Mata Kuliah / Materi Kuliah

advertisement
Kelembagaan Dalam Agribisnis
Silvana maulidah, SP. MP .
Lab of Agribusiness Analysis and Management,
Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
Email: [email protected]
1.
2.
3.
4.
POKOK BAHASAN
Tujuan Kelembagaan Dalam Agribisnis
Kelembagaan/organisasi dalam Agribisnis Model Strategi Operasi
Jenis Badan Usaha
Pola Kemitraan
1. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiwa dapat:
1. Menjelaskan macam-macam kelembagaan dalam agribisnis beserta
perannya
MODUL
3
2. Menjelaskan pola kemitraan agribisnis
3. Mengetahui pola pengelolaan organisasi agribisnis
2. Kelembagaan /Organisasi Dalam Model Strstegi
Operasi
Adapun beberapa pengertian Kelembagaan dalam Agribisnis
menurut pendapat beberapa pakar, diantaranya:
Soekanto (2003) mendefinisikan lembaga kemasyarakatan
sebagai himpunan dari norma-norma segala tindakan berkisar
pada suatu kebutuhan pokok manusia didalam kehidupan
masyarakat.

Koentjoroningrat (1964) lembaga kemasyarakatan atau
lembaga sosial atau pranata sosial adalaha sistem norma
khusus yang menata suatu rangkaian tindakan berpola mantap
guna memenuhi kebutuhan khusus dari manusia dalam
kehidupan bermasyarakat.

Rahardjo (1999) menyatakan bahwa kelembagaan sosial dapat
di artikan sebagai kompleks norma-norma atau kebiasaankabiasaan untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipandang
sangat penting dalam masyarakat, merupakan wadah dan
perwujudan yang lebih kongkrit dari kultur dan struktur.
Berdasarkan pada pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
belum ada kesepahaman yang baku tentang kelembagaan agribisnis,
namun untuk semantara dapat di pahami kelembagan agribisnis
sebagai norma atau kebiasaan yang terstruktur dan terpola serta di
praktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota
masyarakat yang terkait erat dengan penghidupan dari bidang
pertanian di masyarakat.
Kelembagaan pertanian pada masyarakat pedesaan yang masih
bersahaja terkait erat dangan kegiatan ekonomi masyarakat
tradisional.
Manajemen Agribisnis

KELEMBAGAAN
Brawijaya University
2012
Dalam perkembangannya kelembagaaan pertanian juga mencakup lembaga
formal dan modern yang diarahkan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian
seperti lembaga penyuluhan pertanian, BIMAS/INMAS, menejemen kontrol. Secara
terperinci revitalisasi kelembagaan pertanian meliputi :
1. Peningkatan kualitas SDM
2. Diperlukan restrukturisasi kelembagaan penyuluhan pertanian yang mampu
mengentuh langsung kebutuhan petani dengan melibatkan petani secara lebih
aktif lagi.
3. Meningkatakan kualitas menejeman koperasi yang ada khususnya kualitas SDM
para pengurus dan manajer dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani.
4. Meningkatkan koordinasi peran lembaga keuangan dengan lembaga
penyuluhan, sarana produksi, sarana koperasi untuk meningkatkan pelayanan
kepada petani secara optimum.
5. Meningkatkan peran badan penerapan teknologi dan informasi pertanian.
6. Meningkatkan peran dari lembaga-lembaga
lumbung desa dan pengairan.
tradisional seperti organisasi
7. Meningkatkan kemandirian organisasi petani.
Kelembagaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan
agribisnis, mengingat
rangkaian kegiatan yang terkait dalam sistem agribisnis
tersebut diatas digerakkan oleh berbagai kelembagaan. Yang dimaksud dengan
kelembagaan adalah berupa tradisi baru yang cocok dengan tuntutan industrialisasi
atau organisasi yang mampu menghasilkan ragam produk yang dapat memanfaatkan
dan mengembangkan keunggulan komparatif atau keunggulan kompetitif. Untuk
lebih mengenal kelembagaan yang terkait dalam sistem agribisnis, berikut ini akan
disajikan berbagai bentuk kelembagaan yang terkait dalam sistem agribisnis.
