LAPORAN PRAKTIKUM BK PRIBADI SOSIAL (TUGAS KELOMPOK

advertisement
LAPORAN
PRAKTIKUM BK PRIBADI SOSIAL (TUGAS
KELOMPOK)
Pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK)
Muhammadiyah Sampit
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktikum BK Pribadi Sosial merupakan bagian integral dari pendidikan tenaga
kependidikan yang berdasarkan kompetensi yang termasuk di dalam struktur program kurikulum
STKIP Muhammadiyah Sampit.
Bimbingan dan konseling bukan merupakan kegiatan pembelajaran dalam konteks suatu
adegan mengajar yang layaknya di lakukan seorang guru sebagai pembelajaran bidang studi pada
umumnya, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik.
Pada Praktik BK Pribadi Sosial ini, praktikan melaksanakan kegiatan-kegiatan layanan
yang merupakan ciri khas dari mahasiswa Bimbingan Konseling. Praktik BK Pribadi Sosial ini
merupakan pelatihan kegiatan mahasiswa dalam menerapkan teori yang didapat selama kegiatan
perkuliahan di jurusan Bimbingan Konseling. Praktikum sebagai salah satu penunjang
mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling melaksanakan kegiatan layanan yang
diberikan kepada siswa dengan materi layanan non akademik.
B.
Tujuan
Praktikum BK Pribadi Sosial yang di laksanakan di SMK Muhammadiyah Sampit
mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1.
Tujuan Umum
Tujuan Praktikum BK Pribadi Sosial yaitu meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan,
nilai serta sikap mahasiswa dalam penyelenggaraan suatu layanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah sehingga nanti kedepannya mampu menjadi seorang pembimbing yang profesional.
2.
Tujuan Khusus
a.
Dapat mengelola layanan bimbingan dan konseling melalui tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
b.
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa sebagai bekal kelak terjun di
lapangan nyata.
C. Manfaat
Manfaat yang dapat di peroleh dalam pelaksanaan Praktikum BK Pribadi Sosial di
sekolah adalah:
1.
Dapat memperoleh pengalaman baru secara mendalam.
2.
Menemukan masalah secara nyata dan memahami permasalahan yang terjadi pada siswa.
3.
Dapat memperoleh pengalaman praktik dengan cara langsung yang tidak di dapatkan di
bangku kuliah.
4.
Dapat mempraktikkan teori yang telah di dapat di bangku kuliah.
D. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktikum BK Pribadi Sosial di laksanakan kurang lebih selama satu
bulan di mulai dari tanggal 22 April sampai dengan tanggal 20 Mei tahun 2014 yang
bertempat di SMK Muhammadiyah Sampit tepatnya berada di jalan Merak no 47A Sampit.
Layanan di berikan setiap hari selasa tepatnya pada pukul 10:30 WIB sampai dengan pukul
11:15 WIB. Layanan yang di laksanakan yaitu sebanyak 4 kali pertemuan dengan layanan
informasi melalui bimbingan Pribadi dan Sosial.
E.
Kelas Binaan
Kelas yang di bina oleh praktikan adalah kelas X AP A dengan jumah siswa 25 orang.
F.
Pembimbing Praktikum
Dalam pelaksanaan Praktikum BK Pribadi Sosial di SMK Muhammadiyah Sampit,
praktikan dibimbing dan didampingi oleh Bapak Jayadi S.Pd M.Si. Beliau adalah dosen di
STKIP Muhammadioyah sampit dan juga merupakan dosen pengampu mata kuliah Praktikum
BK Pribadi Sosial .
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEGIATAN YANG DI LAKSANAKAN
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan Praktikum BK pribadi sosial di SMK Muhammadiyah
Sampit yang telah di rencanakan dan terlaksana terbagi dalam beberapa tahap yaitu:
a.
1.
Tahap Persiapan
Observasi
Kegiatan observasi ini dilaksanakan 1 hari pada minggu pertama berada di sekolah. Dalam
kegiatan ini praktikan melakukan kegiatan observasi terhadap keadaan sekolah, menentukan
kelas yang akan praktikan berikan layanan, berkenalan dengan siswa kelas X AP. A sesuai
dengan jam pelayanan BK di kelas.
2.
Penyebaran Angket
Kegiatan penyebaran angket ini di laksanakan pada minggu pertama di sekolah. Dalam
kegiatan ini melakukan penyebaran angket kepada siswa-siswi kelas X AP.A yang bertujuan
untuk mengetahui masalah siswa yang di hadapi, baik masalah pribadi atau masalah sosial
dengan menggunakan angket Alat Ungkap Masalah
3.
Analisis Angket
Dalam kegiatan ini praktikan menganalisis angket yang sudah di isi oleh siswa untuk
mengetahui masalah-masalah apa yang paling banyak dihadapi siswa supaya memudahkan
praktikan untuk memberikan layanan beberapa minggu kedepan..
4.
Penyusunan Program
Sebelum menyusun program layanan yang akan diberikan, terlebih dahulu praktikan
menyebarkan angket masalah siswa. Setelah menyebarkan angket, praktikan menganalisis
angket yang sudah diisi siswa yang selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam penyusunan
program layanan.
Program layanan yang disusun oleh praktikan meliputi 3 (tiga) program layanan pribadi
serta 2 (dua) program layanan sosial.
b.
Tahap Kegiatan
Kegiatan praktikum BK pribadi sosial di SMK muhammadiyah Sampit yang telah praktikan
laksanakan adalah sebagai berikut:
1.
Layanan Informasi
 Materi
: Meningkatkan Rasa Percaya diri
 Bidang Bimbingan
: Pribadi
 Sasaran
: Siswa kelas X AP.A
 Tempat
: Ruang kelas X AP.A
 Deskripsi Pelaksanaan
Pelaksanaan layanan diskusi kelompok berjalan dengan baik, siswa mampu memahami
materi yang di sampaikan..siswa di beri pemahaman agar mempunyai rasa percaya diri.
2.
Layanan Informasi
 Materi
: Cara menghilangkan kemarahan
 Bidang Bimbingan
: Pribadi
 Sasaran
: Siswa kelas X AP.A
 Tempat
: Ruang kelas X AP.A
 Deskripsi Pelaksanaan
Pelaksanaan Role play kurang berjalan dengan baik. Karena siswa mampu memahami
tentang materi yang di sampaikan. Siswa dapat mengetahui cara mengendalikan marahnya.
