2.1. Sejarah Perusahaan Seperti namanya, orang banyak berfikir

advertisement
18
BAB II
DESKRIPSI PERUSAHAAN ( INDUSTRI)
2.1. Sejarah Perusahaan
Seperti namanya, orang banyak berfikir bahwa Schneider adalah sebuah
nama Jerman yang dijadikan perusahaanh tetapi sejatinya Schneider adalah
sebuah perusahaan Perancis yang didirikan pada tahun 1836 di Le Creusot, dekat
kota Burgundy Perancis. Schneider pada awalnya adalah sebuah perusahaan
swasta yang mulai menjalankan usahanya dengan membuat meriam yang
digunakan selama perang, baru setelah mulai berkembang maka Schneider mulai
merambah ke industry konstruksi berupa pembuatan rel kereta api, kapal
pengangkut. Baru pada awal abad ke 20 Schneider mulai berbisnis di bidang
industry yang kemudian menjadikan Schneider sebagai salah satu pemain di dunia
power & control peralatan listrik ternama.
Dimulai dengan melakukan
pengambilalihan sebuah perusahaan peralatan listrik bernama Merlin Gerin dan
Telemecanique di Perancis dan diikuti dengan beberapa perusahaan lainnya
seperti Square D dan Modicon di Amerika Serikat sebagai tonggak bersejarah dan
menjadikan Schneider sebagai salah satu perusahaan berskala global.
Di
penghujung abad 20, sebagai sebuah symbol pergantian jenis usaha dan dalam
rangka memasuki pasar global, Groupe Schneider berubah nama menjadi
Schneider Electric.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
PT. Schneider Indonesia memulai usahanya di tahun 1973 melalui
penanaman modal asing Merin Gerin di Jakarta, dan di tahun 1978 melakukan
penandatanganan
Telemecanique
kerjasama
di Surabaya.
dengan
PT
Ometraco
sebagai
principal
Seiring dengan berjalannya waktu beberapa
perubahan nama dan kepemilikan dilakukan oleh unit usaha yang tegabung dalam
Schneider Electric dan berakhir dengan ditandai berdiri secara resmi PT Schneider
Ometraco Indonesia pada tahun 1993 yang merupakan gabungan dari beberapa
perusahaan elektrik asal Perancis yaitu Telemechanique, Square-D dan Merlin
Gerin dengan partner local Ometraco dan mendirikan pabrik perakitan pertama di
Indonesia di kawasan Industri EJIP Cikarang pada tahun 1994.
Dengan semakin besarnya usaha di Indonesia maka pada tahun 1998, PT
Schneider Ometraco Indonesia mengalami perubahan kepemilikan dan berganti
nama menjadi PT Schneider Indonesa dimana saham Ometraco dibeli dan menjadi
100% milik Schneider Indonesia.
Pada tahun 2009 PT Schneider Indonesia
kembali melakukan penambahan unit usaha dengan membeli Clipsal, Merten
(2009), Areva (2011) dan Unindo (2012).
Dengan berjalannya waktu dan perkembangan bisnis di Indonesia, PT
Schneider Electric Indonesia berkembang pesat dengan melakukan serangkain
pembelian perusahaan sejenis baik ditingkat global maupun local dan dengan
melakukan investasi hingga saat ini telah memiliki 7 pabrik di Indonesia yang
tersebar di Jabotabek dan Batam, 8 kantor perwakilan penjualan di kota-kota besar
Indonesia, 150 perusahaan distribusi, 4,000 toko retail dengan total karyawan di
seluruh Indonesia berjumlah lebih dari 4,500 orang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Melalui perubahan kepemilikan yang dilakukan oleh PT. Schneider
Indonesia dimana selalu melakukan pembelian perusahaan sejenis dan sesuai
dengan strategy yang juga dilakukan oleh perusahaan induk di Perancis maka
peranan fungsi HR (Human Resources) menjadi sangat penting dan signifikan.
Dalam rangka penulisan tesis ini maka penulis hanya memfokuskan pada
satu unit usaha saja yaitu transformer, selain dengan kondisi unit tersebut yang
baru saja mengalami perpindahan kepemilikan dari UNINDO menjadi Schneider
Transformer Cibitung dibawah unit usaha Global Energy dimana terhitung sejak
January 2015 menjadi unit usaha tersendiri yang langsung berada di bawah kantor
pusat Schneider Electric di Perancis.
