BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

advertisement
BAB III
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Pengelolaan keuangan daerah mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menjalankan roda pemerintahan, oleh karena itu pengelolaan keuangan daerah selalu
berkembang sesuai dengan tuntutan publik yang menginginkan pengelolaan keuangan
daerah yang makin transparan dan akuntabel, untuk itu pengelolaan keuangan
disesuaikan dengan perkembangan program-program Pemerintah Daerah yang sudah
ditetapkan menjadi Prioritas dalam Pembangunan Daerah. Disamping itu Pengelolaan
keuangan daerah selalu disesuaikan dengan Arah Kebijakan Umum maupun Prioritas
Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Pekalongan yang telah disepakati dan
ditetapkan sebagai bahan untuk menyusun program dan kegiatan guna mencapai
sasaran pembangunan daerah dengan menerapkan prinsip-prinsip efisiensi, efektifitas,
transparansi, akuntabilitas dan partisipasi.
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan
tersebut diperlukan adanya
keterpaduan dan sinkronisasi antar kegiatan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD)
dengan tetap memperhatikan tugas pokok, dan fungsi yang melekat pada
masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta adanya keterpaduan
program dan kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan kegiatan Pemerintah
Daerah Kabupaten Pekalongan sehingga dapat sinergi untuk melaksanakan program
dan kegiatan pembangunan daerah.
Untuk merealisasikan program dan kegiatan masing-masing SKPD maka
disusun kebijakan pengelolaan keuangan daerah melalui penyusunan Rencana
Strategis Daerah (Renstra) sebagai langkah awal dalam usaha mewujudkan kinerja
aparatur pemerintah dalam pembangunan melalui program peningkatan pengelolaan
keuangan dan kekayaan daerah, intensifikasi dan sinkronisasi antar kegiatan
ekstensifikasi
sumber-sumber
pendapatan
asli
daerah,
program
peningkatan
pengawasan, program peningkatan investasi, program penataan perundanganundangan, program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur serta program
pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan. Untuk itu disusun Kebijakan umum
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah guna memberikan petunjuk dan ketentuanketentuan umum yang telah disepakati bersama sebagai pedoman dalam penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta merupakan instrument dalam
penyusunan perencanaan anggaran serta sebagai dasar penilaian kinerja keuangan
daerah.
Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, pengelolaan
keuangan daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 masih berpedoman pada
Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, maka muncul hak dan kewajiban daerah
yang dapat dinilai dengan uang, sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem
pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud
merupakan sub sistem dari Sistem Pengelolaan Keuangan Negara dan merupakan
elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Selain itu juga terdapat
beberapa peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan pengelolaan keuangan
daerah di Kabupaten Pekalongan Tahun 2015, antara lain Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang secara teknis
mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah dirubah beberapa kali terakhir
dengan Permmendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut maka sumber - sumber
keuangan yang menjadi penerimaan pemerintah daerah terdiri atas Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain - Lain Pendapatan yang Sah. Penerimaan
pemerintah daerah tersebut merupakan sumber pendapatan yang sangat diperlukan
guna terselenggaranya pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan
pelayanan publik. Dalam hal ini, ketersediaan sumber keuangan tersebut harus
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
43
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
sebanding dengan kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pemerintahan.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) bertujuan untuk memberikan keleluasaan
kepada daerah dalam mengoptimalkan potensi pendanaan daerah sendiri dalam
pelaksanaan
otonomi
daerah
sebagai
perwujudan
asas
desentralisasi.
Dana
Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari APBN yang terdiri
atas Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU) serta Dana Alokasi Khusus (DAK).
Dana Perimbangan selain dimaksudkan untuk membantu daerah dalam mendanai
kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan
pemerintahan antara pusat dan daerah serta untuk mengurangi kesenjangan
pendanaan pemerintahan antar daerah. Ketiga komponen Dana Perimbangan ini
merupakan bagian dari transfer ke daerah dari pemerintah serta merupakan satu
kesatuan yang utuh.
Sehubungan dengan hal tersebut dan sesuai dengan struktur APBD Kabupaten
Pekalongan Tahun Anggaran 2015 yang masih mengacu pada ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka struktur APBD Kabupaten
Pekalongan Tahun Anggaran 2015 terdiri atas : (1) Penerimaan Daerah yang di
dalamnya terdapat Pendapatan Daerah dan Penerimaan Pembiayaan Daerah; serta (2)
Pengeluaran Daerah yang di dalamnya terdapat Belanja Daerah dan Pengeluaran
Pembiayaan Daerah.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
44
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Gambar 3.1
Struktur APBD Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015
PENERIMAAN
DAERAH
PENGELUARA
N DAERAH
Pendapatan
Daerah
Belanja
Daerah
Penerimaan
Pembiayaan
Pengeluaran
Pembiayaan
Daerah
Daerah
Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 10 Tahun 2014
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun
Anggaran 2015 dan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 11 Tahun 2015
tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pekalongan
Tahun Anggaran 2015, maka struktur APBD Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran
2015 terdiri atas :
1.
Pendapatan Daerah, terdiri atas :
a. Pendapatan Asli Daerah,
meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah;
b. Dana Perimbangan, meliputi Dana Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak, Dana Alokasi
Umum, dan Dana Alokasi Khusus;
c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah meliputi Pendapatan Hibah dari
Pemerintah, Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan dari Pemerintah Daerah Lainnya,
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi dan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
45
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Pemerintah Daerah Lainnya, Pendapatan Sumbangan dari Pihak Ketiga, dan
Dana Insentif Daerah.
2.
Belanja Daerah, terdiri atas :
a. Belanja Tidak Langsung, meliputi Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja
Subsidi, Belanja Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Belanja Bantuan
Keuangan, serta Belanja Tidak Terduga;
b. Belanja Langsung, meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang Jasa dan Belanja
Modal.
3.
Pembiayaan Daerah, terdiri atas :
a. Pembiayaan Penerimaan, meliputi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Sebelumnya (SiLPA);
b. Pembiayaan Pengeluaran, meliputi Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan
Modal (Investasi) Daerah, Pembayaran Pokok Utang, dan Pembayaran Hutang
Jangka Pendek.
Secara ringkas anggaran setelah perubahan dan realisasi pendapatan, belanja
dan pembiayaan pada Tahun Anggaran 2015 (sebelum audit laporan keuangan)
sebagaimana terlihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.1
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan,
Belanja dan Pembiayaan Daerah Kab. Pekalongan Tahun Anggaran 2015
NO.
URAIAN
TARGET
REALISASI
%
1.
Pendapatan Daerah
1.703.894.595.593,00
1.697.583.324.014,84
99,63
2.
Belanja Daerah
1.841.379.945.436,00
1.606.482.574.205,97
87,24
(137.485.349.843,00)
91.100.749.808,87
(66,26)
3.
Surplus / (Defisit)
Pembiayaan Daerah
a. Penerimaan Pembiayaan
144.141.874.399,00
144.162.745.749,07
100,01
b. Pengeluaran Pembiayaan
6.656.524.556,00
6.656.524.458,00
100,00
0,00
228.606.971.099,94
-
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Tahun Berkenaan (SiLPA)
Sumber : DPPKD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
46
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Dalam konteks keuangan daerah, yang dimaksud dengan Pendapatan
Daerah adalah hak- hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih, yang didapat dari sumber penerimaan internal maupun eksternal
pemerintah daerah. Sumber penerimaan pendapatan daerah secara garis besar
mencakup
pendapatan
asli
daerah,
pendapatan
dari
dana
perimbangan
pusat- daerah, dan lain- lain sumber pendapatan yang sah. Yang berarti juga
meliputi semua penerimaan uang melalui Kas Umum Daerah, yang menambah
ekuitas dana lancar dan merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang
tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Kenaikan dan penurunan pendapatan
daerah dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro nasional secara signifikan yaitu
terhadap Pendapatan Asli Daerah, terutama sektor pajak daerah. Dalam rangka
peningkatan pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten Pekalongan secara
kontinyu berupaya melakukan terobosan intensifikasi dan ekstensifikasi, sehingga
apabila terjadi penurunan pada salah satu sektor pendapatan, dapat diupayakan
untuk meningkatkan sektor lainnya yang memiliki potensi tinggi. Kebijakan
pendapatan
diarahkan
untuk
penggalian
Pendapatan
Asli
Daerah
melalui
intensifikasi dan ekstensifikasi dengan penuh kehati-hatian (karena sebagian besar
sumber Pendapatan Asli Daerah merupakan pengusaha/wajib pajak golongan kecil
menengah) dan optimalisasi dana perimbangan (DAU, DAK, dan bagi hasil pajak
dan bukan pajak) sehingga lebih proporsional serta menggali potensi pendapatan
lain yang sah.
Pendapatan Daerah terdiri atas 3 (tiga) kelompok yaitu Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah.
