BPS-BANJARBARU-02 neo

advertisement
Gambarab Umum Wilayah
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Bab 2
Kantor
Balai Kota Banjarbaru
Cikal bakal lahirnya Kota Banjarbaru bermula pada tahun 1951 saat
Gubernur Dr. Murdjani
memimpin apel di halaman Kantor Gubernur di
Banjarmasin, saat itu hujan turun dengan derasnya yang membuat halaman
gubernuran menjadi “calap” (tergenang air). Oleh karenanya Dr. Murdjani
memerintahkanuntuk merancang Banjarbaru sebagai alternatif ibukota Provinsi
Kalimantan Selatan.
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
1
Untuk meralisasikan gagasan tersebut, ditugaskanlah Van Der Pijl untuk
merancang Banjarbaru sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun dalam
perjalanan selanjutnya, perencanaan ini terhenti sampai pada perubahan status
Kota Banjarbaru menjadi Kota Administratif yang berada dalam wilayah
administratif Kabupaten Banjar. Selanjutnya sejalan dengan pelaksanaan otonomi
daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 Kota Banjarbaru berdiri
sendiri sebagai daerah otonom.
Gambarab Umum Wilayah
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
2.1
GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK
2.1.2
GEOGRAFIS
Secara geografis Kota Banjarbaru terletak antara 3º 25’ 40”-3º 28’ 37’’
Lintang Selatan dan 114º 41’ 22’’-114º 54’ 25’’ Bujur Timur. Posisi geografis Kota
Banjarbaru adalah 35 km pada arah 296°30' sebelah tenggara Kota Banjarmasin
yang merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan.
Kota Banjarbaru sesuai dengan Perda No. 9 Tahun 2000 memiliki wilayah
hanya seluas ±371,38 Km2 atau 0,88% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan
Selatan. Dengan luasan tersebut, Kota Banjarbaru menempati wilayah terkecil
kedua setelah Kota Banjarmasin dibandingkan dengan wilayah kabupaten/kota lain
di Kalimantan Selatan. Berdasarkan batas administrasi wilayah, Banjarbaru
memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
:
Kecamatan Martapura (Kabupaten Banjar);
Sebelah Timur
:
Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar);
Sebelah Selatan :
Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);
Sebelah Barat
Kecamatan Gambut (Kabupaten Banjar)
:
Dalam kontelasi hubungan antar-wilayah, Kota Banjarbaru memiliki kedudukan
yang penting dan strategis, khususnya dalam sistem transportasi darat dan udara.
Kota Banjarbaru memiliki akses Jalan Simpang Tiga Liang Anggang yang
menghubungkan Banjarmasin – Kotabaru dan Banjarmasin – Hulu Sungai hingga ke
Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Selain itu, Banjarbaru memiliki
akses pelabuhan laut Trisakti sebagai gerbang jalur transportasi laut melalui Jalan
Lingkar Selatan Liang Anggang dan akses Bandar Udara Syamsuddin Noor sebagai
jalur transportasi udara di Kalimantan Selatan. Kondisi yang demikian menjadikan
Kota Banjarbaru sebagai Kota Pendidikan, Industri, Jasa dan Perdagangan, serta
Pemerintahan dan Permukiman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat peta 2.1 posisi
Kota banjarbaru dalam konteks provinsi Kalimantan Selatan dan Posisi dan batas
wilayah administrasi Kota Banjarbaru dapat dilihat pada Peta 2.2
2.1.2 ADMINISTRATIF
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
2
Pada awal perkembangannya, Banjarbaru ditetapkan sebagai Kota
Administratif dengan tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Landasan Ulin,
Banjarbaru dan Cempaka; berdasarkan UU No. 5/1974 Pasal 27 ayat (4) dan PP No.
26/1975 yang diperkuat dengan Permendagri No. 12/1975 tentang Pokok
Pemerintahan Wilayah Kota Administratif Banjarbaru dan Permendagri No.
24/1975 tentang Pelaksanaan PP No. 26/1975 tanggal 29 Oktober 1975.
Gambarab Umum Wilayah
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
POSISI
KOTA BANJARBARU
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Gambarab Umum Wilayah
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Banjarbaru mengadakan pemekaran wilayah, yaitu bertambah sebanyak 2
kecamatan dan 8 kelurahan; berdasarkan Perda Kota Banjarbaru No. 4 Tahun 2007
tentang Pemecahan dan Pembentukan 2 (dua) Kecamatan Baru di Kota
Banjarbaru. Pemekaran kecamatan terjadi pada Kecamatan Landasan Ulin menjadi
Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang; sedangkan Kecamatan
Banjarbaru menjadi Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru
Selatan.
Jadi secara administratif pemerintahan, Kota Banjarbaru dibagi menjadi 5
kecamatan dan 20 (dua puluh) Kelurahan, yaitu Kecamatan Banjarbaru Utara,
Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang
Anggang dan Kecamatan Cempaka. Kelima kecamatan tersebut selain berfungsi
sebagai pusat perkantoran juga merupakan pusat-pusat pertumbuhan di Kota
Banjarbaru. Kecamatan yang memiliki perkembangan paling pesat adalah
Kecamatan Banjarbaru (Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan) sebagai pusat
pemerintahan provinsi, pelayanan pendidikan tinggi, pelayanan umum dan sosial,
transportasi regional, perdagangan dan jasa, serta kawasan khusus militer;
Kecamatan Landasan Ulin (Landasan Ulin dan Liang Anggang) sebagai pusat
pelayanan transportasi regional, pusat pengembangan industri, pengembangan
permukiman dan kawasan rekreasi; serta Kecamatan Cempaka sebagai pusat
pertambangan intan tradisional, pengembangan permukiman, lahan cadangan dan
konservasi.
Secara administratif pemerintahan, Kota Banjarbaru dibagi menjadi 5
kecamatan, yaitu Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan,
Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Cempaka.
A. KECAMATAN BANJARBARU UTARA
Secara astronomis, Kecamatan Banjarbaru Utara terletak pada posisi 3° 27'
LS dan 114° 45' BT, dengan luasan wilayah mencapai ± 2.444 Ha atau 6,58% dari
luas wilayah Kota Banjarbaru. Berdasarkan batas administrasi wilayah, Kecamatan
Banjarbaru Utara memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Martapura (Kabupaten Banjar);
Sebelah Timur
: Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar);
Sebelah Selatan
: Kec. Banjarbaru Selatan dan Kec. Cempaka;
Sebelah Barat : Kecamatan Landasan Ulin.
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
5
Kecamatan Banjarbaru Utara merupakan bagian dari pusat kota (CBD) yang
memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan, kawasan hankam, permukiman, serta
perdagangan dan jasa. Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing kelurahan dan
jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Banjarbaru Utara dapat dilihat pada
berikut.
II
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
TABEL 2.1
LUAS ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN BANJARBARU UTARA
LUAS
JUMLAH
KECAMATAN
NO.
BANJARBARU UTARA
Ha
%
RT
RW
1
Kelurahan Loktabat Utara
1.424,00
58,27
47
9
2
Kelurahan Mentaos
162,00
6,63
28
6
3
Kelurahan Komet
244,00
9,98
19
6
4
Kelurahan Sungai Ulin
614,00
25,12
28
7
TOTAL
2.444,00
100,00
122
28
Sumber: Kecamatan Banjarbaru Utara dalam Angka, 2011
B. KECAMATAN BANJARBARU SELATAN
Secara astronomis, Kecamatan Banjarbaru Selatan terletak pada posisi 3°
27' 5" LS dan 114° 45' 0" BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai
berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Banjarbaru Utara;
Sebelah Timur
: Kecamatan Banjarbaru Utara;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Cempaka;
Sebelah Barat : Kecamatan Landasan Ulin.
Kecamatan Banjarbaru Selatan merupakan bagian dari pusat kota (CBD)
yang memiliki fungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa, pendidikan tinggi dan
permukiman. Kecamatan Banjarbaru Selatan memiliki wilayah seluas ± 2.196 Ha
(5,91% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan
127 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun
Tetangga (RT) di Kecamatan Banjarbaru Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.17.
TABEL 2.2
LUAS ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN BANJARBARU
SELATAN
LUAS
JUMLAH
KECAMATAN
NO.
BANJARBARU SELATAN
Ha
%
RT
RW
1
Kelurahan Loktabat Selatan
858,00
39,07
27
6
2
3
4
Kelurahan Kemuning
Kelurahan Guntung Paikat
Kelurahan Sungai Besar
TOTAL
361,00
247,00
730,00
2.196,00
16,44
11,25
33,24
100,00
25
29
46
127
5
5
7
23
Sumber: Kecamatan Banjarbaru Selatan dalam Angka, 2011
C. KECAMATAN LANDASAN ULIN
halaman
8
Secara astronomis, Kecamatan Landasan Ulin terletak pada posisi 3° 27' 5"
LS dan 114° 45' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Sebelah Utara
: Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar);
Sebelah Timur
: Kec. Banjarbaru (Banjarbaru Utara & Selatan) dan
Kec. Cempaka;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);
Sebelah Barat : Kecamatan Liang Anggang.
Kecamatan Landasan Ulin sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai
kawasan perdagangan dan jasa, kawasan bandara, pertanian dan permukiman.
Kecamatan Landasan Ulin memiliki wilayah seluas ± 9.242 Ha (24,89% dari luas
wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 141 Rukun
Tetangga (RT).
TABEL 2.3
LUAS ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN LANDASAN ULIN
LUAS
JUMLAH
KECAMATAN
NO.
LANDASAN ULIN
Ha
%
RT
RW
1
Kelurahan Landasan Ulin Timur
1.876,00
20,30
44
9
2
Kelurahan Guntung Payung
1.525,00
16,50
13
3
3
Kelurahan Syamsuddin Noor
1.867,00
20,20
38
9
4
Kelurahan Guntung Manggis
3.974,00
43,00
46
6
TOTAL
9.242,00
100,00
141
27
Sumber: Kecamatan Landasan Ulin dalam Angka, 2011
D. KECAMATAN LIANG ANGGANG
Secara astronomis, Kecamatan Liang Anggang terletak pada posisi 3° 27' 5"
LS dan 114° 45' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar);
Sebelah Timur
: Kecamatan Landasan Ulin;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);
Sebelah Barat : Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar).
halaman
9
Kecamatan Liang Anggang sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai
kawasan industri, perdagangan dan jasa, serta permukiman. Kecamatan Liang
Anggang memiliki wilayah seluas ± 8.586 Ha (23,12% dari luas wilayah Kota
Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 66 Rukun Tetangga (RT).
Adapun luas masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di
Kecamatan Liang Anggang dapat dilihat pada berikut
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Laporan Pendahuluan
NO.