3.
Layanan Informasi
 Materi
: Bahaya merokok
 Bidang Bimbingan
: Pribadi
 Sasaran
: Siswa kelas X AP.A
 Tempat
: Kelas X AP.A
 Deskripsi Pelaksanaan
Pelaksanaan layanan informasi dan sosiodrama berjalan dengan lancar, siswa dapat
memahami materi yang di sampaikan. karena siswa sangat antusias dalam melihat pelaksanaan
sosiodrama.
4.
Layanan Informasi
 Materi
: Cara mengatasi konflik
 Bidang Bimbingan
: Sosial
 Sasaran
: Siswa kelas X AP.A
 Tempat
: Kelas X AP.A
 Deskripsi Pelaksanaan
Pelaksanaan diskusi kelompok berjalan dengan lancar. siswa mampu memahami tentang
materi yang di sampaikan. Siswa diberi pemahaman cara mengatasi konflik.
B. REFLEKSI
Dalam pelaksanaannya, kegiatan Praktikum BK Pribadi Sosial memiliki tujuan yang harus
yang dicapai oleh mahasiswa Praktikum BK Pribadi Sosial sehingga praktikan dapat lebih
mendalami materi BK pribadi dan sosial serta dapat mengembangkan wawasan, pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap praktikan dalam pelayanan BK pribadi dan sosial terhadap siswa di
sekolah tersebut dan dapat meningkatkan kinerja konselor yang lebih baik lagi. Praktikum
mencoba mempelajari kondisi lapangan, melalui kebutuhan dan permasalahan siswa,
pengelolaan program layanan BK pribadi sosial di sekolah, serta konsultasi dengan guru BK di
sekolah dalam penyusunan program layanan BK pribadi sosial.
Tujuan dari pelaksanaan Praktikum BK Pribadi dan Sosial sudah tercapai akan tetapi
terdapat kesenjangan antara praktik dengan teori. Selama menjalani praktikum di SMK
Muhammadiyah Sampit, praktikan menjalani yang belum di peroleh di bangku kuliah. Praktikum
di haruskan untuk dapat menerapkan hal-hal yang di pelajari (teori) ke dalam praktiknya secara
nyata. Terdapat beberapa hal yang dianggap sulit bagi praktikan untuk di terapkan seperti teori
yang di dapatkan di bangku kuliah, oleh karena itu harus penyesuaian dengan kondisi siswa.
Dalam pelaksanaan Praktikum BK Prbadi dan Sosial ada beberapa hal yang mendukung dan
menghambat dalam pelaksanaan Praktikum BK Pribadi dan Sosial di SMK Muhammadiyah
Sampit.
1. Kesenjangan antara teori dan praktik
Program layanan praktikum BK pribadi sosial di susun agar kegiatan layanan BK pribadi
sosial dapat berjalan dengan baik, sehingga dapat membantu perkembangan siswa secara
optimal. Selain itu tujuan setiap kegiatan Praktikum BK pribadi sosial akan menjadi jelas,
memungkinkan praktikan untuk dapat menyesuaikan antara kemampuan kemampuan yang di
miliki dengan berbagai kegiatan.
2. Faktor Pendukung
a.
Kepala sekolah dengan terbuka mengijinkan mahasiswa dalam melaksanakan Praktikum BK
Pribadi Sosial.
b.
Adanya sarana prasarana yang lengkap sehingga mendukung pelaksanaan Praktikum BK
pribadi sosial dengan lancar.
c.
Pelaksanaan layanan BK pribadi sosial di laksanakan sesuai jam BK yang ada di sekolah
membuat lebih nyaman praktikan dan siswa sehingga tidak mengganggu jam pelajaran
lainnya.
3. Faktor Penghambat
a.
Siswa membuat kegaduhan
b.
Siswa tidak dapat mengekspresikan diri pada saat kegiatan role play dan sosiodrama.
c.
Siswa saling mengejek satu dengan yang lainnya.
d.
Siswa meminta ijin keluar kelas sehingga mengganggu proses layanan.
e.
Dalam pelaksanaan praktikum bertepatan dengan hari libur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktikum BK Pribadi Sosial merupakan kegiatan praktik mahasiswa jurusan bimbingan
dan konseling dalam rangka menerapkan berbagai pengetahuan dan keterampilan serta dapat
memperoleh pengalaman dalam memberikan layanan di sekolah.
Dalam kesimpulan dapat di ambil dari kegiatan Praktikum BK pribadi sosial yang telah di
laksanakan adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan praktikum BK pribadi sosial sangat penting di laksanakan sebagai bekal seorang
konselor yang profesional dalam memberikan layanan.
2. Kerjasama yang baik terutama dari guru BK SMK Muhammadiyah Sampit.
3. Layanan yang telah di laksanakan yaitu layanan informasi.
B. Saran
Dalam kesempatan ini praktikan memberikan saran kepada:
1.
Pihak kampus STKIP Muhammadiyah Sampit khususnya prodi BK agar lebih
memperbanyak matakuliah praktik sehingga mahasiswa mempunyai banyak kesempatan
dalam mendapatkan pengalaman di lapangan.
2. Pihak sekolah agar lebih meningkatkan sarana prasarana sehingga memudahkan siswa dalam
menyerap pelajaran dan mengembangkan kemampuan diri siswa.
3.
Mahasiswa semester bawah jurusan BK lebih banyak mempersiapkan diri sehingga dalam
praktek dilapangan tidak mengalami kendala sedikitpun.
4.
Siswa-siswi SMK Muhammadiyah Sampit agar lebih menghargai guru saat memberikan
pelajaran, kurangi kegiatan yang dapat merusak suasana dalam proses belajar mengajar
sehingga apa yang di sampaikan dapat bermanfaat bagi kalian.
5. Guru BK agar lemih meningkatkan layanan sehingga masalah-masalah yang di alami oleh
siswa dapat teridentifikasi dan terselesaikan sehingga siswa tidak mengalami hambatan
dalam perkembangannya.
LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM BK SOSIAL
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirohim
Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kepada Allah SWT berkat kodrat dan
iradatNya disela-sela kesibukan dalam menata kehidupan ini, penyusunan laporan mengenahi
Praktikum BK Sosial ini sesuai dengan waktu yang direncanakan. Solawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan seluruh
pengikut beliau hingga akhir zaman. Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mencari
informasi atau data tentang permasalahan yang dialami anak serta penyebab dari permasalahan
tersebut didalam kehidupan sehari-hari.
Dengan terselesaikannya laporan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala sekolah SMK N 3Yogyakarta.
2. Ibu bapak guru yang taleh membing saya
3. Teman teman yang telah mensuport saya
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak ditemukan kekurangan
dan kesalahan, oleh karena itu dengan kerendahan hati, saran dan kritik kontruktif sangat
diharapkan demi peningkatan mutu laporan ini dimasa mendatang.
Yogyakarta, 03 Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi
individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif,
pengembangan lingkungan dan peningkatan manfaat individu dalam lingkungannya. Masalah
sosial selalu terkait dengan nilai-nilai moral, pranata sosial atau terkait dengan konteks
normative dimana hubungan itu terjadi. Masalah sosial erat kaitannya dengan beberapa faktor
penyebabnya diantaranya adalah : faktor ekonomis, biologis, psikologis, bahkan lingkungan
setempat. Dengan adanya masalah tersebut menjadikan seseorang lebih mawas diri dan berhatihati dalam melakukan sesuatu.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
(konselor) kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, orang
desawa, agar si terbimbing dapat mengembangkan kemampuannya untuk dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku guna menentukan dan mengarahkan pertumbuhan
individu dalam kehidupan yang akan memberikan sumbangan bagi masyarakat.
Diantaranya usaha pencegahan (preventive) yang mengandung makna”mencegah lebih
baik dari pada mengobati”. Serta usaha pengentasan (curative) usaha ini merupakan upaya yang
dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sosial. Hal ini memberikan manfaat
untuk memperlancar dan memberikan dampak positif terhadap
kelangsungan perkembangan dan kehidupan.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
Rumusan Masalah
Bagaimana upaya identifikasi yang dilakukan terhadap anak yang bermasalah?
Apa latar belakang yang menyebabkan anak tersebut bermasalah?
Apa usaha atau bantuan yang akan diberikan oleh anak yang bermasalah?
Bagaimana pelaksanaan bimbingan yang diberikan terhadap anak yang bermasalah?
Bagaimana upaya refleksi dan evaluasi terhadap bimbingan yang telah diberikan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan mencari tau identitas atau data klien yang bermasalah?
2.
3.
4.
5.
Untuk mencari tau dan memahami yang menjadi penyebab timbulnya masalah pada diri klien.
Untuk memberikan bentuk usaha yang akan diberikan kepada klien.
Untuk menerapkan dan melaksanankan bentuk bimbingan terhadap diri klien.
Untuk melaksanakan tahap refleksi dan evaluasi terhadap bimbingan yang diberikan kepada
klien.
D. Manfaat Masalah
1. Supaya mengetahui data pribadi klien, sehingga diperoleh data yang nyata dan akurat.
2. Supaya mengetahui latar belakang masalah yang dihadapi dan penyebabnya terhadap klien
yang bermasalah.
3. Supaya memahami apa sajakah usaha yang diberikan terhadap klien yang bermasalah tersebut.
4. Agar mempunyai pemahaman terhadap bentuk pelaksanaan bimbingan terhadap klien.
5. Agar mengetahui dan memahami makna evalusasi terhadap bimbingan yang diberikan terhadap
kilen.
BAB II
LAPORAN PRAKTIKUM BK SOSIAL
A. Orientasi Lapangan/Survey Lembaga
Uraian singkat tentang keadaan Panti Asuhan :
Nama Lembaga
: Panti Asuhan “Bina Insani”.
Nama Pimpinan
: Bapak M. Teguh, S. Ag, M. Pdi
Alamat
: Sombangan, Sumbersari, Moyudan, Sleman
Bidang
: Lembaga bergerak di bidang Pendidikan dan Sosial
Kegiatan
: 1. TPA dan mengaji di sore dan malam hari
2. Hari biasa, anak-anak sekolah seperti biasanya
3. Hari Libur anak-anak panti santai
 Perempuan : Bersih-bersih, kegiatan santai
 Laki-laki
: Memberi makan ternak (ada ayam, sapi, kambing).
B. Identifikasi Individu yang Bermasalah
Mengenahi biodata klien
Adapun biodata klien sebagai berikut :
Nama
Tempat/Tgl. Lahir
Asal Tempat Tinggal
Umur
Kelas
Asal Sekolah
Jumlah Saudara
Anak ke
Hobby
Cita-Cita
Tinggal di Panti
: Ulfa Khoirotul Umah
: Semarang, 3 April 1999
: Semarang
: 13 th
: 2 SMP
: SMP IT Ibnu Abbas, Godean
:4
:1
: Membaca buku
: Menjadi guru agama
: 3 th
C. Latar Belakang Penyebab Timbulnya Masalah
Adapun yang menjadi latar belakang timbulnya masalah, sebagai berikut :
1. Karena faktor ekonomi.
Hal ini yang membuat klien untuk memutuskan tinggal di Panti. Dengan harapan masalah
perekonomian keluarganya dalam membiayai sekolah dapat berkurang. Dan kehidupan
keluarganya bisa terbantu terutama mengenahi masalah keuangan, karena hal ini sangat penting
untuk menunjang kehidupan.
2. Karena Ayah dari klien yang telah meninggal.
Kepergian sang Ayah sebagai kepala keluarga sangat berpengaruh terhadap keluarga klien. Disisi
lain mengharuskan sang Ibu bekerja untuk menggantikan mencari nafkah demi kebutuhan seharihari.
3. Merasa kesepian saat berada dirumah.
Keceriaan yang dulu terpancar, seakan sirna. Dikarenakan yang biasa Ibu dari klien berada
dirumah, sekarang harus bekerja sebagai Pedagang sayuran. Hal ini membuat klien beserta adikadiknya merasa kesepian saat berada dirumah.
4. Kelemahan dalam membagi waktu antara sekolah dengan keluarga.
Karena kesibukan dari masing-masing keluarga, menjadikan klien bingung dalam membagi
waktu. Harapan nya ingin sejalan antara sekolah, menjaga adik, dan ikut membantu Ibu.
