pengaruh manajemen kasus hiv/aids terhadap kualitas hidup

advertisement
ISSN 2338-4514
60
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
PENGARUH MANAJEMEN KASUS HIV/AIDS TERHADAP
KUALITAS HIDUP PASIEN HIV/AIDS
Maria Karolina Selano1, Untung Sujianto2, Bambang Edi Warsito3
1
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Elisabeth Semarang
2, 3
Dosen Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran UNDIP
ABSTRACT
Background : The implementation of HIV/AIDS‟s case management with ineffective quality of service will impact on
the the life quality of HIV/AIDS‟s patients. The life quality is an important component in evaluating the welfare and the
life of ODHA.
Objective : This study aims to determine the impact of HIV/AIDS‟s case management on the quality of life of
HIV/AIDS‟s patients.
Method : This study used a quasy research method experiment with the pretest-posttest control group design. The
population is the HIV/AIDS patients that are undergo a treatment in the Hospital in Sorong City. The researchsamples
are 66 respondents, the statistic test that are used are paired t-test, Independent t-test and simple linear regression.
Result : The result from 33 respondents of intervention group and 33 control group showed that there are significant
difference in the quality of life of HIV/AIDS‟s patients before and after receiving training in the intervention group (p
value 0.001) with the average increase value of 14.06, while the control group is 1.96.
Conclusion : It is concluded that there are a significant impact of HIV/AIDS case toward the life quality of the
HIV/AIDS patients. Where every increasing value of case management are capable to increase the life quality of
patients as much as 0,259.
Keywords: Management of HIV / AIDS cases, Quality of Life, HIV / AIDS.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang
PENDAHULUAN
Acquired
Immune
Deficiency
termasuk family retroviridae.
Penyebaran
Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan
virus HIV ini dapat melalui cairan tubuh
gejala atau sindrom dan infeksi yang timbul
seperti darah, berbagi jarum suntik atau
karena rusaknya sistem kekebalan tubuh
peralatan lain yang digunakan antar sesama
manusia
pengguna
yang disebabkan oleh infeksi
narkotika
atau
melakukan
ISSN 2338-4514
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
61
hubungan seksual tanpa pengaman dengan
kemih. Hal ini difokuskan terhadap asuhan
penderita infeksi HIV. Wanita hamil yang
pada kebutuhan klien secara holistik meliputi
terinfeksi HIV juga dapat menularkan virus
upaya spiritual dan sosial. Hampir semua
tersebut kepada janin yang dikandung selama
perawat menyatakan bahwa kondisi pasien
masa kehamilan, persalinan atau menyusui.1
HIV/AIDS membutuhkan perawatan yang
Di Indonesia, sejak pertama kali
maksimal. Keadaan ini disebabkan oleh
kasus AIDS ditemukan di Bali pada tahun
penurunan kondisi fisik pasien HIV/AIDS
1987, perkembangan jumlah kasus AIDS
yang diakibatkan virus HIV menyerang
maupun HIV positif cenderung meningkat
sistem imun tubuh. Dalam penanganan pasien
setiap
epidemi
HIV/AIDS perlu diperhatikan aspek kualitas
HIV/AIDS di Indonesia merupakan salah satu
hidup karena penyakit infeksi ini bersifat
yang tercepat di Asia. Data statistik kasus
kronis dan progresif sehingga berdampak luas
HIV/AIDS di Indonesia yang dilaporkan
pada segala aspek kehidupan baik fisik,
sampai dengan bulan september 2014 oleh
psikologis, sosial, maupun spiritual.4
tahunnya.
