D:AgustinaMateri Seminar

advertisement
MENGENAL DAN MENANGGULANGI
DEMENSIA ALZHEIMER
dr. Ronny Yoesyanto
Spesialis Saraf
PENDAHULUAN
Demensia adalah penurunan kemampuan memori,
nalar dan mental, yang akhirnya akan mengganggu
kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
termasuk perawatan diri sendiri.
Demensia sering terjadi pada orangtua.
Demensia bukanlah proses penuaan yang normal tapi
disebabkan oleh penyakit yang dapat timbul baik pada
orangtua maupun pada usia yang lebih muda.
Pada beberapa kasus, demensia dapat disembuhkan,
tetapi pada kasus yang lain akan menetap dan
biasanya bertambah buruk.
Sekitar 4-5 juta penduduk di Amerika Serikat menderita
demensia, dan jumlah tersebut akan semakin
bertambah pada beberapa dekade yang akan datang.
Dementia menyerang 1% dari penduduk berusia 60-64
tahun dan sebanyak 30-50% dari penduduk berusia >
85 tahun.
Penyakit ini merupakan sebab yang paling sering
untuk menempatkan orangtua di rumah jompo.
Demensia adalah keadaan serius yang dapat menghabiskan biaya
dan tenaga manusia.
Banyak penderita demensia akhirnya menjadi bergantung
sepenuhnya pada orang lain untuk merawat diri.
Walaupun penderita demensia sepenuhnya sadar, tapi terdapat
kehilangan fungsi memori jangka pendek maupun jangka panjang.
Penderita demensia juga mengalami penurunan beberapa atau
seluruh fungsi intelektual, misalnya, penggunaan bahasa dan
angka, kewaspadaan mengenai lingkungan sekitarnya,
pengambilan keputusan, kemampuan nalar, memecahkan masalah,
dan berpikir abstrak.
Hilangnya fungsi-fungsi
tersebut tidak hanya
merusak kemampuan
seseorang untuk hidup
mandiri, tapi juga
mempunyai akibat negatif
terhadap kualitas hidup dan
hubungan personal.
Banyak orang tua takut bahwa mereka menderita
demensia karena mereka tidak dapat menemukan
kacamata atau mengingat nama.
Masalah yang umum ini kebanyakan terjadi karena
perlambatan proses mental karena usia.
Para dokter menyebut ini sebagai “benign senescent
forgetfulness” atau “age-related memory loss.”
Walaupun kondisi ini mengganggu, tapi tidak akan
mengganggu kemampuan seseorang untuk belajar,
memecahkan masalah, atau melakukan aktivitas
sehari-hari.
PENYEBAB
Penyebab demensia :
infeksi, stroke, trauma kepala, obat-obatan, dan
kekurangan nutrisi.
Semua demensia menggambarkan gangguan fungsi pada
lapisan luar otak (korteks) atau jaringan otak.
Jika penyebab demensia tidak menimbulkan kerusakan
permanen pada jaringan korteks, demensia biasanya dapat
dihentikan atau dipulihkan.
Demensia dapat dibedakan menjadi demensia kortikal dan
subkortikal, atau demensia reversibel (bisa pulih) dan
demensia ireversibel (tak bisa pulih).
Penyakit-penyakit ini merusak sel otak baik di korteks
maupun daerah di bawah korteks. Pengobatan bertujuan
untuk memperlambat progresivitas penyakit dan
meringankan gejala. Demensia pada kondisi ini dapat
dipulihkan sepenuhnya atau sebagian.
GEJALA demensia
Gejala bervariasi pada tiap penderita dan tergantung
pada penyebab dari demensia.
Kebanyakan penderita mengalami beberapa (atau
semua) gejala-gejala ini. Gejala dapat tampak jelas,
atau tidak jelas dan dapat tidak dikenali.
Tanda pertama demensia biasanya adalah hilangnya
memori jangka pendek. Penderita mengulangi apa
yang baru saja dikatakan atau lupa di mana benda
yang baru saja diletakkan.
Demensia AWAL
Kesulitan menemukan kata-kata – dapat
dikompensasi dengan menggunakan sinonim atau
arti dari kata tersebut.
Melupakan nama, janji, atau apa yang sudah atau
belum dilakukan; kehilangan barang.
Kesulitan melakukan tugas rutin – mengemudi,
memasak, pekerjaan rumah, mengatur keuangan.
Perubahan sifat
Mood yang berubah-ubah, sering marah atau
mengamuk sebentar
Penilaian/pengambilan
keputusan yang buruk
Gangguan tingkah laku
Penurunan fungsi tapi dapat
melakukan rutinitas di rumah
Bingung, disorientasi di
lingkungan asing – dapat
berputar-putar, berusaha untuk
kembali ke lingkungannya.