D. Kemungkinan Bantuan yang Diberikan
Adapun bentuk bantuan yang bisa diberikan, seperti dibawah ini :
1. Bimbingan mengenahi masalah ekonomi keluarga.
a. Tahap pengelolaan dan penataan keuangan keluarga.
2. Bimbingan mengenahi support dan semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
a. Berupa dorongan, motivasi agar tumbuh percaya diri dalam menjalani kehidupan.
3. Bimbingan yang berhubungan dengan sikap dan tingkah laku.
a. Seperti sikap kebiasaan dan ketergantungan yang harus diubah dari yang kurang baik menjadi
baik.
4. Bimbingan mengenahi pembagian waktu antara sekolah dengan keluarga.
a. Berupa pembuatan jadwal yang sistematis dan diimbangi niat yang kuat.
E. Pelaksanaan Bantuan/Bimbingan Konseling Sosial/Resum
Adapun pelaksanaan bimbingannya sebagai berikut :
1. Bimbingan mengenahi masalah ekonomi keluarga.
a. Mengatur keuangan seefisien mungkin, dengan pengelolaan yang benar.
b. Berusaha untuk mengubah pengelolaan keuangan yang dulu ke pengelolaan yang baru, yang
dimana disesuaikan dengan kebutuhannya saja.
c. Berusaha hidup hemat, dan jika bisa menyisihkan sedikit uang untuk ditabung.
d. Dibuat anggaran per hari atau per minggu guna untuk mengetahui sejauh mana keuangan
keluarga yang ada.
2. Bimbingan mengenahi support dan semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
a. Harus mempunyai semangat dalam hidupnya, karena tanpa semangat orang tersebut dalam
setiap melangkah selalu ragu.
b. Selalu mendukung dan mensupport apapun yang dilakukan agar anak tersebut mempunyai rasa
percaya diri yang kuat.
c. Diberikan motivasi yang membangun, seperti dilihatkan video yang menggambarkan anak yang
mengalami nasib sama dengan dirinya. Secara tidak langsung anak itu akan termotivasi
mengikuti apa yang ia lihat dalam video tersebut.
d. Menggali apa kelebihan yang dimiliki anak tersebut, sehingga dari kelebihan dapat diasah dan
dilatih. Hal ini untuk menumbuhkan rasa optimisme anak.
3. Bimbingan yang berhubungan dengan sikap dan tingkah laku.
a. Diberikan arahan yang berhubungan dengan sikap. Agar dari sikap yang kurang baik dapat
diolah menjadi lebih baik kedepannya.
b. Merubah sikap ketergantungan menjadi sikap mandiri. Karena ketergantungan akan membuat
seseorang malas dan berpikiran selalu bergantung pada orang lain (Ibu) .
c. Mempunyai minat dan berbuat positif untuk memperbaiki perilaku yang kurang baik menuju ke
arah yang lebih baik dengan diimbangi keyakinan.
d. Mempunyai patokan atau fondasi yang kuat dalam setiap perbuatannya.
4. Bimbingan mengenahi pembagian waktu antara sekolah dengan keluarga.
a. Dibuat jadwal kegiatan yang sistematis dan teratur.
b. Tumbuh niat dari hati untuk melaksanakannya. Karena sesuatu yang dilakukan tanpa niat
hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.
c. Berusaha menjalani sesuai jadwal yang telah dibuat dengan senang dan ikhlas.
d. Berusaha konsekuen terhadap jadwal yang telah dibuatnya. Hal ini untuk kelancaran dan sesuai
yang diharapkan.
F. Refleksi dan Evaluasi Terhadap Bimbingan
Setelah diberikan bantuan atau bimbingan serta bagaimana pelaksanaan dari bimbingan tersebut.
Langkah selanjutnya adalah merefleksi dan mengevaluasi terhadap bimbingan yang telah
diberikan. Adapun hasil yang diperoleh seperti dibawah ini :
1. Dari berbagai arahan yang dijabarkan dan dijelaskan, klien merasa senang dan lega karena
masalah yang dihadapinya sedikit demi sedikit terpecah.
2. Meskipun diawal kegiatannya ada perasaan ragu dengan bantuan yang disarankan, lamakelamaan klien tumbuh rasa optimisme.
3. Banyak ditemukan kendala yang mengikutinya. Seperti, sikap kesiapan yang belum matang,
sikap keluwesan yang masih canggung.
4. Lambat laun, diperoleh perubahan dalam hidup klien seperti sikap percaya diri, kemandirian,
semangat dalam setiap melangkah.
5. Mampu mengubah pola pikir yang dulunya keanakan. Sekarang klien, dimata teman-teman dan
keluarga dipandang lebih dewasa. Tentu hal ini membuat klien senang dan merasa dirinya
berhasil merubah sikapnya yang dulu.
6. Selam aktivitas yang dilakukan berjalan dengan lancar karena jadwal yang telah dibuatnya dan
klien pun mampu selaras antara sekolah dengan keluarga.
7. Tercipta hidup hemat dan bahkan sekarang sisa saku sekolah klien tabung untuk keperluan
sekolah, seperti membeli buku, pena,dll. Bahkan Ibu nya merasa bangga terhadap klien.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Seseorang yang ingin berubah menjadi lebih baik dalam masalahnya harus mempunyai beberapa
sikap diantaranya : semangat, optimis, yakin, niat,dll dengan bekal tersebut semuanya akan
berubah sesuai yang diinginkan.
2. Apapun masalah yang dialaminya, yang bisa mengatasi hanyalah diri kita sendiri bukan orang
lain. Hanya saja orang lain sebagai pendukung atau pemberi semangat.
3. Dalam pemecahan masalah peran keluarga, teman sangat membantu klien dalam menghadapi
masalahnya.
B. Saran
1. Bagi seorang calon konselor dalam memberikan bantuan atau bimbingan terhadap klien yang
bermasalah diperlukan ketelitian dan keikhlasan yang timbul dari diri pribadi.
2. Bagi seorang klien yang bermasalah, berusaha terbukalah terhadap konselor dalam meluangkan
kisahnya. Karena konselor mempunyai salah satu sifat yang wajib yaitu menjaga rahasia klien.
