Microsoft Word - Bab 2

advertisement
BAB 2
Data dan Analisa
2.1 Data dan Literatur
Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung tugas akhir ini berasal dari
beragai sumber yaitu:
1. Wawancara/ Interview dengan narasumber yang merupakan keturunan minang
(keluarga penulis dan ketua adat minang)
2. Literatur: buku dan artikel dari media elektronik yang berhubungan dengan
masakan minang
3. Pengamatan langsung dari lapangan
2.2 Minang
2.2.1 Sejarah Minang
Sejarah Minang berawal dari Raja Iskandar Zulkarnain yang memiliki tiga orang
putera, seorang dinamakan : Sultan Maharaja Alif, seorang yang bernama Sultan
Maharaja Depang, dan seorang lagi bernama Sultan Maharaja Diraja. Ketika ketigatiganya dewasa Baginda Iskandar berwasiat kepada ketiganya sambil menunjuk- nunjuk
seakan-akan memberitahukan kearah itulah mereka harus berangkat untuk melanjutkan
kekuasaannya.
Kepada Maharaja Depang ditunjuk arah ke negeri Cina. Dan kepada putera yang
bungsu yakni Maharaja Diraja ditunjuk ke arah kepulauan didaerah Khatulistiwa di
sebelah selatan.
Setelah Raja Iskandar wafat masing- masing putera itu berangkatlah menuju
daerah yang sudah ditunjukan oleh ayahnya.
Maka dibuatlah persiapan- persiapan dan berlayarlah ketiga anak raja itu.
Maharaja Diraja membawa mahkota yang bernama “mahkota sanggahana”, Sultan
Maharaja Depang membawa semacam senjata yang bernama “jurpa tujuh menggang
kanai sumbing seratus tigapuluh namanya”. Dan Sultan Maharaja Alif membawa
senjata keris yang bernama “keris sempana ganja iris”, akan tetapi helai tiga pucuk itu
jatuh kebumi dan sepucuk kembali kepada asalnya jadi mestikah, sepucuk lagi menjadi
pedang bernama Sabillulllah.
Maka berlayarlah bahtera yang membawa ketiga orang putera menuju ke timur,
menuju pulau Langkapuri. Dan setiba di tengah lautan Baharullah dekat pulau Sailan,
timbul niat buruk di hati dua anak raja. Maharaja Depang dan Raja Alif meminta supaya
3
4
menyerahkan mahkota sanggahana itu. Dan kalau Maharaja Diraja tidak mau
memberikannya maka kapal itu akan ditenggelamkan.
Karena takut Maharaja Diraja menyerahkan mahkota itu kepada kedua kakaknya
tersebut. Tetapi ketika menerima mahkota itu, terjatuh mahkota itu ke dalam laut itu.
Seekor naga besar datang lalu membelit mahkota itu dan bertindak menjadi pengawal
mahkota tersebut. Melihat peristiwa tersebut ketiga anak raja tersebut jatuh pingsan.
Maka seorang pengiring Sultan Maharaja Diraja bernama “Cateri Bilang
Pandai” membangunkan Sultan tersebut. Dia memberitahukan raja itu bahwa raja tidak
usah merasa kecewa dengan kehilangan mahkota itu sebab dia akan menciptakan
duplikat dari mahkota yang hilang. Diambilnya sebongkah emas yang bernama “emas
sejati jati”, lalu berkerjalah dia membuat tiruan mahkota itu. Dengan sebuah teropong,
cermin polongan kaca dilihatnya mahkota yang sudah berada didalam laut itu. Adapun
mahkota itu terselip dibatu karang dan cahayanya memancar-mancar juga. Dengan
keahlian Cateri Bilang Pandai diciptakannyalah sebuah mahkota yang persis sama
dengan mahkota yang jatuh kelaut itu sehingga tidak ada perbedaan bentuk dan mutu
dari mahkota sanggahana yang hilang itu. Tukang yang membuat mahkota tersebut
dibunuh setelah mahkota tersebut jadi, sehingga tidak dapat ditiru lagi. Baginda sangat
heran melihatnya tetapi sangat bersuka cita, walaupun mahkota itu hanya tiruan dari
yang asli. Ketiga putera tersebut berpisah disana. Maharaja Depang meneruskan
perjalanan ke Cina dan Maharaja Alif kembali ke negeri Rum.
Maharaja Diraja terus berlayar menuju ke tenggara menuju sebuah pulau yang
bernama Jawa Alkibri. Kemudian nama ini berubah menjadi Sumatera atau pulau
Andalas. Pengiring Baginda terdapat seekor anjing muklim, seekor kucing Siam, seekor
kambing hutan, dan seekor harimau. Binatang- Binatang ini sebenarnya bukanlah
binatang, tetapi merupakan manusia juga yang mempunyai sifat sesuai dengan jenisjenis binatang tersebut.
Beberapa lama berlayar terlihatlah sebuah puncak gunung yaitu puncak gunung
Merapi. Ketika itu daratan belum luas, sebagian besar masih diliputi dengan lautan.
Maka mereka menuju kesana dan mendarat didekat puncak gunung itu. Tetapi ketika
mendarat kapal itu terbentur dengan daratan sehingga terdapat kerusakan. Raja
memerintah supaya memperbaiki kapal itu dengan sayembara sebagai berikut, Barang
siapa yang sanggup memperbaikinya dengan utuh kembali sebagai sediakala, mereka
akan dikawinkan dengan anaknya nanti”. Kebetulan Pengiring dengan nama- nama
binatang tersebut yang sanggup memperbaiki kapal yang rusak itu.
Bagindapun memenuhi janji dengan penggiring tersebut. Dalam pada saat itu laut
sudah mulai surut. Dibawah kaki gunung merapi sudah terbentang sebuah daratan yang
amat luas. Itulah sebagai simbolik bahwa kesanalah puteri- puteri raja yang sudah
dikawinkan itu bertempat tinggal dan berkembang biak disana. Yang turun ke luhak
Tanah Datar adalah putera dari pernikahan pertama dengan puteri Raja tersebut. Yang
pergi ke luhak Agam bersemboyan anak harimau, yang ke Lima Puluh Kota yang
besemboyan anak Kambing, dan yang ke Candung Lasi adalah anak kucing
5
Daulat yang pertama- tama adalah daulat kepada Lakandibida namanya. Itulah
kemudian hari yang ditempati oleh ninik mamak yang bernama, Ketemanggungan dan
Perpatih nan Sabatang. Mereka bersumpah sakti, berjanji erat akan berkerja sama dalam
pembangunan negeri- negeri. Seorang yang bernama Ninik Ali, yang tahu hubungan
dengan jin- jin dan orang halus, ikut membantu pembangunan. Ia sudah besumpah sakti:
dimana beragih hutan tinggi, rendah kayu rembayan, lurus larik tembayan semak
dan gurun, disanalah Yang Dipertuan bertempat tinggal
Pada saat itu tahun demi tahun, habis musim berganti musim, manusia makin
berkembang juga didaerah yang baru didiami itu, yang kemudiannya akan bernama
“Alam Minangkabau”
2.2.2 Alam Minangkabau
Pada masa Datuk Ketemanggungan dan Datuk Perpatih nan Sabatang belum
lahir negeri- negeri, masih dikuasai oleh seorang datuk yang bergelar Dt. Marajo Basa di
Padangpanjang dan Dt. Bandaro Kayo di Priangan Pandang Panjang. Kedua datuk itulah
yang memakai gelar gadang kebesaran sebelum lahir kedua negarawan yang amat
terkenal itu. Dan Periangan PadangPanjang ialah kampung yang pertama- tama dalam
Alam Minangkabau ini sebelum kampung- kampung lainnya bermunculan.
