PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

advertisement
Modul ke:
07
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Konstitusi dan Rule
of Law
Fakultas
PSIKOLOGI
Program Studi
PSIKOLOGI
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Sub Bahasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pengertian dan Definisi Konstitusi
Hakikat dan Fungsi Konstitusi
Dinamika Pelaksanaan Konstitusi
Institusi dan Mekanisme Pembuatan
Konstitusi
Pengertian Rule of Law
Latar Belakang Rule of Law
Fungsi Rule of Law
Dinamika Pelaksanaan Rule of Law
1. Pengertian dan Definisi Konstitusi
Konstitusi : constituer (Prancis)  membentuk.
Konstitusi a/ pembentukan suatu negara atau menyusun dan
menyatakan aturan suatu negara.
UUD : Gronwet (Belanda). Wet (UU) dan Grond (tanah atau
dasar).
Dalam ilmu politik,
Konstitusi : keseluruhan dari peraturan-peraturan baik tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara
bagaimana sesuatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu
masyarakat.
1. Pengertian dan Definisi Konstitusi
Tokoh
Konstitusi
LL.J. Van
Apeldoorn
Peraturan tertulis dan peraturan tidak tertulis
Sri
Sumantri
Menyamakan arti keduanya (sesuai dengan praktik
ketatanegaraan di sebagian besar negara-negara dunia : Indonesia
E.C.S.
Wade
Herman
Heller
Bagian tertulis dari konstitusi.
-
Naskah yang memberikan
rangka dan tugas pokok dari
badan-badan pemerintahan
dan menentukan pokok-pokok
cara kerjanya
1.
2.
3.
C.F. Strong
UUD
Konstitusi : mencerminkan kehidupan politik di dalam
masyarakat sebagai suatu kenyataan (arti politis dan sosiologis)
Konstitusi : kesatuan kaidah yang hidup dala masyarakat (arti
hukum atau yuridis)
Konstitusi : kesepakatan yang ditulis dalam suatu naskah
sebagai undang-undang yang tertinggi yang berlaku dalam
suatu negara.
Konstitusi: kumpulan asas-asas yang menyelenggarakan kekuasaan
pemerintahan, hak-hak dari pemerintah dan hubungan antara
pemerintah dan yang diperintah.
1. Pengertian dan Definisi Konstitusi
Konstitusi :
a. Suatu kumpulan kaidah yang memberikan
pembatasan-pembatasan kekuasaan kepada para
penguasa.
b. Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan
sekaligus petugasnya dari suatu sistem politik.
c. Suatu gambaran-gambaran dari lembaga-lembaga
negara.
d. Suatu gambaran yang menyangkut masalah hak-hak
asasi manusia.
2. Hakikat dan Fungsi Konstitusi
1. Hakikat Isi Konstitusi (UUD)
Konstitusi berisi tiga hal pokok, yaitu:
• Jaminan terhadap HAM dan warga negaranya
• Susunan ketatanegaraan
• Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan
M.Budiardjo: UUD memuat ketentuan:
a. Organisasi Negara
Konstitusi berisi hal-hal sebagai berikut:
1) Pembagian kekuasaan (legislatif, eksekutif, dan yudikatif)
2) Pembagian kekuasaan (pemerintah pusat/ federal dengan daerah/ negara bagian)
3) Prosedur penyelesaian pelanggaran hukum
4) Bangunan hukum dan semua organisasi-organisasi yang ada dalam negara.
5) Bentuk negara/ pemerintahan/ sistem pemerintahan
b. Hak dan Kewajiban Warga Negara/ Negara dan Hubungan Keduanya
c. Prosedur Mengubah UUD
2. Hakikat dan Fungsi Konstitusi
2. Fungsi Konstitusi (UUD)
Fungsi konstitusi (UUD) secara umum adalah sebagai:
a. Tata aturan pendirian lembaga-lembaga yang permanen
b. Tata aturan hubungan negara dengan warga negara dan dengan negara lain
c. Sumber hukum dasar yang tertinggi
Fungsi konstitusi (UUD) secara khusus dalam negara demokrasi dan negara komunis:
Negara Demokrasi Konstitusional
Negara Komunis
1. Membatasi kekuasaan pemerintah
agar tidak sewenang-wenang.
2. cara yang efektif dalam membagi
kekuasaan.
3. Perwujudan dari hukum yang tertinggi
(supremasi hukum).
1. Cerminan kemenangan-kemenangan
yang telah dicapai dalam perjuangan
ke arah masyarakat komunis.
2. Pencatatan formal dari perjuangan
yang telah dicapai.
3. Dasar hukum untuk perubahan
masyarakat yang dicita-citakan.
