Konservasi Harimau Dilihat Dari Segi Hukum Internasional Dan

advertisement
Konservasi Harimau Dilihat Dari Segi Hukum Internasional Dan
Praktiknya Di Beberapa Negara
Nurul Azizah Zahrahwati1, Melda Kamil Ariadno2, Arie Afriansyah3.
Hukum Tentang Hubungan Transnasional, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Depok,
Indonesia.
E-mail: [email protected]
Abstrak
Keanekaragaman hayati adalah keragaman dari makhluk hidup dari berbagai sumber di seluruh planet. Dari
beragam spesies yang ada di bumi ini, banyak diantaranya yang sudah punah dan terancam punah. Punahnya dan
terancam punahnya spesies-spesies tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu hilangnya habitat mereka,
adanya spesies asing di lingkungan mereka, polusi, eksploitasi yang berlebihan, adanya penyakit-penyakit atau
wabah, perdagangan ilegal satwa liar, perubahan iklim dan konflik antara manusia dengan satwa liar. Dari
berbagai macam spesies yang ada di bumi, salah satu spesies yang terancam kelestariannya adalah Harimau
(Panthera tigris). Tiga dari sembilan subspesies harimau yang ada diketahui telah punah, yaitu harimau Bali,
harimau Jawa dan harimau Kaspia. Dalam rangka mencegah bertambahnya jumlah Harimau yang punah, maka
dilakukan konservasi. Terkait dengan konservasi terhadap harimau, di lingkungan internasional telah ada upaya
konservasi satwa tersebut dengan dibuatnya instrumen-instrumen hukum internasional, seperti Convention on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), Convention on Biological
Diversity (CBD), Convention Concerning the Protection of the World Cultural and Natural Heritage (World
Heritage Convention) dan ASEAN Agreement on the Conservation of Nature and Natural Resources 1985.
Selain itu, juga terdapat peraturan-peraturan yang berkenaan dengan konservasi harimau secara regional dan
bilateral. Adapun praktik konservasi yang dilakukan dalam melindungi harimau di negara-negara seperti Cina,
India, Rusia dan Indonesia.
Abstract
Biodiversity is the diversity of living things from a variety of sources across the planet. From variety of species
that exist on the Earth, many of which are extinct and endangered. Extinction and threatened to become
endangered in species caused by habitat loss, presence of alien species in their neighborhoods, pollution,
excessive exploitation, epidemic diseases, illegal wildlife trade, climate change conflict between man and
wildlife. From various species that exist on earth, one of the species that threatened to become endangered is
Tiger (Panthera tigris). Three of nine tiger subspecies are already extinct, namely Bali tiger, Javan tiger and
Caspian tiger. In order to prevent the increasing of extinction in tiger, therefore conservation is conducted.
Related to the conservation of the Tiger, in the international sphere there has been an effort in conserving the
tiger by the establishment of international legal instruments, such as Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), Convention on Biological Diversity (CBD), Convention
Concerning the Protection of the World Cultural and Natural Heritage (World Heritage Convention) and
ASEAN Agreement on the Conservation of Nature and Natural Resources 1985. In addition, there are also rules
relating to tiger conservation regionally and bilaterally. Practice of tiger conservation also conducted in several
countries such as China, India, Russia and Indonesia.
Keywords: biodiversity, endangered, tiger, conservation.
2010.
1
Penulis adalah mahasisiwi Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Program Paralel, angkatan tahun
2
Pembimbing skripsi I.
3
Pembimbing skripsi II. Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
1 Pendahuluan
Bumi merupakan tempat tinggal bagi berbagai macam makhluk hidup. Bumi ini terdiri
dari berbagai macam habitat. Habitat terdiri dari dua jenis, yaitu habitat terestrial (darat) dan
akuatik (perairan). Akibat dari adanya berbagai macam habitat adalah terdapat
keanekaragaman hayati di bumi ini. keanekaragaman hayati adalah keragaman dari makhluk
hidup dari berbagai sumber di seluruh planet. Diperkirakan bahwa jumlah spesies yang telah
diketahui ada sebanyak 1,4 juta spesies, namun bila dijumlah dengan yang belum diketahui,
kemungkinannya dapat mencapai 12 juta spesies, termasuk serangga dan organisme yang
lebih kecil. Dari 43.850 spesies vertebrata (hewan bertulang belakang) yang ada, 4.000 nya
adalah mamalia, 9.000 nya adalah burung, 6.300 nya adalah reptil dan 4.180 nya adalah
amfibi, sedangkan terdapat sedikitnya 50.000 spesies mollusca yang berbeda yang telah
diidentifikasi.4
Dari beragam spesies yang ada di bumi ini, banyak diantaranya yang sudah punah dan
terancam punah. Pada tahun 2008, International Union for Conservation of Nature (IUCN)
melakukan penilaian terhadap 44.838 spesies, dimana sebanyak 16.928 spesies dalam
keadaan terancam punah.5 Punahnya dan terancam punahnya spesies-spesies tersebut dapat
diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu hilangnya habitat mereka, adanya spesies asing di
lingkungan mereka, polusi, eksploitasi yang berlebihan dan adanya penyakit-penyakit atau
wabah.6 Selain hal-hal tersebut, perdagangan ilegal satwa liar, perubahan iklim dan konflik
antara manusia dengan satwa liar juga menjadi penyebab atas punahnya dan terancam
punahnya spesies-spesies yang ada di bumi.7
Dari berbagai macam spesies yang ada di bumi, salah satu spesies yang terancam
kelestariannya adalah Harimau. Dalam rangka mencegah bertambahnya jumlah Harimau yang
punah, maka dilakukan konservasi. Salah satu upaya konservasi Harimau di lingkup
internasional adalah dengan adanya Red List dari IUCN. Red List ini berisikan status spesiesspesies yang ada di bumi, apakah berstatus Extinct, Extinct in the Wild, Critically
Endangered, Endangered, Vulnerable, Near Threatened, Least Concern, Data Deficient, dan
4
Patricia Birnie dan Alan Boyle, International Law & The Environment, ed. 2., (New York: Oxford
University Press Inc., 2002), hlm. 545.
5
Jean Christophe Vié, Craig Hilton Taylor dan Simon N. Stuart, ed., Wildlife In A Changing World: An
analysis of the 2008 IUCN Red List of Threatened Species™, (Gland: IUCN, 2009), hlm. 15.
6
Sylvia S. Mader, Concepts of Biology, Ed. 2., (New York: McGraw-Hill, 2011), hlm. 798.
7
"Species Threats", http://wwf.panda.org/about_our_earth/species/problems/, diunduh 16 Februari
2014.
