RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPPS) MATA KULIAH: KAJIAN SENI-II MINAT MUSIK “SISTEM PELARASAN NUSANTARA” PROGRAM MAGISTER (S2) PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA SEMESTER-II TA 2014/2015 Dosen Pengampu SKS : Prof. Dr. Sri Hastanto, S.Kar. : 4 SKS TIU : Melengkapi bekal mahasiswa dalam hal pengetahuan sistem musik Nusantara TIK : Memberi bekal mahasiswa dalam memahami sistem prelarasan musik nusantara lewat ceramah, observasi, pengukuran nada dan penyususnan pola jangkah berbagai musik Nusantara, terutama di daerah kantong-kantong budaya terkenal di Nusantara Acara Pembelajaran : TATAPMUKA & POKOK BAHASAN Tatapmuka - I 1. Pengertian Laras 2. Contoh berbagai jenis pelarasan 3. Hakekat Pelarasan (pitch dan pola jangkah)Pengertian Pelarasan (tuning system) URAIAN 1. Pengertian pelarasan dibangun dengan pengalaman musikal. Mahasiswa diberi beberapa contoh pelarasan yang berbeda dan diminta komentar tentang perbedaan rasa musikalnya 2. Pemberian contoh sistem pelarasan Barat (Diatonis Mayor, Diatonis Minor dan 7 Modus Musik Barat) dan berbagai dampak rasa musikalnya. Pemberian contoh sistem pelarasan Slendro dan Pelog Gamelan Jawa; Degung, Salendro, dan Madenda Gamelan Sunda; Pelarasan-pelarasan di Bali (Pathutan Gong, Pathutan Gender Wayang, Pthutan Angklung, Pathutan Bumbung, dsb) 3. Analisis Pitch dan Pola Jangkah contohcontoh sistem pelarasan pada butir 2 dan hakekat tebangunnya rasa musikal (kombinasai pitch dan pola jangkah) 4. Mahasiswa diminta mencari rekaman musik nusantara dan membuat analisis terbatas, dan menjelaskan terbangunnya rasa musikal contoh musiknya. Tugas ini dipresentasikan pada tatap muka berikutnya Tatapmuka – II Presentasi masing-masing mahasiswa diikuti dengan diskusi dan penambahan pengetahuan yang ditemui mahasiswa di luar tatap muka – I Diskusi di bawah pimpinan pengampu dan penjelasan penambahan meteri hal-halyang ditemukan mahasiswa dalam tugasnya Tatapmuka - III 1. Pitch tergantung pada frekuensi getaran sumber bunyi dengan satuan Hertz (Hz). Frekuensi deret nada dan jumlahnya di dalam satu siklus. Hubungan antara pitch dan jarak nada. 1. Mendalami pitch dan jangkah sebagai komponen utama pengertian sistem pelarasan 2. Mendalami sifat pelarasan Nusantara (Absolute picth dan semi absolute pitch, 2. Sifat-sifat pelarasan Absolute pitch dan jangkah – interval, gembyang – oktaf) Semiabsolute pitch. Ukuran mesin versus 3. Melaras Gamelan Jawa, dasar gembyang ukuran kepantasan budaya. Terbangunnya pelarasan gamelan Jawa, Sunda, dan konsep “embat” dalam gamelan Jawa. Bali Penolakan standardisasi nada-nada 4. Mengenal aparatus pengukuran pitch gamelan Jawa. dan jarak nada (G-string Android, dan 3. Prosedur dan kronologis melaras gamelan Sengpielaudio) dan pengoresiannya dan pengertian dasar gembyangan sebagai acuan melaras gamelan dan musik Nusantara pada umumnya 4. G-String Android dan cara pengoperasiannya. Prosedur pengukuran nada di lapangan. Pengo[erasian Sengpieladio dan prosedur pengukuran jarak nada (jangkah) di studio. Fungsi monocord di dalam kerja studio. 