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena
dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin kuat posisi likuiditas
perusahan berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
b.
Kebutuhan Untuk Membayar Hutang
Perusahaan akan memperoleh hutang baru untuk menjual obligasi baru untuk
membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya harus merencanakan terlebih
dahulu bagaimana cara untuk membayar kembali hutang tersebut.
c.
Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan
dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya. Perusahaan
tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatannya dari pada
dibayarkan sebagai dividen dengan mengingat batasan-batasan biayanya.
d.
Pengawasan Terhadap Perusahaan
Kontrol atau pengawasan terhadap perusahaan. Perusahaan yang mempunyai
kebijakan hanya membiayai ekspansi dengan dana yang berasal dari intern saja.
Kebijakan tersebut dijalankan atas pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai
dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan
kontrol atau pengawasan dari kelompok dominan di dalam perusahaan.
Demikian pula kalau membiayai ekspansi dari utang akan menambah risiko
finansialnya.
2.4 Pola Pembayaran Dividen Tunai
Menurut Sutrisno (2001) ada beberapa pola pembayaran dividen yang digunakan
antara lain :
1.
Kebijakan Dividen yang Stabil
2.
Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah minimal plus jumlah ekstra
tertentu.
3.
Kebijkan dividen dengan penetapan dividen payout ratio yang konstan
4.
Kebijakan dividen yang fleksibel
2.5 Syarat Pembayaran Dividen
Jika suatu perusahan mempertimbangkan pembagian dividen, ada dua persyaratan
utama yang harus dipenuhi, yaitu :
1.
Legalitas Dividen
Legalitas dividen dapat ditentunkan dengan melihat hukum suatu negara yang
berlaku.
2.
Kondisi Keuangan
Pengelolaan perusahaan yang baik memerlukan perhatian yang lebih daripada
legalitas pembagian dividen. Pertimbangan harus diberikan pada kondisi
ekonomi tertentu, terutama likuiditas.
2.7 Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen tunai yang digunakan sebagai perbandingan dan referensi dalam
penelitian ini, antara lain :
No
1
Peneliti
Andriyani
(2008)
Sampel
21 perusahaan
Tabel 1
Penelitian terdahulu
Hasil Penelitian
Penelitian tersebut diperoleh kesimpulan
bahwa variabel debt to equity ratio negatif
dan insider ownership berpengaruh positif
terhadap dividend payout ratio (DPR).
2
Khasanah
(2009)
11 perusahaan
3
Sariwati
(2011)
8 perusahaan
4
Dewi
(2011)
11 perusahaan
Penelitian tersebut diperoleh kesimpulan
bahwa
variabel Profitabilitas dengan return on equity
sebagai ukurannya menunjukkan pengaruh
yang negatif terhadap kebijakan dividen,
sedangkan variabel yang lainnya tidak
berpengaruh terhadap kebijakan dividen
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
insider ownership dalam perusahaan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap DPR, sedangkan variabel
profitabilitas mempunyai pengaruh yang
positif signifikan terhadap DPR.
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
hanya variabel leverage dan ukuran
perusahaan yang mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kebijakan dividen kas,
sedangkan variabel insider ownership, free
cash flow dan profitabilitas tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kebijkan
dividen kas.
2.8 Kerangka Penelitian dan Perumusan Hipotesis
Kerangka penelitian ini disusun berdasarkan variabel-variabel penelitian yaitu :
Gambar 1. Rerangka Pemikiran
Insider Ownership
Laverage
H1
H2
Kebijakan Dividen Tunai
H3
Profitability
2.8.1 Pengaruh Insider Ownership terhadap Kebijakan Dividen
Di dalam perusahaan terdapat kepemilikan orang dalam perusahaan yang terlibat
secara langsung dengan informasi perusahaan dan disebut dengan Insider
Ownership, yaitu pemilik sekaligus pengelola perusahaan atau semua pihak yang
mempunyai kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan kebijaksanaan yang
mempunyai akses langsung terhadap informasi di dalam perusahaan. Insider
ownership biasanya dinyatakan sebagai persentase saham perusahaan yang beredar
yang dimiliki oleh orang dalam perusahaan yaitu; manajer, komisaris dan direksi
(Yuniningsih,2008 dalam Sariwati, 2011).