3. Bagi pihak luar seperti keluarga, teman, sebaiknya memberikan support dan semangat bukan
malah meninggalkannya saat klien menghadapi masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Nur Kholidah, Enik. 2011. Bimbingan dan Konseling Sosial. Yogyakarta : Universitas PGRI
Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Survei permasalahan BK di sekolah merupakan salah satu media efektif untuk calon konselor
dalam memahami kondisi di lapangan dalam rangka memahami konseli dan program sekolah.
Dengan survei calon konselor dapat mengetahui sumber permasalahan BK yang sering muncul di
sekolah, seperti SDM (guru) yang tidak memiliki kualifikasi pendidikan yang sesuai (S1 BK),
fasilitas sarana dan prasarana yang kurang mendukung terlaksanannya program BK, letak
geografis sekolah yang kurang strategis dan kompleksitas permasalahan yang dialami oleh siswa.
Calon konselor mengadakan survei di sekolah bermaksud untuk mengubah paradigma keliru
tentang BK agar siswa dan wali murid dapat mengetahui fungsi BK sesungguhnya sehingga
dapat bekerjasama dengan baik dalam rangka mewujudkan tujuan program BK di sekolah.
Konselor akan lebih mudah melaksanakan program BK di sekolah ketika siswa dan wali murid
serta tenaga pendidik lain ikut serta dalam memaksimalkan program BK tersebut.
1. Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil sekolah yang disurvei?
2. Bagaimana hasil analisis dari survei yang dilakukan ?
3. Bagaimana alternatif penyelesaian masalah yang muncul di sekolah tersebut ?
2. Tujuan
1. Mengamati kondisi di lapangan dalam rangka mengetahui permasalahan BK yang
sering muncul di sekolah.
2. Mencoba mengkaji tentang permasalahan BK dan mencoba mencari alternatif
penyelesaian masalahnya.
3. Memenuhi tugas mata kuliah Survei dan Seminar Permasalahan BK.
1.
2.
3.
4.
5.
Manfaat
Mengetahui sarana dan prasaran yang ada di sekolah
Mengetahui permasalahan BK yang sering muncul di sekolah
Mengetahui efektifitas peran guru BK di sekolah
Mengetahui bentuk kerjasama antar komponen sekolah
BAB II
HASIL SURVEI
1. A.
PROFIL SEKOLAH
1. Lokasi Sekolah
Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang terletak di tepi jalan Raya Payaman yang menjadi
akses tranportasi utama Magelang – Semarang – Temanggung dengan luas tanah yang cukup
lebar dengan luas tanah 9.878 m2 dengan kepemilikan MAN sendiri dan Pemerintah serta dari
waqaf, memiliki luas bangunan 5.013.75 m2 yang cukup memadai untuk menampung siswa
dengan jumlah 600 siswa lebih. MAN 1 Kota Magelang dikelilingi oleh beberapa Pondok
Pesantren dengan jarak yang tidak lebih dari 1 KM dari MAN 1 Kota Magelang.
1. Visi dan Misi Madrasah
a)
Visi
“Terbentuknya insan yang trampil, bertaqwa kepada Allah SWT yang populis serta berakhlaqul
karimah”
b)
Misi
1) Menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT melalui pendidikan dan
pendalaman ilmu serta pengalaman keagamaan.
2) Membentuk siswa yang terampil dengan memberikan beberapa ketrampilan dasar kepada
siswa, misal : menjahit, tata boga, komputer, bela diri dan lain – lain.
3) Menerjunkan atau mengirimkan siswa ke sekolah sekitar melalui kegiatan turun Gudeb,
Baksos, serta mengirim siswa untuk mengajar TPQ.
4)
Membekali siswa dengan membiasakan melakukan perbuatan-perbuatan terpuji, misal :
1. Suka memberi pertolongan antar sesama melalui program bakti masyarakat, penghijauan
untuk meringankan beban orang lain.
2. Berlaku hormat kepada orang yang lebih tua dan menyayangi sesama.
3. Tujuan MAN 1 Kota Magelang
1. Pendidikan Nasioanal
Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang
berdasarkan pada Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (sumber : UU Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (pasal 1).
1. Pendidikan Madrasah bertujuan :
1. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk mengembangkan pendidikan kepada
jenjang yang lebih tinggi.
2. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk meningkatkan diri sejalan perkembangan
ilmu teknologi dan kesenian yang dijiwai ajaran agama islam.
3. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya
yang dijiwai dengan ajaran agama islam.
1. B.
HASIL ANALISIS
1. 1. ANGKET
1. Dilihat dari beberapa indikator pada sub variabel tentang potensi dan
tugas pembimbing memiliki nilai sedang, dengan diwakilkan beberapa
item pertanyaan positif yang ada berarti dapat kita analisis bahwa program
BK di MAN 1 Kota Magelang menurut pandangan siswa sudah cukup
tercapai, tetapi pada item pertanyaan negatif masih ada anggapan keliru
tentang BK yang menurut siswa MAN 1 Kota Magelang BK itu hanya
sekedar memberi nasehat, BK itu hanya polisi sekolah, dan BK itu hanya
menangani siswa yang bermasalah, tapi menurut kelompok kami
anggapan seperti itu muncul karena ada beberapa siswa yang belum
mengerti fungsi BK sesungguhnya, atau belum pernah melakukan
konseling, jadi mereka mengangap bahwa BK itu polisi sekolah.
2. Pada sub variabel sikap terhadap guru pembimbing, ada beberapa
indikator yaitu respon siswa terhadap kehadiran guru BK, kepercayaan
siswa terhadap layanan BK, dan keingintahuan siswa terhadap BK, pada
item pertanyaan ini siswa memiliki nilai sedang, berarti 50:50 analisis
kelompok kami item negatif punya nilai dan item positif pun juga punya
nilai, siswa menganggap kehadiran guru BK cukup membantu mereka,
guru BK bisa jadi sahabat dalam menyelesaikan masalah, tetapi mereka
juga ada nilai pada item negatif yang menyatakan bahwa siswa masih ada
keraguan atau malu untuk menceritakan masalahnya dengan guru BK,
anggapan itu muncul karena keanekragaman kepribadian siswa, ada yang
tertutup dan ada yang terbuka, jika siswa yang memiliki kepribadian
ekstrovert akan lebih mudah menerima guru BK dan tidak ada keraguan
dalam menyelesaikan masalah, akan tetapi jika siswa memiliki
kepribadian yang introvert, maka mereka akan sulit menceritakan
permasalahan mereka terhadap guru BK bahkan akan muncul keraguan
pada BK.
