Laporan Studi Pustaka (KPM 403) PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MASYARAKAT PESISIR TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGANNYA MOH. ZAINUN NASHORI ASHAR DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014 ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa Studi Pustaka yang berjudul “Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Masyarakat Pesisir Tentang Pelestarian Lingkungannya” benar-benar hasil karya saya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun dan tidak mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh pihak lain kecuali sebagai bahan rujukan yang dinyatakan dalam naskah. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia mempertanggungjawabkan pernyataan ini. Bogor, Desember 2014 Moh. Zainun Nashori Ashar NIM. I34110051 iii ABSTRAK MOH. ZAINUN NASHORI ASHAR. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Masyarakat Pesisir Tentang Pentingnya Pelestarian Lingkungannya. Di bawah bimbingan DJUARA P. LUBIS. Laju pertumbuhan penduduk mencapai dua kali lipat setiap satu dekade. Manusia yang dikenal sebagai makhluk yang tidak pernah puas, maka akan terus ingin memenuhi segala keinginannya. Dalam proses pemenuhannya tersebut secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan masalah, salah satunya masalah lingkungan hidup. Akibat masalah lingkungan hidup tersebut maka memerlukan pelestarian lingkungan dalam proses menanggulanginya. Salah satu wilayah yang perlu pelestarian adalah wilayah pesisir. Dalam hal ini masyarakat di sekitar pesisir yang memiliki peran penting terhadap pelestarian. Pelestarian lingkungan ini akan terjadi tergatung dari perilaku masyarakatnya. Perilaku masyarakat sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendidikan dan sikap masyarakat. Pendidikan dan sikap masyarakat akan mempengaruhi tindakan masyarakat dalam proses pelestarian terhadap lingkungan hidup. Kata kunci : pengetahuan, sikap, tindakan, pelestarian lingkungan pesisir ABSTRACT Moh. Zainun Nashori Ashar. Knowledge, Attitudes, and Actions for Coastal Communities About the Importance of Conserving Environment. Supervied by of Djuara P. Lubis. The population growth rate has doubled every decade. Human beings known as the never satisfied, it will continue to fulfill his desires. In the process of its accomplishment is directly or indirectly caused problems, one of which environmental issues. Due to environmental concerns is the need to conserve the environment in the process of overcoming it. One of the areas that need preservation is the coastal zone. In this case, the communities around the coast which has a vital role to preserve. Protecting the environment is going to happen tergatung of behavior of the society. People's behavior was influenced by several factors such as education and public attitudes. Education and public attitudes will influence the actions of people in the process of preservation of the environment. Keywords: knowledge, attitude, action, preservation of the coastal environment iv PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MASYARAKAT PESISIR TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGANNYA Oleh MOH. ZAINUN NASHORI ASHAR I34110051 Laporan Studi Pustaka Sebagai syarat kelulusan KPM 403 Pada Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014 v LEMBAR PENGESAHAN Dengan ini saya menyatakan bahwa Studi Pustaka yang disusun oleh: Nama Mahasiswa : Moh. Zainun Nashori Ashar Nomor Pokok : I34110051 Judul : Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Masyarakat Pesisir Tentang Pelestarian Lingkungannya dapat diterima sebagai syarat kelulusan mata kuliah Studi Pustaka (KPM 403) pada Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Disetujui oleh Dr Ir Djuara P. Lubis, MS Dosen Pembimbing Diketahui oleh Dr Ir Siti Amanah, MSc Ketua Departemen Tanggal Pengesahan : _______________ vi PRAKATA Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Studi Pustaka yang berjudul “Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Masyarakat Tentang Pelestarian Lingkungan di Wilayah Pesisir” ini dengan baik. Penulislan laporan Studi Pustaka ini ditujukan untuk memenuhi syarakat kelulusan MK. Studi Pustaka (KPM 403), pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Ucapan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT, terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS selaku pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga penyelesaian laporan Studi Pustaka ini. Penulis juga menyampaikan hormat dan terima kasih kepada Ibu Sriatun dan Bapak Bahrul Ulum selaku orang tua yang senantiasa memberikan dorongan semangat dan doa yang sangat bermanfaat untuk penulis dalam menyelesaikan Studi Pustaka ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman suka duka dan seperjuangan, Amaris, Fitri dan Amanda yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam proses penyelesaian laporan Studi Pustaka ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada mahasiswa Departemen SKPM seluruh angkatan, khususnya angkatan 48, yang selalu menemani dalam proses perkuliahan selama beberpa tahun ini dan memberikan pelajaran bermanfaat kepada penulis. Semoga laporan Studi Pustaka ini bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Desember 2014 Moh. Zainun Nashori Ashar I34110051 vii DAFTAR ISI PENDAHULUAN .........................................................................................................................1 Latar belakang.......................................................................................................................... 1 Tujuan Penulisan...................................................................................................................... 2 Kegunaan Penulisan ................................................................................................................. 2 Metode Penulisan ..................................................................................................................... 2 RANGKUMAN DAN ANALISIS PUSTAKA .............................................................................3 1. Deskripsi Tingkat Kesadaran dan Kepedulian Masyarakat Joglosemar Terhadap Kelestarian Lingkungan ...................................................................................................... 3 2. Meningkatkan Kepedulian terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup melalui Pemilahan Sampah Mandiri ................................................................................................................. 4 3. Pengetahuan, Sikap dan Kepedulian Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Lingkungan Terhadap Lingkungan Hidup Kota Jakarta ........................................................................ 6 4. Kepedulian Masyarakat Dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Matahalasan Kota Tanjungbalai .................................................................. 7 5. Pelestarian Ekosistem Pesisir Pantai dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir ................... 9 6. Persepsi Masyarakat di Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Kaimana, Indonesia .......................................................................................................................... 11 7. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat Sekitar Hutan Terhadap Hutan (Kasus di Hutan Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Kadipaten, Kabupaten Majalengka) ...................................................................................................................... 13 8. Pengetahuan, Sikap dan Amalan Masyarakat Malaysia Terhadap Isu Alam Sekitar ...... 14 9. Sikap dan Persepsi Masyarakat Mengenai Sumberdaya Pesisir dan Laut Di Indonesia........................................................................................................................... 15 10. Peningkatan Kesadaran Perempuan Terhadap Pengelolaan Lingkungan Wilayah Pesisir Di Kelurahan Bumi Waras Bandar Lampung ...................................................... 17 RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN .....................................................................................19 Pelestarian Lingkungan Hidup ............................................................................................... 19 UU RI No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ......... 19 Pemasalahan Lingkungan Hidup di Wilayah Pesisir dan Laut .............................................. 20 Pengetahuan dan Sikap Masyarakat ....................................................................................... 20 Tindakan Masyarakat terhadap Pelestarian Lingkungan ....................................................... 21 Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Masyarakat ................................................... 22 Peran Masyarakat Pesisir dalam Pelestarian Lingkungan ...................................................... 22 SIMPULAN .................................................................................................................................30 Hasil Rangkuman dan Pembahasan ....................................................................................... 30 Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 31 Usulan Kerangka Analisis Baru ............................................................................................. 31 Daftar Pustaka ..............................................................................................................................33 Riwayat Hidup .............................................................................................................................35 viii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Model perilaku pro-lingkungan........................................................................... 30 Gambar 2. Kerangka Pemikiran ........................................................................................... 