BAB III PROFESIONALISME KERJA

advertisement
PROFESIONALISME KERJA
PROFESIONALISME

Merupakan suatu tingkah laku, suatu
tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang
manandai atau melukiskan coraknya suatu
“Profesi”.
Profession mengandung 2 unsur :
Unsur keahlian
 Unsur panggilan.
 Sehingga seorang profesional harus
memadukan dalam diri pribadinya
kecakapan teknik untuk menjalankan
pekerjaannya dan kematangan etik.

Menurut ENCYCLOPEDIA,
PROF TALCOTT PARSONS

Profesi dan profesionalisme itu adalah :
1. Bahwa manusia-manusia profesional tidak dapat
digolongkan sebagai kelompok kapitalis atau
kelompok kaum buruh. Juga tidak dapat
dimasukkan sebagai administrator atau
birokrat.
2. Bahwa manusia-manusia profesional merupakan
suatu kelompok tersendiri yang bertugas
memutar roda perusahaan, dengan leadership
status.
Menurut PARSONS :

Profesionalisme merupakan suatu proses
yang tidak dapat ditahan-tahan dalam
perkembangan dunia perusahaan modern
dewasa ini.
Menurut
SOEGITO REKSODIHARJO

Profesi adalah suatu bidang kegiatan yang
dijalankan oleh seseorang dan merupakan
sumber nafkah bagi dirinya.
 Lazimnya profesi dikaitkan dengan taraf
lulusan akademik, tetapi di Indonesia
dikenal beberapa profesi yang non
akademik misalnya : profesi bidan, pemain
sepak bola, petinju profesional dll.
Diploma dan gelar bukan jaminan prestasi
seseorang.
 Prestasi harus diukur disatu pihak dengan
hasil yang diperoleh dari seseorang dan
dilain pihak dengan tolak ukur yang
dikaitkan dengan kemampuan yang
semestinya apa pada orang itu.

Beberapa ciri Profesinalisme :
1.
2.
3.
4.
5.
Menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil
(perfect result), sehingga kita dituntut untuk selalu
meningkatkan mutu.
Memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang
hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan
kebiasaan.
Menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak
mudah putus asa dan puas sampai hasil tercapai.
Memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan
oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti
harta dan kenikmatan hidup.
Memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan,
sehingga terjaga efektifitas kerja yang tinggi.
Menurut TJERK HOOGHIEMSTRA

Profesional adalah Mereka yang sangat
kompeten atau memiliki kompetensi –
kompetensi tertentu yang mendasari
kinerjanya.
 Kompetensi adalah karakteristik pokok
seseorang yang berhubungan dengan
unjuk kerja yang efektif atau superior
pada jabatan tertentu.
 Kompetensi dapat berupa motif,sifat,
konsep diri pribadi, attitude atau nilai-nilai,
pengetahuan yang dimiliki, dll.
Karakteristik pokok Adalah

Kompetensi yang sangat mendalam dan
merupakan bagian melekat pada pribadi
seseorang dan dapat menyesuaikan sikap
pada berbagai kondisi atau berbagai tugas
pada jabatan tertentu.
Ada lima Karakteristik Kompetensi :
Motif
 Sikap
 Konsep diri (attitude, nilai-nilai atau
imaginasi diri)
 Pengetahuan
 Keterampilan.

Pada Seminar Penyusunan Regional Model
Competency Standar, Bangkok 1999
Kompetensi meliputi :
1.
Keterampilan melaksanakan tugas individu dengan
efisien (Task skill).
2.
Keterampilan mengelola beberapa tugas yang berbeda
dalam pekerjaannya (Task management skill).
3.
Keterampilan merespon dengan efektif hal-hal yang
bikan merupakan pekerjaan rutin dan kerusakan
(Contigency management skill).
4.
Keterampilan menghadapi tanggungjawab dan
tuntutan lingkungan termasuk bekerja dengan orang
lain dan bekerja dalam kelompok (Job/role
environment skill).

