ISSN 2338-4514 60 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 PENGARUH MANAJEMEN KASUS HIV/AIDS TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN HIV/AIDS Maria Karolina Selano1, Untung Sujianto2, Bambang Edi Warsito3 1 Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Elisabeth Semarang 2, 3 Dosen Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran UNDIP ABSTRACT Background : The implementation of HIV/AIDS‟s case management with ineffective quality of service will impact on the the life quality of HIV/AIDS‟s patients. The life quality is an important component in evaluating the welfare and the life of ODHA. Objective : This study aims to determine the impact of HIV/AIDS‟s case management on the quality of life of HIV/AIDS‟s patients. Method : This study used a quasy research method experiment with the pretest-posttest control group design. The population is the HIV/AIDS patients that are undergo a treatment in the Hospital in Sorong City. The researchsamples are 66 respondents, the statistic test that are used are paired t-test, Independent t-test and simple linear regression. Result : The result from 33 respondents of intervention group and 33 control group showed that there are significant difference in the quality of life of HIV/AIDS‟s patients before and after receiving training in the intervention group (p value 0.001) with the average increase value of 14.06, while the control group is 1.96. Conclusion : It is concluded that there are a significant impact of HIV/AIDS case toward the life quality of the HIV/AIDS patients. Where every increasing value of case management are capable to increase the life quality of patients as much as 0,259. Keywords: Management of HIV / AIDS cases, Quality of Life, HIV / AIDS. Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang PENDAHULUAN Acquired Immune Deficiency termasuk family retroviridae. Penyebaran Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan virus HIV ini dapat melalui cairan tubuh gejala atau sindrom dan infeksi yang timbul seperti darah, berbagi jarum suntik atau karena rusaknya sistem kekebalan tubuh peralatan lain yang digunakan antar sesama manusia pengguna yang disebabkan oleh infeksi narkotika atau melakukan ISSN 2338-4514 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 61 hubungan seksual tanpa pengaman dengan kemih. Hal ini difokuskan terhadap asuhan penderita infeksi HIV. Wanita hamil yang pada kebutuhan klien secara holistik meliputi terinfeksi HIV juga dapat menularkan virus upaya spiritual dan sosial. Hampir semua tersebut kepada janin yang dikandung selama perawat menyatakan bahwa kondisi pasien masa kehamilan, persalinan atau menyusui.1 HIV/AIDS membutuhkan perawatan yang Di Indonesia, sejak pertama kali maksimal. Keadaan ini disebabkan oleh kasus AIDS ditemukan di Bali pada tahun penurunan kondisi fisik pasien HIV/AIDS 1987, perkembangan jumlah kasus AIDS yang diakibatkan virus HIV menyerang maupun HIV positif cenderung meningkat sistem imun tubuh. Dalam penanganan pasien setiap epidemi HIV/AIDS perlu diperhatikan aspek kualitas HIV/AIDS di Indonesia merupakan salah satu hidup karena penyakit infeksi ini bersifat yang tercepat di Asia. Data statistik kasus kronis dan progresif sehingga berdampak luas HIV/AIDS di Indonesia yang dilaporkan pada segala aspek kehidupan baik fisik, sampai dengan bulan september 2014 oleh psikologis, sosial, maupun spiritual.4 tahunnya. Perkembangan Ditjen