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
TABEL 2.4
LUAS ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN LIANG ANGGANG
LUAS
JUMLAH
KECAMATAN
LIANG ANGGANG
Ha
%
RT
RW
1
Kelurahan Landasan Ulin Barat
1.615,00
18,81
14
-
2
3
4
Kelurahan Landasan Ulin Selatan
Kelurahan Landasan Ulin Tengah
Kelurahan Landasan Ulin Utara
TOTAL
2.635,00
2.386,00
1.950,00
8.586,00
30,69
27,79
22,71
100,00
12
14
26
66
0
Sumber: Kecamatan Liang Anggang dalam Angka, 2011
E. KECAMATAN CEMPAKA
Secara astronomis, Kecamatan Cempaka terletak pada posisi 233° 27' LS
dan 114° 45' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kec. Banjarbaru (Banjarbaru Utara & Selatan) &
Kec. Landasan Ulin;
Sebelah Timur
: Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar);
Sebelah Selatan
: Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);
Sebelah Barat : Kec. Landasan Ulin dan Kec. Bati-Bati (Kabupaten Tanah
Laut)
Kecamatan Cempaka sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai
kawasan pertambangan, perdagangan, pertanian, pariwisata dan permukiman.
Kecamatan Cempaka memiliki wilayah seluas ± 14.670 Ha (39,50% dari luas
wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 102 Rukun
Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan di Kecamatan Liang Anggang
dapat dilihat pada berikut
TABEL 2.5
Luas Administrasi dan Jumlah RT/RW di Kecamatan Cempaka
NO.
1
2
3
4
KECAMATAN
CEMPAKA
Kelurahan Palam
Kelurahan Bangkal
Kelurahan Sungai Tiung
Kelurahan Cempaka
TOTAL
LUAS
Ha
1.475,00
2.980,00
2.150,00
8.065,00
14.670,00
JUMLAH
%
10,05
20,31
14,66
54,98
100,00
RT
12
13
34
43
102
RW
0
halaman
13
Sumber: Kecamatan Cempaka dalam angka 2011
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
2.1.3 KONDISI FISIK
Kondisi fisik alamiah Kota Banjarbaru yang dipaparkan di sini meliputi
kondisi topografi dan kelerengan, kondisi fisik tanah, klimatologi dan hidrologi.
Paparan rona fisik ini diharapkan dapat mendeskripsikan kondisi bentang
alam/geografis Banjarbaru yang berimplikasi pada pola pembangunan di Kota
Banjarbaru.
A. Topografi Dan Kelerengan
Secara topografi, Kota Banjarbaru memiliki topografi bervariasi antara ± 0 m –
500 m dari permukaan air laut (dpl); dengan bentuk bentang alam (morfologi)
yang cukup variatif (beragam). Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru berada
di ketinggian 7 – 25 m dpl yaitu sekitar 10.615 Ha atau 33,23% dari luas Kota
Banjarbaru. Kondisi ketinggian ini mengindikasikan bahwa morfologi wilayah
ini sangat cocok untuk budidaya tanaman.
TABEL 2.6 KELAS KETINGGIAN DARI PERMUKAAN LAUT KOTA BANJARBARU
No
.
Kecamatan
1
Landasan Ulin
2
Liang Anggang
3
Cempaka
4
Banjarbaru Utara
Banjarbaru
Selatan
5
TOTAL
Kelas Ketinggian dari Permukaan Laut (Ha)
>25- >100
>7-25
>50
0-7 m
100
-500
m
0
m
m
6.526,0 2.790,5
0
0
5.250,0
0
1.540
2.218,0
30,00
0 7.840 1.121
2.240,0 283,0
0
0
1.827,0 280,0
0
0
11.806
10.615
8.403
1.121
0
Luas
Ha
%
9.317
29,16
6.790
21,25
11.209
35,09
2.523
7,90
2.107
31.945,0
0
6,60
100,0
0
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011
Dari segi kemiringan tanah, Kota Banjarbaru memiliki kemiringan tanah
bervariasi antara 0-15%, namun cenderung landai. Kemiringan berkaitan
dengan kepekaan terhadap erosi tanah; semakin tinggi/terjal, semakin peka
terhadap erosi.
Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru memiliki kelerengan 0–2% (± 59,35%).
15
halaman
Kondisi ini sangat cocok untuk budidaya pertanian maupun untuk kegiatan
perkotaan;
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Kelerengan antara 2–8% (± 25,78%) berada di sebagian wilayah Cempaka,
Banjarbaru Utara dan Selatan. Di kelas lereng ini, kegiatan budidaya masih
dapat dilaksanakan, tetapi harus menggunakan teknologi yang tepat sebagai
bentuk antisipasi erosi tanah;
Kelerengan antara 8–15% (± 12,08%) berada di sebagian wilayah Cempaka.
Kelas lereng ini masing memungkinkan untuk budidaya perkebunan atau
kehutanan dengan jenis tanaman yang berakar dalam.
TABEL 2.7 KELAS LERENG/KEMIRINGAN KOTA BANJARBARU
No.
1
2
3
4
5
Kelas Lereng/Kemiringan/Slope Class (Ha)
Luas
Kecamatan
>8-15
0-2 %
>2-8 %
>15 %
%
Ha
%
Landasan Ulin
9.316,50
9.317 29,16
Liang Anggang
6.789,50
6.790 21,25
Cempaka
7.734,00
2.242,00
112,00 1.121,00
11.209 35,09
Banjarbaru Utara
2.352,00
171,00
2.523
7,90
Banjarbaru Selatan 1.937,00
170,00
2.107
6,60
TOTAL
28.129,00
2.583,00
112,00 1.121,00 31.945,00 100,00
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011
Secara umum, tanah di Kota Banjarbaru stabil dengan tingkat resiko erosi
relatif kecil, kemampuan lahan yang baik dan bertekstur tanah halus. Hal ini
sangat menunjang bagi pengembangan perkotaan serta pelaksanaan kegiatan
pembangunan sarana dan prasarana perkotaan. Namun, di sisi lain menjadi
kendala bagi pengembangan kota, karena kondisi topografi yang relatif datar
tersebut menjadikan aliran air permukaan (surface run off) menjadi lambat
dan potensial menciptakan genangan baik secara tetap maupun secara
periodik.
B. KLIMATOLOGI
Berdasarkan sistem Koppen, Banjarbaru beriklim Hutan Tropika Humid dengan
suhu udara bulanan rata-rata berkisar antara 26,4 °C sampai dengan 28,1°C
dengan sedikit variasi musiman. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada
bulan September (36,2°C) dan suhu minimum terendah terjadi pada bulan Juli
(20,0°C). Rata-rata tekanan udara di Kota Banjarbaru tahun 2009 berkisar
antara 1.010,60 mb sampai dengan 1012,70 mb sedangkan rata-rata kecepatan
angin sekitar 3,3 knots.
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
16
Curah hujan tahunan rata-rata Kota Banjarbaru berkisar 180,8 mm/tahun
dengan jumlah yang terendah terjadi pada bulan September (21 mm) dan
tertinggi terjadi pada bulan Januari (384 mm). Sedangkan rata-rata jumlah
hari hujan 16 hari hujan dengan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan
Januari (30 hari), sebaliknya jumlah hari hujan terendah pada bulan Agustus (2
hari). Hal ini berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan dalam beraktivitas –
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
terutama aktivitas di luar ruangan – serta tingkat pelayanan supplai air bersih
dari PDAM.
GAMBAR 2.1. RATA-RATA CURAH HUJAN KOTA BANJARBARU TAHUN 2005-2009
(Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka)
Penyinaran matahari rata-rata pada saat musim hujan 2,8 jam/hari dan di
musim kemarau 6,5 jam/hari dengan kelembaban udara rata-rata berkisar
antara 47% – 97%. Kelembaban udara relatif bulanan rata-rata tertinggi jatuh
pada bulan Januari yaitu ± 89% – 94% dan terendah pada bulan September yaitu
± 47% – 74%. Evaporasi dari permukaan air bebas karena penyinaran matahari
dan pengaruh angin rata-rata harian sebesar 3,4 mm/hari di musim hujan dan
4,1 mm/hari di musim kemarau. Evaporasi maksimum yang pernah terjadi
sebesar 11,4 mm/hari dan minimum 0,2 mm/hari. Dengan kondisi fisik
tersebut, kenyamanan bangunan di Banjarbaru dipengaruhi oleh sistem
peredaran udara (sirkulasi udara), pembatasan radiasi panas sebagai sistem
pengendalian iklim serta penggunaan struktur dan bahan bangunan.
17
GAMBAR 2.2. RATA-RATA KELEMBABAN UDARA KOTA BANJARBARU TAHUN 2005-2009
(Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka)
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
C. KONDISI FISIK TANAH
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Secara umum, jenis tanah di Banjarbaru terdiri dari tanah podsolik (63,82%),
organosol (29,82%) dan lathosol (6,36%). Jenis tanah Podsolik Merah Kuning
(Ultisols) tersebar sebagian besar di Kecamatan Cempaka dan Banjarbaru;
sedangkan Aluvial (Entisols dan Inceptisols), Gambut (Histosols) dan Spodosols
tersebar di Kecamatan Landasan Ulin. Jenis tanah podsolik mempunyai ciri
tanah dengan tingkat kesuburan yang rendah dan peka terhadap erosi.
Walaupun demikian, di Kota Banjarbaru tetap dapat dikembangkan budidaya
pertanian (padi, palawija, sayuran, perkebunan), tetapi disertai dengan
teknologi pengolahan yang tepat. Sedangkan jenis tanah organosol mempunyai
ciri tanah dengan tingkat kesuburan yang baik, sehingga potensial untuk
pengembangan budidaya tanaman pangan (khususnya padi sawah dan
holtikultura).
Dilihat dari segi tekstur tanah, wilayah Banjarbaru memiliki 3 (tiga) tekstur
tanah, yaitu halus, sedang dan kasar. Sebagian besar wilayah bagian tengah
(seluas 88% dari luas keseluruhan) memiliki tekstur tanah cenderung halus
dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm, sedangkan tekstur tanah
kasar hanya sebagian kecil di bagian selatan (4% dari luas keseluruhan). Kondisi
ini mengindikasikan adanya potensi pengembangan tanaman budidaya, karena
tanah dengan tekstur halus dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm
memiliki kecenderungan baik untuk ditanami dan tahan terhadap erosi.
Ditinjau segi drainase tanah, secara umum wilayah Banjarbaru memiliki tingkat
drainase yang tidak pernah tergenang. Hal ini mengindikasikan bahwa daerah
ini sangat cocok sebagai kawasan budidaya tanaman pangan lahan kering dan
perkebunan, karena tidak memerlukan kondisi tanah yang jenuh air. Namun,
terdapat daerah yang tergenang periodik – tergenang kurang dari 6 bulan –
yaitu Kecamatan Landasan Ulin sebagai peralihan daerah rawa (persawahan) di
Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh.
D. HIDROLOGI
halaman
18
Secara hidrologi, Kota Banjarbaru terdiri dari air permukaan dan air tanah.