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Demsey dan Laber (1992) seperti dikutip Heti
(2006) menyatakan bahwa pembayaran dividen adalah bagian dari monitoring
perusahaan yang berarti perusahaan cenderung membayar dividen tinggi jika manajer
memiliki proporsi saham yang lebih rendah. Penetapan dividen rendah disebabkan
manajer memiliki harapan investasi dimasa depan yang dibiayai dari sumber internal.
Apabila sebagian pemegang saham menyukai dividen tinggi, maka menimbulkan
perbedaan kepentingan sehingga diperlukan peningkatan dividen.
Hasil penelitian Sariwati (2011) menunjukkan variabel insider ownership tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR),
sedangkan Heti (2006) hasil penelitiannya menunjukan bahwa insider ownership
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka rumusan hipotesis untuk Ha1 adalah sebagai
berikut :
Ha1 : Insider Ownership berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen tunai
2.8.2 Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen
Leverage adalah perbandingan utang terhadap ekuitas dalam struktur permodalan
suatu perusahaan. Meningkatnya utang dalam struktur modal akan menciptakan
konflik keagenan. Hal ini akan mempengaruhi manajemen dalam mengambil
keputusan seberapa besar nilai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang
saham.
Dwi (2012) menyatakan bahwa perusahaan dengan hutang yang tinggi cenderung
akan membagikan dividen dalam jumlah yang lebih rendah. Ada beberapa alasan
untuk itu yang pertama yaitu hutang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan
untuk membayar dividen, hal ini disebabkan karena perusahaan membiayai kegiatan
bisnisnya melalui hutang sehingga perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar
bunga dan pokok pinjaman. Kedua, pada beberapa perjanjian hutang berlaku
pembatasan dalam pembagian dividen oleh pihak kreditur.
Pada tingkat penggunaan utang yang tinggi perusahaan cenderung membayar dividen
yang rendah, dengan keputusan ini perusahaan memiliki laba ditahan yang digunakan
sebagai cadangan penutupan utang. Dengan dugaan ini terdapat pengaruh nagatif dari
leverage terhadap kebijakan dividen. Kemampuan perusahaan didalam membayar
utang yang didanai oleh modal sendiri dapat diukur dengan menggunakan debt to
equity ratio, dimana DER merupakan bagian setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang (Riyanto, 1995 dalam Jannati, 2010).
Semakin tinggi DER dimungkinkan perusahaan akan menurunkan jumlah dividen
yang dibagikan kepada pemegang saham.
Dewi (2011) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel leverage yang
diwakili oleh debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio
(DPR).
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka rumusan hipotesis untuk Ha2 adalah sebagai
berikut :
Ha2 : Leverage berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen Tunai
2.8.3 Pengaruh Profitability terhadap Kebijakan Dividen
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui
semua kemampuan dan sumber yang ada. Investor melakukan investasi dengan
tujuan mendapatkan return yang diharapkan untuk itu investor akan melihat tingkat
pertumbuhan investasi yang dilakukannya. Return on equity menjadi ukuran untuk
melihat hasil dari investasi yang dilakukan perusahaan. Pemegang saham akan
mempertimbangkan berapa persen dari hasil yang diperoleh itu akan ditanamkan
kembali ke perusahaan. Return on equity (ROE) sebagai ukuran profitabilitas dalam
penelitian ini.
Penelitian sebelumnya, Sariwati (2011) menyimpulkan profitabilitas perusahaan
berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Namun, penelitian
Khasanah (2009) menghasilkan kesimpulan berbeda bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka rumusan hipotesis untuk Ha3 adalah sebagai
berikut :
Ha3 : Profitability berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen Tunai
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2007-2011. Teknik pemilihan
sampel pada penelitian ini menggunakan metode penyampelan besaran (purposive
sampling method) yang informasinya dipilih berdasarkan kriteria tertentu.
Kriteria-kriteria perusahaan yang dijadikan sampel berdasarkan metode purposive
sampling yaitu :
1.