Kedua datuk ini menyusun sebuah undang- undang asli yang bernama, Undangundang “Si Mumbang Jatuh”, “Si Gamak- gamak”, dan “Si Lamo- lamo. Ketiga
undang- undang ini disusun tangkainya satu demi satu, dipakukan ke tiang panjang,
ditegaskan ke masyarakat sekitar.
Mungkin berdasarkan undang- undang yang sudah ada juga kemudiannya Datuk
Ketemanggungan dan Datuk Perpatih nan Sabatang menyusun undang- undang adatnya
yang kemudian jadi terkenal dengan dua prinsip berbeda tetapi dapat bejalan dengan
baik tanpa ada bentrokan.
Dasar peraturan Datuk Ketemenggungan – Berpucuk bulat titik dari atas dengan
tata caranya bertangga turun atau lebih mirip dengan feodal
dan Datuk Perpatih nan Sabatang – Berurat tunggang membersut dari bumi dengan tata
caranya berjenjang naik atau lebih mirip dengan demokrasi
Dengan rakyat yang semakin banyak, datuk- datuk, Datuk Ketemenggungan,
Datuk Perpatih nan Sabatang, dan Datuk Suri Dirajo bermufakat untuk membagi
“luhak” untuk ditinggali. Pada saat itu Cateri Bilang Pandai sudah meninjau- meninjau
daerah yang akan dijadikan untuk tempat tinggal yang baru. Watak dan sifat mereka
bertiga saling berbeda. Yang seorang berkalang kelapa, yang seorang berkalang gunting,
dan seorang lagi berkalang teras kayu manis.
Maka mulailah rombongan demi rombongan meninggalkan daerah asalnya akan
mencari tempat kediaman yang baru. Ada lima puluh orang dalam satu rombongan, ada
6
yang hanya berempat, ada yang bertujuh, ada yang belima dan sama- sama mencari
tempat kediaman yang baik menurut pendapat mereka.
Maka terjadilah tiga luhak yang berpengaruh dalam pembentukan alam
Minangkabau, yaitu Luhak Tanah Datar, Luhak Agam, dan Luhak Lima Puluh Kota.
Luhak Tanah Datar merupakan luhak tertua dan sumber adat Minangkabau, semua orang
yang orang dari luhak lainnya membawa adat dari Luhak Tanah Datar. Setiap Luhak
memiliki sifat tersendiri:
-
Luhak Tanah Datar: airnya jernih, ikannya jinak, dan buminya dingin
-
Luhak Agam: airnya keruh, ikannya liar dan buminya hangat
-
Luhak Lima Puluh Kota: airnya manis sejuk, ikannya jinak, dan buminya sejuk
2.2.3 Upacara Adat di Tiga Luhak
Ini adalah beberapa upacara adat yang terdapat ditiga Luhak di Minangkabau.
Perlu dilihat juga bahwa upacara yang kita lihat di sini adalah upacara adat di
Minangkabau yang menghidangkan makanan dalam proses kegiatannya. Berikut ini
adalah acara adat yang terdapat ditiga Luhak:
1. Luhak Tanah Datar:
No.
1
Nama/ Jenis Upacara
Lebaran
Waktu
Satu harian
lebaran
Rabu
17 Ramadhan
Peristiwa
Lebaran
2
3
Turun Mandi
Jamuan Yatim Piatu
4
Mando’a Sabalun
Puasa
Memasuki
bulan
Ramadhan
Sunat Rasul
Mulai 1 minggu
sebelum puasa
Atau 1 hari
sebelum puasa
Rabu
5
6
Batagak Penghulu
Rabu dan Sabtu
Kelahiran bayi
Mengundang
makan anak
yatim piatu
Pemotongan
sebagian alat
kelamin sesuai
dengan ajaran
Islam
Meninggalnya
seorang
Yang terlibat
famili dan
kenalan
famili terdekat
Alim ulama,
pemuka
masyarakat,
Bundo
Kanduang,
Pengurus
Alim ulama dan
famili terdekat
Famili terdekat
Orang 4 jenis
alim ulama,
7
penghulu dan
meresmikan
penggantinya
7
Bararak
Rabu
Perkawinan
8
Minggu
9
Gotong Royong
Bandar
Baralek
Membersihkan
bandar
Meresmikan
pernikahan
10
Maliek Anak
2 hari sesudah
bayi lahir
Sabtu
Kelahiran bayu
penghulu candiak
pandai, urang
mudo dan famili
terdekat
Famili terdekat
Seluruh
masyarakat
Seluruh famili
terdekat dan
undangan
Keluarga Bako
dari anak yang
baru lahir
Tabel 2.2.3.1
2. Luhak Agam:
No.
1
Nama/ Jenis Upacara
Gotong Royong
Waktu
Minggu
Peristiwa
Membersihkan
jalan/ sekolah/
masjid dan
selokan
Memperbaiki
kuburan
2
Batagak Batu
Kamis dan
Minggu
3
Batagak Penghulu
Minggu
Meresmikan
Penghulu yang
baru diangkat
4
Manjalang Kandang
1 hari sesudah
perkawinan
Perkawinan
5
Khatam Quran
Jumat
Pengukuhan
kelancaran
pembacaan AlQuran
6
Turun Mandi
Minggu
Kelahiran Anak
7
Menaiki Rumah
Jumat malam
Untuk
Yang terlibat
Seluruh pemuda
dan warga
masyarakat lakilaki
Tukang batu,
alim ulama, ninik
mamak, famili
terdekat
Ninik mamak,
alim ulama,
candiak pandai,
urang mudo,
famili terdekat,
dan undangan
Famili terdekat
dari mempelai
laki- laki datang
ke rumah
mempelai wanita
Alim Ulama,
bako anak yang
khatam Quran,
Ninik mamak,
teman sejawat
Famili terdekat
bako dari anak
yang baru lahir
Seluruh famili
8
hari
8
Batagak Kudo- kudo
Minggu
9
Babau
Kamis
10
Baralek
Jumat
menempati
rumah yang
baru selesai
Membuat
rumah baru
Acara
pengumpulan
ninik mamak
sebelum
perkawinan
Pernikahan
terdekat, ninik
mamak, alim
ulama
Alim Ulama,
seluruh famili
dan sanak
saudara
Ninik mamak
penghulu dan
keluarga terdekat
Famili terdekat
dari kaum wanita
dan famili dari
pihak laki- laki
Tabel 2.2.3.2
3. Luhak Lima Puluh Kota
No.