Pendapatan daerah dari sumber pendapatan asli daerah didapat dari penerimaan
pajak- pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan sumber pendapatan asli daerah lainnya yang sah. Kemudian
pendapatan daerah dari sumber dana perimbangan didapat dari bagi hasil pajak
dan bukan pajak, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus yang mana
kebijakan penetapannya merupakan kewenangan Pemerintah (pusat). Selanjutnya,
untuk pendapatan dari sumber lain- lain pendapatan daerah yang sah didapat dari
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
47
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
penerimaan dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya,
dana penyesuaian / otonomi khusus, bantuan keuangan dari provinsi atau
pemerintah daerah lainnya, dan dana penguatan desentralisasi fiskal dan
percepatan pembangunan daerah.
Pendapatan Asli Daerah merupakan cerminan kemampuan dan potensi
daerah, sehingga besarnya penerimaan PAD dapat mempengaruhi kualitas
otonomi daerah. Semakin tinggi kualitas otonomi daerah, maka ketergantungan
dengan Pemerintah Pusat semakin berkurang. Sedangkan Dana Perimbangan
merupakan sumber Pendapatan Daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung
pelaksanaan
kewenangan
Pemerintahan
Daerah
dalam
mencapai
tujuan
pemberian otonomi kepada daerah utamanya peningkatan pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat yang semakin baik.
Sejalan dengan proses dan mekanisme perencanaan pembangunan daerah
baik perencanaan tahunan, jangka menengah, maupun jangka panjang, aspek
keuangan daerah merupakan bagian yang menjadi pertimbangan pokok dalam
perencanaan. Hal tersebut berkaitan erat dengan penetapan rencana program /
kegiatan yang akan ditetapkan sebagai prioritas untuk dilaksanakan pada setiap
tahun anggaran. Daya dukung aspek keuangan daerah sangat berpengaruh
penting terhadap probabilitas maupun prospek keberhasilan pelaksanaan program
/ kegiatan yang ditetapkan. Oleh karenanya pendapatan daerah -
khususnya
konteks pendapatan asli daerah (sendiri) - menjadi tolok ukur dalam menetapkan
tingkat kemampuan fiskal daerah.
Kebijakan anggaran pendapatan tahun 2015 sebagaimana telah digariskan
dalam RPJMD Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 – 2016 diarahkan pada upaya
peningkatan intensifikasi sumber-sumber pendapatan asli daerah khususnya pajak
dan retribusi serta percepatan intensifikasi sumber-sumber pendapatan asli daerah
melalui optimalisasi BUMD.
Pelaksanaan atas kebijakan di bidang pendapatan daerah pada tahun 2015,
dilaksanakan dengan mempedomani ketentuan peraturan perundang-undangan
dan memperhatikan perkembangan ekonomi masyarakat yang banyak dipengaruhi
oleh
dinamika
perkembangan
ekonomi
nasional.
Oleh
karenanya
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
untuk
48
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
memberikan gambaran secara komprehensif dalam pelaksanaan pendapatan
daerah diuraikan secara runtut dan terstruktur diawali dari kebijakan yang bersifat
intensifikasi dan ekstensifikasi, dilengkapi dengan target dan realisasi sebagai
pencerminan tingkat capaian kinerja pendapatan daerah, permasalahan dalam
pelaksanaannya sekaligus dielaborasi solusi
dan pemecahan masalahnya yang
diuraikan sebagai berikut :
1.
Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Sesuai dengan kebijakan teknis operasional dibidang pendapatan
daerah yang meliputi kegiatan yang bersifat intensifikasi dan ekstensifikasi,
maka pada Tahun Anggaran 2015 telah dilakukan upaya peningkatan
pendapatan daerah untuk setiap jenis pendapatan antara lain sebagai berikut :
a.
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber penerimaan pendapatan
yang merupakan otoritas daerah, pelaksanaannya diorientasikan dan
berbasis kepada potensi daerah, oleh karenanya Pendapatan Asli Daerah
sering dijadikan parameter kemandirian otonomi suatu daerah dalam
aspek kemampuan keuangannya. Peningkatan PAD pada dasarnya adalah
merupakan upaya internal suatu daerah untuk memperkecil celah fiskal
(fiscal gap).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Sumbersumber Pendapatan Asli Daerah adalah Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Hasil Perusahaan Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang sah.
Kebijakan peningkatan pendapatan khususnya Pendapatan Asli
Daerah
tahun
2015
diarahkan
pada
penggalian
sumber-sumber
pendapatan pada sektor pajak dan retribusi daerah baik melalui
intensifikasi maupun ekstensifikasi secara selektif dan tidak berpotensi
menghambat akselerasi perkembangan aktivitas ekonomi. Oleh karena itu
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
49
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
hendaknya agar tidak menetapkan kebijakan yang memberatkan dunia
usaha dan masyarakat.
Pada
Tahun
Rp251.542.445.812,84
Anggaran
2015
capaian
dari
target
yang
kinerja
PAD
ditetapkan
sebesar
sebesar
Rp250.538.145.521,00 atau sekitar 100,40%. Jumlah tersebut apabila
dilihat dalam struktur APBD memberikan kontribusi terhadap total
pendapatan daerah sebesar 14,76%. Perkembangan capaian kinerja
tersebut berasal dari jenis pendapatan Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain PAD
yang sah. Pada Tahun Anggaran 2015 upaya yang dilakukan diantaranya
sebagai berikut :
1) Pajak Daerah
Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, kewenangan
dan jenis pajak yang dipungut Pemerintah Kabupaten Pekalongan ada
sebelas jenis, yaitu Pajak Hotel; Pajak Restoran; Pajak Hiburan; Pajak
Reklame; Pajak Penerangan Jalan; Pajak Parkir; Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan; Pajak Burung Walet; Pajak Air Tanah serta Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan; dan Pajak Bumi dan
Bangunan.
Terhadap jenis-jenis pajak daerah tersebut dilakukan upaya
intensifikasi dan ekstensifikasi dalam bentuk berbagai kegiatan yaitu :
menyusun rencana target pajak daerah, melakukan pelayanan di
bidang pajak daerah, melakukan intensifikasi penagihan secara
terpadu, melakukan penyesuaian dasar pengenaan pajak tahun 2015,
menyempurnakan
data
base
potensi
pendapatan,
melakukan
penggalian potensi wajib pajak baru, melakukan peningkatan sarana
dan prasarana pelayanan untuk meningkatkan sumber daya aparatur
pengelola pendapatan, baik segi mental maupun ketrampilan sehingga
benar-benar dapat diandalkan sebagai aparat pemungut yang cakap,
trampil, jujur dan profesional, serta melaksanakan regulasi peraturan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
50
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
daerah tentang pungutan pajak daerah selaras dengan UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009.
2) Retribusi Daerah
Sumber – sumber penerimaan retribusi Pemerintah Kabupaten
Pekalongan adalah Retribusi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dan
Puskesmas khususnya rawat inap, Retribusi Pelayanan Persampahan,
Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan mayat, Retribusi
Pelayanan Parkir di tepi jalan umum, Retribusi Pelayanan Pasar,
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi Penyedotan kakus,
Retibusi
Pegolahan
Limbah
Cair,Retribusi
Pengendalian
Menara
Telekomunikasi, Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi
Pasar Grosir, Retribusi Tempat Pelelangan, retribusi Terminal, Retribusi
Tempat
Khusus
Pesanggrahan/Villa,
Parkir,
Retribusi
Retribusi
Rumah
Tempat
Potong
Penginapan
Hewan,
Retribusi
Pelayanan Kepelabuhan, Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga,
Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah, Retibusi Ijin Mendirikan
Bangunan, Retribusi Izin Gangguan, Retribusi Izin Trayek dan
Retribusi Izin Usaha Perikanan.
Retribusi daerah dipungut atas dasar jasa/layanan yang
diberikan oleh pemerintah daerah kepada wajib retribusi, sehingga
pendapatan dari retribusi daerah tidak terlepas dari kualitas pelayanan.
Upaya intensifikasi pada retribusi daerah diarahkan terhadap objekobjek retribusi yang memiliki potensi untuk dikembangkan, antara lain :
 Retribusi parkir, dengan melakukan pengawasan atas penggunaan
karcis-karcis parkir;
 Retribusi
pelayanan
kesehatan
dilakukan
dengan
upaya
meningkatkan kualitas puskesmas, meningkatkan kualitas dan
kuantitas tenaga kesehatan.
