Tilakkhana - Simponi MDP

advertisement
KETUHANAN
YANG MAHA ESA
Pertemuan 1 dan 2
KISAH:
ORANG BUTA & GAJAH
(Udana 68)
ANDA
TERPANAH!
Buddha tidak pernah menghabiskan waktu untuk perkaraperkara spekulatif tentang alam semesta karena hal ini kecil nilainya
bagi pengembangan spiritual menuju Kebahagiaan Sejati.
Analogi:
Orang yang tertembak anak panah beracun, yang menolak untuk
mencabutnya sebelum dia tahu siapa yang memanahnya, kenapa panah
itu ditembakkan, dari mana anak panah itu ditembakkan. Pada saat
semua pertanyaannya terjawab, dia sudah akan mati lebih dahulu.
(Cula-Malunkyovada Sutta, Majjhima Nikaya 63)
GAMBARAN TUHAN
(DI LUAR AGAMA BUDDHA):
(+)
Maha Pencipta
Mahakuasa
Maha Pengasih
(-)
Pencemburu
Bisa marah
Bisa merusak
Masih banyak umat Buddha yang
mencampuradukkan konsep Ketuhanan menurut
agama Buddha dengan konsep Ketuhanan menurut
agama-agama lain.
Umat Buddha tidak memandang Tuhan sebagai
makhluk adikodrati & adikuasa.
Konsep Tuhan dalam agama Buddha tidak mengenal
DUALISME:
Tuhan Maha Pengasih, misalnya,
tidak mungkin juga pemarah.
Buddha Mengungguli Brahma Baka
Bagaikan lengan yang dililit kuat oleh seekor
ular,
demikian pandangan salah.
Brahma Baka yang dikenal dengan cahaya
kemurnian
dan kekuatan yang hebat.
Raja Para Bijaksana mengatasinya dengan
penyingkapan pengetahuan.
Berkat kekuatan ini, semoga engkau
terberkahi dan berjaya.
■ Pengetahuan tentang tumimbal-lahir, alam-alam
Brahma lain & Nirwana
■ Baka tidak mampu menemukan Buddha yang menghilang

PERTANYAAN
TENTANG
PENCIPTAAN
Siapakah pencipta
sebuah lukisan?
Apa dia menciptakan
dari yang
asalnya tiada?
Apa dia tidak
memerlukan
kain kanvas, kuas,
cat dll?
Buddha menolak Brahma
sebagai bapa pencipta yang
menentukan tempat setiap
makhluk (Brahmajala-sutta
D. I, 18)

Yang diciptakan menjadi
alat kehendak pencipta
yang seharusnya
bertanggungjawab (Jataka
V, 238)

Jika Brahma mahabaik,
mahakuasa mengapa
menciptakan ketidakadilan?
Atau kejahatan &
malapetaka (Ja, VI, 208)
AJARAN BUDDHA MENGENAI
ASAL ALAM SEMESTA
Selaras dengan ilmu pengetahuan.
Dalam Agganna Sutta, Buddha menggambarkan:
- alam semesta berulang kali mengalami kehancuran dan tersusun
kembali selama masa yang tak terhitung;
- bumi ini bukanlah satu-satunya planet;
- ada gugus-gugus yang lebih besar, tatasurya, galaksi,
mahagalaksi, dst, tanpa batas.
- kehidupan pertama terbentuk di atas permukaan air,
- kehidupan berangsur-angsur berevolusi dari organisme yang
sederhana menjadi makin kompleks.
Segala proses ini tidak berawal, tidak berakhir, dan
berlangsung alamiah.
HARUSKAH ADA SUATU PERMULAAN?
(-)
0
Angka terkecil?
(+)
Angka terbesar?
"Sama sekali tidak ada alasan untuk menganggap
bahwa dunia memiliki suatu permulaan.
Gagasan bahwa segala sesuatu harus memiliki
permulaan benar-benar karena
miskinnya pikiran kita."
(Bertrand Russell)
YANG TAK TERKONDISI
Buddha telah mencapai Pencerahan Sempurna,
dengan demikian Buddha menghayati dan memahami
Ketuhanan dengan sempurna pula.
Buddha bersabda:
“Ada Yang Tidak Terlahir, Yang Tidak Terjelma,
Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak (Udana VIII:3).
Yang Mutlak = Asamkhata-Dhamma = Yang Tak
Terkondisi.
Dengan adanya Yang Tak Terkondisi (Asamkhata),
maka manusia yang terkondisi (Samkhata) dapat
mencapai kebebasan mutlak dari samsara.
IMANEN & TRANSENDEN
Dengan adanya hukum Dharma, unsur IMANEN dari
Ketuhanan YME tidak lenyap sama sekali, namun ajaran Buddha
menekankan unsur TRANSENDEN dari Ketuhanan YME. Semua yang
transenden adalah TIDAK TERKONSEPKAN, harus dipahami secara
INTUITIF melalui PENCERAHAN, bukan melalui konsep.
Tak terelakkan, ketika kita bicara tentang konsep Ketuhanan,
diperlukanlah: SEBUTAN.
Salah satu sebutan: Adi-Buddha (Namasangiti)
Sebutan lain:
Advaya, Diwarupa, Mahavairocana
(kitab-kitab Buddhis bahasa Kawi),
Vajradhara (Tibet: Kargyu & Gelug),
Samantabhadra (Tibet: Nyingma),
Adinatha (Nepal).
Sanghyang Adi Buddha (Indonesia)
PERATURAN PEMERINTAH


