Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Mutasi merupakan perubahan-perubahan genetis yang berasal dari perolehan material genetik asing. Sel-sel yang berubah dinyatakan sebagai sel-sel transformasi, meskipun perubahan-perubahan ini sepenuhnya permanen dan dapat diwariskan sebagaimana mutasi yang terjadi di dalam genom. Mutasi dapat menyangkut atau seluruh kromosom atau sebagian besar kromosom yang dikenal sebagai mutasi menyeluruh (mutasi kromosomal). Atau bisa juga terjadi perubahan dan deretan nukleotida di dalam gen-gen individual dan dikenal sebagai mutasi noktah. (Anna C.Pai, 1985). Lalat buah (Drosophila melanogaster), merupakan organisme yang cocok sekali untuk kajian-kajian genetik. Morgan menemukan seekor lalat jantan dengan mata putih yang berbeda dengan mata normal, yaitu merah. Kehadiran pigmen-pigmen mata pteridin menyebabkan warna mata pada Drosophila melanogaster berwarna merah. Dan pigmen pteridin ini tidak terlihat dalam cahaya putih tetapi akan berfluoresensi dalam cahaya ultraviolet. Selain itu, jika terjadi mutasi pada gen yang berperan dalam pembentukan pteridin , maka warna yang teramati akan tergantung kepada kombinasi jenis pteridin yang ada. Pteridin pada lalat buah terdiri dari dua kelompok yaitu Drosopterin (menyebabkan warna merah pada mata) dan Ommokrom (menyebabkan warna cokelat pada mata). Fenotipe normal untuk suatu karakter (fenotipe yang paling umum ditemui di populasi alami), seperti mata merah pada Drosophila, disebut tipe liar (wild type). Karakter-karakter alternatif dari tipe liar, seperti mata putih pada Drosophila, disebut Kelompok 4 1 Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster fenotipe mutan (mutan phenotype), karena sebenarnya berasal dari alel tipe liar yang mengalami perubahan atau mutasi. (Campbell, 2002). 2. Tujuan 1) Membandingkan pigmen-pigmen yang terdapat pada masing-masing mutan dengan pigmen-pigmen yang terdapat pada lalat normal 2) Menentukan pigmen-pigmen mana yang termasuk kelompok drosopterin dan mana yang termasuk kelompok ommokrom. 3) Menghitung nilai Rf dari masing-masing pigmen yang tampak 3. Dasar Teori Gen merupakan bagian dari kromosom (DNA) yang dapat ditranskripsi dan ditranslasi sehingga menghasilkan suatu protein. Diantara fungsi protein di dalam sel adalah sebagai enzim yang mengkatalisis reaksi-reaksi yang terjadi ataupun sebagai protein structural yang membentuk sel. Protein merupakan bentuk utama dari suatu gen. Akibat aktivitas dari protein dapat kita lihat fenotip-fenotip yang dapat kita amati. Jika suatu gen termutasi dimana urutan nukleotida dari gen tersebut berubah dapat mengakibatkan terjadi perubahan dari protein yang dihasilkan. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan dari aktivitas protein dan fenotip yang kita amati. Jika mutasi yang terjadi menyebabkan suatu protein tidak berfungsi, maka mutan yang dihasilkan bersifat resesif. Mutasi merupakan perubahan-perubahan genetis yang berasal dari perolehan material genetik asing. Sel-sel yang berubah dinyatakan sebagai sel-sel transformasi, meskipun perubahan-perubahan ini sepenuhnya permanen dan dapat diwariskan sebagaimana mutasi yang terjadi di dalam genom. (Anna C.Pai, 1985) Mutasi Germinal dan Somatis Kelompok 4 2 Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster Mutasi ini akan diwariskan kepada generasi berikutnya. Mutasi-mutasi yang terdapat dalam telur san sperma dinyatakan sebagai mutasi geminal. Mutasi ini akan berakibat pada keturunan mutan, tetapi tidak pada keturunan individual itu sendiri. Mutasi juga dapat terjadi pada setiap sel tubuh, mutasi ini dikenal sebagai mutasi somatis. Mutasi somatis menyebabkan perubahan pada individual itu dan tidak diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya. Mutasi Kromosonal Mutasi dapat menyangkut atau seluruh kromosom atau sebagian besar kromosom yang dikenal sebagai mutasi menyeluruh (mutasi kromosomal). Atau bisa juga terjadiperubahan dan deretan nukleotida di dalam gen-gen individual dan dikenal sebagai mutasi noktah. (Anna C.Pai, 1985). Melihat pada tempat terjadinya, perubahan bahan genetik dapat dibagi 2 jenis : 1. Mutasi Kecil/titik Mutasi kecil (point mutation) merupakan perubahan yang terjadi susunan molekul (AND) gen. Lokus gen itu sendiri tetap. Mutasi ini yang menimbulkan alel. 2. Mutasi Besar/aberasi Mutasi besar (gross mutation) merupakan perubahan yang terjadi pada struktur dan susunan kromosom. (Wildan, 1983). Efek langsung dari mutasi bersifat membahayakan. Mutasi terjadi secara acak, karenanya mutasi hampir selalu merusak hidup yang mengalaminya. Logika mengatakan bahwa intervensi secara tak sengaja pada sebuah struktur sempurna dan kompleks tidak akan memperbaiki struktur tersebut, tetapi merusaknya. Dan memang, tidak pernah ditemukan satu pun “mutasi yang bermanfaat”. Drosophila yaitu sejenis serangga yang umumnya tidak berbahaya dan merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah. Lalat buah adalah serangga yang mudah berkembang biak. Dari satu perkawinan saja dapat dihasilkan ratusan keturunan, dan generasi yang baru dapat dikembangbiakan setiap dua minggu. Karateristik ini menjadikan lalat buah merupakan organisme yang cocok sekali untuk kajian-kajian genetik. Kelompok 4 3 Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster Keuntungan lain dari lalat buah adalah lalat ini hanya mempunyai empat pasang kromosom, yang dapat dengan mudah dibedakan melalui mikroskop cahaya. Terdapat tiga pasang kromosom autosom dan satu pasang kromosom seks. Lalat buah betina mempunyai sepasang kromosom X yang homolog, sedangkan yang jantan mempunyai satu kromosom X dan satu kromosom Y. Pertama kali T.H. Morgan menemukan karakter mata putih (white) pada Drosophila. Selanjutnya Beadle dan Tatum menemukan jenis lain dari warna mata Drosophila. Berbagai perubahan pada gen (mutasi) dapat mempengaruhi struktur, fungsi, atau pengaturan protein yaitu enzim. Warna mata pada mutan berbeda dibandingkan yang lainnya karena terdapat kecacatan/kerusakan satu atau beberapa enzim yang dibutuhkan dalam jalur biokimia dalam sintesis pigmen. Sebagai konsekuensinya, pigmen menjadi hilang dan atau terdapat pigmen berbeda yang terakumulasi karena kerusakan pada jalur biosintesis pigmen tersebut. Ada dua jenis pigmen mata Drososphila yaitu : 1. Pigmen cokelat yang disebut juga ommochrome, yang dihasilkan dari metabolisme triptofan. 2. Pigmen merah yang disebut juga pteridine, yang dihasilkan dari metabolisme purin. Warna mata pada lalat liar yaitu perpaduan antara beberapa pigmen yang berbedabeda. Pada Drosophila melanogaster terdiri atas 7 pteridine. Jika terjadi mutasi pada jalur ommochrome (pigmen cokelat), warna cokelat akan hilang dan warna mata akan menjadi merah terang. Sebaliknya, jika terjadi mutasi pada jalur pteridin maka warna mata akan menjadi lebih gelap. Suatu mutan diberi nama berdasarkan warna matanya, dan tidak berhubungan dengan kerusakanan biokimia. Sebagai contoh, mutan brown memiliki warna mata cokelat, karena kehilangan pteridine, sehingga mutasi mempengaruhi suatu enzim pada jalur biosintesis pteridine. (http://agushome.blogspot.com/2009/07/pigmenmata-drosophila.html.) Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan Kelompok 4 4 Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom. (http://agushome.blogspot.com/2009/07/kromatografi.html) Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisa lebih lanjut. Beberapa alatalat analitik dapat digabungkan dengan metode pemisahan untuk analisis secara on-line (on-line analysis) seperti: penggabungan kromatografi gas (gas chromatography) dan kromatografi cair (liquid chromatography) dengan mass spectrometry (GC-MS dan LCMS), Fourier-transform infrared spectroscopy (GC-FTIR), dan diode-array UV-VIS (HPLC-UV-VIS). http://id.wikipedia.org/wiki/Kromatografi