ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di BEI) ABSTRAK Kebijakan dividen merupakan panduan yang ditetapkan oleh perusahaan untuk menentukan jumlah uang yang akan dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham. Besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh Insider Ownership, Leverage yang diukur dengan Debt to Equity (DER), dan Profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) terhadap Kebijakan Dividen yang diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Penelitian ini menggunakan 10 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, yang membayarkan dividen tunai berturut-turut selama periode pengamatan tahun 2007-2011. Dengan melakukan rancangan penelitian yaitu dengan menggunakan metode kuantitatif berupa uji regresi linear berganda dengan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Variabel Insider Ownership tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR), dan Return on Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Kata Kunci : Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio), Insider Ownership (IO) Leverage (Debt to Equity Ratio), Profitabilitas (Return on Equity). Nama : Liza Kumala Elissya NPM : 0641031117 Telp : 085269343423 Email : [email protected] Pembimbing I : Harsono Edwin Puspita., S.E., M.Si. Pembimbing II : Pigo Nauli., S.E., M.Sc. BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat bagi para investor untuk melakukan aktifitas investasi, salah satu produk investasi yang ada di pasar modal adalah investasi saham. Investor akan menginvestasikan dananya ke suatu perusahaan (saham) akan dihadapkan dengan return investasi dalam bentuk dividen dan capital gain. Capital Gain merupakan keuntungan modal yang diperoleh dari selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan dividen adalah porsi laba bersih yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham. Besarnya jumlah dividen yang dibagikan tergantung pada besarnya laba yang diperoleh dan kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan seberapa besar bagian dari pendapatan yang akan dibagikan kepada pemegang saham, dan yang akan diinvestasikan kembali (reinvestment) atau ditahan (retained) dalam perusahaan (Andriyani, 2008). Kebijakan dividen merupakan salah satu keputusan yang penting bagi perusahaan, karena pembagian dividen merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk mendistribusikan kemakmuran kepada pemegang saham. Kebijakan dividen berkaitan juga dengan hubungan antara manajer dengan pemegang saham. Kepentingan pemegang saham dan manajer dapat berbeda dan mungkin bisa menimbulkankan konflik, pihak manajer menghendaki pembagian dividen yang kecil karena perusahaan membutuhkan dana untuk mendanai investasinya. Sedangkan pemegang saham menghendaki pembagian dividen yang besar. Konflik yang terjadi akan menimbulkan biaya keagenan. Pada sudut pandang pemilik, upaya untuk mengurangi biaya yang timbul dengan kebijakan dividen. Keown (2000) seperti yang dikutip Heti (2006), dengan pembayaran dividen, secara tidak langsung menghasilkan proses monitoring yang lebih dekat terhadap investasi yang dilakukan pihak manajemen. Perusahaan didirikan dengan tujuan salah satunya untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Akan tetapi pada kenyataannya masalah keagenan dapat terjadi pada saat tujuan tersebut diimplementasikan. Masalah keagenan dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Demsey & Laber (1992) seperti dikutip Setiawati (2012), masalah keagenan banyak dipengaruhi oleh insider ownership, yakni pemilik perusahaan sekaligus menjadi pengelola perusahaan. Semakin besar insider ownership maka perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan pengelola perusahaan semakin kecil, pihak manajemen akan bertindak lebih berhatihati. Karena mereka akan ikut menanggung konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan yang mereka buat. Adanya kepemilikan saham oleh manajer akan memotivasi mereka untuk menciptakan kinerja perusahaan secara optimal dan dapat menurunkan biaya. Suatu perusahaan memerlukan hutang utuk membiayai perluasan usahanya, namun sebelumnya harus sudah direncanakan terlebih dahulu kebutuhan dana untuk membayar kembali hutang tersebut. Hutang dapat dilunasi pada saat jatuh tempo dengan mengganti hutang tersebut dengan hutang baru. Atau dengan cara lain yaitu perusahaan harus menyediakan dana sendiri yang berasal dari keuntungan untuk melunasi hutang tersebut. Rasio yang dapat digunakan untuk menjamin keseluruhan hutangnya dengan bagian dari modal sendiri adalah Debt to Equity Ratio (DER). DER menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutangnya. Suatu perusahaan akan memprioritaskan keuntungan yang diperolehnya untuk membayar hutang sedangkan sisanya akan dibagikan sebagai dividen tunai. Selain insider ownership dan leverage faktor lain yang juga mempengaruhi rasio pembayaran dividen tunai adalah profitabilitas. Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan atau laba bersih yang berhasil diperoleh selama masa operasional perusahaan. Sebagian dari keuntungan bersih tersebut akan dibagikan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham. Perusahaan akan membagikan dividen tunai jika perusahaan tersebut memperoleh keuntungan bersih setelah dipenuhi kewajiban utamanya yaitu membayar beban bunga dan pajak. Hal tersebut mengakibatkan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai (Prihantoro, 2003 dalam Sariwati, 2011). Pembayaran dividen terhadap pemegang saham tergantung atas jumlah laba yang dilaporkan atau jumlah laba yang ditahan. ketersediaan dana untuk melakukan pembayaran dividen, dan deklarasi dividen oleh pemegang saham (Sutrisno, 2001). Penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pembagian dividen tunai telah banyak dilakukan, seperti pada penelitian Sariwati (2011) yang menguji insider ownership, free cash flow, dan profitabilitas terhadap dividen payout ratio (DPR), penelitian tersebut menyimpulkan bahwa insider ownership dalam perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DPR, sedangkan variabel profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap DPR. Penelitian lainnya adalah Setiawati (2012). Dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2009” menunjukkan bahwa curren ratio, debt to equity ratio, dan earning per share secara simultan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang dividen yang diberi judul : “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di BEI)”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Apakah faktor-faktor berikut : Insider Ownership, Laverage dan Profitability mempengaruhi kebijakan dividen kas?” 1.3 Batasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan memberikan hasil yang baik, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Kebijakan dividen yang diteliti adalah terbatas pada kebijakan dividen tunai 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen dalam penelitian ini yaitu insider ownership, leverage, dan profitability. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui apakah insider ownership, leverage, dan profitability, mempengaruhi kebijakan dividen tunai. 2. Mengetahui dari faktor-faktor berikut insider ownership, leverage, dan profitability, manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap kebijakan dividen tunai. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Akademisi Dihrapakan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan akademisi dan pihak yang tertarik terhadap kebijakan dividen tunai. 2. Bagi Perusahaan Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan informasi untuk membantu manajemen sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terhadap jumlah pembagian dividen tunai. 3. Bagi Investor Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan kepada investor mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya akan mengurangi total sumber dana intern atau internal financing (Sartono, 2001 dalam Setiawati, 2012). Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan aliran kas keluar yang dibayar kepada pemegang saham. Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan (Setiawati, 2012). Rasio pembayaran dividen (dividen payout ratio) yaitu perbandingan antara dividend per share (DPS) dengan Earning Per Share (EPS). 2.2 Pengertian Dividen Dividen merupakan proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah yang diperoleh sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki pemegang saham dan disesuaikan dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Nilai dan waktu pembayaran dividen ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan nilai yang dibagikan berkisar antara nol hingga berkisar sebesar laba bersih tahun berjalan atau tahun lalu (Aribowo, 2007). 2.2.1 Macam-macam Dividen Bentuk-bentuk dividen yang dibagikan perusahaan yaitu : 1. Dividen Tunai Dividen yang paling umum sering dibagikan dalam bentuk kas. Bagi pimpinan perusahaan yang akan membagikan dividen dalam bentuk ini harus mempertimbangkan ketersediaan kas sebelum membuat pengumuman adanya dividen tunai, apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut. 2. Dividen Asset Selain Kas (property dividend) Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk asset selain kas, dividen dalam bentuk ini disebut property dividend. Asset yang dibagikan bisa berbentuk suratsurat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan, barang dagangan atau asset lain. Pemegang saham akan mencatat dividen yang diterimanya ini sebesar harga pasar aset tersebut. Akan tetapi perusahaan yang membagikan property dividend akan mencatat dividen ini sebesar nilai buku aset yang dibagikan. 3. Dividen Utang (Scrip Dividend) Dividen utang (Scrip Dividend) timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya tidak mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup. Oleh karena itu, pimpinan perusahaan akan mengeluarkan Scrip Dividend yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu diwaktu yang akan datang. 4. Dividen Likuidasi Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal. Dividen likuidasi ini dicatat dengan mendebit rekening pengembalian modal yang dalam neraca laporkan sebagai pengurang modal saham. Apabila perusahaan membagikan dividen likuidasi, pemegang saham harus diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan pengembalian modal. 