“Aku masih belum menemukan apa yang
kucari.” “Bahkan, aku tidak ingat kenapa aku ke
sini.”
Demensia SEDANG
Perburukan gejala demensia awal, dengan
kurangnya kemampuan kompensasi.
Tidak dapat menjalankan aktivitas kehidupan seharihari (mandi, makan, pakai baju) tanpa bantuan.
Pola tidur terganggu.
Tidak dapat mempelajari informasi baru.
Disorentasi dan kebingungan meningkat, bahkan di
lingkungan sendiri.
Resiko untuk jatuh dan kecelakaan lebih besar
karena kebingungan dan penilaian yang buruk.
Gangguan tingkah laku – paranoid, agresif, gelisah,
kelakukan seksual yang tidak pantas.
Halusinasi.
Konfabulasi (mempercayai bahwa penderita sudah
melakukan atau mengalami sesuatu yang tidak
pernah terjadi).
Kurang perhatian dan konsentrasi, hilang minat
terhadap dunia.
Mood abnormal (cemas, depresi)
Penderita mungkin tidak menyadari masalahmasalah tersebut, terutama masalah tingkah laku.
Hal ini terutama pada demensia lanjut.
Depresi pada orangtua dapat memperlihatkan gejala
seperti demensia. Sebanyak 40% penderita
demensia juga mengalami depresi. Gejala depresi
yang umum termasuk mood tertekan, hilang minat
pada hobi, menarik diri, gangguan tidur, berat badan
turun atau naik, pikiran bunuh diri, perasaan tidak
berguna, dan tak mampu berpikir atau konsentrasi.
Penderita dengan demensia ireversibel atau
yang tidak diobati memperlihakan penurunan
secara perlahan dan bertahap dari fungsi
mental dan gerakan dalam beberapa tahun.
Ketergantungan total dan kematian yang
sering disebabkan infeksi adalah tahap akhir
dari penderita demensia.
Demensia BERAT
Perburukan gejala demensia awal dan sedang.
Ketergantungan total pada orang lain untuk aktivitas
kehidupan sehari-hari.
Tidak dapat berjalan atau bergerak tanpa bantuan.
Terganggunya kemampuan menelan – resiko kurang
gizi, tersedak.
Kehilangan fungsi memori total (jangka pendek dan
panjang) – tidak dapat mengenali teman dan
keluarga.
Komplikasi – kurang cairan, gangguan kontrol
BAK/BAB, infeksi, kejang, luka dekubitus, luka akibat
jatuh atau kecelakaan.
“Aku ingat wajahnya tapi aku lupa siapa
namanya.”
“Aku ingat nomor pin, tapi aku tidak bisa
ingat namaku.”
KAPAN perlu mencari pertolongan medis?
Penderita demensia mungkin tidak menyadari bahwa ia
mempunyai masalah. Kebanyakan penderita dibawa ke
dokter oleh keluarga atau teman.Berikut adalah
penyebab kunjungan ke dokter:
Gangguan memori jangka pendek yang jelas
Perubahan tingkah laku atau sifat
Kelakukan yang tidak pantas atau tidak biasanya
Mood tertekan (depresi)
Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas seharihari
Tak bisa menjaga kebersihan diri
Kesulitan mencari kata-kata
Penilaian buruk yang sering atau menetap
Kebingungan atau disorientasi terutama di
lingkungannya sendiri
Ketidakmampuan untuk menangani keuangan
pribadi
PEMERIKSAAN
Pada beberapa penderita, gejala dan tanda demensia
mudah dikenali; pada penderita lain, gejala bisa sangat
tidak jelas. Pemeriksaan yang hati-hati dan teliti
diperlukan untuk mengetahui penyebab yang benar.
Dokter akan melakukan wawancara yang lengkap
untuk mendapat gambaran mengenai gejala. Pada
wawancara akan ditanyakan gejala-gejala dan kapan
dimulainya, masalah kesehatan penderita yang dahulu
dan sekarang, masalah kesehatan keluarga, obatobatan, pekerjaan dan kebiasaan serta gaya hidup.
Anggota keluarga, terutama yang hidup bersama
penderita, juga akan ditanyai mengenai gejala
penderita.
Sangat penting untuk meninjau kembali obat-obatan
terutama pada orangtua.
Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda
penyakit yang menyebabkan dementia yang
reversibel dan bisa diobati.
Pemeriksaan status mental atau tes
neuropsikologis
Pemeriksaan penampilan pasien, mood,
apakah ada kecemasan dan halusinasi.