Kompetensi lebih menitik beratkan pada
apa yang diharapkan dikerjakan oleh
pekerja ditempat kerja, dengan perkataan
lain kompeten menjelaskan apa yang
seharusnya dikerjakan oleh seseorang
bukan latihan apa yang seharusnya diikuti.
Menurut konsep Jerman (dalam sistem
ganda) menggunakan istilah kompetensi
profesional atau kualifikasi kunci.
 Kompetensi profesional mencakup
kumpulan beberapa kompetensi yang
berbada seperti dibawah ini :

Komponen-komponen yang perlu untuk Kompetensi
Profesional
Kompetensi
Spesialis
Kemampuan untuk :
-Keterampilan dan
pengetahuan
-Menggunakan perkakas
dan peralatan
dengan sempurna
-Mengorganisasikan
-dan menagani masalah
Kompetensi Metodik
Kemampuan Untuk :
- Mengumpulkan dan
menganalisa
informasi
- Mengevaluasi informasi
- Orientasi tujuan kerja
- Bekerja secara
sistematis
Kompetensi
Profesional
Kompetensi Individu
Kemampuan untuk :
-Inisiatif
-Dipercaya
-Motivasi
-Kreatif
Kualifikasi
Kunci
Kompetensi Sosial
Kemampuan untuk :
-Berkomunikasi
-Kerja Kelompok
- Kerjasama
Biasanya pada setiap profesi, terutama pada
profesi yg berkaitan dg hajat hidup orang
banyak, terdapat suatu aturan yg disebut
‘kode Etik’
Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima oleh
suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku
sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
TUJUAN KODE ETIK PROFESI :
Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.
1.
ETIKA PROFESI
KESEHATAN MASYARAKAT
Terjadinya pergeseran perkembangan
kesehatan dari pelayanan medis (medical
care ) ke pemeliharaan kesehatan (health
care)
Uaya penanggulangan kesehatan lebih
menonjolkan aspek peningkatan
(promotive) dan pencegahan (preventive)
dibandingkan pengobatan (curative) dan
Pergeseran program terpilah-pilah (fragmented
program) ke program terpadu (integrated
program )
Lebih berpijak pada penyehatan keluarga dan
masyarakat
Pergeseran dari keinginan (need) ke kebutuhan
( demand)
Ilmu Public Health Menurut Winslow adalah
ilmu atau seni yang bertujuan untuk
mencegah penyakit, memperpanjang umur,
dan meningkatkan efisiensi hidup
masyarakat melalui upaya kelompokkelompok masyarakat yang terkoordinasi,
Ilmu Kesehatan Masyarakat:
Kombinasi dari ilmu
pengetahuan, ketrampilan,
moral dan etika
Pilar utama/ruang lingkup
ilmu kesehatan masyarakat adalah:
Epidemiologi
2. Biostatistik/statistik kesehatan
3. Kesehatan lingkungan
4. Pendidikan kesehatan dan ilmu
Perilaku
Administrasi kesehatan masyarakat
6. Gizi masyarakat
7. Kesehatan kerja
8. Kesehatan reproduksi
9. Sistem Informasi Kesehatan
1.
5.
Peningkatan derajat kesehatan tidak terlepas dari
INTERVENSI yang dilakukan untuk PENCEGAHAN
PENYAKIT.
FOKUS UTAMA ADALAH POPULASI
Dilema dan tantangan yg dihadapi : PERSPEKTIF
KEBEBASAN INDIVIDU DENGAN CARA-CARA ETIS
Perlu mengartikulasikan etika kesehatan
masyarakat danmenerapkan prinsip2 bioetika yang
relevan bagi kes masy.
Perbandingan pendekatan kes masy dan
biomedis
karakteristik
Fokus
Perspektif
Kesehatan
masyarakat
Populasi
Komunitas/kelo
mpok
Masalah
Determinasi
sosial
Pemecahan/foku Sistem praktik
s
biomedis
Individu
Perorangan
Tanggung
jawab individu
Pengambilan
keputusan
individu atau
perwakilan
Penekanan etika kes masy : masyarakat ,
kelompok dan kolektif
Isu-isu dalam etika kes masy: perlu
menggunakan konsep dan prinsip-prinsip yg
belum tentu berakar pada pada kekhawatiran
individu
Merupakan perhatian pada kepentingan
bersama
Individu dan kelompok dapat memperkuat
dimensi kebersamaan dan keterkaitan thd
Merupakan DEMENSI BIOETIKA
Merupakan etika normatif yg mengacu pada
penerapa teori etika, prinsip moral, atau
aturan2 pada situasi khusus atau undang2
Bioetika adalah penerapan dari teori etika
dan prinsip moral pada kehidupan dan
pekerjaan/profesi
Pekerjaan profesi diatur mell kode etik
profesi
Di dalam kode etik profesi ada pasal2 yg
mengatur kehidupan profesi
Kewajiban umum (bab I)
•
•
•
Pasal 1 : setiap profesi kesehatan masy
harus menjunjung tinggi, menghayati, dan