Perusahaan manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian melakukan
pembayaran dividen tunai setiap periode pengamatan yaitu periode 2007-2011.
2.
Perusahaan manufaktur tersebut selalu menyajikan laporan keuangan setiap
periode pengamatan yaitu periode 2007-2011 dan memiliki data yang
dibutuhkan penulis dalam penelitan ini yaitu insider ownership, leverage dan
profitabilitas.
Alasan menggunakan metode purposive sampling karena dalam penelitian ini
meneliti kebijkan dividen, sehingga perusahaan yang tidak membagi dividen tidak
dapat dilakukan penelitian.
Tabel 2. Sampel Penelitian
Daftar nama perusahaan manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian
No.
Nama Perusahaan
Kode
1.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF
2.
PT. Tunas Baru Lampung Tbk
TBLA
3.
PT. AKR CorporindoTbk
AKRA
4.
PT. LautanLuasTbk
LTLS
5.
PT. Lionmesh Prima Tbk
LMSH
6.
PT. Lion Metal Works Tbk
LION
7
PT. Metrodata Electronics Tbk
MTDL
8
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
KAEF
9
PT. Tempo Scan Pacific Tbk
TSPC
10
PT. Mandom Indonesia Tbk
TCID
3.2 Data dan Sumber Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif, yaitu data
yang menunjukkan jumlah atau banyaknya sesuatu. Data yang digunakan merupakan
data sekunder berupa data historis perusahaan yang diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia dan sumber lain yang berhubungan dengan penelitian. Data-data yang
diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari data perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diperoleh dari www.idx.co.id.
3.3 Operasional Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (variabel terikat) dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen
yang diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR). Dividend payout ratio
merupakan persentase dari jumlah pendapatan yang diporoleh dan didistribusikan
kepada pemegang saham dalam bentuk kas (Gitman, 2003 dalam Sariwati, 2011),
yang dapat diukur dengan rumus:
DPR =
dividen tunai per lembar saham
Laba bersih per lembar saham
3.3.2 Variabel Independen (X)
Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi variabel
terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Insider Ownership,
Leverage dan Profitability.
1.
Insider Ownership
Insider ownership adalah pemilik sekaligus pengelola perusahaan yang terdiri dari
manager, direktur, komisaris. Insider ownership berupa persentase dari kepemilikan
manajerial dalam perusahaan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
(Keown, 2008) :
INSIDER =
Jumlah saham yang dimiliki komisaris dan direktur
Total saham
2.
Leverage
Leverage yang diukur dengan Debt to equity ratio mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh beberapa
bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang. Semakin rendah debt
to equity ratio dan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya. Debt to equity ratio dihitung dengan membagi total utang dan total
ekuitas perusahaan (Harahap, 2007).
DER =
Total Utang
Total Ekuitas
3.
Profitability
Tingkat profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE). Profitabilitas
menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik.
(Harahap, 2007)
ROE =
Laba Bersih Setelah Pajak
Total Ekuitas
3.4 Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linier
berganda. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan
positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan.
Persamaan yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut :
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan :
Y
: dividend payout ratio
a
: konstanta
b
: koefisien regresi
X1
: insider ownership
X2
: leverage
X3
: profitabiliy
e
: error
3.5 Uji Asumsi Klasik
Penelitian dengan menggunakan model analisis regresi membutuhkan pengujian
asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil
estimasi regresi yang dilakukan bebas dari adanya gejala heteroksidasitas,
multikolinearitas, dan autokorelasi. Pengjian-pengujian yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
3.5.1 Uji Asumsi Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang tidak
memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji kenormalan
distribusi data dapat dilakukan dengan mengamati Probability Plot of Regression
Standardize residual. Normalitas ini dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)
pada sumbu diagonal dari grafik. Selain itu, uji statistic terhadap normalitas juga
dapat dilakukan dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S).
