Pendapatan Nasional dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

advertisement
PENDAPATAN NASIONAL DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
Disusun Oleh Kelompok 3 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Lailani zaniar
Diah
Khusnul Khuluq
Mohammad Amin Sulistiyo
Shelly Shaelawati
Mukhammad Naufal Alam K.
Muhammad Ari Setiawan
Erwin Suharto
Dony Abdi Nugroho
Cahyo Aji Tiardi
201311103
201311114
201311120
201311121
201311125
201311127
201311128
201311134
201311135
201311140
Pengertian dan Konsep Pendapatan Nasional
Produksi Nasional atau Pendapatan Nasional adalah nilai yang
menggambarkan dari kegiatan (aktivitas) ekonomi secara nasional pada
periode tertentu.
Konsep Pendapatan Nasional :
a. Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestic Bruto (Gross Domestic Product/GDP) adalah
seluruh barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga masyarakat
(termasuk warga asing) suatu negara dalam periode tertentu, biasanya
satu tahun.
b. Produk Nasional Bruto (PNB)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product/GNP) adalah
seluruh barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara dalam
periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk di dalamnya barang
dan jasa yang dihasilkan warga negara tersebut yang berada/bekerja di
luar negeri. Barang dan jasa yang dihasilkan warga negara asing yang
bekerja di dalam negeri, tidak termasuk GNP.
c. Produk Nasional Netto (PNN)
Produk Nasional Netto (Net National Product/NNP) atau produk nasional
bersih adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara
dalam periode tertentu, biasanya satu tahun setelah dikurangi penyusutan
(depresiasi) dan barang pengganti modal.
NNP = GNP – (Penyusutan + Barang pengganti modal)
d. Pendapatan Nasional Netto (bersih)
Pendapatan Nasional Bersih (Net National Income/NNI) adalah nilai dari
produk nasional bersih (net national income) dikurangi dengan pajak tidak
langsung.
NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung
e. Pendapatan Perseorangan
Pendapatan Perseorangan (Personal Income) adalah jumlah seluruh
penerimaan yang diterima perseorangan sebagai balas jasa dalam proses
produksi. Pendapatan perseorangan ini dapat juga disebut pendapatan kotor,
karena tidak semua pendapatan perseorangan netto jatuh ke tangan pemilik
faktor produksi, sebab masih harus dikurangi laba yang tidak dibagi, pajak
penghasilan, iuran jaminan sosial dan lain-lainnya.
Definisi Pertumbuhan Ekonomi
Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan
pembangunan ekonomi.Dalam makalah pendapatan nasioanl dan
pertumbuhan ekonomi ini,penulis ingin menekankan bahwa pertumbuhan
ekonomi hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari pembangunan
ekonomi yang lebih menekankan pada peningkatan output agregat
khususnya output agregat per kapita.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan
kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju
keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi
dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah
balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun
tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.
Ukuran Pertumbuhan Ekonomi
Apakah alat yang bisa digunakan untuk mengetahui adanya
pertumbuhan ekonomi suatu negara? Menurut M. Suparko dan Maria R.
Suparko ada beberapa macam alat yang dapat digunakan untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi yaitu :
Produk Domestik Bruto
PDB adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam harga pasar.
Kelemahan PDB sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi adalah sifatnya yang
global dan tidak mencerminkan kesejahteraan penduduk.
PDB per Kapita atau Pendapatan Perkapita
PDB per kapita merupakan ukuran yang lebih tepat karena telah
memperhitungkan jumlah penduduk. Jadi ukuran pendapatan perkapita dapat
diketahui dengan membagi PDB dengan jumlah penduduk.
Pendapatan Per jam Kerja
Suatu negara dapat dikatakan lebih maju dibandingkan negara lain bila
mempunyai tingkat pendapatan atau upah per jam kerja yang lebih tinggi
daripada upah per jam kerja di negara lain untuk jenis pekerjaan yang sama.