mengamalkan etika profesi kes masy.
Pasal 2 : dalam melaksanakan tugas dan
fungsinyaprofesi kes masy lebih
mementingkan kepentingan umum dp
kepentingan pribadi.
Pasal 3 : dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, hendaknya menggunakan prinsip
efektifitas-efisiensi dan menggunakan
teknologi tepat guna
pasal 4 : dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, tidak boleh membeda-bedakan
masy atas pertimbangan agama, suku,
golongan, sosial politik dan sebagainya.
• pasal 5 : hak anggota, dalam
melaksanakan fungsi dan tugasnya hanya
melaksanakan profesi dan keahliannya
•
Kewajiban thd Masyarakat (bab
II)
pasal 6 : dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, selalu berorientasi kepada masy
sebagai suatu kesatuan yg tidak terlepas dari
aspek sosial, ekonomi, politik, psikologis dan
budaya.
• pasal 7 : dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, harus mengutamakan pembinaan
kesehatan yang menyangkut orang banyak
•
pasal 8 : dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya, harus mengutamakan
pemerataan dan keadilan
• pasal 9 : dalam pembinaan kes masy,
harus menggunakan pendekatan menyeluruh,
multidisiplin, dan lintas sektoral serta
mementingkan usaha2 promotif, preventif,
dan pembinaan kesehatan.
• pasal 10 : Upaya pembinaan kes masy
hendaknya didasarkan kepada fakta2 ilmiah
yg diperoleh dari kajian2 atau penelitian2
•
pasal 11: dalam pembinaan kes masy,
hendaknya mendasarkan kepada prosedur dan
langkah2 profesional yg telah diuji melalui
kajian2 ilmiah
• pasal 12 : dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, harus bertanggung jawab dalam
melindungi, memelihara dan meningkatkan
kesehatan penduduk.
• pasal 13 : dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, harus berdasrkan antisipasi kedepan,
baik dan menyangkut masalah kes maupun
masalah lain yang berhubungan atau
mempengaruhi kesehatan penduduk
•
Kewajiban thd profesi kesehatan
lain dan profesi d luar bidang
kesehatan(bab III)
pasal 14 : dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, harus bekerjasama dalam saling
menghormati dengan anggota profesi lain,
tanpa dipengaruhi oleh pertimbangan2
keyakinan, agama, suku, golongan dan
sebagainya.
• pasal 15 : dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, bersama-sama dengan profesi lain,
hendaknya berpegang pada prinsip kemitraan
kepemimpinan, pengambilan prakarsa dan
kepeloporan.
•
Kewajiban terhadap
profesinya (bab IV)
pasal 16 : Ahli kes masy hendaknya
bersikap proaktif dan tidak menunggu dalam
mengatasi masalah.
• Pasal 17 : Ahli kes masy hendaknya
senantiasa memelihara dan meningkatkan
profesi kesehatan masyarakat
• pasal 18 : Ahli kes masy hendaknya
senantiasa berkomunikasi, membagi
pengalaman dan saling membantu di antara
anggota profesi kes masy
•
Kewajiban thd Diri
Sendiri ( bab V)
pasal 19 : profesi kes masy harus
memelihara kesehatannya agar dapat
melaksanakan tugas dan profesinya dengan
baik.
• pasal 20 : Ahli kes masy senantiasa
berusaha untuk meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilannya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
•
PENUTUP (janji atau ikrar utk ditaati)
pasal 21 : setiap anggota profesi kes
masy dalam melaksanakan tugasnya se
hari2 harus berusaha dengan sungguh2
memegang teguh kode etik kes masy
Indonesia ini
•
kesimpulan
1.
2.
3.
Harus dpt meyakinkan masy thd
integritasnya dlm menjlnkan profesinya.
Masyarakat harus yakin bhw profesi kes
masy mampu memberikan solusi, usulan,
langkah2 dalam pencegahan
,pengendalian penyakit mell cara prom,
prev sesuai kebutuhan, etika, norma yg
ada di masy.
Profesi kes masy dapat memiliki
Lanjutan….
Profesi kes masy dapat memiliki
kepercayaan di masy, pekerjaan yg sedan
dulakukan atas nama sendiri secara
profesional.
Profesi kesmasy dapat dipercaya dan dapat
membela apa yang mereka percaya, dengan
tujuan untuk mewujudkan keadilan sosial
dan meningkatkan derajat kes masy.
ETIKA PROFESI KES. ( Prof Eryati. Dr
Download