18 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN ( INDUSTRI) 2.1. Sejarah Perusahaan Seperti namanya, orang banyak berfikir bahwa Schneider adalah sebuah nama Jerman yang dijadikan perusahaanh tetapi sejatinya Schneider adalah sebuah perusahaan Perancis yang didirikan pada tahun 1836 di Le Creusot, dekat kota Burgundy Perancis. Schneider pada awalnya adalah sebuah perusahaan swasta yang mulai menjalankan usahanya dengan membuat meriam yang digunakan selama perang, baru setelah mulai berkembang maka Schneider mulai merambah ke industry konstruksi berupa pembuatan rel kereta api, kapal pengangkut. Baru pada awal abad ke 20 Schneider mulai berbisnis di bidang industry yang kemudian menjadikan Schneider sebagai salah satu pemain di dunia power & control peralatan listrik ternama. Dimulai dengan melakukan pengambilalihan sebuah perusahaan peralatan listrik bernama Merlin Gerin dan Telemecanique di Perancis dan diikuti dengan beberapa perusahaan lainnya seperti Square D dan Modicon di Amerika Serikat sebagai tonggak bersejarah dan menjadikan Schneider sebagai salah satu perusahaan berskala global. Di penghujung abad 20, sebagai sebuah symbol pergantian jenis usaha dan dalam rangka memasuki pasar global, Groupe Schneider berubah nama menjadi Schneider Electric. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 PT. Schneider Indonesia memulai usahanya di tahun 1973 melalui penanaman modal asing Merin Gerin di Jakarta, dan di tahun 1978 melakukan penandatanganan Telemecanique kerjasama di Surabaya. dengan PT Ometraco sebagai principal Seiring dengan berjalannya waktu beberapa perubahan nama dan kepemilikan dilakukan oleh unit usaha yang tegabung dalam Schneider Electric dan berakhir dengan ditandai berdiri secara resmi PT Schneider Ometraco Indonesia pada tahun 1993 yang merupakan gabungan dari beberapa perusahaan elektrik asal Perancis yaitu Telemechanique, Square-D dan Merlin Gerin dengan partner local Ometraco dan mendirikan pabrik perakitan pertama di Indonesia di kawasan Industri EJIP Cikarang pada tahun 1994. Dengan semakin besarnya usaha di Indonesia maka pada tahun 1998, PT Schneider Ometraco Indonesia mengalami perubahan kepemilikan dan berganti nama menjadi PT Schneider Indonesa dimana saham Ometraco dibeli dan menjadi 100% milik Schneider Indonesia. Pada tahun 2009 PT Schneider Indonesia kembali melakukan penambahan unit usaha dengan membeli Clipsal, Merten (2009), Areva (2011) dan Unindo (2012). Dengan berjalannya waktu dan perkembangan bisnis di Indonesia, PT Schneider Electric Indonesia berkembang pesat dengan melakukan serangkain pembelian perusahaan sejenis baik ditingkat global maupun local dan dengan melakukan investasi hingga saat ini telah memiliki 7 pabrik di Indonesia yang tersebar di Jabotabek dan Batam, 8 kantor perwakilan penjualan di kota-kota besar Indonesia, 150 perusahaan distribusi, 4,000 toko retail dengan total karyawan di seluruh Indonesia berjumlah lebih dari 4,500 orang. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 Melalui perubahan kepemilikan yang dilakukan oleh PT. Schneider Indonesia dimana selalu melakukan pembelian perusahaan sejenis dan sesuai dengan strategy yang juga dilakukan oleh perusahaan induk di Perancis maka peranan fungsi HR (Human Resources) menjadi sangat penting dan signifikan. Dalam rangka penulisan tesis ini maka penulis hanya memfokuskan pada satu unit usaha saja yaitu transformer, selain dengan kondisi unit tersebut yang baru saja mengalami perpindahan kepemilikan dari UNINDO menjadi Schneider Transformer Cibitung dibawah unit usaha Global Energy dimana terhitung sejak January 2015 menjadi unit usaha tersendiri yang langsung berada di bawah kantor pusat Schneider Electric di Perancis. 2.2. Lingkup dan Bidang Usaha Secara garis besar mengikuti bentuk dari kantor pusat Schneider Electric, PT. Schneider Indonesia membagi bidang usahanya menjadi : 1. Infrastruktur, dimana bisnis utamanya adalah memproduksi segala bentuk electric devices bagi pembangkit listrik baik type menengah maupun tegangan tinggi. 