1
Nama/ Jenis Upacara
Maanta Pabukoan
Waktu
Minggu di hari
bulan puasa
Ramadhan
Siang hari pada
hari yang
disepakati
bersama
Peristiwa
Mengantar
makanan untuk
berbuka puasa
Menobatkan
penghulu untuk
memangku
jabatannya
2
Baralek Penghulu
3
Akikah
Siang hari
4
Khatam Quran
5
Batagak Rumah
Setelah seorang
tamat
pendidikan Al
Quran. Sering
dilakukan
bersamaan
dengan helat
kawin
Siang hari
Selamatan
kelahiran anak
Menamatkan
pemabacaan Al
Quran seorang
anak
Mendirikan
rumah baru
Yang terlibat
Menantu, istri
mamak
Ninik Mamak,
yang duduk di
pemerintahan,
sumandab, sanak
famili, seluruh
tokoh masyarakat
terdekat
Bako dan sanak
saudara terdekat
Alim Ulama,
sanak saudara
terdekat, ninik
mamak dan
teman
sepermainan
Ninik mamak,
Bundo
Kanduang,
tukan- tukang,
sumando, sanak
famili, dan
9
6
Kawin Bakambang
Urek
Siang hari
sampai jam
13.00
Pesta
perkawinan
7
Menjemput
Marapulai
Malam hari
8
Penantian Menanyai
Urang Sumando
(Baradok- radok
Gadang).
Siang hari
sesusai dengan
permufakatan
bersama
Menjemput
marapulai dan
dibawa ke
rumah anak
daro
Rencana
pernikahan
9
Panidai
Siang hari
sesuai dengan
permufakatan
bersama
Menjemput
Marapulai
10
Datang Mamangek
Sore dan malam
sebelum pesta
11
Sunat Rasul
Siang hari
12
Maanta Asam
Siang Hari,
apabila
menantunya
sudah hamil
tujuh bulan
Tabel 2.2.3.2
Membantu
masakan bagi
yang
mengadakan
pesta
Pemotongan
sebagaian alat
kelamin anak
laki- laki sesuai
dengan acara
Islam
Menuju bulan
kehamilan
seseorang
kerabat terdekat.
Ninik Mamak,
Bundo
Kanduang,
sumando dan
sanak famili
Ninik mamak,
Bundo
Kanduang,
sumando dan
sanak famili
Ninik mamak,
Bundo
Kanduang,
Sumando dan
sanak famili
Ninik mamak,
Bundo
Kanduang,
sumando, sanak
famili
Bako, sumando,
sanak famili
Bako, Sanak
famili terdekat
Mertua,
Sumandan, sanak
famili terdekat
Kesimpulan yang Penulis dapat dari table berikut bahwa:
•
•
•
Setiap Luhak memiliki nama- nama acara yang berbeda tetapi sama
pelaksaannya dengan luhak- luhak lainnya.
Minangkabau memiliki banyak upacara adat yang mengharuskan
menghidangkan makanan dalam prosesnya.
Semua upacara adat di Minangkabau, memiliki unsur musyawarah dan
kekeluargaaan
10
•
•
•
Upacara adat di Minangkabau hanya dilaksaankan pada saat tertentu.
Semua acara yang terlihat diatas memerlukan Ninik mamak /penghulu untuk
melaksanakannya.
Semua acara adat tersebut menggunakan Bajamba dalam prosesnya
Bajamba merupakan bagian yang dari seluruh proses acara adat yang berlangsung.
Penulis memilih prosesi Bajamba pada saat Batagak Penguhulu dan Baralek sebagai
sumber dari studi riset yang Penulis lakukan. Batagak Penghulu dan Baralek
merupakan acara sakral yang dilakukan oleh Minangkabau hingga saat ini dan adat
dalam acara ini masih dipergunakan pada beberapa daerah di Minangkabau.
2.2.4 Bumbu Masakan
Bumbu dalam masakan Minang memegang peranan penting dalam setiap
masakan. Pada setiap masakan bumbu menjadi sebuah keunikan masakan tiap daerah.
Bumbu masakan minang juga dipakai oleh beberapa masakan tradisional lainnya. Unsur
tradisional yang penting dalam setiap masakan itu, adalah :
1. Empat serangkai bumbu utama. Bumbu ini mengandung khasiat obat, untuk
menetralisir gangguan pencernaan akibat penggunaan cabai merah atau hijau
2. Santan : sebagai ciri khas masakan Minang, tidak lain kekayaan hayati yang
tumbuh dan subur di Minang. Santan membuat makan olahan apapun juga
menjadi gurih – legit. Sangat diyakini pengolahan makanan dengan
menggunakan santan akan menghasilkan cita rasa yang luar biasa.
3. Cabai : mengandung khasiat sebagai multivitamin, yang dapat menghangatkan
tubuh dan mengandung anti oksidan. Yang dapat menangkal radikal bebas yang
berasal dari lemak-lemak bahan baku makanan ataupun santan yang berpotensi
mengandung lemak jenuh. Cabai terdiri dari 3 macam yaitu
a. cabai merah: bumbu paling penting dalam masakan minang, berfungsi
sebagai penguat rasa makanan
b. cabai keriting: memberikan rasa pedas menyengat pada masakan
c. cabai hijau: memberikan aroma yang berbeda pada masakan\
4. Bawang merah: bahan utama bumbu dasar masakan
5. Bawang putih: bahan utama bumbu dasar masakan
6. Asam kandis: berguna untuk menambah rasa asam pada masakan
7. Cengkeh: memberikan aroma khas, dan memberikan rasa hangat
8. Daun Jeruk: memberikan aroma segar
9. Daun kunyit: memberikan rasa gurih
11
10. Daun mangkokan: menghilangkan aroma anyir pada masakan
11. Daun pandan: sebagai pewangi nasi
12. Jahe: menetralkan bau anyir, penambah aroma untuk kue
13. Kayu manis: memperkaya cita rasa masakan
14. Ketumbar: membuat gurih masakan berkuah
15. Kemiri: menggurihkan rasa masakan karena mengandung minyak
16. Kunyit: memberikan warna kuning alami dan aroma
17. Lada: memberikan rasa pedas pada masakan
18. Lengkuas: memberikan aroma masakan menjadi segar
19. Pekak: membuat aroma khas pada masakan mengunakan daging ikan dan
sayuran
20. Serai: mengharumkan masakan
2.2.5 Bajamba
Makan bajamba berasal dari akar budaya Minangkabau yang secara turun
temurun masih dilaksanakan hingga saat ini. Merupakan sebuah ritual budaya makan
bersama yang diadakan dalam lingkup keluarga dekat, dalam hal ini adanya pertalian
darah.