5. Dividen Saham (Stock Dividend) Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran kepada pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya. 2.3 Kebijakan Dividen 2.3.1 Teori Kebijakan Dividen Terdapat beberapa pendapat dan teori yang mengemukakan tentang dividen diantranya yaitu (Brigham, 2004 seperti dikutip Setiawati, 2012) : 1. Dividend Irrelevance Theory (ketidakrelevanan dividen) Teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Peningkatan pembayaran dividen hanya dimungkinkan apabila laba yang diperoleh perusahaan juga meningkat 2. The Bird in Hand Theory Teori ini sependapat dengan Gordon dan Lintner (1992) yang berpendapat bahwa investor lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen daripada menunggu capital gain. 3. Tax Pteferance Theory Teori ini menyatakan bahwa Investor menghendaki perusahaan untuk menahan laba setelah pajak dan dipergunakan untuk pembiayaan investasi dari pada dividen dalam bentuk kas. Oleh karenanya perusahaan sebaiknya menentukan dividen payout ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen.. 2.3.2 faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen suatu perusahaan adalah sebagai berikut : a. Posisi Likuiditas Perusahaan Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin kuat posisi likuiditas perusahan berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. b. Kebutuhan Untuk Membayar Hutang Perusahaan akan memperoleh hutang baru untuk menjual obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya harus merencanakan terlebih dahulu bagaimana cara untuk membayar kembali hutang tersebut. c. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya. Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatannya dari pada dibayarkan sebagai dividen dengan mengingat batasan-batasan biayanya. d. Pengawasan Terhadap Perusahaan Kontrol atau pengawasan terhadap perusahaan. Perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansi dengan dana yang berasal dari intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan kontrol atau pengawasan dari kelompok dominan di dalam perusahaan. Demikian pula kalau membiayai ekspansi dari utang akan menambah risiko finansialnya. 2.4 Pola Pembayaran Dividen Tunai Menurut Sutrisno (2001) ada beberapa pola pembayaran dividen yang digunakan antara lain : 1. Kebijakan Dividen yang Stabil 2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah minimal plus jumlah ekstra tertentu. 3. Kebijkan dividen dengan penetapan dividen payout ratio yang konstan 4. Kebijakan dividen yang fleksibel 2.5 Syarat Pembayaran Dividen Jika suatu perusahan mempertimbangkan pembagian dividen, ada dua persyaratan utama yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Legalitas Dividen Legalitas dividen dapat ditentunkan dengan melihat hukum suatu negara yang berlaku. 2. Kondisi Keuangan Pengelolaan perusahaan yang baik memerlukan perhatian yang lebih daripada legalitas pembagian dividen. Pertimbangan harus diberikan pada kondisi ekonomi tertentu, terutama likuiditas. 2.7 Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian terdahulu yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen tunai yang digunakan sebagai perbandingan dan referensi dalam penelitian ini, antara lain : No 1 Peneliti Andriyani (2008) Sampel 21 perusahaan Tabel 1 Penelitian terdahulu Hasil Penelitian Penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa variabel debt to equity ratio negatif dan insider ownership berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio (DPR). 2 Khasanah (2009) 11 perusahaan 3 Sariwati (2011) 8 perusahaan 4 Dewi (2011) 11 perusahaan Penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa variabel Profitabilitas dengan return on equity sebagai ukurannya menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap kebijakan dividen, sedangkan variabel yang lainnya tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen penelitian tersebut menyimpulkan bahwa insider ownership dalam perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DPR, sedangkan variabel profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap DPR. penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hanya variabel leverage dan ukuran perusahaan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas, sedangkan variabel insider ownership, free cash flow dan profitabilitas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijkan dividen kas. 2.8 Kerangka Penelitian dan Perumusan Hipotesis Kerangka penelitian ini disusun berdasarkan variabel-variabel penelitian yaitu : Gambar 1. Rerangka Pemikiran Insider Ownership Laverage H1 H2 Kebijakan Dividen Tunai H3 Profitability 2.8.1 Pengaruh Insider Ownership terhadap Kebijakan Dividen Di dalam perusahaan terdapat kepemilikan orang dalam perusahaan yang terlibat secara langsung dengan informasi perusahaan dan disebut dengan Insider Ownership, yaitu pemilik sekaligus pengelola perusahaan atau semua pihak yang mempunyai kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan kebijaksanaan yang mempunyai akses langsung terhadap informasi di dalam perusahaan. Insider ownership biasanya dinyatakan sebagai persentase saham perusahaan yang beredar yang dimiliki oleh orang dalam perusahaan yaitu; manajer, komisaris dan direksi (Yuniningsih,2008 dalam Sariwati, 2011). Pendapat lain yang dikemukakan oleh Demsey dan Laber (1992) seperti dikutip Heti (2006) menyatakan bahwa pembayaran dividen adalah bagian dari monitoring perusahaan yang berarti perusahaan cenderung membayar dividen tinggi jika manajer memiliki proporsi saham yang lebih rendah. Penetapan dividen rendah disebabkan manajer memiliki harapan investasi dimasa depan yang dibiayai dari sumber internal. Apabila sebagian pemegang saham menyukai dividen tinggi, maka menimbulkan perbedaan kepentingan sehingga diperlukan peningkatan dividen. Hasil penelitian Sariwati (2011) menunjukkan variabel insider ownership tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR), sedangkan Heti (2006) hasil penelitiannya menunjukan bahwa insider ownership berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka rumusan hipotesis untuk Ha1 adalah sebagai berikut : Ha1 : Insider Ownership berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen tunai 2.8.2 Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen Leverage adalah perbandingan utang terhadap ekuitas dalam struktur