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
2 Not Evaluated. Kegunaan dari Red List ini adalah untuk memprioritaskan konservasi terhadap
spesies yang terancam punah. Terkait dengan konservasi terhadap harimau, di lingkungan
internasional telah ada upaya konservasi satwa tersebut dengan dibuatnya instrumeninstrumen hukum internasional. Selain itu, juga terdapat peraturan-peraturan yang berkenaan
dengan konservasi harimau secara regional dan adapun beberapa pengaturan yang berkenaan
dengan konservasi harimau secara bilateral. Selain mengetahui pengaturan mengenai
konservasi Harimau di dunia Internasional, maka perlu juga untuk mengetahui praktik yang
dilakukan oleh negara-negara yang memiliki harimau harimau, seperti Cina, India, Rusia dan
Indonesia, dalam rangka melaksanakan konservasi Harimau di wilayahnya.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, adapun pokok permasalahannya sebagai
berikut:
1. Mengapa Harimau perlu dilindungi dan dijaga kelestariannya?
2. Bagaimanakah pengaturan mengenai perlindungan Harimau dilihat dari segi hukum
internasional?
3. Bagaimanakah praktik konservasi yang dilakukan oleh Indonesia dan negara lain
dalam upaya menjaga kelestarian Harimau?
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka tujuan umum dilakukannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui konservasi Harimau. Adapun tujuan khusus dari
penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaturan mengenai perlindungan Harimau yang
dilihat dari segi hukum internasional dan untuk mengetahui praktik yang dilakukan oleh
beberapa negara dalam rangka konservasi Harimau.
Tinjauan Teoritis
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu terlebih dahulu diketahui dan
dipahami maknanya. Beberapa istilah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati merupakan variabilitas diantara organisme hidup yang
berasal dari berbagai sumber, antara lain, daratan, laut dan ekosistem perairan lainnya,
serta kompleks lingkungan dimana mereka menjadi bagian dirinya. Termasuk di
dalamnya keanekaragaman spesies, antara spesies dan ekosistemnya.8
2. Satwa langka terancam punah
8
Convention on Biological Diversity, ps. 2 butir (1).
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
3 Satwa langka terancam punah adalah satwa yang menghadapi resiko atas
kepunahan di alam liar.9
3. Konservasi
Konservasi adalah proses melindungi sesuatu dari perubahan yang tidak
diinginkan atau dapat pula dikatakan sebagai pemeliharaan kualitas lingkungan dan
sumber-sumber mengunakan pengetahuan ekologi dan prinsip-prinsip.10
Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam
hayati
yang
pemanfaatannya
dilakukan
secara
bijaksana
untuk
menjamin
kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya.11
4. Habitat
Habitat adalah suatu lingkungan yang menjadi tempat tinggal bagi satu
spesifik makhluk hidup.12
5. Populasi
Populasi adalah sejumlah individual dari spesies yang sama, yang tinggal dan
berkembang biak di satu area yang spesifik.13
6. Ekosistem
Ekosistem adalah suatu himpunan yang dinamis dari tumbuhan, satwa dan
kumpulan mikro-organisme dan lingkungan non-hayatinya yang berinteraksi sebagai
suatu unit yang fungsional.14
Metode Penelitian
Dalam penulisan artikel ini dipergunakan metode penelitian kepustakaan. Hal ini
disebabkan dalam melakukan penelitian bahan-bahan yang digunakan sebagian besar berasal
dari data-data sekunder, yaitu dari konvensi-konvensi internasional yang terkait, perundang-
9
P.H. Collin, Dictionary of Environtment & Ecology, Ed. 5., (London: Bloomsbury Publishing Plc,
2004), hlm. 72.
10
Ibid., hlm. 44.
11
Indonesia, Undang-Undang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya, UU No. 5
tahun 1990, LN No. 49 Tahun1990, Ps. 1 butir (2).
12
13
P.H. Collin, op. cit., hlm. 102.
Ibid., hlm. 168.
Convention on Biological Diversity, ps. 2 butir (7). 14
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
4 undangan nasional yang terkait, buku, jurnal, artikel ilmiah, internet, serta data-data statistik
dari institusi-institusi terkait.
Pembahasan
Harimau (Panthera tigris) merupakan spesies kucing terbesar. Saat ini, diperkirakan
terdapat 3.200 ekor harimau yang hidup di bumi ini. 15 Harimau pernah memiliki jangkauan
diseluruh asia, dari Barat Turki hingga pesisir Timur Rusia. Lebih dari 100 tahun belakangan,
harimau telah menghilang dari barat selatan dan bagian tengah Asia, dari dua pulau di
Indonesia (Jawa dan Bali), dan dari area yang luas di wilayah tenggara dan timur Asia.
Harimau telah kehilangan sebanyak 93% dari jangkauan historisnya. Pada saat ini, Harimau
dapat ditemukan di 13 negara, yaitu: Bangladesh, Bhutan, Cina, India, Indonesia, Kamboja,
Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Rusia , Thailand dan Viet Nam.16 Terdapat 9 subspesies
harimau, yaitu harimau Amur, harimau Indocina, harimau Malaya, harimau Sumatera,
harimau Bengal, harimau Cina Selatan, harimau Jawa, harimau Bali dan harimau Kaspia.
Harimau Jawa, Bali dan Kaspia telah dinyatakan punah.
Ada beberapa ancaman terhadap kelestarian harimau, yaitu hilangnya habitat harimau,
perburuan dan perdagangan secara ilegal terhadap harimau, perubahan iklim dan konflik
antara manusia dengan harimau. Hilangnya habitat harimau dapat terjadi karena beberapa hal,
yaitu adanya encroachment (perambahan hutan), illegal logging (pembalakan liar), illegal
mining (penambangan liar) dan invasive species alien (invasi spesies asing).17Encroachment
atau perambahan hutan adalah tindakan melakukan pembukaan kawasan hutan tanpa
mendapat izin dari pejabat yang berwenang.18 Perambahan hutan dilakukan dengan menebang
pohon-pohon di hutan dan kemudian menggantinya dengan tanaman yang sifatnya komersial,
seperti misalnya kelapa sawit, pohon karet dan kopi. Dengan dilakukannya perambahan
tersebut, akan sangat berdampak terhadap ketersediaan pakan dan ruang lingkup untuk jelajah
bagi harimau. Illegal logging atau pembalakan liar adalah tindakan penebangan pohon di
15
"Tiger", https://worldwildlife.org/species/tiger, diunduh 21 Maret 2014.
16
"Panthera tigris (Tiger)",http://www.iucnredlist.org/details/15955/0, diunduh 21 Maret 2014.
17
Hasil wawancara dengan Pak Ahmad Munawir, Kepala Seksi Taman Nasional, Direktorat Kawasan
Konservasi dan Bina Hutan Lindung, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Hutan,
Kementerian Kehutanan, 24 April 2014, Jakarta.
18
Indonesia, Undang-Undang Kehutanan, UU No. 41 tahun 1999, LN No. 167, penjelasan Ps. 50 ayat 3
butir b.