Kelompok 4 5 Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster METODE KERJA 1. Alat dan Bahan Alat : Kertas saring Whatman no.1 Gunting Penggaris Pensil Jarum Pentul Alat Penjepret kertas Bejana kromatografi dengan tutup gelas Lampu UV Bahan : Lalat buah normal Mutan white, beberapa mutan dengan warna gelap dan terang Vaselin 2. Cara Kerja a) Kertas saring berukuran 16 cmx 16 cm diberi tanda b) Beri tanda-tanda o dengan pensil pada garis pertama dengan jarak masing-masing 2 cm. c) Tulis nama kelompok disebelah atas kertas saring dengan menggunakan pensil. d) Isilah benjana dengan larutan NBA setinggi 1 cm. Oleskan vaselin pada mulut bejana dan tutup bejana dengan tutup kaca. e) Ambil tiga lalat buah dengan fenotip yang sama dan potong kepala lalat buah tersebut dengan jarum pentul f) Letakkan satu kepala diatas tanda o pada kertas saring dan tekan kepalanya. Letakkan kepala ke dua ditempat yang sama dan tekan kepalanya. Ulangi lagi untuk kepala ke tiga. Kelompok 4 6 Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster g) Pada kertas saring harus ada kepala lalat normal dan kepala lalat putih, dan lalat dengan warna yang lebih gelap dari normal dan lebih muda dari normal. h) Gulung kertas saring sehingga latak sisi kiri dan kanan bersebelahan dan jepret kertas saring disebalah atas dan bawah. Jangan sampai kedua sisi bersentuhan. Masukan kertas saring secara tegak di dalam bejana. Jangan sampai kertas saring bersentuhan dengan yang lain atau bejana. Tutup Bejana dan beri vaselin, diamkan beberapa jam sampai latutan eluen bergerak melewati garis ke dua. i) Ambil kertas saring, buat garis dengan pensil pada batas pergerakan eluen dampai di garis ke dua. j) Keringkan kertas saring dan amati dibawah sinar putih dan sinar UV. Beri tanda dengan pensil sekeliling bercak yang terlihat dan catat warnanya dan warna fluorensesinya. k) Menentukan pigmen kromatogram Kelompok 4 7 Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster HASIL PENGAMATAN 1. Hasil Pengamatan Pigmen Mata Drosophila melanogester No 1 Gambar Keterangan Kertas kromatografi kelompok 3 dan 4 (Batas titik dan garis kelompok 3 ) 2 Batas titik dan garis kelompok 4 Kelompok 4 8 Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster 3 Pada saat dimasukkan ke dalam tabung kromatografi 4 Pada saat dilihat di bawah sinar UV 5 Pada saat sinar UV sudah dimatikan gambar terlihat tampak seperti disamping. Kelompok 4 9 Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster Jawaban Pertayaan 1. Apakah yang disebut fluoresensi? Jelaskan proses fluoresensi yang terjadi? Jawab : Fluoresensi adalah pemencaran sinar oleh atom atau molekul setelah terlebih dahulu disinari. Dalam kegiatan praktikum genetika ini fluoresensi yang dimaksud adalah pemendaran cahaya pada pigmen mata oleh sinar UV. Karena pigmen mata pada pteridin pada lalat buah tidak dapat terlihat dalam cahaya putih (lampu neon/lampu pijar), tetapi akan berfluoresensi dalam cahaya sinar Ultraviolet. 2. Hitunglah nilai Rf dari setiap pigmen yang tampak? Jawab : Normal = Rf = 2,4/10 = 0,24 (normal) White = Rf = 0,5/10 = 0,05 (mutan) Lalat buah mata White memiliki warna putih jernih. Pada mata White nilai Rf adalah 0. Hal ini berarti pigmen mata tidak terdapat pada mutan tipe white. Mutan tipe ini terjadi mutasi pada kedua sintesis pigmen yaitu mutasi yang menyebabkan hilangnya kelompok ommokrom dan kelompok pteridin/Drosopterin sehingga pembentukan warna pigmen mata tidak terjadi. Cloth = Rf = 1,8/10 = 0,18 (mutan) Lalat buah mata Cloud memiliki warna mata merah terang dibandingkan dengan merah pada mata lalat normal. Warna mata merah terang terjadi karena mengalami mutasi sehingga sintesis ommokrom tidak terjadi. Hal inilah yang akan menyebabkan pigen cokelat tidak ada sehingga yang ada hanya pigmen merah saja. Sephia = Rf = 4/10 = 0,4 (mutan) matanya mengalami mutasi pada