Model – Model Pertumbuhan Ekonomi
Model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar adalah model pertumbuhan
yang mengacu pada pertumbuhan ekonomi negara-negara maju, model itu
merupakan perkembangan langsung teori ekonomi makro Keynes yang
merupakan teori jangka pendek yang menjadi teori jangka panjang.
Pada model Harrod-Domar investasi diberikan peranan yang sangat
penting. Dalam jangka panjang investasi mempunyai pengaruh kembar. Di satu
sisi investasi mempengaruhi permintaan agregat di sisi lain investasi
mempengaruhi kapasitas produksi nasional dengan menambah stok modal yang
tersedia.
Harrod menyimpulkan agar suatu ekonomi nasional selalu tumbuh
dengan kapasitas produksi penuh (kesempatan kerja penuh) yang disebutnya
sebagai “ Pertumbuhan ekonomi yang mantap(steady-state growth) “efek
permintaan yang ditimbulkan dari penambahan investasi harus selalu diimbangi
oleh efek penawarannya tanpa terkecuali. Tetapi investasi dilakukan oleh
pengusaha yang mempunyai pengharapan yang tidak selalu sama dari waktu ke
waktu, karena itu keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap hanya
dapat dicapai secara mantap pula apabila pengharapan para pengusaha stabil
dan kemungkinan terjadinya hal itu sangat kecil, seperti yang dikemukakan oleh
Joan Robinson (golden age).
Harrod menyimpulkan agar suatu ekonomi nasional selalu tumbuh
dengan kapasitas produksi penuh (kesempatan kerja penuh) yang
disebutnya sebagai “ Pertumbuhan ekonomi yang mantap(steady-state
growth) “efek permintaan yang ditimbulkan dari penambahan investasi
harus selalu diimbangi oleh efek penawarannya tanpa terkecuali. Tetapi
investasi dilakukan oleh pengusaha yang mempunyai pengharapan yang
tidak selalu sama dari waktu ke waktu, karena itu keseimbangan ekonomi
jangka panjang yang mantap hanya dapat dicapai secara mantap pula
apabila pengharapan para pengusaha stabil dan kemungkinan terjadinya
hal itu sangat kecil, seperti yang dikemukakan oleh Joan Robinson (golden
age).
Di samping itu Harrod mengemukakan bahwa sekali keseimbangan itu
terganggu, maka gangguan itu akan mendorong ekonomi nasional menuju
ke arah depresi atau inflasi sekular. Karena itu Harrod melambangkan
keseimbangan ekonomi tersebut sebagai keseimbangan mata pisau,
mudah sekali tergelincir dan sekali tergelincir semuanya akan menjadi
hancur (jadi keseimbangan yang tidak stabil).
Model pertumbuhan ekonomi Domar hampir mirip dengan model Harrod
walaupun ada beberapa perbedaan yang esensial pula antara kedua model itu.
Perbedaan itu khususnya menyangkut mengenai tiadanya fungsi investasi pada
model Domar, sehingga investasi yang sebenarnya tidak ditentukan di dalam
modelnya. Karena itu kesulitan pencapaian keseimbangan ekonomi jangka
panjang yang mantap bagi Harrod, disebabkan oleh sulitnya kesamaan v dan vr
atau laju pertumbuhan yang disyaratkan dengan laju pertumbuhan natural,
sedang bagi Domar kesulitan itu timbul karena adanya kecenderungan
masyarakat untuk melakukan investasi yang relatif terlalu rendah
(underinvestment).
Model Neo-Klasik sebagaimana dikemukakan oleh Solow (juga Swan)
mencoba memperbaiki kelemahan model Harrod-Domar dengan mengolah
asumsi yang mengenai fungsi produksi yang digunakan, dari fungsi produksi
dengan proporsi tetap, menjadi fungsi produksi dengan proporsi yang variabel.
Berbeda dengan visi Harrod-Domar yang suram dan menakutkan visi teori NeoKlasik adalah visi yang menggembirakan dan serasi dengan proses ekonomi yang
otomatik dan mekanistik. Kelemahan pokok teori Neo-Klasik adalah
dihilangkannya peranan pengharapan para pengusaha yang dalam teori Keynes
menduduki peranan sentral.