PP & PL Kementrian Kesehatan RI.2 Kualitas hidup adalah standar hidup Jumlah kasus AIDS tertinggi dilaporkan yang Papua 10.184, Jawa Timur 8.976, DKI menyebabkan perasaan senang.5 Polonsky6 Jakarta 7.477 dan Bali 4.261, sedangkan rate mengatakan kumulatif kasus AIDS Nasional sampai bagaimana kualitas hidup seseorang maka dengan September 2014 adalah 23,48 per dapat diukur dengan mempertimbangkan 100.000 penduduk, dengan rate kumulatif penilaian akan kepuasan seseorang terhadap kasus AIDS tertinggi dilaporkan di Papua, status fisik, West Papua / Papua Barat, Bali, DKI dan spiritual.Orang hidup dengan HIV/AIDS Papua sudah memasuki (ODHA) tidak hanya bermasalah dengan Jakarta.Tanah tingkat epidemi meluas (generalized epidemic).3 sangat objektif bahwa dan untuk mampu mengetahui psikologis, sosial, lingkungan kondisi penyakit, tetapi kondisi penyakit yang disertai dengan stigma sosial yang sangat Asuhan keperawatan yang diberikan diskriminatif. Disamping pelayanan medis kepada pasien HIV/AIDS diarahkan kepada masih sangat dibutuhkan ODHA untuk mengurangi risiko infeksi, membantu pasien mempertahankan kesehatannya, ODHA juga dengan membutuhkan serangkaian pelayanan lain berbagai bertujuan memperbaiki tindakan untuk status medis mengatasi nutrisi yang infeksi, pasien dan mempertahankan fungsi usus serta kandung seperti dukungan pemeriksaan mendapatkan penunjang, hasil tindakan keperawatan belum sesuai dengan standar ISSN 2338-4514 62 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 keamanan misalnya tidak kepada perawat di ruang rawat inap selama 2 mengetahui jika pasienyang dirawat adalah hari. Sebelum dilakukan pelatihan kepada pasien perawat, terlebih dahulu dilakukan pre test HIV atau perawat pasien HIV dengan pengobatan ARV. pengukuran kualitas hidup pada pasien Manajemen pelayanan kasus merupakan keperawatan berkesinambungan yang dilakukan HIV/AIDS kelompok intervensi dan yang kelompok kontrol, kemudian dua minggu oleh setelah pelatihan HIV/AIDS diantaranya dokter, psikolog, LSM, pejabat kelompok intervensi dan kelompok kontrol. pemerintah, keluarga dan masyarakat untuk Pengambilan sampel mengguna kan metode membantu dan mendukung orang dengan total sampling dengan jumlah responden pada HIV/AIDS dalam kelompok intervensi sebanyak 33 responden biopsikososial diperlukan, dan pelayanan rujukan yang sesuai post kasus perawat bekerjasama dengan bidang lain memenuhi kebutuhan dilakukan manajemen test pada yang dan pada kelompok kontrol sebanyak 33 serta responden. perencanaan yang lebih mendukung kualitas hidup ODHA.7 Penelitian yang dilakukan di HASIL DAN PEMBAHASAN salah satu rumah sakit di Kota Sorong dimana selama ini ditemukan beberapa masalah Berdasarkan hasil penelitian berikut ini gambaran karakteristik responden: antara lain hasil observasi pada 25 status pendokumentasian keperawatan pasien HIV/AIDS, didapatkan lembar manajemen kasus pasien HIV/AIDS masih dalam Tabel 1. Distribusi Karakteristik Pasien HIV bulan Juli – Agustus 2015 (N=66) No Variabel 1 Umur Mean Min - Max Jenis Kelamin Laki - laki Perempuan Pendidikan SD SMP SMA DIII S1 (Sarjana) keadaan kosong, minimnya penulisan data pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan dan tindakan keperawatan yang diberikan. 