3. Dinamikan Pelaksanaan Konstitusi di Indonesia
1. UUD 1945, Berlaku 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949
2. Konstitusi RIS, Berlaku 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950
3. UUDS, Berlaku 15 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959
4. UUD 1945, Berlaku 5 Juli 1959 sampai 1966
5. UUD 1945 pada Tahun 1966 sampai dengan 1999
6. UUD 1945 Amandemen 1999, sejak 1999-Sekarang
Inti penerapan sistem pemerintahan pasca amandemen konstitusi:
a. Perubahan ideologi politik dari sosialis demokrat liberal (demokrasi,
kebebasan individu serta pasar bebas).
b. Penyelenggaraan otonomi daerah kepada Pemda tingkat I dan II
c. Pelaksanaan pemilu langsung presiden dan wakil presiden
d. Pelaksanaan kebebasan pers yang bertanggung jawab.
e. Perubahan UU politik yang berintikan pemilu langsung dan sistem
multipartai.
f. Pelaksanaan Amandemen Konstitusi (UUD 1945) yang berintikan
struktur ketatanegaraan Indonesia.
3. Dinamikan Pelaksanaan Konstitusi di Indonesia
7. Proses Perubahan UUD 45
Sidang Umum MPR
19 September 1999
(Amandemen I)
Hak dan kewajiban presiden dan wakil presiden serta hak legislatif.
Sidang Tahunan MPR
18 Agustus 2000
(Amandemen II)
otonomi daerah, DPR, wilayah negara, kewarganegaraan, hak dasar (HAM),
pertahanan dan keamanan, serta perlengkapan negara.
Sidang Tahunan
9 November 2001
(Amandemen III)
Kedaulatan dan Negara Indonesia, MPR, pencalonan presiden dan wakil
presiden, pemilihan presiden dan wakil presiden, permakzulan, hak-hak
presiden, kementerian negara,
DPR, pemilihan umum, keuangan negara, BPK, MA dan kekuasaan
kehakiman, Komisi Yudisial, serta Mahkamah Konstitusi.
Sidang Tahunan MPR
10 Agustus 2002
(Amandemen IV)
Keanggotaan MPR, pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung,
pemakzulan, hak presiden, Dewan Penasehat Presiden, mata uang, bank
sentral, kekuasaan kehakiman, pendidikan dan kebudayaan, perekonomian
nasional dan kesejahteraan sosial, fakir miskin dan anak terlantar,
perubahan konstitusi, aturan peralihan serta aturan tambahan.
4. Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi dan Perundangundangan
1.
•
2.
Institusi Legislasi
Badan Legislatif (DPR) dan Badan Eksekutif (Presiden). Kedua lembaga ini bertugas
membuat undang-undang. Bentuk produk perundang-undangan yang dihasilkan
oleh institusi di atas adalah berupa UUD, UU, PERPU, dan PP.
Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD), dan Pembuatan UU, PERPU, PP, dan
PERDA
Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD 1945)
1. MPR mengadakan rapat konsultasi dengan seluruh badan kelengkapan MPR dan
anggotanya, yaitu DPR 1945 dan DPD.
2. Mendapat persetujuan 2/3 anggota DPR/MPR atas rencana amandemen UUD 45
tersebut.
3. MPR membentuk Panitia Perumus Badan Pekerja (BP-MPR) yang bertugas
merumuskan RUUD 1945.
4. Hasil perumusan Panitia Badan Pekerja MPR RI menyerahkan hasil perumusan
RUU kepada pimpinan MPR RI.
5. Pimpinan MPR menyelenggarakan Sidang Umum MPR RI Tahunan.
4. Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi dan Perundangundangan
2.
Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD), dan Pembuatan UU, PERPU,
PP, dan PERDA
Mekanisme Pembuatan UU dan PERPU
1. Pemerintah mengajukan RUU melalui Menteri Sekretariat Negara kepada
Setjen DPR RI.
2. Setjen DPR RI mengirimkan RUU kepada pimpinan DPR RI.
3. impinan DPR RI mengirimkan RUU tersebut kepada komisi yang terkait.
4. Pimpinan Komisi membentuk panitia khusus untuk membahas RUU
usulan pemerintah atau usulan inisiatif DPR RI.
5. Panitia Khusus mengadakan rapat dengar pendapat dengan elemenelemen yang meliputi : pemerintah, profesional, pengusaha, partai
politik, LSM, ormas, OKP, tokoh masyarakat dan unsur lain yang terkait.
6. DPR mengadakan Sidang Paripurna untuk mendengarkan pandangan
umum dari fraksi-fraksi yang selanjutnya menetapkan RUU menjadi UU.
4. Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi dan Perundangundangan
2.
Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD), dan Pembuatan UU, PERPU,
PP, dan PERDA
Mekanisme Pembuatan UU atas Usul Inisiatif DPR RI
1. Komisi mengajukan usul inisiatif RUU kepada Badan Legislasi DPR RI.
2. Badan Legislasi DPR RI mengirimkan RUU kepada pemerintah untuk
dibahas dan dikembalikan lagi kepada pimpinan DPR RI.
