Seminaris Nim Prodi Fakultas Pembimbing : : : : : Judul : Ayu Yuliana 200814079 Kimia KIP 1. M. Said karyani .S.Pd.M.Si 2. Ivatul Laily K, S.Pd, M.Pd ANALISIS ZAT PEWARNA RHODAMIN-B PADA MAKANAN JAJANAN DI PASAR MARDIKA AMBON BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia, karena dari makanan manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh. Makanan yang kita makan tidak harus mempunyai bentuk yang menarik, namun memenuhi nilai gizi dan juga harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme penyebab penyakit dan zat-zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Makanan jajanan pada umumnya dijual oleh pedagang kaki lima di tempat-tempat keramaian, terutama di pasar-pasar, di jual dengan harga murah dan dikonsumsi secara luas oleh berbagai lapisan masyarakat. Jajanan pasar ini sangat digemari oleh setiap kalangan mulia dari makanan sampai dengan minuman yang memiliki bentuk dan warna-warni yang sangant menarik perhatian konsumen. Namun, begitu konsumen harus berhati-hati. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh streetfood proyect pada tahun 1989 di Daerah Jakarta, Bogor dan sekitarnya, Menemukan 8% minuman berwarna merah di Daerah Jakarta mengandung Rhodamin-B dan di Bogor 14.5% mengakibatkan tingkat keracunan makanan masih cukup tinggi di Indonesia, hal ini disebabkan karena pengunaan zat-zat aditif bukan makanan (Winarno,1994). Kadang-kadang pengusaha yang nakal menggunakan pewarna bukan makanan (non food grade) untuk memberikan warna pada makanan. Demi mengeruk keuntungan, mereka menggunakan pewarna tekstil untuk makanan. Ada yang menggunakan Rhodamin-B pewarna tekstil untuk mewarnai kerupuk, minuman cendol, sirup. Padahal penggunaan pewarna jenis itu dilarang keras, karena bisa menimbulkan radang kulit, alergi dan gangguan fungsi hati maupun kanker hati, jika di konsumsi secara terus menerus(Yuliarti,2007). Dengan adanya uraian diatas peneliti mengadakan penelitian sederhana dengan judul “Analisis Zat Pewarna Rhodamin-B pada Makanan Jajanan di Pasar Mardika Ambon”. 1.2 Rumusan Masalah Berkaitan dengan judul penelitian ini maka rumusan masalah yang di ambil adalah : 1. Apakah Rhodamin-B digunakan sebagai pewarna pada jajanan es (cendol, sirup dan kerupuk) di Pasar Mardika Ambon ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Membuktikan ada tidaknya Rhodamin-B yang digunakan sebagai pewarna pada es cendol, sirup dan kerupuk yang dijajakan di Pasar Mardika Ambon. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan informasi kepada warga masyarakat tentang berbagai jenis bahan kimia berbahaya yang terkandung dan sering digunakan pada makanan dan minuman. 2. Memberikan informasi kepada warga masyarakat akibat penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya yang terdapat di dalam makanan dan minuman. 3. Menambah pengalaman meneliti bagi penulis baik di masyarakat maupun di laboratorium . 1.4 Penjelasan Istilah 1. Analisis adalah upaya pemusahan atau penguraian suatu kesatuan materi bahan menjadi komponen senyawa-senyawa penyusunnya, sehingga hasil (data) yang diperoleh dapat dikaji lebih lanjut( Legowo dan Nurwantoro, 2004). 2. Zat pewarna makanan merupakan bahan tambahan makanan yang digunakan untuk mempertajam atau menyeragamkan warna yang memudar akibat pengolahan, sehingga dapat meningkatkan daya tarik dalam produk makanan tersebut (Effendi : 2009). 3. Zat aditif menurut Menteri Kesehatan R.I. No.329/Menkes/PER/XII/1976 adalah bahan yang ditambakan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu (Winarno, 2004). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pangan 2.2 Keamanan Pangan 2.3 Zat Aditif atau Bahan Tambaha Pangan 2.4 Zat Pewarna 2.5 Rhodamin B BAB III METODOLOGI 3.5 Bahan dan Alat 1. Bahan Bahan yang di gunakan dalam penelitian yaitu: benang wool 1. larutan HCl encer 0.05N 2. HCl pekat 37% 3. NaOH 10% 4. H2SO4 pekat 98% 5. NH4OH 12% 6. Air 25 mL 7. Sampel es cendol, sirup cendol, sirup es pisang, sirup es kacang, cendol merah dan kerupuk (gambar 3.5). 2. PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen untuk menentukan zat pewarna pada makanan jajanan di Pasar Mardika Ambon. Kandungan zat pewarna di analisis dengan melakuk an pemeriksaan di laboratorium secara kualitatif. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian a. Lokasi Pengambilan Sampel 1. Pengambilan sampel ini dilakukan di wilayah Kota Ambon Kecamatan Sirimau Desa Batu Merah Ambon, Pasar Mardika Ambon yaitu Terminal Talake, Depan Pasar Arumbai, Depan Wijaya, Prapatan Kebun Cengke dan Galungung (terlampir pada gambar 3.2.1). b. Lokai Penelitian Zat Warna Rhodamin-B 1. Penelitian ini telah dilaksanakan pada laboratorium Uji Baristand Industri Ambon. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari tanggal 27 Mei sampai dengan tanggal 28 Mei 2013. 3.3 Objek Penelitian Obyek penelitian ini adalah jajanan yaitu : es cendol, sirup, cendol dan kerupuk yang diambil dari Pasar Mardika, Prapatan Kebuncengke dan Galunggung Ambon. 3.4 Variabel Penelitian Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Variabel Tunggal yaitu penentukan zat warna Rhodamin-B pada makanan jajanan sirup, cendol yang berwarna merah dan kerupuk. Alat Alat yang di gunakan selama penelitian yaitu : 1. Beaker glass 2. Penangas air (water bath) 3. Pipet tetes 4. Lempeng tetes 5. Lemari Asam 6. Lumpung 7. Gelas piala 8. Spatula 3.6 Prosedur Penelitian Pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan metode ekstraksi pewarna sintetis. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sampel sebanyak 35 mL sirup sedikit diasamkan dengan larutan HCl 0,05N di dalam beaker glass. Sampel padat 50 gram dicampur dengan 80 mL air dihomogenkan, ambil 30-50 mL dan diasamkan dengan HCl 0,05N dimasukan ke dalam beaker glass. Benang wool 40 cm di didihkan di dalam air selama 30 menit, benang wool kemudian dikeluarkan dan dicuci serta di keringkan. Benang dimasukan ke dalam sampel cair yang telah di asamkan, didihkan selama 30 menit, benang di keluarkan dicuci dan keringkan. Benang dibagi 4 dengan ukuran 10 cm dan diletakkan di atas lempeng tetes . Masing-masing potongan di tetesi dengan NaOH 10%, HCl pekat, NH4OH 12%, H2SO4 pekat . Amati perubahan warna yang terbentuk dan bandingkan dengan baku pembanding Rhodamin-B. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Langkah Awal pengambilan sampel terlebih dahulu peneliti mengambil sampel dari enam pedagang yang berbeda dengan tiga titik lokasi yang berbeda dalam area pasar Mardika Ambon yaitu lokasi Terminal sirup kacang, depan pasar Arumbai sirup pisang, depan Wijaya sirup cendol dan kerupuk Isabela, Sedangkan untuk sampel cendol di ambil pada lokasi Galunggung dan Prapatan Kebuncengke. Sampel yang diperoleh dibawa ke laboratorium. Selanjutnya, sampel yang di ambil diperlakukan dengan menambahkan asam HCl 0,05N ke dalam sampel yang telah diukur 35 mL. Untuk sampel padatan seperti kerupuk, kerupuk di haluskan dengan mengunakan lumpung, setelah itu masukan air dan di aduk-aduk bertujuan agar warna yang ada pada kerupuk larut dan di biarkan