1) Kelembagaan Sarana Produksi
Kelembagaan sarana produksi merupakan kelembagaan ekonomi yang bergerak di
bidang produksi, penyediaan dan penyaluran sarana produksi seperti: BUMN, Koperasi
Unit Desa (KUD) dan usaha perdagangan swasta. Kelembagaan ini pada umumnya
melakukan usaha dalam produksi, perdagangan/pemasaran sarana produksi seperti
pupuk, pestisida, dan benih yang diperlukan petani.
a) Produsen Saprodi
Kelembagaan sarana produksi ini ada yang berfungsi sebagai produsen atau
perusahaan yang bergerak dibidang industri pupuk.
b) Distributor/penyalur saprodi
Kelembagaan ekonomi yang bergerak di bidang distribusi/penyaluran sarana
produksi ini cukup banyak jumlahnya, baik yang berstatus sebagai perusahaan
BUMN maupun swasta dan koperasi/KUD. Kelembagaan ini tersebar di semuasentra produksi tanaman pangan dan hortikultura di daerah.
c) Asosiasi
Untuk mengkoordinasi kegiatan baik dibidang produksi maupun distribusi
sarana produksi, biasanya beberapa kelembagaan usaha membentuk asosiasi.
2)
Kelembagaan Usaha Tani/Produksi
Kelembagaan agribisnis yang bergerak di bidang usaha tani/ produksi meliputi:
1) Rumah tangga petani sebagai unit usaha terkecil di bidang tanaman pangan dan
hortikultura; 2) Kelembagaan tani dalam bentuk kelompok tani, dan 3) kelembagaan
usaha dalam bentuk perusahaan budidaya tanaman pangan dan hortikultura.
Page 2 of 13
KELEMBAGAAN
Brawijaya University
2012
3) Kelembagaan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil
Kelembagaan yang terkait dengan pasca panen dan pengolahan hasil ini dapat
dibedakan antara lain: 1) Kelembagaan yang melakukan usaha di bidang pasca panen
meliputi: Usaha jasa perontokan, Usaha pengemasan, sortasi, grading yang dilakukan
oleh pedagang dan sebagainya; 2) Kelembagaan usaha di bidang pengolahan
(agroindustri) seperti perusahaan penggilingan industri tepung tapioka, industri
kecap, dan sebagainya; 3) Kelembagaan lumbung desa yang berperan untuk
mengatasi masalah pangan yaitu untuk memenuhi kebutuhan pangan yang sangat
mendesak, dimana ketersediaan pangan tidak mencukupi sementara untuk
memperolehnya masyarakat relatif tidak memiliki daya beli.
4)
Kelembagaan Pemasaran Hasil
Kelembagaan pemasaran meliputi kelembagaan yang terkait dalam sistem
tataniaga hasil pertanian sejak lepas dari produsen sampai ke konsumen. Bidang
pemasaran hasil Pertanian dapat juga bertugas menyelenggarakan pembinaan,
fasilitasi dan pengembangan penanganan pasca panen, pengolahan, pemasaran hasil
pertanian tanaman pangan, hortikultura dan peternakan. Contoh dari kelembagaan
pemasaran tersebut adalah asosiasi pemasaran hasil tanaman pangan dan
hortikultura.
5)
Kelembagaan Jasa Layanan Pendukung
Diantara banyak kelembagaan jasa pendukung ada beberapa yang dianggap
penting, antara lain:
a) Kelembagaan di Bidang Permodalan
Kelembagaan ini juga sangat bervariasi mulai dari perbankan, Dana Ventura,
maupun dana dari penyisihan keuntungan BUMN. Kelembagaan permodalan ini
menyediakan modal bagi sektor agribisnis baik berbasis komersial maupun
menyalurkan kredit program yang pada umumnya diskemakan oleh
pemerintah.
b) Kelembagaan di Bidang Penyediaan Alat, mesin dan kendaraan
Wujud kelembagaan ini berupa perusahaan/industri pembuatan dan perakitan
alsintan baik skala besar maupun skala menengah dan kecil, termasuk usaha
perbengkelan yang melakukan perakitan dan pembuat alsintan sederhana yang
tersebar di daerah.
c) Kelembagaan Aparatur
Kelembagaan aparatur yang melaksanakan fungsi pelayanan/penyuluhan
adalah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain dari kelembagaan penyuluhan, ada pula kelembagaan aparatur yang
memiliki fungsi pengaturan dan pembinaan antara lain adalah organisasi
pemerintah baik di pusat dan di tingkat provinsi serta instansi terkait; serta
Dinas Pertanian dan Instansi terkait di tingkat kabupaten.
2. Jenis Badan Usaha
Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang
bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan dengan
perusahaan, walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, Badan
Usaha adalah lembaga, sementara perusahaan adalah tempat dimana Badan Usaha
itu mengelola faktor-faktor produksi.