Kondisi air permukaan di Banjarbaru ditunjang oleh adanya 2 (dua) buah DAS
(Daerah Aliran Sungai) sebagai catchment area, yaitu DAS Barito/Riam Kanan
dan DAS Taboneo. Daerah Aliran Sungai tersebut merupakan asset kawasan
yang berpotensi besar bagi aspek-aspek kehidupan masyarakat, yakni sebagai
bahan baku untuk minum, perikanan dan pariwisata. Namun, Di sepanjang
hamparan aliran DAS/Sub-DAS telah mengalami degradasi lahan (kategori lahan
kritis) disebabkan kegiatan penduduk yang tidak sesuai peruntukan. Sedangkan
air tanah di Kota Banjarbaru dapat ditemukan dengan kulitas yang cukup baik.
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
TABEL 2.8 DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DI WILAYAH KOTA BANJARBARU
NAMA DAS
LUAS (HA)
DEBIT 9M3/DTK)
DAS RIAM KANAN
113.445
DAS TABONIO
338.083
Balai Wilayah Sungai Kalimantan Ii
TABEL 2.9 LUAS WILAYAH KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA BANJARBARU
NO.
1
2
3
4
5
KOTA BANJARBARU
KECAMATAN
KELURAHAN
Landasan Ulin
Landasan Ulin Timur
Guntung Payung
Syamsuddin Noor
Guntung Manggis
LANDASAN ULIN
Liang Anggang
Landasan Ulin Barat
Landasan Ulin Selatan
Landasan Ulin Tengah
Landasan Ulin Utara
LIANG ANGGANG
Cempaka
Palam
Bangkal
Sungai Tiung
Cempaka
CEMPAKA
Banjarbaru Utara
Loktabat Utara
Mentaos
Komet
Sungai Ulin
BANJARBARU UTARA
Banjarbaru Selatan
Loktabat Selatan
Kemuning
Guntung Paikat
Sungai Besar
BANJARBARU SELATAN
TOTAL KESELURUHAN
LUAS
Ha
1.876,00
1.525,00
1.867,00
3.974,00
9.242,00
1.615,00
2.635,00
2.386,00
1.950,00
8.586,00
1.475,00
2.980,00
2.150,00
8.065,00
14.670,00
1.424,00
162,00
244,00
614,00
2.444,00
858,00
361,00
247,00
730,00
2.196,00
37.138,00
%
5,05
4,11
5,03
10,70
24,89
4,35
7,10
6,42
5,25
23,12
3,97
8,02
5,79
21,72
39,50
3,83
0,44
0,66
1,65
6,58
2,31
0,97
0,67
1,97
5,91
100,00
halaman
19
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
GAMBAR 2.2. PROPORSI LUAS WILAYAH KOTA BANJARBARU
2.3 DEMOGRAFI
2.3.1
JUMLAH PENDUDUK
halaman
20
Selama tahun 2006 – 2011, jumlah penduduk Kota Banjarbaru terus
meningkat. Rata-rata pertumbuhan penduduk mencapai 4,87% per tahun atau
meningkat sebanyak 13.589 jiwa penduduk selama 6 tahun terakhir, hal ini
disebabkan karena terjadi arus migrasi penduduk khususnya dari kota Banjarmasin
disebabkan Kota Banjarbaru akan menjadi Ibukota Pemerintahan Provinsi
Kalimantan Selatan. Bila dilihat dari kecamatan, laju pertumbuhan tertinggi
terjadi di Kecamatan Liang Anggang (6,46% per tahun), diikuti Kecamatan
Landasan Ulin (6,15% per tahun). Laju pertumbuhan penduduk paling rendah
terdapat di Kecamatan Cempaka (3,03% per tahun). Pada tahun 2010, Kecamatan
Banjarbaru telah terbagi menjadi 2 kecamatan yaitu Kecamatan Banjarbaru Utara
dan Kecamatan Banjarbaru Selatan. Jika dibandingkan tahun 2006, laju
pertumbuhan penduduk di kedua kecamatan tersebut adalah sebesar 4,25% per
tahun.
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
TABEL 2.10
JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK KOTA BANJARBARU
TAHUN 2006 – 2011
2006
KOTA BANJARBARU
NO.
1
2
3
4
5
KECAMATAN
KELURAHAN
Landasan Ulin
Landasan Ulin Timur
Guntung Payung
Syamsuddin Noor
Guntung Manggis
LANDASAN ULIN
Liang Anggang
Landasan Ulin Barat
Landasan Ulin Selatan
Landasan Ulin Tengah
Landasan Ulin Utara
LIANG ANGGANG
Cempaka
Palam
Bangkal
Sungai Tiung
Cempaka
CEMPAKA
Banjarbaru Utara Loktabat Utara
Mentaos
Kom et
Sungai Ulin
BANJARBARU UTARA
Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan
Kemuning
Guntung Paikat
Sungai Besar
BANJARBARU SELATAN
TOTAL KESELURUHAN
KEPADATAN PENDUDUK
LUAS (Ha)
2007
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
1,876.00
1,525.00
1,867.00
3,974.00
9,242.00
1,615.00
2,635.00
2,386.00
1,950.00
8,586.00
1,475.00
2,980.00
2,150.00
8,065.00
14,670.00
1,424.00
162.00
244.00
614.00
2,444.00
858.00
361.00
247.00
730.00
2,196.00
5,777
2,889
4,179
5,477
18,322
5,516
2,645
3,951
5,331
17,443
11,293
5,534
8,130
10,808
35,765
5,656
4,926
10,582
3,660
3,143
12,459
1,465
1,902
3,921
5,807
13,095
6,443
3,699
2,968
11,593
1,408
1,799
3,757
5,298
12,262
6,212
7,359
6,111
24,052
2,873
3,701
7,678
11,105
25,357
12,655
37,138.00
78,460
2008
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
5,299
5,334
10,633
5,489
5,591
11,080
5,348
17,090
3,672
5,237
16,783
3,457
10,585
33,873
7,129
5,539
17,701
3,803
5,489
17,591
3,623
11,028
35,292
7,426
7,733
7,261
14,994
8,010
7,610
15,620
6,089
17,494
5,896
16,614
11,985
34,108
6,307
18,120
6,179
17,412
12,486
35,532
6,162
3,083
4,459
5,842
19,546
2,485
3,549
3,905
3,353
13,292
1,577
2,048
4,222
6,253
14,100
6,855
1,860
3,779
5,689
18,183
3,907
3,676
4,552
6,479
18,614
74,695 153,155
81,200
78,030 159,230
83,735
37,138.00
4.12
6,009
3,006
4,348
5,698
19,061
5,771
2,767
4,134
5,578
18,250
11,780
5,773
8,482
11,276
37,311
5,884
5,154
11,038
3,808
3,270
12,962
1,494
1,940
3,999
5,923
13,356
6,673
3,871
3,105
12,130
1,452
1,856
3,875
5,464
12,647
6,511
7,679
6,375
25,092
2,946
3,796
7,874
11,387
26,003
13,184
4.29
2009
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
5,922
2,839
4,243
5,724
18,728
2,248
3,041
3,972
3,186
12,447
1,538
1,967
4,105
5,788
13,398
6,678
1,842
3,894
5,631
18,045
3,717
3,497
4,310
6,339
17,863
2010
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
12,084
5,922
8,702
11,566
38,274
4,733
6,590
7,877
6,539
25,739
3,115
4,015
8,327
12,041
27,498
13,533
3,702
7,673
11,320
36,228
7,624
7,173
8,862
12,818
36,477
6,349
3,176
4,594
6,019
20,138
2,560
3,656
4,023
3,455
13,694
1,625
2,110
4,350
6,442
14,527
7,062
3,912
1,766
5,993
18,733
4,025
3,788
4,690
6,675
19,178
80,481 164,216
86,270
4.42
6,271
3,006
4,493
6,062
19,832
2,381
3,220
4,206
3,374
13,181
1,629
2,083
4,347
6,129
14,188
7,073
4,131
1,930
5,975
19,109
3,936
3,703
4,564
6,713
18,916
LAKI-LAKI
12,620
6,182
9,087
12,081
39,970
4,941
6,876
8,229
6,829
26,875
3,254
4,193
8,697
12,571
28,715
14,135
8,043
3,696
11,968
37,842
7,961
7,491
9,254
13,388
38,094
7,200
3,363
5,579
10,372
26,514
3,363
2,927
4,616
6,819
17,725
1,563
2,135
4,084
6,863
14,645
8,924
4,772
1,895
6,212
21,803
4,333
4,322
4,031
8,912
21,598
85,226 171,496
102,285
4.62
PEREMPUAN
2011
TOTAL
LAKI-LAKI
6,978
3,111
5,309
9,598
24,996
2,960
2,765
4,614
6,484
16,823
1,538
2,082
3,902
6,152
13,674
8,656
4,659
2,124
5,563
21,002
4,027
4,173
3,944
8,703
20,847
14,178
6,474
10,888
19,970
51,510
6,323
5,692
9,230
13,303
34,548
3,101
4,217
7,986
13,015
28,319
17,580
9,431
4,019
11,775
42,805
8,360
8,495
7,975
17,615
42,445
8,762
3,968
7,026
13,661
33,417
3,262
3,562
4,456
7,871
19,151
2,720
3,188
6,412
9,038
21,358
10,612
5,267
2,342
6,984
25,205
5,232
5,014
4,904
9,196
24,346
97,342
199,627
123,477
5.38
PEREMPUAN
TOTAL
8,248
3,724
6,527
12,345
30,844
3,047
3,539
3,954
7,175
17,715
2,580
3,083
6,021
8,470
20,154
10,133
5,155
2,301
6,643
24,232
4,888
4,958
4,667
8,838
23,351
17,010
7,692
13,553
26,006
64,261
6,309
7,101
8,410
15,046
36,866
5,300
6,271
12,433
17,508
41,512
20,745
10,422
4,643
13,627
49,437
10,120
9,972
9,571
18,034
47,697
116,296
239,773
6.46
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2006 sampai dengan 2010
Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
GAMBAR 2.4. PERTUMBUHAN JUMLAH PENDUDUK KOTA BANJARBARU
TAHUN 2006-2011
(Sumber: Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011
)
GAMBAR 2.5. LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA BANJARBARU
(Sumber: www.Banjarbaru.net, 2011)
2.2.2 KEPADATAN PENDUDUK
Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan (sex ratio) di Kota
Banjarbaru pada tahun 2011 menunjukkan jumlah laki-laki lebih banyak daripada
potensi pembangunan dan pengembangan internal bagi Kota Banjarbaru. Sex ratio
yang paling tinggi terjadi di Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
22
jumlah perempuan (angka sex ratio 106). Angka sex ratio tersebut dapat menjadi
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Anggang sebesar 108, sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Banjarbaru
Selatan yaitu sebesar 104.