2 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis 4 penelitian quasi eksperimen: pretest-posttest with control group design. Perlakukan yang diberikan dalam penelitian ini yaitu pelatihan manajemen kasus HIV/AIDS yang diberikan 5 Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja Status Marital Kawin Tidak kawin Kelompok Intervensi Kontrol (n=33) (n=33) Total (N=66) 34.57 19 - 55 34.24 19 – 56 - 23 (69.7) 10 (30.3) 20 (60.6) 13 (39.4) 43(65.15) 23(34.85) 10 (30.3) 12 (36.4) 4 (12.1) 3 (9.1) 4 (12.1) 9 (27.3) 10 (30.3) 7 (21.2) 4 (12.1) 3 (9.1) 19(28.79) 22(33.33) 11(16.67) 7(10.61) 7(10.61) 21 (63.6) 12 (36.4) 26(78.8) 7 (21.2) 47(71.21) 19(28.79) 23 (69.7) 18 (54.5) 10 (30.3) 15 (45.5) 33(50) 33(50) ISSN 2338-4514 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 63 kasus yang signifikan setelah dilakukan Tabel 1. menunjukkan karakteristik intervensi. pasien HIV/AIDS berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status Tabel 2. Pelaksanaan Manajemen Kasus HIV/AIDS sebelum dan setelah pelatihan (n = 33) marital. Hasil penelitian ini menunjukkan Pelaksanaan Manajemen Kasus HIV/AIDS rentang usia pada kedua kelompok antara 19 – Pelatihan 50. Jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan status marital antara kelompok intervensi dan menunjukkan kelompok persebaran kontrol yang sama. yaitu sebanyak 43 pasien (65,15%). Total Rat-rata Std. Dev Baik N % N Sebelum 26 78.8 7 21.2 33 100 16.30 7.54 Sesudah % N % 6 18.2 27 81.8 33 100 28.78 5.99 12.48 7.02 Kenaikan P value : Mayoritas pasien HIV/AIDS berjenis kelamin laki – laki Kurang 0.001 Hal ini berarti pada rata – rata umur pasien HIV/AIDS pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol hampir sama. Selain itu Pada Tabel 2, pelaksanaan manajemen pada penelitian ini sebagian besar berjenis kasus HIV/AIDS pada kelompok intervensi kelamin laki – laki, mayoritas berpendidikan sebelum pelatihan dalam kategori kurang rendah, lebih banyak berstatus tidak menikah yaitu dan tidak bekerja, dan sebagian besar sebanyak 26 responden sedangkan dalam kategori sebanyak 7 responden Setelahdilakukanpelatihan, (78.5%) baik yaitu (21.2%). memiliki kualitas hidup dalam kategori kurang. pelaksanaan Hasil tabulasi pelaksanaan Manajemen manajemen kasus dalam kategori kurang yaitu kasus HIV/IDS sebelum dilakukan pelatihan sebanyak 6 responden (18.2%) dan dalam adalah 26 responden (78,8 % ) dalam keadaan kategori baik yaitu 27 responden (81.8%). kurang dan setelah dilakukan pelatihan di Dengan demikian terjadi peningkatan peroleh 27 responden (81,8%) dalam kategori pelaksanaan manajemen kasus HIV/AIDS baik. Hal ini berarti ada peningkatan kualitas dengan rata – rata kenaikan sebesar 12.48. pelaksanaan Manajemen kasus HIV/AIDS di Untuk membuktikan adanya peningkatan Rumah Sakit setelah dilaksanakan kegiatan yang signifikan pada pelaksanaan manajemen pelatihan manajemen kasus HIV/AIDS bagi kasus HIV/AIDS setelah dilakukan intervensi perawat dengan rata – rata kenaikan sebesar dilakukan uji komparasi mengunakan paired 12.48. t-test. Hasil paired t-testdiperoleh nilai p Hasil value sebesar 0.001yang berarti bahwa ada pasien peningkatan nilai pelaksanaan manajemen intervensi pengukuran HIV/AIDS diperoleh kualitas sebelum data hidup dilakukan pada pasien ISSN 2338-4514 64 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 HIV/AIDS kelompok intervensi ada 25 dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak hanya responden (75,8%) memiliki kategori kualitas bermasalah dengan kondisi penyakit, tetapi hidup dilakukan kondisi penyakit yang disertai dengan stigma intervensi diperoleh data 21 responden (63,6 sosial yang sangat