Pengembangan agribisnis harus berdasarkan asas ‘keberlanjutan’ yakni,
mencakup aspek ekologis, sosial dan ekonomi. Dalam hal ini diperlukan suatu wadah
yang sesuai untuk merealisasikan pembangunan yang berasaskan ‘keberlanjutan’
Page 3 of 13
KELEMBAGAAN
Brawijaya University
2012
yaitu suatu organisasi dalam setiap skala usaha agribisnis. Adapun macam-macam
organisasi utama dalam agribisnis sesuai dengan bentuk dasar usahanya sebagai
berikut: perusahaan perseorangan, persekutuan, perseroan, koperasi.
1) Perusahaan Perseorangan atau Individu (Single Proprietorship)
Bentuk organisasi bisnis yang paling tua dan paling sederhana adalah
perusahaan perorangan atau pribadi (single or individual proprietorship), yang
merupakan organisasi yang dimiliki dan dikendalikan oleh satu orang. Individu
dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara tententu.
Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk
mendirikannya. Pada umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil,
terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja / buruh yang
sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh perusahaan
perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang asongan,
dan lain sebagainya.
Ciri dan sifat perusahaan perseorangan :
a) Relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan.
b) Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi.
c) Tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi.
d) Seluruh keuntungan dinikmati sendiri.
e) Sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri.
f)
Keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan
yang lebih besar.
g) Jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup.
h) Sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan
Adapun keunggulan Perusahaan Perorangan, diantaranya :
a) Perusahaan perorangan memungkinkan pemilik perorangan memegang
kendali penuh atas bisnisnya dan hanya tunduk pada peraturan pemerintah
yang berlaku untuk semua tipe khusus bisnis ini.
b) Sekiranya modal diperlukan, pemiliknya akan menyediakannya dari dana
pribadi atau dipinjam entah dari bisnis lainnya atau harta pribadi.
c) Perusahaan perorangan tidak membayar pajak penghasilan sebagai bisnis
tersendiri.
d) Perusahaan perorangan unggul dalam hal kebebasan dan keluwesan
pelaksanaan usaha karena bentuk usaha ini lebih banyak berpegang pada hak
milik pribadi yang dilindungi oleh undang-undang negara yang bersangkutan.
Sedangkan kelemahan dari Perusahaan Perorangan :
a) Terbatasnya jumlah modal yang biasanya dapat disumbangkan seseorang.
b) Pemberi pinjaman enggan meminjamkan dana kepada pemilik perorangan
kecuali jika kejujuran pribadi seseorang dapat menjaminnya.
c) Kewajiban pribadi sebagai pemilik untuk semua hutang dan kewajiban bisnis
meluas bahkan kepada warisan pribadi pemilik.
d) Pembebasan dari pajak bisnis dikarenakan keuntungan bisnis pada
perusahaan perorangan dianggap keuntungan pemilik, maka keuntungan
bisnis yang tinggi bisa mengakibatkan pemilik dikenakan tarif pajak tinggi
daripada bentuk perseroan.
e) Pemusatan kendali dan laba pada satu individu
Page 4 of 13
KELEMBAGAAN
2.
Brawijaya University
2012
Perusahaan / Badan Usaha Persekutuan / Partnership
Perusahaan persekutuan (partnership) adalah badan usaha yang dimiliki
oleh dua orang atau lebih yang secara bersama-sama bekerja sama untuk
mencapai tujuan bisnis. Jadi perusahaan persekutuan merupakan asosiasi atau
perhimpunan dari dua orang atau lebih sebagai pemilik bisnis. Terlepas dari
kenyataan bahwa persekutuan melibatkan lebih dari satu orang , persekutuan
sama seperti perusahaan perorangan. Persekutuan dapat didasarkan pada
perjanjian tertulis atau lisan, atau kontrak antara kelompok yang terlibat.
Persekutuan merupakan bentuk organisasi bisnis yang paling sederhana di mana
sejumlah orang mengumpulkan sumber daya dan bakatnya demi keuntungan
bersama. Dalam perusahaan persekutuan tidak ada batasan untuk orang dari
luar untuk masuk menjadi anggota.
Keunggulan dari perusahaan persekutuan antara lain yaitu:
a)
Sangat sedikit pengeluaran yang dibutuhkan walaupun perlu diminta
bantuan pengacara yang baik untuk menggambarkan perjanjian
persekutuan.
