MODUL PERKULIAHAN TEORI KOMUNIKASI Teori-Teori Komunikasi Antar Pribadi Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi Tatap Muka 5-6 Kode MK Disusun Oleh 85004 Dr. Endah Murwani, M.Si Abstract Kompetensi Teori-teori komunikasi antar pribadi difokuskan pada 1) dimensi individu dalam komunikasi antar pribadi, 2) memahami diri pribadi, 3) memahami orang lain dan 4) hubungan dalam komunikasi antar pribadi. Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan dan menerapkan teori-teori komunikasi antar pribadi dalam fenomena komunikasi keseharian dengan benar TEORI-TEORI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI Memahami Diri Pribadi Dalam Komunikasi Diri pribadi menjadi pusat dari proses komunikasi sehingga memahami diri pribadi merupakan syarat mendasar dalam KAP. ‘Diri pribadi’ adalah suatu kualitas yang membuat seseorang dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya atau secara sederhana diartikan sebagai identitas individu. Upaya kita untuk memahami diri pribadi ini disebut persepsi, dimana melalui indera yang dimiliki kita menangkap informasi atas obyek tertentu. Persepsi mempengaruhi rangsangan (stimulus) atau pesan apa yang kita serap dan apa makna yang kita berikan kepada mereka ketika mereka mencapai kesadaran. Oleh karenanya persepsi sangat penting bagi studi komunikasi. Persepsi bersifat kompleks. Apa yang terjadi di dunia luar dapat sangat berbeda dengan apa yang mencapai otak kita. Mempelajari bagaimana dan mengapa pesan-pesan ini berbeda sangat penting untuk memahami komunikasi. Dalam memahami diri pribadi ini 3 aspek yang dibahas yaitu : konsep diri, kesadaran diri & self disclosure 1. Konsep Diri Persepsi tentang diri kita yang bersifat fisik, psikologis dan sosial yang datang dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain. Konsep diri berkembang dari : citra diri yang diperoleh dari orang lain, membandingkan diri dengan orang lain dan evaluasi terhadap pikiran perilaku diri sendiri. 2. Kesadaran diri (self awareness) Kesadaran diri pribadi (self awareness) merupakan langkah pertama untuk memahami diri pribadi. Kesadaran diri pribadi ini menggambarkan sejauhmana kita mengenal diri kita sendiri. Joseph Luft menggambarkan pribadi kita dengan Jendela Johari (Johari Window). Jendela yang dianalogikan dengan kepribadian kita dibagi 4, yaitu : - Daerah terbuka (open self) Berisi informasi, sikap, perilaku, perasaan, keinginan, ide, motivasi, dsb yang diketahui diri sendiri & org lain. 2014 2 Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - Daerah buta ( blind self) Berisi informasi tentang diri kita yang diketahui orang lain tetapi kita sendiri tidak mengetahuinya - Daerah tersembunyi ( hidden self) Berisi informasi yang diketahui diri kita sendiri dan tidak diketahui orang lain. - Daerah tidak diketahui (unknown self) Bagian dari diri kita yang tidak diketahui oleh kita sendiri maupun orang lain. Konsep yang mempengaruhi proses perkembangan kesadaran diri : - Reflexive self Bila kita memandang ke dalam cermin dan melihat pantulan diri kita yang sedang memandang kita. Artinya ketika kita mempersepsikan diri kita, kita mempersepsikan bahwa diri kita terlibat dalam persepsi diri - Social Self Menggambarkan bagaimana kita mengembangkan konsep diri melalui interaksi - Becoming self Konsep diri selalu selalu dalam state of becoming atau proses menjadi konsep diri 3. Self Disclosure Proses mengungkapkan informasi pribadi kita kepada orang lain dan sebaliknya. Beberapa aspek dalam self disclosure : - Self disclosure adalah jenis komunikasi. Bisanya self disclosure digunakan untuk mengacu pada pengungkapan informasi secara sadar - Self disclosure adalah ‘informasi’ – sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui oleh penerima. Informasi adalah pengetahuan baru. Agar pengungkapan diri terjadi, suatu dikomunikasikan 2014 3 Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pengetahuan baru harus - Self disclosure adalah informasi tentang diri sendiri; tentang pikiran, perasaan dan perilaku seseorang atau tentang orang lain yang sangat dekat yang sangat dipikirkannya. Jadi, self disclosure dapat diartikan sebagai tindakan kita sendiri atau tindakan yang berhubungan dengan kita. - Self disclosure menyangkut informasi yang biasanya dan secara aktif disembunyikan - Self disclosure melibatkan sedikitnya satu orang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi self disclosure : a. Besar kelompok Self disclosure lebih banyak terjadi dalam kelompok kecil ketimbang dalam kelompok besar b. Perasaan menyukai Kita membuka diri kepada orang-orang yang kita sukai atau cintai dan tidak akan membuka diri kepada orang yang tidak kita sukai c. Efek Diadik Kita melakukan self disclosure bila orang yang bersama kita juga melakukan self disclosure d. Topik Kita lebih cenderung membuka diri tentang topik tertentu ketimbang topik yang lain. e. Jenis kelamin Umumnya laki-laki lebih kurang terbuka ketimbang perempuan. Memahami Orang Lain Dalam Komunikasi Antar Pribadi 1. Implicit Personality Theory Setiap orang mempunyai teori personality, yaitu suatu system aturan yang mengatakan pada kita mana karakteristik yang sesuai untuk karakteristik yang lain. Konsepsi ini merupakan teori yang digunakan orang ketika membentuk kesan terhadap orang lain. 2014 4 Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hallo efek merupakan fungsi dari teori kepribadian implicit. Bila kita percaya bahwa seseorang memiliki sejumlah sifat positif, kita akan menyimpulkan ia memiliki sifat positif lainnya. Sedangkan reserve hallo effect adalah bila kita tahu seseorang memiliki sejumlah sifat negatif kita cenderung menyimpulkan bahwa orang tsb juga memiliki sifat-sifat negatif lainnya. 2. The Self Fulfilling Prophecy Terjadi bila kita membuat perkiraan atau keyakinan yang menjadi kenyataan, karena kita telah membuat perkiraan dan bertindak seakan-akan hal tsb benar. Tahap-tahap dalam proses ini : - Kita membuat prediksi atau membentuk keyakinan tentang seseorang atau situasi - Kita bersikap terhadap orang atau situasi tsb seakan-akan prediksi/keyakinan kita benar - Karena kita bersikap seakan-akan keyakinan itu benar, hal tsb menjadi benar - Kita mengamati efek tindakan kita terhadap seseorang atau situasi dan apa yang kita lihat memperkuat keyakinan kita. 3. Symbolic Interactionism Studi-studi tentang interaksi sosial yang melibatkan penggunaan simbol, memunculkan pendekatan symbolic interactionism yang awalnya bersumber pada pemikiran para tokoh sosiologi klasik dari Eropa seperti Georg Simmel dan Max Weber. Sedangkan tokoh sosiologi modern dari Amerika Serikat yang merintis pemikiran dasar mengenai interaksionisme antara lain William James, Cooley, John Dewey dan George Herbert Mead. Ide-ide mereka kemudian mempengaruhi Herbert Blumer, Erving Goffman dan Peter L. Berger. Kerangka pemikiran symbolic interactionism menurut Jerome Manis dan Bernard Meltzer (dalam Littlejohn, 1996 : 159) ada tujuh proposisi umum, yaitu : 1) bahwa tingkah laku dan interaksi antar manusia dilakukan melalui perantaraan lambang-lambang yang mengandung arti ; 2) orang 2014 5 Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menjadi manusiawi setelah berinteraksi dengan orang-orang lainnya ; 3) bahwa masyarakat merupakan himpunan dari orang-orang yang berinteraksi ; 4) bahwa manusia secara sukarela aktif membentuk tingkah lakunya sendiri ; 5) bahwa kesadaran atau proses berpikir seseorang melibatkan proses interaksi dalam dirinya ; 6) bahwa manusia membangun tingkah lakunya dalam melakukan tindakan-tindakannya ; 7) bahwa untuk memahami tingkah laku manusia diperlukan penelahaan tentang tingkah laku/perbuatan yang tersembunyi Interaksionisme simbolis sering