3.5.2 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah suatu model regresi linier ada
korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel
pengganggu periode sebelumnya. Untuk menguji apakah hasil-hasil estimasi model
regresi tersebut tidak mengandung korelasi, maka dipergunakan Durbin Watson
Statistic. Pengujian Durbin Watson ini dilakukan dengan menggunakan nilai Durbin
Watson dari hasil estimasi. Berikut ini yang dapat dipergunakan untuk pengambilan
keputusan ada tidaknya autokorelasi (Ghozali, 2009)
Tabel 3. Klasifikasi nilai d
Nilai d
0 < d < dl
dl < d< du
4 – dl < d < 4
4 – dl < 4 – du
du < d < 4 – du
Keterangan
Ada autokorelasi
Tanpa kesimpulan
Tidak ada autokorelasi
Ada autokorelasi
Tanpa kesimpulan
3.5.3 Uji Multikolonearitas
Uji multikolonearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang
berarti antara masing-masing variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui
ada tidaknya multikolonearitas di dalam regresi sebagai berikut :

Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi,
tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan
mempengaruhi variabel terikat.

Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas, jika antar variabel bebas
ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan
indikasi adanya multikolonearitas.

Melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai yang umum
dilakukan dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai
tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
3.5.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketiksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain, jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokskedastisitas. Hal ini dapat
dideteksi dengan uji Glejser atau dengan melihat scatterplot. Ketentuan untuk
scatterplot atau pola diagram pancar sebagai berikut :
a.
Jika diagram pancar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka
regresi mengalami gangguan heterokskedastisitas.
b.
Jika diagram pancar tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak
mengalami gangguan heteroskedastisitas.
3.6
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program
SPSS. Pengujian terhadap signifikan koefisien regresi adalah dengan menggunakan
nilai probabilitas (p-value) dibandingkan dengan tingkat signifikan (α) yang berarti
bahwa resiko tingkat kesalahan dalam pengujian ini α = 5% dengan keputusan
sebagai berikut:
Jika p-value > 0,05 maka terima Ha
Jika p-value < 0,05 maka tolak Ha
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif
Dalam bab ini disajikan hasil analisis terhadap data yang telah terkumpul selama
pelaksanaan penelitian. Analisis deskriptif menggunakan statistik deskriptif yang
meliputi minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Analisis ini bertujuan
untuk menjelaskan nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi perbandingan antara
variabel-variabel independen (insider ownership, leverage, profitability) terhadap
variabel dependen kebijakan dividen tunai (DPR). Statistik deskriptif dari data
penelitian ini ditujukan dalam tabel berikut:
Tabel 4. Statistik Deskriptif
N
DPR
INSIDER
DER
ROE
Valid N (listwise)
Sumber: Lampiran
50
50
50
50
50
Minimum
0.01
0.001
0.08
0.01
Maximum
0.52
0.108
4.39
0.78
Mean
Std. Deviation
0.2413
0.12885
0.01432
0.024581
1.2915
1.09368
0.1765
0.13358
Berdasarkan data deskripsi variabel penelitian yang disajikan dalam tabel diatas,
tampak bahwa variabel dependen yaitu DPR (dividend payout ratio) terendah
(minimum) adalah 0,01 pada perusahaan PT.AKR Corporindo Tbk tahun 2009 dan
nilai tertinggi (maksimal) yaitu 0,52 pada PT. Lautan Luas Tbk tahun 2008. Dengan
nilai rata-rata DPR selama peiode pengamatan (2007-2008) sebesar 0,2413 dengan
standar deviasi (SD) sebesar 0,12885. Yang berarti bahwa rata-rata standar
pembayaran dividen dari 50 responden cukup baik dengan persentasi rata-rata
24,13%.
Insider Ownership yang diukur dengan persentase kepemilikan saham oleh direksi
dan komisaris perusahaan memiliki nilai minimum 0,001 dan nilai maksimum 0,108.
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk memiliki persentase insider ownership terkecil dan
PT. Metrodata Elektronics Tbk memiliki nilai persentase insider ownership terbesar.
Nilai rata-rata insider ownership yaitu sebesar 0,0143. Yang berarti bahwa
kepemilikan saham orang dalam dari 50 responden adalah 0,0143atau 1,43% dengan
nilai standar deviasi dari variabel insider ownership yaitu sebesar 0,0245.