2. Industry, dimana bisnis utamanya adalah memproduksi semua electric devices bagi pabrik menengah dan besar 3. IT bisnis, dimana bisnis utamanya adalah memproduksi perangkat dan perlengkapan industry IT. 4. Building, dimana bisnis utamanya adalah memproduksi seluruh perangkat otomasi dan control pada gedung gedung perkantoran http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 5. Residential, dimana bisnis utamanya adalah memproduksi seluruh perangkat listrik pada perumahan/tempat tinggal Gambar 2.1. Lingkup dan Bidang Usaha Transformer PT. Schneider Electric Indonesia Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014) 2.2.1. Lingkup usaha Transformer Secara global sesuai dengan bentuk bisnis Schneider Electric, bidang usaha tersebut diatas berada di bawah masing-masing Bisnis Unit dan unit usaha yang dijadikan bahan penulisan oleh penulis adalah unit usaha Infrastruktur dengan produknya adalah transformer atau mesin pembangkit tegangan listrik baik menengah maupun besar. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 Gambar 2.1.1. Lingkup Usaha Transformer PT. Schneider Electric Indonesia Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014) Saat ini bisnis transformer berada langsung di bawah kendali kantor pusat energy bisnis di Perancis . Dimulai dengan masa sebelum 2010, dimana bisnis transformer dimulai di beberapa negara maju dengan menggunakan nama France trafo, perlahan tapi pasti bisnis transformer semakin berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan bisnis Schneider Electric. Pada tahun 2010 salah satu langkah strategis dilakukan dengan mengambil alih sebuah perusahaan transformer terbesar di dunia saat ini Areva D dan menjadikan Schneider Electric sebagai salah satu perusahaan terbesar didunia dalam bisnis transformer. Dan pada tahun 2013 sebuah langkah strategis besar kembali dilakukan dengan mengambil alih sebuah perusahaan transformer di http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 eropa timur yang dijadikan Schneider Electric sebagai salah satu pintu masuk ke dalam bisnis transformer di eropa. Gambar 2.1.2. Lingkup Usaha Transformer PT. Schneider Electric Indonesia Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014) Seiring dengan berjalannya waktu, hingga saat ini Schneider Electric transformer business telah memiliki 15 pabrik yang tersebar di seluruh dunia (Asia, Eropa, China, Australia) dengan 3 pusat pengembangan teknis. Secara umum dapat dikatakan bahwa Schneider Electric memiliki salah satu bisnis yang paling menguntungkan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan bisnis . http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 Dengan 15 pabrik yang tersebar di beberapa negara di 4 benua besar, secara umum produk transformer Schneider Electric memasok beberapa project penting diseluruh dunia terutama bagi produk produk yang dalam kapasitas besar Gambar 2.1.3. Lingkup Usaha Transformer PT. Schneider Electric Indonesia Hingga saat ini Transformer Business memiliki pangsa pasar sebagai berikut : Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014) Hingga saat ini segmentasi pasar bagi produk transformer adalah : 60% digunakan oleh perusahaan listrik baik pemerintah maupun swasta 23% dignakan oleh industry yang menggunakan listrik dalam kapasitas besar 17% digunakan oleh industry yang menggunakan instalasi listrik seperti gedung. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 2.3. Sumber Daya Manusia Schneider Electric Indonesia, dalam hal ini adalah Schneider Electric Transformer Cibitung yang terletak di kawasan Industri MM2100 Cibitung Bekasi adalah sebuah unit usaha yang berasal dari hasil pengambil alihan sebuah perusahaan local yang berafiliasi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada tahun 2010. Hal ini sejalan dengan kebijakan strategis Schneider Electric yang mengambil alih beberapa perusahaan di dunia untuk mengembangkan portofolio perusahaan secara dinamis dan terukur. Secara umum Schneider Electric membagi karyawannya dalam 2 kategori besar yaitu : DVC – Direct Variable Cost Karyawan yang masuk dalam kategori ini adalah mereka yang sifat pekerjaannya bersinggungan langsung dalam proses produksi baik secara fisik, maupun secara teknis. Yang termasuk dalam kategori ini adalah para operator, supervisor dan teknisi yang sehari-hari bekerja di area produksi. DVC sendiri terbagi lagi menjadi 2 yaitu : PV – Proportional to Volume, yaitu pekerja yang jumlahnya mengikuti pergerakan order perusahaan, dimana jika order perusahaan meningkat, maka jumlah pekerja PV akan meningkat, demikina pula sebaliknya, jika order perusahaan turun, maka pekerja PV akan turun pula. Contoh karyawan yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 berada di kategori ini adalah mereka yang bekerja sebagai operator yang memproduksi barang produk NPV – Non Proportional to Volume, yaitu pekerja yg jumlahnya tidak secara langsung mengikuti pergerakan order perusahaan. Schneider memiliki sebuah system yang disebut Schneider Production System (SPS) untuk mengukur ratio penggunaan NPV. Dalam setiap proses produksi, sebuah team pekerja akan terdiri dari beberapa PV dan seorang NPV. Contoh karyawan yang berada di kategori ini adalah mereka yang bekerja sebagai supervisor produksi, pelatih, pengawas lapangan, petugas pemeliharaan, karyawan gudang, pengawas kualitas produksi baik proses maupun hasil. NDVC – Non Direct Variable Cost Karyawan yang masuk dalam kategori ini adalah mereka yang berada mulai dari golongan staff hingga director level, mereka secara umum yang disebut sebagai karyawan non production level. NDVC sendiri terbagi menjadi 2 bagian yaitu : MBC - Manufacturing Base Cost, yaitu karyawan yang seluruh biayanya ditanggung oleh pabrik/unit usaha dimana yang bersangkutan ditempatkan. Intinya adalah mereka yang bekerja sebagai karyawan baik tetap maupun kontrak yang gaji dan seluruh komponen gajinya dijadikan bagian dari biaya operasional unit/pabrik tempat ia bekerja. Yang menjadi karyawan dalam kategori ini adalah seluruh karyawan kantor, mulai dari level staff hingga ke level direktur yang bertugas di pabrik/unit tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 SFC – Share Function Cost, yaitu karyawan yang secara umum ditugaskan di pabrik/unit tersebut tetapi merupakan bagian dari global function dimana komponen gaji dan lainnya di tentukan oleh global function tempat karyawan tersebut menginduk. Yang termasuk dalam kategori ini adalah seluruh karyawan Finance function, Human Resources Business Partner, Purchasing division Saat ini jumlah karyawan diperusahaan Schneider Electric Transfomer Cibitung adalah 314 orang dengan komposisi sebagai berikut : Gambar 2.2. Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin PT. Schneider Electric Indonesia Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014) Dimana sesuai dengan karakter produk nya yang dapat berukuran sangat besar dan sangat berat, maka dalam proses produksinya tenaga kerja yang saat ini terserap adalah 81.72% laki-laki, dengan sebaran usia sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Gambar 2.3. Karyawan Berdasarkan Usia PT. Schneider Electric Indonesia Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014) 46.24% adalah karyawan dengan usian 26-35 tahun, umumnya adalah mereka yang bekerja dalam kategori DVC. Adapun untuk masa kerja, karena sebagian besar para pekerja adalah mereka yang sebelumnya menjadi karyawan di perusahaan sebelumnya yang kemudian diambil alih oleh Schneider Electric, maka masa kerja mereka di gabungkan dan di anggap sebagai bagian dari karyawan Schneider Electric dengan masa kerja yang di gabungkan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 Gambar 2.4. Karyawan Berdasarkan Masa Kerja PT. Schneider Electric Indonesia Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014) 2.3.1. Pengelompokkan Fungsi Sumber Daya Manusia Schneider