3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
51
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Dalam rangka optimalisasi peran BUMD Kabupaten Pekalongan
terhadap pembangunan di daerah diperlukan upaya perbaikan kinerja
BUMD Kabupaten Pekalongan ke depan sebagaimana telah dirancang
dalam strategi Penataan BUMD Kabupaten Pekalongan. Dimana dalam
pelaksanaannya dilakukan melalui pembenahan pada berbagai aspek
yaitu aspek organisasi, manajemen dan penataan aset serta perkuatan
permodalan dan pembiayaan. Upaya perkuatan permodalan BUMD
Kabupaten Pekalongan dilakukan melalui penyertaan modal daerah
(dari Pemerintah Kabupaten Pekalongan) yang dilakukan sebagai
pemenuhan
kewajiban
modal
disetor
terhadap
modal
dasar
perusahaan sesuai dengan porsi kepemilikan modal/saham Pemerintah
Kabupaten Pekalongan. Adapun dalam pelaksanaan penyertaan modal
daerah dimaksud, direalisasikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
perusahaan sebagaimana yang telah dituangkan dalam rencana
perusahaan baik untuk jangka panjang, jangka menengah maupun
jangka pendek.
Bagian laba atas penyertaan modal meningkat sesuai dengan
performa perusahaan tersebut dan jumlah penyertaan modal yang
dimiliki pemerintah. Pemerintah Kabupaten Pekalongan mempunyai
penyertaan modal pada Koperasi dan UKM, Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM), BPR/BKK Kabupaten Pekalongan, BKK Kajen serta
Bank Jateng.
Pada
tahun
2015
Pemerintah
Kabupaten
Pekalongan
mengalokasikan anggaran untuk penyertaan modal kepada Bank
Jateng, BPR/BKK Kabupaten Pekalongan, BKK Kajen serta PDAM Tirta
Kajen sebesar Rp6.482.919.556,00.
4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Lain-lain
pendapatan
asli
daerah
yang
sah
Pemerintah
Kabupaten Pekalongan bersumber dari hasil penjualan aset daerah
yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, pendapatan BLUD
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
52
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
RSUD. Penerimaan jasa giro dan pendapatan bunga dari rekening
deposito merupakan hasil dari kebijakan memanfaatkan idlle money.
b.
Dana Perimbangan
Dana Perimbangan bertujuan untuk menciptakan keseimbangan
keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan antar Pemerintah
Daerah. Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak dan
Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam), Dana Alokasi Umum (DAU)
dan Dana Alokasi Khusus (DAK), merupakan sumber pendanaan bagi
daerah dalam pelaksanaan desentralisasi, yang alokasinya tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya, mengingat tujuan masing-masing jenis
penerimaan tersebut saling mengisi dan melengkapi.
Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber APBN yang
dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu
dengan memperhatikan potensi daerah penghasil. Dana Alokasi Umum
bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah melalui
penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan belanja pegawai,
kebutuhan fiskal, dan potensi daerah. Kebutuhan daerah dicerminkan dari
luas daerah, keadaan geografis, jumlah penduduk, tingkat kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat di daerah dan tingkat pendapatan masyarakat
di daerah. Sedangkan kapasitas fiskal dicerminkan dari Pendapatan Asli
Daerah, Dana Bagi Hasil Pajak dan Sumber Daya Alam. Dana Alokasi
Khusus dimaksudkan untuk mendanai kegiatan khusus yang menjadi
urusan daerah dan merupakan prioritas nasional, sesuai dengan fungsi
yang merupakan perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu,
khususnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pelayanan dasar masyarakat. Melalui prinsip-prinsip, mekanisme dan
penambahan
persentase
beberapa
komponen
dana
perimbangan,
diharapkan daerah dapat meningkatkan fungsi pemerintahan daerah
sebagai ujung tombak dalam pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah
Kabupaten Pekalongan sebagai wakil pemerintah pusat dan provinsi di
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
53
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
daerah, berupaya untuk tetap menjaga dan menjalankan perannya dalam
meningkatkan dana perimbangan. Upaya intensifikasi dan ekstensifikasi
oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan merupakan upaya yang bersifat
menunjang optimalisasi pendapatan daerah yang bersumber dari dana
perimbangan. Upaya-upaya tersebut antara lain :
1) Guna meningkatkan penerimaan PPh Orang Pribadi Dalam Negeri
(OPDN) dan PPh Pasal 21 dilakukan ekstensifikasi Wajib Pajak dan
intensifikasi PPh perseorangan yaitu antara lain melalui pendataan
potensi PPh Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21,
mensyaratkan kepada pihak ke tiga ber NPWP lokal, koordinasi dan
konsultasi ke Pemerintah Provinsi dan Pusat;
2) Dalam upaya meningkatkan Dana Alokasi Umum (DAU) dilakukan
melalui penyediaan data dasar yang akurat untuk perhitungan DAU,
yaitu data kapasitas fiskal, kebutuhan fiskal dan alokasi dasar/gaji
pegawai,
pelaksanaannya
berkoordinasi
dengan
Satuan
Kerja
Perangkat Daerah terkait dan Badan Pusat Statistik (BPS) serta
koordinasi dan konsultasi dengan Pemerintah Pusat (Kementerian
Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri).
c.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Dalam hal penerimaan dari lain-lain pendapatan yang sah pada
Tahun Anggaran 2015 ditargetkan sesuai dengan potensi dari jenis
penerimaan tersebut, antara lain pendapatan hibah, dana bagi hasil pajak
dari provinsi, dana penyesuaian otonomi khusus, serta bantuan keuangan
dari provinsi.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Daerah dalam rangka
optimalisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah dilakukan melalui :
1.
Koordinasi dan rekonsiliasi terkait dengan penerimaan bagi hasil pajak
pusat propinsi
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
54
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
2.
Mengajukan
usulan
program
kegiatan
yang
diharapkan
pembiayaannya dari pemerintah propinsi melalui Dana Bantuan
Keuangan.
2. Target dan Realisasi Pendapatan
Target pendapatan Pemerintah Kabupaten Pekalongan pada tahun
anggaran
2015
sebagaimana
tertuang
dalam
APBD
adalah
sebesar
Rp1.703.894.595.593,00 dan dapat terealisasi sebesar Rp1.697.583.324.014,84
atau mencapai 99,63%, sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI, dengan
perincian sebagai berikut :
Tabel 3.2
Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Pekalongan
Tahun Anggaran 2014
NO
URAIAN
TARGET
REALISASI*)
%
1.
Pendapatan Asli Daerah
250.538.145.521,00
251.547.743.333,84
100,40
2.
Dana Perimbangan
986.063.368.095,00
978.154.337.307,00
99,20
3.
Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sah
467.293.081.977,00
467.881.243.374,00
100,13
1.703.894.595.593,00
1.697.583.324.014,84
99,63
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Dari tabel tersebut terlihat bahwa realisasi PAD telah melampaui target
yang diharapkan. Dalam hal ini PAD tahun 2015 realisasinya sebesar
Rp251.547.743.333,84 atau mencapai 100,40% dari target yang diharapkan
dan bila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2014 terjadi penurunan sebesar
Rp3.489.273.857,62 atau turun 1,37%. Hal ini disebabkan adanya perubahan
regulasi berkenaan dengan pemindahan rekening pendapatan pada Pos
Pemerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ke rekening
pendapatan pada pos Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada
Fasilitasi Kesehatan Tingkat Pertama pada komponen Lain-Lain PAD yang Sah
sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
55
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.
Sementara untuk Dana Perimbangan realisasinya pada tahun 2015
sebesar Rp978.154.337.307,00 atau hanya mencapai 99,20% dari target yang
direncanakan dan bila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2014 terjadi
kenaikan sebesar Rp57.488.995.209,00 atau 6,24%. Dana Perimbangan ini
hanya tercapai 99,20% dikarenakan beberapa kegiatan yang bersumber dari
DAK Tambahan Tahun 2015 tidak dapat dilaksanakan di Kabupaten
Pekalongan. Sedang untuk realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
sebesar Rp467.881.243.374,00 atau mencapai pada kisaran 100,13% dan bila
dibandingkan
dengan
realisasi
Tahun
2014
terjadi
kenaikan
sebesar
Rp169.082.966.286,00 atau 56,59%. Hal ini dikarenakan pada tahun anggaran
2015 Pemerintah Kabupaten mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID) serta
Dana Desa yang bersumber dari APBN.
Jika
dilihat
dari
komposisi
anggarannya,
terlihat
bahwa
PAD
menyumbang 14,82% dari total realisasi pendapatan Kabupaten Pekalongan di
tahun 2015. Sedangkan untuk dana perimbangan memberikan kontribusi
terbesar, yaitu 57,62% dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar
27,56%.
Tabel 3.3
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Pekalongan
Tahun Anggaran 2014 dan 2015
NO
1.
2.
3.