Namun demikian, tidak jarang dilakukan dalam lingkup yang lebih luas, seperti
persaudaraaan satu suku kendagti tidak ada hubungan darah. Kekeluargaan dan gotong
royong sudah terasa pada tahap pertama dalam proses mempersiapkan makanan, karena
memmasak dilakukan bersama- sama
Kemudian prosesi Bajamba ini dilakukan dengan beberapa aturan yang sudah
diterapkan oleh para leluhur atau sesepuh adat di Bumi Minang. Acara bajamba ini
biasanya dijadikan sebagai bagian dari acara adat lainnya seperti pernikahan, khitanan,
halal bihalal, khatam Al Quran dan beberapa acara adat lainnya.
2.2.5.1 Yang terlibat saat Bajamba
Dalam prosesi adat Bajamba dilakukan oleh pihak- pihak yang terkait tergantung
jenis acara adat yang sedang dilakukan. Pada setiap daerah di Minang yang terlibat saat
12
prosesi Bajamba tidaklah berbeda banyak. Perbedaan itu terlihat dari orang yang harus
menghadiri bajamba tersebut. Penulis mengambil tiga contoh prosesi adat yang akan
dibahas, yaitu pertemuan datuk/Ninik mamak, Batagak Penghulu atau prosesi
pengangkatan datuk/ penghulu yang baru, dan Baralek atau pesta pernikahan.
Pertemuan datuk ini biasanya dilakukan jikalau satu datuk ingin menyampaikan
pesan mengenai sukunya kepada datuk yang lainnya. Pada saat acara ini berlangsung
adat tata krama masih harus dijaga. Yang terlibat saat bajamba ini adalah:
• Ninik mamak/ datuk yang lama sebagai orang yang dituakan pada saat bajamba
dilakukan.
• Sumando, adalah ipar dari keluarga Ninik Mamak tersebut, disini Sumando
memiliki tugas yang cukup besar, karena merekalah yang harus menyiapkan
segalanya untuk bajamba ini, mulai dari pencarian bahan pangan hingga
menghidangkan masakan tersebut
Batagak Penghulu yang merupakan prosesi pengangkatan datuk/ penghulu yang baru
merupakan salah satu acara adat yang sangat sakral di Minangkabau. Acara ini sangat
sakral karena disinilah terpilihnya penghulu yang akan memimpin suku nantinya. Dalam
Batagak Penghulu dihadiri oleh
• Ninik mamak/ datuk yang lama sebagai orang yang dituakan pada saat bajamba
dilakukan
• Alim Ulama, pemimpin agama
• Cadiak Pandai, adalah orang-orang yang dianggap sebagai cendiakawan yang
mengerti betul tentang adat Minang
• Sumando, adalah ipar dari keluarga Ninik Mamak tersebut, di sini Sumando
memiliki tugas yang cukup besar, karena merekalah yang harus menyiapkan
segalanya untuk bajamba ini, mulai dari pencarian bahan pangan hingga
menghidangkan masakan tersebut
• Janang, adalah sumando yang dipilih berdasarkan kemampuannya untuk
menghidangkan makanan pada saat bajamba. Peranan kelakuan Janang saat
menyajikan masakan sangatlah diperhatikan, jikalau sampai salah sedikit tuan
rumah akan mendapatkan teguran dari Ninik Mamak
• Sanak Famili, semua keluarga yang berada di dalam satu suku tersebut.
• Pada beberapa daerah di Minang ada juga yang mengundang beberapa tokohtokoh penting pada daerah suku tersebut
Baralek adalah pesta pernikahan yang masih dilakukan secara adat. Yang terlibat
saat baralek adalah
• Ninik mamak/ datuk yang lama sebagai orang yang dituakan pada saat bajamba
dilakukan
• Bundo Kanduang, adalah organisasi ibu-ibu dalam suatu suku dan memilki
peranan penting dalam sistem kerabatan Minang
• Anak daro, adalah mempelai wanita
• Marapulai, adalah mempelai laki- laki
• Sumando, adalah ipar dari keluarga Ninik Mamak tersebut, di sini Sumando
memiliki tugas yang cukup besar, karena merekalah yang harus menyiapkan
13
•
•
•
segalanya untuk bajamba ini, mulai dari pencarian bahan pangan hingga
menghidangkan masakan tersebut
Janang, adalah sumando yang dipilih berdasarkan kemampuannya untuk
menghidangkan makanan pada saat bajamba. Peranan kelakuan Janang saat
menyajikan masakan sangatlah diperhatikan, jikalau sampai salah sedikit tuan
rumah akan mendapatkan teguran dari Ninik Mamak
Sanak Famili, semua keluarga yang berada di dalam satu suku tersebut.
Undangan, orang yang menghadiri baralek, kerabat suku terdekat atau kerabat
anak daro dan marapulai
2.2.5.2 Alur Bajamba
Dalam setiap prosesi Bajamba memiliki alur yang sama pada setiap daerah di
Minangkabau. Setiap alur Bajamba harus diikuti sesuai dengan adat. Pada beberapa
acara Bajamba memiliki awal permulaan yang berbeda-beda. Semua permulaan
tergantung jenis acara yang dilakukan. Sebelum membaca alur ini harap dimengerti
bahwa tuan rumah atau pemilik acara tersebut bisa bergelar datuk juga, tergantung jenis
acara yang dilakukan.
Pada pertemuan Ninik Mamak, Ninik Mamak terlebih dahulu dijemput oleh
sumando dengan membawa Bako. Jika Ninik mamak yang harus hadir berjumlah 10
orang maka, 10 orang sumando harus menjemputnya dan harus menjemput Ninik mamak
pada rumah istrinya atau rumah keluarganya. Adapun suatu saat Ninik mamak tersebut
tidak ada dikedua tempat tersebut, maka sumando tersebut harus mencarinya sampai
dapat.
Pada Batagak Penghulu, semua orang-orang yang terlibat harus datang pada
tempat yang disetujui pada waktu yang disetujui. Dan pada Baralek memiliki awal yang
hampir sama dengan Batagak Penghulu.
•
Mananti Tamu
proses menanti tamu yang terlibat pada Bajamba, biasanya Mananti Tamu
dilakukan oleh sumando dari tuan rumah atau yang punya acara tersebut.
