BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan. Sektor kepariwisataan ini telah mendorong tumbuh kembangnya usaha perhotelan. Sektor perhotelan adalah salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi propinsi Sultra. Sebagaimana diketahui, sektor perhotelan menempati urutan kedua penghasil Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) setelah sektor pertanian. Hal ini terlihat dari angka kontribusi yang diberikan sektor perhotelan yang cukup tinggi yaitu 19.09%, dibawah sektor pertanian yang memberikan kontribusi sebesar 31.89% dalam pembentukan PDRB Sultra (Badan Pusat Statistik Sultra, 2011). Sektor perhotelan juga memegang peranan penting bagi pengembangan tenaga kerja lokal di Sultra. Sektor perhotelan dan rumah makan di Sultra saat ini mampu menyerap tenaga kerja lokal sekitar 9000 orang (Masrafi: 2012). Jasa perhotelan adalah salah satu bagian industri pariwisata yang merupakan komponen utama yang penting dalam pembangunan ekonomi nasional maupun regional. Perkembangan sektor ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah karena selain merupakan sumber pendapatan juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Selain pemerintah juga diperlukan inisiatif dari pihak penyedia jasa 1 2 perhotelan untuk mengembangkan sektor perhotelan. Pengembangan yang dilakukan oleh pihak penyedia jasa sangat penting untuk menarik investor dan menarik lebih banyak tenaga kerja. Semakin baik fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa perhotelan, maka akan semakin menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. Jumlah tamu hotel yang menginap di hotel-hotel di propinsi Sultra termasuk yang sedikit di Indonesia. Ini dapat dilihat dari jumlah rata-rata jumlah tamu hotel perhari propinsi Sultra yang berjumlah 226 orang atau menempati peringkat 26 dari 33 propinsi di Indonesia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa potensi sektor perhotelan di propinsi Sultra belum dikembangkan secara optimal. Jumlah tamu hotel secara umum dapat dipengaruhi beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain faktor jumlah kamar, jumlah tempat tidur, umur hotel, tarif minimal dan tarif maksimal, jumlah tenaga kerja dan jumlah fasilitas hotel. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada data, ada beberapa faktor yang saling berkorelasi. Misalnya, faktor jumlah kamar dan jumlah tempat tidur, dimana semakin banyak jumlah kamar di suatu hotel maka jumlah tempat tidur juga akan semakin bertambah. Selain itu, tarif maksimal yang ada cenderung naik jika fasilitas yang terdapat di hotel juga bertambah. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah tamu hotel dapat digunakan metode regresi ganda. Metode ini merupakan metode analisis yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, dimana jumlah dari variabel independen yang terlibat adalah lebih dari satu variabel. Dalam hal ini faktor bertindak sebagai variabel independen. Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai indikasi adanya korelasi yang tinggi antar faktor maka metode regresi ganda tidak sesuai lagi untuk digunakan. Hal ini disebabkan tidak 3 terpenuhinya salah satu asumsi, yaitu tidak terjadi multikolinear. Adanya multikolinear atau korelasi yang tinggi antar variabel independen akan menyebabkan model regresi yang diperoleh tidak valid. Salah satu akibat adanya multikolinear adalah tidak diketahuinya secara pasti besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Oleh karena itu untuk membuat pemodelan dimana terdapat multikolinear dapat digunakan metode Partial Least Square (PLS). PLS merupakan metode yang dikembangkan oleh Herman Wold pada tahun 1960. Metode ini digunakan untuk membangun model dari data ketika variabel independennya sangat banyak dan saling berkorelasi. Ada beberapa definisi yang dikemukakan mengenai PLS ini. Yeniay dan Göktaş (2002) mengatakan bahwa PLS merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah multikolinear. Metode ini dapat digunakan berapapun jumlah variabel independennya, bahkan jika jumlah variabel independennya lebih banyak dari jumlah observasi. Menurut Ramzan & Khan (2010), PLS merupakan suatu teknik pemodelan yang bisa menangani banyak variabel independen, bahkan sekalipun terjadi multikolinieritas diantara variabel-variabel tersebut. Sedangkan menurut Carrascal, Galván & Gordo (2009), PLS adalah metode yang dapat digunakan bila jumlah variabel independennya sama atau lebih banyak dibandingkan jumlah variabel dependennya, dan/atau terdapat masalah multikolinear antara variabelvariabel independennya. Penelitian menggunakan metode PLS pernah dilakukan oleh Ohyver (2010), Carrascal, Galván & Gordo (2009), Rusmayadi & Salawati (2009), dan Wigena & Aunuddin (1998). Ohyver menggunakan metode PLS untuk mengatasi permasalahan multikolinear pada data gingerol. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa untuk data kalibrasi dan validasi diperoleh 2 komponen dengan kriteria R2 dan RMSE 4 yang bisa dikatakan baik. Carrascal, Galván & Gordo membandingkan metode PLS dengan metode regresi ganda dan Principal Component Analysis. Rusmayadi dan Salawati menggunakan PLS untuk mengatasi multikolinear dan memprediksi curah hujan tipe monson berdasarkan data Global Circulation Model (GCM). Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa model PLS yang optimal dengan menggunakan data GCM dapat dimanfaatkan dalam peramalan iklim lokal. Wigena dan Aunuddin menggunakan metode PLS untuk mengatasi permasalahan multikolinear dalam model kalibrasi ganda. Penelitian mengenai perhotelan pernah dilakukan oleh Mandasari (2011), Susanti (2004) dan Nugroho (2000). Penelitian yang dilakukan oleh Mandasari menghasilkan lokasi, fasilitas, persepsi tarif dan kualitas pelayanan mempengaruhi minat konsumen untuk menggunakan jasa perhotelan. Susanti melakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan pengunjung hotel Sofyan Betawi. Nugroho menyatakan fasilitas, tarif dan pelayanan, mempengaruhi minat pembelian ulang jasa penginapan hotel Surya Indah. Berdasarkan penelitian sebelumnya diambil beberapa variabel untuk digunakan dalam penelitian ini, yaitu fasilitas, tarif minimal dan tarif maksimal. Selain itu dalam penelitian ini juga ditambahkan variabel jumlah kamar, jumlah tempat tidur, umur hotel dan jumlah tenaga kerja. Untuk selanjutnya data mengenai faktor-faktor tersebut akan dinamakan data hotel. Penelitian ini menggunakan data direktori Perhotelan Propinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini akan mengambil judul: “Aplikasi Penentuan Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tamu Hotel di Propinsi Sulawesi Tenggara Menggunakan Metode Partial Least Square”. 5 1.2 RUMUSAN MASALAH Kurangnya informasi tentang pengaruh faktor jumlah kamar, jumlah tempat tidur, umur hotel, tarif minimal dan tarif maksimal, jumlah tenaga kerja dan jumlah fasilitas hotel terhadap jumlah tamu hotel membuat tidak optimalnya pengembangan sektor perhotelan oleh pihak pemerintah daerah dan penyedia layanan hotel. Dengan memperoleh informasi tentang pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap jumlah tamu hotel maka akan membantu pihak pemerintah daerah dan penyedia jasa perhotelan untuk mengoptimalkan jumlah tamu hotel. Dari pengamatan yang dilakukan, ditemukan adanya multikolinear antara variabel-variabel independen pada data hotel. Multikolinear adalah salah satu penyimpangan terhadap asumsi regresi dasar. Adanya multikolinear antara variabel-variabel independen menyebabkan persamaan regresi ganda menjadi tidak akurat dan tidak tepat. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dibahas tentang: 1. Bagaimana model PLS untuk faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tamu hotel di propinsi Sultra? 2. Berdasarkan model PLS yang diperoleh, faktor apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap jumlah tamu hotel? 1.3 RUANG LINGKUP MASALAH Agar penelitian tidak meluas dan menyimpang dari pembahasan maka perlu diberikan suatu pembatasan masalah. Pembatasan masalahnya sebagai berikut: 1. Menganggap bahwa asumsi regresi dasar lainnya tetap terpenuhi. 2. Data yang digunakan adalah data dari hotel-hotel yang ada di wilayah propinsi Sultra tahun 2011. 6 3. Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode regresi ganda dan PLS. 4. Faktor-faktor yang diteliti dibatasi pada jumlah kamar, jumlah tempat tidur, umur hotel, tarif minimal, tarif maksimal, jumlah tenaga kerja dan jumlah fasilitas hotel. 5. Untuk membantu mengimplementasikan teori dalam penelitian ini, maka penulis juga merancang sebuah program menggunakan bahasa pemrograman Java dibantu dengan bahasa R. 1.4 TUJUAN DAN MANFAAT Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Membentuk model PLS untuk faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tamu hotel di propinsi Sultra. 2. Mengetahui faktor apa saja yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah tamu hotel di propinsi Sultra. Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Bagi peneliti lain. Sebagai bahan referensi dalam menyelesaikan masalah multikolinear. 2. Bagi pemerintah daerah & penyedia layanan hotel propinsi Sultra. Sebagai masukan untuk menentukan faktor apa yang bisa diprioritaskan untuk pengembangan sehingga dapat meningkatkan jumlah tamu hotel.