URAIAN
Pendapatan Asli Daerah
Dana Perimbangan
Lain-Lain Pendapatan
Daerah Yang Sah
TOTAL
2014
255.037.017.191,46
920.665.342.098,00
298.798.277.088,00
NAIK /
2015 )
TURUN
(%)
251.547.743.333,84
(1,37)
978.154.337.307,00
6,24
467.881.243.374,00
56,59
*
1.474.500.636.377,46 1.697.583.324.014,84
15,13
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
56
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Secara rinci target dan realisasi masing-masing pendapatan daerah
Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 di atas, dapat diuraikan sebagai
berikut :
2.1.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan daerah
yang berasal dari : (1) Pajak Daerah; (2) Retribusi Daerah; dan (3) Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; serta (4) Lain-Lain
Pendapatan yang Sah. Penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Pekalongan pada Tahun Anggaran 2015 direncanakan
Rp250.538.145.521,00 dan dapat direalisasikan lebih besar dibandingkan
target,
yaitu
mencapai
sebesar
100,40%.
Rp251.547.743.333,84
Sumbangan
terbesar
atau
dari
penerimaannya
PAD
Kabupaten
Pekalongan adalah berasal dari Lain-Lain Pendapatan yang sah, yaitu
mencapai 79,99% dari target anggaran Lain-Lain Pendapatan yang sah.
Adapun perincian PAD Kabupaten Pekalongan pada Tahun Anggaran
2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.4
Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2015
NO
1.
2.
3.
4.
URAIAN
Hasil Pajak Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah
Yang Sah
TOTAL
TARGET
REALISASI*)
%
34.153.012.130,00
11.141.540.914,00
4.847.854.593,00
39.193.527.446,00
12.588.737.154,70
4.847.854.593,00
114,76
112,99
100,00
200.395.737.884,00
194.917.624.140,14
97,27
250.538.145.521,00 251.547.743.333,84 100,40
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Dari tabel diatas nampak bahwa komponen Hasil Pajak Daerah
dan Hasil Retribusi Daerah melampaui target relatif lebih besar dari yang
telah direncanakan semula. Tingginya realisasi pajak dan retribusi daerah
pada tahun 2015 ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi Kabupaten
Pekalongan terus mengalami kemajuan dari waktu ke waktu, yang
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
57
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
diiringi
dengan
usaha
dalam
menggali
sumber-sumber
potensial
penerimaan pajak daerah. Tingginya realisasi dari pajak dan retribusi
daerah ini juga menunjukkan bahwa masyarakat dan dunia usaha
Kabupaten Pekalongan telah sadar dan berperan serta aktif dalam upaya
pembangunan Kabupaten Pekalongan. Melalui penguatan sumbersumber pendapatan daerah, maka diharapkan terdapat peningkatan
efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik.
Tabel 3.5
Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2014 dan 2015
1.
Hasil Pajak Daerah
33.064.051.914,00
39.193.527.446,00
NAIK /
TURUN
(%)
18,54
2.
Hasil Retribusi Daerah
24.685.672.930,00
12.588.737.154,70
(49,00)
3.
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah
Yang Sah
TOTAL
3.558.548.965,00
4.847.854.593,00
36,23
193.728.983.382,46
194.917.624.140,14
0,61
255.037.257.191,46
251.547.743.333,84
NO
4.
URAIAN
2014
2015*)
(1,37)
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
2.1.1.
Pajak Daerah
Jenis pajak daerah yang direncanakan menjadi bagian
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pekalongan meliputi: (1)
Pajak Hotel; (2) Pajak Restoran; (3) Pajak Hiburan; (4) Pajak
Reklame; (5) Pajak Penerangan Jalan; (6) Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan; (7) Pajak Parkir; (8) Pajak Sarang Burung; (9)
Pajak Air Tanah; dan (10) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) serta (11) Pajak Bumi dan Bangnan (PBB).
Sesuai dengan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan
Nomor 6 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Pekalongan Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pajak
Daerah. Penerimaan dari Pajak Daerah Kabupaten Pekalongan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
58
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
pada
Tahun
Anggaran
Rp34.153.012.130,00
dan
2015
dapat
direncanakan
direalisasikan
lebih
sebesar
besar
dibandingkan target semua, yaitu sebesar Rp39.193.527.446,00
atau penerimaannya mencapai 114,76% sebelum dilakukan audit
oleh BPK-RI. Hal ini disebabkan kesadaran wajib pajak dalam
melakukan pembayaran pajak daerah dan seringnya dilakukan
intensifikasi dan ekstensifikasi yaitu dengan meninjau kembali
terhadap obyek pajak yang belum dibayar sesuai dengan Perda
dan melakukan pendataan terhadap obyek pajak yang belum
terpungut dengan rincian hasil pajak daerah dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 3.6
Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun 2015
NO
URAIAN
TARGET
1
Pajak Hotel
2
Pajak Restoran
3
4
5
Pajak Penerangan Jalan
6
Pajak Parkir
7
Pajak Pengembalian & Pemanfaatan ABT
8
REALISASI
%
258,840,000
338,148,364
130.64
1,214,035,000
1,789,218,336
147.38
Pajak Hiburan
89,495,000
115,082,327
128.59
Pajak Reklame
434,835,000
552,370,303
127.03
20,022,875,000
21,103,472,857
105.40
11,290,000
12,678,211
112.30
310,925,000
339,374,432
109.15
Pajak Sarang Burung walet
17,150,000
27,250,000
158.89
9
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
51,164,000
83,624,110
163.44
10
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
Perkotaan
9,729,203,130
11,408,159,541
117.26
11
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan
2,013,200,000
3,424,148,965
170.08
34,153,012,130
39,193,527,446
114.76
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Berdasarkan data pencapaian target pajak daerah tersebut,
maka pada tahun 2015 seluruh komponen pajak daerah dapat
melampaui target yang telah ditetapkan. Pajak Penerangan Jalan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
59
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
merupakan komponen terbesar dalam pendapatan pajak daerah
Kabupaten Pekalongan, yaitu 58,63% dari target pajak daerah.
Apabila dibandingkan dengan
tahun 2014, maka Pajak
Daerah pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 18,54%.
Tabel 3.7
Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran 2014 dan 2015
NO
URAIAN
2014
1
Pajak Hotel
2
Pajak Restoran
3
Pajak Hiburan
4
Pajak Reklame
5
Pajak Penerangan Jalan
6
Pajak Parkir
7
Pajak Pengembalian & Pemanfaatan ABT
8
9
10
11
2015*)
NAIK /
TURUN
(%)
331,276,018
338,148,364
2.07
1,230,281,353
1,789,218,336
45.43
101,542,699
115,082,327
13.33
406,135,682
552,370,303
36.01
18,848,747,855
21,103,472,857
11.96
10,359,500
12,678,211
22.38
319,723,561
339,374,432
6.15
Pajak Sarang Burung walet
31,900,000
27,250,000
(14.58)
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
Perkotaan
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan
51,163,800
83,624,110
63.44
9,423,564,283
11,408,159,541
21.06
2,309,357,163
3,424,148,965
48.27
33,064,051,914
39,193,527,446
18.54
JUMLAH
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
2.1.2.
Retribusi Daerah
Retribusi Daerah berdasarkan Undang – Undang Nomor 28
Tahun 2009 sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Retribusi Daerah, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran
atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan
pribadi atau Badan.
Jenis retribusi daerah yang menjadi bagian pendapatan
asli daerah Kabupaten Pekalongan meliputi :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
60
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
a) Retribusi Jasa Umum yang terdiri dari : (1) Retribusi
Pelayanan Kesehatan; (2) Retribusi Persampahan/Kebersihan;
(3) Retribusi
Pemakaman
dan
Pengabuan
Mayat; (4)
Retribusi Parkir Ditepi Jalan Umum; (5) Retribusi Pelayanan
Pasar; (6) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor; (7)
Retribusi Penyedotan Kakus dan (8) Retribusi Pengendalian
Menara Telekomunikasi.
b) Retribusi jasa usaha yang terdiri dari : (1) Retribusi Kekayaan
Daerah; (2) Retribusi Tempat Pelelangan Ikan; (3) Retribusi
Terminal; (4) Retribusi Tempat Khusus Parkir; (5) Retribusi
Tempat Penginapan/villa; (6) Retribusi Rumah Potong Hewan;
dan (7) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga; (8)
Retribusi Penjulan Produk Usaha Daerah; (9) Retribusi Sewa
Tanah dan Bangunan.
c) Retribusi perijinan tertentu yang terdiri dari : (1) Retribusi
Izin Mendirikan Bangunan; (2) Izin Gangguan (HO); dan (3)
Retribusi Izin Trayek; (4) Retibusi Surat Izin Penangkapan
Ikan dan Retibusi Jasa Pengujian Alat Laboratorim dan
Bengkel.
Pendapatan Retribusi Daerah pada Tahun Anggaran 2015
direncanakan
sebesar
direalisasikan
sebesar
penerimaannya
Rp11.141.540.914,00
Rp12.588.737.154,70
mencapai
112,99%.
dan
atau
Adapun
dapat
tingkat
perincian
pendapatan dari retribusi daerah pada tahun anggaran 2015
dapat dilihat sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3.8
Target dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun 2015
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
61
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
NO
URAIAN
REALISASI*)
TARGET
%
1.