Variabel leverage yang diwakili DER (debt to equity ratio) menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang ditunjukkan oleh beberapa
bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang memiliki nilai
minimum dari variabel leverage sebesar 0,08 yaitu pada PT. Mandom Indonesia Tbk
pada tahun 2007 dan nilai maksimum sebesar 4,39 yaitu pada PT. Lionmesh Prima
Tbk pada tahun 2008. rata-rata nilai DER sebesar 1,2915 atau 129,15% dengan
besar nilai standar deviasi adalah 1,09368.
ROE sebagai rasio dari variabel profitabilitas memiliki nilai minimum 0,01 dan nilai
maksimum 0,78. Nilai minimum terdapat pada PT. Metrodata Elektronics Tbk tahun
2009 dan nilai maksimum terdapat pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk pada
tahun 2009. Rata-rata dari nilai ROE sebesar 0,1765. Sedangkan nilai standar deviasi
yaitu sebesar 0,13358.
4.2 Uji Asumsi Klasik
Suatu model regresi dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut
memenuhi beberapa asumsi yang sangat berpengaruh pada perubahan variabel
dependen. Di bawah ini merupakan penjelasan uji asumsi klasik yang telah dilakukan
dalam penelitian ini.
4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian statistiknya dapat
menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas
DPR
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber : Lampiran
INSIDER
50
0.2413
0.12885
0.096
0.096
-0.065
0.682
0.741
50
0.01432
0.024581
0.322
0.322
-0.292
2.276
0
DER
ROE
50
1.2915
1.09368
0.186
0.186
-0.133
1.314
0.063
50
0.1765
0.13358
0.207
0.207
-0.13
1.46
0.028
Untuk melihat data berdistribusi normal dapat dilihat pada baris Asymp. Sig (2tailed)
apabila nilainya lebih dari 0,05.
Hasil pengujian awal menunjukkan data residual yang tidak berdistribusi normal.
Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi pengujian Kolmogorov-Smirnov
(K-S) < 0,05. Maka perlu dilakukannya penormalan data dengan cara transform,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual telah terdistribusi normal yang
ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Setelah Normalitas
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber : Lampiran
Mean
Std.
Deviation
Absolute
Positive
Negative
SQDPR
50
0.4707
0.14199
SQINSIDER
50
0.0892
0.08063
SQDER
50
1.0272
0.49118
SQROE
50
0.3971
0.13862
0.088
0.056
-0.088
0.624
0.832
0.318
0.318
-0.231
2.247
0.053
0.132
0.132
-0.103
0.936
0.344
0.135
0.135
-0.067
0.954
0.322
Untuk melihat data berdistribusi normal dapat dilihat pada baris Asymp. Sig (2tailed) apabila nilainya lebih dari 0,05. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal.
Analisis Grafik
Gambar 2 Hasil Uji Normalitas (Grafik)
Sumber : Lampiran
Dari hasil pengujian normalitas dengan menggunakan analisis statistik nonparametrik kolmogorov smirnov (K-S), maka dapat dilihat bahwa tingkat signifikasi
lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa nialai residual berdistribusi
normal. Dengan dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a.
Jika asymp Sig > 0,05 maka data bedistribusi normal
b.
Jika asymp sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
Dari grafik tersebut plot menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal. Sebaliknya, jika plot residual menyebar jauh atau tidak mengikuti arah
garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dengan
melihat tampilan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pola distribusi data
mendekati normal.
4.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat adanya keterkaitan antar variabel
independen. Ada atau tidaknya kolinearitas dalam penelitian ini akan dilihat dari
Variance Inflation Factor Multikolinearitas (VIF). Batas nilai VIF yang
diperkenankan adalah maksimal 10 dan minimal 0. Berikut ini disajikan hasil uji
multikolinearitas.
Tabel 7. Hasil Uji Multikolonearitas
Variabel
Independen
Tolerance
VIF
INSIDER
0,887
1,127
DER
0,780
1,281
0,818
1,222
ROE
Sumber: Lampiran
Kesimpulan
Tidak ada
multikolinearitas
Tidak ada
multikolinearitas
Tidak ada
multikolinearitas
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen tidak
mempunyai masalah multikolonearitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai VIF yang
kurang dari 10 dan nilai Tolerance tiap variabel yang menunjukkan angka > 0,10.