b)
Persekutuan biasanya dapat mengumpulkan lebih banyak sumber daya
daripada perusahaan perorangan sebab lebih banyak orang yang terlibat
c)
Sekutu-sekutu lebih termotivasi daripada karyawan perusahaan perorangan
atau perseroan karena merupakan suatu tim dan setiap anggota tim berbagi
tanggung jawab dan kentungan
d)
Sekutu-sekutu secara perorangan hanya membayar pajak atas penghasilan
yang diperoleh sebagai bagian dari laba. Bisnis itu sendiri tidak dipajaki yang
mana dapat merupakan keuntungan besar tergantung dari penghasilan para
sekutu
e)
Kendali atau manajemen atas keputusan dan kebijakan bisnis dipusatkan
pada para sekutu
f)
Perkara-perkara bisnis persekutuan dibatasi pada persekutuan saja
Selain itu kelemahan dari perusahaan persekutuan yaitu:
a)
b)
c)
d)
Terletak pada kewajiban yang tidak terbatas dari sekutu umum
Bila seseorang bertindak sebagaimana sekutu umum bertindak, maka
hukum akan menafsirkan bahwa dia pada kenyataannya, merupakan sekutu
umum dengan segala kewajiban yang berlaku pada kedudukan tersebut
Persekutuan biasanya hanya mempunyai anggota yang terbatas
Persekutuan terbatas menderita kekurangan baik dana siap pakai maupun
orang-orang berbakat dibanding dengan perseroan
Kurangnya kesinambungan dan kestabilan
Kalau sekutu meninggalkan persekutuan karena pengunduran diri,
kematian, atau ketidakmampuan, persekutuan baru harus dibentuk.
Ketidaksanggupan seorang sekutu untuk bekerja karena kecelakaan,
penyakit, usia lanjut, penyakit jiwa, atau karena sesuatu alasan tidak
mampu melaksanakan tugas sepenuhnya.
Pada dasarnya ada dua jenis persekutuan. Kedua jenis dari persekutuan
tersebut yaitu :
A.
Persekutuan Umum (General Partnership)
Pada persekutuan umum masing-masing sekutu, tanpa memperhitungkan
Page 5 of 13
KELEMBAGAAN
Brawijaya University
2012
persentase modal yang ditanamkan, mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
Sekutu umum mempunyai wewenang untuk bertindak sebagai agen untuk
persekutuan, dan biasanya ikut serta dalam manajemen dan operasi bisnis.
Masing-masing sekutu umum menanggung semua hutang persekutuan, dan
dapat berbagi laba dalam perbandingan yang disepakati bersama ataupun dalam
pembagian yang merata.
B. Persekutuan Terbatas
Dalam tipe persekutuan ini individu-individu menyetor uang atau
kepemilikan modal tanpa mengharuskan kewajiban hukum penuh seperti sekutu
umum. Kewajiban sekutu terbatas, biasanya hanya terbatas sebesar jumlah
yang diinvestasikan secara pribadi dalam bisnis. Yang termasuk dalam badan
usaha persekutuan adalah firma dan persekutuan komanditer atau CV. Untuk
mendirikan badan usaha persekutuan membutuhkan izin khusus pada instansi
pemerintah yang terkait. Beberapa contoh dari perusahaan atau badan usaha
persekutuan (Partnership) antara lain yaitu :
1) Firma adalah suatu bentuk persekutuan bisnis yang terdiri dari dua orang
atau lebih dengan nama bersama yang tanggung jawabnya terbagi rata tidak
terbatas pada setiap pemiliknya. Ciri dan sifat firma :
a) Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi
dengan harta pribadi.
b)
Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin
c) Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin
anggota yang lainnya.
d) Keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup
e) Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma
f)
Pendiriannya tidak memelukan akte pendirian
g) Mudah memperoleh kredit usaha
2) Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennotschaap atau CV)
Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennotschaap atau CV)
adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh dua
orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan
yang berbeda-beda di antara anggotanya. Satu pihak dalam CV mengelola
usaha secara aktif yang melibatkan harta pribadi dan pihak lainnya hanya
menyertakan modal saja tanpa harus melibatkan harta pribadi ketika krisis
finansial. Yang aktif mengurus perusahaan CV disebut sekutu aktif, dan yang
hanya menyetor modal disebut sekutu pasif. Ciri dan sifat CV adalah sulit
untuk menarik modal yang telah disetor, Modal besar karena didirikan
banyak pihak, Mudah mendapatkan kredit pinjaman, Ada anggota aktif yang
memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada yang pasif tinggal
menunggu keuntungan, relatif mudah untuk didirikan, Kelangsungan hidup
perusahaan CV tidak menentu.
C. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas (PT) adalah organisasi bisnis yang memiliki badan
hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang
hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau
perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT pemilik modal tidak harus
memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal
untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT dibutuhkan sejumlah modal
Page 6 of 13
KELEMBAGAAN
Brawijaya University
2012
minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan lainnya.