permodalan suatu perusahaan. Meningkatnya utang dalam struktur modal akan menciptakan konflik keagenan. Hal ini akan mempengaruhi manajemen dalam mengambil keputusan seberapa besar nilai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Dwi (2012) menyatakan bahwa perusahaan dengan hutang yang tinggi cenderung akan membagikan dividen dalam jumlah yang lebih rendah. Ada beberapa alasan untuk itu yang pertama yaitu hutang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, hal ini disebabkan karena perusahaan membiayai kegiatan bisnisnya melalui hutang sehingga perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar bunga dan pokok pinjaman. Kedua, pada beberapa perjanjian hutang berlaku pembatasan dalam pembagian dividen oleh pihak kreditur. Pada tingkat penggunaan utang yang tinggi perusahaan cenderung membayar dividen yang rendah, dengan keputusan ini perusahaan memiliki laba ditahan yang digunakan sebagai cadangan penutupan utang. Dengan dugaan ini terdapat pengaruh nagatif dari leverage terhadap kebijakan dividen. Kemampuan perusahaan didalam membayar utang yang didanai oleh modal sendiri dapat diukur dengan menggunakan debt to equity ratio, dimana DER merupakan bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang (Riyanto, 1995 dalam Jannati, 2010). Semakin tinggi DER dimungkinkan perusahaan akan menurunkan jumlah dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Dewi (2011) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel leverage yang diwakili oleh debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio (DPR). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka rumusan hipotesis untuk Ha2 adalah sebagai berikut : Ha2 : Leverage berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen Tunai 2.8.3 Pengaruh Profitability terhadap Kebijakan Dividen Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada. Investor melakukan investasi dengan tujuan mendapatkan return yang diharapkan untuk itu investor akan melihat tingkat pertumbuhan investasi yang dilakukannya. Return on equity menjadi ukuran untuk melihat hasil dari investasi yang dilakukan perusahaan. Pemegang saham akan mempertimbangkan berapa persen dari hasil yang diperoleh itu akan ditanamkan kembali ke perusahaan. Return on equity (ROE) sebagai ukuran profitabilitas dalam penelitian ini. Penelitian sebelumnya, Sariwati (2011) menyimpulkan profitabilitas perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Namun, penelitian Khasanah (2009) menghasilkan kesimpulan berbeda bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka rumusan hipotesis untuk Ha3 adalah sebagai berikut : Ha3 : Profitability berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen Tunai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2007-2011. Teknik pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode penyampelan besaran (purposive sampling method) yang informasinya dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria-kriteria perusahaan yang dijadikan sampel berdasarkan metode purposive sampling yaitu : 1. Perusahaan manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian melakukan pembayaran dividen tunai setiap periode pengamatan yaitu periode 2007-2011. 2. Perusahaan manufaktur tersebut selalu menyajikan laporan keuangan setiap periode pengamatan yaitu periode 2007-2011 dan memiliki data yang dibutuhkan penulis dalam penelitan ini yaitu insider ownership, leverage dan profitabilitas. Alasan menggunakan metode purposive sampling karena dalam penelitian ini meneliti kebijkan dividen, sehingga perusahaan yang tidak membagi dividen tidak dapat dilakukan penelitian. Tabel 2. Sampel Penelitian Daftar nama perusahaan manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian No. Nama Perusahaan Kode 1. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 2. PT. Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 3. PT. AKR CorporindoTbk AKRA 4. PT. LautanLuasTbk LTLS 5. PT. Lionmesh Prima Tbk LMSH 6. PT. Lion Metal Works Tbk LION 7 PT. Metrodata Electronics Tbk MTDL 8 PT. Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 9 PT. Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 10 PT. Mandom Indonesia Tbk TCID 3.2 Data dan Sumber Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif, yaitu data yang menunjukkan jumlah atau banyaknya sesuatu. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa data historis perusahaan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang berhubungan dengan penelitian. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diperoleh dari www.idx.co.id. 3.3 Operasional Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Dependen (Y) Variabel dependen (variabel terikat) dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR). Dividend payout ratio merupakan persentase dari jumlah pendapatan yang diporoleh dan didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk kas (Gitman, 2003 dalam Sariwati, 2011), yang dapat diukur dengan rumus: DPR = dividen tunai per lembar saham Laba bersih per lembar saham 3.3.2 Variabel Independen (X) Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Insider Ownership, Leverage dan Profitability. 