Perkembangan
Ditjen PP & PL Kementrian Kesehatan RI.2
Kualitas hidup adalah standar hidup
Jumlah kasus AIDS tertinggi dilaporkan
yang
Papua 10.184, Jawa Timur 8.976, DKI
menyebabkan perasaan senang.5 Polonsky6
Jakarta 7.477 dan Bali 4.261, sedangkan rate
mengatakan
kumulatif kasus AIDS Nasional sampai
bagaimana kualitas hidup seseorang maka
dengan September 2014 adalah 23,48 per
dapat diukur dengan mempertimbangkan
100.000 penduduk, dengan rate kumulatif
penilaian akan kepuasan seseorang terhadap
kasus AIDS tertinggi dilaporkan di Papua,
status fisik,
West Papua / Papua Barat, Bali,
DKI
dan spiritual.Orang hidup dengan HIV/AIDS
Papua sudah memasuki
(ODHA) tidak hanya bermasalah dengan
Jakarta.Tanah
tingkat
epidemi
meluas
(generalized
epidemic).3
sangat
objektif
bahwa
dan
untuk
mampu
mengetahui
psikologis, sosial, lingkungan
kondisi penyakit, tetapi kondisi penyakit yang
disertai dengan stigma sosial yang sangat
Asuhan keperawatan yang diberikan
diskriminatif. Disamping pelayanan medis
kepada pasien HIV/AIDS diarahkan kepada
masih sangat dibutuhkan ODHA untuk
mengurangi risiko infeksi, membantu pasien
mempertahankan kesehatannya, ODHA juga
dengan
membutuhkan serangkaian pelayanan lain
berbagai
bertujuan
memperbaiki
tindakan
untuk
status
medis
mengatasi
nutrisi
yang
infeksi,
pasien
dan
mempertahankan fungsi usus serta kandung
seperti
dukungan
pemeriksaan
mendapatkan
penunjang,
hasil
tindakan
keperawatan belum sesuai dengan standar
ISSN 2338-4514
62
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
keamanan
misalnya
tidak
kepada perawat di ruang rawat inap selama 2
mengetahui jika pasienyang dirawat adalah
hari. Sebelum dilakukan pelatihan kepada
pasien
perawat, terlebih dahulu dilakukan pre test
HIV
atau
perawat
pasien
HIV
dengan
pengobatan ARV.
pengukuran kualitas hidup pada pasien
Manajemen
pelayanan
kasus
merupakan
keperawatan
berkesinambungan
yang
dilakukan
HIV/AIDS
kelompok
intervensi
dan
yang
kelompok kontrol, kemudian dua minggu
oleh
setelah
pelatihan
HIV/AIDS
diantaranya dokter, psikolog, LSM, pejabat
kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
pemerintah, keluarga dan masyarakat untuk
Pengambilan sampel mengguna kan metode
membantu dan mendukung orang dengan
total sampling dengan jumlah responden pada
HIV/AIDS dalam
kelompok intervensi sebanyak 33 responden
biopsikososial
diperlukan,
dan
pelayanan
rujukan
yang
sesuai
post
kasus
perawat bekerjasama dengan bidang lain
memenuhi kebutuhan
dilakukan
manajemen
test
pada
yang
dan pada kelompok kontrol sebanyak 33
serta
responden.
perencanaan yang lebih mendukung kualitas
hidup ODHA.7 Penelitian yang dilakukan di
HASIL DAN PEMBAHASAN
salah satu rumah sakit di Kota Sorong dimana
selama ini ditemukan beberapa masalah
Berdasarkan hasil penelitian berikut
ini gambaran karakteristik responden:
antara lain hasil observasi pada 25 status
pendokumentasian
keperawatan
pasien
HIV/AIDS, didapatkan lembar manajemen
kasus
pasien
HIV/AIDS
masih
dalam
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Pasien HIV bulan Juli
– Agustus 2015 (N=66)
No
Variabel
1
Umur
Mean
Min - Max
Jenis Kelamin
Laki - laki
Perempuan
Pendidikan
SD
SMP
SMA
DIII
S1 (Sarjana)
keadaan kosong, minimnya penulisan data
pengkajian,
diagnosa
keperawatan,
perencanaan dan tindakan keperawatan yang
diberikan.
2
3
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
jenis
4
penelitian quasi eksperimen: pretest-posttest
with control group design. Perlakukan yang
diberikan dalam penelitian ini yaitu pelatihan
manajemen kasus HIV/AIDS yang diberikan
5
Pekerjaan
Bekerja
Tidak bekerja
Status Marital
Kawin
Tidak kawin
Kelompok
Intervensi
Kontrol
(n=33)
(n=33)
Total
(N=66)
34.57
19 - 55
34.24
19 – 56
-
23 (69.7)
10 (30.3)
20 (60.6)
13 (39.4)
43(65.15)
23(34.85)
10 (30.3)
12 (36.4)
4 (12.1)
3 (9.1)
4 (12.1)
9 (27.3)
10 (30.3)
7 (21.2)
4 (12.1)
3 (9.1)
19(28.79)
22(33.33)
11(16.67)
7(10.61)
7(10.61)
21 (63.6)
12 (36.4)
26(78.8)
7 (21.2)
47(71.21)
19(28.79)
23 (69.7)
18 (54.5)
10 (30.3)
15 (45.5)
33(50)
33(50)
ISSN 2338-4514
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
63
kasus yang signifikan setelah dilakukan
Tabel 1. menunjukkan
karakteristik
intervensi.