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
5 dalam hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang.19 Biasanya pohonpohon yang ditebang, kayunya akan diperjual belikan. Illegal mining atau penambangan liar
juga turut berperan dalam hilangnya habitat harimau, karena untuk melakukan penambangan,
diperlukan adanya pembukaan lahan. Di Jambi, penambangan emas tanpa izin dan juga batu
bara, telah merusak lahan seluas 10.175 hektar.20 Hal tersebut menunjukkan telah hilangnya
habitat harimau dengan area yang cukup luas di Jambi. Invasive species alien atau invasi
spesies asing, rupanya juga berperan dalam hilangnya habitat harimau. Sebagai contoh, di
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, terdapat invasi dari spesies asing. Nama spesies
tersebut adalah Mantangan (Meremia peltata), yaitu sejenis tanaman rambat. Sudah puluhan
hektar hutan yang dirusak oleh mantangan. Tumbuhan tersebut merambat pohon hingga
pohon tersebut mati. Jika hutan sudah rusak, maka harimau pun akan terkena dampaknya.21
Perburuan dan perdagangan secara ilegal terhadap harimau merupakan salah satu
penyebab utama atas berkurangnya jumlah harimau di dunia. Keberlanjutan permintaan dan
pasar gelap untuk produk-produk dari harimau, menyebabkan dorongan untuk membunuh
harimau agar mendapatkan keuntungan. 22 Permintaan akan obat-obatan tradisional Cina,
merupakan penggerak dari komersialisme terhadap tulang harimau dan bagian tubuh
lainnya.23 Salah satu populasi harimau terbesar di dunia dapat ditemukan di Sunderban, yaitu
area hutan mangrove besar yang terletak diperbatasan India dan Bangladesh, di pantai utara
Samudra Hindia. 24 Daerah ini merupakan tempat berlindung bagi harimau Bengal dan
melindungi daerah pesisir dari badai dan kerusakan angin. Namun, naiknya permukaan air
laut yang disebabkan oleh perubahan iklim, mengancam untuk menghapus hutan-hutan
tersebut dan juga habitat terakhir yang tersisa dari populasi harimau tersebut.25 Menurut
19
Indonesia, Undang-Undang Kehutanan, UU No. 41 tahun 1999, LN No. 167, Ps. 50 ayat 3 butir e.
20
"Pembalakan Liar di Jambi Tak Pernah Berhenti", http://www.tempo.co/read/news/
2012/12/21/206449666/Pembalakan-Liar-di-Jambi-Tak-Pernah-Berhenti, diunduh 27 April 2014.
21
Hasil wawancara dengan Pak Ahmad Munawir, Kepala Seksi Taman Nasional, Direktorat Kawasan
Konservasi dan Bina Hutan Lindung, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Hutan,
Kementerian Kehutanan, 24 April 2014, Jakarta.
22
Michael 'T. Sas-Rolfes, "Who Will Save The Tiger?", Perc Policy Series (Februari 1998), isu no. PS12, hlm. 21.
23
Richard Ellis, Tiger Bone & Rhino Horn: The Destruction of Wildlife for Traditional Chinese
Medicine", (Washington: Island Press, 2005), hlm. 190.
24
"Tiger", loc.cit.
25
Ibid.
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
6 penelitian yang dilakukan oleh WWF, tanpa adanya usaha mitigasi, proyeksi kenaikan
permukaan laut dapat naik setinggi 1 kaki (sekitar 30 cm) di tahun 2070, yang dapat
menghancurkan hampir seluruh habitat harimau di Sunderban. 26 Manusia dan harimau
semakin bersaing untuk ruang. Konflik antar manusia dengan harimau mengancam
keberadaan harimau liar yang tersisa di dunia dan menimbulkan masalah utama bagi
masyarakat yang tinggal di atau dekat hutan yang ditinggali harimau. Karena hutan menyusut
dan mangsa harimau menjadi langka, maka harimau terpaksa untuk memburu ternak, yang
dimana masyarakat bergantung terhadapnya. 27 Namun apabila tidak dapat ternak, maka
harimau dapat juga menerkam manusia.28
Harimau telah berabad-abad menempati tempat yang penting di alam dan budaya
negara-negara yang memiliki harimau. Seiring berkembangnya zaman, populasi harimau pun
mengalami penurunan, hal tersebut sangat menimbulkan kekhawatiran. Dengan terancamnya
spesies harimau, maka perlu dilakukan perlindungan terhadap mereka. Adapun alasan-alasan
mengapa harimau perlu untuk dilindungi, yaitu memiliki peran penting terhadap ekosistem
disekitarnya, keberadaannya berpengaruh terhadap kehidupan manusia dan Memiliki tempat
khusus dalam kebudayaan banyak negara. Harimau memiliki peran yang penting di
ekosistemnya. Dengan melakukan perlindungan terhadap harimau sama saja dengan
melakukan perlindungan terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan lain di habitatnya.29
Hilangnya harimau dari suatu ekosistem dapat menimbulkan perubahan pada ekosistem alam.
Harimau menduduki posisi puncak dalam rantai makanan, penurunan jumlah predator akan
berujung kepada berlebihnya jumlah herbivora (hewan pemakan tumbuh-tumbuhan) yang
akan menimbulkan dampak terhadap regenerasi pohon dan penyebaran benih. Efek dari
terganggunya rantai makanan akan menyebabkan terjadinya perubahan jangka panjang
terhadap flora dan fauna, yang berujung pada hilangnya spesies. 30 Harimau merupakan
indikator kesehatan suatu ekosistem dimana harimau tersebut hidup. Hutan dan padang
rumput dimana harimau hidup, menopang beragam keanekaragaman hayati dan menyimpan
26
Ibid.
27
Ibid.
28
Hasil wawancara dengan Pak Ahmad Munawir, Kepala Seksi Taman Nasional, Direktorat Kawasan
Konservasi dan Bina Hutan Lindung, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Hutan,
Kementerian Kehutanan, 24 April 2014, Jakarta.
29
Kai Ching Cha, "Can The Convention On Biological Diversity Save The Siberian Tiger?", Environs
(Spring 2001), vol. 24, no. 2:3, hlm. 7.
30
"Why Tigers Matter", http://globaltigerinitiative.org/about-tigers/why-tigers/, diunduh 25 April 2014.