dikelompokkam ke dalam dua aliran (school). Chicago School yang dimotori oleh Herbert Blumer melanjutkan tradisi humanistis yang dimulai oleh George Herbert Mead. Blumer menekankan bahwa studi terhadap manusia tidak dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti studi terhadap benda. Tujuan dari para peneliti seharusnya adalah untuk berempati dengan subyek yang diteliti, memasuki ruang lingkup pengalamannya dan berusaha mengerti nilai orang tersebut. Blumer dan para pengikutnya menghindari pendekatan-pendekatan kuantitatif dan ilmiah dalam mempelajari tingkah laku manusia, akan tetapi lebih menekankan pada sejarah kehidupan, otobiografi, studi kasus, catatan harian, surat-surat dan interview tidak langsung. Blumer terutama menekankan pentingnya observasi dalam studi komunikasi. Selanjutnya, tradisi Chicago melihat orang sebagai kreatif, inovatif dan bebas untuk mendefinisikan situasi dalam cara-cara yang tidak terduga. Self dan society dipandang sebagai suatu proses, bukan sebagai struktur; membekukan proses berarti menghilangkan inti hubungan individu-masyarakat (Littlejohn, 2002 : 145) Sedangkan tradisi Iowa School, meletakan suatu pendekatan lebih ilmiah. Manford Kuhn dan Carl Courch, sebagai pemimpin, yakin bahwa konsep-konsep interaksionis dapat dioperasionalisasikan. Meskipun Kuhn mengakui adanya proses dalam alam tingkah laku dari interaksionisme simbolis, dia berpendapat bahwa metode obyektif lebih benar daripada metode ‘soft’ yang dilakukan Blumer. Bagaimana pemikiran Mead tentang interaksi tersebut ? Menurut Mead, orang adalah aktor (pelaku) dalam masyarakat. Sementara ‘social act’ (tindakan sosial) merupakan payungnya. Mead juga menyatakan bahwa tindakan merupakan suatu unit lengkap yang tidak bisa dianalisis menurut bagian-bagiannya secara terpisah. Dalam hal ini, tindakan sosial mencakup 2014 6 Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tiga bagian yang saling berkaitan 1) initial gesture (gerak isyarat awal) dari seorang individu 2) response (tanggapan) atas gerak isyarat tersebut dari individu-individu lainnya baik secara nyata ataupun secara tersembunyi 3) hasil dari tindakan yang dipersepsikan oleh kedua belah pihak (Littlejohn, 2002 dan Griffin, 2003) Menurut Mead, masyarakat (society) merupakan himpunan dari perbuatan-perbuatan kooperatif yang berlangsung diantara anggotanya. Namun demikian perbuatan kooperatif ini bukan hanya menyangkut proses fisik-biologis saja, tetapi juga menyangkut aspek psikologis, karena melibatkan proses berpikir (minding). Jadi cooperation atau kerjasama mengandung arti membaca atau memahami tindakan dan maksud orang lain agar dapat berbuat sesuai dengan cara yang sesuai dengan orang-orang lain. Dalam teoriya yang diuraikan dalam buku Mind, Self and Society, Mead menguraikan tahap pengembangan diri (self) manusia. Diri manusia berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Menurut Mead setiap anggota baru masyarakat harus mempelajari peran-peran yang ada dalam masyarakat – suatu proses yang dinamakannya pengambilan peran (role taking). Dalam proses ini seseorang belajar untuk mengetahui peran yang harus dijalankannya serta peran yang harus dijalankan orang lain. Pada tahap pertama, play stage, seseorang mulai belajar mengambil peran orang yang berada di sekitarnya. Ia mulai menirukan peran yang dijalankan oleh orang tuanya. Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya mengetahui peran yang harus dijalankannya, tetapi telah pula mengetahui peran yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Pada tahap sosialisasi, interaksi seorang anak biasanya terbatas pada sejumlah kecil orang lain – anggota keluarga. Oleh Mead orang yang penting dalam proses sosialisasi ini dinamakan significant others. Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil peranperan yang dijalankan orang lain dalam masyarakat – mampu mengambil peran generalized others. Sedangkan pokok-pokok pemikiran Blumer 1) manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan pemahaman arti dari sesuatu tsb ; 2) pemahaman arti ini diperoleh melalui interaksi; 3) pemahaman arti ini juga merupakan hasil proses interpretasi. Bagi Blumer sesuatu obyek itu terdiri dari tiga macam : 1) things (benda fisik) ; 2) social things atau orang-orang; 3) ideas atau abstracts atau ide-ide/gagasan (Littlejohn, 2002) 2014 7 Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Secara umum pokok-pokok pemikiran Kuhn tentang interaksionisme simbolis lebih bersifat micro dan empiris (Littlejohn, 2002 : 149). Ada 4 hal yang dikemukakan oleh Kuhn : obyek sasaran, rencana tindakan (plan action), ‘orientational other’ (orientasi pada orang lain) dan konsep diri (self concept). Obyek sasaran menurut Kuhn bisa mencakup semua aspek realitas. Obyek sasaran tersebut dapat berbentuk benda, kualitas, peristiwa atau keadaan. ‘Plan action’ atau rencana tindakan adalah totalitas pola tindakan seseorang terhadap obyek sasaran tertentu. Konsep ini mencakup : apakah seseorang mencari atau menghindari suatu obyek, bagaimana si obyek seharusnya bertindak dan perasaan serta sikap pelaku tentang obyek. ‘Orientational other’ (orientasi pada orang lain’ didasarkan pada suatu pemikiran bahwa orientasi kehidupan seseorang dipengaruhi oleh orangorang lain disekitarnya. Istilah ini pada dasarnya merupakan sinonim dari significant other yang dipakai Mead. Pengaruh yang timbul ada 4 macam yaitu : 1) pengaruh emosi dan psikologis, 2) pengaruh dalam perbendaharaan umum, konsep-konsep pokok dan kategori-kategori, 3) pengaruh dalam pembedaan peran diri sendiri dan peran orang lain, 4) pengaruh orang lain yang menopang konsep diri seseorang. Ide penting di balik konsep ini adalah bahwa individu dapat melihat dunia melalui interaksi dengan orang lain yang telah memberi sentuhan penting bagi kehidupan individu tsb. Penjabaran konsep diri Kuhn menyangkut 2 hal sbb : 1) konsep diri dipandang sebagai rencana tindakan individu terhadap dirinya sebagai objek dan 2) konsep diri mencakup identitas (peran dan status), minat (interest) dan ‘aversion’ (keengganan), tujuan, ideologi serta evaluasi diri. Secara metodologis, konsep diri ini dioperasionalkan dalam dua variable : 1) the ordering variable, yang diukur adalah hal-hal menonjol atau ciri-ciri kepentingan yang dimiliki individu, 2) the locus variable, menunjuk pada suatu keadaan dimana si subyek secara umum cenderung untuk mengidentifikasikan dirinya melalui pengelompokan yang didasarkan konsensus, tidak berdasarkan ciri-ciri yang menonjolkan keistimewaan. Pandangan lain yang juga menekankan pada peran interaksi dalam proses sosalisasi tertuang dalam pemikiran Charles H. Colley. Menurut Colley konsep diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini oleh Cooley diberi nama looking glass self. Nama demikian diberikan Cooley karena ia melihat analogi antara pembentukan diri seseorang dengan 2014 8 Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perilaku orang yang sedang bercermin; kalau cermin memantulkan apa yang terdapat di depannya, maka menurut Cooley diri seseorangpun memantulkan apa yang dirasakannya sebagai tanggapan masyarakat terhadapnya. Cooley berpendapat bahwa looking glass self terbentuk melalui 3 tahap. Pada tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu. 4. Impression Management Sebagai seorang interaksionis simbolis dari tradisi dramaturgikal, Goffman menganalisa perilaku manusia dengan sebuah metafora yang teatrikal, dimana didalamnya lokasi umum dianggap sebagai sebuah panggung dan orang-orang bertindak sebagai aktor yang menyusun performa mereka untuk memberi kesan kepada para penonton. Ia mulai dengan asumsi bahwa seseorang bagaimanapun harus membuat atau mengatur peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Interpretasi terhadap suatu situasi adalah definisi terhadap situasi tersebut. Definisi seseorang terhadap suatu situasi dapat dibagi menjadi potongan-potongan dan kerangka-kerangka. Kerangka itu memungkinkan seseorang mengenali dan memahami hal-hal yang bisa saja menjadi tidak bermakna dan memberikan arti bagi aktivitas-aktivitas kehidupan yang sedang terjadi. Pemikiran sentral Goffman tentang komunikasi, yakni aktivitasaktivitas komunikasi dipandang dalam konteks frame analysis (Littlejohn, 2002 : 150-152). face engagement terjadi ketika orang-orang terlibat satu sama lain dalam interaksi yang terfokus. Mereka bergantian menghadirkan drama satu sama lain, memainkan peran dan memproyeksikan citra-citra tertentu dalam berbagai situasi. Dalam upaya mendefinisikan sebuah situasi, seseorang akan melewati proses mendapatkan informasi tentang orangorang yang berada dalam situasi tsb dan memberikan informasi tentang dirinya. Goffman menyebutnya sebagai impression management Dalam buku Erving Goffman yaitu The Presentation of Self in Everyday Life (1959), Goffman menyatakan bahwa individu adalah aktor yang mempresentasikan dirinya secara verbal dan non verbal ketika berinteraksi dengan orang lain. Presentasi diri merupakan tindakan untuk menampilkan 2014 9 Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id diri yang dilakukan setiap individu dengan memainkan peran dan memproyeksikan citra-citra tertentu dalam berbagai situasi. Dalam upaya mendefinisikan sebuah situasi, seseorang akan melewati proses mendapatkan informasi tentang orang-orang yang berada dalam situasi tersebut dan memberikan informasi tentang dirinya. Goffman menyebutnya sebagai impression management. 5. Teori Atribusi Dikenalkan oleh EE Jones & KE Davis dan dikembangkan oleh H.H Kelley. Atribusi merupakan suatu proses melalui mana kita berupaya untuk memahami perilaku-perilaku orang lain terutama alas an-alasan atau motivasi-motivasi mengenai perilaku tsb. Langkah untuk menemukan penyebab-penyebab dari perilaku orang lain adalah menentukan apakah penyebab perilaku tsb bersifat internal atau eksternal. Asumsi dasar teori atribusi : - orang berusaha untuk menentukan apa yang menjadi penyebab dari perilaku - orang menentukan apa yang menjadi penyebab dari perilaku secara sistematis - penyebab yang telah diatribusikan memiliki dampak terhadap perasaan dan perilaku yang dirasakan sendiri dan orang lain 3 prinsip atribusi : 1. consensus Bila kita memusatkan pada prinsip konsensus kita bertanya ‘apakah orang-orang lain bereaksi atau berperilaku seperti orang yang kita amati ?’ Artinya apakah orang kita amati ini bertindak sesuai dengan konsensus umum ? Jika jawabnya tidak, kita lebih cenderung mengatakan bahwa perilaku disebabkan oleh faktor internal tertentu 2. consistency Bila kita memusatkan pada prinsip konsistensi kita bertanya apakah seseorang berulang-ulang berperilaku yang sama dalam situasi yang sama ?. Bila jawabnya ya, berarti ada konsistensi yang tinggi dan kita cenderung mengatakan bahwa perilaku ini disebabkan oleh motivasi internal. 2014 10 Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. distinctiveness (keberbedaan) Bila kita memusatkan pada prinsip keberbedaan, kita bertanya apakah orang ini bertindak sama dalam situasi yang berbeda. Jika jawabnya ya, berarti keberbedaannya rendah dan kita cenderung menyimpulkan bahwa ini disebabkan faktor internal. Keberbedaan yang rendah menunjukkan bahwa orang yang berperilaku sama dalam situasi yang berlainan. Memahami Hubungan Antar Pribadi 1. Social Penetration Teori ini berdasarkan penelitian Irwin Altman & Dalmas Taylor. Teori ini memfokuskan pada proses meningkatnya hubungan antar pribadi Asumsi : - Pertukaran yang bersifat interpersonal berkembang secara bertahap - Dalam proses pertukaran, orang menentukan besarnya cost dan reward yang diperoleh dari interaksi tsb. Peningkatan hubungan tergantung pada jumlah dan sifat cost dan reward Dimensi dalam penetrasi sosial : - Breadth (Keluasan) : mengacu pada banyaknya jenis informasi / topik yang dibicarakan dalam hub interpersonal - Depth (kedalaman) : mengacu pada keintiman atau kedalaman dari topik yang dibicarakan. 