diskriminatif. Disamping %) yang memiliki kategori kualitas hidup pelayanan medis masih sangat dibutuhkan yang ODHA untuk mempertahankan kesehatannya, yang kurang. baik. Hal Setelah ini menunjukkan ada peningkatan kualitas hidup pasien HIV/AIDS ODHA yang menjalani perawatan di Rumah sakit pelayanan lain seperti dukungan psikologis, Kota Sorong sosial, dan sebagainya dalam menghadapi Manajemen pelayanan kasus yang membutuhkan serangkaian merupakan situasi kehidupan yang dijalaninya sehari- yang hari. Oleh karena itu, pelayanan perawatan, oleh dukungan keperawatan berkesinambungan juga dilakukan dan pengobatan HIV/AIDS perawat bekerjasama dengan bidang lain sebaiknya diberikan secara terpadu yang diantaranya dokter, psikolog, LSM, pejabat terkait dengan masalah biopsikososial. pemerintah, keluarga dan masyarakat untuk Kualitas hidup secara umum adalah membantu dan mendukung orang dengan keadaan individu dalam lingkup kemampuan, HIV/AIDS dalam keterbatasan, gejala dan sifat psikososial memenuhi kebutuhan yang untuk berfungsi dan menjalankan bermacam – serta macam perannya secara memuaskan.Kualitas perencanaan yang lebih mendukung kualitas hidup seseorang tidak dapat didefinisikan hidup ODHA. Pelayanan manajemen kasus dengan pasti, hanya orang tersebut yang dapat yang mendefinisikannya karena kualitas hidup biopsikososial diperlukan, dan rujukan bersifat pelayanan yang sesuai komprehensif dan berkesinambungan yang melibatkan suatu merupakan jaringan kerja diantara semua sumber daya subjektif.Terdapat dua komponen dasar dari yang ada akan memberikan pelayanan dan kualitas perawatan yang holistic, komprehensif dan multidimensi. Subjektifitas mengandung arti dukungan yang luas bagi orang dengan status bahwa kualitas hidup hanya dapat ditentukan HIV/AIDS. Hal tersebut dapat meningkatkan dari kualitas hidup pasien HIV/AIDS. sendiri.Sedangkan, multidimensi bermakna Manajemen HIV/AIDS sudut yaitu yang bersifat subjektivitas pandang orang dan itu ini bahwa kualitas hidup dipandang dariseluruh berkonsentrasi pada upaya meningkatkan aspek kehidupan seseorang secara holistic kondisi meliputi kesehatan kasus hidup suatu pasien berdasarkan intervensi perawat yang spesifik.Orang hidup aspek biologis/fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan lingkungan. Untuk ISSN 2338-4514 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 mengetahui hidup upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan pasien, perawat tidak hanya berfokus pada mempertimbangkan penilaian akan kepuasan penanganan masalah fisik saja namun juga seseorang terhadap status fisik, psikologis, berperan dalam mencegah dan menangani sosial dan lingkungan. masalah psikososial pada pasien HIV/AIDS. seseorang bagaimana maka kualitas 65 dapat diukur Faktor – faktor yang mempengaruhi Kualitas hidup pasien HIV/AIDS kualitas hidup orang yang hidup dengan merupakan hal sangat berkaitan dengan HIV/AIDS diantaranya sebagai berikut: 1) manajemen Kesehatan fisik, 2) Psikologis/emosional, merupakan 3)Sosial, membantu dan mendukung orang dengan 4)Tingkat 5)Lingkungan, kemandirian, 6)Spiritual, 7)Manajemen kasus, salah HIV/AIDS manajemen satu (ODHA) kasus layanan untuk untuk memenuhi kasus. Kualitas hidup merupakan komponen kebutuhan biopsikososial dan pelayanan yang penting dalam evaluasi kesejahteraan dan diperlukan, kehidupan pasien ODHA. Indikator standar perencanaan yang lebih mendukung kualitas kualitas mencakup hidup ODHA dengan