Retribusi Jasa Umum
8.362.901.364,00
9.694.550.633,70
115,92
2.
Retribusi Jasa Usaha
2.072.599.550,00
2.247.003.521,00
108,41
3.
Retribusi Perizinan Tertentu
706.040.000,00
647.183.000,00
91,66
11.141.540.914,00
12.588.373.154,70
112,99
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Penerimaan terbesar Retribusi Daerah adalah Retribusi Jasa
Umum yang terealisasi sebesar Rp9.694.550.633,70 atau 115,92%.
Dibandingkan dengan realisasi tahun anggaran 2014 sebesar
Rp21.716.719.880,00,
maka
realisasi
tahun
anggaran
2015
mengalami penurunan sebesar Rp12.022.169.246,30 atau turun
55,36%. Penurunan ini karena pemindahan rekening pendapatan
pada Pos Pemerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
ke rekening pendapatan pada pos Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional pada Fasilitasi Kesehatan Tingkat Pertama pada komponen
Lain-Lain PAD yang Sah sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 32
Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama Milik Pemerintah Daerah.
Sedangkan
Retribusi
Jasa
Usaha
ditargetkan
sebesar
Rp2.072.599.550,00 terealisasi sebesar Rp2.247.003.521,00 atau
108,41%. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2014
sebesar Rp2.112.424.590,00, maka realisasi Tahun Anggaran 2015
mengalami peningkatan sebesar Rp134.578.931,00 atau 6,37%.
Retribusi Perizinan Tertentu yang terdiri atas Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB), ijin gangguan/keramaian, ijin trayek, ijin usaha
perikanan serta jasa laboratorium pada tahun anggaran 2015
direncanakan
sebesar
Rp706.040.000,00
terealisasi
sebesar
Rp647.183.000,00 atau 91,66%. Apabila dibandingkan dengan
penerimaan tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 24,42% yang
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
62
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
disebabkan karena penurunan retribusi dari ijin usaha perikanan
yang karena kondisi kios rusak sehingga tidak ada penyewa atau
tidak laku.
Tabel 3.9
Realisasi Retribusi Daerah Tahun 2014 dan 2015
1.
Retribusi Jasa Umum
21.716.719.880,00
9.694.550.633,70
NAIK / TURUN
(%)
(55,36)
2.
Retribusi Jasa Usaha
2.112.424.590,00
2.247.003.521,00
6,37
3.
Retribusi Perizinan Tertentu
856.288.460,00
647.183.000,00
(24,42)
24.685.432.930,00
12.588.737.154,70
(49,00)
NO
URAIAN
2015*)
2014
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
2.1.3.
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
merupakan laba yang diperoleh dari penyertaan modal pada : (1)
PD BPR BKK Kab. Pekalongan; (2) BPR BKK Kajen; serta (3)
Deviden Bank Jateng.
Penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan sebesar Rp4.847.854.593,00 dapat terealisasi 100%
dari target.
Tabel 3.10
Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan
Tahun 2015
NO.
URAIAN
1.
Bagian Laba atas Penyertaan Modal
pada perusahaan
Bagian Laba PD BPR BKK Kab. Pekalongan
Bagian Laba BKK Kajen
2.
REALISASI*)
%
1.530.568.286,00
1.530.568.286,00
100
335.604.030,00
335.604.030,00
100
2.981.682.277,00
4.847.854.593,00
2.981.682.277,00
4.847.854.593,00
100
100
TARGET
BUMD
Bank Jateng
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Tabel 3.11
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
63
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan
Tahun 2014 dan Tahun 2015
NO
1.
URAIAN
NAIK /
TURUN
(%)
2015*)
2014
Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD
Perusahaan Daerah
Bagian Laba BPR BKK Kab. Pekalongan
1.105.146.838,00
1.530.568.286,00
38,49
136.744.422,00
335.604.030,00
145,42
2.312.701.127,00
2.981.682.277,00
28,93
3.554.592.387,00
4.847.854.593,00
36,38
Bagian Laba BKK Kajen
BUMD
Bank Jateng
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
2.1.4.
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Pos pendapatan dari Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah dikelompokkan atas : (1) Hasil Penjualan Aset Daerah
yang
Tidak
Dipisahkan;
(2)
Penerimaan
Jasa
Giro;
(3)
Pendapatan Bunga Deposito; (4) Denda atas Keterlambatan
Pelaksanaan Pekerjaan; (5) Denda Pajak; (6) Hasil Eksekusi atas
Jaminan; (7) Pendapatan BLUD serta (8) Dana Kapitasi JKN pada
FKTP.
Pendapatan dari Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang
Sah
pada
tahun
anggaran
Rp200.395.737.884,00
dan
2015
dapat
direncanakan
sebesar
direalisasikan
sebesar
Rp194.917.624.140,14 atau hanya mencapai 97,27% sebelum
dilakukan
audit
oleh BPK-RI.
Adapun
perincian
dari
pos
pendapatan tersebut pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel.3.12
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
64
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Target dan Realisasi Lain-Lain PAD yang Sah Tahun 2015
NO
URAIAN
TARGET
1
Hasil Penjualan Aset Daerah yang
Tidak Dipisahkan
2
REALISASI*)
%
403,450,000.00
439,054,834.00
108.83
Penerimaan Jasa Giro
2,250,000,000.00
4,016,900,435.00
178.53
3
Pendapatan Bunga Deposito
9,300,000,000.00
14,338,677,385.00
154.18
4
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
201,125,000.00
0.00
5
Pendapatan Denda Atas
Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
79,040.00
833,063,146.00
1,053,976.65
6
Pendapatan Denda Pajak
12,560,371.00
117,069,984.00
932.06
7
Pendapatan Denda Retribusi
53,400.00
35,447,653.44
66,381.37
8
Pendapatan Hasil Eksekusi atas
Jaminan
34,880,800.00
34,880,800.00
100.00
9
Pendapatan dari Pengembalian
639,526,920.00
555,851,792.00
86.92
10
Fasilitas sosial dan fasilitas umum
0
24,976,410.00
-
11
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir
8,900,000.00
5,222,945.00
58.68
12
Pendapatan BLUD
153,949,128,735.00
138,915,482,345.84
90.23
13
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP
33,215,221,000.00
35,092,649,611.00
105.65
14
Pendapatan Dari Kelebihan
Pembayaran
50,012.00
52,013.86
104.00
15
Pendapatan Dari Pajak Bumi dan
Bangunan Sebelum Pengalihan
6,521,279.00
31,630,477.00
485.03
16
Pendapatan dari Piutang
374,241,327.00
476,664,308.00
127.37
200,395,737,884.00
194,917,624,140.14
97.27
TOTAL
0.00
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Realisasi Lain-Lain PAD yang Sah pada tahun 2015 lebih
tinggi 0,61% apabila dibandingkan dengan realisasi Lain-Lain
PAD yang Sah pada tahun 2014. Hal ini disebabkan adanya
kenaikan dari pendapatan dana kapitasi JKN pada FKTP
(puskesmas) serta kenaikan Pendapatan Dari Pajak Bumi dan
Bangunan Sebelum Pengalihan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
65
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Tabel 3.13
Realisasi Lain – Lain PAD yang Sah Tahun Anggaran 2014 dan 2015
NO
URAIAN
2014
2015*)
NAIK /
TURUN
(%)
(66.88)
1
Hasil Penjualan Aset Daerah
yang Tidak Dipisahkan
1,325,817,520.00
439,054,834.00
2
Penerimaan Jasa Giro
2,321,743,492.00
4,016,900,435.00
73.01
3
Pendapatan Bunga Deposito
9,327,359,431.00
14,338,677,385.00
53.73
4
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
Pendapatan Denda Atas
Keterlambatan Pelaksanaan
Pekerjaan
53,030,654.00
0.00
(100.00)
1,204,094,189.00
833,063,146.00
(30.81)
114,446,602.00
117,069,984.00
2.29
5
6
Pendapatan Denda Pajak
7
Pendapatan Denda Retribusi
0
35,447,653.44
-
8
Pendapatan Hasil Eksekusi atas
Jaminan
0
34,880,800.00
-
9
Pendapatan dari Pengembalian
0
555,851,792.00
-
10
Fasilitas sosial dan fasilitas
umum
0
24,976,410.00
-
11
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir
0
5,222,945.00
-
12
Pendapatan BLUD
160,209,980,920.46
138,915,482,345.84
(13.29)
12
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP
19,172,510,574.00
35,092,649,611.00
83.04
14
Pendapatan Dari Kelebihan
Pembayaran
0
52,013.86
-
15
Pendapatan Dari Pajak Bumi dan
Bangunan Sebelum Pengalihan
0
31,630,477.00
-
16
Pendapatan dari Piutang
0
476,664,308.00
-
193,728,983,382.46
194,917,624,140.14
TOTAL
0.61
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
2.2.