Ciri dan sifat dari PT :
a)
Kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta pribadi.
b)
Modal dan ukuran perusahaan besar.
c)
Kelangsungan hidup perusahaan PT ada di tangan pemilik saham.
d)
Dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki bagian saham.
e)
Kepemilikan mudah berpindah tangan.
f)
Mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan / pegawai.
g)
Keuntungan dibagikan kepada pemilik modal / saham dalam bentuk
dividen.
h) Kekuatan dewan direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang
saham.
i)
Sulit untuk membubarkan PT.
j)
Pajak berganda pada pajak penghasilan (pph) dan pajak deviden.
D. Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang berlandaskan asas-asas
kekeluargaan.
Organisasi
Buruh
Sedunia
(Intemational
Labor
Organization/ILO), dalam resolusinya nomor 127 yang dibuat pada tahun
1966, membuat batasan mengenai ciri-ciri utama koperasi yaitu:
1)
2)
3)
4)
5)
Merupakan perkumpulan orang-orang;
Yang secara sukarela bergabung bersama;
Untuk mencapai tujuan ekonomi yang sama;
Melalui pembentukan organisasi bisnis yang diawasi secara demokratis
Yang memberikan kontribusi modal yang sama dan menerima bagian
resiko dan manfaat yang adil dari perusahaan di mana anggota aktif
berpartisipasi
Koperasi resmi yang pertama pada zaman modern ini adalah
“Perkumpulan para pelopor Keadilan Rochdale” di Inggris 1844 dengan lebih
dikenal sebagai Prinsip-prinsip Rochdale yakni:
1. Modal harus mereka sediakan sendiri dan modal tersebut mendapat suku
bunga tetap.
2. Koperasi hanya menyediakan bahan makanan yang paling pokok dan
yang dapat diperoleh kepada para anggota.
3. Timbangan dan ukuran penuh harus diberikan.
4. Harga pasar harus dibayar langsung, tidak ada kredit yang diberikan atau
diminta.
5. “laba” harus dibagi menurut perbandingan jumlah pembelian yang
dilakukan oleh setiap anggota.
6. Prinsipnya adalah bahwa setiap satu anggota memiliki satu suara yang
menentukan, dan harus ada persamaan bagi semua jenis kelamin dalam
keanggotaan.
7. Manajemen harus dikelola oleh para pejabat dan komite atau panitia yang
dipilih secara berkala.
Page 7 of 13
KELEMBAGAAN
Brawijaya University
2012
8. Presentase tertentu dari sisa hasil usaha harus disediakan bagi
pendidikan.
9. Perhitungan (laporan) keuangan dan neraca harus sering disajikan
kepada para anggota.
Undang-undang Capper-Volstead tahun 1922 merupakan undang-undang
koperasi yang paling menonjol diantaranya karena UU tersebut member kepastian
hak-hak pengusaha tani untuk mengorganisasi pasar dan hasil secara kolektif selama
memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Asosiasi/koperasi
menyelenggarakan
sekurang-kurangnya
setengah
dari
bisnisnya dalam hubungan para anggotanya.
b) Tidak ada anggota asosiasi yang mempunyai lebih dari satu hak suara atau
asosiasi membatasi dividen tidak lebih dari 8 persen.
Fungsi dari didirikannya koperasi anatara lain yaitu:
1) Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian Indonesia.
2) Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi Indonesia.
3) Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara Indonesia.
4) Memperkokoh perekonomian rakyat indonesia dengan jalan pembinaan
koperasi
Selain memiliki fungsi seperti tersebut di atas, koperasi di dalam pendiriannya
juga memiliki peran dan fungsi. Adapun peran dan fungsi dari koperasi itu antara
lain yaitu :
1) Meningkatkan taraf hidup sederhana masyarakat Indonesia.
2) Mengembangkan demokrasi ekonomi di Indonesia.
3) Mewujudkan pendapatan masyarakat yang adil dan merata dengan cara
menyatukan, membina, dan mengembangkan setiap potensi yang ada.
Jenis-jenis koperasi dapat digolongkan kedalam beberapa bentuk. Terdapat
beberapa penggolongan dari koperasi. Penggolongan dari koperasi dapat dilakukan
antara lain yaitu menurut sifat usahanya. Menurut sifat usahanya, koperasi dibedakan
menjadi empat macam sebagai berikut.
a) Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang mengusahakan kebutuhan sehari-hari,
misalnya barang-barang pangan (seperti beras, gula, garam, dan minyak goreng),
barang-barang sandang (seperti kain batik, tekstil), barang-barang pembantu
keperluan sehari-hari (seperti sabun, minyak tanah, dan lain-lain). Tujuan koperasi
konsumsi adalah agar anggota-angggotanya dapat membeli barang-barang konsumsi
dengan kualitas yang baik dan harga yang layak.
b) Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan
ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang, baik yang dilakukan oleh koperasi
organisasi maupun orang-orang yang mampu menghasilkan suatu barang dan jasajasa. Dengan demikian, dapat meningkatakan taraf kesejahteraan anggota. Orangorang tersebut adalah kaum buruh dan kaum pengusaha. Misalnya Peternak Sapi
Perah, Koperasi Kerajinan Banbu dan Rotan, serta Koperasi Pertanian.
c) Koperasi Kredit atau Simpan Pinjam
Page 8 of 13
KELEMBAGAAN
Brawijaya University
2012
Koperasi kredit didirikan guna menolong anggota denagn meminjamkan uang
secara kredit dengan bunga ringan. Uang itu dimaksud untuk tujuan produksi. Oleh
karena itu, disebut koperasi kredit.Untuk memberikan pinjaman, koperasi
memerlukan modal. Modal utama koperasi kredit berasal dari simpanan anggota
sendiri. Uang simpanan yang dikumpulkan bersama-sama itu dipinjamkan kepada
anggota yang memerlukan. Oleh karena itu, koperasi kredit lebih tepat disebut
kperasi simpan pinjam.Tujuan koperasi kredit adalah saling membantu, memperbaiki
keadaan ekonomi, atau kesejahteraan anggota. Adapun cara koperasi kredit dalam
membantu keadaan ekonomi anggota sebagai berikut.(a)membantu keperluan kredit
para
anggota,
yang
sangat
membutuhkan
denagn
syarat-syarat
yang
ringan.(b)Mendidik kepada para anggota, supaya giat menympan secara teratur,
sehingga membentuk modal sendiri.(c)Mendidik anggota hidup berhemat, dengan
menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka.(d)Menambah pengetahuan tentang
perkoperasian.
d) Koperasi Jasa
Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi
para anggota maupun masyarakat umum.
3. Pola Kemitraan
A. Pengertian Kemitraan
Kemitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok
masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama
dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran
masing-masing, dengan demikian untuk membangun kemitraan harus memenuhi
beberapa persyaratan yaitu persamaan perhatian, saling percaya dan saling
menghormati, harus saling menyadari pentingnya kemitraan, harus ada kesepakatan
misi, visi, tujuan dan nilai yang sama, harus berpijak padalandasan yang sama,
kesediaan untuk berkorban.
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau
kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut
Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individuindividu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas
atau tujuan tertentu.
Adapun unsur-unsur kemitraan yaitu:
a. Adanya hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih.
b. Adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut (equality).
c. Adanya
keterbukaan atau trust relationship antara
(transparancy).
pihak-pihak tersebut
d. Adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan atau memberi
manfaat (mutual benefit).
B. Jenis atau Pola Kemitraan
Dalam Pasal 27 Undang-Undang Usaha Kecil ditentukan pola-pola kemitraan
sebagai berikut:
1.
Inti Plasma
Pola inti plasma adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha
menengah atau usaha besar yang di dalamnya usaha menengah atau usaha besar
bertindak sebagai inti dan usaha kecil selaku plasma, perusahaan inti melaksanakan
pembinaan mulai dari penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis, sampai dengan
Page 9 of 13
KELEMBAGAAN
Brawijaya University
2012
pemasaran hasil produksi.
2. Subkontrak
Pola subkontrak adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha
menengah atau usaha besar yang di dalamnya usaha kecil memproduksi komponen
yang diperlukan oleh usaha menengah atau usaha besar sebagai bagian dari
produksinya. Kelemahan pola subkontrak ini adalah pada besarnya kebergantungan
pengusaha kecil pada pengusaha menengah atau besar. Hal tersebut dapat
berdampak negatif terhadap kemandirian dan keuntungan yang diperoleh oleh
pengusaha kecil. Manfaat yang diperoleh pengusaha kecil melalui pola subkontrak ini
adalah dalam hal :
a. Kesempatan untuk mengerjakan sebagian produksi dan atau komponen.
b. Kesempatan yang seluas-luasnya dalam memperoleh bahan baku.
c. Bimbingan dan kemampuan teknis produksi dan atau manajemen.
d. Perolehan, penguasaan, dan peningkatan teknologi yang digunakan.
e. Pembiayaan.
3. Dagang Umum
Pola dagang umum adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil
dengan usaha menengah atau usaha besar yang di dalamnya usaha
menengah atau usaha besar memasarkan produksi usaha kecil atau usaha
kecil memasok kebutuhan yang diperlukan oleh usaha menengah atau usaha
besar mitranya.