3. Sub variabel manfaat layanan BK bagi siswa, dengan indikator
peningkatan prestasi belajar, optimalisasi pengembangan diri siswa,
menimbulkan kepercayaan diri pada siswa, pada item positif siswa
memiliki nilai sedang, mereka sudah cukup merasakan adanya BK karena
kepercayaan diri siswa MAN 1 Kota Magelang cukup tinggi tidak merasa
pesimis, dalam pengembangan diripun mereka juga punya nilai sedang,
berarti siswa merasa sudah ada wadah atau tempat untuk mengembangkan
diri, tetapi ada item yang memiliki nilai rendah yaitu siswa merasa
bimbingan kelompok tidak cukup membantu dalam bersosialisasi dengan
teman, hal tersebut timbul karena siswa merasa ada layanan lain yang
lebih efektif menjadi media untuk bersosialisasi dengan teman, seperti
orientasi, informasi dan lain-lain.
4. Sub variabel optimalisasi pemberian layanan, dengan indikator cara
pemberian layanan, keefektifan layanan terkait dengan sarana dan
prasarana, siswa MAN 1 Kota Magelang merasa bahwa sarana dan
prasarana yang mendukung kegiatan BK sudah cukup memadai, tetapi
siswa juga punya nilai sedang pada item negatif yang isinya adalah siswa
merasa bosan ketika BK masuk di kelas, hal tersebut timbul karena siswa
belum memahami materi apa yang akan disampaikan oleh BK, tapi siswa
juga punya nilai sedang pada BK yang dapat menyajikan materi dengan
menarik.
5. Sub variabel keterlibatan pembimbing pada penjurusan dan
ekstrakurikuler, dengan indikator peran pembimbing pada kegiatan
penjurusan dan ekstrakurikuler, serta ketetapan dalam mengarahkan siswa,
punya nilai sedang pada setiap item, berarti dapat kita analisis bahwa
siswa MAN 1 Kota Magelang sudah cukup merasakan keberadaan BK
dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan diri, pengarahan potensi siswa
dengan menyediakan beberapa jurusan, yaitu IPA, IPS, Agama, serata
adanya beberapa ekstrakuikuler yang cukup membantu penyaluran bakat
minat siswa.
6. Sub variabel harapan siswa pada pembimbing dan program BK,
dengan beberapa indikator yaitu harapan pada pembimbing, program BK
disekolah, dan tindakan siswa setelah mendapatkan bimbingan karir, siswa
merasakan bahwa adanya pembimbing dan program BK membantu
mereka memiliki gambaran masa depan dan memotivasi mereka untuk
melakukan studi lanjut atau melakukan tindakan yang terarah pada tujuan
atau cita-cita mereka, siswa mengharap program BK dapat disesuaikan
dengan kebutuhan siswa dan BK memiliki kebijakan tertentu untuk
menyelesaikan permasalahan siswa.
1. 2.
1)
OBSERVASI
1. Analisis Tentang Keadaan dan Kondisi Sekolah Pendukung Kegiatan BK
Letak geografis sekolah
Luas tanah yang cukup besar 9.878 m2 bagian dari waqaf, pemerintah dan milik MAN, luas
bangunan 5.013.75 m2 ,lokasi sekolah yang stategis di pinggir jalan raya yang dapat diakses dari
berbagai penjuru yaitu Temanggung, Semarang, Magelang dan Yogyakarta, hal tersebut sangat
membantu siswa dalam bertransportasi.
2)
Keadaan dan jumlah ruangan
Ruang kepala sekolah baik dan rapi, ada sekat antara ruang tamu dengan ruang kerja kepala
sekolah, terdapat juga ruang guru BK, ruang kelas dengan 27 ruang (24 ruang baik dan 3 ruang
rusak), tidak semua ruang kelas ada LCD. Ruang BK sudah cukup baik yang berada di lantai 2
sehingga dapat melihat ke segala arah, cocok untuk memantau kegiatan siswa. Ruang UKS
sudah ada yang berjumlah 1 dan bersebelahan dengan ruang TU, terdapat ruang organisasi
(OSIS), 2 kamar mandi guru dan 16 kamar mandi siswa yang baik dan cukup bersih.
3) Fasilitas
Fasilitas yang di miliki sekolah MAN 1 Kota Magelang yaitu ruang kelas walupun tidak semua
kelas terdapat LCD sehingga ada kelas yang masih menggunakan whiteboard. Lapangan
olahraga di MAN 1 Kota Magelang hanya memiliki 2 lapangan volly dan tidak memiliki
lapangan sepak bola bahkan lapangan basket. Laboratorium yang dimiliki MAN 1 Kota
Magelang yaitu laboratorium komputer, laboratorium kimia, fisika, biologi yang masing –
masing mempunyai ruangan sendiri, sekolah ini juga terdapat hot spot area walupun tidak semua
ruangan difasilitasi hot spot area dan untuk parkir guru dan murid masing-masing terpisah,
sekolah ini memiliki 1 masjid yang merupakan pusat untuk melakukan ibadah bagi semua
komponen sekolah, dengan 2 lantai yang cukup bagus dan memadai untuk menampung siswa
dan guru MAN 1 Kota Magelang. Disetiap depan ruang kelas terdapat taman yang memperindah
bagian depan ruang kelas, terdapat kantin yang berrada di belakang masjid, ruangan yang khusus
yang disediakan untuk ruang koperasi yang berada di bawah ruang BK, dan juga MAN 1 Kota
Magelang terdapat halaman atau lapangan yang digunakan untuk upacara.
1. Analisis Tentang Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan BK Di Sekolah
1)
Metode pembelajaran
Metode yang digunakan antara lain ceramah, diskusi, dan demonstrasi. Ceramah dilakukan
ketika guru masuk kelas, diskusi dilakukan pada saat bimbingan kelompok, dan demonstrasi
dilakukan ketika guru BK ingin menjelaskan tentang sesuatu dan setiap melakukan demonstrasi
guru BK membutuhkan model untuk mendemonstrasikan hal tersebut, ada juga kegiatan studi
banding yang dilakukan secara rutin setiap tahun, studi banding ini merupakan program tahunan
yang wajib dilaksanakan dan diikuti oleh siswa MAN 1 Kota Magelang.