Dana Perimbangan
Dana perimbangan yaitu dana yang bersumber dari dana
penerimaan Angaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Dana
perimbangan/pendapatan transfer merupakan penerimaan daerah sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
66
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dana Perimbangan ini
terdiri dari : (1) Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak, (2) Dana
Alokasi Umum (DAU), dan (3) Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana
Perimbangan
bertujuan
untuk
mengurangi
ketimpangan
sumber
pendapatan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta
mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintah antar daerah.
Penerimaan
dari
Dana
Perimbangan
pada
Tahun
2015
direncanakan sebesar Rp986.063.368.095,00 dan dapat direalisasikan
sebesar Rp978.154.337.307,00 atau mencapai target 99,20%. Adapun
perincian penerimaan dari Dana Perimbangan pada Tahun Anggaran
2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.14
Target dan Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2015
NO
1.
URAIAN
TARGET
2.
Bagi Hasil Pajak / Bagi
Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
3.
Dana Alokasi Khusus
TOTAL
REALISASI*)
%
28.705.392.095,00
26.500.021.307,00
92,32
862.011.706.000,00
862.011.706.000,00
100,00
95.346.270.000,00
89.642.610.000,00
94,02
986.063.368.095,00
978.154.337.307,00
99,20
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Realisasi Dana Perimbangan pada tahun 2015 mengalami
kenaikan
6,24%
apabila
dibandingkan
dengan
penerimaan
Dana
Perimbangan pada tahun 2014. Kenaikan ini berasal dari DAK yang
mengalami kenaikan 48,46% serta DAU yang mengalami kenaikan
sebesar 3,66%. Sementara untuk Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
mengalami penurunan sebesar 7,68%.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
67
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Tabel 3.15
Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2014 dan 2015
NO
1.
URAIAN
28.705.392.098,00
26.500.021.307,00
NAIK /
TURUN
(%)
(7,68)
831.579.000.000,00
862.011.706.000,00
3,66
60.380.950.000,00
89.642.610.000,00
48,46
920.665.342.098,00
978.154.337.307,00
6,24
2015*)
2014
2.
Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil
Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
3.
Dana Alokasi Khusus
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
2.3.
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
Penerimaan Pemerintah Kabupaten Pekalongan yang bersumber
dari Lain-lain Pendapatan yang Sah terdiri atas: (1) Dana Bagi Hasil Pajak
dari Provinsi; (2) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus; serta (3)
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.
Penerimaan Lain-lain Pendapatan yang Sah pada Tahun Anggaran 2015
direncanakan sebesa Rp450.654.980.977,00 dan dapat direalisasikan
sebesar
Rp467.881.243.374,00
atau
mencapai
103,82%.
Adapun
perincian Lain-Lain Pendapatan yang Sah pada Tahun Anggaran 2015
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.16
Target dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang Sah Tahun 2015
NO
URAIAN
TARGET
REALISASI*)
%
1.
2.
Pendapatan Hibah
Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi
0
81.574.717.977,00
15.665.429.000,00
85.460.144.639,00
104,76
3.
Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus
Bantuan Keuangan Dari Provinsi /
Pemda Lainnya
336.298.134.000,00
334.213.234.000,00
99,38
32.782.129.000,00
32.542.435.735,00
99,27
450.654.980.977,00
467.881.243.374,00
103,82
4.
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
68
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi mencapai 104,76%, meliputi
dana bagi hasil dari pajak kendaraan bermotor, bea balik nama
kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak
pengambilan dan pemanfaatan air permukaan, dan bagi hasil pajak rokok.
Realisasi penerimaan dana penyesuaian dan otonomi khusus
Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 adalah dana penyesuaian
tunjangan kependidikan yang dialokasikan untuk tambahan penghasilan
bagi guru PNSD yang belum bersertifikasi dan tunjangan profesi guru
PNSD yang telah memperoleh sertifikasi dan Dana Desa yang bersumber
dari APBN serta Dana Insentif Daerah (DID).
Realisasi penerimaan dana bantuan keuangan dari Provinsi tahun
anggaran 2015 antara lain meliputi bantuan keuangan bidang pendidikan,
infrastruktur,
pertanian,
sarana
prasarana
kesehatan,
bantuan
pendampingan dunia usaha (FEDEP), penyusunan profil daerah, dan
TMMD.
Perkembangan realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2014 dan 2015 dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.17
Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang Sah Tahun 2014 dan 2015
NO
URAIAN
1.
2.
Pendapatan Hibah
Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi
3.
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
4.
Bantuan Keuangan Dari Provinsi / Pemda
Lainnya
TOTAL
2014
2015*)
NAIK /
TURUN
(%)
0
60.910.102.000,00
15.665.429.000,00
85.460.144.639,00
40,31
192.613.916.000,00
334.213.234.000,00
73,51
45.274.259.088,00
32.542.435.735,00
(28,12)
298.798.277.088,00
467.881.243.374,00
56,59
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Penerimaan Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah pada Tahun Anggaran 2015, secara
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
69
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
keseluruhan
mengalami
kenaikan
sebesar
56,59%
dibandingkan
penerimaan Tahun Anggaran 2014.
3.
Permasalahan dan Solusi
Perolehan target pendapatan daerah, baik berupa pencapaian target,
pelampauan target, maupun tidak tercapainya target tidak lepas dari
permasalahan serta hambatan eksternal maupun internal. Oleh karena itu
diperlukan upaya untuk memperoleh solusi atas permasalahan sesuai dengan
kemampuan sumber daya yang tersedia. Beberapa permasalahan yang
dihadapi dan solusi dalam rangka upaya pencapaian target pendapatan dapat
digambarkan sebagai berikut :
a.
Permasalahan
1) Data potensi retribusi daerah perlu ditingkatkan akurasinya sesuai
kondisi riil di lapangan.
2) Masih perlunya pemberdayaan aset daerah untuk meningkatkan
pendapatan daerah.
3) Pengelolaan BUMD perlu ditingkatkan sehingga meningkatkan deviden
untuk menambah kontribusi pendapatan bagi daerah.
4) Perlu adanya penyempurnaan payung hukum pemungutan pajak dan
rertribusi sesuai dengan undang-undang yang ada
5) Penegakan Peraturan Daerah yang mengatur Pajak Daerah masih
perlu ditingkatkan.
b. Solusi
1) Perlu
dilaksanakan
mapping
potensi
retribusi
daerah
secara
komprehensif sesuai kondisi riil yang ada sehingga target yang
ditetapkan mengacu data potensi yang ada.
2) Dilaksanakan pendataan dan pemberdayaan aset yang ada, baik
dilakukan secara mandiri maupun melalui kerja sama dengan pihak
ketiga untuk dapat memberikn kontribusi pendapatan bagi daerah.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
70
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
3) Perlu dioptimalkan pengelolaan BUMD dengan meningkatkan modal
BUMD melalui penyertaan modal dari pemerintah daerah yang
besaranya berdasarkan kajian sesuai ketentuan yang ada.
4) Perubahan peraturan daerah tentang pajak dan retribusi daerah serta
peraturan bupati pendukung dalam pengelolaan pemungutan daerah
sehingga sesuai dengan kondisi riil yang ada.
5) Dilaksanakan penegakan Peraturan Daerah yang mengatur pajak
daerah secara tegas dan konsisten terhadap wajib pajak yang tidak
memenuhi kewajiban perpajakan daerah. Pemeriksaan terhadap wajib
pajak, dilakukan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan daerah dalam rangka melaksanakan peraturan perundangundangan perpajakan daerah, disamping pengenaan sanksi hukum
sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah.
B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah
Belanja
Daerah
disusun
untuk
mendanai
pelaksanaan
urusan
pemerintahan daerah yang terdiri urusan wajib dan urusan pilihan. Penyusunan
belanja untuk pelaksanaan urusan wajib dimaksud berdasarkan Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
yang
telah
ditetapkan.
Pemerintah
daerah
menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah,
satuan kerja perangkat daerah, maupun program dan kegiatan, yang bertujuan
untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas
efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) yang menunjukkan alokasi belanja untuk
melaksanakan berbagai program/kegiatan dan sumber-sumber pendapatan,
serta pembiayaan yang digunakan untuk mendanainya. Program/kegiatan
dimaksud dilaksanakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,
pemerataan pendapatan, serta pembangunan di berbagai sektor yang ada di
masyarakat.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
71
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Kebijakan Umum Anggaran Belanja Pembangunan Daerah diarahkan
pada prinsip-prinsip keadilan yang dapat dinikmati seluruh masyarakat
khususnya dalam hal pelayanan publik yang disusun berdasarkan aspirasi
masyarakat dengan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan daerah serta
disusun
dengan
pendekatan
anggaran
kinerja
yang
berorientasi
pada
pencapaian hasil dari input dengan memperhatikan prestasi kerja setiap Satuan
Kerja Perangkat Daerah dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Tujuan
penggunaan
anggaran
berbasis
kinerja
adalah
untuk
meningkatkan
akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi
penggunaan anggaran ke dalam program/kegiatan. Anggaran belanja daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik disusun
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun
2006 yang diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Arah kebijakan belanja daerah disusun berdasarkan prinsip-prinsip
penganggaran dengan pendekatan anggaran yang berbasis kinerja, dengan
memperhatikan tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD, prioritas
pembangunan sesuai potensi dan permasalahannya, serta perkiraan situasi dan
kondisi pada tahun depan, yang secara umum sebagai berikut :
a.