2.2. Lingkup dan Bidang Usaha
Secara garis besar mengikuti bentuk dari kantor pusat Schneider Electric, PT.
Schneider Indonesia membagi bidang usahanya menjadi :
1.
Infrastruktur, dimana bisnis utamanya adalah memproduksi segala bentuk
electric devices bagi pembangkit listrik baik type menengah maupun
tegangan tinggi.
2.
Industry, dimana bisnis utamanya adalah memproduksi semua electric
devices bagi pabrik menengah dan besar
3.
IT bisnis, dimana bisnis utamanya adalah memproduksi perangkat dan
perlengkapan industry IT.
4.
Building, dimana bisnis utamanya adalah memproduksi seluruh perangkat
otomasi dan control pada gedung gedung perkantoran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
5.
Residential, dimana bisnis utamanya adalah memproduksi seluruh
perangkat listrik pada perumahan/tempat tinggal
Gambar 2.1.
Lingkup dan Bidang Usaha Transformer
PT. Schneider Electric Indonesia
Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014)
2.2.1. Lingkup usaha Transformer
Secara global sesuai dengan bentuk bisnis Schneider Electric, bidang
usaha tersebut diatas berada di bawah masing-masing Bisnis Unit dan unit usaha
yang dijadikan bahan penulisan oleh penulis adalah unit usaha Infrastruktur
dengan produknya adalah transformer atau mesin pembangkit tegangan listrik
baik menengah maupun besar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Gambar 2.1.1.
Lingkup Usaha Transformer
PT. Schneider Electric Indonesia
Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014)
Saat ini bisnis transformer berada langsung di bawah kendali kantor pusat
energy bisnis di Perancis .
Dimulai dengan masa sebelum 2010, dimana bisnis transformer dimulai di
beberapa negara maju dengan menggunakan nama France trafo, perlahan tapi
pasti bisnis transformer semakin berkembang dan memberikan kontribusi
signifikan bagi perkembangan bisnis Schneider Electric.
Pada tahun 2010 salah satu langkah strategis dilakukan dengan mengambil
alih sebuah perusahaan transformer terbesar di dunia saat ini Areva D dan
menjadikan Schneider Electric sebagai salah satu perusahaan terbesar didunia
dalam bisnis transformer. Dan pada tahun 2013 sebuah langkah strategis besar
kembali dilakukan dengan mengambil alih sebuah perusahaan transformer di
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
eropa timur yang dijadikan Schneider Electric sebagai salah satu pintu masuk ke
dalam bisnis transformer di eropa.
Gambar 2.1.2.
Lingkup Usaha Transformer
PT. Schneider Electric Indonesia
Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014)
Seiring dengan berjalannya waktu, hingga saat ini Schneider Electric
transformer business telah memiliki 15 pabrik yang tersebar di seluruh dunia
(Asia, Eropa, China, Australia) dengan 3 pusat pengembangan teknis.
Secara umum dapat dikatakan bahwa Schneider Electric memiliki salah
satu bisnis yang paling menguntungkan dan memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap perkembangan bisnis .
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Dengan 15 pabrik yang tersebar di beberapa negara di 4 benua besar,
secara umum produk transformer Schneider Electric memasok beberapa project
penting diseluruh dunia terutama bagi produk produk yang dalam kapasitas besar
Gambar 2.1.3.
Lingkup Usaha Transformer
PT. Schneider Electric Indonesia
Hingga saat ini Transformer Business memiliki pangsa pasar sebagai berikut :
Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014)
Hingga saat ini segmentasi pasar bagi produk transformer adalah :
60% digunakan oleh perusahaan listrik baik pemerintah maupun swasta
23% dignakan oleh industry yang menggunakan listrik dalam kapasitas besar
17% digunakan oleh industry yang menggunakan instalasi listrik seperti gedung.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
2.3. Sumber Daya Manusia
Schneider Electric Indonesia, dalam hal ini adalah Schneider Electric
Transformer Cibitung yang terletak di kawasan Industri MM2100 Cibitung Bekasi
adalah sebuah unit usaha yang berasal dari hasil pengambil alihan sebuah
perusahaan local yang berafiliasi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada
tahun 2010. Hal ini sejalan dengan kebijakan strategis Schneider Electric yang
mengambil alih beberapa perusahaan di dunia untuk mengembangkan portofolio
perusahaan secara dinamis dan terukur.