4. Waralaba
Pola waralaba adalah hubungan kemitraan yang di dalamnya usaha menengah
atau usaha besar pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi merk dan
saluran distribusi perusahaan kepada usaha kecil penerima waralaba dengan disertai
bantuan dan bimbingan manajemen.
Pengaturan yang terinci mengenai kemitraan bisnis pola waralaba ini telah
diatur di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 26 Tahun 1997 tentang
waralaba. Di dalam peraturan pemerintah kemitraan sendiri terdapat pengaturan
khusus tentang waralaba ini, antara lain dalam pasal 7 yang menentukan sebagai
berikut :
a. Usaha besar dan atau usaha menengah yang bermaksud memperluas usahanya
dengan memberi waralaba, memberikan kesempatan dan mendahulukan usaha
kecil yang memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai penerima waralaba
untuk usaha yang bersangkutan.
b. Perluasan usaha oleh usaha besar dan atau usaha menengah dengan cara
waralaba di kabupaten atau kotamadya Daerah Tingkat II di luar ibukota propinsi
hanya dapat dilakukan melalui kemitraan dengan usaha kecil.
5. Keagenan
Pola keagenan adalah hubungan kemitraan yang di dalamnya usaha kecil diberi
hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha menengah atau usaha besar
mitranya. Pengertian agen hampir sama dengan distributor karena sama-sama
menjadi perantara dalam memasarkan barang dan jasa perusahaan menengah atau
besar (prisipal). Namun, secara hukum berbeda karena mempunyai karakteristik dan
tanggungjawab hukum yang berbeda.
6. Modal Ventura
Modal Ventura dapat didefinisikan dalam berbagai versi. Pada dasarnya
berbagai macam definisi tersebut mengacu pada satu pengertian mengenai modal
Page 10 of 13
KELEMBAGAAN
Brawijaya University
2012
ventura yaitu suatu pembiayaan oleh suatu perusahaan pasangan usahanya yang
prinsip pembiayaannya adalah penyertaan modal.
Meskipun prinsip dari modal ventura adalah “penyertaan” namun hal tersebut
tidak berarti bahwa bentuk formal dari pembiayaannya selalu penyertaan. Bentuk
pembiayaannya bisa saja obligasi atau bahkan pinjaman, namun obligasi atau
pinjaman itu tidak sama dengan obligasi atau pinjaman biasa karena mempunyai sifat
khusus yang pada intinya mempunyai syarat pengembalian dan balas jasa yang lebih
lunak.
C. Tujuan / manfaat Kemitraaan
Kenyataan menunjukkan bahwa Usaha Kecil masih belum dapat mewujudkan
kemampuan dan peranannya secara optimal dalam perekonomian nasional. Hal itu
disebabkan oleh kenyataan bahwa Usaha Kecil masih menghadapi berbagai hambatan
dan kendala, baik yang bersifat eksternal maupun internal, dalam bidang produksi
dan pengolahan, pemasaran, permodalan, sumber daya manusia, dan teknologi, serta
iklim usaha yang belum mendukung bagi perkembangannya. Sehubungan dengan itu,
Usaha Kecil perlu memberdayakan dirinya dan diberdayakan dengan berpijak pada
kerangka hukum nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 demi terwujudnya demokrasi ekonomi yang bedasar pada asas kekeluargaan.

Pemberdayaan Usaha Kecil dilakukan melalui :
1. Penumbuhan iklim usaha yang mendukung bagi pengembanganUsaha Kecil;
2. Pembinaan dan pengembangan Usaha Kecil serta kemitraan usaha.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka untuk menghasilkan tingkat
efisiensi dan produktivitas yang optimal diperlukan sinergi antara pihak yang memiliki
modal kuat, teknologi maju, manajemen modern dengan pihak yang memiliki bahan
baku, tenaga kerja dan lahan. Sinergi ini dikenal dengan kemitraan. Kemitraan yang
dihasilkan merupakan suatu proses yang dibutuhkan bersama oleh pihak yang
bermitra dengan tujuan memperoleh nilai tambah. Hanya dengan kemitraan yang
saling menguntungkan, saling membutuhkan dan saling memperkuat, dunia usaha
baik kecil maupun menengah akan mampu bersaing.