pasien HIV/AIDS berdasarkan umur, jenis
kelamin,
pendidikan,
pekerjaan,
status
Tabel 2. Pelaksanaan Manajemen Kasus HIV/AIDS
sebelum dan setelah pelatihan (n = 33)
marital. Hasil penelitian ini menunjukkan
Pelaksanaan
Manajemen Kasus
HIV/AIDS
rentang usia pada kedua kelompok antara 19 –
Pelatihan
50.
Jenis
kelamin,
tingkat
pendidikan,
pekerjaan dan status marital antara kelompok
intervensi
dan
menunjukkan
kelompok
persebaran
kontrol
yang
sama.
yaitu sebanyak 43 pasien
(65,15%).
Total
Rat-rata
Std. Dev
Baik
N
%
N
Sebelum
26
78.8
7
21.2
33
100
16.30
7.54
Sesudah
%
N
%
6
18.2
27 81.8
33
100
28.78
5.99
12.48
7.02
Kenaikan
P value :
Mayoritas pasien HIV/AIDS berjenis kelamin
laki – laki
Kurang
0.001
Hal ini berarti pada rata – rata umur
pasien HIV/AIDS pada kelompok intervensi
dan kelompok kontrol hampir sama. Selain itu
Pada Tabel 2, pelaksanaan manajemen
pada penelitian ini sebagian besar berjenis
kasus HIV/AIDS pada kelompok intervensi
kelamin laki – laki, mayoritas berpendidikan
sebelum pelatihan dalam kategori kurang
rendah, lebih banyak berstatus tidak menikah
yaitu
dan tidak bekerja, dan sebagian besar
sebanyak
26
responden
sedangkan dalam kategori
sebanyak
7
responden
Setelahdilakukanpelatihan,
(78.5%)
baik
yaitu
(21.2%).
memiliki kualitas hidup dalam kategori
kurang.
pelaksanaan
Hasil tabulasi pelaksanaan Manajemen
manajemen kasus dalam kategori kurang yaitu
kasus HIV/IDS sebelum dilakukan pelatihan
sebanyak 6 responden (18.2%) dan dalam
adalah 26 responden (78,8 % ) dalam keadaan
kategori baik yaitu 27 responden (81.8%).
kurang dan setelah dilakukan pelatihan di
Dengan demikian terjadi peningkatan
peroleh 27 responden (81,8%) dalam kategori
pelaksanaan manajemen kasus HIV/AIDS
baik. Hal ini berarti ada peningkatan kualitas
dengan rata – rata kenaikan sebesar 12.48.
pelaksanaan Manajemen kasus HIV/AIDS di
Untuk membuktikan adanya peningkatan
Rumah Sakit setelah dilaksanakan kegiatan
yang signifikan pada pelaksanaan manajemen
pelatihan manajemen kasus HIV/AIDS bagi
kasus HIV/AIDS setelah dilakukan intervensi
perawat dengan rata – rata kenaikan sebesar
dilakukan uji komparasi mengunakan paired
12.48.
t-test.
Hasil paired t-testdiperoleh nilai p
Hasil
value sebesar 0.001yang berarti bahwa ada
pasien
peningkatan nilai pelaksanaan manajemen
intervensi
pengukuran
HIV/AIDS
diperoleh
kualitas
sebelum
data
hidup
dilakukan
pada
pasien
ISSN 2338-4514
64
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
HIV/AIDS kelompok intervensi ada 25
dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak hanya
responden (75,8%) memiliki kategori kualitas
bermasalah dengan kondisi penyakit, tetapi
hidup
dilakukan
kondisi penyakit yang disertai dengan stigma
intervensi diperoleh data 21 responden (63,6
sosial yang sangat diskriminatif. Disamping
%) yang memiliki kategori kualitas hidup
pelayanan medis masih sangat dibutuhkan
yang
ODHA untuk mempertahankan kesehatannya,
yang
kurang.
baik.