Secara umum Schneider Electric membagi karyawannya dalam 2 kategori besar
yaitu :
DVC – Direct Variable Cost
Karyawan yang masuk dalam kategori ini adalah mereka yang sifat
pekerjaannya bersinggungan langsung dalam proses produksi baik secara fisik,
maupun secara teknis. Yang termasuk dalam kategori ini adalah para operator,
supervisor dan teknisi yang sehari-hari bekerja di area produksi.
DVC sendiri terbagi lagi menjadi 2 yaitu :
PV – Proportional to Volume, yaitu pekerja yang jumlahnya mengikuti
pergerakan order perusahaan, dimana jika order perusahaan meningkat, maka
jumlah pekerja PV akan meningkat, demikina pula sebaliknya, jika order
perusahaan turun, maka pekerja PV akan turun pula. Contoh karyawan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
berada di kategori ini adalah mereka yang bekerja sebagai operator yang
memproduksi barang produk
NPV – Non Proportional to Volume, yaitu pekerja yg jumlahnya tidak secara
langsung mengikuti pergerakan order perusahaan. Schneider memiliki sebuah
system yang disebut Schneider Production System (SPS) untuk mengukur ratio
penggunaan NPV. Dalam setiap proses produksi, sebuah team pekerja akan terdiri
dari beberapa PV dan seorang NPV. Contoh karyawan yang berada di kategori ini
adalah mereka yang bekerja sebagai supervisor produksi, pelatih, pengawas
lapangan, petugas pemeliharaan, karyawan gudang, pengawas kualitas produksi
baik proses maupun hasil.
NDVC – Non Direct Variable Cost
Karyawan yang masuk dalam kategori ini adalah mereka yang berada
mulai dari golongan staff hingga director level, mereka secara umum yang disebut
sebagai karyawan non production level.
NDVC sendiri terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
MBC - Manufacturing Base Cost, yaitu karyawan yang seluruh biayanya
ditanggung oleh pabrik/unit usaha dimana yang bersangkutan ditempatkan.
Intinya adalah mereka yang bekerja sebagai karyawan baik tetap maupun kontrak
yang gaji dan seluruh komponen gajinya dijadikan bagian dari biaya operasional
unit/pabrik tempat ia bekerja. Yang menjadi karyawan dalam kategori ini adalah
seluruh karyawan kantor, mulai dari level staff hingga ke level direktur yang
bertugas di pabrik/unit tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
SFC – Share Function Cost, yaitu karyawan yang secara umum ditugaskan di
pabrik/unit tersebut tetapi merupakan bagian dari global function dimana
komponen gaji dan lainnya di tentukan oleh global function tempat karyawan
tersebut menginduk. Yang termasuk dalam kategori ini adalah seluruh karyawan
Finance function, Human Resources Business Partner, Purchasing division
Saat ini jumlah karyawan diperusahaan Schneider Electric Transfomer
Cibitung adalah 314 orang dengan komposisi sebagai berikut :
Gambar 2.2.
Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin
PT. Schneider Electric Indonesia
Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014)
Dimana sesuai dengan karakter produk nya yang dapat berukuran sangat
besar dan sangat berat, maka dalam proses produksinya tenaga kerja yang saat ini
terserap adalah 81.72% laki-laki, dengan sebaran usia sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Gambar 2.3.
Karyawan Berdasarkan Usia
PT. Schneider Electric Indonesia
Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014)
46.24% adalah karyawan dengan usian 26-35 tahun, umumnya adalah mereka
yang bekerja dalam kategori DVC. Adapun untuk masa kerja, karena sebagian
besar para pekerja adalah mereka yang sebelumnya menjadi karyawan di
perusahaan sebelumnya yang kemudian diambil alih oleh Schneider Electric,
maka masa kerja mereka di gabungkan dan di anggap sebagai bagian dari
karyawan Schneider Electric dengan masa kerja yang di gabungkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Gambar 2.4.