Peningkatan pendapatan daerah yang bersumber dari PAD dengan
menggali sumber-sumber pendapatan pada sektor pajak dan retribusi
daerah, pemanfaatan idle fund, dukungan dana perimbangan dan dukungan
lain-lain pendapatan yang sah.
b.
Peningkatan efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas pembelanjaan keuangan
daerah, yang diarahkan pada penyelesaian permasalahan yang mendesak,
penting menjadi pengungkit sektor pada bidang lain.
c.
Belanja daerah yang di klasifikasikan menurut urusan pemerintahan, fungsi
dan satuan organisasi (SKPD), program dan kegiatan serta berorientasi
pada anggaran berbasis kinerja.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
72
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
d.
Mengutamakan alokasi pada kegiatan pembangunan yang efektif dalam
mencapai sasaran-sasaran pembangunan. Penyediaan pelayanan dan
investasi pemerintah daerah lebih diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang
benar-benar menjadi tugas pemerintah daerah.
e.
Mengalokasikan pendanaan pada SKPD sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi
serta
perkiraan
kapasitas
masing-masing
SKPD
dalam
mengimplementasikan program-program pembangunan. Dengan demikian
pelaksanaan pembangunan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana dan
mengefisienkan alokasi dana yang terserap.
Mengacu pada kebijakan belanja daerah di atas maka belanja daerah
yang merupakan perwujudan dari kebijakan penyelenggaraan pemerintahan
dan pelaksanaan pembangunan yang berbentuk kuantitatif. Dari besaran dan
kebijakan yang berkesinambungan dari program-program yang dilaksanakan
dapat dibaca ke arah mana pembangunan di Kabupaten Pekalongan. Hakekat
anggaran daerah pada dasarnya merupakan salah satu instrumen utama
kebijakan publik dalam upaya peningkatan pelayanan umum dan kesejahteraan
masyarakat, maka sesuai dengan kebijakan pemerintah setiap pelaksanaan
anggaran diharapkan dapat mencerminkan kebutuhan riil penyelenggaraan
pemerintahan sesuai potensi daerah.
Belanja Daerah APBD Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015
secara makro dilandasi atas pemahaman efektivitas dan efisiensi dalam
penggunaan anggaran Belanja Daerah yang disesuaikan dengan tingkat
kebutuhan masing-masing program dan kegiatan yang dilaksanakan pada
Tahun Anggaran 2015, yang dikelompokkan menjadi : (1) BELANJA TIDAK
LANGSUNG, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung
dengan
pelaksanaan
merupakan
belanja
program
yang
dan
kegiatan;
dianggarkan
terkait
(2) BELANJA LANGSUNG,
secara
langsung
dengan
pelaksanaan program dan kegiatan.
2. Target dan Realisasi Belanja
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
73
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Belanja
Daerah
Kabupaten
Pekalongan
Tahun
Anggaran
2015
dianggarkan sebesar Rp1.841.379.945.436,00 dan dapat direalisasikan sebesar
Rp1.606.482.574.205,97 atau mencapai 87,24% sebelum diaudit oleh BPK-RI
dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 3.18
Target dan Realisasi Belanja Daerah Berdasarkan Kelompok Belanja Tahun 2015
NO
URAIAN
REALISASI*)
TARGET
1.
Belanja Tidak Langsung
2.
Belanja Langsung
TOTAL
%
1.126.539.136.266,00
1.028.327.851.087,00
91,28
714.840.809.170,00
578.154.723.118.,97
80,88
1.841.379.945.436,00
1.606.482.574.205,97
87,24
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Jika dilihat dari komposisinya, Belanja Tidak Langsung memberikan
kontribusi sebesar 64,01%
dari realisasi belanja Kabupaten Pekalongan di
tahun 2015 dan 35,99% dari Belanja Langsung. Adapun anggaran dan realisasi
masing-masing belanja untuk Tahun Anggaran 2015, dapat diuraikan sebagai
berikut :
2.1. Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan
tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Belanja
Tidak
Langsung
Rp1.126.539.136.266,00
pada
tahun
dan
dapat
2015
dianggarkan
direalisasikan
sebesar
sebesar
Rp1.028.327.851.087,00 atau 91,28%, sebelum dilakukan audit oleh BPKRI dengan rincian pada tabel berikut :
Tabel 3.19
Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun 2015
NO
1.
URAIAN
Belanja Pegawai
TARGET
907.451.001.977,00
REALISASI*)
%
812.820.419.436,00
89,57
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
74
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
NO
URAIAN
REALISASI*)
TARGET
%
2.
Belanja Bunga
25.894.860,00
25.894.860,00
100,00
3.
Belanja Hibah
35.405.480.500,00
34.587.092.500,00
97,69
4.
Belanja Bantuan Sosial
4.850.200.000,00
4.152.550.000,00
85,62
5.
Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi / Kab./Kota
dan Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/
Kab./Kota, Pemerintah Desa dan Partai Politik
Belanja Tidak Terduga
3.810.054.029,00
3.784.431.383,00
99,33
171.496.504.900,00
170.884.187.908,00
99,64
3.500.000.000,00
2.073.275.000,00
59,24
1.126.539.136.266,00
1.028.327.851.087,00
91,28
6.
7.
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
a. Belanja Pegawai
Belanja
ini
pada
Rp907.451.001.977,00
tahun
2015
dan
telah
dianggarkan
sebesar
direalisasikan
sebesar
Rp812.820.419.436,00 atau 89,57% sebelum dilakukan audit oleh BPKRI. Belanja ini digunakan untuk pembayaran gaji, tunjangan
dan
tambahan penghasilan bagi Pegawai Negeri Sipil, Gaji dan Tunjangan
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan Anggota DPRD, Tambahan
Penghasilan
dan
Tunjangan
Profesi
bagi
Guru
serta
Jasa
Pelayanan/Medis.
b. Belanja Bunga
Belanja bunga ini dianggarkan untuk pembayaran bunga hutang atas
pinjaman ADB Loan Agreement.
c. Belanja Hibah
Belanja
Hibah
pada
Rp35.405.480.500,00
tahun
dan
2015
telah
dianggarkan
sebesar
direalisasikan
sebesar
Rp34.587.092.500,00 atau 97,69% sebelum dilakukan audit oleh BPKRI. Belanja ini diberikan kepada :
1) Kelompok Masyarakat yang memiliki kegiatan dalam
bidang
perekonomian, pendidikan, kesehatan, keagamaan, kesenian, adat
istiadat dan kegiatan Olah Raga non profesional;
2) Organisasi
Masyarakat
yang
dibentuk
berdasarkan
Peraturan
Perundang-undangan;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
75
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
3) Pemerintah dalam hal ini instansi vertikal yang wilayah kerjanya
mencakup/berada di Wilayah Kabupaten Pekalongan.
d. Belanja Bantuan Sosial
Belanja
Bantuan
Sosial
Rp4.850.200.000,00
pada
dan
tahun
2015
telah
dianggarkan
direalisasikan
sebesar
sebesar
Rp4.152.550.000,00 atau 85,62% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI.
Belanja ini diberikan kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan yang
terdiri dari : (a) Bantuan Keuangan untuk Keagamaan; (b) Bantuan
Keuangan untuk Kesejahteraan Sosial; serta (c) Bantuan Keuangan
untuk Penyandang Masalah Sosial.
e. Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan
Desa
Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan
Desa
Lainnya
pada
Rp3.810.054.029,00
tahun
dan
2015
telah
dianggarkan
direalisasikan
sebesar
sebesar
Rp3.784.431.383,00 atau 99,33% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI.