4.2.3 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
Autokorelasi. Ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini di deteksi dengan
menggunakan Uji Durbin – Watson dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 8. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
.645a
R Square
0.416
Adjusted R
Square
0.377
Std. Error of
the Estimate
0.10666
DurbinWatson
1.803
Sumber : Lampiran
Dari Uji Durbin Watson diperoleh nilai DW 1,803 nilai ini akan dibandingkan
dengan tabel DW dengan jumlah observasi (n)=50, dan jumlah variabel independen
(k)=3 dan tingkat signifikansi 0,05 di dapat nilai dL=1,4206 dan nilai dU=1,6739, 4(du)1,6738 = 2,3261 dan 4-(dl)1,4206 = 2,5794. Dari hasi perhitungan tersebut dapat
dilihat bahwa nilai DW 1,803 berada diantara nilai du dan 4-du, dengan demikian
model ini bebas dari masalah autokorelasi.
4.2.4 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual atau pengamatan ke pengamatan lainnya. Model
regresi yang baik adalah yang homokedastisitas (residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya tetap). Dalam penelitian ini, ada atau tidaknya heterokedastisitas
adalah dengan melihat pola diagram pencar dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika titik-titik pada diagram pancar membentuk pola tertentu yang teratur
maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
2. Jika pada diagram pencar tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasititas.
Gambar 3. Uji Heterokedastisitas
Dari grafik scatterplot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokesidastisitas pada model regresi.
4.3
Regresi Linier Berganda
Model persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Tabel 9. Hasil Analisis Regresi Linier
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
B
1 (Constant)
0.256
INSIDER
1.186
DER
-0.061
ROE
0.268
a. Dependent Variable: DPR
Std. Error
0.037
0.627
0.015
0.12
Standardized
Coefficients
Beta
0.226
-0.522
0.278
t
Sig.
6.909
1.892
-4.088
2.228
0
0.065
0
0.031
Sumber : Lampiran
Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu model regresi berganda sebagai berikut
Y = 0,256 + 0,226X1(IO) – 0,522X2(DER) + 0,278X3(ROE) +e
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Nilai konstanta sebesar 0,256
Hal ini berarti bahwa tanpa adanya pengaruh insider ownership, leverage dan
profitability maka akan terjadi perubahan DPR mencapai 0,256. Atau dengan
kata lain jika nilai independen adalah nol, maka kebijakan dividen tunai yang
terjadi adalah sebesar 0,256.
b.
Koefisien regresi insider ownership sebesar 0,226 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1% insider ownership(IO) akan terjadi perubahan kebijakan
dividen tunai (DPR) sebesar 0,226.
c.
Koefisien regresi leverage sebesar -0,522 pengaruh yang negatif terhadap
kebijakan yang diukur dengan Debt to Equity Ratio menyatakan bahwa setiap
penambahan 1% leverage (DER) akan terjadi penurunan kebijakan dividen
tunai (DPR) sebesar -0,522.
d.
Koefisien regresi profitabilitas sebesar 0,278 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1% profitabilitas (ROE) akan terjadi perubahan kebijakn dividen
tunai (DPR) sebesar 0,278
4.4 Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian dengan menggunakan program SPSS.18,
pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan uji regresi linier berganda pada tingkat keyakinan 95% dan kesalahan dalam
analisis 5%. Dengan dasar keputusan berdasarkan probabilitas adalah sebagai
berikut:
a.
Jika (P- value) > 0,05 maka Ha tidak terdukung
b.