Karyawan Berdasarkan Masa Kerja
PT. Schneider Electric Indonesia
Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014)
2.3.1. Pengelompokkan Fungsi Sumber Daya Manusia
Schneider membagi fungsi Sumber Daya Manusai (SDM) dalam 3 fungsi
utama, atau disebut sebagai “three pillars” yaitu :
Human Resources Business Partner - HRBP
Yaitu salah satu fungsi sumber daya manusia yang memilik tugas utama
yaitu sebagai partner business leader dalam memberikan masukan, ide, saran dan
petunjuk bagi semua business leader, melakukan pengawasan agar seluruh
kebijakan perihal sumber daya manusia yang diambil dalam setiap pabrik/unit
selalu sejalan dengan kebijakan global yang telah ditentukan sebelumnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Termasuk dalam hal ini adalah memastikan proses pengembangan sumber
daya manusia berjalan baik, mengawasi proses fungsi-fungsi operasional dalam
sumber daya manusia berjalan dengan baik dan benar.
Human Resources Solutions - Rewards
Tugas utamanya adalah bekerjasama dengan HRBP untuk menyediakan
alternative solusi dalam fungsi rewards, aturan-aturan yang sesuai dengan
kebijakan global dan disesuaikan dengan semua aturan dan perundangan sumber
daya manusia yang berlaku di setiap negara dimana Schneider Electric beroperasi.
Human Resources Services – Operations
Tugas utamanya adalah melakukan seluruh proses yang berhubungan
dengan kegiatan rutin dan sehari-hari dalam fungsi sumber daya manusia, mulai
dari sebelum karyawan tersebut masuk bekerja, selama karyawan tersebut bekerja
sebagai karyawan Schneider Electric hingga karyawan tersebut mengundurkan
diri atau pension. Termasuk dalam hal ini adalah proses penggajian, pembayaran
gaji, pembayaran claim, pajak karyawan, pelaksanaan fasilitas karyawan, dan
proses administrative lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Gambar 2.5.
Human Resources Services
PT. Schneider Electric Indonesia
Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014)
Secara Global, matrix dalam SDM di Schneider Electric dapat dilihat
dalam gambaran seperti dibawah ini :
Gambar 2.5.1.
Human Resources Services
PT. Schneider Electric Indonesia
Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Gambar 2.5.2.
Human Resources Services
PT. Schneider Electric Indonesia
Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014)
2.4.
Tanggung Jawab dan wewenang
PT. Schneider Indonesia telah menetapkan, mendokumentasikan dan
mengkomunikasikan tanggung jawab, wewenang dari setiap fungsi dalam
organisasi. Ketetapan ini dituangkan dalam struktur organisasi.
a.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Schneider Indonesia terdiri dari Plan
Director dan masing-masing 1 Plan Director untuk setiap bidangnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Struktur Organisasi tersebut akan dijelaskan pada gambar 2.6.
Industrial
Management
May 2014
ORGANIZATION CHART
ETO - STC Plant
M
B
SF
C
Plant Director
IMG6
DV
C
Assistant &
Internal Communication
IMS3
Industrial Performance
Leader
SESA101005
MPL
IMP6
IST 6
Finance &
Controller
FMG6
Straight line to Stephen Bond
HRBP
HMG6
Straight line to Mark Smith
Plant
Purchasing
Manager
Method &
maintenance
Manager
PAB5
Straight line to Matthew S
Straight line to Daniel Bourgade
Suppl
y
Chain
IFG6
SERE &
Quality
System
EHG6
PowerTra
nsformer
Mfg.
Operatio
n
IAB6
DistributionT
ransformer
Mfg.
Operation
AB6
ETO
Enginee
ring
DPT6
TQC &
After
Sales
Services
DBT6
Industrial
Method &
Maintena
nce
IST 6
Gambar 2.6
Struktur Organisasi PT. Schneider Indonesia
Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Quality &
customer
satisfaction
QMG6
Project
&Tendering
DQP7
34
2.4.1. Tantangan Bisnis Perusahaan
Sebagai salah satu pemain global dalam industry Transformer, dimana
hanya ada kurang dari 5 pemain global dalam industry ini, tantangan terbesar
terbagi dalam beberapa factor. Sebagian yang utama adalah mengenai kondisi
ekonomi global dimana setiap perubahan dalam ekonomi global akan memberikan
efek yang signifikan terhadap pertumbuhan bisnis. Dalam kondisi dimana akan
selalu terjadi saling ketergantungan dan saling mempengaruhi tiap negara dalam
perekonomian dunia, setiap kejadian di sebuah negara akan memberikan dampak
yang sangat significant terhadap negara lain. Demikian pula sector swasta, dalam
hal ini Schneider Electric, dimana setiap kebijakan terutama kebijakan di bidang
energy di negara yang menjadi pasar maupun basis produksi bagi Transformer
akan memberikan dampak bagi perkembangan bisnis.