3. Pimpinan DPR RI mengirimkan RUU tersebut kepada komisi yang terkait.
4. Pimpinan Komisi membentuk panitia khusus untuk membahas RUU usulan
pemerintah atau usulan inisiatif DPR RI.
5. Panitia Khusus mengadakan rapat dengar pendapat dengan elemenelemen yang meliputi : pemerintah, profesional, pengusaha, partai politik,
LSM, ormas, OKP, tokoh masyarakat dan unsur lain yang terkait.
6. Pimpinan DPR RI mengadakan Sidang Paripurna untuk mendengarkan
pandangan umum dari fraksi-fraksi yang selanjutnya menetapkan RUU
menjadi UU.
4. Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi dan Perundangundangan
2.
Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD), dan Pembuatan UU, PERPU,
PP, dan PERDA
Mekanisme Pembuatan PERDA
1. Pemerintah daerah tingkat I atau II mengajukan rancangan PERDA kepada
DPRD melalu Sekretaris DPRD I atau II.
2. Sekretaris DPRD mengirim Rancangan Perda kepada pimpinan DPRD
tingkat I atau II.
3. Pimpinan DPRD tingkat I atau II mengirimkan Rancangan Perda kepada
komisi yang terkait.
4. Panitia Khusus mengadakan rapat dengar pendapat dengan elemenelemen yang meliputi : pemerintah, profesional, pengusaha, partai politik,
LSM, ormas, OKP, tokoh masyarakat dan unsur lain yang terkait.
5. DPRD tingkat I atau II mengadakan Sidang Paripurna untuk mendengarkan
pandangan umum dari fraksi-fraksi yang selanjutnya menetapkan
Rancangan Perda menjadi Perda.
4. Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi dan Perundangundangan
Mekanisme Pembuatan Peraturan Pemerintah (PP)
Pembuatan PP dilakukan oleh Pemerintah (Eksekutif). PP berfungsi
sebagai peraturan mengenai pelaksanaan UU atau PERPU.
Hierarki Peraturan Perundang-undangan
TAP MPR No. III/MPR/2000:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
UUD 1945
Ketetapan MPR RI
UU
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU)
Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan Presiden (KEPRES)
Peraturan Daerah (PERDA)
5. Pengertian dan Latar Belakang Rule of Law
•
Penegakan hukum (rule of law): doktrin hukum yang muncul pada abad ke19, bersamaan dengan kelahiran negara berdasarkan hukum dan
demokrasi.
(Friedman) membedakan rule of law menjadi dua:
1. Formal : kekuasaan umum yang terorganisasi, dapat diartikan bahwa
setiap negara mempunyai aparat penegak hukum.
2. Hakiki/material: menyangkut ukuran hukum baik dan buruk.
•
Rule of law adalah rule by the law bukan rule by the man.
•
Inti dari rule of law : Jaminan adanya keadilan bagi masyarakatnya,
khususnya keadilan sosial.
•
Pembukaan UUD 1945 memberi jaminan adanya rule of law dan sekaligus
rule of justice.
6. Fungsi dan Prinsip Rule of Law
• Fungsi : Jaminan secara formal terhadap “rasa keadilan” bagi
rakyat Indonesia dan juga “keadilan sosial”, sehingga diatur
dalam Pembukaan UUD 1945, bersifat tetap dan instruktif bagi
penyelenggaraan negara.
• Prinsip-prinsip secara formal:
• Negara Indonesia adalah negara hukum (Pasal 1 ayat 3)
• Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang Independen
(Pasal 24 ayat 1)
• Setiap warganegara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan atau Equality before The Law (Pasal 27 ayat 1)
• Berhak untuk bekerja, mendapat imbalan dan perlakuan adil
dalam hubungan kerja (Pasal 28D ayat 2)
7. Dinamika Pelaksanaan Rule of Law
Lembaga Penegak Hukum
Lembaga
Fungsi/Tupoksi/Wewenang
Kepolisian
Memelihara KAMTIBMAS, penegakan hukum, serta perlindungan dan pelayanan
kepada masyarakat.
Kejaksaan
Melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan dan penyidikan pidana
khusus berdasarkan KUHP.
KPK
Supervisi/koordinasi/monitoring penanganan TIPIKOR, Pencegahan dan
Penangkapan, Penyelidikan , Penyidikan dan Penuntutan TIPIKOR
Mahkamah
Agung
1. Mengadili pada tingkat kasasi ,
2. Menguji peraturan perundang-undangan terhadap undang-undang
Mahkamah
Konstitusi
1.
2.
3.
4.
Pengadilan
Tinggi dan
Negeri
Tingkat provinsi dan kabupaten yang menyelenggarakan peradilan baik pidana
dan perdata ditingkat kabupaten/kota dan tingkat banding di peradilan negeri
Menguji undang-undang terhadap UUD 1945
Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara
Memutuskan pembubaran partai politik
Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum
Terima Kasih
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Download