BAB IV Rencana Implementasi 4.1 Rencana Implementasi Investasi Investasi dilakukan untuk dapat membuat Telkom terus melakukan proses penciptaan nilai (Value Creation), tumbuh dan pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan secara fundamental. Pendanaan investasi bisa berasal dari kas internal perusahaan ataupun dengan mengeluarkan hutang (debt issuing). Program investasi strategis yang dapat Telkom lakukan terbagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu: • Investasi untuk tanah dan bangunan. • Investasi untuk infrastruktur telekomunikasi, sarana penunjang dan teknologi informasi. • Investasi jangka panjang yang peruntukannya sebagai berikut: - Investasi pada anak perusahaan yang sudah ada. - Investasi strategis baru. Agar program investasi dapat dilaksanakan secara baik, perencanaan investasi harus disusun sehingga investasi yang pada umumnya menghabiskan dana yang cukup besar akan bermanfaat dan menghasilkan nilai bagi perusahaan. Semua program investasi harus mengacu kepada arah, program dan strategi perusahaan mulai dari Pesan tahunan Perusahaan (Corporate Annual Message), Rencana Induk (Master Plan) hingga Skenario Strategis Perusahaan (Corporate Strategic Scenario (CSS)) yang tertuang dalam hirarki berikut ini: 58 Corporate Strategic Scenario (CSS) Master Plan Perusahaan Corporate Annual Message (CAM) Gambar 4.1 Hirarki Rencana, Arah dan Strategi Perusahaan TELKOM Selain mengacu pada rencana dan strategi perusahaan, program investasi harus dituangkan pada Rencana Kegiatan Anggaran Perusahaan (RKAP). Selain itu usulan dari rencana investasi harus meliputi justifikasi kebutuhan investasi dan analisa kelayakan investasi tersebut. - Justifikasi Kebutuhan Investasi Unit kerja pengusul investasi Nama kegiatan Jenis anggaran/ tahun Total nilai investasi Saat penggunaan Latar belakang investasi Aspek strategis Aspek bisnis Lingkup pekerjaan Jadwal pelaksanaan pekerjaan - Analisa Kelayakan Investasi Analisa Prioritas Analisa Non Finansial Analisa Finansial Analisa Risiko dan Mitigasi Rekomendasi Tabel 4.1 Justifikasi dan Analisa Kelayakan Investasi Proses penyusunan rencana investasi merupakan langkah awal yang sangat menentukan agar program investasi dapat berjalan dengan baik. Diperlukan suatu proses bisnis perencanaan dan pengajuan investasi yang melibatkan unit bisnis pengusul hingga direksi dan komisaris sebagai pengambil keputusan apakah rencana investasi tersebut disetujui atau tidak. Selain itu pembentukan Komite Investasi dalam proses bisnis perencanaan investasi sangat penting untuk menjalankan fungsinya sebagai berikut: 59 • Menjabarkan kebijakan investasi perusahaan sesuai dengan arah dan strategi investasi dalam CSS, Master Plan Perusahaan dan CAM yang menyangkut aspek teknologi, infrastruktur, bisnis keuangan dan regulasi. • Merumuskan prioritas, sasaran dan kriteria investasi yang dapat diusulkan dalam satu tahun anggaran berdasarkan perencanaan strategis perusahaan. • Mengidentifikasi usulan proyek investasi untuk dapat dikelompokan, digabungkan menjadi satu paket sehingga tidak terjadi investasi yang tumpang tindih. • Memastikan bahwa dana yang dibutuhkan untuk pembiayaan investasi yang akan diimplementasikan cukup tersedia. • Melakukan review, evaluasi dan analisa kelayakan bisnis terhadap program investasi perusahaan. • Menyampaikan hasil evaluasi dan memberikan rekomendasi kepada jajaran Direksi untuk proses penetapan lebih lanjut. • Susunan anggota dari Komite Investasi dapat terdiri dari personalia lintas fungsi dan diketuai oleh salah seorang anggota Direksi. Proses bisnis dari