39 PENDAHULUAN Latar belakang Manusia merupakan salah satu penghuni yang ada di dunia ini, dan semakin mendominasi populasinya dapat dilihat dari laju pertumbuhan penduduk yang mencapai dua kali lipat setiap satu dekade. Karena pertumbuhan itu maka kebutuhan juga bertambah. Manusia yang dikenal sebagai makhluk yang tidak pernah puas, maka akan terus ingin memenuhi segala keinginannya. Dalam proses pemenuhannya tersebut secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan masalah, salah satunya masalah lingkungan hidup. Masalah lingkungan hidup kini merupakan masalah yang sedang dihadapai oleh setiap makhluk hidup. Segala bentuk masalah lingkungan hidup yang dihadapi saat ini di dunia, maupun di Indonesia lebih banyak disebabkan oleh sikap dan perilaku manusia terhadap lingkungan hidupnya (Kumurur 2008). Hasil survey memperlihatkan bahwa secara umum masyarakat sudah banyak yang memahami bahwa saat ini terjadi permasalahan lingkungan, yang banyak disebabkan oleh rusaknya ekosistem pesisir dan laut serta adanya penebangan hutan. Masyarakat sebagian besar juga memahami bahwa berbagai kerusakan ekosistem yang terjadi disebabkan oleh ulah manusia sendiri (Pada dkk 2011). Salah satu lingkungan yang timbul masalah adalah di wilayah pesisir. Padahal wilayah pesisir dan laut merupakan wilayah yang sangat potensial bagi masyarakat sekitarnya jika dipergunakan dengan baik dan tepat. Sebenarnya, di dalam wilayah laut dan pesisir tersebut terkandung sejumlah potensi sumberdaya yang besar dan beragam. Salah satu sumberdaya tersebut dapat diperbarui (renewable resources), seperti ikan, udang, moluska, karang mutiara, kepiting, rumput laut, hutan mangrove dan hewan karang yang keberadaan dan kelestarianya tergantung dari pelestarian habitatnya. Selain hal tersebut juga berguna dalam jasajasa lingkungan (environmental service), seperti tempat-tempat (habitat) yang indah dan menyejukkan untuk potensi peristiwa dan rekreasi, media transportasi.5 Dari semua itu, maka potensi kelautan dan pesisir mempunyai nilai ekonomi yang tinggi bagi semua elemen masyarakat, khususnya masyarakat pesisir (Haryanto 2008). Kurangnya kesadaran masyarakat pada lingkungan menyebabkan kadang lingkungan pesisir tampak tak terawat. Kesadaran masyarakat tentang pelestarian lingkungan masih rendah, tercermin dari kegiatan sehari-hari misalnya masih membuang sampah sembarangan, anggapan membakar sampah adalah cara membuang sampah yang paling praktis dan cepat, penebangan dan pengerusakan hutan tanpa penanaman kembali, pembangunan perumahan maupun perkantoran tanpa memperhitungkan resapan air ke dalam tanah, dll (Dilisti 2011). Kurangnya kesadaran akan peduli terhadap lingkungan dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat dalam melestarikan lingkungan ataupun karena sikap mereka yang memang tidak ada kemauan dalam dirinya untuk melestarikan lingkungan sehingga kurangnya tindakan dari masyarakat tersebut. 2 Tujuan Penulisan Kepedulian dari masyarakat di pesisir pada kelestarian lingkungan menjadi hal yang penting. Jika masyarakat tidak peduli pada lingkungannya, bagaimana dengan pendatang yang hanya sebagai wisatawan. Dengan itu, maka perlu pengetahuan dan sikap yang tepat untuk melakukan tindakan dalam melestarian lingkungan pesisir. Untuk itu, tujuan penulisan studi pustaka ini adalah : 1. Menganalisis pengetahuan dan sikap masyarakat di wilayah pesisir terhadap pelestarian lingkungan. 2. Menganalisis tindakan masyarakat pada pelestarian lingkungan pesisir. Kegunaan Penulisan Pelestarian lingkungan pesisir diperlukan untuk menjaga keberlanjutan makhluk hidup dan alam yang ada disekitarnya. Tujuan dari penulisan studi pustaka ini adalah membantu penulis dalam menyusun kerangka pemikiran dan pertanyaan penelitian yang akan digunakan sebagai acuan untuk penelitian berikutnya. Metode Penulisan Penulisan studi pustaka ini dilakukan dengan cara studi literatur tentang pengetahuan, sikap, dan tindakan atau perilaku kepedulian masyarakat pada pelestarian lingkungan. Data tersebut diperoleh dari berbagai sumber literatur seperti buku, jurnal, hasil penelitian, tesis maupun disertasi yang erat kaitannya dengan topik yang diangkat. Data sekunder tersebut selanjutnya disajikan dengan pemaparan secara deskriptif melalui ikhtisar berbagai rujukan atau sumber data sekunder tersebut. Kemudian data sekunder tersebut disusun menjadi tulisan ilmiah yang memenuhi substansi pendahuluan, ringkasan, analisis dan sintesis, serta kesimpulan. 3 RANGKUMAN DAN ANALISIS PUSTAKA 1. Judul : Deskripsi Tingkat Kesadaran dan Kepedulian Masyarakat Joglosemar Terhadap Kelestarian Lingkungan Tahun : 2012 Jenis Pustaka : Jurnal Bentuk Pustaka : Elektronik Nama Penulis : Jati Waskito dan Mugi Harsono Kota dan Nama Penerbit : UNNES, Semarang Nama Jurnal : Jurnal Dinamika Manajemen Volume (edisi): hal : 3(1) : 29-39 Alamat URL : http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm Tanggal Unduh : 3 Oktober 2014 Dalam penelitian ini bertujuan untuk memetakan tingkat kesadaran masyarakat Solo, Jogyakarta, dan Semarang terhadap lingkungan dan keperdulian masyarakat untuk membeli produk yang ramah lingkungan serta menganalisis pengaruh tingkat kesadaran masyarakat pada kelestarian lingkungan terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan. Dari hal tersebut dapat diukur seberapa tinggi tingkat kesadaran masyarakatnya. Bencana yang bermunculan sebagai dampak dari buruknya kondisi lingkungan akhir-akhir ini, semakin menyadarkan kita akan arti pentingnya isu lingkungan natural. Eksploitasi yang bersifat destruktif telah semakin memperparah krisis lingkungan secara meluas. Usaha-usaha ke arah kepedulian lingkungan tidak cukup dinyatakan secara lisan saja, sehingga perlu pembuktian serta pendokumentasian perencanaan lingkungan. Hal ini penting, karena membantu penyebaran informasi secara terbuka pada semua pihak termasuk masyarakat umum dan juga akan membantu proses pemeriksaan kinerja lingkungan oleh pemerintah atau lembaga terkait. Lebih jauh lagi, perusahaan harus memahami pentingnya pengakomodasian isu lingkungan ke dalam strategi bisnis. Dalam kaitannya dengan hubungan antara strategi bisnis dan perusahaan pada lingkungan natural. Metode analisis yang digunakan adalah melalui hasil survei dengan menemui responden langsung melalui penyebaran kuesioner mendapatkan 311 orang responden yang bersedia berpartisipasi. Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa pengetahuan warga Joglosemar terhadap kepentingan kelestarian lingkungan masih rendah. Tingkat kesadaran tertinggi adalah pada perilaku untuk melakukan daur ulang terhadap produk-produk yang telah dikonsumsi. Hasil wawancara lebih lanjut dengan responden menunjukkan hasil ini disebabkan oleh perilaku praktis yang dapat mereka lakukan sewaktu memanfaatkan sebuah produk. Disamping itu, saat ini banyak pedagang barang rongsokan yang masuk ke kampung-kampung yang akan membeli barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi. Penadah barang rongsokan, mulai dari usaha kecil sampai dengan skala besar juga banyak terdapat di kota besar. Pengetahuan tentang kelestarian lingkungan pada warga kota Joglosemar, terdapat perbedaan yang signifikan. Tingkat pengetahuan warga Semarang lebih tinggi daripada warga Jogyakarta dan Solo. Perbedaan tingkat pengetahuan terhadap lingkungan di tiga 4 kota tersebut, perlu dilakukan pengkajian lebih mendalam tentang faktor penyebabnya. Hasil survey awal menunjukkan bahwa warga kota Semarang lebih banyak mendapatkan informasi dari Pemkot setempat, disamping gencarnya informasi kepentingan pelestarian lingkungan yang diperoleh memalui media. Penelitian ini menunjukkan masih rendahnya pengetahuan masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan ini dapat menjadi alasan yang kuat untuk melakukan sosialisasi dan pembelajaran bagi masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan. Penelitian ini juga menemukan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan masyarakat terhadap lingkungan akan semakin meningkatkan kesadaran untuk membeli produk ramah lingkungan. Di samping itu, kesadaran terhadap pentingnya kelestarian lingkungan sudah mulai tertanam pada benak konsumen. Sehingga para pelaku bisnis perlu segera merespon isu penting ini, misalnya melalui tema iklan dan kandungan produk serta kemasan yang mengarah pada green product. Analisis Pustaka Penelitian ini menjelaskan dimana tingkat kesadaran masyarakat Jogja, Solo dan Semarang akan lingkungan dilhat seberapa sering masyarakat memilih membeli produk ramah lingkungan. Namun yang banyak dijelaskan dalam penelitian ini adalah bagaimana sistemasi pembelian dan mengetahui seberapa banyak masyarakat akan membeli produk ramah lingkungan. Intinya dalam penelitian ini menjelaskan hubungan yang searah antara tingkat kesadaran masyarakat akan lingkungan yang dilihat dari tingkat pengetahuan seseorang. Jadi jika semakin tinggi tingkat pengetahuan masyarakat maka tinggi pula masyarakat dalam membeli produk ramah lingkungan yang bisa diartikan sebagai kesadaran atau kepedulian terhadap lingkungan. 2. Judul : Meningkatkan Kepedulian terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup melalui Pemilahan Sampah Mandiri Tahun : 2013 Jenis Pustaka : Makalah Ilmiah Bentuk Pustaka : Elektronik Nama Penulis : Marita Ahdiyana Kota dan Nama Penerbit : UNY, Yogyakarta Volume (edisi): hal : 002D Alamat URL : http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/ marita-ahdiyana-sip-msi/meningkatkankepedulian-terhadap-kelestarian-lingkunganhidup.pdf Tanggal Unduh : 2 Oktober 2014 Latar belakang dari makalah ini karena adanya banyak masalah yang timbul akibat dari sikap manusia sebagai penghasil sampah sehingga penting adanya kesadaran dari manusia akan sampah dengan memberikan sumbangan pada kelestarian lingkungan. Sebagai salah satu sumber sampah, setiap rumah tangga 5 perlu ikut berperan dalam menangani sampah. Jika dilakukan bersama dengan segenap masyarakat, upaya menangani sampah dapat memberi manfaat yang besar bagi kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Salah satu proses penting untuk melakukan perubahan adalah melalui pemahaman dan pengetahuan. Makalah ini mengambil kasus dari suatu permasalahan sampah yang terjadi di Kota Yogyakarta yang mengalami penurunan produksi sampah dari 300 ton per hari pada tahun 2004-2005 dan menjadi 285 ton per hari pada tahun 2009 yang disebabkan oleh keberhasilan pengelolaan sampah organik di tingkat komunal dengan memperbanyak komposer menurut dari Suyana selaku Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH). Dengan menggunakan metode studi literatur, makalah mengidentifikasi pemahaman dan pengetahuan dalam pelestarian lingkungan dilihat dari pentingnya kesadaran pengelolaan sampah rumah tangga melalui pemilahan sampah mandiri. Menurut UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) Unsur Hayati (biotik) : yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik, 2) Unsur Sosial Budaya : yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial, 3) Unsur Fisik (abiotik) : yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim dan lain-lain. Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kerusakan lingkungan hidup akibat peristiwa alam seperti: letusan gunung berapi, gempa bumi, angin puting beliung dan kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia. Setiap hari manusia menghasilkan sampah baik yang merupakan sampah rumah tangga maupun sampah industri yang bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Sampah jika tidak diurus dan dikelola dengan baik dapat menyebabkan masalah lingkungan yang sangat merugikan. Hal tersebut juga semakin menimbulkan masalah, karena kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah masih sangat rendah. Sebagai contoh, masyarakat hampir tidak pernah memikirkan jenis-jenis sampah dan bagaimana pengelolaannya yaitu mencampurkan saja semua sampah organik dan non-organik menjadi satu. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengelola tempat sampah rumah tangga: memisahkan sampah kering atau non organik dengan sampah basah atau organik dalam wadah plastik, tempat sampah harus terlindung dari sinar matahari secara langsung, hujan, dan angin, menjaga tempat sampah agar tidak menjadi menjadi sarang binatang seperti kecoa, lalat, belatung, semut tikus dan lain-lain, jika membuang sampah sebaiknya dalam kemasan plastik yang tertutup rapat agar tidak mudah berserakan dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Selain itu juga memudahkan tukang sampah dalam mengambil sampah, tempat sampah harus tertutup dan aman dari segala gangguan, jangan membakar sampah di lingkungan padat penduduk karena dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan orang lain. 6 Analisis Pustaka Makalah ini bertujuan untuk membahas tentang pentingnya kepedulian terhadap lingkungan hidup, kesadaran pengelolaan sampah rumah tangga melalui pemilahan sampah, serta sumbangan pemilahan sampah rumah tangga secara mandiri bagi kelestarian lingkungan hidup. Dengan berdasarkan Undang-undang No. 23 tahun tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, merupakan konsep yang tepat dimana kepedulian masyarakat akan lingkungan hidup dilihat dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Karena bukan hal asing lagi sampah merupakan masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat, dan setiap rumah tangga pasti menghasilkan sampah rumah tangga sehingga perlu pengelolaannya agar tidak merugikan orang lain atau makhluk hidup lainnya. 3. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Volume (edisi): hal Alamat URL Tanggal Unduh : Pengetahuan, Sikap dan Kepedulian Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Lingkungan Terhadap Lingkungan Hidup Kota Jakarta : 2008 : Jurnal : Elektronik : Veronica A. Kumurur : Universitas Sam Ratulangi, Manado : EKOTON : 8(2) : 1-24 : http://repo.unsrat.ac.id/59/ : 30 September 2014 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan, sikap dan kepedulian mahasiswa ilmu lingkungan terhadap lingkungan hidup di Jakarta serta menganalisis hubungannya dengan jenis kelamin dan umur. Metode analisis yang digunakan adalah survei yang bersifat korelasional, dimana tidak dilakukan perlakuan atau intervensi tertentu terhadap populasi sampel dan pendataan dilakukan pada satuan waktu tertentu dengan pengambilan sampel berdasarkan Cluster Random Sampling. Sejauh ini terdengar upaya yang dilakukan pemerintah setempat untuk mengupayakan pengelolaan lingkungan hidup, namun sejauh itu pula lingkungan hidup tetap menjadi masalah utama. Masyarakat tidak dapat lagi berjalan dengan tenang, atau untuk menjadi pejalan kaki yang nyaman di Kota Jakarta, setiap saat penduduk merasa tidak risih ketika harus melewati tempat-tempat tertentu di Jakarta. Sementara banyak perguruan tinggi di Indonesia yang telah membuka program studi lingkungan, dengan harapan manusia yang dihasilkan dari program studi ini dapat memahami dan menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan hidup yang ada. Tidak hanya itu, diharapkan mereka yang lulus dapat meneruskan cita-cita dan hakekat pembangunan lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan di Indonesia. Di Universitas Indonesia untuk program S2 sampai Tahun ajaran 2003-2004 tercatat ada XXII-XXIII angkatan, dan S3 angkatan I-IV setelah mereka belajar, dan mereka mengecap pendidikan ilmu lingkungan, kiranya dirasa perlu untuk meneliti tentang, pengetahuan, sikap dan kepeduliannya mahasiswa program studi ilmu lingkungan terhadap lingkungan hidup di Jakarta. 7 Pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada, tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Seseorang membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan. Maka itu, pengetahuan bukanlah tentang dunia lepas dari pengamatan tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman atau dunia sejauh dialaminya. Sementara sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu objek. Sikap ini harus dibaca dengan sangat hati-hati sebab gambaran yang terwujud tersebut dapat direkayasa sedemikian rupa yang pada gilirannya akan membutakan kita dari keadaan sesungguhnya. Sikap dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu sikap dalam bentuk fisik yang adalah tingkah laku yang terlahir dalam bentuk gerakan dan perbuatan fisik, dan sikap dalam bentuk non fisik yang sering juga disebut mentalitas gambaran keadaan kepribadian seseorang yang tersimpan yang dapat mengendalikan setiap tindakannya yang tidak dapat dilihat dan sulit dibaca. Dan perilaku adalah suatu yang secara tegas mendasari fisik dan detil fisiologis, dalam kaitan dengan proses penerimaan rangsangan, proses konduktor dan proses efektor dalam diri manusia. Tingkah laku tidak hanya ditentukan oleh lingkungan dan sebaliknya, melainkan kedua hal itu saling menentukan dan tidak dapat dipisahkan. Dari hasil penelitian ini, responden memiliki nilai yang baik terhadap pengetahuan tentang lingkungan hidup. Responden menyadari bahwa sikapnya salah dalam upaya menjaga kualitas lingkungan hidup di Jakarta. Serta Kepedulian terhadap lingkungan hidup masih rendah, ini terbukti dari jawaban responden terhadap instrumen kepedulian, di mana jawaban jarang terlibat (JT) adalah jawaban yang paling banyak. Analisis Pustaka Dalam penelitian ini menjelaskan secara jelas bagaimana pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam bentuk kepedulian masyarakat khususnya mahasiswa yang masih kurang dirasa dalam pengaruhnya terhadap lingkungan hidup. Dimana terdapat hubungan yang seharusnya searah antara pengetahuan, sikap dan tindakan masyarkat. Seharusnya jika pengetahuan seseorang akan lingkungan baik maka sikap maupun perilakunya akan kepedulian lingkungan juga baik. Namun hasil mengatakan berbeda yaitu pengetahuan akan lingkungan hidup sebenarnya cukup baik, namun sikap atau perilakunya masih rendah sehingga rendah pula kepedulian akan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidupnya. Hal tersebut dapat terjadi bisa karena beberapa faktor dari eksternal ataupun internal individu. 4. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Kota dan Nama Penerbit : Kepedulian Masyarakat Dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Matahalasan Kota Tanjungbalai : 2010 : Tesis : Elektronik : Tety Juliany Siregar : Universitas Diponegoro, Semarang 8 Alamat URL : Tanggal Unduh http://eprints.undip.ac.id/23695/1/TETY_J ULIANY_SIREGAR.pdf : 13 Oktober 2014 Dalam penelitian tesis ini menjelaskan tentang bagaimana kepedulian masyarakat dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman kumuh di Kelurahan Matahalasan Kota Tanjungbalai yang dapat terlihat dari beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhinya merupakan pengetahuan masyarakat dalam perbaikan sanitasi tersebut serta sikap dan perilaku dari masyarakatnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi yang dimulai dari pendekatan positivistik. Dalam pelaksanaannya menggunakan metode kualitatif untuk mencari kejelasan bentuk dan seberapa besar kepedulian masyarakat sehingga dapat mendeskripsikan fenomenaa yang diteliti secara utuh. Serta dengan menambahkan dan menguatkan dari data sekunder dan data primer berupa dokumen resmi tentang data monografi, data demografi dan data tentang kebijakan program sanitasi lingkungan. Masyarakat harus berperan dalam memelihara kelestarian lingkungan. Undang-undang nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa masyarakat memiliki kewajiban memelihara kelestarian ungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Lebih lanjut pasal menyebutkan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup dan untuk berperan dalam rangka pengelolaan hidup. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan melalui pengelolaan lingkungan hidup dimulai dari pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Pemerintah selaku regulator dalam menyusun dan menjalankan suatu kebijakan dalam pelaksanaannya harus melibatkan peran serta masyarakat secara sadar atau tidak. Adanya penyampaian informasi kepada masyarakat melalui sosialisasi dan penyuluhan tentang pentingnya pengelolaan lingkungan hidup, masyarakat akan lebih memahami maksud dan tujuan program dan akhirnya diharapkan menumbuhkan kesadaran dan motivasi mereka untuk ikut terlibat. Upaya ini dilakukan pemerintah sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat, dimana pemberdayaan adalah upaya untuk membangun kemampuan masyarakat, dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan potensi itu menjadi tindakan nyata. kepedulian adalah keadaan perasaan, fikiran, dan tindakan yang menghiraukan sekitarnya sedangkan masyarakat adalah sejumlah orang dalam kelompok tertentu yang membentuk peri kehidupan berbudaya. Kepedulian masyarakat dapat diartikan sebagai sikap dan tindakan sekelompok orang yang berbudaya yang saling menghiraukan atau mengindahkan sekitarnya. Kepedulian merujuk kepada sikap dan perilaku menempatkan diri sendiri dalam konteks kepentingan yang lebih luas, berusaha untuk memperhatikan kepentingan pihak lain berdasarkan rasa memiliki dan tanggung jawab. Kata kunci kepedulian terletak pada kata sikap dan perilaku di mana antara sikap dan perilaku saling berhubungan satu sama lain. Ketiga komponen ini secara bersama mengorganisasikan sikap individu. 9 Keterlibatan masyarakat yang dimulai dari proses inisiasi awal melalui sosialiasasi, pelatihan maupun studi banding ke beberapa daerah yang telah sukses dalam pengelolaan prasarana sanitasi. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk transfer pengetahuan dan kemampuan. Kepedulian masyarakat sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat itu sendiri, dan perilaku masyarakat tidak timbul dengan sendirinya, tetapi akibat adanya stimulus yang diterima. Stimulus ini akan berbeda responnya pada setiap orang sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang meliputi berupa prasarana, pengetahuan masyarakat, pengawasan, contoh praktek dan rasa membutuhkan. Analisis Pustaka Dalam penelitian ini membahas secara jelas bagaimana kepedulian masyarakat dapat dipengaruhi faktor-faktor tertentu seperti pengetahuan masyarakat yang ternyata dapat mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat dalam melakukan suatu hal contohnya dalam perbaikan sanitasi pada penelitian ini. Dasar penelitian berdasarkan UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dimana masyarakat memiliki kewajiban dalam memelihara kelestarian lingkungan serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Dengan berdasarkan undang-undang tersebut kepedulian masyarkat yang dilihat dari dari upaya perbaikan pada sanitasi lingkungan permukimannya. Bentuk kepedulian masyarakat ini terletak pada sikap dan perilaku yang saling berhubungan. Perilaku tersabut merupakan upaya dalam pelestarian lingkungan dalam mencegah dan penanggulangan kerusakan lingkungan. Dalam upaya tersebut tindakan masyarakat dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat salah satunya. 5. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Jurnal Volume (edisi): hal Alamat URL Tanggal Unduh : Pelestarian Ekosistem Pesisir Pantai dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir : 2008 : Jurnal : Elektronik : Rudi Haryanto : KARSA : Vol. XIV No. 2 : http://idci.dikti.go.id/pdf/JURNAL/KARSA ,JurnalSosialdanBudayaKeislaman/Vol%20 14,%20No%202%20(2008)/31-39-1-PB.pdf. : 13 Oktober 2014 Dari fenomena permasalahan yang terjadi pada lingkungan wilayah pesisir sepertinya yang paling terkena dampak adalah nelayan sebagi masyarakat pesisir. Fenomena ini terjadi bukan hanya karena faktor alamiah saja tetapi juga akibat ulah manusia khususnya masyarakat pesisir pantai sendiri. Mereka hanya berorentasi jangka pendek, hanya memanfaatkan hasilnya tanpa berusaha untuk menjaga dan merawatnya. Sebenarnya, di dalam wilayah laut dan pesisir tersebut terkandung sejumlah potensi sumberdaya yang besar dan beragam. Menyadari potensi dan permasalahan di bidang kelautan dan perikanan tersebut maka saat ini sudah mulai 10 ada perubahan paradigma terhadap pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan, yang semula memanfaatkannya berfokus pada objek penelitian dan wahana pemersatu, kini berkembang menjadi paradigma pembangunan yang mengembangkan sumberdaya kelautan dan perikanan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang baru serta mendukung kesejahteraan pada pelaku pembangunan secara adil, dengan tetap mempertahankan terpeliharanya daya dukung dan kelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan. Sehingga dengan ini diperlukan pemanfaatannya secara seimbang dan berkelanjutan. Untuk itu kesadaran dan peningkatan peran serta masyarakat pesisir terhadap pelestarian sumberdaya kelautan pesisir sangat diperlukan. Pamekasan merupakan satu wilayah di Madura yang memiliki sumberdaya perikanan dan kelautan melimpah. Sehingga perlunya konsep berkelanjutan akibat dari tekanan aktifitas di wilayah pesisir. Sebab wilayah pesisir sangat rentan terhadap perubahan yang di akibatkan oleh aktivitas manusia. Kekayaan alam dan jasa lingkungan yang sangat tinggi seperti mangrove, terumbu karang, biota laut, minyak dan gas bumi serta potensi pariwisata haruslah diperhatikan. Sebab, apabila kerusakan terjadi terus menurus kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir akan semakin terpuruk. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, maka usaha rehabilitasi laut melalui kegiatan rehabilitasi pesisir pantai sangat diperlukan dalam rangka meyelematkan Madura. Salah satu bentuk rehabilitasi pesisir pantai adalah pembudidayaan hutan mangrove dan menghindari pengrusakan wilayah pesisir oleh masyarakatnya sendiri. Pemerintah melalui PP No 27 tahun 1999 juga mewajibkan adanya studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDL) bagi setiap usaha dan atau kegiatan yang diuperkirakan akan berdampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup. Kerusakan ekosistem perairan yang semakin parah dan jika tidak segera diatasi dikhawatirkan semakin merusak sumberdaya laut. Problema kerusakan lingkungan hidup sebenarnya adalah konsep yang sangat antroposentris, yaitu paradigma yang memposisikan lingkungan hidup dari sudut pandang kepentingan manusia. Jika dampak kegiatan ini melampaui kemampuan lingkungan hidup pantai untuk memulihkan diri dari dampak tersebut, perubahan itu sering mengurangi kemampuan lingkungan hidup untuk memenuhi kebutuhan manusia atau bahkan akan hilang. Dengan demikian, terjadilah apa yang di sebut dengan kerusakan lingkungan hidup. Semua kegiatan manusia terhadap ekosistem mangrove mempunyai dampak pada wilayah pesisir itu sendiri maupun lingkungan dalam arti luas. Jadi, pengelolaan lingkungan hidup merupakan usaha sadar dan berencana untuk mengurangi dampak kegiatan terhadap lingkungan hidup sampai pada tingkat yang minimum serta untuk mendapatkan manfaat yang optimum dari lingkungan hidup guna mencapai kesejahretaan yang berkelanjutan. Untuk keberhasilan pengelolaan dan pelestarian ekosistem hutan mangrove di wilayah pesisir pantai tersebut, perlu dicarikan strategi yang tepat dengan mengacu kepada kendala-kendala yang sering dihadapi, diantaranya adalah peningkatan kesadaran dan pemberadayaan masyarakat dalam pelestarian sumber daya alam diwilayah pesisir pantai. Peningkatan kesadaran masyarakat ditujukan untuk meyakinkan kepada masyarakat pesisir, akan manfaat jangka panjang dari perlindungan kawasan, yaitu manfaat berkelanjutan yang dihasilkan oleh usaha pengelolaan dan pelestarian kawasan pesisir, khususnya hutan mangrove. Salah satu strategi penting dalam konteks pengelolaan sumberdaya pesisir, termasuk 11 ekosistem hutan mangrove adalah pengelolaan berbasis masyarakat (Comunity Based Management). Ada kalanya proses pemberdayaan masyarakat ini tidak bisa semudah yang kita bayangkan, karena faktor pendidikan, sosial ekonomi, budaya dan karakter atau egoismse masyarakat pesisir. Untuk itu diperlukan metode dan cara yang bisa memfasilitasi faktor yang bisa mengahambat seperti diatas, sehingga perilaku masyarakat bisa diatur. Cara untuk mengubah sikap dan kelakuan tersebut adalah dengan instrumen pengaturan dan pengawasan, tujuannya untuk mengurangi pilihan pelaku dalam usaha pemamfaatan lingkungan hidup. Kemudian dengan intrumen ekonomi, tujuannya adalah untuk mengubah nilai untung relatif terhadap rugi bagi pelaku dengan memberikan insentif dan disinsentif ekonomi. Analisis Pustaka Pada jurnal ini menjelaskan mengenai permasalahan kerusakan lingkungan pesisir di Daerah Pesisir Madura yang akan sangat berdampak pada kehidupan masyarakat sekitarnya. Dalam jurnal dijelaskan sebenarnya kerusakan lingkungan banyak terjadi akibat dari faktor aktivitas manusia karena jika dari faktor alam tidak begitu berpengaruh jika apabila tidak terjadi intervensi tindakan manusia. Salah satu kerusakan lingkungan yang dibahas mengenai kerusakan mangrove. Untuk tidak terjadinya kerusakan yang lebih parah maka dipeelukan usaha dalam pelestarian lingkungannya, salah satunya dengan peningkatan kesadaran dan pemberadayaan masyarakat dalam pelestarian sumber daya alam diwilayah pesisir pantai. 6. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Kota dan Nama Penerbit Alamat URL Tanggal Unduh : Persepsi Masyarakat di Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Kaimana, Indonesia : 2011 : Book : Elektronik : Defy Nataniel Pada, Andi Yasser Fauzan, dan Wida Sulistyaningrum : Defy Nataniel Pada : Jakarta, Conservation International (CI) Indonesia : http://sp10.conservation.org/global/indonesi a/publikasi/Documents/Publikasi/2011_Lap oran_pelaksanaan_Perception%20Monitori ng_KKLDKaimana.pdf. : 14 Oktober 2014 Dalam buku ini menjelaskan tentang hasil dari sebuah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan kecenderungan (trend) sikap dan persepsi masyarakat terhadap keadaan sumberdaya, penggunaan sumberdaya, pemahaman aturan lingkungan atau kawasan dan lembaga-lembaga pemangku kepentingan, yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dan acuan bagi pihak-pihak terkait dalam menjalankan program pengelolaan, serta untuk menilai keberhasilan dari upayaupaya konservasi yang dilakukan di sebuah kawasan. 12 Selama beberapa tahun ini Conservation International Indonesia Program Kaimana berkegiatan di wilayah KKLD Kaimana. Banyak kegiatan konservasi yang dijalankan dan melibatkan masyarakat di wilayah-wilayah tersebut. Hal ini memunculkan berbagai pandangan terhadap keberadaan kegiatan konservasi di wilayah mereka. Pandangan (persepsi) masyarakat tentang kegiatan konservasi di lingkungan sekitarnya diharapkan dapat membantu peningkatan kegiatan pengelolaan di KKLD Kaimana. Pelaksanaan kegiatan monitoring persepsi ini sendiri terdiri dari beberapa tahap, dengan melibatkan beberapa stakeholder di Kaimana. Dengan adanya kegiatan monitoring persepsi ini, sangat diharapkan adanya gambaran yang jelas dari para pemangku kepentingan, terutama masyarakat yang secara langsung menggunakan sumberdaya laut, terhadap program dan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan sehubungan dengan adanya Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kabupaten Kaimana. Hasil survey memperlihatkan bahwa secara umum masyarakat sudah banyak yang memahami bahwa saat ini terjadi permasalahan lingkungan, yang banyak disebabkan oleh rusaknya ekosistem pesisir dan laut serta adanya penebangan hutan. Masyarakat sebagian besar juga memahami bahwa berbagai kerusakan ekosistem yang terjadi disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara dan menjawab kuesioner. Sebagian besar responden menyatakan saat ini terdapat begitu banyak permasalahan umum yang terkait dengan pesisir dan laut. Masalah-masalah yang utama adalah adanya kerusakkan wilayah pesisir pantai, banyak biota-biota laut yang sudah berkurang jumlahnya, mengakibatkan menurunnya hasil tangkapan nelayan, serta maraknya nelayan-nelayan dari luar yang datang untuk mengambil hasil laut di wilayah Kaimana. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyadari dan memahami bahwa Mangrove dan terumbu karang merupakan ekosistem penting yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, oleh karena itu harus tetap dijaga. Mereka juga menyatakan bahwa kondisi mangrove dan terumbu karang mereka saat ini sebagian besar dalam keadaan rusak, dan jika dibandingan dengan kondisi 10 tahun yang lalu, maka kondisi mangrove saat ini lebih buruk dari 10 tahun yang lalu, sedangkan kondisi terumbu karang sama saja dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu. Analisis Pustaka Tulisan ini menjelaskan bagaimana sikap dan persepsi masyarakat akan permasalahan rusaknya ekosistem pesisir dan laut sebagian besar terjadi karena disebabkan oleh manusia. Serta menyadari dan memahami bahwa akan pentingnya dalam menjaga ekosistem karena bermanfaat bagi kehidupan manusia. Masalahmasalah utama yang muncul adalah kerusakan wilayah pesisir pantai, banyaknya biota laut yang berkurang jumlahnya sehingga mengakibatkan menurunnya jumlah hasil tangkapan nelayan serta nelayan-nelayan dari luar yang mengambil hasil laut di teritori tersebut, alhasil mempengaruhi mata pencaharian nelayan setempat. Masyarakat di desa sendiri mengatakan bahwa mereka menjadi penyebab utama adanya permasalahan di pesisir dan laut. 13 7. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Kota dan Nama Penerbit Alamat URL Tanggal Unduh : Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat Sekitar Hutan Terhadap Hutan (Kasus di Hutan Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Kadipaten, Kabupaten Majalengka) : 2004 : Thesis : Elektronik : Dodi Garnadi : Institut Pertanian Bogor, Bogor : http://repository.ipb.ac.id/handle/12345678 9/7241 : 14 Oktober 2014 Penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana hubungan karakterisktik internal seperti umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, lama tinggal, tingkat penguasaan lahan, tingkat interaksi dengan hutan, dan keterkaitan dengan tradisi dengan karakteristik eksternalnya yaitu pengetahuan, sikap dan tindakannya. Banyaknya kekayaan alam Indonesia berupa hutan telah dieksploitasi dalam menunjang pembangunan dan perekonomian masyarakat dan negara. Dalam perkembangan pembangunannya, terjadi pengurangan tutupan hutan akibat deforestasi. Kondisi kawasan hutan disamping dipengaruhi oleh pengaruh alam juga sangat tergantunga pada kondisi sosial dan ekonopmi masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu, perlu melibatkan masyarakat dalam pengelolaan hutan. Untuk melibatkan masyarakat, perlu terlebih dahulu pengetahuan masyarakat terhadap hutan dan pengelolaan hutan selama ini serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan baik faktor personal maupun situasional. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang tinggi tentang hutan kemungkinan akan bersikap dan bertindak baik pula terhadap hutan dan sebaliknya. Namun demikian kecenderungan tersebut akan sangat dipengaruhi oleh faktor lain termasuk faktor internal dan eksternal individu yang bersangkutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan nyata sekarang. Dan hasil dari penelitian mengatakan pengetahuan masyarakat sekitar hutan dan pengelolaannya terbatas pada hal-hal yang menyangkut kebutuhan hidup mereka, sedangkan hal-hal yang menyangkut pengelolaan hutan sangat kurang diketahui oleh masyarakat. Sementara sikap masyarakat sekitar hutan terhadap hutan dan pengeloaannya tidak bersikap apriori tetapi juga tidak terlampau mendukung terhadap hutan dan pengelolaannya. Dan tindakannya tidak terlalu merusak hutan tetapi juga dukungan masyarakat terhadap keberadaan hutan dan pengelolaan hutan masih kurang optimal. Analisis Pustaka Penjelasan penelitian ini merupakan konsep pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat di sekitar hutan terhadap kondisi dan keadaan kelestarian hutan yang ada di sekililingnya. Dalam hal ini pengetahuan, sikap dan tindakan 14 masyarakat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal individu. Pada hasilnya dijelaskan bahwa hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat berbanding lurus dengan faktor internal dan eksternal yang ada pada individu. Seperti tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan tingkat pengetahuan masyarakat pun rendah, begitu juga tingkat pendidikan masyarakat yang tinggi menyebabkan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Serta hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat juga berbanding lurus. 8. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Volume (edisi): hal Alamat URL Tanggal Unduh : Pengetahuan, Sikap dan Amalan Masyarakat Malaysia terhadap Isu Alam Sekitar : 2011 : Jurnal : Elektronik : Jamilah Hj. Ahmad, Hasrina Mustafa, Hamidah Abd. Hamid dan Juliana Abdul Wahab : Universiti Kebangsaan Malaysia, Malaysia : Akademika : 81(3): 103-115 : http://ejournal.ukm.my/akademika/article/ view/488/0 : 28 November 2014 Di Negara Malaysia pembangunan sosioekonomi juga terjadi. Pembangunan yang berkembang pesat memberi implikasi besar pada perubahan tata ruang negara. Namun pembangunan tersebut dan sikap masyarakat yang kurang bertanggung jawab telah membawa dampak negatif terhadap lingkungan dan kualitas hidup manusia. Meskipun penekanan yang lebih telah diberikan terhadap kepentingan yang melibatkan aspek-aspek lingkungan dalam pembangunan, pembangunan tidak begitu memperdulikan lingkungan. Isu-isu kerusakan lingkungan yang terjadi merupakan beberapa isu yang semakin meruncing dan meningkatkan tantangan dalam pengelolaan lingkungan. Pendidikan salah satu cara terbaik dalam membentuk gengerasi yang mempunyai pengetahuan dan kesadaran lingkungan. Pendidikan lingkungan merupakan dasar dalam mewujudkan masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, dengan ini dapat melahirkan masyarakat yang etis. Dengan memberikan pengetahuan akan meningkatkan kesadaran dan sikap sehingga dapat melahirkan individu yang memiliki perilaku yang lebih positif terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat malaysia terhadap isu-isu tentang lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode kuantiatif melalui metode tinjauan menggunakan kuesioner. Pendidikan penting untuk membantu upaya masyarakat dalam menangani isu-isu lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan yang tinggi mempengaruhi tingkat 15 pengetahuan masyarakat tentang isu-isu lingkungan. Pengetahuan, pemahaman dan persepsi masyarakat tergantung kepada sejauhmana informasi tentang lingkungan yang mereka peroleh. Dalam hal ini, media massa yang memberitakan isu-isu lingkungan turut mempengaruhi pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Dari hasil penelitian tersebut didapat bahwa segi pengetahuan masyarakat Malaysia pada pemilahan pembuangan sampah, pencemaran udara dan penggunaan sumber energi sehari-hari masih rendah, hal ini membuktikan rendahnya tingkat kesadaran terhadap lingkungan. Sementara sikap masyarakat justru rela merelakan waktu mereka demi menjaga lingkungan karena mereka percaya bahwa jika mereka berkontribusi maka lingkungan akan lebih baik. Namun sayangnya kurang masa yang mau berkontribusi untuk melakukan hal tersebut. Akibatnya sikap masyarakat saat adanya masalah lingkungan, mereka akan menunggu orang lain untuk mengambil tindakan. Artinya tindakan dari kesadaran masyarkat akan lingkungan rendah Analisi Pustaka Pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat Malaysia dilihat dari isu masalah-masalah lingkungan memiliki hubungan yang berbanding lurus. Variabel tersebut diukur dari sejauhmana pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat pada pemilahan sampah, adanya pencemaran udara serta bagaimana memanfaatkan sumber energi yang diperbaharui. Dimana dijelaskan dari penelitian ini bahwa karena tingkat pendidikan yang kurang akan lingkungan menyebabkan tingkat pengetahuan masyarakat akan lingkungan juga rendah. Hal tersebut berpengaruh pula pada sikap masyarakat jika terjadi masalah lingkungan yang tidak mau bertindak lebih dulu sebelum ada yang memulainya sehingga menyebabkan tindakan dalam menjaga lingkungan rendah. Dalam prosesnya pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat pada lingkungan dipengaruhi oleh faktor media massa dalam pemberian informasi pada isu-isu tentang lingkungan. 9. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Volume (edisi): hal Alamat URL Tanggal Unduh : Sikap dan Persepsi Masyarakat Mengenai Sumberdaya Pesisir dan Laut Di Indonesia : 2001 : Jurnal : Elektronik : Ian M. Dutton : Institut Pertanian Bogor, Bogor : Pesisir dan Laut : 3 (3): 45-51 : http://www.crc.uri.edu/download/JurnalPL Vol3No3-O.pdf#page=47 : 14 Oktober 2014 Adalah suatu hal yang patut dipertanyakan bahwa dalam suatu negara yang luas lautannya jauh lebih besar dari luas daratannya belum pernah ada survei nasional mengenai persepsi masyarakat terhadap kekayaan laut yang dimilikinya. Kurangnya informasi tersebut tidak hanya mencakup kurangnya pengetahuan 16 tentang bagaimana anggapan berbagai lapisan masyarakat terhadap sumberdaya laut, tetapi juga termasuk tidak adanya konsensus yang valid mengenai aspirasi masyarakat bagi pengelolaan sumberdaya tersebut di masa datang. Adanya pandangan-pandangan yang berbeda mengenai kondisi cadangan sumberdaya tertentu serta ketidakpastian mengenai pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut di masa otonomi daerah. pengetahuan akan pandangan masyarakat secara umum terhadap sumberdaya pesisir dan laut serta pemanfaatannya sangat diperlukan sebagai masukan kepada program awal di Departemen Kelautan dan Perikanan yang baru dibentuk tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengkaji survei lokal dan global yang berkaitan dan relevan, serta kemudian mengembangkan kerangka acuan bagi tender pelaksanaan survei. Pengetahuan msyarakat mengenai negara kepulauan Indonesia secara umum sangat buruk. Hal ini mencerminkan kegagalan kurikulum dan media pendidikan nasional untuk dapat menjelaskan dasar-dasar pengetahuan geografis, serta kepentingan sosial dan ekonomi dari laut yang dimiliki Indonesia. Ragam pengetahuan wanita dibandingkan pria sangat kecil, demikian pula ragam pengetahuan ditinjau dari aspek usia. Sebagian besar pertanyaan dalam survei difokuskan pada sikap dan anggapan masyarakat mengenai kondisi dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan. meskipun tingkat pengetahuan umum masyarakat rendah, terlihat bahwa ada perhatian dan rasa kepentingan yang kuat dalam isu-isu kelautan serta terdapat dukungan (konstituen) yang signifikan dalam perbaikan perngelolaan sumberdaya tersebut. Temuan-temuan survei mengungkapkan fakta bahwa masyarakat Indonesia menyadari pentingnya sumberdaya pesisir dan lautan sebagai sumber penunjang kehidupannya. Hal ini tercermin dari anggapan bahwa sumberdaya pesisir dan laut merupakan sumber utama bahan pangan yang dikonsumsi sehari-hari. Fakta juga menunjukkan bahwa masyarakat memberikan perhatian besar terhadap ketersediaan sumberdaya pesisir dan lautan bagi generasi yang akan datang. Di samping itu, masyarakat secara umum bersedia terlibat dalam kegiatan-kegiatan pengelolaan sumberdaya serta ekosistem pesisir dan laut. Namun fakta menunjukan bahwa pengetahuan dasar mengenai sumberdaya pesisir dan laut terutama bagi pengelolaannya sangat kurang. Keterbatasan pengetahuan dasar tersebut memicu ketidakmampuan masyarakat untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan. Tidak terlibatnya masyarakat dalam proses pengambilan keputusan bagi kebijakan pemanfaatan sumberdaya akan berakibat pada tidak terwakilinya kepentingan masyarakat tersebut. Lebih jauh, dampak positif pengelolaan dan/atau pemanfaatan tidak dapat dirasakan oleh masyarakat itu sendiri. Kesimpulannya sangat rendahnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat Indonesia secara umum mengenai keberadaan dan letak Indonesia. Rendahnya pengetahuan ini juga mencakup minimnya pengetahuan mengenai sumberdaya pesisir dan lautan Indonesia yang berlimpah bagi kehidupan sosial dan ekonomi. Di samping itu ada perbedaan yang mendasar dalam pengetahuan dan pengertian masyarakat yang menjadi kendala bagi keikutsertaannya dalam program pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut yang lebih baik. Namun demikian, di luar keterbatasan yang ada, masyarakat secara umum menyadari pentingnya sumberdaya pesisir dan laut bagi kehidupan seharihari. 17 Analisis Pustaka Dalam penelitian ini penulis menjelaskan bagaimana masyarakat indonesia yang hidup dan tinggal di negara maritim masih memiliki pengetahuan yang kurang dalam sumberdaya yang dimilikinya serta bagaimana mengelolanya. Data tersebut hanya mengukur pengetahuan masyarakat dari bagaimana masyarakat bisa menjawab pertanyaan, pengetahuan tersebut hanya dilihat dari pendidikannya. Dan penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat masih kurang atau bahkan dalam jurnal tertulis buruk. Pendidikan yang rendah tersebut diukur dari pengetahuan mengenai sumberdaya, geografis dan sebagainya di pesisir dan laut Indonesia. Tentunya pengetahuannya rendah karena tidak semua masyarakat mendapat pendidikannya. Namun masyarakat menyadari akan pentingnya sumberdaya pesisir dan laut bagi kehidupan mereka. 10. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Volume (edisi): hal Alamat URL Tanggal Unduh : Peningkatan Kesadaran Perempuan Terhadap Pengelolaan Lingkungan Wilayah Pesisir Di Kelurahan Bumi Waras Bandar Lampung : 2012 : Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat : Elektronik : Ari Darmastuti dan Pitojo Budiono : : : : http://publikasi.fisip.unila.ac.id/index.php/p engabdian/article/download/24/23. : 14 Oktober 2014 Dinamisasi pembangunan di sisi lain mengakibatkan pencemaran lingkungan hidup dan kerusakan lingkungan. Perempuan dan anak adalah bagian warga negara yang memeroleh dampak secara langsung terjadinya pencemaran. Perempuan yang terganggu kesehatannya akibat lingkungan hidup yang tidak sehat akan berakibat secara tidak langsung terhadap kesehatan anak sebagai generasi penerus bangsa. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) telah memberikan perubahan yaitu bersifat demokratis, memberikan kewenangan luas kepada pemerintah daerah dan lebih mengutamakan keterlibatan masyarakat dalam memberikan kontrol terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Peran perempuan secara implisit dijelaskan dalam pasal 70 tentang peran masyarakat. Peran perempuan dalam perlindungan lingkungan hidup menurut Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dapat berupa pengawasan sosial dan peran perempuan dalam pembuatan kebijakan Lingkungan Hidup melalui lembaga legislatif. Penelitian ini dilatarbelakangi salah satunya yaitu pengetahuan dan kesadaran masyarakat khususnya perempuan dalam upaya pengelolaan lingkungan sekitarnya masih rendah. Sehingga perempuan dan anak menjadi kelompok yang 18 rentan akibat adanya kondisi lingkungan yang tidak sehat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan seminar dan metode simulasi tentang bagaimana membangun strategi dari analisis masalah dan potensi yang dimiliki, serta simulasi tentang tindakan efektif pengelolaan lingkungan. hasil evaluasi dapat diketahui bahwa dengan adanya diskusi ini, pemahaman peran perempuan dalam pengelolaan lingkungan hidup, strategi penguatan kelembagaan, HAM dan lingkungan serta pemahaman tentang UU lingkungan hidup dapat meningkat. Analisis Pustaka Dalam makalah ini penulis menjelaskan mengenai perempuan yang seharusnya juga memiliki peran dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Namun pada pengetahuan dan kesadaran akan pengelolaan lingkungannya masih rendah. Oleh karena itu dalam penelitian tersebut penulis memcoba memberi solusinya dengan memberikan suatu seminar atau bisa dikatakan sebagai suatu penyuluhan mengenai peran-peran perempuan dalam lingkungan hidup serta pengelolaan lingkungan hidup. Karena dirasa pelestarian lingkungan pesisir bukan kewajiban bagi kaum lelaki saja namun semua masyarakat Indonesia. 19 RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN Pelestarian Lingkungan Hidup Lingkungan adalah kawasan hidup manusia, hewan, dan tumbuhan yang mempengaruhi perkembangan kehidupan baik langsung maupun tidak langsung. Pelestarian Lingkungan adalah upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang ditimbulkan suatu kegiatan. Serta menjaga kestabilan lingkungan untuk menjadi tempat hidup Manusia, hewan dan Tumbuhan. Lingkungan bisa kita bedakan menjadi lingkungan biotik, abotik dan sosial. Biotik adalah makhluk hidupnya (Manusia, Hewan dan Tumbuhan) sementara Abiotik adalah yang bukan makhluk hidup (Udara, tanah, air, gedung, jalan raya, rumah dan lain - lain). Yang ketiga lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem interaksi yang besar peranannya dalam membentuk karakter kepribadian seseorang. Pengkategorian lingkungan ini sangat saling terkait dan saling mempengaruhi (Kafi 2012) UU RI No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam UU No. 32 tahun 2009 pada pasal 1 dikatakan Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Pelestarian daya dukung lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Dalam UU No. 32 tahun 2009 pasal 6 kewajiban masyarakat dalam pelestarian lingkungan adalah (1) Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan. (2) Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Serta dalam pasal 7 menjelaskan mengenai peranan masyarakat pada pelestarian lingkungan yaitu (1) Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. (2) Pelaksanaan ketentuan pada ayat (1) di atas, dilakukan dengan cara: a. meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan; b. menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat; c. menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial; d. memberikan saran pendapat; 20 e. menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan. Pemasalahan Lingkungan Hidup di Wilayah Pesisir dan Laut Permasalahan lingkungan hisup di wilayah pesisir dan laut berupa permasalahan pembangunan wilayah pesisir, pengelolaan sumberdaya serta kerusakan-kerusakan lingkungan. Ada beberapa masalah yang terjadi dalam pembangunan wilayah pesisir dan lautan di Indonesia antara lain adalah pencemaran laut akibat aktivitas manusia seperti pembukaan lahan untuk pertanian, pengembangan kota dan industri, penebangan kayu dan penambangan di Daerah Aliran Sungai (DAS). Kemudian over-eksploitasi sumber daya alam, abrasi pantai akibat proses alami (karena gerakan gelombang pada pantai terbuka) serta aktivitas manusia misalnya kegiatan penebangan hutan (HPH) dan merusak ekosistem mangrove di garis pantai, degradasi habitat, konversi kawasan lindung menjadi peruntukan pembangunan lainnya seperti lahan industri, property, perkantoran, dan lain sebagainya, dan bencana alam (Malau 2013). Permasalahan pengelolaan sumberdaya di wilayah pesisir dan laut dapat terjadi pada terumbu karang yang mengalami degradasi dan kerusakan akibat aktivitas manusia yang tidak bertanggungjawab seperti penambangan karang, peledakan dan penggunaan bahan beracun untuk menangkap ikan hias, pencemaran dan sedimentasi berasal dari erosi tanah, mangrove yang diakibatkan oleh pembukaan tambak, juga disebabkan oleh berbagai aktivitas lainnya seperti pemukiman, industri dan penebangan hutan untuk kebutuhan bahan bakar dan bangunan. Serta terjadi pada pengelolaan wisata bahari dan Keberadaan jenis marine mammal ini semakin lama semakin terancam (Kementerian Lingkungan Hidup 2003) Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Pengetahuan (knowledge) Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan adalah hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi dalam enam tingkat pengetahuan, yaitu : 1. Tahu (know): Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. 2. Memahami (comprehension): Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya tersebut. 3. Aplikasi (application): Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. 4. Analisis (analysis): Analisis adalah kemampuan seseorang menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis 21 adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. 5. Sintesis (synthesis): Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan adalam suatu hubungan yang logis dari komponen- komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi formulasi yang telah ada. 6. Evaluasi (evaluation): Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sikap (attitude) Notoatmodjo (2005) berpendapat bahwa sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat dilihat langsung. Sikap hanya dapat ditafsirkan pada perilaku yang nampak. Sikap dapat diterjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu diikuti dengan kecenderungan untuk melakukan tindakan sesuai dengan objek. Azwar (2005) mengatakan bahwa sikap yang diperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap perilaku berikutnya. Pengaruh langsung tersebut lebih berupa predisposisi perilaku yang akan direalisasikan apabila kondisi dan situasi memungkinkan. Menurut Notoatmodjo (2005), sikap itu terdiri dari tiga komponen pokok yaitu : 1. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek, atinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian (terkandung di dalam faktor emosi) orang tersebut terhadap objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak, artinya sikap merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Sikap sosial terbentuk oleh adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Dalam interaksi sosial terjadi hubungan yang saling mempengaruhi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Dalam interaksi ini individu membentuk pola sikap tertentu terhadap objek psikologis yang dihadapinya. Tindakan Masyarakat terhadap Pelestarian Lingkungan Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa sikap belum tentu terwujud dalam bentuk tindakan, sebab untuk mewujudkan tindakan perlu faktor lain, yaitu adanya fasilitas atau sarana dan prasarana sebagai mediator agar sikap dapat meningkat menjadi tindakan. Berdasarkan teori tindakan beralasan (Theory of Reasond Action), menyatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang diteliti dan beralasan dan dampaknya terbatas pada 22 tiga hal, yaitu: pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tetapi oleh sikap spesifik terhadap sesuatu; kedua, perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap spesifik tetapi juga oleh norma-norma subjektif yaitu keyakinan seseorang terhadap yang inginkan orang lain agar ia berprilaku; ketiga, sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu. Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan/aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri. Perilaku manusia itu mempunyai cakupan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya. Kegiatan internal seperti berpikir, persepsi, dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh orang tersebut dan dapat diamati secara langsung/tidak langsung (Notoatmodjo 2007). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Masyarakat Terdapat hubungan linear diantara pengetahuan, kesadaran dan sikap serta perilaku terhadap lingkungan dinyatakan dalam model perilaku pro-lingkungan. Menurut model ini, dengan memberikan pengetahuan akan meningkatkan kesadaran dan sikap selanjutnya akan melahirkan individu yang memiliki perilaku yang lebih positif terhadap lingkungan (Ahmad dkk 2011). Pengetahuan tentang lingkungan Sikap Terhadap lingkungan Perilaku Prolingkungan Gambar 1. Model perilaku pro-lingkungan Peran Masyarakat Pesisir dalam Pelestarian Lingkungan Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No.23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 7 ayat (1): Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup; ayat (2): pelaksanaan ketentuan pada ayat 1, dilakukan dengan cara: meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan; menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat; menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial; memberikan saran pendapat; menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan. Kenyataan yang ada saat ini, apa yang diamanatkan dalam undang-undang tersebut, belum benar-benar diterapkan baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat itu sendiri. kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungannya masih sangat rendah. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) adalah upaya dari pemerintah untuk membangun kesadaran dan memberdayakan masyarakat. Pemberdayaan tidak hanya diperuntukkan bagi masyarakat atau kelompok saja, melainkan juga individu. Keberdayaan individu tidak meliputi kemampuan seseorang untuk berpikir positif, kreatif, inovatif, mandiri dan dapat 23 mendayagunakansemua pengetahuan yang dimiliki sehingga mampu membangun diri dan lingkungannya (Darwanto, H, 2009). Kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup, menjadi salah satu penyebab semakin tingginya pemanasan global, cuaca ekstrim, bencana alam seperti banjir, longsor, dll (Republika Newsroom, 2009). Kesadaran yang rendah ini, dapat dilihat dari perilaku masyarakat kita sehari-hari, misalnya kebiasaan membuang sampah sembarangan, kebiasaan membakar sampah, menebang pohon sesukanya tanpa ada upaya penanaman kembali, pengambilan pasir pantai dan penambangan bahan galian golongan C lainnya secara besar-besaran yang menyebabkan tingkat abrasi sangat tinggi, dll. Masyarakat dalam mengelola lahan juga sering melakukan tindakan di luar batas-batas yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Misalnya, mereka yang punya lahan disepanjang daerah aliran sungai, mereka akan membuka lahan sampai pada bibir sungai (sempadan sungai) yang semestinya tidak boleh dibuka. Demikian juga disepanjang sempadan pantai. Hal ini tentu akan memperparah kerusakan lingkungan. Membangun kesadaran masyarakat memang tidak segampang membalikkan telapak tangan. Perlu kerja sama dari semua pihak, baik masyarakat, pemerintah maupun perusahaan (Widagdo dalam Dilisti, 2011). Perlu waktu yang cukup panjang untuk pelan-pelan membangun kesadaran itu. Perlu contoh dan tauladan yang positif dan konsisten dari pihak-pihak pengambil kebijakan. Dari sisi para pengambil kebijakan dalam hal ini pihak pemerintah, tentunya juga harus mengambil kebijakan yang sebijak-bijaknya. Seyogyanya, kebijakan yang diambil tidak hanya menghitung keuntungan ekonomi sesaat, tapi juga harus memperhitungkan kepentingan sosial dan lingkungan. Karena bila menghitung kerugian yang akan diderita akibat tidak memperhitungkan aspek sosial dan lingkungan, kadang-kadang keuntungan ekonomi yang akan diperoleh tidak sebanding dengan kerugian yang akan diderita. Kebijakan yang ada selama ini, selalu bersifat Top Down tanpa melibatkkan masyarakat setempat. Sehingga sering kali kebijakan yang ada bukanlah hal yang dibutuhkan oleh masyarakat. Selanjutnya setelah program tersebut selesai, masyarakat juga tidak tahu fungsi dan manfaat serta keuntungannya. Akibatnya, bangunan, atau hasil dari program tersebut hanya terbengkalai begitu saja. Masyarakat juga tidak mau terlibat dalam pemeliharaannya. Oleh karena itu sudah selayaknya kebijakan saat ini harus dibalik menjadi kebijakan yang bersifat bottom up, yaitu dengan melibatkan masyakarat lokal dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan. Dengan system ini diharapkan program yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan kebutuhan atau dengan kondisi masyarakat. Tentu dengan melibatkan langsung mereka dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan, masyarakat akan merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap program (Dilisti 2011). 24 Tabel 1. Rangkuman bacaan Sumber Deskripsi Tingkat Kesadaran dan Kepedulian Masyarakat Joglosemar Terhadap Kelestarian Lingkungan. Jurnal Dinamika Manajemen Oleh: Jati Waskito dan Mugi Harsono Meningkatkan Kepedulian terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup melalui Pemilahan Sampah Mandiri Tujuan Memetakan tingkat kesadaran masyarakat Solo, Jogyakarta, dan Semarang terhadap lingkungan dan keperdulian masyarakat untuk membeli produk yang ramah lingkungan serta menganalisis pengaruh tingkat kesadaran masyarakat pada kelestarian lingkungan terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan. Mengidentifikasi pemahaman dan pengetahuan dalam pelestarian lingkungan dilihat dari pentingnya kesadaran pengelolaan sampah rumah tangga Metode hasil survei dengan menemui responden langsung melalui penyebaran kuesioner. Metode studi literatur. Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Pelestarian Lingkungan Pengetahuan dan sikap masyarakat pada kelestarian dipengaruhi akibat kondisional topografi daerah tanahnya yang rendah serta didukung dengan gencarnya informasi pentingnya pelestarian lingkungan yang diperoleh melalui media. Dan hasilnya pengetahuan dan sikap masyarakat masih rendah. Tindakan Masyarakat terhadap Pelestarian Lingkungan Tingkat kesadaran pada lingkungan dicerminkan dengan seberapa sering masyarakat memilih membeli produk yang ramah lingkungan serta mendaur ulang produkproduk yang telah dikonsumsi. Hasilnya masih rendahnya warga dalam membeli produk yang ramah lingkungan. Pengetahuan dan sikap masyarakat dilihat pada pengelolaan sampah melalui pemilahan sampah rumah tangga. Memilahkan sampah digolongkan berdasarkan sampah organik, anorganik, plastik dan kertas. Lebih lanjut lagi jika membaginya dalam pembakaran sampah, penumpukan sampah, 25 Oleh: Marita Adhiyana melalui pemilahan sampah mandiri. Mengetahui sejauh mana Pengetahuan, Sikap pengetahuan, sikap dan dan Kepedulian kepedulian mahasiswa Mahasiswa ilmu lingkungan terhadap Pascasarjana Ilmu Lingkungan Terhadap lingkungan hidup di Jakarta serta Lingkungan Hidup menganalisis Kota Jakarta hubungannya dengan Oleh: Veronica A. jenis kelamin dan umur Kumurur Kepedulian Masyarakat Dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Mengkaji bagaimana kepedulian masyarakat dalam perbaikan sanitasi lingkungan Metode analisis yang digunakan adalah survei yang bersifat korelasional, dimana tidak dilakukan perlakuan atau intervensi tertentu terhadap populasi sampel dan pendataan dilakukan pada satuan waktu tertentu dengan pengambilan sampel berdasarkan Cluster Random Sampling Pendekatan studi yang dimulai dari pendekatan positivistik dengan metode Pengetahuan dan sikap masyarakat diukur dari pengetahuan mengenai cara membuang sampah, pencemaran udara, pencemaran air serta fasilitas yang ada dalam mendukung kelestarian lingkungan. Dari hasil didapat bahwa pengetahuan dan sikap masyarkat berada pada tingkat sedang. Pengetahuan dan sikap masyarakat akan pelestarian lingkungan dilihat dari pengetahuan dan pemahaman terhadap pentingnya kesehatan penimbunan sampah serta pengomposan. Dari hasil didapat rendahnya tingkat kepedulian masyarakat pada lingkungan hidup. Hal tersebut diakibatkan karena masalah kelembagaan formal dalam bidang lingkungan hidup, adanya peraturan pemerintah yang bertujuan menjaga kelestarian lingkungan yang tidak dipatuhi serta kurangnya ruang terbuka hijau yang dapat mengurangi pencemaran udara. Dorongan dari pemerintah dan swasta dalam memperbaiki sanitasi, adanya sosialisasi pada masyarakat sehingga masyarakat memiliki pemahaman yang berbeda 26 Matahalasan Kota Tanjungbalai Oleh: Tety Juliana Siregar Pelestarian Ekosistem Pesisir Pantai dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Oleh: Rudi Haryanto Persepsi Masyarakat di Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Kaimana, Indonesia Oleh: Defi Nataniel, Andi Yasser Fauzan, dan Wida Sulistyaningrum permukiman kumuh di Kelurahan Matahalasan Kota Tanjungbalai kuantitatif dan kualitatif sanitasi lingkungan yang masih sangat rendah. Serta minimnya persediaan prasarana sanitasi. serta tumbuhnya rasa akan kemauan dan membutuhkan pada masyarakat. Menganalisis sistem pelestarian relahabilitasi hutan mangrove dan pemberdayaan masyarakat pesisir di Madura. Metode kualitatif dan studi literature Masyarakat membantu menyusun proses perencanaan dan pengelolaan hutan mangrove secara lestari. Dengan hal ini masyarakat memiliki wewenang dalam pelestarian lingkungannya. mendapatkan kecenderungan (trend) sikap dan persepsi masyarakat terhadap keadaan sumberdaya, penggunaan sumberdaya, pemahaman aturan lingkungan atau kawasan dan lembaga-lembaga pemangku kepentingan, yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dan acuan bagi pihak-pihak terkait dalam Metode menggunakan wawancara responden dengan menggunakan kuesioner. Pengetahuan masyarakat pesisir di Madura akan pengelolaan dan pelestarian lingkungan tinggi. Namun terbatas akibat pendekatan top-down yang menyebabkan wewenang masyarakat pada pelestarian kecil. Dari hasil tingkat pendidikan menunjukkan sebagian masyarakat pernah mengenyam pendidikan walaupun mayoritas berpendidikan sampai SD. Namun sebagian masyarakat menyadari dan memahami pentingnya mangrove dan terumbu karang serta menyadari masalah di pesisir dan laut juga disebabkan oleh masyarakat desa itu sendiri. Masyarakat mengikuti kegiatan mentoring mengenai aturan KKLD yang sebagian menggunakan alat- alat tangkap nelayang yang sederhana dan tradisional. 27 Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat Sekitar Hutan Terhadap Hutan (Kasus di Hutan Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Kadipaten, Kabupaten Majalengka) Oleh: Dodi Garnadi Pengetahuan, Sikap, dan Amalan Masyarakat Malaysia Terhadap Isu Alam Sekitar Oleh: Jamilah Hj. Ahmad, Hasrina Mustafa, menjalankan program pengelolaan, serta untuk menilai keberhasilan dari upaya-upaya konservasi yang dilakukan di sebuah kawasan Mengetahui kondisi sosial masyarakat sekitar hutan diklat serta pengetahuan, sikap dan tindakan mereka terhadap hutan dan pengelolaan hutan diklat. Mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat malaysia terhadap isu-isu tentang lingkungan Pengetahuan masyarakat akan aturan KKLD juga masih rendah Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan nyata sekarang Pengetahuan masyarakat sekitar hutan tentang hutan dan pengelolaannya yang sangat kurang terbatas pada hal-hal yang menyangkut kebutuhan hidup mereka. Sementara sikap masyarakat tidak bersikap apriori tetapi juga tidak terlampau mendukung terhadap hutan dan pengelolaannya. Tindakan masyarakat dalam hal ini tidak terlalu merusak hutan tetapi juga dukungan yang diberikan terhadap keberadaan hutan dan pengelolaan hutan masih kurang optimal. Metode kuantiatif melalui metode tinjauan menggunakan kuesioner Pengetahuan masyarakat Malaysia masih rendah dilihat dari masih salahnya masyarakat dalam pemilahan pembuangan sampah yang tepat seperti kertas, kaca, plastik dan kaleng. Sementara sikap masyarakat pada Dalam prakteknya, tindakan masyarakat masih berada pada tingkat rendah yang tercermin dari menggunakan banyak bungkus plastik saat membeli barang tidak menggunakan eco-bag. Namun masyarakat masih mau menjaga lingkungan dengan membatasi 28 Hamidah Abd. Hamid dan Juliana Abdul Wahab Oleh: Ian M. Dutton Memberikan kebutuhan pendidikan dan penyadaran masyarakat mengenai sumberdaya pesisir dan laut di Indonesia Mengkaji survei lokal dan global yang berkaitan dan relevan, serta kemudian mengembangkan kerangka acuan bagi tender pelaksanaan survei Peningkatan Kesadaran Perempuan Terhadap Pengelolaan Lingkungan Wilayah Pesisir Di Kelurahan Memberikan pengetahuan tentang manfaat penguatan kelembagan/organisasi JPRP dalam upaya pengelolaan Seminar dan metode simulasi tentang bagaimana membangun strategi dari analisis masalah .Sikap dan Persepsi Masyarakat Mengenai Sumberdaya Pesisir dan Laut Di Indonesia permasalahan lingkungan yang ada merupakan tanggung jawab kerajaan atau pemerintah. Ini menunjukkan sikap terhadap pelestarian lingkungan yang rendah. Pengetahuan formal masyarakat mengenai sumberdaya pesisir dan laut yang ada masih kurang. Meskipun tingkat pengetahuan umum masyarakat rendah, namun ada perhatian dan menganggap penting pada isu-isu kelautan