Pemeriksaan kognitif seperti memori,
perhatian, orientasi waktu dan tempat,
penggunaan bahasa, dan kemampuan untuk
mengerjakan berbagai tugas dan mengikuti
perintah.
Juga diperiksa kemampuan berargumentasi,
berpikir abstrak, dan memecahkan masalah.
Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk
mengetahui penyebab demensia.
Pemeriksaan darah lengkap termasuk hitung jenis,
kimia darah, fungsi hati, fungsi tiroid, dan kadar
vitamin B, B12, asam folat.
Pemeriksaan darah lain ( sifilis, HIV, intoksikasi obat,
hormon khusus, logam berat) hanya dilakukan jika
perlu.
Pemeriksaan urine untuk mendeteksi obat tertentu,
gangguan ginjal dan metabolik.
Pemeriksaan cairan otak mungkin diperlukan untuk
menyingkirkan kemungkinan infeksi otak.
Pemeriksaan radiologi otak untuk mengetahui kelainan
seperti normal pressure hydrocephalus, tumor otak,
penyumbatan dan pendarahan di otak.
CT scan biasanya cukup, meskipun MRI juga
digunakan apabila gambaran yang lebih detail
diperlukan.
Single-photon emission CT (SPECT) mendeteksi
aliran darah di otak dan digunakan untuk membedakan
penyakit Alzheimer dengan demensia vaskuler.
Electroencephalography (EEG).
PENANGANAN
Perawatan medis difokuskan untuk
mengoptimalkan kesehatan dan kualitas
hidup, sementara anggota keluarga yang
sebagian besar menangani perawatan
sehari-hari.
Perawatan medis tergantung pada penyakit
penyebab, tapi kebanyakan terdiri atas obat
dan terapi tingkah laku.
Perawatan di rumah
Banyak penderita dengan demensia awal
atau sedang dapat hidup mandiri.
• Penderita dapat hidup tanpa pengawasan
terus-menerus, dengan pemeriksaan berkala
oleh keluarga atau teman.
• Penderita yang mengalami kesulitan dengan
aktivitas kehidupan sehari-hari memerlukan
setidaknya bantuan dari keluarga atau
pembantu di rumah.
• Perawat yang datang dapat memastikan
bahwa penderita meminum obat.
Penderita yang memerlukan pengawasan
dekat atau bantuan terus-menerus.
• Penderita mungkin perlu pindah dari rumah
mereka ke rumah keluarga atau fasilitas
perawatan.
• Hal ini dapat memberikan penderita
kebebasan dan kualitas hidup yang baik.
Bagi penderita yang dapat hidup sendiri,
penting untuk menjaga lingkungan yang
dikenal dan aman.
• Penderita harus nyaman dan aman jika
mereka hidup mandiri.
• Modifikasi di rumah mungkin diperlukan.
Penting untuk mencegah kecelakaan dan
jatuh.
• Keseimbangan antara keamanan dan
kemandirian perlu sering ditinjau.
Penderita demensia perlu tetap aktif secara
fisik, mental, dan sosial.
• Latihan fisik sehari-hari membantu tubuh dan
fungsi berpikir dan menjaga berat badan yang
sehat. Latihan dapat berupa jalan tiap hari.
• Penderita harus terlibat sebanyak mungkin dalam
aktivitas mental sesuai kemampuannya. Aktivitas
mental dapat memperlambat proses dari
beberapa tipe demensia. Puzzle, permainan,
membaca, serta hobi dan kerajinan tangan
diperlukan
• Interaksi sosial merangsang dan menyenangkan
untuk kebanyakan penderita demesia.
Diet seimbang yang meliputi makanan dengan
protein, rendah lemak dan banyak sayur serta buah
membantu menjaga berat badan yang sehat dan
mencegah malnutrisi dan konstipasi.
Jangan merokok, baik untuk alasan kesehatan
maupun keamanan.
Terapi medis
Pengobatan demensia difokuskan untuk
memperbaiki faktor reversibel dan
memperlambat faktor ireversibel.
Hal ini dapat meningkatkan fungsi mental
secara nyata, bahkan pada penderita yang
mempunyai penyebab ireversibel seperti
penyakit Alzheimer.
1. Mengkoreksi dosis obat dan/atau menghentikan
penggunaan obat yang salah
Banyak orangtua memerlukan medikasi terusmenerus untuk penyakit-penyakit kronis, seperti
gagal jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol
tinggi, diabetes, pembesaran prostat, dll.