Jika (P- Value) < 0,05 maka Ha terdukung
Tabel 10. Hasil Pengujian Hipotesis
Nilai
Kesimpulan
Signifikansi
Insider Ownership berpengaruh negatif
Ha1 Tidak
Positif
0,065
Terdukung
terhadap kebijakan dividen tunai
Leverage berpengaruh negatif terhadap
Ha2
Negatif
0,000
Terdukung
kebijakan dividen tunai
Profitabilitas berpengaruh positif
Ha3
Positif
0,031
Terdukung
terhadap kebijakan dividen tunai
Berdasarkan tabel diatas yang merupakan hasil olahan dari model SPSS 18, maka
Uraian
Arah
dapat disimpulkan hipotesis dari hasil signifikansi atau pengaruh variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen sebagai berikut:
Ha1 : Insider Ownership berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen
tunai
Pengujian terhadap hipotesis pertama untuk membuktikan pengaruh dari insider
ownership terhadap kebijakan dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2011. Dapat dilihat dari tabel
tersebut nilai signifikansi sebesar 0,065. Karena nilai signifikansinya lebih besar dari
0,05 maka Ha1 tidak terdukung. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa tingginya jumlah insider ownership tidak menyebabkan rendahnya rasio
pembayaran deviden tunai.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sariwati
(2011) melakukan pengujian pengaruh insider ownership terhadap kebijakan dividen
tunai selama periode 2006-2009. Hasil pengujiaannya menunjukkan insider
ownership tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai. Hal ini disebabkan
persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh orang dalam perusahaan relatif
kecil sehingga manajer yang memiliki kepemilikan saham tidak termotivasi untuk
membagikan dividen dengan rasio tinggi maupun rendah.
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Heti (2006). Penelitian ini
menguji pengaruh insider ownership terhadap dividen payout ratio (DPR), hasilnya
bahwa insider ownership berpengaruh negatif signifikan. Perusahaan dengan
kepemilikan manajerial besar akan menetapkan dividen dalam jumlah kecil.
Sebaliknya, perusahaan dengan kepemilikan saham oleh manajerial kecil akan
menetapkan dividen dalam jumlah besar. Hal ini dikarenakan rendahnya kepemilikan
manajerial akan meningkatkan masalah perbedaan kepentingan antara pemegang
saham dan pengelola perusahaan, maka dividen perlu dibayarkan pada tingkat rasio
yang tinggi.
Ha2 Leverage berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen tunai
Pengujian terhadap hipotesis kedua untuk membuktikan pengaruh leverage terhadap
kebijakan dividen. Pada penelitian ini leverage diproksikan oleh nilai debt to equity
ratio (DER). Hasil dari penelitian ini didapat nilai signifikansi sebesar 0,000, nilai
tersebut kurang dari nilai signifikansi 0,05 yang berarti bahwa leverage berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan dividen. Dengan demikian maka hipotesis terdukung.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage yang diwakili oleh debt to equity
ratio (DER) memiliki arah yang negatif terhadap kebijakan dividen tunai (DPR), hal
ini dikarenakan semakin tinggi tingkat leverage maka akan menunjukkan semakin
besar kewajiban perusahaan. Sehingga leverage dapat mempengaruhi tingkat
pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2011), menguji
leverage dengan rasio debt to equity ratio (DER) terhadap kebijakan dividen. Pada
penggunaan utang yang tinggi perusahaan cenderung membayar dividen yang
rendah, dengan keputusan ini perusahaan memiliki laba ditahan yang digunakan
sebagai cadangan penutupan utang. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh negatif signifikan dari leverage terhadap kebijakan dividen tunai.
Ha3 Profitability berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen tunai
Variabel profitabilitas pada penelitian ini diwakili oleh return on equity (ROE). Dari
tabel diperoleh nilai signifikan sebesar 0,031. Nilai ini kurang dari nilai signifikansi
0,05 yang berarti variabel profitability berpengaruh signifikan terhadap kebijakan
dividen tunai. Dengan demikian hipotesis terdukung. Penelitian ini membuktikan
bahwa semakin tinggi tingkat profitabilas maka semakin tinggi laba dividen tunai
yang akan dibagikan kepada pemegang saham.
Hasil analisis dalam penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Sariwati
(2011) bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen tunai.
Hal ini membukikan bahwa perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan
membayar porsi pendapatan kepada pemegang saham yang semakin besar, karena
dividen diambil dari keuntungan bersih perusahaan. Penelitian ini menunjukkan
variabel profitability berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen tunai.
Namun pada penelitian Khasanah (2009) menunjukkan bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen tunai. Hal ini disebabkan perusahaan
cenderung untuk menahan dividen agar memiliki sumber dana internal yang lebih
tinggi, sehingga mempengaruhi besarnya dividen yang dibagikan kepada pemengang
saham. Dengan cara ini perusahaan dapat menunda penggunaan utang yang relatif
beresiko daripada penggunaan dana internal.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya, maka
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa insider ownership tidak
memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen tunai.