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat
Pertumbuhan Ekonomi
• Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
• Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
• Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang
lebih populer dipakai adalah PDB, karena angka PDB
hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang
bersangkutan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga
dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam
proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam
dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam
saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak
didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya
alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah,
kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang
semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih
berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas
pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan
laju pertumbuhan perekonomian.
Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap
pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi
sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi
dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang
dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan
kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat
menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis,
egois, boros, KKN, dan sebagainya.
Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah
SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa
barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal
juga dapat meningkatkan produktivitas.
Pendapatan Nasional dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) resmi merilis angka pertumbuhan ekonomi
Indonesia 2016 sebesar 5,02 %. Angka ini sesuai dengan prediksi Menteri
Keuangan, Sri Mulyani.
Hampir semua sektor tumbuh positif. Lima besar pertumbuhan tertinggi
sepanjang 2016 dicatat oleh sektor jasa perusahaan yang tumbuh 7,36%,
sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 7,74%, sektor jasa di
luar jasa keuangan, pendidikan, kesehatan, dan perusahaan yang tumbuh
7,80%, sektor informasi dan konsumsi yang tumbuh 8,87%, serta sektor
jasa keuangan dan asuransi yang tumbuh 8,90%. Kelima sektor tersebut
berkontribusi pada 64,7% pertumbuhan ekonomi Indonesia. Struktur
ekonomi Indonesia menurut pengeluaran didominasi oleh komponen
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) sebesar 56,50% diikuti oleh
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 32,57%, dan
komponen ekspor barang dan jasa sebesar 19,08%.
Secara umum, pertumbuhan ekonomi ini masih tinggi, meski berbeda
dengan asumsi yang ditetapkan di dalam APBN-P 2016 sebesar 5,2%.
Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2016 memang lebih rendah dari
pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015. Hal ini disebabkan oleh adanya
pemangkasan anggaran belanja pemerintah. Pemangkasan terjadi
karena perencanaan anggaran yang tidak begitu matang. Belanja tidak
mampu diimbangi oleh kerja penerimaan negara, khususnya pajak.
Ketimbang mengalami risiko defisit yang melebihi 3%, pemerintah
memilih memangkas belanja dengan prinsip efektivitas dan efisiensi.
BPS juga mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga
berlaku mencapai Rp12.406,8 triliun, sementara PDB per kapita
mencapai Rp47,96 juta/tahun. Capaian ini meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya sebesar Rp45,14 juta/tahun. Angka ini
menunjukkan daya beli masyarakat yang meningkat. Meski secara
nasional, angka pendapatan per kapita ini naik, kenyataannya terjadi
ketimpangan pendapatan yang ada di kota besar dan kota kecil.
Tingginya ketimpangan pendapatan memang kerap menimpa negaranegara yang perekonomiannya banyak mengandalkan sumber daya alam.
misalnya saja Brazil. fenomena ini juga ada kaitannya dengan dutch
disease, yakni fenomena di bidang perekonomian yang merujuk pada
akibat yang biasanya ditimbulkan oleh melimpahnya sumber daya alam di
suatu negara. Sumber daya alam dan tingkat perekonomian suatu negara
punya kaitan yang erat, yang secara teori seharusnya menunjang
pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun, kenyataannya, hal ini justru
mempengaruhi kestabilan ekonomi sosial suatu negara sehingga lebih
rendah. Negara yang kaya akan sumber daya alam juga cenderung tidak
memiliki teknologi yang, ditambah dengan masalah korupsi, lemahnya
birokrasi dan demokrasi.
Index gini yang paling rendah dimiliki oleh negara-negara yang
pertumbuhan ekonominya mengandalkan sektor jasa. Indonesia
sebenarnya banyak memiliki sektor jasa, namun sumber-sumbernya
masih begitu terbatas sehingga pemerintah seharusnya berkonsentrasi
pada program ekonomi yang mengarah ke sektor jasa.