pelayanan yang bersifat kekayaan dan lapangan pekerjaan, tetapi juga komperhensif dan berkesinambungan yang membangun lingkungan, lingkungan fisik dan melibatkan suatu jaringan kerja diantara mental, psikologi, level ketergantungan pada semua sumber daya yang ada dalam rangka perawatan dan pengobatan, hubungan sosial, memberikan pelayanan dan perawatan yang spiritual. holistic, komprehensif dan dukungan yang hidup tidak hanya Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi – tingginya bagi pasien HIV/AIDS perlu dilakukan, pelayanan rujukan sangat berperan dalam Coefficientsa Model 1 (Constant) Pelaksanaan Manajemen Kasus .363 Standardized Coeff icients Beta .170 .259 t 8.628 Sig. .000 2.141 .036 mengupayakan pasien HIV/AIDS dengan cara memberikan keperawatan Unstandardized Coeff icients B Std. Error 35.604 4.127 a. Dependent Variable: Kualitas Hidup terwujudnya kehidupan yang berkualitas bagi pelayanan serta Tabel 3. Pengaruh pelaksanaan manajemen kasus HIV/AIDS terhadap kualitas hidup pasien HIV/AIDS (n = 33) pasien agar mendapatkan kehidupan yang bagian integral dari tim pelayanan kesehatan sesuai luas bagi ODHA. kesehatan dituntut untuk dapat memfasilitasi berkualitas atau sejahtera. Perawat sebagai yang yang bersifat komprehensif dan holistik yang meliputi bio, psiko, sosial dan spiritual. Artinya dalam Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya yaitu: Y = 0,259X1. Persamaan memberikan arti regresi sebagai di berikut atas : Pelaksanaan manajemen kasus berpengaruh ISSN 2338-4514 66 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 terhadap kualitas hidup pasien HIV/AIDS. rangka memberikan pelayanan dan perawatan Nilai koefisien pelaksanaan manajemen kasus secara holistik, komprehensif dan dukungan bernilai 0,259 memiliki arti bahwa jika yang luas bagi ODHA dan keluarganya. variabel pelaksanaanmanajemenkasusterjadi Perawatan komprehensif tersebut meliputi peningkatan, maka akan diikuti dengan perawatan di rumah sakit. 2) Memperoleh peningkatan kualitas hidup pasien HIV/AIDS. akses pelayanan yang tepat sesuai kebutuhan. Manajemen kasus HIV/AIDS Dalam pelayanan ini ODHA mendapatkan merupakan salah satu metode pelayanan yang akses bisa digunakan untuk membantu ODHA psikososial, dukungan sosioekonomi, bantuan (Orang Pelayanan hukum, pelayanan medis dan perawatan. 3) manajemen kasus menggunakan pendekatan Memperoleh pengetahuan tentang HIV/AIDS. individual secara holistic dan terpadu, yang Pengetahuan tentang kondisi status HIV mengkaitkan dan mengkoordinasikan klien sangatlah dengan medis, melakukan perubahan perilaku positif bagi psikososial dan spiritual. Dengan intervensi ODHA, jika pengetahuan tentang HIV baik yang diberikan dalam pelayanan manajemen maka kasus HIV dan AIDS, banyak ODHA yang Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP merasakan manfaat dari pelayanan tersebut. ). PDP merupakan singkatan dari pelayanan, Pemahaman akan HIV dan AIDS, kondisi dukungan dan pengobatan (Care Support and kesehatan, pencegahan penularan kepada Treatment), adalah suatu layanan terpadu dan orang lain, pencegahan berkesinambungan dengan sumber HIV/AIDS). layanan baik agar tidak tertular pelayanan dalam penting, perilaku ini ODHA hal dukungan digunakan akan untuk untuk baik. 4) memberikan infeksi lain, pentingnya dukungan psikologis, dukungan baik aspek manajerial, medis, terapy ARV (Anti retro viral ), dukungan psikologis maupun sosial untuk mengurangi sebaya, serta