usulan rencana program investasi dimulai dari usulan unit bisnis dan dikoordinir oleh Direktorat terkait untuk diusulkan kepada Komite Investasi. Komite Investasi selanjutnya akan melakukan review tehadap usulan tersebut dan akan memberikan laporan serta rekomendasi kepada jajaran Direksi untuk dilakukan penetapan. Proses penetapan investasi dilakukan oleh Direksi atas sepengetahuan dan persetujuan Komisaris. Untuk investasi yang terkait dengan penyertaan modal perusahaan, keputusan penetapan selanjutnya akan dibawa ke dalam forum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Secara model, proses usulan rencana investasi Telkom dapat digambarkan dalam model berikut ini: 60 Gambar 4.2 Proses Bisnis Pengajuan Investasi 61 4.2 Rencana Implementasi Share Buyback 4.2.1 Proses Sebelum Transaksi Share Buyback Sebelum dapat dilaksanakan, rencana alternatif Telkom dalam pengembalian kas kepada pemegang saham melalui Share Buyback harus memenuhi beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh otoritas bursa saham seperti Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) di Indonesia dan Security Exchange Commision (SEC) di Amerika, terkait dengan pendaftaran (listing) saham Telkom di dua bursa di negara tersebut yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan New York Stock Exchange (NYSE). Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep‐45/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998, Peraturan Nomor XI.B.2 mengenai Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik, sebelum disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), langkah pertama yang harus dilakukan oleh Telkom adalah dengan mengumumkan rencana Program Share Buyback perusahaan kepada seluruh pemegang saham sekurangnya 28 (duapuluh delapan) hari sebelum RUPS dilaksanakan. Pemberitahuan rencana Program Share Buyback wajib memuat informasi sebagai berikut: • Perkiraan jadwal dan biaya pembelian kembali saham tersebut. • Perkiraan menurunnya pendapatan Emiten atau Perusahaan Publik sebagai akibat pelaksanaan pembelian kembali saham dan dampak atas biaya pembiayaan Emiten atau Perusahaan Publik. • Proforma laba per saham Emiten atau Perusahaan Publik setelah rencana pembelian kembali saham dilaksanakan, dengan mempertimbangkan menurunnya pendapatan. • Pembatasan harga saham untuk pembelian kembali saham. • Pembatasan jangka waktu pembelian kembali saham. 62 • Metoda yang akan digunakan untuk membeli kembali saham. • Pembahasan dan analisis manajemen mengenai pengaruh pembelian kembali saham terhadap kegiatan usaha dan pertumbuhan Emiten atau Perusahaan Publik di masa mendatang. • Rencana Emiten atau Perusahaan Publik atas saham yang akan dibeli kembali, apakah akan dijual kembali atau akan mengurangi modal Emiten atau Perusahaan Publik. ( Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep‐45/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998, Peraturan Nomor XI.B.2 mengenai Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik ) Terkait dengan pelaksanaan transaksi Share Buyback Telkom, informasi dari rencana transaksi tersebut adalah sebagai berikut: Informasi Share Buyback Jadwal Program Transaksi Share Buyback Biaya untuk Share Buyback Metode Pembelian 18 bulan (efektif setelah RUPS) Rp. 2,000,000,000,000 Open Market Method Tabel 4.2 Informasi Rencana Waktu dan Biaya Share Buyback Proforma akibat Share Buyback: Kas Aset Laba Saham Beredar ROA ROE EPS Sebelum Share Buyback 8,316 75,135 11,006 20,159,999,280 14.65% 47.25% 545.93 Setelah Share Buyback 6,316 73,135 11,006 19,961,979,478 15.05% 51.69% 