Hal
Setelah
ini
menunjukkan
ada
peningkatan kualitas hidup pasien HIV/AIDS
ODHA
yang menjalani perawatan di Rumah sakit
pelayanan lain seperti dukungan psikologis,
Kota Sorong
sosial, dan sebagainya dalam menghadapi
Manajemen
pelayanan
kasus
yang
membutuhkan
serangkaian
merupakan
situasi kehidupan yang dijalaninya sehari-
yang
hari. Oleh karena itu, pelayanan perawatan,
oleh
dukungan
keperawatan
berkesinambungan
juga
dilakukan
dan
pengobatan
HIV/AIDS
perawat bekerjasama dengan bidang lain
sebaiknya diberikan secara terpadu yang
diantaranya dokter, psikolog, LSM, pejabat
terkait dengan masalah biopsikososial.
pemerintah, keluarga dan masyarakat untuk
Kualitas hidup secara umum adalah
membantu dan mendukung orang dengan
keadaan individu dalam lingkup kemampuan,
HIV/AIDS dalam
keterbatasan, gejala dan sifat psikososial
memenuhi kebutuhan
yang
untuk berfungsi dan menjalankan bermacam –
serta
macam perannya secara memuaskan.Kualitas
perencanaan yang lebih mendukung kualitas
hidup seseorang tidak dapat didefinisikan
hidup ODHA. Pelayanan manajemen kasus
dengan pasti, hanya orang tersebut yang dapat
yang
mendefinisikannya karena kualitas hidup
biopsikososial
diperlukan,
dan
rujukan
bersifat
pelayanan
yang
sesuai
komprehensif
dan
berkesinambungan yang melibatkan suatu
merupakan
jaringan kerja diantara semua sumber daya
subjektif.Terdapat dua komponen dasar dari
yang ada akan memberikan pelayanan dan
kualitas
perawatan yang holistic, komprehensif dan
multidimensi. Subjektifitas mengandung arti
dukungan yang luas bagi orang dengan status
bahwa kualitas hidup hanya dapat ditentukan
HIV/AIDS. Hal tersebut dapat meningkatkan
dari
kualitas hidup pasien HIV/AIDS.
sendiri.Sedangkan, multidimensi bermakna
Manajemen
HIV/AIDS
sudut
yaitu
yang
bersifat
subjektivitas
pandang
orang
dan
itu
ini
bahwa kualitas hidup dipandang dariseluruh
berkonsentrasi pada upaya meningkatkan
aspek kehidupan seseorang secara holistic
kondisi
meliputi
kesehatan
kasus
hidup
suatu
pasien
berdasarkan
intervensi perawat yang spesifik.Orang hidup
aspek
biologis/fisik,
psikologis,
sosial, spiritual, dan lingkungan. Untuk
ISSN 2338-4514
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
mengetahui
hidup
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
dengan
pasien, perawat tidak hanya berfokus pada
mempertimbangkan penilaian akan kepuasan
penanganan masalah fisik saja namun juga
seseorang terhadap status fisik, psikologis,
berperan dalam mencegah dan menangani
sosial dan lingkungan.
masalah psikososial pada pasien HIV/AIDS.
seseorang
bagaimana
maka
kualitas
65
dapat
diukur
Faktor – faktor yang mempengaruhi
Kualitas hidup pasien HIV/AIDS
kualitas hidup orang yang hidup dengan
merupakan hal sangat berkaitan dengan
HIV/AIDS diantaranya sebagai berikut:
1)
manajemen
Kesehatan fisik, 2) Psikologis/emosional,
merupakan
3)Sosial,
membantu dan mendukung orang dengan
4)Tingkat
5)Lingkungan,
kemandirian,
6)Spiritual,
7)Manajemen
kasus,
salah
HIV/AIDS
manajemen
satu
(ODHA)
kasus
layanan
untuk
untuk
memenuhi
kasus. Kualitas hidup merupakan komponen
kebutuhan biopsikososial dan pelayanan yang
penting dalam evaluasi kesejahteraan dan
diperlukan,
kehidupan pasien ODHA. Indikator standar
perencanaan yang lebih mendukung kualitas
kualitas
mencakup
hidup ODHA dengan pelayanan yang bersifat
kekayaan dan lapangan pekerjaan, tetapi juga
komperhensif dan berkesinambungan yang
membangun lingkungan, lingkungan fisik dan
melibatkan suatu jaringan kerja diantara
mental, psikologi, level ketergantungan pada
semua sumber daya yang ada dalam rangka
perawatan dan pengobatan, hubungan sosial,
memberikan pelayanan dan perawatan yang
spiritual.
holistic, komprehensif dan dukungan yang
hidup
tidak
hanya
Upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan yang setinggi – tingginya bagi
pasien HIV/AIDS perlu dilakukan, pelayanan
rujukan
sangat
berperan
dalam
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Pelaksanaan
Manajemen Kasus
.363
Standardized
Coeff icients
Beta
.170
.259
t
8.628
Sig.