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
7 sejumlah besar karbon, yang berperan mengurangi perubahan iklim. Hutan dimana harimau
tinggal, berfungsi untuk mengatur cuaca, mempengaruhi pola curah hujan di seluruh daerah
hutan. Hutan dan padang rumput tersebut membantu dalam mencegah banjir, kekeringan dan
erosi tanah. Melindungi keberadaan harimau dan melakukan reboisasi habitat yang
terdegradasi, dapat membantu komunitas miskin di Asia agar terhindar dari dampak
sedimentasi sungai dan banjir, sementara memberikan manfaat kepada dunia. 31 Selain
mempengaruhi ekosistem, harimau juga memiliki pengaruh terhadap kebudayaan, karena
banyak yang menganggap penting untuk melakukan perlindungan harimau dengan tujuan
kebudayaan. Harimau merupakan kendaraan bagi Dewi dalam agama Hindu, yaitu Dewi
Durga, hal tersebut menunjukan nilai budaya dan religius harimau.32 Di wilayah timur Asia,
harimau dianggap melambangkan kekerajaan. Harimau putih dianggap mewakili barat Cina
dan juga mewakili musim gugur. Harimau merupakan hewan nasional dari negara Malaysia,
Korea Selatan, Bangladesh dan India.33
Pengaturan mengenai konservasi harimau di dunia internasional dapat dibagi menjadi
tiga bagian. Bagian pertama, yaitu perjanjian internasional yang berkenaan dengan konservasi
harimau. Bagian kedua, pengaturan yang berkenaan dengan konservasi harimau dilingkup
regional, dan bagian ketiga, pengaturan yang berkenaan dengan konservasi harimau secara
bilateral. Beberapa perjanjian internasional yang berkenaan dengan konservasi harimau yang
ada adalah Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and
Flora 1973 (CITES), Convention on Biological Diversity 1992 (CBD), Convention
Concerning the Protection of the World Cultural and Natural Heritage 1972 (World Heritage
Convention) dan ASEAN Agreement on the Conservation of Nature and Natural Resources
1985. CITES merupakan perjanjian internasional terpenting yang membahas mengenai
konservasi spesies satwa liar dan tumbuhan, dengan fungsi untuk mengatur perdagangan
internasional terhadap hewan dan tumbuhan terancam berserta turunannya. Tujuan utama dari
konvensi ini adalah untuk melindungi spesies satwa liar dan tumbuhan tertentu dari
31
Environmental Investigation Agency, Enforcement Not Extinction: Zero tolerance on tiger trade,
(London: Environmental Investigation Agency, 2011), hlm. 2.
32
33
Ibid.
"Tigers
In
Culture
And
Folklores",
folklore.html#.U16-IF6GOzg, diunduh 25 April 2014.
http://www.tigers.org.za/tigers-in-culture-and-
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
8 eksploitasi yang berlebihan melalui perdagangan internasional yang rasional dan penggunaan
yang berkelanjutan.34
CITES mengatur mengenai perdagangan internasional terhadap satwa liar dan
tumbuhan dengan mendirikan tiga tingkat perlindungan yang bergantung pada sejauh mana
ancaman yang dihadapi oleh spesies. Tingkat perlindungan tersebut sesuai dengan Appendiks
yang ada. Pada Appendiks I, berisi daftar spesies yang memiliki perlindungan yang paling
tinggi pada spesies yang terdapat dalam daftar, baik yang masih hidup ataupun yang sudah
mati.35 Spesies yang terdapat dalam daftar pada appendiks I tidak boleh diperdagangkan oleh
para pihak tanpa adanya aturan yang ketat. Appendiks I mencakup spesies yang terancam
punah akibat atau yang dapat diakibatkan oleh perdagangan (Pasal II ayat 1 CITES).36 Semua
spesies yang terancam punah masuk ke dalam appendix I, termasuk semua subspesies
harimau, oleh karena itu izin atas perdagangan harimau hanya dapat dilakukan untuk keadaan
yang luar biasa, seperti untuk konservasi, pameran, pendidikan dan ilmu pengetahuan, kecuali
sudah merupakan hasil penangkaran yang dapat diperdagangkan untuk tujuan komersial
(Pasal VII ayat 5). 37 Appendiks II, berisi daftar spesies yang terancam punah bila
perdagangannya tidak diatur secara ketat (Pasal II ayat 2 CITES).38 Dalam appendiks II
berlaku prinsip kehati-hatian (precautionary principle). Prinsip kehati-hatian tersebut
dituangkan dalam bentuk Non Detriment Finding (NDF) atau temuan yang tidak merusak.
NDF merupakan suatu laporan yang berisikan informasi mengenai populasi, habitat,
ancaman, pertumbuhan dari suatu spesies di alam. Dari informasi tersebut keluarlah angka
berapa jumlah dari spesies tersebut yang boleh dimanfaatkan. Dengan mekanisme-mekanisme
tersebut diharapkan pemanfaatan dari satwa atau spesies itu dapat lestari.39 Appendiks III,
berisi spesies yang dirasa memerlukan perlindungan khusus menurut negara asalnya (Pasal II
ayat 3).40
34
Julie Cheung, "Implementation and Enforcement of CITES: An Assessment of Tiger and Rhinoceros
Conservation Policy in Asia", Pacific Rim Law & Policy Journal (November 1995), vol. 5, no. 1, hlm. 127.
35
John Copeland Nagle, "Why Chinese Wildlife Disappears as CITES Spreads",The Georgetown Int'l
Envtl. Law Review (1997), vol. 9: 435, John Copeland Nagle, op.cit., hlm. 436.
36
CITES, Ps. II ayat 1.
37
Ibid., Ps. VII ayat 5.
38
Ibid., Ps. II ayat 2.
Hasil wawancara dengan Pak Nandang Prihadi, Divisi Program dan Konvensi CITES, Direktorat
Konservasi Keanekaragaman Hayati, Kementerian Kehutanan, 24 April 2014, Jakarta.
39
40
CITES, Ps. II ayat 3.
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
9 Convention on Biological Diversity (CBD) adalah perjanjian internasional yang
bertujuan melestarikan keanekaragaman hayati dengan cara melakukan perlindungan terhadap
spesies dan habitat dari spesies tersebut. 41 Tujuan dari dibentuknya CBD adalah untuk
melestarikan serta menggunakan secara berkelanjutan keanekaragaman hayati, dan
pembagian yang adil dan seimbang terhadap keuntungan yang didapat dari penggunaan
sumber-sumber genetik melalui akses terhadap sumber genetika tersebut, alih teknologi yang
relevan, dengan memperhitungkan hak-hak yang ada pada sumber-sumber dan teknologi yang
bersangkutan, serta dengan mempertimbangkan pembiayaan yang memadai.42 Upaya untuk
melestarikan harimau pada CBD, dapat dilihat dari Pasal 6, 7, dan 8 Konvensi tersebut. Pasal
6 CBD menciptakan kewajiban bagi negara pihak untuk mengembangkan rencana nasional
dalam mengimplementasikan ketentuan-ketentuan yang ada dalam CBD. Pasal 7
mengharuskan para pihak untuk mengidentifikasi komponen keanekaragaman hayati yang
penting untuk konservasi dan penggunaan berkelanjutan. Pasal 8 mengenal konservasi in-situ
sebagai pendekatan utama dalam konservasi keanekaragaman hayati. Dibawah Pasal 8
tersebut, para negara pihak diharuskan meregulasi atau mengatur sumber daya hayati
miliknya.43 Dimana konservasi in-situ adalah konservasi ekosistem dan habitat alami serta
pemeliharaan dan pemulihan populasi jenis-jenis berdaya hidup dalam lingkungan alaminya,
dan dalam hal jenis-jenis terdomestikasi atau budidaya, di dalam lingkungan tempat sifat-sifat
khusunya berkembang.44 Sebagai penunjang dalam upaya konservasi sumber daya hayati,
selain dilakukannya konservasi secara in-situ, juga perlu dilakukan konservasi secara ex-situ.