Sumando tersebut berdiri dengan pintu rumah gadang dengan membawa bako.
Mananti tamu dilakukan untuk menajdi simbol mempersilahkan tamu yang
sudah jauh datang.
•
Pembunyian Gong
Setelah semua tamu hadir dalam Bajamba tersebut, dan sudah duduk pada
posisinya masing- masing. Ninik Mamak yang dituakan memukul gong yang
mengartikan bahwa acara sudah dapat dimulai.
•
Sambah pembukaan
14
Tuan rumah yang mengadakan acara tersebut memulai sambah. Sambah adalah
pantun atau kiasan yang dengan kata-kata halus, untuk memberitahukan maksud
dan tujuan tuan rumah mengundang orang-orang yang terlibat dalam Bajamba
tesebut. Dan meminta izin untuk menghidangkan makanan/ Jamba.
•
Menghidangkan Jamba
Menghidangkan jamba dilakukan oleh Janang. Janang ini adalah orang sumando
yang dipilih dari tuan rumah tersebut. Cara penghidangan yang dilakukan oleh
Janang diperhatikan benar-benar oleh Ninik Mamak, karena setiap kesalahan
yang Janang lakukan benilai buruk bagi tuan rumah tersebut. Dari dia
berpakaian, jalan dan dalam penghidangan makanan menjadi simbol cara
mempersilahkan tamu. Maka dari itu, Janang dipilih tidak sembarangan, tetapi
dilihat sesuai kemampuannya. Janang membawa semua makanan dalam piringpiring kecil yang disusun di kedua tangannya. Adapun dalam beberapa daerah di
Minangkabau. Makanan tersebut sudah diatur sebelumnya diatas dulang yang
besar, jadi Janang tersebut hanya membawa dulang tersebut di kedua tangannya.
•
Sambah Makan
Sambah makan dilakukan untuk mempersilahkan tamu- tamu yang diundang
untuk makan, akan tetapi dalam sambah ini Ninik Mamak yang dituakan menyela
dengan pantun atau kiasan yang halus, jikalau Ninik Mamak menemukan
kesalahan yang dilakukan oleh Janang dari tata krama dia menghidangkan
makanan tersebut, Pantun atau kiasan itu akan dibalas oleh Sipangka atau tuan
rumah untuk mempertahankan harga dirinya atau memaklumkan perbuatan salah
yang dilakukan oleh Janang tersebut. Sambah hanya dilakukan antara 2 belah
pihak, yaitu Ninik Mamak yang dituakan dan tuan rumah.Kadang-kadang yang
terjadi dalam sambah makan ini, misalnya acara dimulai pada siang hari, akan
tetapi karena sambah makan ini, memakan hidangan akan dilaksanakan pada
sore hari. Hal ini dilakukan jikalau waktu yang dimiliki oleh tamu bajamba yang
lain cukup banyak. Tidak tertutup kemungkinan, jika salah satu tamu bajamba
tidak memiliki waktu yang cukup banyak, tamu yang merupakan datuk tersebut
itu akan memotong pembicaraan antara kedua belah pihak sebagai penengah
mereka berdua. Tamu tersebut tidak boleh memihak salah satu pihak. Penengah
tersebut juga harus menggunakan kata- kata kiasan atau pantun untuk
menyampaikan maksudnya.
•
Makan Jamba
Bajamba akan dimulai jika pantun diakhiri dengan kata “ mari makan”. Yang
sangat terlihat pada saat bajamba ini adalah etika dan tata krama makan oleh
seorang datuk. Ada beberapa etika yang harus dijaga seseorang jika menghadiri
Bajamba, jika etika ini sempat dilanggar akan menjadi aib dari seseorang.
15
2.2.5.3 Posisi Duduk Saat Bajamba
Dalam proses Bajamba ada posisi tempat duduk yang harus diperhatikan, peserta
Bajamba tidak boleh sembarangan duduk. Posisi duduk ini tergantung gelar-gelar yang
dimiliki peserta Bajamba tersebut. Peraturan ini tidak tertulis, akan sudah menjadi adat
Minang sendiri, para peserta bajamba sudah tahu di mana dia akan duduk, tanpa diatur
oleh Sipangka atau tuan rumah acara. Adapun peraturan posisi duduk sebagai berikut:
Posisi duduk Bajamba tergantung berapa banyak jumlah orang yang menghadiri
Bajamba tersebut, jika Bajamba hanya dilakukan oleh 4-6 orang, Bajamba akan
dilakukan secara melingkari dulang yang sudah disediakan. Bajamba yang
menghadirkan diatas 6 orang akan membentuk posisi duduk kotak sesuai besar kain
yang disediakan. Dalam acara Bajamba kadang- kadang ada yang disebut Datuk Pucuk
atau Kampe Suku. Datuk Pucuk atau Kampe Suku ini adalah merupakan datuk yang
dituakan atau bisa dibilang pemimpin datuk- datuk. Pada setiap daerah di Minangkabau
memilki salah satu datuk tersebut. Menurut besar rumah gadang, Datuk Pucuk atau
Kampe suku harus duduk di ujung rumah atau dalam rumah. Hal ini dilakukan untuk
menghormati datuk tersebut. Sipangka atau tuan rumah acara akan duduk di pangkal
rumah dekat pintu masuk rumah. Pada sampingnya akan diduduki oleh datuk- datuk lain
atau Bundo Kanduang sesuai dengan topik acara. Dalam beberapa acara adat pada
daerah beberapa daerah Minang, Bundo Kanduang tidak akan duduk dengan datukdatuk.
2.2.5.4 Etika Makan Bajamba
Etika ini harus diperhatikan oleh masing-masing peserta Bajamba. Beberapa etika
makan di Bajamba sama seperti etika makan di Nusantara ini. Adapun beberapa etika
makan saat bajamba adalah:
•
Saat hendak mengambil makanan tidak boleh mendahului Datuk Pucuk atau
Kampe Suku
•
Hendaknya saat makan tidak baik untuk berbicara
•
Samba adat yang dihidangkan tidak diperkenan untuk dimakan.
•
Peserta Bajamba hendaknya tidak benar untuk mengambil makanan yang jauh
jangkauan tangannya dari tempat duduknya, diperbolehkan untuk meminta
bantuan untuk menggambil makanan tersebut
•
Saat makan, hendaknya tidak bersuara jika mengunyah makanan.
•
Hendaknya tidak mengangkat piring makan dengan tangan. Sebaiknya piring
ditaruh dilantai
16
•
Hendaknya cara duduk yang baik, jika laki- laki bersila dan perempuan
bersimpuh
•
Hendaknya berhati- hati saat memasukan makanan ke mulut
•
Hendaknya menggunakan tangan kiri pada sendok jika menggambil makanan
pada piring.