Dari tahun 2005 – 2011, kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru rata-rata
terus meningkat. Rata-rata kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru adalah
sebesar 6,46 jiwa per kilometer persegi. Dibanding dengan daerah lain di
Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru merupakan daerah kedua setelah Kota
Banjarmasin yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi dibandingkan
daerah lainnya. Hal ini wajar karena di Kota Banjarbaru terdapat sarana
pendidikan, kesehatan dan prasarana pembangunan yang jauh lebih lengkap
dibandingkan dengan daerah lainnya. Berdasarkan tingkat kepadatan penduduk
kota Banjarbaru dapat dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu :
Kepadatan < 25 jiwa/Ha disebut Kawsan pedesaan (rural)
Kepadatan 25 – 100 jiwa/Ha disebut kawasan peri urban
Kepadatan 100 -175 jiwa/Ha disebut kawasan Urban Low
Kepadatan 175-250 jiwa/Ha disebut kawasan Urban medium
Kepadatan > 250 jiwa/Ha disebut kawasan Urban high
Berdasarkan kriteria tersebut kecamatan-kecamatan di kota Banjarbaru
didominasi olah terbangun dengan kecamatan yang termasuk kawasan rural adalah
kecamatan landasan Ulin, Lianganggang dan Cempaka, sedangkan yang termasuk
kawasan peri urban adalah kecamatan Banjarbaru Utara dan kecamatan
Banjarbaru Selata, Lihat berikut ini.
1
2
3
4
5
KOTA BANJARBARU
KECAMATAN
KELURAHAN
Landasan Ulin
Landasan Ulin Timur
Guntung Payung
Syamsuddin Noor
Guntung Manggis
LANDASAN ULIN
Liang Anggang
Landasan Ulin Barat
Landasan Ulin Selatan
Landasan Ulin Tengah
Landasan Ulin Utara
LIANG ANGGANG
Cempaka
Palam
Bangkal
Sungai Tiung
Cempaka
CEMPAKA
Banjarbaru Utara
Loktabat Utara
Mentaos
Komet
Sungai Ulin
BANJARBARU UTARA
Banjarbaru Selatan
Loktabat Selatan
Kemuning
Guntung Paikat
Sungai Besar
BANJARBARU SELATAN
TOTAL KESELURUHAN
LUAS (Ha)
1,876.00
1,525.00
1,867.00
3,974.00
9,242.00
1,615.00
2,635.00
2,386.00
1,950.00
8,586.00
1,475.00
2,980.00
2,150.00
8,065.00
14,670.00
1,424.00
162.00
244.00
614.00
2,444.00
858.00
361.00
247.00
730.00
2,196.00
37,138.00
PENDUDUK 2011
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
8,762
8,248
3,968
3,724
7,026
6,527
13,661
12,345
33,417
30,844
3,262
3,047
3,562
3,539
4,456
3,954
7,871
7,175
19,151
17,715
2,720
2,580
3,188
3,083
6,412
6,021
9,038
8,470
21,358
20,154
10,612
10,133
5,267
5,155
2,342
2,301
6,984
6,643
25,205
24,232
5,232
4,888
5,014
4,958
4,904
4,667
9,196
8,838
24,346
23,351
123,477
116,296
TOTAL
17,010
7,692
13,553
26,006
64,261
6,309
7,101
8,410
15,046
36,866
5,300
6,271
12,433
17,508
41,512
20,745
10,422
4,643
13,627
49,437
10,120
9,972
9,571
18,034
47,697
239,773
1.06
1.07
1.08
1.11
1.08
1.07
1.01
1.13
1.10
1.08
1.05
1.03
1.06
1.07
1.06
1.05
1.02
1.02
1.05
1.04
1.07
1.01
1.05
1.04
1.04
KEPADATAN
(JIWA/HA)
9.07
5.04
7.26
6.54
6.95
3.91
2.69
3.52
7.72
4.29
3.59
2.10
5.78
2.17
2.83
14.57
64.33
19.03
22.19
20.23
11.79
27.62
38.75
24.70
21.72
1.06
6.46
SEX RATIO
Sumber: Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
NO.
23
TABEL 2.6 JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK KOTA BANJARBARU
TAHUN 2011
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
GAMBAR 2.6. KEPADATAN PENDUDUK KOTA BANJARBARU TAHUN 2011
(Sumber: Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011)
Berdasarkan
hasil
Sensus
Penduduk
2011,
jumlah
penduduk
Kota
Banjarbaru adalah 239.773 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 123.477 orang dan
perempuan 116.296 jiwa dengan kepadatan sebesar 6,46 jiwa/km2. Penduduk Kota
Banjarbaru paling banyak terkonsentrasi di Kecamatan Landasan Ulin sebesar
64.261 jiwa (26,80% dari total penduduk Kota Banjarbaru) jumlah penduduk
terendah di kecamatan Liang Anggang sebesar 36.866 jiwa (15,38% dari total
penduduk Kota Banjarbaru). Secara umum, sex rasio Kota Banjarbaru sebesar
1,06, artinya penduduk laki-laki Kota Banjarbaru lebih banyak dibanding penduduk
perempuan atau sebesar 51,50 % dan penduduk perempuan sebesar 48,50 %.
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
24
Berdasarkan Junlah penduduk Kota Banjarbaru tahun 2006 sampai tahun
2011, dengan melihat tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 4,87 %, maka
analisis yang dipergunakan untuk proyeksi jumlah penduduk 5 tahun kedepan
adalah analisis bunga berganda/exponensial.
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
TABEL 2.11
PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KABUPATEN/ KOTA….
TAHUN 2012 – 2022
Kecamatan
Landasan Ulin
Liang Anggang
Cempaka
Banjarbaru Utara
Banjarbaru Selatan
Kota Banjarbaru
2012
74,780
40,973
48,006
54,054
39,722
257,536
2013
87,021
45,538
55,517
59,103
43,048
290,226
2014
101,265
50,612
64,202
64,623
46,652
327,353
2015
117,841
56,250
74,247
70,658
50,557
369,554
Proyeksi (Jiwa)
2016
2017
137,130
159,577
62,517
69,482
85,863
99,296
77,258
84,473
54,789
59,376
417,557
472,205
2018
185,698
77,224
114,830
92,363
64,347
534,462
2019
216,095
85,827
132,795
100,989
69,733
605,440
2020
251,468
95,389
153,571
110,422
75,571
686,420
2021
292,630
106,017
177,597
120,735
81,897
778,876
2022
340,531
117,828
205,381
132,011
88,753
884,504
Sumber : BPS Kota Banjarbaru, Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk
Kota Banjarbaru Tahun 2011dan Hasil Analisis
GAMBAR 2.6. KEPADATAN PENDUDUK KOTA BANJARBARU TAHUN 2011
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
25
(Sumber: Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011)
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
2.4 KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH
Salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengevaluasi
kinerja pembangunan di daerah adalah jumlah nilai tambah (barang dan jasa) yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah dalam satu tahun, atau
disebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Selama tahun 2010,
perekonomian Kota Banjarbaru mampu menghasilkan nilai tambah bruto sebesar
Rp 1.887.724.660.000,00 (atas dasar harga berlaku). PDRB atas dasar harga
berlaku menunjukkan kapasitas perekonomian suatu daerah tanpa memperhatikan
adanya pengaruh faktor inflasi sehingga kurang tepat jika digunakan untuk
mengukur atau menghitung pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.
Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi daerah, maka PDRB harus dihitung
berdasarkan harga konstan dengan menggunakan harga pada tahun tertentu
sebagai harga dasar. PDRB berdasarkan harga konstan menunjukkan besaran
kontribusi suatu sektor yang sesungguhnya karena telah memperhatikan pengaruh
faktor inflasi. Data pada table berikut memperlihatkan PDRB Kota Banjarbaru atas
dasar harga konstan dengan menggunakan harga tahun 2000 sebagai satuan dasar.
TABEL 2.12
PDRB KOTA BANJARBARU TAHUN 2007 – 2010
ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 (RIBUAN RUPIAH)
S e k tor
1 Pertanian
2
Pertambangan
&Penggalian
3 Industri Pengolahan
4 Listrik dan Air Minum
5 Bangunan
6
Perdag, Resto &
Perhotelan
7 Pengangkutan & Kom.
8
Bank & Lembaga
Keuangan
9 Jasa-jasa
PDRB/GDRP
Ket :
2007
2008
2009*)
2010**)
43,052,318
45,547,479
47,098,963
49,066,346
68,566,872
68,373,154
68,430,720
70,246,125
125,048,344
126,329,796
128,019,687
132,337,740
14,905,880
15,827,170
16,675,715
17,353,691
119,601,525
133,063,485
147,294,660
156,362,077
191,186,996
202,929,224
215,881,900
230,335,607
62,390,356
63,967,724
68,254,031
73,584,296
31,162,410
35,836,932
39,086,096
40,451,272
148,357,503
159,407,865
170,749,364
184,514,360
804,272,204 851,192,829 901,491,135 954,251,514
*) : Angka Perbaikan
**) : Angka Sementara
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
27
Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 2011, BPS
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Data pada tabel
diatas menunjukkan bahwa perekonomian Kota
Banjarbaru pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan sekitar 5,85%. Dari tabel
2.7 tersebut juga terlihat bahwa sektor pengangkutan dan telekomunikasi
memberikan kontribusi terbesar dalam akselerasi perekonomian di Kota
Banjarbaru, dimana pada tahun 2010 sektor ini tumbuh sekitar 7,81% dibandingkan
kondisi tahun 2009, disusul oleh sektor perdagangan, restoran dan perhotelan
yang mengalami pertumbuhan sekitar 6,69%.
Sektor lain yang mengalami
pertumbuhan cukup signifikan adalah adalah sektor jasa-jasa dan sektor
bangunan.
2.4.1. STRUKTUR EKONOMI
Struktur ekonomi Kota Banjarbaru pada tahun 2010 relatif masih sama
dengan kondisi pada tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan PDRB atas dasar
harga konstan tahun 2000, sektor perdagangan, hotel dan restoran masih menjadi
penyumbang utama dengan share sebesar 24,14%, mengalami peningkatan
dibandingkan kondisi tahun 2009 yang memberi sumbangan sebesar 23,95% dari
total PDRB Kota Banjarbaru. Jika dilihat dari perkembangan share-nya, mak
sektor yang peranannya
mengalami peningkatan cukup signifikan dalam
perekonomian Kota Banjarbaru adalah sektor jasa-jasa, meningkat sebesar 0,4%
dibandingkan struktur ekonomi tahun 2009.
TABEL 2.13
STRUKTUR EKONOMI KOTA BANJARBARU TAHUN 2007 – 2010
ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 (RIBUAN RUPIAH)
S e k tor
2007
2008
2009*)
2010**)
1 Pertanian
5.35
5.35
5.22
5.14
2 Pertambangan &Penggalian
8.53
8.03
7.59
7.36
15.55
14.84
14.20
13.87
1.85
1.86
1.85
1.82
5 Bangunan
14.87
15.63
16.34
16.39
6 Perdag, Resto & Perhotelan
23.77
23.84
23.95
24.14
7 Pengangkutan & Kom.
7.76
7.52
7.57
7.71
8 Bank & Lembaga Keuangan
3.87
4.21
4.34
4.24
18.45
18.73
18.94
19.34
3 Industri Pengolahan
4 Listrik dan Air Minum
9 Jasa-jasa
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
28
Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 2011, BPS (data diolah)
Laporan Pendahuluan
19.34
4.24
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
5.14
Pertanian
7.36
Pertambangan &Penggalian
13.87
7.71
Industri Pengolahan
Listrik dan Air Minum
16.39
Bangunan
Perdag, Resto & Perhotelan
24.14
Pengangkutan & Kom.