Konservasi ex-situ adalah konservasi komponen-komponen keanekaragaman hayati di luar
habitat alaminya. 45 Pada Pasal 9 CBD, diatur mengenai pedoman dalam melakukan
konservasi secara ex-situ.46
Convention Concerning the Protection of the World Cultural and Natural
Heritage
1972 (World Heritage Convention). Warisan budaya dan alam tidak tergantikan, karena itu
diperlukan perlindungan terhadapnya agar warisan tersebut tetap lestari. Terdapat konsep
41
Kai Ching Cha, op. cit., hlm. 21.
42
Convention on Biological Diversity, Ps. 1.
43
Kai Ching Cha, op.cit, hlm. 23.
Convention on Biological Diversity, Ps. 2.
44
45
Ibid.
46
Ibid., Ps. 9.
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
10 World Heritage (warisan dunia), dimana konsep tersebut diaplikasikan secara universal.
Situs-situs warisan dunia merupakan milik semua masyarakat dunia, terlepas dari wilayah di
mana mereka berada.47 Peran WHC dalam konservasi harimau adalah karena tujuan dari
konvensi ini adalah untuk mendorong negara pihak untuk melakukan perlindungan dan
pelestarian dari tempat-tempat warisan budaya dan alam (Pasal 4 WHC), dimana salah satu
dari warisan alam merupakan habitat bagi harimau. Sebagai contoh, tiga taman nasional di
Sumatera, Indonesia, yaitu Taman Nasional Bukit Barisan (Lampung), Taman Nasional
Kerinci Seblat (Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi dan Bengkulu), dan Taman
Nasional Gunung Leuser (Aceh dan Sumatera Utara) atau yang disebut juga dengan Tropical
Rainforest Heritage of Sumatera (TRHS), dinobatkan sebagai warisan dunia, yaitu warisan
alam, oleh komite Warisan Dunia pada tahun 2004. Hutan tropis dengan luas 2,5 juta hektar
tersebut merupakan habitat dari harimau Sumatera.48
ASEAN Agreement on the Conservation of Nature and Natural Resources 1985
adalah perjanjian internasional yang diikuti oleh negara-negara yang tergabung dalam
ASEAN, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand
pada tahun 1985, dan yang kemudian diikuti dengan aksesi oleh Myanmar dan Laos pada
tahun 1997, dan Kamboja pada tahun 1999. Menurut Pasal 33, perjanjian ini berlaku pada hari
ke 30 setelah deposit dari instrumen ratifikasi yang keenam.49 Pada kenyataannya hanya tiga
negara saja yang baru meratifikasi perjanjian ini, yaitu Indonesia, Filipina dan Thailand,
sehingga perjanjian ini belum berlaku hingga sekarang.50 Dalam perjanjian ini, para pihak
mengusahakan secara sendiri atau dengan berkerjasama, untuk mempertahankan proses
ekologi dan pendukung sistem kehidupan, melestarikan keragaman genetik dan memastikan
pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan yang berada di wilayah hukumnya sesuai
dengan prinsip-prinsip ilmiah dan dengan maksud untuk mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan. Dalam mencapai tujuan tersebut, para pihak harus mengembangkan strategi
konservasi nasional dan juga diharuskan untuk mengkordinasikannya dalam kerangka strategi
47
"World Heritage", http://whc.unesco.org/en/about/, diunduh 8 Mei 2014.
48
Hasil wawancara dengan Pak Ahmad Munawir, Kepala Seksi Taman Nasional, Direktorat Kawasan
Konservasi dan Bina Hutan Lindung, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Hutan,
Kementerian Kehutanan, 24 April 2014, Jakarta.
49
ASEAN Agreement on the Conservation of Nature and Natural Resources, Ps. 33.
50
Kheng-Lian Koh, "ASEAN Environmental Protection in Natural Resources and Sustainable
Development: Convergence versus Divergence?", MqJICEL (2007), vol. 4, hlm. 50.
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
11 konservasi untuk wilayah Asia Tenggara. 51 Perjanjian ini berisikan rencana-rencana yang
harus dilakukan oleh para pihak dalam rangka menjaga dan melindungi alam dan yang ada di
dalamnya. Pasal 3 mengatur mengenai perlindungan spesies, dimana para pihak harus
melindungi spesies satwa dan tanaman baik yang ada di darat, laut dan perairan tawar.
Beberapa pengaturan yang berkenaan dengan konservasi harimau dilingkup regional
adalah Manifesto on Combating Wildlife Crime in Asia, Hua Hin Declaration on Tiger
Conservation dan St. Petersburg Declaration on Tiger Conservation. Manifesto on
Combating Wildlife Crime in Asia adalah sebuah manifesto yang dihasilkan dari workshop
internasional " A Forgotten Crisis: Arresting Wildlife Depletion in Asia through Strengthened
Regional Cooperation and Effective Partnerships" yang diselenggarakan pada tanggal 10-12
April 2009 di Pattaya, Thailand. Manifesto ini berisi pernyataan untuk memerangi kejahatan
terhadap satwa liar di Asia, dimana pernyataan tersebut dimuat dalam the Pattaya Pledges.
The Pattaya Pledges, berisikan pernyataan-pernyataan oleh pemerintah-pemerintah di Asia,
organisasi internasional dan masyarakat sipil dalam rangka memerangi kejahatan terhadap
satwa liar di asia.
Hua Hin Declaration on Tiger Conservation adalah sebuah deklarasi yang dihasilkan
pada the First Asia Ministerial Conference on Tiger Conservation (1st AMC), pada tanggal
29 Januari 2010 di Hua Hin, Prachuap Khiri Khan, Thailand. Deklarasi ini berisikan
pernyataan dari negara-negara yang memiliki harimau, yaitu Bangladesh, Bhutan, Cina, India,
Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Rusia , Thailand dan Viet
Nam,52untuk menegaskan kembali komitmen terhadap implementasi dari usaha konservasi
harimau, dan komitmen terhadap perjanjian-perjanjian internasional dan konvensi-konvensi
terkait, seperti CBD dan CITES. Negara-negara yang memiliki harimau memiliki komitmen
untuk mengembalikan penurunan jumlah harimau dan berusaha untuk meningkatkan hunian
dan jumlah harimau liar yang tersisa di dalam masing-masing negara, dan secara bersamasama berusaha untuk menggandakan jumlah hunian dan harimau liar di tahun 2020.
St. Petersburg Declaration on Tiger Conservation adalah sebuah deklarasi yang
dihasilkan pada Global Tiger Summit yang diadakan pada tanggal 21-24 November 2010 di
St. Petersburg, Rusia. Pertemuan tersebut dihadiri oleh 13 negara yaitu pemerintah
Bangladesh, Bhutan, Kamboja, Cina, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal,
51
ASEAN Agreement on the Conservation of Nature and Natural Resources Ibid., Ps. 1.