•
Jikalau ada nasi yang terjatuh saat makan, tidak diperkenankan untuk diambil
kembali
•
Anak-anak sebaiknya tidak ada saat Bajamba berlangsung
2.2.5.5 Tentang Samba Adat
Dalam acara Bajamba ada hidangan yang disebut sebagai Samba adat. Samba
adat merupakan makanan yang dilarang saat Bajamba. Tiap daerah di Minangkabau
memiliki samba adat, tiap daerah pula berbeda-beda samba adatnya. Samba adat
ditujukan untuk menghormati datuk yang dituakan dan juga sebagai hiasan Bajamba.
Dari semua masakan yang dihidangkan, Samba Adat berbentuk paling besar diantara
lainnya. Samba adat pada beberapa daerah menggunakan balok kayu yang dibentuk
sebagai balok, dan ada juga kayu tersebut dipotong kecil-kecil. Pada beberapa daerah
juga Samaba Adat ini terbuat dari bahan pangan dengan ukuran yang sangat besar.
Samba Adat merupakan hal yang paling penting dalam Bajamba, karena tanpa adanya
atau tidak lengkapnya Samba Adat ini acara keadatan bisa dibatalkan. Samba Adat bisa
ditaruh di dulang, jika Bajamba tersebut menggunakan dulang atau menggunakan piring.
Jikalau tuan rumah atau pemilik acara hanya bisa membuat satu Samba Adat saja dalam
sebuah Bajamba, karena keterbatasan ekonomi, maka Samba Adat harus ditaruh dekat
dengan tamu yang dituakan seperti Datuk Pucuk atau Kampe Suku.
2.2.6 Budaya Kuliner Minang
Etnis Minang, mempunyai banyak resep masakan serta minuman tradisonal sebagai
kekayaan budaya kuliner Indonesia.Makanan dari etnis, lebih sering disebut Masakan
Padang, umumnya memiliki cita rasa yang pedas berbumbu dan dalam pengolahannya
banyak memakai santan kelapa. Padusi minang, sangat terkenal dengan keahlian
memasaknya. Demikian pula kaum lelaki minang pun memiliki keahlian dalam masakmemasak. Dalam setiap kesempatan acara dan kenduri ; Upacara sepanjang kehidupan
manusia, Upacara Yang Berkaitan dengan Perekonomian, Upacara keselamatan, selalu
terhidang aneka ragam masakan. Diantara semua ragam masakan itu, maka rendang
merupakan menu utama disetiap kesempatan.
Minang memiliki adat dan budaya yang sedemikian kuat. Didukung oleh alam yang
indah dan kaya raya dengan hasil alamnya, yang mampu memenuhi kebutuhan pokok
hidup manusianya. Masyarakatnya yang dinamis, namun telah memiliki pedoman hidup
yang bersandarkan pada falsafah alam, dalam pola hubungan serasi antara manusia dan
17
individu dengan alamnya, sehingga alam berkembang jadi guru. Dibidang kuliner,
masyarakat semulanya membutuhkan makanan untuk kekuatan tubuh, yang diperoleh
dari bahan makanan yang mengandung karbo hidrat. Mereka menanam padi. Mereka
memasak nasi. Kemudian mereka melengkapi dengan lauk pauk yang diperoleh dari
binatang ternak yang dipelihara dan hidup di alam. Resep dasar, yang dapat
menyeimbangkan antara cita dan rasa masakan, diracik dengan menggunakan bumbubumbu yang mengandung khasiat tertentu.
Hampir bisa dipastikan setiap orang pernah mencicipinya. Variasi bahan baku untuk
masakan asal Minang ini sungguh banyak.
Menurut fungsinya makanan dan minuman dapat diklasifikasikan menjadi bagian,
yaitu:
1. Makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari
2. Makanan dan minuman untuk tamu yang berkunjung
3. Makanan dan minuman untuk tamu yang menginap
4. Makanan dan minuman untuk upacara- upacara tertentu
Dari segi lain makanan tersebut itu dapat pula diklasifikasikan menjadi:
1. Makanan pedas
2. Makanan tidak pedas
3. Makanan keras
4. Makanan lembut
5. Makanan untuk bayi
6. Makanan anak- anak
7. Makanan orang dewasa
Selain dari yang disebutkan diatas makanan tersebut dapat pula digolongkan
fungsinya sebagai:
1. Makanan dan kue- kue adat
2. Makanan untuk upacara sosial
3. Makanan khusus untuk bulan puasa untuk Islam
4. Makanan pada waktu pesta atau kenduri
5. Makanan kecil atau selingan
6. Makanan pada waktu lebaran
7. Makanan penambah tenaga
8. Makanan untuk dibawa- bawa
9. Makanan antaran untuk mertua
Masakan Minang dapat dibuat dalam kategori sebagai berikut, yaitu
1. Makanan utama
2. Makanan selingan
3. Kue-kue tradisional
4. Aneka Minuman
Cita rasa yang utama di temui pada masakan khas Minang adalah gurih dan pedas.
Rasa gurih dan pedas tersebut diperoleh dari santan dan cabai merah yang memang
banyak di konsumsi orang Minang. Rasa gurih dan pedas ini yang berasal dari santan
18
dan cabai, dapat dicampur dengan bahan baku apa saja. Semisal, bahan baku hewani ,
yaitu ; daging sapi, ayam atau bebek, ikan laut, ikan tambak, termasuk telur ayam.
Sementara sayurannya lebih banyak menggunakan kacang panjang, daun singkong,
pakis, nangka, buncis, serta petai dan jengkol.
Orang Minang dalam mengolah masakan, tidak pernah pelit dalam memasukkan
bumbu dalam sebuah masakan. Mereka meracik masakan dengan bahan dan bumbunya
kental dan terasa pekat. Berdasarkan unsur tradisionil suatu masakan sebagaimana yang
diuraikan diatas, maka manfaat bawang merah dan bawang putih sebagai pembuat gurih
masakan, adalah berbanding 2 : 1. Bahkan ada yang memberi perbandingan bumbu dan
bahan baku dalam masakan minang adalah 3 : 8. Artinya takaran bumbu adalah 3
berbanding 8 dengan takaran bahan baku. Dengan perbandingan takaran ini, dapat
dipastikan betapa gurihnya cita dan rasa masakan Minang. Gula hanya digunakan untuk
membuat kue saja.
2.2.7 Makanan Bajamba pada Luhak di Minang
Daerah dalam suatu luhak sangatlah banyak dan tiap daerah juga memiliki
masakana yang berbeda. Maka dari itu Penulis memilih 3 luhak yang menjadi sumber
perkemabangan adat Minang, yaitu Luhak Tanah Datar, Luhak Agam, dan Luhak Lima
Puluh Kota.