2.
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel leverage
berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen tunai. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar proporsi utang yang digunakan untuk
struktur modal perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya.
3.
Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa profitability yang diwakili
return on equity (ROE) memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap
kebijakan dividen dengan nilai signifikansi. Penelitian ini menunjukkan bahwa
perusahaan yang memperoleh profitabilitas tinggi akan membayar dividen
dalam jumlah yang tinggi.
5.2 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan dari hasil penelitian, yaitu sebagai berikut :
1.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen tunai dalam penelitian ini
hanya 3 variabel yaitu : insider ownership, leverage, dan profitability.
Sedangkan masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebijakan
dividen.
2.
Adanya keterbatasan data pada sampel penelitian yang digunakan, hanya
perusahaan yang terdaftar di BEI selama lima tahun berturut-turut. Sehingga
sampel yang didapat jumlahnya masih sedikit dan kurang menggambarkan
perusahaan secara keseluruhan.
5.3 Saran
Mendasar dari keterbatasan diatas, maka peneliti menyampaikan beberapa saran
yaitu :
1.
Diharapkan untuk penelitian yang selanjutnya untuk menambah variabel yang
digunakan, mengingat masih banyak variabel lain yang berperan dalam
mempengaruhi kebijakan dividen.
2.
Sebaiknya penelitian dilakukan terhadap sektor-sektor perusahan manufaktur,
karena antara sektor-sektor perusahaan mempunyai karakteristik pembagian
dividen yang berbeda.
5.4 Implikasi
Investor di BEI yang mempunyai tujuan mendapatkan dividen sebaiknya
memperhatikan informasi-informasi laporan keuangan yang dikeluarkan oleh
perusahaan, karena dari informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengambil
keputusan yang tepat sehubungan dengan investasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Aribowo, Taufik. 2007. Analisis Reaksi Investor Terhadap Pengumuman
Pembayaran Dividen. Sripsi Dipublikasikan. Universitas Islam Indonesia.
Andriyani, Maria. 2008. Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Insider
Ownership, Invesment Opportunity Set (IOS) dan Profitability Terhadap
Kebijakan Dividen. Tesis. Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro
Dewi, Putri. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Kas.
2011. Skripsi. Universitas Lampung
Dwi, Habib. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen.
Skripsi Dipublikasikan. Universitar Diponegoro. Semarang
Ghozali. 2009. Ekonometrika. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Harahap, S.S. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: P.T. Raja
Grafindo Persada.
Hartono, J. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yokyakarta:
BPFE.
Heti, Christina. 2006. Pengaruh Insider Ownership, Institutional Ownership,
Dispersion of Ownership, dan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Kebijakan Dividen. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Indonesia.
Jannati, Attina. 2010. Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Growth Terhadap
Kebijakan Dividen. Skripsi dipublikasikan. Universitas Siliwangi
Keown, Arthur, J., et al. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh. Jilid 1.
PT.Indeks
Khasanah, Uswatun. 2009. Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas dan Ukuran
PerusahaanTerhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio.Skripsi
Dipublikasikan. Universitas Islam Negeri. Yogyakarta
Nugroho. 2004. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Terhadap Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tesis.
Universitas Diponegoro Semarang.
Sariwati, Ina. 2011. Analisis Pengaruh Insider Ownership, Free Cash Flow dan
Profitabilitas Terhadap Dividen Payot Ratio Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Universitas STIE Perbanas. Surabaya.
Setiawati. 2012. Analisis Faktor-faktor Yang mempengaruhi Kebijakan Dividen
Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode
2006-2010. Skripsi Universitas Hassanudin Makasar.
Sutrisno. 2001. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio
Pada Perusahaan Publik di Indonesia. TEMA Vol.2 No.1 Maret 2001.
Wahana Komputer. 2010. Mudah Belajar Statistik dengan SPSS 18. Penerbit Andi
http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx
http://www.ksei.co.id/support/data_user_guide
Download