5. Mahasiswa diminta mengukur frekuensi dan jangkah nada-nada gamelan di lingkungan kampus ISI Surakarta, dipresentasikan pada Tatapmuka berikutnya Pendalaman pitch dan jangkah lewat diskusi Presentasi Tugas Mahasiswa Tatap muka-III hasil Tugas Mahasiswa Tatap muka-III, penambahan penjelasan temuan-temuan baru dilanjutkan diskusi dan penjelasandi luar Tatap-muka – III Tanya jawab sekitar penjelasan temua baru mahasiswa di pitch dan jangkah lapangan Tatapmuka-IV Tatapmuka-V 1. Laras Slendro dan Laras Pelog 2. Pentatonis mirip Slendro dan Pelog 3. Laras Slendro Kroncong dan Campursari 4. Laras Atonal 1. Pitch, jangkah nada dan jangkah gembyangan di dalam Laras Slendro dan Pelog berdasarkan pengalaman Tatap muka-III 2. Analisis pentatonis yang sering dianggap Laras Slendro dan Pelog oleh masyarakat musik di luar gamelan 3. Pendalaman Pentatonis dalam lagu-lagu kroncong di luar diatonis (Slendro Kroncong, dan pentanotis mirip Pelog dalam Gending Gereja dan Campursari) 4. Beberapa contoh Pelrasan Atonal (Gejog Lesung Jawa dan Beghu Flores Timur 5. Tugas mahasiswa mencari contoh musik dengan laras-laras butir 1 s/d 4 masing masing satu lagu secara diundi. Di analisis dan dipresentasikan meinggu berikutnya. Tatapmuka – VI Presentasi dan diskusi hasil Tugas Mahasiswa pada Tatapmuka – V Presentasi mahasiswa dan diskusi setiap presentasi ditambah dengan penjelasan berbagai masalah yang ditemukan mahasiswa di dalam tugasnya. Tanya jawab berbagai masalah tentang bahan Tatapmuka – V Tatapmuka – VII 1. Pempersiapkan pengetahuan fieldwork untuk pelarasan Slendro di daerah Budaya luar Jawa Tengah (Madura atau lainnya) 2. Persiapan sofware dan hardware untuk fieldwork, dan pembagian tugas 1. Pemahaman tujuan Filedwork, hasil yang ingin dicapai, apa signifikansi hasil itu bagai pemehaman Pelarasan Nusantara, dan bagaimana prosedur serta metode pengumpulan data 2. Metode validasi data dan penyusunan kesimpulan 3. Mempelajari operasional software dan hardware yang digunakan, serta pembagian tugas setiap peserta fieldwork 4. Merancang perjalanan yang efektif dan efisien, termasuk menyiapkan honor untuk narasumber. Tatapmuka – VIII Filework 1. Melaksanakan perjalanan sesuai dengan rencana. Mengadakan perubahan bila di lapangan ditemui kendala 2. Melakukan observasi dan pengukuran frekuensi nada 3. Wawancara tentang narasumber sendiri serta obyek penelitian di dalam fieldwork 4. Berdiskusi di basecamp bila terdapat halhal yang tidak di lapangan, jelas atau halhal yang perlu didiskusikan Tatapmuka – IX 1. Pengantar 1. Format Laporan Fieldwork 2. Substansi Laporan 2. Pendahuluan 3. Kronologi observasi dan pengukuran 4. Hasil Kerja Lapangan 5. Kerja Studio dan Hasil Kerja Studio 6. Kesimpulan Catatan: Foto-2 ditampilkan bila mana perlu di setiap bagian mengikuti aliran pelaporan. Tatapmuka – X Penyususnan laporan fieldwork perseorangan Mahasiswa menyusun laporan dengannformat standar academic writting meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengantar Pendahuluan Kronologi observasi dan pengukuran Hasil Kerja Lapangan Kerja Studio dan Hasil Kerja Studio Kesimpulan Catatan: Foto-2 ditampilkan bila mana perlu di setiap bagian mengikuti aliran pelaporan. Tatapmuka – XI (UTS) 1. 2. 3. 4. Presentasi Mahasiswa Pembahasan Prosedur Fieldwork Pembahasan Format Laporan Fieldwork Pembahasan Substansi Laporan Madura 1. Mahasiswa presentasi masing-masing 1015 menit, ditanggapi oleh seluruh kelas dan diakhiri dengan komentar pengampu mengenai Prosedur, Format, dan Substansi laporan 2. Mahasiswa ditugasi membaca dan memahami budaya Sunda pada umumnya serta budaya musik tradisi Sunda pada khususnya Tatapmuka – XII Persiapan fieldwork di Pasundan 1. Pemahaman tujuan Filedwork, hasil yang ingin dicapai, apa