gen-gen tertentu yang berperan dalam pembentukan pigmen, baik itu pigmen pteridin atau pigmen ommokrom. Lalat buah (Drosophila melanogaster) mata sepia terjadi mutasi pada gen yang berperan dalam pembentukan atau sintesis pteridin/drossopterin yaitu pada saat perubahan Dihidrobiopterin menjadi Sepiapterin sehingga Sepiapterin tidak diubah menjadi Xanthopterin. Sedangkan pada sintesis ommokrom tetap terjadi sehingga warna cokelat lebih Kelompok 4 10 Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster mendominasi dibandingkan dengan warna merah. Dengan kata lain, mata pada mutan sepia adalah cokelat. 3. Apakah tujuan dari praktikum ini? Jawab : Tujuan praktikum genetika bab kromatografi ini diantaranya : a. Membandingkan pigmen-pigmen yang terdapat pada masing-masing mutan dengan pigmen-pigmen yang terdapat pada lalat buah normal. b. Menghitung nilai Rf dari setiap pigmen yang tampak. Kelompok 4 11 Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster PEMBAHASAN Pembahasan Pigmen Mata Drosophila melanogester Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom. Percobaan Kromatografi Pigmen Mata dilakukan pada Melanogaster sp. jenis mutan White, Sephia, cloth dan 1 Normal. Percobaan dilakukan untuk membandingkan pigmen-pigmen yang terdapat pada masing-masing mutan dengan pigmen-pigmen yang terdapat pada lalat buah normal, serta untuk menghitung nilai Rf dari setiap pigmen yang tampak. Berdasarkan hasil pengamatan, pada intinya semua hasil perlakuan dari mata Drosophila jenis mutan White, Sephia, Cloth dan 1 Normal berpendar. Ini berarti terdapat pigmen mata pada semua jenis tersebut. Seharusnya pada mata tipe mutan White tidak berpendar, karena white tidak memiliki pigmen mata. Namun karena mungkin terkontaminasi, terdapat titik kecil yang berpendar sehingga terkesan semua mempunyai pigmen, padahal hanya mutan White yang seharusnya tidak berpendar dan tidak mempunyai pigmen mata. Diketahui hasil Rf Drosophila sp. yang diamati, yaitu; 1. Normal = Rf = 2,4/10 = 0,24 2. White = Rf = 0,5/10 = 0,05 3. Sephia = Rf = 4/10 = 0,4 4. Cloth = Rf = 1,8/10 = 0,18 Dengan demikian diketahui warna pigmen mata dari Drosophila sp. yang diamati, yaitu; 1. Normal : Memiliki warna 2. White : Putih Kelompok 4 12 Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster 3. Sephia : Cokelat 4. Cloth : Merah terang Berarti pada masing-masing mutan terjadi mutasi sehingga terbentuk berbagai warna mata seperti cokelat, putih dan merah terang. 1. Normal Kehadiran pigmen-pigmen mata pteridin menyebabkan warna mata pada Drosophila berwarna merah. Pada Drosophila normal, terdapat kombinasi jenis pteridin yang ada yaitu drosopterin; yang menyebabkan warna merah pada mata, dan Ommokrom; yang menyebabkan warna cokelat pada mata. Kedunya terjadi kombinasi yang baik, sehingga pigmen mata Drosophila berwarna merah normal, kombinasi dari keduanya. 2. White Mutan tipe ini terjadi mutasi pada kedua sintesis pigmen yaitu mutasi yang menyebabkan hilangnya kelompok ommokrom dan kelompok pteridin/Drosopterin sehingga pembentukan warna pigmen mata tidak terjadi, dan terbentuklah warna mata Drosophila yang putih. 3. Sephia Matanya mengalami mutasi pada gen-gen tertentu yang berperan dalam pembentukan pigmen, baik itu pigmen pteridin atau pigmen ommokrom. Lalat buah (Drosophila melanogaster) mata sepia terjadi mutasi pada gen yang berperan dalam pembentukan atau sintesis pteridin/drossopterin yaitu pada saat perubahan Dihidrobiopterin menjadi Sepiapterin sehingga Sepiapterin tidak diubah menjadi Xanthopterin. Sedangkan pada sintesis ommokrom tetap terjadi sehingga warna cokelat lebih mendominasi dibandingkan dengan warna merah. Dengan kata lain, mata pada mutan sepia adalah cokelat. 