1. Insider Ownership Insider ownership adalah pemilik sekaligus pengelola perusahaan yang terdiri dari manager, direktur, komisaris. Insider ownership berupa persentase dari kepemilikan manajerial dalam perusahaan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Keown, 2008) : INSIDER = Jumlah saham yang dimiliki komisaris dan direktur Total saham 2. Leverage Leverage yang diukur dengan Debt to equity ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang. Semakin rendah debt to equity ratio dan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Debt to equity ratio dihitung dengan membagi total utang dan total ekuitas perusahaan (Harahap, 2007). DER = Total Utang Total Ekuitas 3. Profitability Tingkat profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE). Profitabilitas menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. (Harahap, 2007) ROE = Laba Bersih Setelah Pajak Total Ekuitas 3.4 Alat Analisis Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linier berganda. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut : Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan : Y : dividend payout ratio a : konstanta b : koefisien regresi X1 : insider ownership X2 : leverage X3 : profitabiliy e : error 3.5 Uji Asumsi Klasik Penelitian dengan menggunakan model analisis regresi membutuhkan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan bebas dari adanya gejala heteroksidasitas, multikolinearitas, dan autokorelasi. Pengjian-pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 3.5.1 Uji Asumsi Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang tidak memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji kenormalan distribusi data dapat dilakukan dengan mengamati Probability Plot of Regression Standardize residual. Normalitas ini dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Selain itu, uji statistic terhadap normalitas juga dapat dilakukan dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S). 3.5.2 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah suatu model regresi linier ada korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Untuk menguji apakah hasil-hasil estimasi model regresi tersebut tidak mengandung korelasi, maka dipergunakan Durbin Watson Statistic. Pengujian Durbin Watson ini dilakukan dengan menggunakan nilai Durbin Watson dari hasil estimasi. Berikut ini yang dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi (Ghozali, 2009) Tabel 3. Klasifikasi nilai d Nilai d 0 < d < dl dl < d< du 4 – dl < d < 4 4 – dl < 4 – du du < d < 4 – du Keterangan Ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi Ada autokorelasi Tanpa kesimpulan 3.5.3 Uji Multikolonearitas Uji multikolonearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang berarti antara masing-masing variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolonearitas di dalam regresi sebagai berikut : Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas, jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonearitas. Melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai yang umum dilakukan dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. 3.5.4 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketiksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain, jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokskedastisitas. Hal ini dapat dideteksi dengan uji Glejser atau dengan melihat scatterplot. Ketentuan untuk scatterplot atau pola diagram pancar sebagai berikut : a. Jika diagram pancar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heterokskedastisitas. b. Jika diagram pancar tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. 3.6 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Pengujian terhadap signifikan koefisien regresi adalah dengan menggunakan nilai probabilitas (p-value) dibandingkan dengan tingkat signifikan (α) yang berarti bahwa resiko tingkat kesalahan dalam pengujian ini α = 5% dengan keputusan sebagai berikut: Jika p-value > 0,05 maka terima Ha Jika p-value < 0,05 maka tolak Ha BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Dalam bab ini disajikan hasil analisis terhadap data yang telah terkumpul selama pelaksanaan penelitian. Analisis deskriptif menggunakan statistik deskriptif yang meliputi minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi perbandingan antara variabel-variabel independen (insider ownership, leverage, profitability) terhadap variabel dependen kebijakan dividen tunai (DPR). Statistik deskriptif dari data penelitian ini ditujukan dalam tabel berikut: Tabel 4. Statistik Deskriptif N DPR INSIDER DER ROE Valid N (listwise) Sumber: Lampiran 50 50 50 50 50 Minimum 0.01 0.001 0.08 0.01 Maximum 0.52 0.108 4.39 0.78 Mean Std. Deviation 0.2413 0.12885 0.01432 0.024581 1.2915 1.09368 0.1765 0.13358 Berdasarkan data deskripsi variabel penelitian yang disajikan dalam tabel diatas, tampak bahwa variabel dependen yaitu DPR (dividend payout ratio) terendah (minimum) adalah 0,01 pada perusahaan PT.AKR Corporindo Tbk tahun 2009 dan nilai tertinggi (maksimal) yaitu 0,52 pada PT. Lautan Luas Tbk tahun 2008. Dengan nilai rata-rata DPR selama peiode pengamatan (2007-2008) sebesar 0,2413 dengan standar deviasi (SD) sebesar 0,12885. Yang berarti bahwa rata-rata standar pembayaran dividen dari 50 responden cukup baik dengan persentasi rata-rata 24,13%. Insider Ownership yang diukur dengan persentase kepemilikan saham oleh direksi dan komisaris perusahaan memiliki nilai minimum 0,001 dan nilai maksimum 0,108. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk memiliki persentase insider ownership terkecil dan PT. Metrodata Elektronics Tbk memiliki nilai persentase insider ownership terbesar. Nilai rata-rata insider ownership yaitu sebesar 0,0143. Yang berarti bahwa kepemilikan saham orang dalam dari 50 responden adalah 0,0143atau 1,43% dengan nilai standar deviasi dari variabel insider ownership yaitu sebesar 0,0245. Variabel leverage yang diwakili DER (debt to equity ratio) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang memiliki nilai minimum dari variabel leverage sebesar 0,08 yaitu pada PT. Mandom Indonesia Tbk pada tahun 2007 dan nilai maksimum sebesar 4,39 yaitu pada PT. Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2008. rata-rata nilai DER sebesar 1,2915 atau 129,15% dengan besar nilai standar deviasi adalah 1,09368. ROE sebagai rasio dari variabel profitabilitas memiliki nilai minimum 0,01 dan nilai maksimum 0,78. Nilai minimum terdapat pada PT. Metrodata Elektronics Tbk tahun 2009 dan nilai maksimum terdapat pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2009. Rata-rata dari nilai ROE sebesar 0,1765. Sedangkan nilai standar deviasi yaitu sebesar 0,13358. 4.2 Uji Asumsi Klasik Suatu model regresi dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi yang sangat berpengaruh pada perubahan variabel dependen. Di bawah ini merupakan penjelasan uji asumsi klasik yang telah dilakukan dalam penelitian ini. 4.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian statistiknya dapat menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Hasil Uji Normalitas DPR N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber : Lampiran INSIDER 50 0.2413 0.12885 0.096 0.096 -0.065 0.682 0.741 50 0.01432 0.024581 0.322 0.322 -0.292 2.276 0 DER ROE 50 1.2915 1.09368 0.186 0.186 -0.133 1.314 0.063 50 0.1765 0.13358 0.207 0.207 -0.13 1.46 0.028 Untuk melihat data berdistribusi normal dapat dilihat pada baris Asymp. Sig (2tailed) apabila nilainya lebih dari 0,05. Hasil pengujian awal menunjukkan data residual yang tidak berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi pengujian Kolmogorov-Smirnov (K-S) < 0,05. Maka perlu dilakukannya penormalan data dengan cara transform, sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual telah terdistribusi normal yang ditunjukkan sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Setelah Normalitas N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber : Lampiran Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative SQDPR 50 0.4707 0.14199 SQINSIDER 50 0.0892 0.08063 SQDER 50 1.0272 0.49118 SQROE 50 0.3971 0.13862 0.088 0.056 -0.088 0.624 0.832 0.318 0.318 -0.231 2.247 0.053 0.132 0.132 -0.103 0.936 0.344 0.135 0.135 -0.067 0.954 0.322 Untuk melihat data berdistribusi normal dapat dilihat pada baris Asymp. Sig (2tailed) apabila nilainya lebih dari 0,05. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Analisis Grafik Gambar 2 Hasil Uji Normalitas (Grafik) Sumber : Lampiran Dari hasil pengujian normalitas dengan menggunakan analisis statistik nonparametrik kolmogorov smirnov (K-S), maka dapat dilihat bahwa tingkat signifikasi lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa nialai residual berdistribusi normal. Dengan dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: a. Jika asymp Sig > 0,05 maka data bedistribusi normal b. Jika asymp sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. Dari grafik tersebut plot menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Sebaliknya, jika plot residual menyebar jauh atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dengan melihat tampilan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pola distribusi data mendekati normal. 4.2.2 Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat adanya keterkaitan antar variabel independen. Ada atau tidaknya kolinearitas dalam penelitian ini akan dilihat dari Variance Inflation Factor Multikolinearitas (VIF). Batas nilai VIF yang diperkenankan adalah maksimal 10 dan minimal 0. Berikut ini disajikan hasil uji multikolinearitas. Tabel 7. Hasil Uji Multikolonearitas Variabel Independen Tolerance VIF INSIDER 0,887 1,127 DER 0,780 1,281 0,818 1,222 ROE Sumber: Lampiran Kesimpulan Tidak ada multikolinearitas Tidak ada multikolinearitas Tidak ada multikolinearitas Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen tidak mempunyai masalah multikolonearitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai VIF yang kurang dari 10 dan nilai Tolerance tiap variabel yang menunjukkan angka > 0,10. 4.2.3 Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem Autokorelasi. Ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini di deteksi dengan menggunakan Uji Durbin – Watson dengan hasil sebagai berikut : Tabel 8. Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R .645a R Square 0.416 Adjusted R Square 0.377 Std. Error of the Estimate 0.10666 DurbinWatson 1.803 Sumber : Lampiran Dari Uji Durbin Watson diperoleh nilai DW 1,803 nilai ini akan dibandingkan dengan tabel DW dengan jumlah observasi (n)=50, dan jumlah variabel independen (k)=3 dan tingkat signifikansi 0,05 di dapat nilai dL=1,4206 dan nilai dU=1,6739, 4(du)1,6738 = 2,3261 dan 4-(dl)1,4206 = 2,5794. Dari hasi perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa nilai DW 1,803 berada diantara nilai du dan 4-du, dengan demikian model ini bebas dari masalah autokorelasi. 4.2.4 Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual atau pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas (residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap). Dalam penelitian ini, ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika titik-titik pada diagram pancar membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. 2. Jika pada diagram pencar tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasititas. Gambar 3. Uji Heterokedastisitas Dari grafik scatterplot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokesidastisitas pada model regresi. 