Bank & Lembaga Keuangan
Jasa-jasa
GAMBAR 2.7. STRUKTUR EKONOMI KOTA BANJARBARU TAHUN 2010
2.4.2. PENDAPATAN PERKAPITA
Meskipun tidak sepenuhnya tepat, PDRB per kapita umum digunakan
sebagai acuan mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Ditinjau dari PDRB atas
dasar harga berlaku, Pendapatan perkapita penduduk Kota Banjarbaru pada tahun
2010 adalah sebesar Rp.9.456.259,00. Pendapatan perkapita tahun 2010 ini turun
sebesar -4,41% jika dibandingkan pada tahun 2009 yang mencapai
Rp.9.456.259,00. Sedangkan Pendapatan Perkapita berdasarkan Harga Konstan
(ADHK Tahun 2000) pada tahun 2010 adalah sebesar Rp.4.780.173,00, turun
sebesar -9,06% dibandingkan
PDRB perkapita pada tahun 2009 sebesar
Rp.5.256.631,00.
TABEL 2.9 PDRB PERKAPITA KOTA BANJARBARU TAHUN 2009–2010
Tahun
2007
2008
2009
8,118,764
9,116,073
9,893,016
2010*)
9,456,259
PDRB Perkapita
Growth
Atas Dasar
(%)
Harga Kostan
7.88
12.28
8.52
4.41
5,051,009
5,182,269
5,256,631
4,780,173
Growth
(%)
1.63
2.60
1.43
9.06
*) : Angka Sementara
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
29
Ket :
Atas Dasar
Harga Berlaku
Laporan Pendahuluan
2.5
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2012-2032
Kota Banjarbaru berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp)
dalam RTRW Provinsi Kalimantan Selatan dan dalam Rencana Tata Ruang (RTR)
Metropolitan Banjarbakula (meliputi Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru,
Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Barito Kuala.
Rencana struktur ruang wilayah Kota Banjarbaru meliputi :
1. sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan kota; dan
2. sistem jaringan prasarana wilayah kota.
2.5.1. RENCANA PUSAT-PUSAT PELAYANAN KOTA BANJARBARU
Pusat pelayanan di wilayah kota merupakan pusat pelayanan sosial,
budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat yang melayani wilayah kota
dan regional, yang meliputi:
a. Pusat pelayanan kota, melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional;
b. Subpusat pelayanan kota, melayani sub-wilayah kota; dan
c. Pusat lingkungan, melayani skala lingkungan wilayah kota.
F. (PPK) PUSAT PELAYANAN KOTA
Pusat-Pusat Pelayanan Kota (PPK) di Kota Banjarbaru terdiri atas:
a. PPK I: pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Komet Kecamatan
Banjarbaru Utara
b. PPK II: pusat pelayanan ekonomi di simpang tiga Liang Anggang Kelurahan
Landasan Ulin Barat Kecamatan Liang Anggang.
Kawasan-kawasan yang berfungsi sebagai pusat pelayanan kota tersebut akan
ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Detail Tata ruang Kota.
G. SUB PUSAT PELAYANAN KOTA (SUB PPK)
Kawasan-kawasan yang berfungsi sebagai sub pusat pelayanan kota yang akan
ditindaklanjuti dengan penyusunan RDTR Kota dan meliputi:
Kecamatan Cempaka; dan
b. Sub PPK II: sub pusat pelayanan ekonomi di Kelurahan Syamsudin Noor
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
30
a. Sub PPK I: sub pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Sungai Tiung
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Kecamatan Landasan Ulin; dan
c. Sub PPK III: sub pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Guntung
Manggis Kecamatan Landasan Ulin.
H. PUSAT LINGKUNGAN (PL)
Pusat Lingkungan (PL) melayani skala lingkungan wilayah kota.
Pusat
Lingkungan (PL)di Wilayah Kota Banjarbaru terdiri atas kawasan dengan fungsi
perkantoran pemerintahan, perdagangan jasa, serta pelayanan sosial dan
budaya yang tersebar di 5 (lima) kecamatan.
Rencana struktur ruang wilayah kota Banjarbaru berdasarakan RTRW tahun
2012-2032 merupakan kerangka tata ruang wilayah kota Banjarbaru yang
tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain
yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kota Banjarbaru
terutama jaringan transportasi. Pusat kegiatan di wilayah kota Banjarbaru
merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi
masyarakat di wilayah kota Banjarbaru.
TABEL 2.14
STRUKTUR RUANG WILAYAH KAB/KOTA
Nama
Kec/Kel
Kec. Banjarbaru
Utara, Kel. Komet
Kec. Liang Anggang,
kel. Landasan Ulin
Kec. Cempaka, Kel
Sungai Tiung
No
Fungsi
1
PPK I
2
PPK II
3
SUB PPK I
4
SUB PPK II
Kec. Landasan Ulin ,
Kel Syamsudin Noor
5
SUB PPK III
Kec. Landasan Ulin ,
Kel Guntung Manggis
Fungsi
Primer
Pusat
Pemerintahan
Pusat Pelayanan
Ekoomi
sub pusat
pelayanan
pemerintahan
sub pusat
pelayanan
ekonomi
sub pusat
pelayanan
pemerintahan
Sekunder
-
-
-
Sumber : RTRW kota Banjarbaru Tahun 2012-2032
2.5.2 RENCANA POLA RUANG KOTA BANJARBARU
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
31
Rencana pola ruang wilayah kota merupakan rencana distribusi peruntukan
ruang dalam wilayah kota yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang
yang disusun tersebut berfungsi :
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
a. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat
dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota;
b. Untuk mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
c. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka panjang
menengah lima tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun; dan
d. Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang wilayah kota.
Rencana pola ruang wilayah Kota Banjarbaru meliputi rencana pola ruang
kawasan lindung dan rencana pola ruang kawasan budidaya. Rencana pola ruang
kawasan lindung meliputi :
a. Kawasan hutan Lindung;
b. kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya, yang
meliputi kawasan resapan air;
c. Kawasan perlindungan setempat, yang meliputi sempadan sungai;
d. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota; dan
e. Kawasan rawan bencana alam, yang meliputi kawasan rawan banjir.
Rencana pola ruang kawasan budidaya terdiri atas:
a. Kawasan permukiman
b. Kawasan perdagangan dan jasa;
c. Kawasan perkantoran;
d. Kawasan industri;
e. Kawasan pariwisata;
f. Kawasan ruang terbuka non hijau;
g. Kawasan ruang evakuasi bencana;
h. Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal;
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
32
i. Kawasan peruntukan lainnya.
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
A. RENCANA POLA RUANG KAWASAN LINDUNG
1. KAWASAN HUTAN LINDUNG
Kawasan hutan lindung, meliputi hutan lindung yang terletak di Kecamatan
Liang Anggang dengan luas total kurang lebih 1261 Ha terbagi menjadi Blok I yang
terletak di Kelurahan Landasan Ulin Barat dan Kelurahan Landasan Ulin Utara
dengan luas 960 Ha dan Blok II yang terletak di Kelurahan Landasan Ulin Selatan
dengan luas 301 Ha yang berfungsi sebagai kawasan resapan air.
Penetapan kawasan hutan lindung menggunakan beberapa kriteria antara
lain:
a. kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan
intensitas hujan yang jumlah hasil perkalian bobotnya sama dengan 175
(seratus tujuh puluh lima) atau lebih;
b. kawasan hutan yang berfungsi sebagai resapan air;
c. kawasan hutan yang berfungsi sebagai ekosistem satwa langka yang belum
teridentifikasi; dan
d. kawasan hutan yang berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem
Rencana pengelolaan pada kawasan hutan lindung meliputi upaya untuk :
a. Mempertahankan fungsi hutan lindung yang berfungsi sebagai pengatur
iklim mikro, tata air, pencegahan banjir dan erosi;
b. Merehabilitasi kawasan lindung yang telah mengalami kerusakan;
c. Penyelesaian kegiatan budidaya yang terdapat di dalam kawasan lindung
melalui pembebasan atau pencabutan hak atas tanah, konversi atau
rehabilitasi tanah, pembatasan kegiatan serta pemindahan kegiatan
permukiman penduduk yang mengganggu secara bertahap keluar kawasan
lindung dengan persetujuan masyarakat setempat dan bersifat melindungi
hak-hak masyarakat;
MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN
PADA
KAWASAN
33
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
terdiri atas:
a. Kawasan bergambut yang berada di Kecamatan Liang Anggang, dan
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
2. KAWASAN
YANG
BAWAHANNYA
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
b. Kawasan resapan air yang berada di Kecamatan Cempaka.
3. KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT
Kawasan perlindungan setempat meliputi sempadan sungai yang ditetapkan
dengan kriteria :
a. Sempadan Sungai Kemuning, dengan panjang 7000 meter dan lebar 5 - 12
meter;
b. Sempadan Sungai Paring, dengan panjang 500 meter dan lebar 5 - 12 meter;
c. Sempadan Sungai Ulin, dengan panjang 1500 meter dan lebar 7 - 10 meter;
d. Sempadan Sungai Lurus, dengan panjang 2100 meter dan lebar 6 – 8 meter;
e. Sempadan Sungai Lukudat, dengan panjang 7000 meter dan lebar 12 meter;
f. Sempadan Sungai Pinang, dengan panjang 4200 meter dan lebar 2 – 4 meter;
g. Sempadan Sungai Batulicin, dengan panjang 3600 meter dan lebar 2 – 3 meter
h. Sempadan Sungai Ujung Murung Hula, dengan panjang 2500 meter dan lebar 6
– 8 meter
i. Sempadan Sungai Batu Kapur, dengan panjang 4100 meter dan lebar 1 – 4
meter
j. Sempadan Sungai Mangguruh, dengan panjang 800 meter dan lebar 1 – 3 meter
k. Sempadan Sungai Sambangan, dengan panjang 3200 meter dan lebar 1 – 2
meter
l. Sempadan Sungai Tiung, dengan panjang 3300 meter dan lebar 1 – 2 meter
m. Sempadan Sungai Apukan, dengan panjang 20400 meter dan lebar 5 – 12 meter
n. Sempadan Sungai Basung, dengan panjang 3100 meter dan lebar 1 – 2 meter
o. Sempadan Sungai Lukas, dengan panjang 2800 meter dan lebar 1 – 2 meter
p. Sempadan Sungai Banyu Irang, dengan panjang 18000 meter dan lebar 10 – 12
meter
r. Sempadan Sungai Guntung Payung, dengan panjang 5300 meter dan lebar 3 – 6
meter
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
34
q. Sempadan Sungai Salak, dengan panjang 6800 meter dan lebar 2 – 4 meter
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
s. Sempadan Handil Kerokan, dengan panjang 7000 meter dan lebar 10 – 12
meter
t. Sempadan Sungai Ampayo, dengan panjang 5500 meter dan lebar 3 – 4 meter
u. Sempadan Handil Berkat Karya, dengan panjang 4300 meter dan lebar 1 – 3
meter
v. Sempadan Handil Papikul, dengan panjang 7000 meter dan lebar 2 – 6 meter
w. Sempadan Handil Hanyar, dengan panjang 4300 meter dan lebar 3 – 5 meter
x. Sempadan Sungai Peramuan, dengan panjang 8500 meter dan lebar 6 – 8
meter.
4. RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA
Kawasan Ruang Terbuka Hijau seluas 9.651,07
hektar
(30,036 %),
terdiri atas RTH privat seluas ± 3.430,44 hektar (10,031 %) dan RTH publik
seluas ± 6.427,97 hektar (20,005 %) meliputi:
1.
RTH eksisting seluas ± 2.638,83 Ha (8,213 %):
a. RTH privat seluas ± 288,44 Ha (0,898 %) meliputi:
1. Pekarangan rumah tinggal seluas ± 1,70 Ha (0,005 %)
2. Halaman perkantoran, pertokoan dan tempat usaha seluas ±
286,73 Ha (0,893 %)
b. RTH Publik seluas ± 2.350,40 Ha (7,315 %) meliputi:
1. Taman RT seluas ± 0,22 Ha (0,001%);
2. Taman RW seluas ± 5,31 Ha (0,017%);
3. Taman kelurahan ± 6,62 Ha (0,021%);
4. Taman kecamatan ± 9,36 Ha (0,029%); yang terletak di Kecamatan
Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang
Anggang, dan Kecamatan Cempaka;
5. Taman kota seluas ± 46,82 Ha (0,140%) yang terletak di Kecamatan
Banjarbaru Utara dan Kecamatan Landasan Ulin;
6. Hutan kota seluas ± 1.483,77 Ha (4,443%) yang terletak di Kecamatan
Banjarbaru Utara, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Cempaka;
7. Sabuk hijau (green belt) seluas ± 241,34 Ha (0,723%) yang terletak di
Kecamatan Cempaka;
8. Pulau jalan dan median jalan dengan luas ± 395,81 Ha (1,185%) yang
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
35
terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara,
Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang,
Kecamatan Cempaka;
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
9. Jalur pejalan kaki dengan luas ± 2,17 Ha (0,006%) yang terletak di
Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan;
10. Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi dengan luas ± 129,87 Ha
(0,389%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan
Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang
Anggang, Kecamatan Cempaka;
11. RTH sempadan sungai seluas ± 0,19 Ha (0,001%) yang terletak di
Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan
Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan
Cempaka;
12. Pemakaman dengan luas ± 28,92 Ha
2.
(0,087%) yang terletak di
Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan
Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan
Cempaka.
Rencana pengembangan RTH, terdiri atas:
a. RTH Privat seluas ± 2.934,67 hektar (9,133 %), meliputi:
1.
RTH privat pekarangan rumah tinggal seluas ± 2.699,03 hektar (8,4
%); dan
2. RTH halaman perkantoran, pertokoan dan tempat usaha seluas ±
235,64 hektar (0,733%).
b. RTH Publik seluas ± 4.077,57 Ha (12,690 %) meliputi:
1.
Taman RT di lima kecamatan seluas ± 590,80 Ha (1,839%);
2.
3.
4.
5.
Taman RW di lima kecamatan seluas ± 250,89 Ha (0,781%);
Taman kelurahan di lima kecamatan seluas ± 20,63 Ha (0,064% );
Taman kecamatan di lima kecamatan seluas ± 28,97 Ha (0,090%);
Taman kota seluas ± 442,53 Ha (1,377 %) terdiri atas:
a) Rencana pembangunan taman Kehati (keanekaragaman hayati)
seluas ± 50 Ha (0,156 %) di Kecamatan Cempaka;
b) Rencana pembangunan kebun raya di kawasan pusat perkantoran
Provinsi Kalimantan Selatan seluas ± 123 Ha (0,383%);
c) Taman Masjid Agung Banjarbaru seluas ± 3 Ha (0,009%);
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
36
10. Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi seluas ± 191,21 Ha
(0,595%);
11. RTH sempadan sungai seluas ± 1.856,90 Ha (5,579%)
II
halaman
6.
7.
8.
9.
d) Taman skala kota seluas ± 266,53 Ha (0,829%);
Hutan kota seluas seluas ± 80 Ha (0,249%);
Pulau jalan dan median jalan seluas ± 72,50 Ha (0,226%);
Jalur pejalan kaki seluas ± 80,60 Ha (0,251%);
RTH sempadan rel kereta api seluas ± 72 Ha (0,224%);
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
12. RTH pengamanan sumber air baku/mata air
berupa rencana
pembangunan taman danau kota di Kecamatan Cempaka seluas 314
Ha (0,977%); dan
13. RTH pemakaman seluas ± 76,54 Ha (0,238%).
5. KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM
Kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud, terdiri atas kawasan
rawan bencana banjir di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka dan
Kelurahan Kemuning Kecamatan Banjarbaru Selatan
B. RENCANA POLA RUANG KAWASAN BUDIDAYA
1. KAWASAN PERMUKIMAN
Kawasan permukiman dengan luas total kurang lebih 15.423 Ha, terdiri
atas:
1. Kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi berada di Kecamatan
Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, dan Cempaka seluas kurang
lebih 1.542,3 Ha (10%).
2. Kawasan perumahan dengan kepadatan sedang di Kecamatan Landasan Ulin
seluas kurang lebih 4.626,9 Ha (30%); dan
3. Kawasan perumahan dengan kepadatan rendah di Kecamatan Liang Anggang
seluas kurang lebih 9.253,8 Ha (60%).
2. KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa merupakan kawasan yang
diperuntukan untuk kegiatan perdagangan dan jasa, termasuk pergudangan, yang
diharapkan mampu mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya dan memberikan
Pasar tradisional, berada di Kecamatan Kecamatan Banjarbaru Utara,
Kecamatan Cempaka;
b.
Pusat perbelanjaan, berada di Kecamatan Kecamatan Banjarbaru Utara,
Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Selatan;
c.
ertokoan modern, terletak di Kecamatan Kecamatan Banjarbaru Utara,
Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Selatan;
d.
Rencana pembangunan pasar tradisional berada di Kelurahan Guntung
Manggis dan Kelurahan Palam; dan
e.
Rencana pembangunan pasar induk di Kecamatan Liang Anggang.
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
a.
37
nilai tambah pada suatu kawasan perkotaan. Rencana kawasan perdagangan dan
jasa seluas 824 Ha, meliputi:
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3. KAWASAN PERKANTORAN
Kawasan perkantoran sebagaimana dimaksud terdiri atas:
1. Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, terdapat di Kecamatan
Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Cempaka;
2. Perkantoran Pemerintah Kota Banjarbaru berada di Kecamatan Banjarbaru
Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan
Liang Anggang, Kecamatan Cempaka; dan
3. Perkantoran swasta berada di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan
Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang,
Kecamatan Cempaka.
4. KAWASAN INDUSTRI
Kawasan peruntukan industri merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi
kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata ruang wilayah yang ditetapkan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota. Rencana kawasan industri di Kota Banjarbaru adalah
seluas kurang lebih
1.531 Ha, meliputi:
1. Kawasan industri/industrial estate
Kawasan ini terdiri atas Lingkungan Industri Kecil (LIK) Liang Anggang terletak
2.
di Kelurahan Landasan Ulin Selatan Kecamatan Liang Anggang.
Kawasan peruntukan industri di luar kawasan industri (industri eksisting),
terdiri atas:
a.
Kawasan industri skala rumah tangga; tersebar di Kecamatan Landasan
Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru
Kecamatan Banjarbaru Utara, dan Kecamatan Cempaka.
b.
Kawasan industri skala kecil;
Selatan,
tersebar di Kecamatan Landasan Ulin,
Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan
Banjarbaru Utara, dan Kecamatan Cempaka.
c.
Kawasan industri skala sedang; tersebar di Kecamatan Landasan Ulin,
Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan
Banjarbaru Utara
d.
Kawasan industri skala besar; tersebar di Kecamatan Landasan Ulin, dan
Kecamatan Liang Anggang.
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
38
Kawasan industri di Kota Banjarbaru memiliki beberapa komoditi unggulan
yaitu berupa makanan, minuman, plastik, percetakan, pengolahan kayu dan rotan.
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
5. KAWASAN PARIWISATA
Kawasan peruntukan pariwisata merupakan kawasan yang diperuntukan
bagi kegiatan pariwisata atau segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata
termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait
di bidang tersebut.
Rencana kawasan pariwisata di Kota Banjarbaru, meliputi:
1. Pariwisata budaya; meliputi Museum Lambung Mangkurat, terletak di
Kelurahan Komet.
2. Pariwisata alam; meliputi :
a. Pendulangan intan, terletak di Kelurahan Sungai Tiung;
b. Agrowisata Perikanan, terletak di Kelurahan Mentaos;
c. Hutan Pinus, terletak di Kelurahan Mentaos;
d. Wisata danau kota di Danau Seran, terletak di Kelurahan Palam;
e. Wisata Kuliner Penggalaman, terletak di Kelurahan Landasan Ulin Timur.
3. Pariwisata buatan; meliputi :
a. Kolam Renang Idaman, terletak di Kelurahan Kemuning;
b. Taman Van der Viejl, terletak di Kelurahan Komet.
4. Wisata olahraga yaitu :
a. Sirkuit olahraga balap motor di Kelurahan Sungai Ulin di Kecamatan
Banjarbaru Utara.
b. Sport Center di eks lahan tambang Galuh Cempaka.
5. Wisata reliji; meliputi:
a. Mesjid tertua Nurul Hasanah di Kecamatan Cempaka
b. Makam syuhada haji di Kecamatan Landasan Ulin
c. Makam pahlawan di Kecamatan Landasan Ulin
6. Rencana pembangunan desa wisata di Kecamatan Cempaka.
6. KAWASAN RUANG TERBUKA NON HIJAU
Ruang terbuka non hijau merupakan lahan yang belum terbangun dan tidak
termasuk dalam RTH. Rencana kawasan ruang terbuka non hijau, meliputi :
1. Kawasan ruang terbuka biru meliputi Sungai Kemuning;
2. Ruang terbuka yang mengikuti rute jalan arteri primer, arteri sekunder dan
kolektor primer;
3. Trotoar (pedestrian way) yang berada di samping kiri kanan jalan, baik bagi
4. Lapangan parkir, yang berada di depan, samping atau belakang bangunan
publik dengan fungsi perkantoran, perdagangan, jasa atau fungsi lainnya.
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
39
masyarakat umum maupun penyandang cacat perlu memperhatikan hal teknis
bagi pengguna tersebut;
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
7. KAWASAN RUANG EVAKUASI BENCANA
Kawasan ruang evakuasi bencana terdiri atas:
1. Ruang evakuasi titik rawan bencana banjir di Kelurahan Sungai Tiung meliputi
Puskesmas Sungai Tiung dan Kantor Kecamatan Cempaka.