2.4.2. Tantangan Bisnis External
Industri global yang tumbuh dengan pesat membutuhkan energy yang
semakin besar tetapi disisi lain ketersediaan energi listrik yang konvensional tidak
akan terbarukan dengan cepat. Tingkat kerawanan akan energy secara umum yang
dibutuhkan dalam sebuah negara mendorong setiap negara untuk terus menerus
mengembangkan cara untuk memaksimalkan penggunaan energy dengan
melakukan beragam usaha mulai dari melakukan penghematan penggunaan
energy hingga memberikan insentif bagi pengguna energy yang terbarukan (renew
energy). Schneider sebagai salah satu pemain global menyadari akan hal ini dan
secara aktif ikut serta dalam memberikan beragam alternative cara untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
melakukan penghematan dan peningkatan penggunaan energy secara efisien dan
efektif.
Secara global, isu mengenai kondisi keterbatasan energy tersebut telah
menjadi isu bersama. Tetapi di beberapa tempat, penggunaan peralatan yang
memungkinan penggunaan energy secara effektif dan efisien dipandang sebagai
sebuah proses yang mahal apalagi jika di tambahkan dengan kurangnya perhatian
akan kondisi lingkungan oleh masyarakat dan pemerintah.
Kondisi akan kurangnya perhatian atas semakin langkanya ketersediaan
energy banyak ditemui di negara-negara dengan kondisi alam dan lingkungan
yang secara umum memiliki banyak energy yang melimpah selama ini. Kondisi
ini di perparah dengan kenyataan bahwa negara dengan energy yang melimpah
sebagian besar adalah negara berkembang atau negara di dunia ke-3. Bagi negaranegara tersebut, kelangkaan energy bukanlah menjadi isu utama yang harus
diselesaikan, mereka masih berkutat pada isu-isu dasar yaitu masalah ketersediaan
pangan dan lapangan kerja dan diperparah dengan isu korupsi yang secara
significant mengurangi kemampuan mereka dalam menggali beragam sumber
energy yang terbarukan.
Bagi pihak pihak yang belum memiliki keperdulian yang tinggi bagi
kelangkaan akan sumber-sumber energy ditambah lagi dengan pola pikir yang
menyederhanakan kenyataan bahwa sumber energy yang semakin berkurang tidak
terlalu penting untuk dipikirkan pada saat ini, beragam alternative produk
Schneider Electric Transformer menjadi sesuatu yang tidak prioritas untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
dimiliki, sehingga dengan pola pikir seperti itu, alternative produk Schneider
Electric menjadi lebih mahal secara psikologis dan kurang penting.
Disisi lain, negara yang sangat perduli dengan keterbatasan energy dan
bersedia mengeluarkan sumber daya yang cukup besar untuk menggali semua
kemungkinan akan penggunaan sumber daya yang terbarukan dan menggunakan
sebanyaknya cara untuk melakukan penghematan sumber daya menghadapi
kenyataan bahwa kondisi ekonomi mereka tidak dalam situasi yang cukup baik.
Mereka menghadapi kenyataan bahwa kondisi ekonomi kawasan tidak dalam
keadaan yang cukup baik untuk tumbuh, bahkan di beberapa negara eropa terjadi
stagnansi pertumbuhan ekonomi.
Kondisi ini membuat kemampuan mereka
dalam menggunakan produk-produk yang dapat menghemat penggunaan energy
menjadi terbatas walaupun mereka memiliki kesadaran akan pentingnya
penghematan energy yang sangat baik.
Gambar 2.7
Grafik Tantangan Bisnis PT. Schneider Indonesia
Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
Gambar 2.7.1
Grafik Tantangan Bisnis PT. Schneider Indonesia
Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014)
2.4.3. Tantangan Bisnis Internal
Sebagai salah satu pemain global dalam industry energy, Schneider
Electric melalui Schneider Electric Transformer Cibitung berusaha untuk
memenuhi ketersediaan energy yang sesuai dengan prinsip global, baik dalam
bentuk kualitas maupun service dan layanan lainnya.