4.3 Regresi Linier Berganda Model persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Tabel 9. Hasil Analisis Regresi Linier Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients B 1 (Constant) 0.256 INSIDER 1.186 DER -0.061 ROE 0.268 a. Dependent Variable: DPR Std. Error 0.037 0.627 0.015 0.12 Standardized Coefficients Beta 0.226 -0.522 0.278 t Sig. 6.909 1.892 -4.088 2.228 0 0.065 0 0.031 Sumber : Lampiran Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu model regresi berganda sebagai berikut Y = 0,256 + 0,226X1(IO) – 0,522X2(DER) + 0,278X3(ROE) +e Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Nilai konstanta sebesar 0,256 Hal ini berarti bahwa tanpa adanya pengaruh insider ownership, leverage dan profitability maka akan terjadi perubahan DPR mencapai 0,256. Atau dengan kata lain jika nilai independen adalah nol, maka kebijakan dividen tunai yang terjadi adalah sebesar 0,256. b. Koefisien regresi insider ownership sebesar 0,226 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% insider ownership(IO) akan terjadi perubahan kebijakan dividen tunai (DPR) sebesar 0,226. c. Koefisien regresi leverage sebesar -0,522 pengaruh yang negatif terhadap kebijakan yang diukur dengan Debt to Equity Ratio menyatakan bahwa setiap penambahan 1% leverage (DER) akan terjadi penurunan kebijakan dividen tunai (DPR) sebesar -0,522. d. Koefisien regresi profitabilitas sebesar 0,278 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% profitabilitas (ROE) akan terjadi perubahan kebijakn dividen tunai (DPR) sebesar 0,278 4.4 Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini dilakukan pengujian dengan menggunakan program SPSS.18, pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji regresi linier berganda pada tingkat keyakinan 95% dan kesalahan dalam analisis 5%. Dengan dasar keputusan berdasarkan probabilitas adalah sebagai berikut: a. Jika (P- value) > 0,05 maka Ha tidak terdukung b. Jika (P- Value) < 0,05 maka Ha terdukung Tabel 10. Hasil Pengujian Hipotesis Nilai Kesimpulan Signifikansi Insider Ownership berpengaruh negatif Ha1 Tidak Positif 0,065 Terdukung terhadap kebijakan dividen tunai Leverage berpengaruh negatif terhadap Ha2 Negatif 0,000 Terdukung kebijakan dividen tunai Profitabilitas berpengaruh positif Ha3 Positif 0,031 Terdukung terhadap kebijakan dividen tunai Berdasarkan tabel diatas yang merupakan hasil olahan dari model SPSS 18, maka Uraian Arah dapat disimpulkan hipotesis dari hasil signifikansi atau pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut: Ha1 : Insider Ownership berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen tunai Pengujian terhadap hipotesis pertama untuk membuktikan pengaruh dari insider ownership terhadap kebijakan dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2011. Dapat dilihat dari tabel tersebut nilai signifikansi sebesar 0,065. Karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka Ha1 tidak terdukung. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingginya jumlah insider ownership tidak menyebabkan rendahnya rasio pembayaran deviden tunai. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sariwati (2011) melakukan pengujian pengaruh insider ownership terhadap kebijakan dividen tunai selama periode 2006-2009. Hasil pengujiaannya menunjukkan insider ownership tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai. Hal ini disebabkan persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh orang dalam perusahaan relatif kecil sehingga manajer yang memiliki kepemilikan saham tidak termotivasi untuk membagikan dividen dengan rasio tinggi maupun rendah. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Heti (2006). Penelitian ini menguji pengaruh insider ownership terhadap dividen payout ratio (DPR), hasilnya bahwa insider ownership berpengaruh negatif signifikan. Perusahaan dengan kepemilikan manajerial besar akan menetapkan dividen dalam jumlah kecil. Sebaliknya, perusahaan dengan kepemilikan saham oleh manajerial kecil akan menetapkan dividen dalam jumlah besar. Hal ini dikarenakan rendahnya kepemilikan manajerial akan meningkatkan masalah perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan pengelola perusahaan, maka dividen perlu dibayarkan pada tingkat rasio yang tinggi. Ha2 Leverage berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen tunai Pengujian terhadap hipotesis kedua untuk membuktikan pengaruh leverage terhadap kebijakan dividen. Pada penelitian ini leverage diproksikan oleh nilai debt to equity ratio (DER). Hasil dari penelitian ini didapat nilai signifikansi sebesar 0,000, nilai tersebut kurang dari nilai signifikansi 0,05 yang berarti bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Dengan demikian maka hipotesis terdukung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage yang diwakili oleh debt to equity ratio (DER) memiliki arah yang negatif terhadap kebijakan dividen tunai (DPR), hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat leverage maka akan menunjukkan semakin besar kewajiban perusahaan. Sehingga leverage dapat mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2011), menguji leverage dengan rasio debt to equity ratio (DER) terhadap kebijakan dividen. Pada penggunaan utang yang tinggi perusahaan cenderung membayar dividen yang rendah, dengan keputusan ini perusahaan memiliki laba ditahan yang digunakan sebagai cadangan penutupan utang. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif signifikan dari leverage terhadap kebijakan dividen tunai. Ha3 Profitability berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen tunai Variabel profitabilitas pada penelitian ini diwakili oleh return on equity (ROE). Dari tabel diperoleh nilai signifikan sebesar 0,031. Nilai ini kurang dari nilai signifikansi 0,05 yang berarti variabel profitability berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen tunai. Dengan demikian hipotesis terdukung. Penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat profitabilas maka semakin tinggi laba dividen tunai yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Hasil analisis dalam penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Sariwati (2011) bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen tunai. Hal ini membukikan bahwa perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan kepada pemegang saham yang semakin besar, karena dividen diambil dari keuntungan bersih perusahaan. Penelitian ini menunjukkan variabel profitability berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen tunai. Namun pada penelitian Khasanah (2009) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen tunai. Hal ini disebabkan perusahaan cenderung untuk menahan dividen agar memiliki sumber dana internal yang lebih tinggi, sehingga mempengaruhi besarnya dividen yang dibagikan kepada pemengang saham. Dengan cara ini perusahaan dapat menunda penggunaan utang yang relatif beresiko daripada penggunaan dana internal. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa insider ownership tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen tunai. 2. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen tunai. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar proporsi utang yang digunakan untuk struktur modal perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya. 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa profitability yang diwakili return on equity (ROE) memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap kebijakan dividen dengan nilai signifikansi. Penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memperoleh profitabilitas tinggi akan membayar dividen dalam jumlah yang tinggi. 5.2 Keterbatasan Penelitian ini memiliki keterbatasan dari hasil penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen tunai dalam penelitian ini hanya 3 variabel yaitu : insider ownership, leverage, dan profitability. Sedangkan masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebijakan dividen. 2. Adanya keterbatasan data pada sampel penelitian yang digunakan, hanya perusahaan yang terdaftar di BEI selama lima tahun berturut-turut. Sehingga sampel yang didapat jumlahnya masih sedikit dan kurang menggambarkan perusahaan secara keseluruhan. 5.3 Saran Mendasar dari keterbatasan diatas, maka peneliti menyampaikan beberapa saran yaitu : 1. Diharapkan untuk penelitian yang selanjutnya untuk menambah variabel yang digunakan, mengingat masih banyak variabel lain yang berperan dalam mempengaruhi kebijakan dividen. 2. Sebaiknya penelitian dilakukan terhadap sektor-sektor perusahan manufaktur, karena antara sektor-sektor perusahaan mempunyai karakteristik pembagian dividen yang berbeda. 5.4 Implikasi Investor di BEI yang mempunyai tujuan mendapatkan dividen sebaiknya memperhatikan informasi-informasi laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan, karena dari informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan yang tepat sehubungan dengan investasinya. DAFTAR PUSTAKA Aribowo, Taufik. 2007. Analisis Reaksi Investor Terhadap Pengumuman Pembayaran Dividen. Sripsi Dipublikasikan. Universitas Islam Indonesia. Andriyani, Maria. 2008. Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Insider Ownership, Invesment Opportunity Set (IOS) dan Profitability Terhadap Kebijakan Dividen. Tesis. Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro Dewi, Putri. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Kas. 2011. Skripsi. Universitas Lampung Dwi, Habib. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen. Skripsi Dipublikasikan. Universitar Diponegoro. Semarang Ghozali. 2009. Ekonometrika. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Harahap, S.S. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada. Hartono, J. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yokyakarta: BPFE. Heti, Christina. 2006. Pengaruh Insider Ownership, Institutional Ownership, Dispersion of Ownership, dan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Indonesia. Jannati, Attina. 2010. Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Growth Terhadap Kebijakan Dividen. Skripsi dipublikasikan. Universitas Siliwangi Keown, Arthur, J., et al. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh. Jilid 1. PT.Indeks Khasanah, Uswatun. 2009. Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas dan Ukuran PerusahaanTerhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio.Skripsi Dipublikasikan. Universitas Islam Negeri. Yogyakarta Nugroho. 2004. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Terhadap Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang. Sariwati, Ina. 2011. Analisis Pengaruh Insider Ownership, Free Cash Flow dan Profitabilitas Terhadap Dividen Payot Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Universitas STIE Perbanas. Surabaya. Setiawati. 2012. Analisis Faktor-faktor Yang mempengaruhi Kebijakan Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2010. Skripsi Universitas Hassanudin Makasar. Sutrisno. 2001. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Publik di Indonesia. TEMA Vol.2 No.1 Maret 2001. Wahana Komputer. 2010. Mudah Belajar Statistik dengan SPSS 18. Penerbit Andi http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx http://www.ksei.co.id/support/data_user_guide