Meninjau ulang obat-obatan dapat mengungkapkan
adanya dosis yang salah, interaksi obat, efek samping,
atau kurangnya kepatuhan penderita (minum obat
dengan tidak benar atau tidak sama sekali) yang dapat
menyebabkan demensia.
Penyesuaian dosis, menghilangkan interaksi obat, dan
memastikan bahwa penderita minum obatnya seperti
yang sudah ditentukan dapat membantu memulihkan
gejala.
2. Menghambat progresivitas demensia
Demensia yang disebabkan oleh beberapa penyakit, seperti
Alzheimer, terkadang dapat diperlambat pada tahap awal-sedang
dengan obat-obatan. Banyak jenis obat-obatan telah/sedang dicoba
untuk mengobati demensia. Obat yang telah dapat bekerja dengan
baik sampai saat ini adalah penghambat kolinesterase.
Kolinesterase adalah enzim yang memecah sebuah zat kimia di otak
yang disebut asetilkolin, yang berperan sebagai sistem penyaluran
pesan yang penting di otak.
Penghambat kolinesterase menghentikan pemecahan asetilkolin
sehingga jumlahnya di otak meningkat dan memperbaiki fungsi otak.
Obat-obatan ini tidak hanya memperbaiki atau menstabilkan fungsi
mental, tapi juga dapat memberikan efek positif terhadap tingkah laku
dan aktivitas sehari-hari.
3. Mengobati depresi
Karena depresi umumnya ditemukan pada
penderita demensia, pengobatan depresi dapat
meringankan sebagian gejala.
Depresi umumnya diobati dengan obat golongan
antidepresan.
Beberapa dari obat-obatan ini juga mengatasi
rasa cemas.
4. Mengobati penyakit spesifik
Penyakit yang dapat diobati yang ditemukan
pada evaluasi diagnostik harus mendapat
perhatian cepat.
Pengobatan bervariasi tergantung penyakitnya.
Penyakit yang menyebabkan atau memperberat
demensia termasuk :
5. Mengobati gejala spesifik dan
komplikasi
Beberapa gejala dan komplikasi demensia
dapat diringankan dengan obat.
Gangguan tingkah laku dapat diperbaiki dengan
pengobatan tersendiri yang bertujuan untuk
mengenali dan mengubah masalah tingkah laku
tertentu.
Mood yang berubah-ubah dan ledakan emosi
dapat diatasi dengan obat.
Gelisah, halusinasi dan delusi dapat diberi obat.
Kejang biasanya memerlukan obat antikonvulsan.
Gangguan tidur dapat diatasi dengan merubah
kebiasaan dan obat.
6. Medikasi
Kecuali obat penghambat kolinesterase, FDA
belum menyetujui obat yang spesifik untuk
demensia. Berikut adalah obat-obatan yang paling
sering diberikan:
Semua obat mempunyai efek samping. Obat yang
diresepkan oleh dokter akan dipertimbangkan apakah
manfaat obat melebihi efek sampingnya.
Orangtua terutama lebih besar kemungkinan untuk
mengalami efek samping.
Penderita demensia yang minum obat-obatan ini harus
sering diperiksa untuk memastikan bahwa efek
samping obat dapat ditoleransi.
7. Terapi lain
Terapi okupasi dapat menolong penderita
demensia dengan aktivitas sehari-hari seperti
memberi makan dirinya sendiri.
Terapi fisik dapat memperbaiki pergerakan
dengan mengajari penderita untuk menggunakan
tongkat atau walker dengan benar dan
memperlihatkan kepada mereka bagaimana cara
bangun dan tidur dari ranjang atau kursi.
Aktivitas musik dan seni.
FOLLOW-UP
Setelah demensia terdiagnosa dan pengobatan
dimulai, penderita perlu pemeriksaan secara
rutin ke dokter.
Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk
melihat apakah pengobatan bekerja dan untuk
membuat perubahan yang perlu.
Memungkinkan terdeteksinya masalah kesehatan
dan masalah tingkah laku baru.
PENCEGAHAN
Tidak ada cara untuk mencegah demensia
ireversibel atau bahkan beberapa demensia
reversibel. Tindakan yang dapat mencegah
beberapa tipe demensia:
Menjaga gaya hidup sehat yang meliputi diet
seimbang, latihan teratur, pengunaan alkohol
yang tidak berlebihan, tidak merokok, dan tidak
menggunakan narkotika.
Hal berikut memungkinkan pengobatan awal
dan setidaknya pemulihan sebagian
demensia
Waspada akan gejala dan tanda yang
menunjukkan demensia.
Mengenali dari awal penyakit penyebab,
seperti infeksi HIV.
Download