551.35 Tabel 4.3 Proforma Sebelum dan Setelah Share Buyback 63 Komposisi kepemilikan saham Telkom sebelum dan setelah transaksi Share Buyback. Dana yang dikeluarkan Rp. 2,000,000,000,000 Saham Yang Dibeli Kembali 338,983,051 Pemegang Saham Pemerintah Indonesia Publik Treasury Stock Total Sebelum Share Buyback Jumlah Saham Prosentase 10,320,470,711 51.19% 9,839,528,568 48.81% 20,159,999,279 100% Analisa Kepemilikan Tanpa Treasury Stock Pemegang Saham Sebelum Share Buyback Jumlah Saham Prosentase Pemerintah Indonesia 10,320,470,711 51.19% Publik 9,839,528,568 48.81% Total 20,159,999,279 100% Setelah Share Buyback Jumlah Saham Prosentase 10,320,470,711 51.19% 9,500,545,517 47.13% 338,983,051 1.68% 20,159,999,279 100% Setelah Share Buyback Jumlah Saham Prosentase 10,320,470,711 52.07% 9,500,545,517 47.93% 19,821,016,228 100% Tabel 4.4 Komposisi Kepemilikan Saham Telkom sebelum dan setelah Share Buyback Selanjutnya, setelah diumumkan kepada seluruh pemegang saham, program Share Buyback ini akan dibawa ke dalam RUPS untuk disahkan. Hasil dari RUPS ini akan menentukan apakah program Share Buyback Telkom akan diteruskan atau tidak. Persetujuan dari RUPS ini dapat disahkan apabila minimal 2/3 (dua pertiga) pemegang saham hadir dalam RUPS tersebut dan 2/3 (dua pertiga) suara dalam forum tersebut menyetujui program tersebut. 4.2.2 Proses Transaksi Share Buyback terkait dengan Peraturan Pasar Modal Transaksi Share Buyback dapat dilaksanakan maksimum selama 18 (delapan belas) bulan, efektif setelah disahkan dalam RUPS. Dalam pelaksanaan transaksi Share Buyback, Telkom harus mematuhi beberapa peraturan yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM antara lain: 64 • Transaksi beli dilakukan melalui 1 (satu) Anggota Bursa Efek. Dalam hal ini Telkom harus menunjuk salah satu Anggota Bursa Efek seperti PT. Bahana Sekuritas atau PT. Danareksa Sekuritas sebagai perantara Telkom dalam transakasi Share Buyback di bursa dalam negeri, selanjutnya apabila transaksi Share Buyback ini dilakukan juga di bursa NYSE, maka Telkom harus menunjuk anggota bursa di sana seperti Morgan Stanley, Merrill Lynch dan yang lainnya sebagai agen pembelian transaksi Share Buyback. Selain sebagai perantara, anggota bursa tersebut dapat dijadikan ’advisor’ bagi Telkom dalam transaksi Share Buyback. • Transaksi beli tidak dapat dilakukan pada saat pembukaan atau penutupan perdagangan atau dalam waktu 30 (tiga puluh) menit sesudah pembukaan atau 30 (tiga puluh) menit sebelum penutupan. • Tawaran untuk membeli kembali saham harus lebih rendah atau sama dengan harga perdagangan sebelumnya. • Maksimum pembelian kembali saham pada setiap hari adalah 25% (dua puluh lima perseratus) dari volume perdagangan harian, dengan ketentuan apabila mengakibatkan pecahan satuan perdagangan, maka pembelian tersebut dibulatkan menjadi 1 (satu) satuan perdagangan. • Orang Dalam Emiten atau Perusahaan Publik dalam hal ini Telkom dilarang melakukan transaksi atas saham Emiten atau Perusahaan Publik tersebut pada hari yang sama. Secara lengkap, peraturan mengenai transaksi Share Buyback disajikan dalam Lampiran 15 mengenai Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep‐45/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998, Peraturan Nomor XI.B.2. 