52
"Panthera tigris (Tiger)", loc. cit.
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
12 Rusia, Thailand dan Vietnam. Deklarasi tersebut berisi upaya-upaya yang dilakukan agar
jumlah harimau dapat bertambah dua kali lipat di tahun 2022.
Beberapa pengaturan yang berkenaan dengan konservasi harimau secara bilateral
adalah Protocol on Conservation of the Royal Bengal Tiger of the Sunderban Between The
Government of the Republic of India and Government of the People's Republic of Bangladesh,
Joint Resolution of Agreed Actions as an Outcome of the 2nd Meeting of the Sub-Group on
Tiger and Leopard Conservation Between Russia and India dan Memorandum of
Understanding Between The Ministry of the Republic of Indonesia and the Ministry of
Forestry of the People's Republic of China Regarding The Cooperation in the Field of
Forestry. Protocol on Conservation of the Royal Bengal Tiger of the Sunderban between The
Government of the Republic of India and The Government of the People's Republic of
Bangladesh. Protokol ini ditandatangani pada tahun 2011 antara pemerintah India dengan
pemerintah Bangladesh. Protokol ini berisi persetujuan kedua negara untuk menjamin
kelangsungan hidup dan konservasi harimau Bengal di ekosistem Sunderban, dimana
Sunderban merupakan habitat dari harimau Bengal yang terdapat diperbatasan India dengan
Bangladesh. Joint Resolution of Agreed Actions as an Outcome of the 2nd Meeting of the SubGroup on Tiger and Leopard Conservation Between Russia and India. Resolusi ini
ditandatangani oleh pemerintah Rusia dan India pada tanggal 17 Mei 2012. Resolusi ini
berisikan hal-hal yang disetujui untuk dilakukan berdasarkan kerjasama bilateral antara Rusia
dengan India dalam hal konservasi harimau dan macan. Memorandum of Understanding
Between The Ministry of the Republic of Indonesia and the Ministry of Forestry of the
People's Republic of China Regarding The Cooperation in the Field of Forestry.
Memorandum ini ditandatangani pada 29 Juni 1992, oleh pemerintah Indonesia dan Cina.
Memorandum ini membahas mengenai kerjasama yang dilakukan oleh Indonesia dengan Cina
di bidang pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, reboisasi dan rehabilitasi lahan,
perlindungan hutan, konservasi alam dan satwa liar, perhutanan sosial dan penyuluhan,
penggunaan akhir produk-produk dari hutan, riset dan pengembangan dan juga pendidikan
dan pelatihan.53
Terkait dengan praktik konservasi yang dilakukan oleh beberapa negara dalam upaya
menjaga kelestarian harimau, artikel ini memfokuskan praktik konservasi yang dilakukan oleh
negara Cina, India, Rusia dan Indonesia. Praktik konservasi yang mereka lakukan adalah
53
Memorandum of Understanding Between The Ministry of the Republic of Indonesia and the Ministry
of Forestry of the People's Republic of China Regarding The Cooperation in the Field of Forestry, Ps. I.
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
13 dengan meratifikasi dan mengimplemetasikan konvensi-konvensi yang terkait dengan
konservasi harimau (CITES, CBD dan WHC) dimana mereka merupakan pihak di dalamnya.
Kemudian mereka juga menerbitkan peraturan nasional yang terakait dengan konservasi
harimau. Cina menerbitkan Law of the People's Republic of China on the Protection of
Wildlife 1988. India menerbitkan The Wildlife Protection Act 1972. Rusia menerbitkan
Federal Law of the Russian Federation on Wildlife 1995.Indonesia menerbitkan UndangUndang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya, Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Pemanfaatan
Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar.
Adapun proyek yang dilakukan di masing-masing negara tersebut. Cina menyatakan
pelarangan terhadap perdagangan cula badak dan tulang harimau di tahun 1993.
54
Pemerintah Cina melakukan patroli dalam melindungi harimau liar dan mangsanya dari
perburuan di provinsi Jilin dan Heilongjiang. 55 Cina bekerjasama dengan Rusia dan WWF,
melakukan perlindungan terhadap harimau Amur di perbatasan Cina-Rusia dengan
melakukan pengawasan terhadapnya. Pemerintah Cina juga melakukan upaya konservasi
terhadap harimau dengan cara melakukan investasi dalam riset untuk mencari alternatif dari
tulang harimau. Riset dalam mencari pengganti obat-obatan yang mengandung bagian tubuh
satwa liar terancam punah, masuk ke dalam Agenda Rencana Aksi Cina yang ke 21. Beberapa
studi ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal di Cina, telah mendokumentasikan bahwa tulang
dari spesies lain, seperti babi, anjing, sapi dan tikus tanah, dapat meniru efek yang dihasilkan
dari tulang harimau. 56 Pemerintah India membentuk Wildlife Action Plan, yaitu sebuah
rencana nasional dalam konservasi harimau. 57 Kemudian pemerintah India juga membentuk
Project Tiger, yang khusus dibentuk dalam rangka melakukan perlindungan terhadap
harimau.
58
Dalam usaha konservasi harimau di Rusia, dibentuklah The Amur Tiger
Programme. Dimana program tersebut bertujuan mengkonservasi harimau dengan cara
54
Manajemen Otoritas CITES Republik Rakyat Cina, "Report on Implementing Resolution Conf.12.5 of
CITES",http://www.cites.org/common/cop/14/doc/E14-52A01.pdf, hlm.2, diunduh 12 Juni 2014.
55
Global Tiger Initiative, loc. cit. Global Tiger Initiative, Global Tiger Recovery Program:
Implementation Report June 2012, (Washington: Global Tiger Initiative Secretariat, 2012), hlm. 15.
56
Kristin Nowell dan Xu Ling, Taming The Tiger Trade: China's Markets For Wild And Captive Tiger
Products Since The 1993 Domestic Trade Ban, (Hong Kong: TRAFFIC East Asia, 2007), hlm. 45.
57
Ibid., hlm. 33.
58
"Background", http://projecttiger.nic.in/content/107_1_Background.aspx, diunduh 13 Juni 2014.