agar homogen. Selanjutnya ambil larutan air kerupuk yang telah homogen di ukur sebnyak 35 mL dan dimsukan dalam beaker glass, sampel kerupuk siap di asamkan dengan HCl 0,05N. Benang wool dipanaskan dalam lemari asam selama 30 menit, tujuannya agar lemak yang terdapat pada benang wool dapat terurai, selanjutnya benang wool dicuci, benang wool diukur 10 cm sebanyak empat potongan dan dimasukan ke dalam masing-masing sampel yang telah di asamkan, sampel tersebut didihkan selama 30 menit pada lemari asam. Sampel tersebut di biarkan dingin, Angkat benang wool dengan batang pengaduk, dicuci dan keringkan, selanjutnya benang wool di masukan ke dalam gelas yang berisi sampel satu persatu dan di tetesi H2SO4, HCl, NaOH10%, NH4OH12%. Di amati perubahan dan bandingkan dengan baku pembanding Rhodamin-B. Hasil analisis kualitatif Rhodamin-B pada jajanan yang beredar dikota Ambon Desa Sirimau pasar Mardika, Galungung dan Prapatan Kebun Cengkeh. analisis di lakukan dengan metode ekstraksi pewarna seperti yang telah diuraikan di atas hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Rhodamin-B pada jajanan di Pasar Mardika. N Warna yang Hasil Id o terbentuk entifika Kode Standar si Sampel Acuan Rhoda min-B 1 2 3 4 5 6 KDW SKT SPA SCD CTH CGG Kuning dan orange Kuning dan orange Kuning Positif Negatif Negatif Positih Negatif Positif Baku pemban ding Rhodam in-B Keteranga : KDW : Kerupuk Depan Wijaya, SKT : Sirup Kacang Talake, SPA : Sirup Pisang Arumbai, SCD : Sirup Cendol, CTH : Cendol Prapatan Kece, CGG : Cendol Galunggung. Tabel 4.2 Zat warna Pembanding Rhodamin-B. Pewarna HCl H2SO4 NaOH NH4OH Rhodamin-B pekat pekat 10% 12% Hijau tua Orange Kunin Lebih Lebih g Biru Kebirua n 2.5 Pembahasan Saat ini, zat warna sintetik untuk makanan semakin banyak diproduksi, dijual, dan digunakan dalam masyarakat. Hal itu disebabkan karena keunggulan-keunggulan zat warna sintetik dibandingkan zat warna alami. Akan tetapi, ternyata tidak semua zat warna sintetik untuk makanan yang dijual di pasaran benar-benar merupakan zat warna sintetik yang ditujukan untuk penggunaan dalam makanan. Dari hasil identifikasi Rhodamin-B yang diperoleh membuktikan bahwa dari keenam sampel jajanan cendol, kerupuk dan sirup teryata tiga diantaranya positif mengunakan Rhodamin-B, yaitu sampel KDW dan SCD yang belokasi di depan Wijaya sedangkan sampel CGG berlokasi di Galunggung. hal ini di buktikan dengan hasil analisis jajanan berwarna merah dengan metode ekstraksi pewarna. Adapun data hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2 hasil pengamatan perubahan warna. N Samp H2SO HCl NaO NH4O H o el pekat H 4 10% 12% 1 KDW 2 SKT 3 4 Kunin g Orang e - - - Orang e SPA SCD 5 CTH Kunin g 6 CGG - - Kunin g - - - - - - - - - - - - - Keterngan : KDW : Kerupuk Depan Wijaya, SKT : Sirup Kacang Talake, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat di lihat bahwa zat warna Rhodamin-B pada pasar Mardika di lokasi depan wijaya dengan kode sampel KDW dan SCD positif terindikasi Rhodamin-B kemudian pada Galunggung dengan kode sampel CGG positif terindikasi Rhodamin-B, dari keenam sampel tiga diantaranya positif dan tiga di antaranya negatif yaitu sampel SKT, SCH dan CKT. 5.2 Saran 1. Agar dapat melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui kadar zat pewarna Rhodamin-B serta zat-zat kimia lainnya yang terdapat pada makanan selain Rhodamin-B. 2. Agar penjual atau pedang kaki lima yang terdapat pada kota Ambon dapat memperhatikan kualitas pengolahan makanan dengan mengunakan bahan-bahan tambahan pangan yang