LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meminimalisir bahaya penyebarluasan HIV/AIDS pada masyarakat di Sumatera Utara pada umumnya dan Kabupaten Serdang Bedagai pada khususnya, dengan berbagai latar belakang sosial ekonomi dan budaya adalah merupakan tanggung jawab semua pihak baik instansi formal maupun non formal. b. bahwa kebijaksanaan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS perlu dilaksanakan secara terpadu melalui upaya peningkatan perilaku hidup sehat yang dapat mencegah penularan, memberikan pengobatan/perawatan dan dukungan serta penghargaan terhadap hak-hak pribadi orang dengan HIV/AIDS serta keluarganya yang secara keseluruhan dapat meminimalisir dampak epidemik dan mencegah diskriminasi. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut huruf a dan huruf b, maka dipandang perlu ditetapkan ketentuan program penanggulangan bahaya HIV/AIDS di Kabupaten Serdang Bedagai dengan suatu Peraturan Daerah (Perda). Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3698); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4235); 6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Propinsi Sumatera Utara (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4346); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593); 10. Keputusan Presiden Nomor Penanggulangan AIDS; 36 Tahun 1994 tentang Komisi 11. Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 02 Tahun 2005 tentang Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 03 Tahun 2005 tentang Organisasi Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Serdang Bedagai; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI dan BUPATI SERDANG BEDAGAI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Serdang Bedagai. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai yang terdiri dari Bupati dan Perangkat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. 3. Kepala Daerah adalah Bupati Serdang Bedagai. 4. Dinas adalah Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. 5. Orang dengan HIV/AIDS yang selanjutnya di singkat ODHA adalah orang yang sudah terinfeksi HIV baik dalam tahap belum bergejala maupun yang sudah bergejala. 6. Tenaga Kesehatan adalah seseorang yang memiliki kompentesi dan pengakuan di bidang medis untuk melakukan perawatan dan pengobatan penyakit. 7. Konselor adalah seseorang yang memiliki kompentensi dan pengakuan untuk melaksanakan percakapan yang efektif sehingga bisa tercapai pencegahan, perubahan perilaku dan dukungan emosi pada konseling. 8. Pekerja penjangkauan/pendampingan adalah tenaga yang langsung bekerja di masyarakat dan khususnya melakukan pendampingan terhadap kelompok tertentu (ODHA) terutama untuk melakukan pencegahan. 9. Manajer kasus adalah tenaga yang mendampingi dan melakukan pemberdayaan terhadap orang-orang yang mempunyai masalah dengan IMS dan HIV/AIDS (ODHA). 10. Human Immuno Deficiency Virus yang selanjutnya disingkat HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih yang mengakibatkan menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh manusia mudah terserang oleh berbagai macam penyakit. 11. Acquired Immuno Deficiency Syndromes yang selanjutnya disingkat AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia akibat virus HIV. 12. Infeksi Menular Seksual yang selanjuntnya disingkat IMS adalah penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. 13. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan pemerintah dan swasta. 14. Penanggulangan adalah upaya-upaya agar penyebarluasan HIV/AIDS tidak terjadi di masyarakat melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. 15. Perawatan dan pengobatan adalah upaya tenaga medis untuk meningkatkan derajat kesehatan ODHA. 16. Dukungan adalah upaya-upaya baik dari sesama orang dengan HIV/AIDS maupun dari keluarga dan orang-orang yang bersedia untuk memberi dukungan pada orang dengan HIV/AIDS dengan lebih baik. 17. Surveilans HIV/AIDS adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan dan analisis data HIV/AIDS serta penyebarluasan penanggulangan penyakit. 18. Kewaspadaan umum adalah prosedur-prosedur yang harus dijalankan oleh petugas kesehatan untuk mengurangi risiko penularan penyakit yang berhubungan dengan bahan-bahan terpapar oleh darah dan cairan tubuh lain yang terinfeksi. 19. Skrining adalah test yang dilakukan pada darah donor sebelum ditranfusikan. 20. Persetujuan Tindakan Medik (Informad Consent) adalah persetujuan yang diberikan oleh seseorang untuk dilakukan sesuatu tindakan pemeriksaan, perawatan dan pengobatan terhadapnya, setelah memperoleh penjelasan tentang tujuan dan cara tindakan yang akan dilakukan. 21. Voluntary Counselling and Testing yang selanjutnya di singkat VCT adalah gabungan 2 ( dua ) kegiatan , yaitu konseling dan tes HIV ke dalam (satu) jaringan pelayanan agar lebih menguntungkan , baik bagi klien maupun bagi pemberilayanan . 22. Diskriminasi adalah semua tindakan atau kegiatan seperti yang dimaksud dalam undang – undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. 23. Perilaku seksual tidak aman adalah perilaku berganti – ganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom. 24. Kondom adalah sarung karet (lateks) yang pada penggunaannya dipasang pada alat kelamin laki-laki (penis) atau pada perempuan pada waktu melakukan hubungan seksual dengan maksud untuk mencegah penularan penyakit akibat hubungan seksual maupun mencegah kehamilan . 25. Narkotika, Psikotropika,dan Zat Adiktif lainnya disingkat Napza adalah obat-obatan sebagai mana dimaksud dengan undang – undang nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika dan undang –undang Nomor 22 1997 Tentang Narkotika . 26. Obat anti retroviral adalah 0bat –obatan yang dapat menghambat perkembangan HIV dalam tubuh pengidap, sehingga bisa memperlambat proses menjadi AIDS 27. Obat anti infeksi oppurtunustik adalah obat – obatan yang diberikan untuk infeksi oppurtunistik yang muncul pada diri ODHA. 28. Komisi Penanggulangan AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba Daerah yang selanjutnya disingkat KPAND adalah komisi yang disusun dengan ketenagaan yang melibatkan lembaga-lembaga pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat, organisasi sosial dalam rangka penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Serdang Bedagai. 29. Tikes adalah singkatan dari tim kesehatan yang dibentuk di masing-masing wilayah/daerah kecamatan se-Kabupaten Serdang Bedagai. BAB II SASARAN Pasal 2 Sasaran pencegahan serta penanggulangan HIV/AIDS dalam Peraturan Daerah ini adalah masyarakat di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai. BAB III PENANGGULANGAN DI MASYARAKAT Pasal 3 1. Pencegahan serta penanggulangan HIV/AIDS adalah tanggung jawab setiap instansi pemerintah, swasta, LSM, organisasi sosial serta setiap orang dan setiap keluarga di Kabupaten Serdang Bedagai melalui koordinasi komisi penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Serdang Bedagai. 2. Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai akan selalu berupaya mengembangkan kebijakan yang menjamin efektifitas usaha pencegahan serta penanggulangan infeksi IMS dan HIV/AIDS guna melindungi setiap orang dari infeksi HIV termasuk kelompok rawan, dalam rangka penanggulangan penyebarluasan HIV/AIDS di Kabupaten Serdang Bedagai. Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dan masyarakat Serdang Bedagai berkewajiban untuk