2)
Layanan BK
Di MAN 1 Kota Magelang layanan BK yang diberikan kepada siswa-siswinya yaitu dengan
layanan orientasi, informasi, pembelajaran, penempatan dan penyaluran, bimbingan kelompok,
konseling kelompok, konseling individu, mediasi, dan layanan konsultasi. Layanan orientasi
biasanya diberikan pada awal tahun yaitu pada saat kegiatan MOS (Masa Orientasi Sekolah)
yang pesertanya terdiri dari siswa-siswi baru. Layanan informasi diberikan kepada seluruh siswa
dengan maksud memberikan informasi tentang sesuatu yang dibutuhkan oleh siswa seperti
sekolah lanjutan. Layanan pembelajaran diberikan kepada seluruh siswa mengenai masalah
belajar, layanan pembelajaran yang diberikan seperti cara belajar yang efektif dan efesien.
Layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk melatih siswa mengemukakan pendapat dalam
kegiatan diskusi, dan juga memiliki tujuan untuk menumbuhkan kepercayaa diri agar siswa dapat
berfikir kreatif dan kritis. Layanan konseling individu diberikan untuk anak yang mengalami
masalah, biasanya siswa yang diberikan layanan konseling tersebut datang sendiri maupun ada
yang dipanggil ke ruang BK. Layanan konseling kelompok dilakukan ketika diantara siswa atau
sekelompok siswa yang mempunyai masalah atau konflik dan perlu dicari jalan keluar
pernyelesaiannya. Layanan mediasi dan konsultasi dilakukan jika terdapat masalah yang belum
terselesaikan penyelesaiannya. Penempatan dan penyaluran diberikan pada siswa kelas X untuk
masalah penjurusan dan ekstrakulikuler dan diberikan untuk kelas XII tentang studi anjut.
3)
Tenaga kerja
Tenaga kerja yang dimiliki MAN 1 Kota Magelang yaitu 4 (empat) guru BK yang terdiri dari 3
(tiga) guru BK yang memiliki hak penuh tehadap siswa dan 1 (satu) adalah kepala madrasah
yang hanya diberi wewenang untuk mengampu 1 (satu) kelas, dengan kualifikasi pendidikan
yang sesuai yaitu S1 Pendidikan dengan berlatarbelakang Bimbingan dan Konseling termasuk
juga kepala madrasah, koordinator BK yang telah menjabat sebagai guru BK di sekolah MAN 1
Kota Magelang yaitu selama 12 tahun dari tahun 2000 sampai tahun 2012, dan guru BK sering
mengikuti progaram pelatihan dan pengembangan seperti MGBK. Program BK yang ada di
MAN 1 Kota Magelang yaitu program BK bulanan, semeteran, dan tahunan.
4)
Kerjasama
Kerjasama dengan profesi antara lain yaitu kepala sekolah, komite sekolah, guru bidang studi,
dan kepolisian (saat anak melakukan tindak kriminal seperti tahun 2009), dan kerjasama dengan
teman sejawat atau konselor.
5) Kegiatan pendukung
Kegiatan pendukung yang dilakukan di sekolah MAN 1 Kota Magelang yaitu :
a) Dengan melakukan home visit untuk mengetahui mengapa anak tidak masuk sekolah dan
memahami permasalahan siswa yang mungkin disebabkan oleh keadaan rumah,
b) Mengadakan konverensi kasus untuk membicarakan alternatif penyelesaian permasalahan
yang dialami siswa, dan
c) Himpuan data yang cukup lengkap antara lain angket, AUM yang termasuk dalam
instrumen BK, sedangkan alih tangan kasus belum pernah dilakukan,
d) Rapat koordinasi rutin dilaksanakan 3 bulan sekali dengan mengikutsertakan kepala
sekolah.
e) memiliki bahan materi yang digunakan cukup lengkap yaitu buku, modul, internet, hand
out dan lain – lain.
1. Analisi Tentang Sarana dan Prasarana Pendukung Kegiatan BK
Sesuai dengan observasi yang kami lakukan ruang BK, media BK, media pendukung BK,
instrumen BK dan himpunan data BK di MAN 1 Kota Magelang sudah cukup memadai, akan
tetapi tidak semua kelas dilengkapi perangkat LCD.
BK MAN 1 Kota Magelang mempunyai nilai plus yaitu kepala sekolah yang berlatar belakang
BK serta belum pernah melakukan reveral kasus pada tahun ini.
1. 3. WAWANCARA
2. Analisis wawancara ke staf TU (Sri Supriyati)
Secara umum, kerjasama BK dengan staf TU sudah cukup baik, Staf TU mengetahui apa peran,
wewenang dan tanggung jawabnya dalam mensukseskan program sekolah yang ada. Segala
fasilitas yang diperlukan oleh BK sebisa mungkin staf TU memfasilitasinya dalam bentuk data
hand out maupun soft file atau kerjasama dengan lembaga lain yang melakukan tes intelegensi.
1. Analisis wawancara ke Kepala Sekolah / Kepala Madrasah (Drs. H. Sediyoko M.Pd)
Kepala Madrasah secara maksimal sudah mengontrol program BK dengan baik dan terkoordinir,
kepala madrasah yang kebetulan berlatar belakang pendidikan BK sehingga memiliki jam masuk
kelas 1 jam pada saat kelas BK. Sehingga kepala madrasah lebih efektif dalam memahami,
mengawasi, dan mengetahui secara langsung seberapa jauh program BK sudah terlaksana di
Madrasah. Kepala Madrasah dapat melakukan evaluasi kekurangan atau ketidaktepatan program
dengan kebutuhan siswa secara langsung.
1. Analisis wawancara guru bidang studi (Khasana S.Pd)
Guru bidang studi bekerjasama dengan BK dalam bentuk melakukan pembelajaran di kelas, ikut
memotivasi anak, dan ikut memahami kelemahan dan kelebihan siswa dalam bidang studinya,
untuk dilaporkan ke guru BK sebagai acuan penjurusan siswa. Seandainya guru bidang studi ada
masalah dengan siswa maka guru tersebut tidak langsung melibatkan BK dalam penyelesaian
masalah. Guru bidang studi lebih bijaksana dalam menyelesaikan masalah karena
mengkomunikasikan kepada wali kelas terlebih dahulu, jika sampai disitu masalah sudah selesai
maka guru bidang studi tidak melibatkan BK. Dalam pembuatan program BK seharusnya guru
bidang studi diikut sertakan. Namun dalam kenyataannya tidak menurut guru bidang studi,
adanya BK sangatlah penting untuk membentuk perilaku siswa. Harapan terhadap BK pada
tahun ini harus lebih tegas, dan lebih tuntas dalam penyelesaian masalah siswa. Munurut guru
bidang studi, jumlah guru BK ada 3 orang kurang memadai karena harus mengampu 26 kelas
dengan rata-rata 30 siswa perkelas.