membagi fungsi Sumber Daya Manusai (SDM) dalam 3 fungsi utama, atau disebut sebagai “three pillars” yaitu : Human Resources Business Partner - HRBP Yaitu salah satu fungsi sumber daya manusia yang memilik tugas utama yaitu sebagai partner business leader dalam memberikan masukan, ide, saran dan petunjuk bagi semua business leader, melakukan pengawasan agar seluruh kebijakan perihal sumber daya manusia yang diambil dalam setiap pabrik/unit selalu sejalan dengan kebijakan global yang telah ditentukan sebelumnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Termasuk dalam hal ini adalah memastikan proses pengembangan sumber daya manusia berjalan baik, mengawasi proses fungsi-fungsi operasional dalam sumber daya manusia berjalan dengan baik dan benar. Human Resources Solutions - Rewards Tugas utamanya adalah bekerjasama dengan HRBP untuk menyediakan alternative solusi dalam fungsi rewards, aturan-aturan yang sesuai dengan kebijakan global dan disesuaikan dengan semua aturan dan perundangan sumber daya manusia yang berlaku di setiap negara dimana Schneider Electric beroperasi. Human Resources Services – Operations Tugas utamanya adalah melakukan seluruh proses yang berhubungan dengan kegiatan rutin dan sehari-hari dalam fungsi sumber daya manusia, mulai dari sebelum karyawan tersebut masuk bekerja, selama karyawan tersebut bekerja sebagai karyawan Schneider Electric hingga karyawan tersebut mengundurkan diri atau pension. Termasuk dalam hal ini adalah proses penggajian, pembayaran gaji, pembayaran claim, pajak karyawan, pelaksanaan fasilitas karyawan, dan proses administrative lainnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Gambar 2.5. Human Resources Services PT. Schneider Electric Indonesia Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014) Secara Global, matrix dalam SDM di Schneider Electric dapat dilihat dalam gambaran seperti dibawah ini : Gambar 2.5.1. Human Resources Services PT. Schneider Electric Indonesia Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 Gambar 2.5.2. Human Resources Services PT. Schneider Electric Indonesia Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014) 2.4. Tanggung Jawab dan wewenang PT. Schneider Indonesia telah menetapkan, mendokumentasikan dan mengkomunikasikan tanggung jawab, wewenang dari setiap fungsi dalam organisasi. Ketetapan ini dituangkan dalam struktur organisasi. a. Struktur Organisasi Struktur organisasi PT. Schneider Indonesia terdiri dari Plan Director dan masing-masing 1 Plan Director untuk setiap bidangnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 Struktur Organisasi tersebut akan dijelaskan pada gambar 2.6. Industrial Management May 2014 ORGANIZATION CHART ETO - STC Plant M B SF C Plant Director IMG6 DV C Assistant & Internal Communication IMS3 Industrial Performance Leader SESA101005 MPL IMP6 IST 6 Finance & Controller FMG6 Straight line to Stephen Bond HRBP HMG6 Straight line to Mark Smith Plant Purchasing Manager Method & maintenance Manager PAB5 Straight line to Matthew S Straight line to Daniel Bourgade Suppl y Chain IFG6 SERE & Quality System EHG6 PowerTra nsformer Mfg. Operatio n IAB6 DistributionT ransformer Mfg. Operation AB6 ETO Enginee ring DPT6 TQC & After Sales Services DBT6 Industrial Method & Maintena nce IST 6 Gambar 2.6 Struktur Organisasi PT. Schneider Indonesia Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014) http://digilib.mercubuana.ac.id/ Quality & customer satisfaction QMG6 Project &Tendering DQP7 34 2.4.1. Tantangan Bisnis Perusahaan Sebagai salah satu pemain global dalam industry Transformer, dimana hanya ada kurang dari 5 pemain global dalam industry ini, tantangan terbesar terbagi dalam beberapa factor. Sebagian yang utama adalah mengenai kondisi ekonomi global dimana setiap perubahan dalam ekonomi global akan memberikan efek yang signifikan terhadap pertumbuhan bisnis. Dalam kondisi dimana akan selalu terjadi saling ketergantungan dan saling mempengaruhi tiap negara dalam perekonomian dunia, setiap kejadian di sebuah negara akan memberikan dampak yang sangat significant terhadap negara lain. Demikian pula sector swasta, dalam hal ini Schneider Electric, dimana setiap kebijakan terutama kebijakan di bidang energy di negara yang menjadi pasar maupun basis produksi bagi Transformer akan memberikan dampak bagi perkembangan bisnis. 