2.2.7.1 Luhak Tanah Datar
Penulis memilih Pandangpanjang sebagai riset utama masakan yang digunakan
dalam bajamba pada Tanah Datar. Tanah Datar merupakan Luhak yang dituakan, karena
semua adat Minang berasal dari sini
Samba Adat
• Ikan goreng besar
• Rendang daging
• Sampadeh daging
• Ayam dada
• Perkedel
Makanan yang diperkenankan untuk disajikan pada Bajamba
• Rendang
• Gulai kuah merah
• Nasi lamak
• Pinyaram
• Kalamai
• Ajik
• Godok pisang
• Goreng pisang rajo
• Pangek ikan
• Tumis buncis/ lobak
• Kolak pisang
19
•
Perkedel jagung
2.2.7.2 Luhak Agam
Penulis memilih Bukit Tinggi sebagai riset utama masakan yang digunakan dalam
bajamba pada Luhak Agam
Samba Adat
• Balok kayu yang di rendang
• Potongan kayu yang di rendang
Makanan yang diperkenankan untuk disajikan pada Bajamba
• Katan sarikayo
• Galu- galu
• Pangek ikan
• Tumis bunga kol
• Kalamai
• Ajik
• Lapek bugih
• Gulai itik
• Gulai kurma
• Palai ikan
2.2.7.3 Luhak Lima Puluh Kota
Penulis memilih Payakumbuh sebagai riset utama masakan yang digunakan
dalam bajamba pada Luhak Lima Puluh Kota.
Samba Adat
• Samba Adat dalam Payakumbuh berupa bahan pangan yang dibuat besar juga,
akan tetapi Samba Adat tersebut boleh dimakan jikalau datuk yang dituakan
memakan itu terlebih dahulu
Makanan yang diperkenankan untuk disajikan pada Bajamba
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Rendang
Ikan goreng
Gulai pangek sayur
Gulai rebung
Kue bole
Lemang
Kue loyang
Pisang godok
Pisang goreng
Gelamai
20
• Singgang ikan
2.3 Tentang buku
2.3.1 Sejarah singkat buku
Buku pertama dilahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah terciptanya kertas
papirus. Terbentuknya buku pertama adalah sebuah gulungan kertas papirus yang berisi
tulisan. Dari narasumber lain juga menyebutkan bahwa buku sudah ada sejak zaman
Sang Budha di Kamboja. Sang Budha menuliskan wahyunya di atas daun, yang
kemudian dibaca berulang- ulang. Berabad-abad kemudian di Cina, para cendekiawan
menulis ilmunya diatas lidi yang terikat menjadi satu. Ini yang memperngaruhi cara
penulisan huruf- huruf Cina yang ditulis secara vertikal.
Pada tahun 200 SM, terbentuklah buku yang menggunakan kertas yang
menggunakan bahan dasar bambu, yang ditemukan oleh Tsai Lun. Revolusi terjadi pada
dunia setelah kertas tersebut ditemukan. Pada abad 11 Masehi pedagang muslin
membawa teknologi ini ke Eropa, perkembagan industri kertas menjadi maju apalagi
setelah penemuan mesin cetak Guttenberg.
2.3.2 Jenis- jenis buku
Selama berabad-abad buku mengalami revolusi, macam-macam jenis buku
tercipta. Beberapa contoh Jenis- jenis buku tersebut adalah novel, majalah,
kamus,informasi, fotografi, komik, ensiklopedia, dan kitab suci.
2.3.3 Anatomi buku
Anatomi buku adalah bagian-bagian yang menjadi kelengkapan sebuah buku.
Setiap buku memiliki isi dan target sasaran yang berbeda, maka dari itu, buku tertentu
harus memiliki indeks, atau sebuah buku harus berdaftar table. Anatomi buku perlu
diketahui, karena jika tidak hadir dalam sebuah buku akan menjadi kekurangan sebuah
buku. Anatomi sebuah buku adalah sebagai berikut:
2.3.3.1 Cover Buku
1. Cover depan
Cover depan biasanya berisi judul, nama pemberi pengantar atau sambutan,
serta logo dan nama penerbit. Cover depan sangat berpengaruh sebagai daya
tarik sebuah buku.
2. Cover belakang
21
Cover belakang biasanya berisi judul buku, sinopsis, biografi penulis, dan
ISBN (International Standard Book Number) berserta barcode-nya.
3. Punggung buku
Punggung Cover hanya untuk buku-buku yang tebal saja, isinya nama
pengarang, nama penerbit, dan logo penerbit.
4. Endorsement
Endorsement biasanya diberikan oleh ahli atau orang terkenal untuk
menambah daya pikat buku.
5. Lidah Cover
Lidah Cover biasanya berisi foto beserta riwayat hidup pengarang dan atau
ringkasan buku. Ini di tujukan memberikan estetika dan keeksklusifan
sebuah buku.
2.3.3.2 Perwajahan Buku
1. Ukuran buku
Ukuran buku berhubungan juga dengan materi dan sasaran buku tersebut.
Pemilihan ukuran penting karena menentukan jenis subuah buku.
2. Bidang cetak
Pembentukan daerah buku untuk kepentingan finishing atau pencetakan
sebuah buku.
3. Pemilihan huruf
Pemilihan huruf penting untuk memberikan kemudahan pembaca
menerima informasi.
4. Teknik penomoran halaman
5. Pemilihan warna
6. Kehindahan dan kesesuaian ilustrasi
7. Kualitas kertas dan penjilidan
2.3.3.3 Halaman Preliminaries
22
1. Halaman judul
Berisi judul, subjudul, nama penulis, nama penerjemah, nama
penerbit dan logo.
2. Hak cipta (copyright)
Halaman hak cipta berisi judul, identitas penerbit, penulis,
termasuk tim yang terlibat selama proses publikasi, misalnya
penata letak, desainer sampul, ilustrator, dan lain-lain. Halaman
hak cipta ini biasanya juga disertai pernyataan larangan atau izin
untuk memperbanyak (menggandakan) buku tersebut.
3. Halaman tambahan
Halaman tambahan dapat berupa sambutan dan ucapan terima
kasih.
4. Sambutan
Sambutan disampaikan oleh lembaga atau peseorangan yang
berkompeten
5. Kata pengantar
Kata pengantar berisi sedikit ulasan atas buku atau ulasan atas
penulis, ditulis penerbit atau yang berkompeten dengan isi buku.
6. Prakata
Prakata ditulis sendiri sebagai pemandu. Prakata berisi uraian
mengenai tujuan serta metode penulisan.