Diawali dengan pengambilalihan perusahaan local yang telah lama berdiri
dan memiliki pelanggan besar seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN) maka
tantangan terbesar yang dihadapi adalah perubahan budaya kerja, perubahan
kualitas kerja yang sebelumnya sesuai dengan standard yang telah ditetapkan
secara nasional untuk memenuhi standard kualitas pasar domestic menjadi
memenuhi standard kualitas produk sesuai dengan Schneider Indonesia sebagai
induk perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Sejak January 2015, Schneider Transformer Cibitung telah menjadi sebuah
unit usaha yang berada langsung dibawah bisnis transformer yang berpusat di
kantor pusat Perancis, maka standard kualitas dan pelayanan terhadap pelanggan
pun harus ditingkatkan sehingga setara dengan 14 Pabrik/unit usaha lainnya di
seluruh dunia.
Hal ini sejalan dengan strategy perusahaan untuk mampu
memproduksi barang dalam kualitas yang sama di seluruh dunia dengan harga dan
waktu pengiriman ke pelanggan secara sangat bersaing.
Kondisi ini merupakan tantangan tersendiri karena secara normal butuh
waktu yang cukup lama untuk merubah seluruh proses, system dan budaya
perusahaan, di sisi lain kebutuhan untuk secepatnya berubah dan mampu menjadi
bagian dari bisnis transformer yang setara dengan negara-negara lain adalah
sebuah keharusan. Saat ini sebuah team yang terdiri dari wakil kantor pusat ,
direktur pabrik dan HRBP sedang menjalani sebuah proses restrukturisasi dalam
waktu hanya 6 bulan untuk merubah sebuah perusahaan skala nasional menjadi
sebuah unit usaha skala dunia.
Tantangan tersebut tidak hanya berlaku untuk internal unit usaha
Schneider Transformer Cibitung saja tetapi juga membutuhkan komitment yang
sangat besar dari seluruh pihak yang terkait dalam produksi, diantaranya para
pemasok, para kontraktor bahkan dari pelanggan lokal pun harus dapat berada di
tingkat yang sama
Dengan segala keterbatasan waktu, perubahan yang paling
menjadi tantangan terbesar adalah perubahan budaya kerja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Disisi lain, yang juga menjadi tantangan bisnis internal adalah sulitnya
memperoleh bahan baku yang memenuhi standard kualitas dunia. Pemasok yang
selama ini bekerja sama mengalami kesulitan untuk memberikan supply barang
dan jasa sesuai dengan standard yang telah ditetapkan Schneider Electric.
2.5. Proses / kegiatan Fungsi Sumber Daya Manusia dalam Proses Bisnis
Dalam menjalankan fungsi pengelolaan sumber daya manusia di PT.
Schneider Electric unit Transformer, tetap berpedoman pada seluruh petunjuk,
aturan dan pedoman yang telah ditetapkan oleh Schneider Electric global.
Schneider Electric menempatkan sumber daya manusia sebagai sebuah asset yang
sangat penting dalam pertumbuhan perusahaan dimana ketika perusahaan
berkembang pesat dan dengan semakin banyaknya perusahaan yang diambil alih
maka kompetensi sumber daya manusia di organisasi pun menjadi sangat beragam
sehingga dipandang perlu untuk menyeragamkan proses fungsi sumber daya
manusia dengan tetap memperhatikan muatan local dalam pelaksanaannya. Dalam
pengembangan sumber daya manusia dilihat dari kebutuhan proses bisnis, tiap
proses yang dilakukan bukan menjadi tanggung jawab departemen Sumber Daya
Manusia semata, tetapi menjadi tanggung jawab setiap individu sebagai
karyawan. Departemen Sumber Daya Manusia dalam hal ini Human Resources
Business Partner menjadi semacam penasehat bagi tiap individu dan bagi unit
bisnis agar tetap dapat berjalan dan tumbuh bersama. Dalam sebuah penelitian
yang dilakukan secara internal organisasi, didapatkan bahwa untuk memperoleh
pertumbuhan bisnis yang signifikan dibutuhkan tingkat keterlibatan dan tingkat
rasa kepemilikan yang tinggi dari karyawan terhadap perusahaan. Untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
memperoleh karyawan dengan tingkat keterlibatan dan tingkat rasa kepemilikan
yang tinggi terhadap perusahaan, Schneider Electric melakukan sebuah proses
yang dimulai dari ketika seorang calon karyawan bahkan belum bergabung
dengan Schneider Electric hingga karyawan tersebut memasuki masa pension atau
mengundurkan diri.