Belanja ini digunakan untuk Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah untuk
Desa se Kabupaten Pekalongan.
f. Belanja
Bantuan
Keuangan
kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota,
kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota,
Pemerintah Desa dan Partai Politik
Belanja
Bantuan
Keuangan
Pemerintah Desa dan Partai Politik pada Tahun 2015 dianggarkan
sebesar
Rp171.496.504.900,00
dan
telah
direalisasikan
sebesar
Rp170.884.187.908,00 atau 99,64% sebelum dilakukan audit oleh BPKRI. Belanja ini digunakan untuk Bantuan Keuangan kepada Desa dan
Bantuan Keuangan kepada Partai Politik
g. Belanja Tidak Terduga
Belanja
Tidak
Terduga
Rp3.500.000.000,00
pada
tahun
2015
dianggarkan
sebesar
dan direalisasikan sebesar Rp2.073.275.000,00
atau 59,24%. Belanja ini digunakan untuk penanganan paska bencana
alam di wilayah Kabupaten Pekalongan.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
76
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Perbandingan
realisasi
Belanja
Tidak
Langsung
Kabupaten
Pekalongan Tahun Anggaran 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 3.20
Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2014 dan 2015
760.434.204.158,00
812.820.419.436,00
NAIK /
TURUN
(%)
6,89
Belanja Bunga
46.576.748,00
25.894.860,00
(44,40)
3
Belanja Hibah
9.969.000.000,00
34.587.092.500,00
246,95
4
Belanja Bantuan Sosial
6.328.720.000,00
4.152.550.000,00
(34,39)
5
Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi /
Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
Belanja Bantuan Keuangan kepada
Provinsi/ Kabupaten/Kota, Pemerintah
Desa dan Partai Politik
Belanja Tidak Terduga
42.113.850,00
3.784.431.383,00
8.886,19
43.331.933.392,00
170.884.187.908,00
294,36
1.186.575.000,00
2.073.275.000,00
74,73
821.339.123.148,00
1.028.327.851.087,00
25,20
NO
URAIAN
1
Belanja Pegawai
2
6
7
TOTAL
2014
2015*)
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Dari tabel di atas dapat diketahui terjadi kenaikan total Belanja
Tidak Langsung pada tahun 2015 sebesar Rp206.988.727.939,00 atau naik
25,20% dibandingkan Tahun Anggaran 2014. Kenaikan ini salah satunya
disebabkan adanya Peraturan Pemerintah tentang Penyesuaian Gaji Pokok
PNS yang juga mempengaruhi terhadap kenaikan tunjangan profesi bagi
guru serta adanya Peraturan Pemerintah berkenaan dengan Dana Desa.
2.2. Belanja Langsung
Belanja Langsung merupakan belanja yang memiliki keterkaitan
secara langsung dengan pelaksanan program dan kegiatan, yang meliputi
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal. Belanja
Langsung pada tahun 2015 dianggarkan sebesar Rp714.840.809.170,00
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
77
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
dan dapat direalisasikan sebesar Rp578.154.723.118,97 atau 80,88%.
Belanja ini merupakan belanja yang dianggarkan terkait dengan program
dan kegiatan berdasarkan sumber dari APBD Kabupaten Pekalongan, APBD
Provinsi Jawa Tengah, dan APBN Pemerintah Pusat yang berupa Dana
Alokasi Khusus (DAK). Adapun perincian Belanja Langsung pada Tahun
Anggaran 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.21
Target dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2015
NO
URAIAN
TARGET
REALISASI*)
%
1
Belanja Pegawai
115.008.749.358,00
98.082.222.493,00
85,28
2
Belanja Barang dan Jasa
363.596.374.319,00
289.781.006.391,97
79,70
3
Belanja Modal
236.235.685.493,00
190.291.494.232,00
80,55
714.840.809.170,00
578.154.723.116,97
80,88
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Apabila dibandingkan dengan tahun 2014, maka realisasi belanja
langsung pada tahun 2015 terjadi kenaikan pada semua komponen,
namun kenaikannya yang tertinggi adalah belanja pegawai sebesar
60,39%.
Tabel 3.22
Realisasi Belanja Langsung Tahun 2014 dan 2015
NO
URAIAN
1
Belanja Pegawai
2
3
2014
2015*)
NAIK / TURUN
(%)
61.150.839.025,00
98.082.222.493,00
60,39
Belanja Barang dan Jasa
325.543.463.516,00
289.781.006.391,97
(10,99)
Belanja Modal
187.872.466.874,00
190.291.494.232,00
1,29
574.566.769.415,00
578.154.723.116,97
0,61
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
3. Permasalahan dan Solusi
a.
Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi terkait dengan perencanaan belanja daerah
tahun 2015 adalah serapan keuangan yang hanya mencapai 87,24%. Hal ini
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
78
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
disebabkan adanya alokasi belanja yang bersumber dari dana transfer
bersifat spesifik grant (in out) yang besarannya melebihi kebutuhan yaitu
tunjangan profesi bagi guru; adanya alokasi kegiatan yang bersumber dari
Dana Alokasi Khusus (DAK) yang turun pada pertengahan tahun anggaran
sehingga tidak dapat selesai pada akhir tahun; adanya gagal lelang pada
beberapa kegiatan; serta efisiensi anggaran.
b. Solusi
Dengan adanya permasalahan tersebut di atas maka solusinya adalah
melakukan secara rutin menyampaikan data realisasi kepada kementerian
keuangan dan rekonsiliasi khususnya terkait tunjangan profesi bagi guru;
peluncuran kembali kegiatan yang tidak selesai pada awal tahun anggaran
berikutnya; serta penajaman dan rasionalisasi kegiatan yang layak untuk
direalisasikan serta menetapkan kegiatan berdasarkan skala prioritas.
C. PEMBIAYAAN DAERAH
1. Kebijakan Umum Pembiayaan
Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh
lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang
diperoleh. Penyebab utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya
kebutuhan
pembangunan
daerah
yang
semakin
meningkat.
Kebijakan
Pembiayaan Daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Penerimaan Pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup sisa lebih perhitungan anggaran
tahun sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan
kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan
kembali pemberian pinjaman daerah, dan penerimaan piutang. Penerimaan
pembiayaan Tahun Anggaran 2015 adalah bersumber dari SILPA tahun lalu.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
79
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima
kembali baik pada tahun yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya, mencakup pembentukan dana cadangan, penyertaan
modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran cicilan pokok hutang yang
jatuh tempo, dan pemberian pinjaman daerah. Selisih lebih penerimaan
pembiayaan terhadap pengeluaran pembiayaan disebut sebagai pembiayaan
netto. Jumlah pembiayaan netto harus dapat menutup defisit APBD.
Dengan
memperhatikan
hal
tersebut,
maka
kebijakan
umum
pembiayaan ditetapkan bahwa penerimaan pembiayaan diupayakan berasal
dari jenis penerimaan yang tidak membebani daerah, serta pengeluaran
pembiayaan diupayakan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan
daerah, meningkatkan kemampuan keuangan daerah dan memperkuat struktur
APBD serta memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo.
2. Target dan Realisasi Pembiayaan
Berdasarkan kebijakan umum pembiayaan di atas, maka pada Tahun
Anggaran
2015
ditargetkan
penerimaan
pembiayaan
sebesar
Rp144.141.874.399,00 dari target yang direncanakan dan terealisasi sebesar
Rp144.162.745.749,07 atau tercapai 100,01% (belum dilakukan audit BPK-RI).
Sedangkan pengeluaran pembiayaan ditargetkan sebesar Rp6.656.524.556,00
dan dapat terealisasi sebesar Rp6.656.524.458,00 atau 100% dari target yang
ditetapkan (belum dilakukan audit BPK-RI).
Tabel 3.23
Target dan Realisasi Pembiayaan Tahun 2015
NO
URAIAN
TARGET
REALISASI*)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
%
80
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
NO
TARGET
REALISASI*)
%
144.141.874.399,00
144.162.745.749,07
100,01
144.132.774.399,00
144.132.774.399,07
100,00
0
11.227.500,00
-
9.100.000,00
18.743.850,00
205,98
6.656.524.556,00
6.656.524.458,00
100,00
6.482.919.556,00
6.482.919.556,00
100,00
173.605.000,00
173.604.902,00
100,00
137.485.349.843,00
137.506.221.291,07
100,02
URAIAN
A
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
1
2
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Sebelumnya ( SILPA )
Penerimaan Piutang Daerah
3
Penerimaan kembali Investasi Dana Bergulir
B
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
1
2
Penyertaan modal (Investasi Pemerintah
Daerah)
Pembayaran Utang Pokok
PEMBIAYAAN NETTO
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Pembiayaan netto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan
dan pengeluaran pembiayaan. Pada Tahun Anggaran 2015 direncanakan
sebesar Rp137.485.349.843,00 terealisasi sebesar Rp137.506.221.291,07 atau
100,02%.
Berdasarkan uraian pendapatan, belanja dan pembiayaan di atas, terdapat
Sisa
Lebih
Pembiayaan
Anggaran
Tahun
Rp228.606.971.099,94 (belum audit BPK-RI) yang
Berkenaan
dapat
(SiLPA)
sebesar
diuraikan dalam tabel
berikut :
Tabel 3.24
Uraian Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran 2015
NO
URAIAN SILPA
1.
Kelebihan Target Pendapatan
2.
Penghematan Belanja
3.
Kelebihan Penerimaan Pembiayaan
4.
Penghematan Pengeluaran Pembiayaan
TOTAL
2015*)
(6.311.271.578,16)
234.897.371.230,03
20.871.350,07
98,00
228.606.971.099,94
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Pekalongan, 2016
Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
81
Download