2. Ruang evakuasi titik rawan bencana banjir di Kelurahan Kemuning meliputi
Puskesmas Kelurahan Guntung Paikat dan Mesjid al Muhajirin.
8. KAWASAN PERUNTUKAN BAGI KEGIATAN SEKTOR INFORMAL
Rencana kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal meliputi
ruang khusus yang disediakan bagi pedagang kaki lima dan dialokasikan pada
ruang-ruang publik.
9. KAWASAN PERUNTUKAN LAINNYA
1.
Rencana kawasan peruntukan lainnya, meliputi:
kawasan pertanian;
2.
3.
4.
5.
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
perikanan;
pelayanan umum;
pertahanan dan keamanan negara; dan
pendidikan.
1) Kawasan Pertanian
Kawasan pertanian terdiri atas :
1.
Kawasan budidaya tanaman pangan: di Kecamatan Cempaka, Landasan Ulin,
Liang Anggang dan Banjarbaru Utara seluas ± 10.106 Ha
2.
3.
4.
Kawasan budidaya perkebunan di Kecamatan Cempaka seluas ± 1.000 Ha
Kawasan budidaya hortikultura di Kecamatan Liang Anggang seluas ± 800 Ha
Kawasan budidaya peternakan yang meliputi kawasan peternakan sapi potong
dan sapi perah di kecamatan Landasan Ulin, Cempaka dan Banjarbaru;
kawasan peternakan kambing di Kecamatan Landasan Ulin dan Kawasan
peternakan unggas di Kecamatan Cempaka dan Landasan Ulin seluas ± 700
Ha.
Kawasan perikanan terdiri atas kawasan perikanan jenis ikan air tawar
terdapat di Kecamatan Banjarbaru Utara, Landasan Ulin dan Liang Anggang.
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
40
2) Kawasan Perikanan
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3) Kawasan Pelayanan Umum
1.
Kawasan pelayanan umum terdiri atas :
Kawasan kesehatan, terdiri atas:
a.
b.
c.
2.
3.
Kawasan kesehatan dan sarana prasarana rumah sakit skala Kota di
Kecamatan Banjarbaru Utara;
Rencana pembangunan rumah sakit pendidikan tipe B di Kelurahan
Palam; dan
Fasilitas kesehatan pada subpusat pelayanan dan pusat lingkungan,
berupa puskesmas, puskemas pembantu, rumah bersalin, dan rumah sakit
swasta.
Kawasan peribadatan diarahkan menyebar merata di seluruh kecamatan
dengan jumlah gedung sarana peribadatan yang disesuaikan dengan jumlah
penganutnya; dan
Kawasan pelayanan kantor kepolisian skala kota terletak di Kecamatan
Banjarbaru Selatan dan skala pelayanan kecamatan terletak di setiap
kecamatan.
4) Kawasan Pertahanan dan Keamanan
1.
2.
3.
Kawasan pertahanan terdiri atas:
Denzipur-8 Gawi Manuntung di Kecamatan Landasan Ulin
Rindam di Kecamatan Landasan Ulin
Secata di Kecamatan Cempaka
4.
5.
6.
7.
8.
Secapa di Kecamatan Cempaka
Dodiklatpur di Kecamatan Cempaka
Dodik Belanegara di Kecamatan Banjarbaru Utara
Komando Rayon Militer (Koramil) 1006 – 07 di Kecamatan Banjarbaru Utara
Komando Rayon Militer (Koramil) 1006 – 12 di Kecamatan Liang Anggang
9. Kiban Yonif 623/Bhakti Wira Utama di Kecamatan Liang Anggang
10. Brimob Polda Kalsel di Kecamatan Banjarbaru Utara
5) Kawasan Pendidikan
c.
41
b.
Banjarbaru Selatan Kecamatan Banjarbaru Selatan; dan
Kawasan pendidikan perguruan tinggi di Kelurahan Sungai Besar Kecamatan
Banjarbaru Selatan.
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
a.
Kawasan pendidikan terdiri atas:
Kawasan pendidikan pada subpusat pelayanan dan pusat lingkungan, meliputi
Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA);
Kawasan pengembangan sekolah bertaraf internasional di Kelurahan
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Laporan Pendahuluan
2.6
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
SOSIAL BUDAYA
Jumlah penduduk sebagai sumber daya manusia merupakan salah satu
aspek yang penting dalam pelaksanaan pembangunan dan tersedianya sumber
daya manusia yang berkualitas sangat tergantung pada kapasitas pendidikan yang
dapat diakses oleh seluruh masyarakat.
Di Kota Banjarbaru pada tahun 2010 tersedia sebanyak 196 buah sekolah
yang terdiri dari 93 buah sekolah negeri yaitu 1 buah TK, 70 SD, 14 SMTP, 4 SMU,
dan 4 SMK. Partisipasi sektor swasta/masyarakat cukup tinggi dalam membangun
sektor pendidikan di Kota banjarbaru, dalam hal ini terlihat dari cukup banyaknya
sekolah swasta dari tingkatan TK sampai dengan SMU/SMK yang ada di Kota
Banjabaru sebagaimana terlihat pada Tabel berikut
TABEL 2.15
JUMLAH SEKOLAH MENURUT KECAMATAN DAN TINGKATAN SEKOLAH
DI KOTA BANJARBARU
TK
SD
SLTP
SMU
SMK
Kecamatan
N
S
N
S
N
S
N
S
N
S
Landasan Ulin
18
14
1
2
Liang Anggang
8
6
2
1
Cempaka
11
17
4
1
Banjarbaru Utara
30
19
4
4
2
1
3
1
4
1
1
1
Banjarbaru Selatan
1
13
14
2
2
2
1
1
2
2
Jumlah
1
80
70
7
14
4
4
5
4
7
Keterangan: N: Sekolah Negeri. S: sekolah swasta
Sumber : Kota Banjarbaru dalam angka 2011
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
44
Untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, sampai dengan
tahun 2011 jumlah guru yang ada di Kota Banjarbaru baik berstatus PNS maupun
guru honorer yang mengajar pada sekolah negeri dan swasta secara keseluruhan
berjumlah 3.625 orang. Sedangkan jumlah murid yang tertampung di seluruh
sekolah negeri dan swasta pada tahun 2011 adalah sebanyak 46.001 orang. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
TABEL 2.16
JUMLAH SEKOLAH, GURU DAN MURID MENURUT TINGKATAN SEKOLAH
DI KOTA BANJARBARU TAHUN 2011
Jenjang Sekolah
Jumlah
Sekolah
Guru
Murid
Taman Kanak-kanak (TK)
Sekolah Dasar (SD)
81
77
461
1.392
5.198
21.370
MI
SLTP
11
18
143
530
2.295
6.897
MTs
SMU
8
9
188
323
2.210
3.083
MA
SMK
8
11
223
151
437
3.625
1.242
3.706
46.001
Jumlah
Sumber : Kota Banjarbaru dalam angka 2011
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
45
Pada jenjang pendidikan tinggi, di Kota Banjarbaru terdapat
beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta. Perguruan Tinggi Negeri yang ada di
Kota Banjarbaru adalah Universitas Lambung Mangkurat dengan beberapa Fakultas
seperti Fakultas Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Kedokteran dan Fakultas
Teknik, FKIP, Fakultas MIPA, serta Program Pasca Sarjana untuk beberapa program
studi. Selain itu juga terdapat politeknik kesehatan yang membuka jurusan
keperawatan dan jurusan kesehatan lingkungan. Sedangkan perguruan tinggi
swasta yang ada di Kota Banjarbaru antara lain UVAYA, ATPN, STIA, STIMIK, STIBA
dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Laporan Pendahuluan
Status
1 Negeri
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
TABEL 2.17
PERGURUAN TINGGI NEGERI DAN SWASTA YANG TERDAPAT
DI KOTA BANJARBARU TAHUN 2011
No
UNIVERSITAS/FAKULTAS
1
Universitas Lambung Mangkurat
- Fakultas Kedokteran
- Fakultas Perikanan
- Fakultas Pertanian
- Fakultas Kehutanan
- Fakultas Teknik
- FKIP ( Jurusan Olah Raga & DII PGSD)
- Fakultas MIPA
2
Politeknik Kesehatan Banjarmasin
- Jurusan Keperawatan Banjarbaru
- Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru
- Jurusan Analisis Kesehatan Banjarbaru
- Jurusan Kesehatan Gigi Banjarbaru
- Jurusan Kebidanan
- Jurusan Gizi
2 Swasta
1
Universitas Ahmad Yani (UVAYA)
2
Universitas Islam Kalimantan (UNISKA)
3
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI)
4
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bina Banua
5
Akademi Teknik Pembangunan Nasional (ATPN)
6
Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA)
7
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)
8
STIKES Cahaya Bangsa
9
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Falah
10
Akademi Kebidanan ( Akbid) Banjarbaru
11
Akbid Banua Bina Husada Banjarbaru
Sumber : Kota Banjarbaru dalam angka 2011
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
46
Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai secara
kualitatif dan kuantitatif diharapkan dapat menunjang akses masyarakat Kota
Banjarbaru dalam memperoleh pendidikan sehingga dapat meningkatkan angka
partisipasi sekolah. Untuk mengukur angka partisipasi sekolah dapat digunakan
dua indikator yaitu angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni
(APM).
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Pada tahun 2011, APK pada jenjang SD di Kota Banjarbaru telah mencapai
104,65 persen. Sedangkan APK pada jenjang SMP dan SMA masing-masing adalah
sebesar 96,37 persen dan 74,74 persen. Seterusnya APK pada jenjang pendidikan
tinggi (Diploma/Sarjana) adalah 34,87 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel berikut.
TABEL 2.18
ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK) DAN ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)
MENURUT JENJANG PENDIDIKAN DI KOTA BANJARBARU TAHUN 2011
Tingkat Pendidikan
Sekolah Dasar
APK
APM
104,65
96,91
SLTP
96,37
77,94
SLTA
74,74
61,85
Diploma / Sarjana
34,87
31,92
Sumber : BPS, Susenasda 2011
Rendahnya APM pada tingkat pendidikan SLTA kemungkinan besar selain
terkait dengan tingginya biaya pendidikan juga adalah karena masih kurang
meratanya penyebaran sekolah pada jenjang tersebut sehingga dengan alasan
sulitnya atau tingginya biaya transportasi masyarakat memilih untuk tidak lagi
menyekolahkan anaknya.