7. Daftar isi
8. Daftar table
9. Daftar singaktan dan akronim
10. Halaman daftar lambing
11. Halaman daftar ilustrasi
12. Halaman pendahuluan
2.3.3.4 Halaman Isi Buku
1. Judul bab
Jenis beserta ukuran font (font size) judul bab dibuat berbeda dengan judul
subbab apalagi dengan isinya.
23
2. Penomoran bab
Pada buku-buku ilmu pengetahuan penomoran bab menggunakan angka
Romawi atau angka Arab. Namun, dalam buku-buku sastra atau buku-buku
ilmu pengetahuan populer, tidak jarang penomoran bab berupa simbol-simbol
atau berupa tulisan, satu, dua, tiga, dan seterusnya.
3. Alinea
4. Penomoran teks
Penomoran teks harus konsisten dan sesuai aturan penomoran teks, dengan
huruf (A, 1, a, (1), (a)), dengan angka (1.1, 1.2., 1.2.3), atau dengan teknik
lain.
5. Perincian
Perincian hampir sama dengan sistem penomoran teks. Perincian banyak
dijumpai pada soal-soal ujian. Perincian dapat berupa penjabaran, dapat pula
berupa pilihan, dapat menggunakan nomor, dapat pula menggunakan angka.
6. Kutipan
Kutipan harus mencantumkan sumbernya, jika agak banyak, kutipan harus
dibuat dengan font yang berbeda, baik ukuran, dan jenis font-nya, atau bisa
juga dengan cara diberi background.
7. Ilustrasi
8. Tabel
9. Judul lelar
Judul lelar biasanya ditempatkan di atas atau di bawah teks, kadang
diletakkan bersebelahan dengan nomor halaman buku. Judul lelar biasanya
berisi judul buku (pada setiap halaman genap) dan judul bab atau nama
pengarang (pada setiap halaman ganjil).
10. Inisial
Inisial biasanya diletakkan pada kata pertama setiap awal bab.
11. Catatan samping
12. Catatan kaki
24
13. Bagian buku
2.3.3.5 Halaman Postliminary
1. Catatan penutup
2. Daftar istilah
3. Lampiran
4. Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah penting yang dilengkapi dengan nomor
halaman. Indeks disusun secara alfabetis dan tereletak pada bagian akhir
buku. Namun, tidak semua buku menggunakan indeks sebagaimana tidak
semua buku memerlukan indeks.
5. Daftar pustaka
6. Biografi penulis
2.3.4 Finishing untuk buku
Setelah buku selesai dicetak, adapula yang harus dilakukan untuk ditambahkan agar
buku lebih terlihat menarik. Finishing yang ada saat ini adalah
1.
2.
3.
4.
Embossing: penekanan menggunakan metal pada dasar objek sebuah kertas
Heat stamp/ foil stamp: menggunakan foil ditekan pada kertas dengan panas
Sreen Printing: mencetak ulang desain secara langsung pada kertas
Spot varnish: meningkatkan warna yang dikeluarkan oleh hasil cetak warna pada
kertas
5. UV coating: memberikan kesan ultraviolet pada kertas
2.3.5 Kerangka buku
a)
b)
c)
d)
Halaman judul dalam
Sepakur Sirih
Konten
Isi buku
a. Budayo Minang
i. Tambo
ii. Namo Minangkabau
iii. Alam Minangkabau
iv. Palsafah Iduik Minangkabau
b. Bajamba
25
i. Tentang Bajamba
ii. Masyarakaik jo Bajamba
iii. Alua
iv. Etika
v. Samba Adaik
vi. Parangkaik Bajamba
c. Kuliner Minang
i. Budayo Kuliner Minang
ii. Bumbu
iii. Jamba
iv. Caro Maidangkan Jamba
e) Penutup
2.4 Target sasaran
Data yang dianalisasi dan tersusun, memberikan target sasaran untuk proyek tugas akhir
ini dengan uraian sebagai berikut:
2.4.1 Demografis
•
Jenis kelamin : laki- laki dan perempuan
•
Umur : 25- 45 tahun
•
Warga negara : WNI atau orang pendatang
•
Pendidikan: D3, S1, dan S2
•
Kelas Sosial: B, B+, dan A
2.4.2 Geografis
•
•
Tempat- tinggal: Kota- kota besar dan Ibukota Provinsi Sumatera
Cuaca: Tropikal
2.4.3 Psikografis
•
Kepribadian
1. Pecinta masakan minang
2. Pecinta budaya minang
3. Travelling
26
•
Kebiasaan
1. Senang berkumpul dengan teman-temannya atau bertukar informasi
dengan komunitasnya.
2. Senang membaca dan mempelajari budaya Indonesia
3. Senang memasak.
•
Gaya Hidup
1. Traveller
2. Menikmati kesenangan
3. Hobi menggumpulkan buku
•
Sifat
1.
2.
3.
4.
Rajin
Supel/ mudah bergaul
Menghomati sesama
Kerja keras
2.5 Analisa SWOT
Analisa ini ditujukan untuk menganalisa lingkungan internal dan eksternal pada sebuah
produk. Perangkuman dari datanya subbab sebelumnya dipecah menjadi data SWOT
sebagai berikut:
Strenght
•
•
•
Masakan Minang sudah diterima di Indonesia hingga mancanegara
Buku masih menyerap visual etnik dari Minangkabau
Buku yang bisa juga merupakan buku panduan adat istiadat
Weakness
•
•
Sudah banyak buku masakan Minang yang disajikan secara praktis
Adat tersebut sudah mulai dilupakan
Opportunity
•
•
•
Mengembangkan kecintaan budaya Indonesia
Menjadi salah satu harta bangsa Indonesia
Menaikkan popularitas masakan dan adat Indonesia di mancanegara
27
Threat
•
•
Bahan baku masakan minang yang cukup banyak membuat harganya mahal
Makin punahnya acara adat ini
2.6 Data Pembanding
Penulis telah melakukan riset untuk data pembanding untuk buku yang memiliki
konten dan visual tentang masakan dan adat Minang atau Indonesia. Kebanyakan bukubuku yang sudah ada hanya menyediakan resep, tanpa informasi yang lebih lanjut atau
keterangan tentang masakan tersebut. Kesimpulan yang telah didapat adalah jarang
sekali ada buku yang menyajikan secara lengkap tentang masakan dan adat daerah di
Indonesia. Maka dari itu Penulis mencari data untuk pembanding dengan menggunakan
buku Buku Pintar Masakan (1990), didalamnya menyajikan konten secara lengkap cara
memasak yang baik dan benar. Buku ini hanya memberikan visual simpel dan juga
hanya memfaatkan teks konten. Buku tersebut bertemakan atau di arahkan kepada
kulinari Eropa, akan tetapi pada beberapa seksi konten buku tersebut terdapat beberapa
resep masakan daerah Indonesia, tanpa memberikan penjelasan yang lebih informatif
tentang daerah tersebut.
Download