2. Social exchange - Teori ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi keinginan & kebutuhannya. - Seseorang akan mengevaluasi hubungannya dengan orang lain berdasarkan nilai konsekuensi yang muncul (cost dan reward) - Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap individu secara sukarela masuk dan tinggal dalam hubungan sosial bila hubungan tsb memuaskan ditinjau dari cost and reward. 2014 11 Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - Comparison levels (tingkat perbandingan) merupakan ukuran standar yang digunakan sebagai criteria dalam menilai suatu hubungan dilihat dari cost dan reward - Comparison levels of alternative (tingkat perbandingan alternatif) merupakan hasil terendah /terburuk yang dapat ditolerir seseorang dengan mempertimbangkan alternatif-alternatif yang dimilki. Bila seseorang tdk memiliki banyak alternatif hubungan, maka ia akan memberikan standar yang lebih rendah untuk tetap tinggal dalam hubungan tsb. 3. Model Peranan Memandang hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Setiap orang harus memainkan peranannya sesuai ‘naskah’ yang telah dibuat masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila individu bertindak sesuai dgn role expectation, tuntutan peranan, memiliki role skill dan terhindar dari konflik peranan dan kerancuan peranan. 4. Coordinated Management of Meaning (CMM) Teori CMM berdasarkan penelitian W. Barnett Pearce dan Vernon Cronen. Asumsi CMM : - Manusia hidup dalam komunikasi - Manusia saling menciptakan realitas - Transaksi informasi bergantung kepada makna pribadi dan interpersonal CMM menyatakan, orang menafsirkan dan bertindak berdasarkan aturanaturan serta mengkordinasikan tindakan dalam proses interaksi - Ada dua macam aturan: • constitutive rules (aturan makna yang digunakan untuk menafsirkan atau memahami sebuah peristiwa, perilaku atau pesan) • regulative rules (aturan tindakan yang digunakan untuk menentukan bagairnana menanggapi atau berperilaku dalam suatu situasi) - Aturan mengenai makna dan tindakan itu selalu bekerja dalam 4 konteks: 2014 12 Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Episode (sebuah peristiwa) 2. Relationship (harapan sama diantara anggota kelompok) 3. Self/identity (pengertian mengenai definisi personal seseorang) 4. Culture (sebuah citra mengenai kebenaran umum). - Aturan memberikan kita sebuah pengertian mengenai apa yang logis atau layak dalam suatu situasi, yg disebut logical force. Aturan memberikan suatu kekuatan logis untuk bertindak dgn cara tertentu karena orang berperilaku dgn cara yg konsisten dgn aturan2 mereka. Logical force dibagi menjadi 4 : prefigurative atau causal force (penyebab tindakan) practical force (konsekuensi tindakan dari penyebab yang ada) contextual force (tekanan dari konteks) implicative force (tekanan untuk mengubah konteks dengan beberapa cara tertentu) 5. Social Judgment Theory (Teori Penilaian Sosial) Teori yang merupakan karya Muzafer Sherif dan koleganya ini berkaitan dengan cara orang membuat penilaian terhadap pesan-pesan. Penelitiannya menunjukkan bahwa orang membuat penilaian berdasarkan anchor (jangkar) atau titik-titik acuan (reference points). Demikian pula dalam menilai pesan-pesan komunikasi, acuan-acuannya bersifat internal dan berdasarkan pada pengalaman masa lalu. Acuan internal atau titik referensi selalu ada dan mempengaruhi cara seseorang merespon pesan. Rentang penerimaan dan penolakan terhadap pesan-pesan dipengaruhi oleh keterlibatan ego, yaitu derajat