Gambar 2.8
Proses / kegiatan Fungsi Sumber Daya Manusia dalam Proses Bisnis
PT. Schneider Indonesia
Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014)
Schneider Electric membagi proses pengelolan tersebut ke dalam 7 (tujuh)
proses yang disebut sebagai Total Employee Experiences.
Attract, atau menarik calon karyawan. Tahapan ini ditujukan kepada perorangan
yang tertarik untuk begabung dengan Schneider Electric atau bagi karyawan yang
berfikir untuk memilih posisi yang lain didalam organisasi. Dalam proses ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
adalah sangat penting bagi setiap orang untuk memahami nilai nilai perusahaan
dan melihat apakah nilai nilai tersebut cocok dan sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh masing-masing individu
Start, atau mulai bekerja. Schneider Electric menilai bahwa ini adalah sebuah
tahapan penting bagi mereka yang bergabung dengan organisasi baru. Schneider
Electric menjamin bahwa dilakukan proses orientasi dan perkenalan yang baik
dan berkesan dengan tujuan untuk menciptakan suasana baru yang akan
memberikan rangsangan positif bagi karyawan baru untuk segera memiliki
motivasi yang tinggi dan tidak menyesal telah bergabung dengan Schneider
Electric.
Perform, atau memberikan kontribusi yang terbaik, menunjukkan kemampuan
untuk memberikan hasil sesuai dengan apa yang telah disepakati sebelumnya.
Dalam tahapan ini setiap karyawan dijamin untuk memperoleh seluruh bantuan
yang diperlukan baik berupa pelatihan dari perusahaan, pelatihan dari pimpinan,
saling membantu disesama rekan kerja melalui seluruh program yang telah
disediakan dan di supervisi oleh Human Resources Business Partner.
Appraise, focus pada pemberian timbal balik.
Dalam tahapan ini Schneider
Electric melalui Human Resources Business Partner memastikan bahwa setiap
individu yang telah berhasil mencapai target yang telah disepakati dengan baik
telah diukur pencapaiannya dengan adil dan menyiapkan tahap selanjutnya bagi
perkembangan karyawan tersebut.
Sementara bagi yang belum berhasil
memenuhi targetnya, perusahaan memberikan beragam bentuk pelatihan dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
masukan yang membangun untuk mengembalikan karyawan tersebut pada
performa yang seharusnya.
Recognize, Dalam tahap ini seluruh karyawan dijamin akan memperoleh timbal
balik atas semua upayanya untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Human
Resources Business Bisnis Partner dengan seluruh team department Sumber Daya
Manusia menjamin setiap karyawan memperoleh penghargaan yang sesuai dengan
kontribusi mereka terhadap perusahaan.
Develop,
dalam proses ini perusahaan melalui Human Resources Business
Partner dan team department Sumber Daya Manusia membantu setiap karyawan
untuk fokus pada perkembangan pribadi dan karyawan tersebut dapat
mengembangkan diri baik dari sisi kemampuan bekerja dalam menyelesaikan
tugas dan kemampuan sebagai individu untuk tetap berkembang.
Termasuk
dalam hal ini adalah menyediakan beragam pelatihan.
Move on, setelah bekerja dalam waktu tertentu, karyawan pada akhirnya akan
memilih apakah akan menghabiskan masa bekerjanya hingga pensiun, pindah ke
fungsi lain dalam organisasi atau bahkan memutuskan untuk keluar dan pindah
bekerja ke perusahaan lain. Perusahaan memastikan bahwa apapun pilihan yang
akan diambil oleh karyawan tersebut, proses meninggalkan posisi saat ini dan
pindah ke fungsi lain atau keluar dari organisasi berjalan dengan baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
Gambar 2.8.1
Proses / kegiatan Fungsi Sumber Daya Manusia dalam Proses Bisnis
PT. Schneider Indonesia
Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download