Risiko yang berasal dari faktor eksternal adalah pemulihan ekonomi
global yang belum stabil. Ketidakpastian dari arah kebijakan
pemerintah US ditambah dengan rencana kenaikan suku bunga The
Fed sebanyak tiga kali pada tahun ini juga berpotensi menimbulkan
tekanan pada arus modal dan nilai tukar.
Rebalancing yang terjadi di China juga berpotensi menimbulkan
tambahan risiko. Bappenas mengungkapkan bahwa perekonomian
China sangat mempengaruhi Indonesia. Jika China mengalami
perlambatan 1%, maka ekonomi Indonesia akan tergerus 0,72%.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan pengaruh ekonomi US yang
diprediksi jika ekonomi US melambat 1%, ekonomi Indonesia akan
menurun 0,41%. Risiko perlambatan pada perekonomian China itu
ada, selain karena pengaruh sentiment dari US, utang China
sekarang makin naik dan cadangan devisa mereka turun
menyebabkan tren depresiasi Yuan.
Seiring dengan hal tersebut, IMF juga melaporkan hasil penilaian
perekonomian Indonesia tahun 2016. IMF menganggap Indonesia berhasil
dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan beradaptasi terhadap dinamika
perubahan perekonomian global. Meski menghadapi sejumlah risiko, outlook
perekonomian Indonesia positif. Hal ini terjadi, salah satunya karena tepatnya
bauran kebijakan makroekonomi yang didukung oleh reformasi structural
sehingga Indonesia mampu menghadapi beberapa tantangan seperti siklus
harga komoditas dunia yang naik turun, lambatnya pertumbuhan ekonomi
global, serta beberapa keadaan yang berpotensi menimbulkan gejolak
keuangan ke negara emerging markets.
Senada dengan hal itu, kesimpulan yang diambil oleh KSSK juga menyebutkan
kondisi stabilitas sistem keuangan kita normal. Kesimpulan ini didasarkan pada
hasil pemantauan dan asesmen terhadap perkembangan moneter, fiskal,
makroprudensial, sistem pembayaran, pasar modal, pasar surat berharga
negara, perbankan, lembaga keuangan non-bank dan penjaminan simpanan.
KSS memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 akan lebih baik dan
stabilitas sistem keuangan pun terkendali. Tahun 2017, pemerintah
menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,1% dengan asumsi
defisit 2,41%. Namun, masih ada beberapa risiko yang patut dicermati, baik
itu risiko eksternal maupun internal/ domestik yang dapat mempengaruhi
sistem keuangan.
Di sisi internal/ domestik, risiko yang perlu dicermati adalah
potensi kenaikan inflasi dari administred price atau harga yang
diatur pemerintah. Pada bulan Januari 2017, penyumbang inflasi
terbesar adalah dari administred price, di antaranya dari
pencabutan subsidi listrik dan kenaikan pembayaran STNK. Dari
sisi fiskal, tantangan yang dihadapi adalah cara peningkatan
penerimaan negara, terutama yang berasal dari pajak untuk
mengendalikan defisit.
ADA PERTANYAAN?
KESIMPULAN
Pertumbuhan Ekonomi di setiap negara berbeda - beda tergantung dari
tingkat pendapatan per kapita suatu negara tersebut dan tergantung dari
berapa besar pendapatan / penghasilan dari penduudknya. Jika pendapatan
Negara itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat tetapi
sebaliknya jika pendapatan suatu negara itu di bawah rata – rata maka
pertumbuhan ekonominya juga rendah. Pemerintah harus terus berupaya
untuk mengatasi faktor-faktor yang dapat memperlambat pertumbuhan
Ekonomi, berikut adalah beberapa factor yang harus diutamakan pemerintah
guna mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia.
Faktor Sumber Daya Manusia
Faktor Sumber Daya Alam
Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Faktor Budaya
Sumber Daya Modal
Download