relevansi personal dengan isu yang akan diberi penilaian. Bagaimana penilaian social tentang komunikasi ? Menurut Sherif, individu akan menilai untung tidaknya sebuah pesan berdasarkan acuan-acuan internal dan keterlibatan ego. Teori ini juga menunjukkan bahwa proses penilaian dapat melibatkan distorsi. Seseorang dapat mendistorsi pesan dengan contrast atau asimilasi. Contrast effect terjadi bila individu menilai suatu pesan sebagai sesuatu yang jauh dari sudut pandang mereka dan assimilation effect terjadi bila orang menilai pesan itu lebih dekat dengan sudut pandang mereka. Pada dasarnya bila suatu pesan relative dekat dengan posisi seseorang, pesan akan diasimilasi dan 2014 13 Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bila sebaliknya akan ditentang. Pengaruh kontras dan asimilasi ini akan diperbesar dengan keterlibatan ego. Selain itu, teori penilaian social ini dapat merubah sikap dengan prediksiprediksi yaitu : 1) pesan-pesan yang ada dalam rentang penerimaan memudahkan perubahan sikap; 2) pesan yang terletak dalam rentang penolakan, menyulitkan terjadinya perubahan sikap; 3) di dalam rentang penerimaan dan non komitmen, semakin tidak sesuai sebuah pesan dengan pendirian seseorang, semakin besar kemungkinannya sikap akan berubah; 4) semakin besar keterlibatan ego dalam suatu masalah semakin besar rentang penolakan, semakin kecil rentang non komitmen sehingga makin kecil kemungkinan adanya perubahan sikap. 6. Elaboration Likelihood Theory (Teori Kemungkinan Elaborasi) Teori ini dikembangkan Richard Petty dan John Cacioppo yang menjadi salah satu teori persuasi yang paling popular. Dasar dari teori ini adalah bahwa seseorang dapat memproses pesan-pesan persuasive dengan berbagai cara. Kadangkala kita mengevaluasi pesan secara rinci dan pemikiran krtis, kadangkala melakukannya dengan cara lebih sederhana dan tidak begitu kritis, kadang-kadang berhati-hati dengan argumentasi dan kadang-kadang tidak. Jadi kemungkinan elaborasinya tergantung pada cara orang memproses pesan, melalui central route dan peripheral route. Elaborasi atau pemikiran kritis terjadi pada rute sentral, sebaliknya non elaborasi atau kurangnya pemikiran kritis terjadi pada rute peripheral. Bila kita menggunakan rute sentral, argumentasi dipertimbangkan dengan hati-hati dan jika terjadi perubahan sikap akan cenderung berlangsung relative lama dan kemungkinan akan mempengaruhi perilaku. Sebaliknya, bila kita menggunakan rute peripheral, setiap perubahan yang timbul mungkin bersifat temporer dan kurang berpengaruh pada perilaku kita. Kemungkinan elaborasi tergantung pada factor motivasi dan kemampuan. Motivasi terdiri dari 3 dimensi yaitu 1) keterlibatan atau relevansi personal dari topic dengan orangnya. Semakin penting topic semakin besar kemungkinan seseorang akan berpikir kritis tentang masalah yang ada; 2) keragaman argumentasi, orang cenderung untuk lebih berpikir tentang banyak argumentasi 2014 14 Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang berasal dari beberapa sumber; 3) kecenderungan pribadi seseorang untuk menikmati pemikiran kritis. Teori ini memberi hikmah bahwa kita harus selalu kritis dalam mengevaluasi pesan, akan tetapi dalam prakteknya orang tidak selalu bisa menyimak setiap pesan. Dengan demikian, kombinasi pemrosesan sentral dan peripheral akan selalu diharapkan terjadi. 