65 4.2.3 Proses Pelaksanaan Transaksi Share Buyback di Telkom Di dalam internal perusahaan, selain membentuk struktur adhoc berupa komite pelaksana transaksi, Telkom harus menyusun suatu proses bisnis untuk pelaksanaan program Share Buyback ini. Proses bisnis ini disusun untuk dapat menjadi pedoman pelaksanaan transaksi, mulai dari rencana hingga evaluasi transaksi Share Buyback yang melibatkan pihak anggota bursa sebagai perantara dan advisor perusahaan, Komite Share Buyback dan anggota Direksi dalam hal ini dapat diwakili oleh Direktur Keuangan sebagai Chief of Financial Officer (CFO). Secara model, pembagian tugas dan alur proses bisnis dalam transaksi Share Buyback Telkom dapat digambarkan dalam bagan berikut ini: 66 Broker / Advisor Komite Share Buyback Telkom Revaluasi Perencanaan No Analisa Fundamental dan Teknikal Rekomendasi: Harga, Volume, Waktu Analisa dan Evaluasi Proposal dan Rekomendasi Eksekusi order dari Telkom Permintaan (Order) kepada Broker untuk melakukan Share Buyback Pelaksanaan Pelaporan dan Administrasi Direksi Telkom/ Direktur Keuangan Revaluasi No Approval Yes Yes Melakukan persiapan dan membantu Telkom dalam menyusun laporan Share Buyback kepada BAPEPAM dan SEC Penyusunan laporan Share Buyback untuk kepentingan intern perusahaan Melaporkan hasil Share Buyback kepada BAPEPAM dan SEC Menerima Laporan dan Evaluasi Gambar 4.2 Proses Bisnis Pelaksanaan Program Share Buyback Telkom 67 Anggota bursa sebagai perantara dan advisor memberikan rekomendasi terhadap transaksi yang akan dilakukan, rekomendasi yang diberikan tentu akan memuat informasi harga saham yang akan dibeli, volume transaksi berdasarkan hasil analisa teknikal dan fundamental. Diharapkan rekomendasi mengenai harga saham dan volume yang akan dibeli merupakan rekomendasi yang optimal sehingga dapat dilakukan transaksi pembelian kembali pada waktu tersebut. Usulan rekomendasi akan dianalisa oleh komite Share Buyback Telkom. Berdasarkan hasil analisa dan pertimbangan dari komite tersebut, usulan dari advisor dapat disetujui ataupun tidak. Apabila disetujui maka usulan tersebut akan dibawa kepada direksi untuk dimintakan persetujuan. Sebaliknya apabila usulan anggota bursa tersebut tidak diterima, maka akan dikembalikan kepada anggota bursa tersebut untuk dilakukan evaluasi dan dilakukan pengkajian kembali. Kondisi yang sama akan terjadi pada pengambilan keputusan di tingkat direksi. Apabila disetujui, maka proses transaksi akan dilaksanakan dimana Komite Share Buyback akan melakukan permintaan atau order kepada advisor agar proses transaksi dilakukan berdasarkan harga dan volume saham yang telah disetujui oleh pihak Telkom. Pihak broker ataupun advisor akan mengeksekusi permintaan Telkom tersebut dengan melakukan transaksi Share Buyback di bursa saham. Setelah dilakukan transaksi, maka proses administrasi berupa penyusunan pelaporan kepada otoritas bursa (BAPEPAM dan SEC) akan dibuat dan dilaporkan. Selain laporan kepada pihak otoritas bursa, laporan dari proses transaksi untuk pihak internal perusahaan dalam hal ini direksi juga dibuat sehingga dapat menjadi bahan evaluasi terhadap transaksi yang telah dilakukan dan menjadi bahan pertimbangan pada proses pengambilan keputusan transaksi selanjutnya. 68 4.2.4 Evaluasi Proses Share Buyback Evaluasi dari proses pelaksanaan transaksi Share Buyback Telkom merupakan hal yang tidak bisa diabaikan untuk memastikan bahwa pelaksanaan program tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, baik dalam teknis pelaksanaan maupun dalam mencapai tujuan keuangan perusahaan . Proses evaluasi dilakukan pada setiap tahapan, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan hingga tahapan pelaporan dan administrasi. Evaluasi secara keseluruhan dari program Share Buyback ini juga harus diyakini bahwa transaksi Share Buyback telah sesuai dengan tujuan perusahaan dalam menerapkan kebijakan keuangan yang telah ditetapkan. 69