2.4.2. Tantangan Bisnis External Industri global yang tumbuh dengan pesat membutuhkan energy yang semakin besar tetapi disisi lain ketersediaan energi listrik yang konvensional tidak akan terbarukan dengan cepat. Tingkat kerawanan akan energy secara umum yang dibutuhkan dalam sebuah negara mendorong setiap negara untuk terus menerus mengembangkan cara untuk memaksimalkan penggunaan energy dengan melakukan beragam usaha mulai dari melakukan penghematan penggunaan energy hingga memberikan insentif bagi pengguna energy yang terbarukan (renew energy). Schneider sebagai salah satu pemain global menyadari akan hal ini dan secara aktif ikut serta dalam memberikan beragam alternative cara untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 melakukan penghematan dan peningkatan penggunaan energy secara efisien dan efektif. Secara global, isu mengenai kondisi keterbatasan energy tersebut telah menjadi isu bersama. Tetapi di beberapa tempat, penggunaan peralatan yang memungkinan penggunaan energy secara effektif dan efisien dipandang sebagai sebuah proses yang mahal apalagi jika di tambahkan dengan kurangnya perhatian akan kondisi lingkungan oleh masyarakat dan pemerintah. Kondisi akan kurangnya perhatian atas semakin langkanya ketersediaan energy banyak ditemui di negara-negara dengan kondisi alam dan lingkungan yang secara umum memiliki banyak energy yang melimpah selama ini. Kondisi ini di perparah dengan kenyataan bahwa negara dengan energy yang melimpah sebagian besar adalah negara berkembang atau negara di dunia ke-3. Bagi negaranegara tersebut, kelangkaan energy bukanlah menjadi isu utama yang harus diselesaikan, mereka masih berkutat pada isu-isu dasar yaitu masalah ketersediaan pangan dan lapangan kerja dan diperparah dengan isu korupsi yang secara significant mengurangi kemampuan mereka dalam menggali beragam sumber energy yang terbarukan. Bagi pihak pihak yang belum memiliki keperdulian yang tinggi bagi kelangkaan akan sumber-sumber energy ditambah lagi dengan pola pikir yang menyederhanakan kenyataan bahwa sumber energy yang semakin berkurang tidak terlalu penting untuk dipikirkan pada saat ini, beragam alternative produk Schneider Electric Transformer menjadi sesuatu yang tidak prioritas untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 dimiliki, sehingga dengan pola pikir seperti itu, alternative produk Schneider Electric menjadi lebih mahal secara psikologis dan kurang penting. Disisi lain, negara yang sangat perduli dengan keterbatasan energy dan bersedia mengeluarkan sumber daya yang cukup besar untuk menggali semua kemungkinan akan penggunaan sumber daya yang terbarukan dan menggunakan sebanyaknya cara untuk melakukan penghematan sumber daya menghadapi kenyataan bahwa kondisi ekonomi mereka tidak dalam situasi yang cukup baik. Mereka menghadapi kenyataan bahwa kondisi ekonomi kawasan tidak dalam keadaan yang cukup baik untuk tumbuh, bahkan di beberapa negara eropa terjadi stagnansi pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini membuat kemampuan mereka dalam menggunakan produk-produk yang dapat menghemat penggunaan energy menjadi terbatas walaupun mereka memiliki kesadaran akan pentingnya penghematan energy yang sangat baik. Gambar 2.7 Grafik Tantangan Bisnis PT. Schneider Indonesia Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 Gambar 2.7.1 Grafik Tantangan Bisnis PT. Schneider Indonesia Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014) 2.4.3. Tantangan Bisnis Internal Sebagai salah satu pemain global dalam industry energy, Schneider Electric melalui Schneider Electric Transformer Cibitung berusaha untuk memenuhi ketersediaan