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
47
Indikator lain yang perlu diperhatikan dalam mengukur perkembangan
kapasitas sumberdaya manusia adalah pendidikan tertinggi yang ditamatkan, yang
dapat mencerminkan keberhasilan suatu pendidikan dan juga merupakan
gambaran kualitas penduduk, dimana besar prosentasi penduduk yang memiliki
pendidikan tinggi memperbesar peluang semakin baik kualitas sumber daya
manusianya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
TABEL 2.19
JUMLAH DAN PROSENTASI PENDUDUK USIA 5 TAHUN KE ATAS MENURUT JENIS KELAMIN
DAN IJAZAH YANG DIMILIKI TAHUN 2011
Jenis Kelamin
NO
IJAZAH YANG DIMILIKI
Jumlah
L
%
P
%
L+P
%
3.039
1,67
2.643
1,45
5.682
3,12
1
Tidak/belum sekolah
2
Tidak punya ijazah
19.573
10,73
21.045
11,54
40.618
22,27
3
SD
16.802
9,21
16,621
9,11
33.423
18,33
4
SLTP sederajat
15.869
8,70
18.607
10,20
34.476
18,91
5
SLTA sederajat
26.790
14,69
20,495
11,24
47.285
25,93
6
D1/D3
1.943
1,07
2.950
1,62
4.893
2,68
7
S1 +
8.073
4,43
7.910
4,34
15.983
8,76
92.089
50,50
90.271
49.50
182.360
100,00
JUMLAH
Sumber : Analisis kondisi social ekonomi Kota Banjarbaru 2011
TABEL 2.20
JUMLAH PENDUDUK MISKIN PERKECAMATAN DI KOTA BANJARBARU TAHUN 2011
KOTA BANJARBARU
NO.
1
2
3
4
5
KECAMATAN
Landasan Ulin
Liang Anggang
Cempaka
Banjarbaru Utara
Banjarbaru Selatan
TOTAL KESELURUHAN
JUMLAH
RT
RW
147
71
103
125
128
574
29
15
30
27
23
124
PENDUDUK MISKIN
(KK)
1,318
972
993
640
718
4,641
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
48
Sumber : BPMPKB Kota Banjarbaru 2011
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
TABEL 2.21
JUMLAH RUMAHN PERKECAMATAN DI KOTA BANJARBARU TAHUN 2011
No
Kecamatan
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Jumlah Rumah
1
Landasan Ulin
52.428
14.432
2
Liang Anggang
35.201
8.935
3
Cempaka
28.854
7.485
4
Banjarbaru Utara
43.614
12.999
3
Banjarbaru Selatan
43.247
13.092
203.398
56.943
Total
Sumber: Susenasda 2011
2.6
KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH
2.6.1. VISI DAN MISI KOTA BANJARBARU
C. VISI KOTA BANJARBARU
Dengan memperhatikan kondisi daerah dan isu-isu strategis yang
berkembang, ditetapkan bahwa Visi Kota Banjarbaru pada periode tahun 20112015 adalah :
"MANDIRI DAN TERDEPAN DALAM PELAYANAN"
Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Kota Banjarbaru yang
ingin diwujudkan dalam lima tahun mendatang adalah Banjarbaru yang terdepan
dalam pelayanan public terutama dalam kaitan 4 (empat) dimensi yang ditetapkan
dalam RPJPD Tahun 2006 – 2025, yaitu dengan pelayanan pendidikan, pelayanan
ekonomi (jasa, industri dan perdagangan), pelayanan pemukiman dan pelayanan
pemerintahan.
1. Pelayanan Pendidikan. Kota Banjarbaru sebagai kota yang bertumpu pada
sumber daya manusia yang handal dan terampil dengan disertai nilai-nilai
agama dan budaya leluhur. Kreatifitas dan ketrampilan penduduk kota
Banjarbaru menjadi nilai tambah yang sangat berarti bagi pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kota Banjarbaru.
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
49
2. Pelayanan ekonomi (Jasa, Industri dan Perdagangan). Sebagai sebuah kota
yang akan banyak menyandarkan perekonomiannya pada pergerakan barang
dan terutama jasa, maka peningkatan sarana dan prasarana yang menunjang
kelancaran ekonomi sangat diperlukan, kualitas jalan yang bagus dan angkutan
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
yang layak misalnya Kota Banjarbaru menghubungkan ibukota provinsi
Kalimantan Selatan dengan dengan 13 (tiga belas) kabupaten/kota lainnya di
Kalimantan Tengah dan dan Kalimantan Timur adalah sebuah keuntungan
dalam pengembangannya sebagai kota jasa dan perdagangan.
Dalam
pembangunan kota, pengembangannya lebih banyak diarahkan pada sektor
yang mempunyai kontribusi besar pada barang dan jasa. Iklim usaha juga
menjadi penting dalam mendorong perkembangan sektor industri di Kota
Banjarbaru yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.
3. Pelayanan Pemukiman. Perkembangan Kota Banjarbaru telah menyebabkan
peningkatan permintaan perumahan bagi penduduk. Implikasinya, peranan
tata ruang kota dan kepastian hukum bagi status kepemilikan lahan menjadi
sangat penting sehingga tidak terjadi kekacauan manajemen kota (urban
sprawl) di masa depan. Peningkatan kualitas pemukiman yang layak huni,
representatif dan berwawasan lingkungan serta adanya kepastian hukum bagi
kepemilikan lahan menjadi agenda jangka panjang pembangunan Kota
Banjarbaru
4. Pelayanan Pemerintahan.
Kota Banjarbaru sebagai pusat pemerintahan
Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai kota pelayanan publik harus bertumpu
pada good governance/tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai syarat
mencapai itu, diperlukan aparat yang terampil, handal dan berakhlak mulia
dan menjunjung tinggi hak-hak dasar manusia dengan mengedepankan asas
demokrasi dan keadilan sosial.
D. MISI KOTA BANJARBARU
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka misi pembangunan Kota
Banjarbaru tahun 2011-2015 adalah :
“Mewujudkan Banjarbaru Yang Berdaya Saing Dan Sejahtera”
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
50
Berdaya Saing :
Mengandung makna terjadi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia,
peningkatan pelayanan kemasyarakatan, pemerintahan dan pembangunan yang
dilakukan secara rasional dan obyektif dengan mempertimbangan aspek
keterbukaan, partisipasi publik dan kesamaan, dengan demikian menjamin adanya
partisipasi masyarakat, transparansi, akuntabel sesuai dengan aturan dan norma
yang berlaku.
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Sejahtera :
Mengandung makna dalam lima tahun ke depan akan terjadi peningkatan
kesejahteraan masyarakat, yang diindikasikan dengan meningkatnya pendapatan
perkapita penduduk Banjarbaru yang berdampak pula pada menurunnya angka
kemiskinan, serta peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur
yang memadai guna mendukung pertumbuhan ekonomi di Banjarbaru
E. TUJUAN DAN SASARAN
Berdasarkan rumusan Visi dan Misi dan mengacu serta selaras dengan
arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Nasional Tahun 2009-2014 dan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
2011-2015, maka kedepan tujuan dan sasaran pembangunan daerah 5 (lima) tahun
ke depan adalah :
1. Meningkatkan Masyarakat/SDM yang berkualitas, dengan sasaran pokok sebagai
berikut :
a. Seluruh anak usia sekolah menyelesaikan pendidikan SLTA dan memiliki
keterampilan IT, bahasa asing dan wirausaha.
b. Pelayanan
kesehatan
memenuhi
standar
menjangkau/dijangkau seluruh masyarakat
mutu
dan
mampu
c. Keluarga ikut KB dan cukup gizi.
d. Masyarakat usia produktif menjadi tenaga kerja produktif yang mampu
memajukan daerahnya.
e. Pemuda Banjarbaru meraih prestasi regional dan nasional di bidang iptek,
olahraga dan seni budaya.
f. Masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan secara tertib dan harmonis.
2. Menumbuh-kembangkan ekonomi daerah, dengan sasaran pokok sebagai berikut
:
a. Setiap Kecamatan memiliki kelompok usaha dengan produk unggulan yang
berdaya saing.
b. Setiap kecamatan memiliki pasar yang mampu memfasilitasi pemasaran
produk unggulannya serta menjamin ketersediaan bahan pokok dan sarana
produksi dengan harga terjangkau.
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
51
c. Banjarbaru menjadi tujuan utama investasi bidang perdagangan dan industri
di Kalimantan selatan.
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3. Membangun Lingkungan yang sehat dan dinamis
a. Kawasan pemukiman, perkantoran dan sentra ekonomi memiliki infrastruktur
dan fasilitas yang memenuhi standar.
b. Seluruh kawasan dapat diakses oleh sarana transportasi yang nyaman dan
lancer
c. Banjarbaru menjadi Kota Hijau yang bersih, sehat dan ramah lingkungan
4. Mewujudkan Pemerintahan yang baik
a. Manajemen Pemerintahan (Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian dan
Pelaporan) terlaksana secara terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu
berdasarkan data yang akurat.
b. Pelayanan publik menerapkan standar pelayanan prima yang terintegrasi
secara online.
c. Setiap SKPD memiliki aparatur kompeten sesuai kebutuhan.
2.6.2 INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
52
Struktur organisasi Pemerintah Kota Banjarbaru telah beberapa kali
mengalami perubahan. Terakhir melalui Perda Nomor 11 tahun 2008 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kota Banjarbaru, struktur organisasi pemerintah Kota Banjarbaru terdiri atas
Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 5 (lima) Badan, 12 (dua belas) Dinas, 4
(empat) Kantor, 5 (lima) Kecamatan dan 20 (dua puluh) kelurahan.
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
TABEL 2.22
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
No.
Nama Organisasi
1.
Sekretaris Daerah
2.
Sekretariat DPRD
BADAN-BADAN
1.
Bappeda dan Penanaman Modal
2.
Inspektorat
3.
Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
4.
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan & KB
5.
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Dinas Pendidikan
2.
Dinas Kesehatan
3.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
4.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
5.
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
6.
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
7.
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga
8.
Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
9.
10.
No.
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Nama Organisasi
11.
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang
12.
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
1.
2.
3.
4.
KANTOR
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kantor Lingkungan Hidup
Rumah Sakit Umum Daerah
Satuan Polisi Pamong Praja
1.
KECAMATAN DAN KELURAHAN
Kecamatan Banjarbaru Utara
2.
- Kelurahan Komet
- Kelurahan Mentaos
- Kelurahan Loktabat Utara
- Kelurahan Sungai Ulin
Kecamatan Banjarbaru Selatan
- Kelurahan Loktabat Selatan
- Kelurahan Kemuning
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
1.
53
DINAS-DINAS
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3.
- Kelurahan Guntung Paikat
- Kelurahan Sungai Besar
Kecamatan Liang Anggang
4.
- Kelurahan Landasan Ulin
- Kelurahan Landasan Ulin
- Kelurahan Landasan Ulin
- Kelurahan Landasan Ulin
Kecamatan Landasan Ulin
5.
- Kelurahan Landasan Ulin Timur
- Kelurahan Syamsudin Noor
- Kelurahan Guntung Payung
- Kelurahan Guntung Manggis
Kecamatan Cempaka
Kelurahan Cempaka
Kelurahan Palam
Kelurahan Bangkal
Kelurahan Sungai Tiung
BUKU PUTIH SANITASI
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
54
-
Utara
Tengah
Barat
Selatan
Download