telah di anjurkan oleh pemerintah SPA : Sirup Pisang Arumbai, SCD : Sirup Cendol, CTH : Cendol Prapatan Kece, CGG : Cendol Galunggung. Sebagai zat warna pembanding, digunakan zat warna merah Rhodamin-B sebanyak satu. Zat warna yang digunakan sebagai baku pembanding tersebut adalah zat-zat warna yang dilarang penggunaannya dalam makanan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.239/Menkes/Per/V/85 dan Kep.Dir.Jend. POM Depkes RI Nomor: 00386/C/SK/II/90 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 239/Menkes/Per/V/85. Selain itu, digunakan pula sampel berwarna merah (kerupuk isabella, cendol dan sirup) yang dijual di Pasar Mardika Ambon dengan sampel sebanyak enam. Ekstraksi pewarna menunjukan adanya beberapa sampel yang mengalami perubahan warna, sampel sirup cendol (SCD) dan kerupuk (KDW) pada saat ditetesi dengan larutan HCl pekat berubah warna orange, dan ditetesi dengan larutan H2SO4 pekat berubah warna kuning, sedangkan sampel pada cendol (CGG) pada saat ditetesi dengan larutan HCl pekat berubah warna menjadi orange. Pada ketiga sampel yang lain tidak mengalami perubahan warna. Berarti pada ketiga sampel cendol (CTH) , sirup (SPH), dan sirup (SKT) mengunakan pewarna yang di anjurkan oleh pemerintah. DAFTAR PUSTAKA Aminah,M.S., Himawan. C.,2009.,”bahan-bahan berbahaya dalam kehidupan kenali produk sebelum membeli”.,Jakarta: Salamadani. Andarwulan, N.,Kusnandar,F & Herawati,D., 2011.,”analisis pangan”., penerbit : PT Dian Rakyat, jakarta. Arief.,2007.,online.,http://wawasanfadhitya.blogsp ot.com/2012/02/zat-aditif-contoh-danpengaruhnya.html#ixzz2CU9vnDT8.,di akses tanggal 26 Mei 2012. Azizahwati.,Kurniadi.M.,Hidayat.H.,2007.,”analisi s zat warna sintesis terlarang untuk makanan yang beredar di pasaran”.,Depok: departemen farmasi FMIPA. Devianti.,2009.,online.,http://www.depkes.go.id/in dex.php/berita/pressrelease/923-bahayapenggunaan-rhodamine-b-sebagaipewarna-makanan.html.,di akses tanggal 28 Mei 2012. Djarismawati,2004.,online.,www.wardah.or.id/war dah ; 01 Agustus 2006 & www. Afand .cybermq. com/post ; 06 April 2009.,di akses tanggal 10 April 2012. Efendi,S.,2009.,”Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan”., Penerbit:Alfabeta. Gritter,R.J., James M.B.,Arthur E. S.,1991.,”Pengantar Kromatografi”.Penerbit : ITB, Bandung. Hardinsyah & Sumali.,2001.,online.,http://kumpula nmakalahilmiah.blogspot.com/2011/04/zat -pengawet-pada-makanan.html.di akses tanggal 26 Mei 2012. http://kesmasunsoed.blogspot.com/2011/03/laporanpraktikum-uji-zat-warna-pada.html. Legowo.A.M & Nurwantoro,.2004., “Analisis Pangan”.,Universitas di Ponegoro, Semarang Moehyi,.2000.,online.,http://jakartadailyphoto.com/ wpcontent/uploads/2007/04/jajan., di akses tanggal 24 Mei 2012. Peratutan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004.,Jakarta: sekretaris Negara Republik Indinesia. Syah , dkk .,2005.,online.,http://id.wikipedia.org/wiki /Aditif_makanan.,di akses tanggal 23 Mei 2012. Seto.,2001.,online.,http://mahardika014.tripod.com/ id3.html.,di akses tanggal 12 april 2012. Saparinto S & Dianan,H.,2006.,” bahan tambahan pangan “penerbit: kanisius yogyakarta. Yuliarty.,2007.,online.,http://www.psychologymani a.com/2012/09/dampak-rhodamin-bterhadap-kesehatan.html.,di akses tanggal 28 Mei 2012 Winarno.F.G & Rahayu,T.S.,1994.,” bahan tambahan untuk makanan dan kontaminan “.,Penerbit: Pustaka Sinar Harapan Jakarta. Winarno.F.G.,2004.,”Kimia Pangan dan Gizi”,penerbit: Gramedia Pustaka Utama.,Jakarta. Wisnu, C.,2008,.” Bahan tambahan makanan”.,Jakarta: Bumi Aksara.