1. Analisis wawancara guru pembimbing (Septi Wulandari S.Pd)
MAN 1 Kota Magelang sudah lumayan baik, terlihat dari sarana dan prasara yang ada dalam
ruangan tersebut. Latar belakang pendidikan guru pembimbingnya juga sudah sesuai (semua
berpendidikan S.Pd BK). Terkait dengan pandangan siswa terhadap guru BK yang dianggap
sebagai polisi sekolah sepertinya hal tersebut tidak berlaku di MAN 1 Kota Magelang karena
bukan guru pembimbing yang langsung terjun menangani siswa yang bermasalah, melainkan ada
badan khusus yang menangani anak-anak bermasalah yaitu STP2K yang kemudian datanya
diserahkan ke Guru Pembimbing. Dalam penyusunan program, guru BK juga melibatkan guru
lain sehingga dapat sesuai dengan kebutuhan siswa. Data yang dimiliki guru BK lengkap, dan tak
jarang guru pembimbing menggunakan layanan pendukung dalam menangani siswa. Layanan
pendukung yang sering digunakan yaitu Home Visit, karena kebanyakan masalah siswa
membutuhkan layanan tersebut. Hanya saja terkadang dari segi orang tua siswa yang tidak bisa
di ajak kerjasama dalam membantu menyelesaikan masalah putra-putri mereka, sehingga
kegiatan tersebut sering mengalami hambatan.
1. Analisis Wawancara Alumni (Dani Hendro Setiawan)
Alumni MAN 1 Kota Magelang merasakan berbagai macam manfaat program BK yang dia
dapat pada saat itu. Dengan adanya BK alumni lebih bisa memahami diri, dan dapat
memaksimalkan bakat minat serta potensi melalui fasilitas, sarana dan prasarana yang cukup
memadai di MAN 1 Kota Magelang. Dengan adanya BK memberikan gambaran kepada alumni
untuk studi lanjut sesuai dengan kemampuannya. Alumni merasa keberadaan BK sangat penting
di setiap sekolah maka alumni tersebut mengambil jurusan BK untuk studi lanjut dan sampai saat
ini dapat berkomunikasi dan belajar pada guru BK yang ada di MAN kota Magelang untuk
kelancaran studinya hingga melakukan survei agar dapat diterapkan pada saat alumni bekerja
nanti.
1. C.
HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN SURVEI
1. Penyesuaian waktu pertemuan dengan pihak yang terkait (koordinator BK, kepala
madrasah, kepala TU dll).
2. Dalam proses wawancara kepada kepala madrasah diwakilkan oleh salah satu
guru BK, jadi kami harus mengembangkan jawaban kepala madrasah.
3. Beberapa dokumen obsevasi yang hilang, sehingga kami harus mengulanginya
kembali.
4. Data yang kami perlukan boleh diminta namun atas se-ijin koordinator BK yang
sedang tidak ada di tempat sehingga kami harus menunggu koordinator BKnya.
1. D.
ALERNATIF PENYELESAIAN MASALAH
Dilihat secara umum proses pelaksanaan program BK di MAN 1 kota Magelang sudah
terlaksanakan dengan cukup baik, akan tetapi ada beberapa hambatan yang harus diselesaikan
demi memaksimalkan program BK
1. Siswa yang kurang mampu dalam ekonomi dan sering terlambat karena faktor biaya
transportasi maka setiap siswa wajib di asramakan untuk menghindari keterlambatan dan
ketertinggalan jam pelajaran.
2. Fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai memang sangat membantu terlaksanaanya
program BK dengan maksimal, akan tetapi sumber daya manusia yang kurang akan
menghambat proses pelaksanaan program BK, jadi kekurangan guru BK dapat diatasi
dengan menerima lulusan BK untuk diangkat menjadi guru bantu atau meminta kepada
DEPAG untuk mengirim guru BK.
3. Dalam pembuatan program BK harus sesuai dengan kebutuhan siswa serta saran dan
masukan dari seluruh tenaga pendidik, maka dalam pembuatan program BK seluruh
tenaga pendidik yang terlibat dalam pelaksanaan program BK diikutsertakan agar
menghasilkan program BK yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
4. Guru BK menelusuri lulusan MAN 1 Kota Magelang sebagai alat evaluasi untuk
perbaikan program kelanjutan (follow up) agar mengetahui out put MAN 1 kota
magelang apakah alumni tersebut melakukan studi lanjut, bekerja, atau berwiraswasta,
agar mengetahui keberhasilan siswa terutama dibidang karir terkait dengan adanya buku
lulusan.
5. Guru bidang studi dilibatkan dalam pembuatan program.
6. Program BK di evaluasi secara rutin dan bentuk kegiatanya seperti rapat dengan sesama
gutu BK di sekolah dan tenaga pendidik.
7. Dalam assesment kebutuhan jangan menggunakan angket saja, tetapi juga menggunakan
wawancara, observasi, dll.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam melaksanakan program BK di sekolah banyak berbagai hambatan yang dialami oleh
konselor dari pemenuhan fasilitas, sarana dan prasarana, pandangan keliru tentang BK serta
kompleksitas permasalahan siswa yang muncul seiring perkembangan zaman, berbagai macam
teori harus di aplikasikan oleh seorang konselor untuk memantu mencari alternatif permasalaan
siswa maupun memaksimalkan potensi yang dimilikinya.
1. Saran
Konselor harus mengerti dan memahami secara mendalam siswanya karenan semakin
berkembangnya zaman maka keragaman masalah akan muncul, agar dapat melaksanakan
progaram BK secara maksimal, dapat membantu siswa dalam mewujudkan tujuan hidup, agar
dapat mengubah paradigma salah tentang BK dimata masyarakat.
Download
Study collections