.000
2.141
.036
mengupayakan
pasien HIV/AIDS dengan cara memberikan
keperawatan
Unstandardized
Coeff icients
B
Std. Error
35.604
4.127
a. Dependent Variable: Kualitas Hidup
terwujudnya kehidupan yang berkualitas bagi
pelayanan
serta
Tabel 3. Pengaruh pelaksanaan
manajemen kasus
HIV/AIDS terhadap kualitas hidup pasien
HIV/AIDS (n = 33)
pasien agar mendapatkan kehidupan yang
bagian integral dari tim pelayanan kesehatan
sesuai
luas bagi ODHA.
kesehatan dituntut untuk dapat memfasilitasi
berkualitas atau sejahtera. Perawat sebagai
yang
yang
bersifat
komprehensif dan holistik yang meliputi bio,
psiko, sosial dan spiritual. Artinya dalam
Berdasarkan tabel
diatas dapat
diketahui persamaan regresinya yaitu: Y =
0,259X1.
Persamaan
memberikan
arti
regresi
sebagai
di
berikut
atas
:
Pelaksanaan manajemen kasus berpengaruh
ISSN 2338-4514
66
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
terhadap kualitas hidup pasien HIV/AIDS.
rangka memberikan pelayanan dan perawatan
Nilai koefisien pelaksanaan manajemen kasus
secara holistik, komprehensif dan dukungan
bernilai 0,259 memiliki arti bahwa jika
yang luas bagi ODHA dan keluarganya.
variabel
pelaksanaanmanajemenkasusterjadi
Perawatan komprehensif tersebut meliputi
peningkatan, maka akan diikuti dengan
perawatan di rumah sakit. 2) Memperoleh
peningkatan kualitas hidup pasien HIV/AIDS.
akses pelayanan yang tepat sesuai kebutuhan.
Manajemen
kasus
HIV/AIDS
Dalam pelayanan ini ODHA mendapatkan
merupakan salah satu metode pelayanan yang
akses
bisa digunakan untuk membantu ODHA
psikososial, dukungan sosioekonomi, bantuan
(Orang
Pelayanan
hukum, pelayanan medis dan perawatan. 3)
manajemen kasus menggunakan pendekatan
Memperoleh pengetahuan tentang HIV/AIDS.
individual secara holistic dan terpadu, yang
Pengetahuan tentang kondisi status HIV
mengkaitkan dan mengkoordinasikan klien
sangatlah
dengan
medis,
melakukan perubahan perilaku positif bagi
psikososial dan spiritual. Dengan intervensi
ODHA, jika pengetahuan tentang HIV baik
yang diberikan dalam pelayanan manajemen
maka
kasus HIV dan AIDS, banyak ODHA yang
Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP
merasakan manfaat dari pelayanan tersebut.
). PDP merupakan singkatan dari pelayanan,
Pemahaman akan HIV dan AIDS, kondisi
dukungan dan pengobatan (Care Support and
kesehatan, pencegahan penularan kepada
Treatment), adalah suatu layanan terpadu dan
orang lain, pencegahan
berkesinambungan
dengan
sumber
HIV/AIDS).
layanan
baik
agar tidak tertular
pelayanan
dalam
penting,
perilaku
ini
ODHA
hal
dukungan
digunakan
akan
untuk
untuk
baik.
4)
memberikan
infeksi lain, pentingnya dukungan psikologis,
dukungan baik aspek manajerial, medis,
terapy ARV (Anti retro viral ), dukungan
psikologis maupun sosial untuk mengurangi
sebaya, serta sistem rujukan yang dapat
atau
diperoleh dapat mendorong ODHA (Orang
dihadapi ODHA selama perawatan dan
dengan HIV/AIDS) meningkatkan kualitas
pengobatan.
menyelesaikan
permasalahan
yang
hidupnya.