signifikansi hasil itu bagai pemehaman Pelarasan Nusantara, dan bagaimana prosedur serta metode pengumpulan data 2. Metode validasi data dan penyusunan kesimpulan 3. Mempelajari operasional software dan hardware yang digunakan, serta pembagian tugas setiap peserta fieldwork 4. Merancang perjalanan yang efektif dan efisien, termasuk menyiapkan honor untuk narasumber. Tatapmuka – XIII Fielddwork di Pasundan 1. Melaksanakan perjalanan sesuai dengan rencana. Mengadakan perubahan bila di lapangan ditemui kendala 2. Melakukan observasi dan pengukuran frekuensi nada 3. Wawancara tentang narasumber sendiri serta obyek penelitian di dalam fieldwork 4. Berdiskusi di basecamp bila terdapat halhal yang tidak di lapangan, jelas atau halhal yang perlu didiskusikan Tatapmuka – XIV Penyusunan Laporan Fieldwork Pasundan Mahasiswa menyusun laporan dengannformat standar academic writting meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengantar Pendahuluan Kronologi observasi dan pengukuran Hasil Kerja Lapangan Kerja Studio dan Hasil Kerja Studio Kesimpulan Catatan: Foto-2 ditampilkan bila mana perlu di setiap bagian mengikuti aliran pelaporan. Tatapmuka - XV 5. 6. 7. 8. Presentasi Mahasiswa Pembahasan Prosedur Fieldwork Pembahasan Format Laporan Fieldwork Pembahasan Substansi Laporan Madura 1. Mahasiswa presentasi masing-masing 1015 menit, ditanggapi oleh seluruh kelas dan diakhiri dengan komentar pengampu mengenai Prosedur, Format, dan Substansi laporan 2. Mempersiapkan pertemuan akhir semester Tatapmuka-XVI Ulangan Umum substansi Pelarasan Musik Nusantara. Mahasiswa bebas bertanya mengenai Musik Nusantara pada umumnya. Metode Pembelajaran: Ceramah, Diskusi, Pengenalan Hardware dan Software Observasi, Observasi Lapangan, Kerja Lapangan, Kerja Studio, Penyusunan Laporan, Penulisan Makalah Tugas Nahasiswa: Tugas Mingguan, Tugas Kerja Lapangan, Tugas Kerja Studio, Tugas Tengah Semester, Tugas Akhir Semester Sistem Evaluasi: Penilaian tugas-tugas mingguan. Penilaian performence kerja lapangan, Penilaian Kerja Studio, Penilaian Presentasi dalam Seminar, Penilaian Laporan Akhir Daftar Pustaka Ellis, A. J., “On the Musical Scales of Various Nations.” Journal of the Society of Arts No. 1,688 (Vol. 33): 485-527 {esp. 508-514}; dengan koreksi dalam 1,690 (33):570; dan appendix dalam 1,719 (33):1102-1111 {esp. 1107-1108}. London, 1885 Hastanto, Sri. Konsep Pathêt dalam Karawitan Jawa. Surakarta: ISI Press dan Pas-casarjana ISI Surakarta, 2009. ----------------. “Konsep Embat dalam Karawitan Jawa” Laporan penelitian Hibah KompetisiB Seni. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional, 2009-2010 ---------------- Ngeng dan Reng: Persandingan Sistem Pelarasan Gamelan Ageng Jawa dan Kebyar Bali. Surakarta: ISI Press, 2012 Hood, Mantle., “Sléndro and Pélog Redifined”. Selected Reports Institue of Ethno musicology. Vol. I No.1 Los Angles: University of California, 1966. Kamajaya (ed. Romanize) Sĕrat Cĕnthini (Suluk Tĕmbangraras) Yogyakarta: Yayasan Centhini, 1989, Pupuh ke 479, pada (bait) Kunst, Jaap., Music in Java, Vols.I dan II. Erns L. Heins (ed.) The Hague: Martinus Nijhoff, 1973. Marsono (ed) Centhini Tambangraras Amongraga, Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 2005 Prodjapangrawit, R. Ng. Wedha Pradangga. Sri Hastanto (ed.), Surakarta: STSI Sura-karta dan The Ford Foundation, 1990 Pengampu Prof. Dr. Sri Hastanto, S.Kar. NIP. 194622121966061001