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
14 melakukan penelitian terhadap harimau Amur. 59 Di wilayah Sikhote-Alin, terdapat pohon
pinus Korea, yang merupakan sumber pangan bagi mangsa harimau. Namun seiring waktu,
banyak permintaan akan pohon ini dan meyebabkan terjadinya pembalakan liar, yang
merupakan suatu ancaman bagi kehidupan para mangsa harimau, yang turut mempengaruhi
kehidupan harimau Amur. Dalam upaya untuk melindungi harimau, pemerintah Rusia
memasukkan pohon pinus Korea ke dalam Appendiks III CITES, sehingga perdagangan
terhadapnya lebih diperketat.60
Indonesia dalam usaha mengkonservasi harimau bekerjasama dengan WWF. Selain
itu mereka juga menerbitkan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Harimau Sumatera 20072017. 61 Upaya lain yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam melindungi harimau
adalah dengan menetapkan daerah-daerah tertentu yang dianggap menjadi habitat harimau
sebagai kawasan konservasi. 62 Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Fatwa No. 4
Tahun 2014 Tentang “Pelestarian Satwa Langka untuk Keseimbangan Ekosistem”. 63 Dalam
usaha konservasi harimau, pemerintah Indonesia juga melakukan kerjasama dengan
pemerintah Cina dengan membuat Memorandum of Understanding Between The Ministry of
the Republic of Indonesia and the Ministry of Forestry of the People's Republic of China
Regarding The Cooperation in the Field of Forestry. Indonesia juga menjalin kerjasama
dengan Amerika Serikat dalam konservasi harimau. Kerjasama yang mereka lakukan adalah
dengan membuat persetujuan Debt for Nature Swapdi bawah Tropical Forest Conservation
Act pada tahun 2009. Pada perjanjian Debt for Nature Swap ini, hutang Indonesia kepada
Amerika Serikat akan dikurangi sebanyak US$30 juta dalam delapan tahun kedepan, dan
sebagai gantinya Indonesia akan mengalokasikan dana tersebut untuk digunakan dalam
konservasi hutan tropis di Indonesia. 64 Hal lain yang dilakukan negara-negara tersebut dalam
59
2014.
"The Amur Tiger Programme", http://programmes.putin.kremlin.ru/en/tiger/program, diunduh 14 Juni
60
Cheryl Lyn Dybas, "The Once and Future Tiger", Bioscience (Desember 2010), vol. 60, No. 11,
Cheryl Lyn Dybas, op. cit., hlm. 875.
61
"Harimau Sumatera", http://www.savesumatra.org/index.php/species/detail/1, diunduh 22 April
2014.
62
Hasil wawancara dengan Pak Ahmad Munawir, Kepala Seksi Taman Nasional, Direktorat Kawasan
Konservasi dan Bina Hutan Lindung, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Hutan,
Kementerian Kehutanan, 24 April 2014, Jakarta.
63
“MUI Keluarkan Fatwa Perlindungan Satwa Langka”, http://www.wwf.or.id/?32002/
MUIKeluarkanFatwaPerlindunganSatwaLangkaIndonesia, diunduh 23 Juni 2014.
64
“U.S.-Indonesia Debt-for-Nature Deal to Save Forests in Sumatera” http://jakarta.
usembassy.gov/pr_06302009.html, diunduh 23 Juni 2014.
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
15 upaya konservasi harimau adalah dengan menjalin kerjasama bilateral dengan negara yang
memiliki kepentingan terkait dengan perlindungan harimau.
Kesimpulan
1. Harimau perlu dilindungi dan dijaga kelestariannya karena harimau memiliki peran
penting terhadap ekosistem disekitarnya. Melakukan perlindungan terhadap harimau
sama dengan melakukan perlindungan terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan
lain di habitatnya. Harimau perlu dilindungi dan dijaga kelestariannya karena
keberadaannya berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Harimau merupakan
indikator kesehatan suatu ekosistem dimana harimau tersebut hidup. Melindungi
keberadaan harimau dan melakukan reboisasi terhadap habitat mereka dapat
memberikan manfaat yang luar biasa bagi dunia. Selain itu, harimau perlu dilindungi
dan dijaga kelestariannya karena harimau memiliki tempat khusus dalam kebudayaan
banyak negara. Beberapa negara di Asia, menganggap penting harimau, karena
harimau merupakan simbol negara tersebut ataupun merupakan simbol penting dalam
suatu agama yang mereka anut.
2. Pengaturan mengenai konservasi harimau di dunia internasional dapat dibagi menjadi
tiga bagian. Bagian pertama, perjanjian internasional yang berkenaan dengan
konservasi harimau adalah Convention on International Trade in Endangered Species
of Wild Fauna and Flora 1973 (CITES), Convention on Biological Diversity 1992
(CBD), Convention Concerning the Protection of the World Cultural and Natural
Heritage 1972 (World Heritage Convention) dan ASEAN Agreement on the
Conservation of Nature and Natural Resources 1985. Bagian kedua, pengaturan yang
berkenaan dengan konservasi harimau dilingkup regional adalah Manifesto on
Combating Wildlife Crime in Asia, Hua Hin Declaration on Tiger Conservation dan
St. Petersburg Declaration on Tiger Conservation dan bagian ketiga, pengaturan yang
berkenaan dengan konservasi harimau secara bilateral adalah Protocol on
Conservation of the Royal Bengal Tiger of the Sunderban Between The Government of
the Republic of India and Government of the People's Republic of Bangladesh, Joint
Resolution of Agreed Actions as an Outcome of the 2nd Meeting of the Sub-Group on
Tiger and Leopard Conservation Between Russia and India dan Memorandum of
Understanding Between The Ministry of the Republic of Indonesia and the Ministry of
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
16 Forestry of the People's Republic of China Regarding The Cooperation in the Field of
Forestry.
3. Terkait dengan praktik konservasi yang dilakukan oleh beberapa negara dalam upaya
menjaga kelestarian harimau, artikel ini memfokuskan praktik konservasi yang
dilakukan oleh negara Cina, India, Rusia dan Indonesia. Praktik konservasi yang
mereka lakukan adalah dengan meratifikasi dan mengimplemetasikan konvensikonvensi yang terkait dengan konservasi harimau (CITES, CBD dan WHC) dimana
mereka merupakan pihak di dalamnya. Kemudian mereka juga menerbitkan peraturan
nasional yang terakait dengan konservasi harimau. Cina menerbitkan Law of the
People's Republic of China on the Protection of Wildlife 1988. India menerbitkan The
Wildlife Protection Act 1972. Rusia menerbitkan Federal Law of the Russian
Federation on Wildlife 1995.Indonesia menerbitkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Pemanfaatan Jenis
Tumbuhan dan Satwa Liar. Adapun proyek yang dilakukan di masing-masing negara
tersebut. Hal lain yang dilakukan negara-negara tersebut dalam upaya konservasi
harimau adalah dengan menjalin kerjasama bilateral dengan negara yang memiliki
kepentingan terkait dengan perlindungan harimau.
Saran
1. Pemerintah negara-negara yang memiliki harimau, dengan dibantu dengan organisasi
non kepemerintahan yang bernaung di bidang konservasi, dapat melakukan sosialisasi
secara besar-besaran dan menyeluruh, dengan menggunakan media yang mudah
diakses khalayak banyak, terkait dengan sosialisasi pentingnya peran harimau untuk
bumi kita. Serta melakukan sosialisasi terkait melakukan perburuan, perdagangan dan
hal ilegal lainnya terhadap harimau merupakan suatu tindak pidana yang serius.