7. Expectancy-Value Theory (Teori Nilai Harapan) Teori dari Martin Fishbein ini menyoroti sikap sebagai sifat yang kompleks dan interaktif yang melibatkan keyakinan maupun evaluasi. Menurut Fishbein, ada 2 jenis keyakinan yaitu : belief in a thing (keyakinan akan sesuatu hal) dan belief about (keyakinan tentang). Perbedaan antara sikap dan keyakinan terletak pada sifatnya yang evaluatif. Sikap mempunyai korelasi dengan keyakinan dan menyebabkan seseorang memiliki perilaku tertentu terhadap obyek sikap. Sikap dipelajari sebagai bagian dari pembentukan konsep seseorang. Selain itu, sikap dipandang sebagai sesuatu yang terorganisasi secara hirarkis. Dengan kata lain, sikap-sikap umum diprediksi dari sikap-sikap yang spesifik dengan cara sumatif. Menurut teori ini, perubahan sikap bisa terjadi dari 3 sumber : 1) informasi dapat merubah kepercayaan atau bobot dari keyakinan-keyakinan tertentu; 2) informasi bisa merubah valensi dari suatu keyakinan; 3) informasi dapat menambahkan keyakinan-keyakinan baru pada struktur sikap. 8. Teori disonansi Kognitif Leon Festinger – perumus teori ini – menyatakan bahwa dua elemen kognitif yang meliputi sikap, persepsi, pengetahuan dan perilaku, akan memiliki satu dari tiga jenis hubungan : 1) null atau tidak relevan; 2) konsisten atau consonant; 3) inkonsisten atau dissonant. Disonansi terjadi bila satu elemen tidak bisa diharapkan untuk mengikuti elemen lainnya. Ada dua premis yang dikembangkan teori ini. Pertama, disonansi menghasilkan ketegangan atau stress yang menekan untuk berubah. Kedua, bila 2014 15 Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id disonansi terjadi, individu tidak hanya berupaya untuk menguranginya tetapi juga akan menghindari situasi-situasi dimana disonansi mungkin terjadi. Festinger memberikan beberapa metode dalam menghadapi disonansi kognitif. Pertama, kita merubah satu atau lebih elemen kognitif, sebuah perilaku atau sebuah sikap. Kedua, elemen-elemen baru ditambahkan pada satu sisi ketegangan atau sisi lainnya. Ketiga, elemen-elemen ini tidak sepenting dulu lagi. Keempat, mencari informasi yang sesuai. Kelima, mengurangi disonansi dengan salah menafsirkan informasi tsb. Teori ini memungkinkan dua dari 3 elemen (keyakinan, sikap & perilaku) memiliki 3 jenis hubungan : 1) konsisten atau consonant; 2) inkonsisten atau dissonant; 3) null atau tidak relevan. Disonansi terjadi bila satu elemen tidak bisa diharapkan untuk mengikuti elemen lainnya. Ada dua premis yang dikembangkan teori ini : 1. Pertama, disonansi menghasilkan ketegangan atau stress yang menekan untuk berubah. 2. Kedua, bila disonansi terjadi, individu tidak hanya berupaya untuk menguranginya tetapi juga akan menghindari situasi-situasi dimana disonansi mungkin terjadi. Untuk mengurangi perasaan disonansi, proses persepsi terjadi. Teori Disonansi Kognitif berkaitan dengan selective exposure, selective attention, selective interpretation, selective retention. Teori Disonansi kognitif memprediksi bahwa orang akan menghindari informasi yang meningkatkan disonansi. Proses persepsi ini merupakan dasar dari penghindaran ini. - Selective exposure (terpaan selektif) Metode untuk mengurangi disonansi dengan mencari informasi yang konsisten dengan keyakinan dan tindakan - Selective attention (perhatian selektif) Metode untuk mengurangi disonansi dengan memberikan perhatian pada informasi yang konsisten dengan keyakinan dan tindakan - 2014 16 Selective interpretation (interpretasi selektif) Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Metode untuk mengurangi disonansi dengan menginterpretasikan informasi yang ambigu sehingga informasi ini menjadi konsisten dengan keyakinan dan tindakan - Selective retention (retensi selektif Metode mengurangi disonansi dengan mengingat informasi yang konsisten dgn keyakinan dan tindakan Penelitian2 yg menggunakan teori ini berfokus pada persuasi, terutama dalam kaitannya dg proses pengambilan keputusan (fenomena pasca pengambilan keputusan) Disonansi yang sering terjadi pasca pengambilan keputusan adalah penyesalan pembeli 2014 17 Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Griffin, Em (2009). A First Look At Communication Theory, 7th ed, Mc Graw Hill International Littlejohn (2009). Theories of Human Communication, 9th ed, Belmont Wadsworth 2014 18 Teori Komunikasi Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id