Manfaat dari pelayanan manajemen
KESIMPULAN
kasus bagi ODHA adalah : 1)Menjamin
Hasil penelitian menunjukkan ada
kontinuitas pelayanan (holistik, terpadu dan
peningkatan kualitas pelaksanaan manajemen
berkesinambungan). Perawatan komprehensif
kasus HIV/AIDS di rumah sakit setelah
berkesinam- bungan melibatkan suatu jejaring
dilaksanakan kegiatan pelatihan manajemen
kerja dari semua sumber daya yang ada dalam
kasus HIV/AIDS bagi perawat dengan rata –
ISSN 2338-4514
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
rata
kenaikan
sebesar
12.48.
Hasil
4.
Elvi
Oktarina.
Persepsi
67
Perawat
pengukuran kualitas hidup pasien HIV/AIDS
tentang Asuhan Keperawatan yang
sebelum dilakukan intervensi diperoleh data
diberikan kepada Pasien HIV/AIDS.
pada pasien HIV/AIDS kelompok intervensi
Tesis. UI. 2011.
ada 25 responden (75,8%) memiliki kategori
5.
Valimaki M, et al. Willingness to care
kualitas hidup yang kurang. Setelah dilakukan
for patients with HIV/AIDS. 2008.
intervensi diperoleh data 21 responden (63,6
diakses pada tanggal 02 Mei 2015.
%) yang memiliki kategori kualitas hidup
yang
baik.
Hal
ini
menunjukkan
6.
Polonsky,
A.
Understanding
&
ada
Assesing Diabetes Spesific Quality of
peningkatan kualitas hidup pasien HIV/AIDS
Life. Diakses pada tanggal 4 maret
yang menjalani perawatan di Rumah sakit
2015
Kota Sorong
http;//www.journal.diabetes.org. 2007.
Hasil analisis regresi linear sederhana,
7.
dari
Najomi, M., Anbary, K., Ranjbar, M.
hasil uji t dapat diketahui bahwa pelaksanaan
Health – Related Quality of Life in
manajemen
Patients with HIV/AIDS. Archives of
kasus
kualitas hidup
koefisien
berpengaruh
terhadap
pasien HIV/AIDS.
pelaksanaan
manajemen
Nilai
Iranian Medicine. Vol. 11. Number. 6.
kasus
Diakses pada tangga 20 maret 2015.
bernilai 0,259 memiliki arti bahwa jika
variabel pelaksanaan manajemen kasus terjadi
2008.
8.
Heni K. Hubungan antara depresi dan
peningkatan, maka akan diikuti dengan
dukungan keluarga dengan kualitas
peningkatan kualitas hidup pasien HIV/AIDS.
hidup
pasien
HIV/AIDS
yang
menjalani perawatan di RSUPN Cipto
Mangunkusumo Jakarta. Tesis. UI.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Komisi
Strategi
2.
3.
Penanggulangan
Nasional
AIDS.
Penanggulangan
2011.
9.
Nursalam.
Konsep
&
Penerapan
HIV dan AIDS 2007 – 2010. diakses
Metodologi
pada tanggal 24 Desember 2014 dari
Keperawatan.Edisi pertama. Jakarta.
http://www.scribd.com.
2003.
Pusat Data & Informasi Kementrian
10.
Penelitian
Ilmu
Frankel, Arthur J. Case Management,
Kesehatan RI. Situasi & Analisis HIV
An Introduction to concepts and skills
AIDS. Jakarta. 2014.
– second edition. University of North
Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2008.
California ; Lyceum Book Inc. 2004.
ISSN 2338-4514
68
11.
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
Departemen Sosial. Buku pedoman
peserta pelatihan Manajemen Kasus
HIV/AIDS. Jakarta. Yayasan Layak.
2008.
12.
Nasronudin. Konseling, Perawatan,
Dukungan dan Pengobatan ODHA.
Surabaya; Airlangga University Press.
2007.
13.
Nursalam. Asuhan keperawatan pada
pasien terinfeksi HIV/AIDS. Salemba
Medika. 2007.
14.
World
Health
Organization.
Community Home Base Care In
Resource
Limited
Setting.
The
Departement of HIV/AIDS, Family
And Community Health. Switzerland.
2002.
Download