sistem rujukan yang dapat atau diperoleh dapat mendorong ODHA (Orang dihadapi ODHA selama perawatan dan dengan HIV/AIDS) meningkatkan kualitas pengobatan. menyelesaikan permasalahan yang hidupnya. Manfaat dari pelayanan manajemen KESIMPULAN kasus bagi ODHA adalah : 1)Menjamin Hasil penelitian menunjukkan ada kontinuitas pelayanan (holistik, terpadu dan peningkatan kualitas pelaksanaan manajemen berkesinambungan). Perawatan komprehensif kasus HIV/AIDS di rumah sakit setelah berkesinam- bungan melibatkan suatu jejaring dilaksanakan kegiatan pelatihan manajemen kerja dari semua sumber daya yang ada dalam kasus HIV/AIDS bagi perawat dengan rata – ISSN 2338-4514 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 rata kenaikan sebesar 12.48. Hasil 4. Elvi Oktarina. Persepsi 67 Perawat pengukuran kualitas hidup pasien HIV/AIDS tentang Asuhan Keperawatan yang sebelum dilakukan intervensi diperoleh data diberikan kepada Pasien HIV/AIDS. pada pasien HIV/AIDS kelompok intervensi Tesis. UI. 2011. ada 25 responden (75,8%) memiliki kategori 5. Valimaki M, et al. Willingness to care kualitas hidup yang kurang. Setelah dilakukan for patients with HIV/AIDS. 2008. intervensi diperoleh data 21 responden (63,6 diakses pada tanggal 02 Mei 2015. %) yang memiliki kategori kualitas hidup yang baik. Hal ini menunjukkan 6. Polonsky, A. Understanding & ada Assesing Diabetes Spesific Quality of peningkatan kualitas hidup pasien HIV/AIDS Life. Diakses pada tanggal 4 maret yang menjalani perawatan di Rumah sakit 2015 Kota Sorong http;//www.journal.diabetes.org. 2007. Hasil analisis regresi linear sederhana, 7. dari Najomi, M., Anbary, K., Ranjbar, M. hasil uji t dapat diketahui bahwa pelaksanaan Health – Related Quality of Life in manajemen Patients with HIV/AIDS. Archives of kasus kualitas hidup koefisien berpengaruh terhadap pasien HIV/AIDS. pelaksanaan manajemen Nilai Iranian Medicine. Vol. 11. Number. 6. kasus Diakses pada tangga 20 maret 2015. bernilai 0,259 memiliki arti bahwa jika variabel pelaksanaan manajemen kasus terjadi 2008. 8. Heni K. Hubungan antara depresi dan peningkatan, maka akan diikuti dengan dukungan keluarga dengan kualitas peningkatan kualitas hidup pasien HIV/AIDS. hidup pasien HIV/AIDS yang menjalani perawatan di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Tesis. UI. DAFTAR PUSTAKA 1. Komisi Strategi 2. 3. Penanggulangan Nasional AIDS. Penanggulangan 2011. 9. Nursalam. Konsep & Penerapan HIV dan AIDS 2007 – 2010. diakses Metodologi pada tanggal 24 Desember 2014 dari Keperawatan.Edisi pertama. Jakarta. http://www.scribd.com. 2003. Pusat Data & Informasi Kementrian 10. Penelitian Ilmu Frankel, Arthur J. Case Management, Kesehatan RI. Situasi & Analisis HIV An Introduction to concepts and skills AIDS. Jakarta. 2014. – second edition. University of North Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2008. California ; Lyceum Book Inc. 2004. ISSN 2338-4514 68 11. JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 Departemen Sosial. Buku pedoman peserta pelatihan Manajemen Kasus HIV/AIDS. Jakarta. Yayasan Layak. 2008. 12. Nasronudin. Konseling, Perawatan, Dukungan dan Pengobatan ODHA. Surabaya; Airlangga University Press. 2007. 13. Nursalam. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV/AIDS. Salemba Medika. 2007. 14. World Health Organization. Community Home Base Care In Resource Limited Setting. The Departement of HIV/AIDS, Family And Community Health. Switzerland. 2002.