4. Cloth Lalat buah mata Cloud memiliki warna mata merah terang dibandingkan dengan merah pada mata lalat normal. Warna mata merah terang terjadi karena mengalami mutasi sehingga sintesis ommokrom tidak terjadi. Hal inilah yang akan menyebabkan pigen cokelat tidak ada sehingga yang ada hanya pigmen merah saja. Kelompok 4 13 Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster Sintesisnya 1. Normal Terjadi sintesis pada kedua pigmennya sehingga enzim pada jalur biosintesis pteridin dan ommokrom terjadi dan hasilnya matanya merah normal, kombinasi keduanya. 2. White Pada mutan ini terjadi mutasi pada kedua sintesis pigmen, yaitu mutasi pada jalur ommochrome (pigmen cokelat), warna cokelat akan hilang. Dan terjadi mutasi pada jalur pteridin maka warna mata akan menjadi lebih gelap. Pada kedua sintesis pigmennya tidak terjadi pembentukan warna sehingga warna matanya putih. 3. Sephia Pada mutan ini terjadi mutasi pada jalur pteridin, maka warna mata akan menjadi lebih gelap sehingga mempengaruhi suatu enzim pada jalur biosintesis pteridine. Sedangkan pada sintesis ommokrom tetap terjadi sehingga warna cokelat lebih mendominasi dibandingkan dengan warna merah. 4. Cloth Pada mutan ini terjadi mutasi sehingga sintesis ommokrom tidak terjadi, mempengaruhi suatu enzim pada jalur biosintesis ommokrom hanya sintesis pigmen pteridin yang terjadi. Hal inilah yang akan menyebabkan pigen cokelat tidak ada sehingga yang ada hanya pigmen merah saja, sehingga warna matanya merah terang melebihi mata Drosophila normal. Kelompok 4 14 Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 3 dan kelompok 4 pada Percobaan Kromatografi Pigmen Mata dilakukan pada Melanogaster sp. didapatkan bahwa semua hasil perlakuan dari mata Drosophila jenis mutan White, Sephia, Cloth dan Normal berpendar. Ini berarti terdapat pigmen mata pada semua jenis tersebut. Seharusnya pada mata tipe mutan White tidak berpendar, karena white tidak memiliki pigmen mata. Saran Pada saat praktikum perlu diperhatikan jangan sampai terkontaminasi karena akanan mempengaruhi hasil yang ingin diharapkan. Seperti pada praktikum yang kami lakukan seharusnya white tidak memiliki pigmen mata tetapi terdapat titik kecil yang berpendar sehingga terkesan semua mempunyai pigmen. Kelompok 4 15 Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster DAFTAR PUSTAKA Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA : Coldspring Harbor Laboratory Press. Campbell, et. Al. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga Lindsley, Dan. 1992. The Genome of Drosophila melanogaster. California: Academic Press Inc,. Hartwell,L.H, Hood, L.,Goldberg,.,Reynolds, Silver, Veres. 2004. Genetics From Genes To Genoms second edition. New Delhi: McGraw-Hill Publishing Company LTD. Pai.C.Anna. 1985. Dasar-dasar Genetika. Jakarta: Erlangga. Shorrocks, B. 1972. Drosophila. London: Ginn & Company Limited. Salsani, Maria. 2007. Mengenal jenis-jenis mutan pada lalat buah berdasarkan jenis mata. Bandung : Jurusan Biologi Universitas Padjdjaran. Suryo. 2008. Genetika Strata 1. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Strickberger, Monroe, W. 1962. Experiments in Genetics with Drosophila. London: John Wiley and Sons, inc. Wheeler, MR. 1981. The Drosophilidae: a taxonomic overview. In: The genetics and biology of Drosophila (Ashburner M, Carson HL and Thompson JN Jr, eds). New York: Academic Press. Yatim, Wildan. 1983. Genetika. Bandung: Tarsito. Ashburner, Michael. 2002. Drosophila normal and Mutans. http://www.gen.cam.ac.uk/Research/ashburner . diakses tanggal 11 November 2009. Dirk rieger et al. 2007. Eye mutans of Drosophila melanogaster and Chromatograph, http://intl jbr.sagepub.com/cgi/content/abstract/22/5/387, diakses pada 12 September 2008 Indarti, 2009. Pigmen Mata Drosophila. [Online]. Tersedia : genetics http://agushome.blogspot.com/2009/07/pigmen-mata-drosophila.html. [23 April 2010] http://id.wikipedia.org/wiki/Kromatografi Indarti. 2009. Kromatografi. [Online] Tersedia : http://agushome.blogspot.com/2009/07/kromatografi.html.[23 April 2010] Kelompok 4 16