dapun secara lebih rinci tujuan kemitraan meliputi beberapa aspek, yang
diantaranya yaitu :
a) Tujuan dari Aspek Ekonomi
Dalam kondisi yang ideal, tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
kemitraan secara lebih kongkrit yaitu :
1. Meningkatkan pendapataan usaha kecil dan masyarakat;
2. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan;
Mengenal tiga jenis efisiensi diantaranya yaitu pertama, efisiensi teknis adalah
cara yang paling efektif dalam menggunakan suatu sumber yang langka (tenaga
kerja, bahan baku, mesin dan lain sebagainya) atau sejumlah sumber dalam suatu
pekerjaan tertentu. Kedua, efisiensi statis meliputi efisiensi teknis yang
mencerminkan alokasi sumber-sumber yang ada dalam rangkaian waktu tertentu,
dengan kata lain, efisiensi ekonomi diperoleh bila tak ada kemungkinan realokasi
sumber lain yang dapat meningkatkan output produk lainnya. Ketiga, efisiensi
dinamis, pada pihak lain menghubungkan pertumbuhan ekonomi dengan kenaikan
sumber yang seharusnya menyebabkan pertumbuhan ini. Jadi walaupun dua
perekonomian mungkin telah meningkatkan persediaan modal dan tenaga kerja
mereka dengan persentase yang sama, tapi tingkat pertumbuhan nasional dalam
kedua kasus ini mungkin sangat berlainan.
Page 11 of 13
KELEMBAGAAN
Brawijaya University
2012
b) Tujuan dari Aspek Sosial dan Budaya
Kemitraan usaha dirancang sebagai bagian dari upaya pemberdayaan usaha
kecil. Pengusaha besar berperan sebagaai faktor percepatan pemberdayaan usaha
kecil sesuai kemampuan dan kompetensinya dalam mendukung mitra usahanya
menuju kemandirian usaha, atau dengan perkataan lain kemitraan usaha yang
dilakukan oleh pengusaha besar yang telah mapan dengan pengusaha kecil sekaligus
sebagai tanggung jawab sosial pengusaha besar untuk ikut memberdayakan usaha
kecil agar tumbuh menjadi pengusaha yang tangguh dan mandiri. Adapun sebagai
wujud tanggung jawab sosial itu dapat berupa pemberian pembinaan dan
pembimbingan kepada pengusaha kecil, dengan pembinaan dan bimbingan yang terus
menerus diharapkan pengusaha kecil dapt tumbuh dan berkembang sebagai
komponen ekonomi yng tangguh dan mandiri.
c) Tujuan dari Aspek Teknologi
Secara faktual, usaha kecil biasanya mempunyai skala usaha yang kecil dari sisi
modal, penggunaan tenaga kerja, maupun orientasi pasarnya. Demikian pula dengan
status usahanya yang bersifat pribadi atau kekeluargaan; tenaga kerja berasal dari
lingkungan setempat; kemampuan mengadopsi teknologi, manajemen, dan
adiministratif sangat sederhana; dan struktur permodalannya sangat bergantung pada
modal tetap. Sehubungan dengan keterbatasan khususnya teknologi pada usaha kecil,
maka pengusaha besar dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan terhadap
pengusaha kecil meliputi juga memberikan bimbingan teknologi. Teknologi dilihat dari
arti kata bahasanya adalah ilmu yang berkenaan dengan teknik. Oleh karena itu
bimbingan teknologi yang dimaksud adalah berkenaan dengan teknik berproduksi
untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
d) Tujuan dari Aspek Manajemen
Manajemen merupakan proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu
untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai hasil-hasil yang
tidak bisa dicapai apabila satu individu bertindak sendiri. Sehingga ada 2 (dua) hal
yang menjadi pusat perhatian yaitu : Pertama, peningkatan produktivitas individu
yang melaksnakan kerja, dan Kedua, peningkatan produktivitas organisasi di dalam
kerja yang dilaksanakan. Pengusaha kecil yang umumnya tingkat manajemen usaha
rendah, dengan kemitraan usaha diharapkan ada pembenahan manajemen,
peningkatan kualitas sumber daya manusia serta pemantapan organisasi.
REFERENSI
Hendrojogi. 1998. Koperasi : Azas-azas, Teori dan Praktek. PT. Grafindo Persada.
Jakarta.
Silvana Maulidah, 2010. Koperasi Pertanian. Jurusan Sosek Pertanian UB. Malang
W. David Downey & Steven P. Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi kedua.
Penerbit Erlangga
Page 12 of 13
KELEMBAGAAN
Brawijaya University
PROPAGASI
1. Mengapa Kelembagaan menjadi sebuah hal penting dalam mengelola usaha
agribisnis? Sebut dan jelaskan peranan koperasi pertanian dalam sistem
agribisnis
2. Sebutkan contoh riil model kemitraan petani agribisnis, Jelaskan dan buat
kesimpulan
3. Jelaskan kelebihan dan kelemahan model kemitraan dalam agribisnis
Page 13 of 13
2012
Download