energy yang sesuai dengan prinsip global, baik dalam bentuk kualitas maupun service dan layanan lainnya. Diawali dengan pengambilalihan perusahaan local yang telah lama berdiri dan memiliki pelanggan besar seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN) maka tantangan terbesar yang dihadapi adalah perubahan budaya kerja, perubahan kualitas kerja yang sebelumnya sesuai dengan standard yang telah ditetapkan secara nasional untuk memenuhi standard kualitas pasar domestic menjadi memenuhi standard kualitas produk sesuai dengan Schneider Indonesia sebagai induk perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 Sejak January 2015, Schneider Transformer Cibitung telah menjadi sebuah unit usaha yang berada langsung dibawah bisnis transformer yang berpusat di kantor pusat Perancis, maka standard kualitas dan pelayanan terhadap pelanggan pun harus ditingkatkan sehingga setara dengan 14 Pabrik/unit usaha lainnya di seluruh dunia. Hal ini sejalan dengan strategy perusahaan untuk mampu memproduksi barang dalam kualitas yang sama di seluruh dunia dengan harga dan waktu pengiriman ke pelanggan secara sangat bersaing. Kondisi ini merupakan tantangan tersendiri karena secara normal butuh waktu yang cukup lama untuk merubah seluruh proses, system dan budaya perusahaan, di sisi lain kebutuhan untuk secepatnya berubah dan mampu menjadi bagian dari bisnis transformer yang setara dengan negara-negara lain adalah sebuah keharusan. Saat ini sebuah team yang terdiri dari wakil kantor pusat , direktur pabrik dan HRBP sedang menjalani sebuah proses restrukturisasi dalam waktu hanya 6 bulan untuk merubah sebuah perusahaan skala nasional menjadi sebuah unit usaha skala dunia. Tantangan tersebut tidak hanya berlaku untuk internal unit usaha Schneider Transformer Cibitung saja tetapi juga membutuhkan komitment yang sangat besar dari seluruh pihak yang terkait dalam produksi, diantaranya para pemasok, para kontraktor bahkan dari pelanggan lokal pun harus dapat berada di tingkat yang sama Dengan segala keterbatasan waktu, perubahan yang paling menjadi tantangan terbesar adalah perubahan budaya kerja. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 Disisi lain, yang juga menjadi tantangan bisnis internal adalah sulitnya memperoleh bahan baku yang memenuhi standard kualitas dunia. Pemasok yang selama ini bekerja sama mengalami kesulitan untuk memberikan supply barang dan jasa sesuai dengan standard yang telah ditetapkan Schneider Electric. 2.5. Proses / kegiatan Fungsi Sumber Daya Manusia dalam Proses Bisnis Dalam menjalankan fungsi pengelolaan sumber daya manusia di PT. Schneider Electric unit Transformer, tetap berpedoman pada seluruh petunjuk, aturan dan pedoman yang telah ditetapkan oleh Schneider Electric global. Schneider Electric menempatkan sumber daya manusia sebagai sebuah asset yang sangat penting dalam pertumbuhan perusahaan dimana ketika perusahaan berkembang pesat dan dengan semakin banyaknya perusahaan yang diambil alih maka kompetensi sumber daya manusia di organisasi pun menjadi sangat beragam sehingga dipandang perlu untuk menyeragamkan proses fungsi sumber daya manusia dengan tetap memperhatikan muatan local dalam pelaksanaannya. Dalam pengembangan sumber daya manusia dilihat dari kebutuhan proses bisnis, tiap proses yang dilakukan bukan menjadi tanggung jawab departemen Sumber Daya Manusia semata, tetapi menjadi tanggung jawab setiap individu sebagai karyawan. Departemen Sumber Daya Manusia dalam hal ini Human Resources Business Partner menjadi semacam penasehat bagi tiap individu dan bagi unit bisnis agar tetap dapat berjalan dan tumbuh bersama. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan secara internal organisasi, didapatkan bahwa untuk memperoleh pertumbuhan bisnis yang signifikan dibutuhkan tingkat keterlibatan dan tingkat rasa kepemilikan yang tinggi dari karyawan terhadap perusahaan. Untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 memperoleh karyawan dengan tingkat keterlibatan dan tingkat rasa kepemilikan yang tinggi terhadap perusahaan, Schneider Electric melakukan sebuah proses yang dimulai dari ketika seorang calon karyawan bahkan belum bergabung dengan Schneider Electric hingga karyawan tersebut memasuki masa pension atau mengundurkan diri. Gambar 2.8 Proses / kegiatan Fungsi Sumber Daya Manusia dalam Proses Bisnis PT. Schneider Indonesia Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014) Schneider Electric membagi proses pengelolan tersebut ke dalam 7 (tujuh) proses yang disebut sebagai Total Employee Experiences. Attract, atau menarik calon karyawan. Tahapan ini ditujukan kepada perorangan yang tertarik untuk begabung dengan Schneider Electric atau bagi karyawan yang berfikir untuk memilih posisi yang lain didalam organisasi. Dalam proses ini http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 adalah sangat penting bagi setiap orang untuk memahami nilai nilai perusahaan dan melihat apakah nilai nilai tersebut cocok dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masing-masing individu Start, atau mulai bekerja. Schneider Electric menilai bahwa ini adalah sebuah tahapan penting bagi mereka yang bergabung dengan organisasi baru. Schneider Electric menjamin bahwa dilakukan proses orientasi dan perkenalan yang baik dan berkesan dengan tujuan untuk menciptakan suasana baru yang akan memberikan rangsangan positif bagi karyawan baru untuk segera memiliki motivasi yang tinggi dan tidak menyesal telah bergabung dengan Schneider Electric. Perform, atau memberikan kontribusi yang terbaik, menunjukkan kemampuan untuk memberikan hasil sesuai dengan apa yang telah disepakati sebelumnya. Dalam tahapan ini setiap karyawan dijamin untuk memperoleh seluruh bantuan yang diperlukan baik berupa pelatihan dari perusahaan, pelatihan dari pimpinan, saling membantu disesama rekan kerja melalui seluruh program yang telah disediakan dan di supervisi oleh Human Resources Business Partner. Appraise, focus pada pemberian timbal balik. Dalam tahapan ini Schneider Electric melalui Human Resources Business Partner memastikan bahwa setiap individu yang telah berhasil mencapai target yang telah disepakati dengan baik telah diukur pencapaiannya dengan adil dan menyiapkan tahap selanjutnya bagi perkembangan karyawan tersebut. Sementara bagi yang belum berhasil memenuhi targetnya, perusahaan memberikan beragam bentuk pelatihan dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 masukan yang membangun untuk mengembalikan karyawan tersebut pada performa yang seharusnya. Recognize, Dalam tahap ini seluruh karyawan dijamin akan memperoleh timbal balik atas semua upayanya untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Human Resources Business Bisnis Partner dengan seluruh team department Sumber Daya Manusia menjamin setiap karyawan memperoleh penghargaan yang sesuai dengan kontribusi mereka terhadap perusahaan. Develop, dalam proses ini perusahaan melalui Human Resources Business Partner dan team department Sumber Daya Manusia membantu setiap karyawan untuk fokus pada perkembangan pribadi dan karyawan tersebut dapat mengembangkan diri baik dari sisi kemampuan bekerja dalam menyelesaikan tugas dan kemampuan sebagai individu untuk tetap berkembang. Termasuk dalam hal ini adalah menyediakan beragam pelatihan. Move on, setelah bekerja dalam waktu tertentu, karyawan pada akhirnya akan memilih apakah akan menghabiskan masa bekerjanya hingga pensiun, pindah ke fungsi lain dalam organisasi atau bahkan memutuskan untuk keluar dan pindah bekerja ke perusahaan lain. Perusahaan memastikan bahwa apapun pilihan yang akan diambil oleh karyawan tersebut, proses meninggalkan posisi saat ini dan pindah ke fungsi lain atau keluar dari organisasi berjalan dengan baik. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 Gambar 2.8.1 Proses / kegiatan Fungsi Sumber Daya Manusia dalam Proses Bisnis PT. Schneider Indonesia Sumber : PT. Schneider Electric Indonesia (2014) http://digilib.mercubuana.ac.id/