2. Negara-negara yang memiliki harimau sebaiknya memperbanyak petugas patroli, agar
dapat melakukan pemantuan yang lebih baik lagi terhadap kondisi harimau di
negaranya. Kemudian negara-negara tersebut dapat membentuk suatu instrumen
hukum nasional berupa peraturan nasional yang khusus membahas mengenai
konservasi harimau. Dimana peraturan tersebut mengatur mengenai tindakan-tindakan
yang tidak boleh dilakukan terhadap harimau, sanksi atas tindakan tersebut, serta hal-
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
17 hal terkait dengan perlindungan harimau lainnya. Dimana tujuan pembentukan
peraturan tersebut untuk mempermudah memiliki acuan hukum terkait konservasi
harimau.
3. Negara-negara yang memiliki harimau tetap melanjutkan dan memperkuat jalinan
kerjasama diantara mereka terkait dengan konservasi harimau. Secara rutin saling
memberikan informasi terkait kemajuan terhadap kondisi harimau di wilayah mereka,
dan juga tindak pidana terkait yang terjadi di wilayah mereka. Khusus negara-negara
di ASEAN yang belum meratifikasi ASEAN Agreement on the Conservation of Nature
and Natural Resources1985, diharapkan agar dapat meratifikasi perjanjian tersebut,
agar perjanjian tersebut dapat segera entry into force.
Daftar Referensi
Buku
Birnie, Patricia dan Alan Boyle (2002). International Law & The Environment (2nd ed.). New
York: Oxford University Press Inc.
Ellis, Richard (2005). Tiger Bone & Rhino Horn: The Destruction of Wildlife for Traditional
Chinese Medicine. Washington: Island Press.
Environmental Investigation Agency (2011). Enforcement Not Extinction: Zero tolerance on
tiger trade. London: Environmental Investigation Agency.
Mader, Sylvia S. (2011). Concepts of Biology (2nd ed). New York: McGraw-Hill.
Vié Jean Christophe, Craig Hilton Taylor dan Simon N. Stuart (2009) (Ed). Wildlife In A
Changing World: An analysis of the 2008 IUCN Red List of Threatened Species™. Gland:
IUCN.
Artikel
Cheung, Julie (1995). Implementation and Enforcement of CITES: An Assessment of Tiger
and Rhinoceros Conservation Policy in Asia. Pacific Rim Law & Policy Journal, vol. 5, no. 1.
Dybas, Cheryl Lyn (2010). The Once and Future Tiger. Bioscience, vol. 60. No. 11.
Global Tiger Initiative (2012). Global Tiger Recovery Program: Implementation Report June
2012. Washington: Global Tiger Initiative Secretariat.
Kai Ching Cha (2001). Can The Convention On Biological Diversity Save The Siberian
Tiger?. Environs, vol. 24, no. 2:3.
Kheng-Lian Koh (2007). ASEAN Environmental Protection in Natural Resources and
Sustainable Development: Convergence versus Divergence?. MqJICEL, vol. 4.
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
18 Nagle, John Copeland (1997). Why Chinese Wildlife Disappears as CITES Spreads. The
Georgetown Int'l Envtl. Law Review, vol. 9: 435.
Nowell, Kristin dan Xu Ling (2007). Taming The Tiger Trade: China's Markets For Wild And
Captive Tiger Products Since The 1993 Domestic Trade Ban. Hong Kong: TRAFFIC East
Asia.
Sas-Rolfes, Michael 'T. (1998). Who Will Save The Tiger?. Perc Policy Series, isu no. PS-12.
Kamus
Collin, P.H. (2004). Dictionary of Environtment & Ecology (5th ed.). London: Bloomsbury
Publishing Plc.
Peraturan Perundang-Undangan
Agreement on the Conservation of Nature and Natural Resources, 1985.
Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and
(CITES). 1973.
Flora
Convention on Biological Diversity, 1992.
World Heritage Convention, 1972.
Indonesia. Undang-Undang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan
No. 5 tahun 1990, LN No. 49 Tahun 1990.
Ekosistemnya, UU
. Undang-Undang Tentang Kehutanan, UU No. 41 tahun 1999, LN No. 167 Tahun
1999.
Peraturan Lainnya
Memorandum of Understanding Between The Ministry of the Republic of Indonesia and the
Ministry of Forestry of the People's Republic of China Regarding The Cooperation in the
Field of Forestry. 1992.
Internet
"The
Amur
Tiger
Programme",
diunduh
http://programmes.putin.kremlin.ru/en/tiger/program.
14
Juni
"Background", diunduh
13
Juni
http://projecttiger.nic.in/content/107_1_Background.aspx,.
"Harimau
Sumatera",
diunduh
http://www.savesumatra.org/index.php/species/detail/1.
22
2014,
2014,
April
2014,
Manajemen Otoritas CITES Republik Rakyat Cina, diunduh 12 Juni 2014, "Report on
Implementing
Resolution
Conf.12.5
of
CITES",
http://www.cites.org/common/cop/14/doc/E14-52A01.pdf, hlm.2.
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
19 “MUI Keluarkan Fatwa Perlindungan Satwa Langka”,
diunduh
23
Juni
2014,
http://www.wwf.or.id/?32002/MUIKeluarkanFatwaPerlindunganSatwaLangkaIndonesia.
"Panthera tigris (Tiger)", diunduh 21 Maret 2014, http://www.iucnredlist.org/details/15955/0.
"Pembalakan Liar di Jambi Tak Pernah Berhenti", diunduh 27 April 2014,
http://www.tempo.co/read/news/2012/12/21/206449666/Pembalakan-Liar-di-Jambi-TakPernah-Berhenti,
"Species
Threats",
diunduh
16
Februari
2014,
http://wwf.panda.org/about_our_earth/species/problems/.
"Tiger", diunduh 21 Maret 2014, https://worldwildlife.org/species/tiger.
"Tigers In Culture And Folklores", diunduh 25 April 2014, http://www.tigers.org.za/tigers-inculture-and-folklore.html#.U16-IF6GOzg.
“U.S.-Indonesia Debt-for-Nature Deal to Save Forests in Sumatera”, diunduh 23 Juni 2014,
http://jakarta.usembassy.gov/pr_06302009.html.
"Why Tigers Matter", diunduh 25 April 2014, http://globaltigerinitiative.org/about-tigers/whytigers/.
"World Heritage", diunduh 8 Mei 2014, http://whc.unesco.org/en/about/.
Lain-Lain
Wawancara dengan Pak Ahmad Munawir, Kepala Seksi Taman Nasional, Direktorat
Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lindung, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan
Konservasi Hutan, Kementerian Kehutanan, 24 April 2014, Jakarta.
Wawancara dengan Pak Nandang Prihadi, Divisi Program dan Konvensi CITES, Direktorat
Konservasi Keanekaragaman Hayati, Kementerian Kehutanan, 24 April 2014, Jakarta.
Konservasi Harimau..., Nurul Azizah Zahrahwati, FH UI, 2014
20 
Download