serta terdapat dukunganyang signifikan dalam perbaikan perngelolaan sumberdaya. Pengetahuan perempuan tentang perannya dalam pengelolaan lingkungan hidup, strategi penguatan kelembagaan, HAM dan lingkungan serta pemahaman tentang UU penggunaan air, membuang limbah rumah tangga di selokan. Masyarakat bersedia terlibat dalam kegiatan-kegiatan pengelolaan sumberdaya serta ekosistem pesisir dan laut. Tindakan terhadap pelestarian lingkungan berupa pemahaman tentang peran perempuan dalam pengelolaan lingkungan 29 Bumi Waras Bandar Lampung Oleh: Ari Darmastuti dan Pitojo Budiono lingkungan wilayah pesisir Kota Bandar Lampung, hak azasi perempuan dan anak terhadap lingkungan yang nyaman dan sehat, peran perempuan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menurut UU No. 32 Tahun 2009 dan potensi yang dimiliki, serta simulasi lingkungan hidup masih kurang. Setelah pelatihan adanya peningkatan pengetahuan dari peran perempuan, yang dapat dilihat dari tingkat partisipasi saat diskusi dan evaluasi. hidup, strategi penguatan kelembagaan, HAM dan lingkungan serta pemahaman tentang UU lingkungan hidup dapat mendorong peserta untuk melakukan evaluasi terhadap kepedulian dan peran kaum perempuan di wilayahnya 30 SIMPULAN Hasil Rangkuman dan Pembahasan Pertumbuhan penduduk yang pesat memaksa perlunya menyeimbangi pemenuhan kebutuhan masyarakat serta pembangunan dalam negeri ini dengan tetap mempertimbangkan lingkungan yang ada. Dimana makhluk hidup perlu mengkonsumsi dan memproduksi kebutuhan serta tempat bernaung sementara kelestarian lingkungan juga diperlukan agar makhluk hidup dapat tetap hidup. Intinya perlunya keselarasan antara sosial, ekonomi dan lingkungan pada prinsip ekologi manusia. Dalam implementasinya pasti sangatlah sulit sehingga ada yang dikorbankan. Salah satu yang sering dikorbankan adalah lingkungan tanpa disadari. Ditulis dalam UU No. 32 tahun 2009 pasal 6 tentang kewajiban masyarakat dalam pelestarian lingkungan mengatakan bahwa pada ayat satu bahwa setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan. Kelestarian lingkungan hidup di Indonesia merupakan aset yang berharga bagi negara dan seluruh warga negara. Dalam hal ini masyarakat di sekitar pesisir dan laut khususnya yang berperan penting dalam pelestarian lingkungannya. Serta pada ayat dua mengatakan bahwa setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Dimana masyarakat yang berada di sekitar lingkungan pesisir dan laut berkewajiban memberikan pengarahan serta fasilitas pada kawasan pesisir dan laut yang dimanfaatkan oleh pada pengusaha, wisatawan ataupun warga setempat dalam pengelolaan lingkungan agar senantiasa terciptanya kelestarian. Dalam hal ini masyarakat di sekitar pesisir yang seharusnya memiliki peran besar dalam dan pelestarian lingkungannya. Perilaku masyarakat dalam hal ini tentunya mempengaruhi masyarakat dalam pelestarian lingkungan. Perilaku masyarakat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap yang akan ditunjukkan pada tindakan masyarakat. Namun dalam sejumlah artikel, jurnal dan buku menggambarkan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan dan sikap yang rendah terhadap pelestarian lingkungannya sehingga kurangnya tindakan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap pelestarian. Tindakan masyarakat pada pelestarian lingkungan dapat berupa tindakan sehari-hari yang dilakukan yang mempengaruhi kelestarian lingkungan. Contoh tindakan pelestarian seperti cara membuang dan mengelola sampah, cara penangkapan ikan pada nelayan, sanitasi rumah, dan lainlain. Pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal dapat berupa karakterisrik individu seperti pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Faktor eksternal dapat berupa lingkungan masyarakat dan keluarga serta kepentingan terhadap wilayah, sumberdaya atau lingkungan. 31 Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rangkuman penelitian, analisis dan rangkuman dan pembahasan serta kesimpulan yang dibuat, maka munculah pertanyaan analisis baru yang akan dijadikan dasar penelitian selanjutnya, pertanyaan tersebut diantaranya: 1. Bagaimana perilaku masyarakat dalam pelestarian lingkungan akibat dari permasalahan lingkungan hidup di wilayah pesisir yang ada? 2. Bagaimana pengetahuan dan sikap masyarakat dalam pelestarian lingkungan? 3. Bagaimana dengan tindakan masyarakat pada lingkungan? Usulan Kerangka Analisis Baru Masalah Lingkungan Hidup Aktivitas Masyarakat Pesisir dan Laut Pembangunan ` Pencemaran Lingkungan Kerusakan Lingkungan Eksploitasi Sumberdaya Periwisata Mata Pencaharian Karakteristik Individu (internal) Pelestarian Lingkungan Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Faktor Eksternal Kepentingan Lingkungan Gambar 2. Kerangka Pemikiran Keterangan : : Hubungan Mempengaruhi : Fokus Penelitian Tindakan Masyarakat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat 32 Aktivitas masyarakat di wilayah pesisir seperti menncari ikan dan sumberdaya laut lainnya, pembangunan dalam penyokong adanya pariwisata ataupun kegiatan keseharian berhubungan dengan lingkungan. Tanpa disadari ataupun tidak disadari aktivitas masyarakat tersebut menyebabkan permasalahan lingkungan seperti kerusakan lingkungan, pencemaran, ataupun eksploitasi sumberdaya. Oleh karena pemasalahan lingkungan tersebut maka memerlukan pelestarian pada lingkungan. Dalam pelestarian lingkungan ini perilaku masyarakat dipengaruhi oleh pendidikan dan sikap masyarakat yang dimiliki. Pengetahuan dan sikap masyarakat tersebut akan mempengaruhi tindakan masyarakat pada pelestarian lingkungan. 33 DAFTAR PUSTAKA Ahdiyana, M. 2013. Meningkatkan Kepedulian terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup melalui Pemilahan Sampah Mandiri. [Makalah]. [dikutip 2 Oktober 2014]; Dapat diunduh dari: http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/ marita-ahdiyana-sip-msi/meningkatkan-kepedulian-terhadap-kelestarianlingk ungan-hidup.pdf Ahmad, Jamilah Hj, dkk. 2011. Pengetahuan, Sikap, dan Amalan Masyarakat Malaysia Terhadap Isu Alam Sekitar. [Internet]. [dikutip 28 November 2014]. Akademika. Dapat diunduh dari: http://ejournal.ukm.my/akademika/article/view/488/0 Darmastuti, Ari dan Pitojo Budiono. 2012. Peningkatan Kesadaran Perempuan Terhadap Pengelolaan Lingkungan Wilayah Pesisir Di Kelurahan Bumi Waras Bandar Lampung. [Internet]. [dikutip 10 Oktober 2014]. Conservation Fisip Unila. Dapat diunduh dari: http://publikasi.fisip. unila.ac.id/index.php/pengabdian/article/download/24/23. Darwanto, H. 2009. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Berbasiskan Masyarakat Terpencil. Bappenas, Jakarta. Dilisti. 2011. Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Pelestarian Lingkungan Wilayah Pesisir. [Internet]. [dikutip 14 Oktober 2014]. Jurnal Lingkungan Hidup. Dapat diunduh dari: http://uwityangyoyo.wordpress.com /2011/05/11/tingkat-kesadaran-masyarakat-dalam-pelestarian-lingkunganwilayah-pesisir/ Dutton, Ian M. 2001. Sikap dan Persepsi Masyarakat Mengenai Sumberdaya Pesisir dan Laut Di Indonesia. Pesisir dan Laut [Internet]. [dikutip 14 Oktober 2014]; 3(3) : 45-51. Dapat diunduh dari: http://www.crc.uri.edu/download/ JurnalPLVol3No3-O.pdf#page=47 Garnadi, Dodi. 2004. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat Sekitar Hutan Terhadap Hutan (Kasus di Hutan Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Kadipaten, Kabupaten Majalengka). [Skripsi]. [Internet]. [dikutip 14 Oktober 2014]. Institut Pertanian Bogor. Dapat diunduh dari: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/7241 Haryanto, R. 2008. Rehabilitasi Hutan Mangrov: Pelestarian Ekosistem Pesisir Pantai dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. KARSA [Internet]. [dikutip 13 Oktober 2014]; 14(2) . Dapat diunduh dari: http://idci.dikti.go.id/pdf/JURNAL/KARSA,JurnalSosialdanBudayaKeisla man/Vol%2014,%20No%202%20(2008)/31-39-1-PB.pdf. Karlita, Enok Ila. 2008. Sikap dan Tindakan Masyarakat Bantaran Sungai Ciliwung dalam Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga (Kasus di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor). [Skripsi]. [Internet]. [dikutip 14 Oktober 2014]. Institut Pertanian Bogor. Dapat diunduh dari: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/7241 34 Kementerian Lingkungan Hidup. 2003. Potret Kondisi dan Permasalahan Pengelolaan sumberdaya di wilayah pesisir dan laut. [Internet]. [Dikutip 9 Desember 2014]. Dapat diunduh dari: http://www.menlh.go.id/potretkondisi-dan-permasalahan-pengelolaan-sumberdaya-di-wilayah-pesisirdan-laut/ Kumurur, V.A. 2008. Pengetahuan, Sikap dan Kepedulian Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Lingkungan Terhadap Lingkungan Hidup Kota Jakarta. EKOTON [Internet]. [dikutip 30 September 2014]; 8(2) : 1-24. Dapat diunduh dari: http://repo.unsrat.ac.id/59/ Malau, T.L.M. 2013. Permasalahan Pembangunan Wilayah Pesisir. [Internet]. [dikutip 9 Desember 2014]. Dapat diundur dari: http://www.omtim.com/62/permasalahan-pembangunan-wilayah-pesisir/ Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Pada, D.N dkk. 2011. Persepsi Masyarakat di Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Kaimana, Indonesia. [Internet]. [dikutip 14 Oktober 2014]. Conservation International (CI) Indonesia. Dapat diunduh dari: http://sp10.conservation.org/global/indonesia/publikasi/Documents/Publik asi/2011_Laporan_pelaksanaan_Perception%20Monitoring_KKLDKaima na.pdf. Siregar, T.J. 2010. Kepedulian Masyarakat Dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Matahalasan Kota Tanjungbalai. [Skripsi]. [Internet]. [dikutip 14 Oktober 2014]. Universitas Diponegoro. Dapat diunduh dari: http://eprints.undip.ac.id/23695/1/TETY_JULIANY_ SIREGAR.pdf Waskito, J dan Mugi Harsono. 2012. Deskripsi Tingkat Kesadaran dan Kepedulian Masyarakat Joglosemar Terhadap Kelestarian Lingkungan. Jurnal Dinamika Manajemen [Internet]. [dikutip 3 Oktober 2014]; 3(1): 29-39. Dapat diunduh dari: http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm 35 LAMPIRAN Riwayat Hidup Moh. Zainun Nashori Ashar dilahirkan di Lampung pada tanggal 28 Desember 1993, dari pasangan Bahrul Ulum dan Sriatun. Penulis tumbuh dan kembang di Lampung tepatnya di lingkungan Perusahaan Sugar Group Companies. Pendidikan formal yang pernah dijalani dimulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) Gula Putih Mataram, SDS 1 Gula Putih Mataram. Kemudian Sugar Group Junior School, Sugar Group High School, dan pada tahun 2011 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) ) Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) melalui jalur SNMPTN Undangan. Selain Aktif dalam perkuliahan di Tingkat Persiapan Bersama (TPB), penulis juga aktif mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa dan organisasi di IPB. Organisasi yang diikuti oleh penulis adalah organisasi mahasiswa daerah (OMDA) Lampung. Selain organisasi, penulis juga mengikuti organisasi yaitu Himpunan Profesi (HIMPRO) Departemen SKPM bernama Himasiera (Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-Ilmu komunikasi dan Pengembangan Masyarakat) pada divisi Photocinema periode 2012-2014. Hingga kini penulis masih menjadi mahasiswa aktif di IPB.