Undang-undang RI no.43 tahun 1999
(perubahan atas UU no.8 tahun 1974 tentang
pokok-pokok kepegawaian,
Peraturan pemerintah no. 21 tahun 1975
tentang sumpah/janji pegawai negeri sipil
menyatakan dalam pengucapan sumpah/janji
bagi mereka yang beragama buddha, katakata ‘Demi Allah’ diganti dengan “Demi
Sanghyang Adi Buddha”
APA ITU ADI-BUDDHA?
Adi-Buddha = Realitas Tertinggi
Adi-Buddha = Kebenaran Mutlak.
Adi-Buddha = Ketuhanan Yang Maha Esa
Adi-Buddha = Dharmakaya
Dharmakaya: tubuh Dharma yang absolut, kekal, meliputi
segalanya, tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, ada dengan
sendirinya, bebas dari pasangan yang berlawanan, bebas dari
pertalian sebab-akibat.
Adi-Buddha
Adi-Buddha
Adi-Buddha
Adi-Buddha
Adi-Buddha
bukan
bukan
bukan
bukan
bukan
suatu personifikasi.
sosok yang punya inti-ego (ego-conscious).
Tuhan antropomorfik (menyerupai manusia).
Tuhan antropopatis (berperasaan = manusia).
Tuhan pencipta.
BENIH KEBUDDHAAN
Adi-Buddha
ada dalam diri setiap orang dalam wujud
BENIH KEBUDDHAAN.
Dengan demikian,
setiap orang PUNYA POTENSI
untuk merealisasi Nibbana.
Apakah pengetahuan kita mengenai AdiBuddha dapat menyelamatkan kita dari
samsara?
OH, NO...!!!
• Karena pengetahuan kita mengenai Adi-Buddha bersifat
intelektual semata; bukan pengalaman intuitif
langsung.
• Karena kita masih harus berlatih sila dan semadi untuk
mewujudkan kebijaksanaan. Tanpa melakukan ketiga hal
ini, kita tidak akan terbebas dari Samsara.
Albert Einstein, 1939:
“Agama masa depan adalah agama kosmik.
Melampaui Tuhan sebagai pribadi serta menghindari
dogma dan teologi.
Mencakup baik alamiah maupun spiritual, agama tersebut
seharusnya didasarkan pada rasa keagamaan yang timbul
dari pengalaman akan segala sesuatu yang alamiah dan
spiritual, berupa kesatuan yang penuh arti.
Ajaran Buddha menjawab gambaran ini.
Jika ada agama yang akan memenuhi kebutuhan
ilmu pengetahuan modern,
itu adalah ajaran Buddha.”
Mengapa Harus Ada
Adi Buddha?

Adanya Realitas Tertinggi (Adi Buddha) memungkinkan kehidupan ini
bermakna



Dalam Dharmakaya, umat buddha memperoleh makna yang tertinggi dari
kehidupan mereka – bila dilihat dari aspek fenomenalnya saja – kehidupan
seperti itu tidaklah terbebas dari ikatan karma dan hukum-hukum karma yg
tak terbantahkan (Dr. Suzuki)
Adanya Realitas Tertinggi (Adi Buddha) merupakan penegasan bahwa
kehidupan ini bukanlah produk dari sebuah chaos, melainkan hasil dari
sebuah tata kerja hierarki spiritual yg menghendakinya.


Tanpa ini tidak mungkin ada makna dalam proses kehidupan  Kehidupan
duniawi barang kali akan ditafsirkan semata-mata sebagai sebuah kebetulan
saja.
Maka memungkinkan untuk mencapai pencerahan dan kebuddhaan.
Adanya Realitas Tertinggi (Adi Buddha) maka kita memiliki tujuan
spiritual yang konkrit dan riil

Tujuan spiritual tertinggi ini dapat kita lihat dalam pengalaman riil Samyak
smbodhi-Nya Pangeran Siddharta Gotama
Menjalani Kehidupan Yang
Bermakna
Hidup selaras dengan Dharma


Mempraktikkan 4 sifat luhur (brahmavihara) terdiri dari :
1.
2.
3.
4.

Mettā : cinta kasih tanpa pilih kasih; Buddha mengajarkan
kita bukan hanya mencintai sesama tapi mencintai semua.
Karunā : welas asih nirbatas; suatu perasaan ingin
menolong makhluk lain yang menderita.
Muditā : simpati; turut merasa gembira atas kegembiraan
makhluk lain.
Uppekkhā : tenang seimbang; bisa bersikap bijaksana
dalam menhadapi kondisi dunia yaitu untung-rugi, senangsusah, terkenal-tersisih, dan dipuji-dihina.
Mempraktikkan Silā, Samādhi, Pañña
1.
2.
3.
Silā : Pembicaraan Benar, Perbuatan Benar dan
Matapencaharian benar,
Samādhi : Daya Upaya Benar, Perhatian Benar, Meditasi
Benar
Pañña : Pandangan Benar, Pikiran Benar

Be Happy
Jawabalah Pertanyaan Berikut:



Sebutkan sebutan Tuhan Yang Maha
Esa dalam agama Buddha di Indonesia!
(Skor 10)
Jelaskan Konsep Ketuhanan dalam
agama Buddha! (Skor 20)
Uraikan cara menjalanai kehidupan
yang bermakna sesuai dengan
Dharma! (skor 20)
Nilai = jumlah skor x 2
Download