1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori yang berkaitan dengan Database
2.1.1. Data
Menurut Elmasri dan Navathe (2004:4), data adalah fakta yang dapat
dicatat dan memiliki arti yang mutlak. Sebagai contoh, data nama, nomor
telepon, dan alamat.
Menurut George, Hoffer dan Valacich (2009:46), data adalah sebuah fakta
yang mejelaskan orang, objek, maupun kejadian. Contohnya adalah
sebuah daftar mahasiswa yang berisi kode mahasiswa, nama, dan alamat
dapat dikualifikasikan sebagai data.
2.1.2. Basis Data
Pemahaman mengenai basis data akan dijabarkan menjadi definisi basis
data, arsitektur basis data, dan manfaat basis data. Pada bagian definisi
basis data akan dijelaskan mengenai pengertian basis data dari berbagai
sumber yang dikemukakan oleh para ahli. Pada bagian arsitektur basis
data akan dijelaskan mengenai tiga tingkatan arsitektur basis data (Three
Level ANSI-SPARC Architecture). Serta, pada bagian manfaat basis data
akan diuraikan manfaat penggunaan basis data.
a. Definisi Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010:65), basis data adalah
kumpulan data dan keterangannya yang terhubung secara logikal
dimana dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi sebuah
organisasi.
Menurut Elmasri dan Navathe (2004:4), basis data adalah
kumpulan data yang saling terhubung secara logikal dengan memiliki
7
8
makna yang melekat. Basis data dirancang, dibangun, dan
dikembangkan dengan data oleh tujuan tertentu.
Menurut Date (2000:10), basis data adalah kumpulan data
yang bersifat tetap yang digunakan sistem aplikasi suatu perusahaan.
Dari penjelasan diatas, basis data adalah kumpulan data yang
terhubung
secara
dikembangkan
logikal
untuk
dimana
memenuhi
dirancang,
kebutuhan
dibangun,
informasi
dan
suatu
organisasi.
b. Arsitektur Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010:86), terdapat tiga tingkatan
arsitektur basis data (Three Level ANSI-SPARC Architecture), yaitu:
1) Tingkat Eksternal
Tingkat eksternal mennggambarkan pandangan pengguna pada
basis data. Tingkatan ini mendeskripsikan bagian dari basis data
yang terhubung dengan setiap pengguna. Setiap pengguna
memiliki pandangan masing-masing yang direpresentasi ke dalam
form yang familiar dengan pengguna tersebut. Pandangan pada
tingkat eksternal hanya meliputi entitas, atribut, atau hubungan
yang dikehendaki oleh pengguna.
2) Tingkat Konseptual
Tingkat konseptual menggambarkan himpunan pandangan dari
basis data. Tingkatan ini mendeskripsikan tentang data yang
disimpan di dalam basis data dan hubungan yang terdapat di
antara data tersebut. Tingkat konseptual mengandung struktur
logikal dari keseluruhan basis data yang dapat dilihat oleh
Database Administrator (DBA).
3) Tingkat Internal
Tingkatan internal merupakan representasi fisik dari basis data
yang terdapat di dalam komputer. Tingkatan ini mendeskripsikan
9
bagaimana data disimpan dalam suatu basis data. Tingkatan
internal menangani implementasi fisik dari sebuah basis data
untuk mencapai performa runtime dan penggunaan kapasitas
penyimpanan yang optimal.
Tujuan utama dari tiga tingkatan arsitektur basis data
adalah untuk memisahkan tiap pandangan pengguna terhadap
basis data dimana basis data dapat direpresentasikan secara fisikal.
Pemisahan ketiga tingkat ini diperlukan, karena:
1) Setiap pengguna harus mengakses data yang sama, tetapi
dapat dilihat dari sudut yang berbeda.
2) Pengguna tidak diizinkan untuk berhubungan langsung dengan
penyimpanan fisikal basis data.
3) Database Administrator (DBA) harus dapat mengubah
struktur penyimpanan basis data tanpa mempengaruhi
pandangan pengguna.
4) Struktur internal dari basis data harus tidak terpengaruh oleh
perubahan aspek fisikal penyimpanan basis data.
5) Database Administrator (DBA) harus dapat mengubah
struktur konseptual basis data tanpa mempengaruhi seluruh
pengguna.
c. Manfaat Basis Data
Menurut Date (2000:16), manfaat penggunaan basis data yaitu:
1) The data can be shared
Sharing data dalam basis data tidak hanya untuk aplikasi
yang sudah ada, tetapi aplikasi baru juga dapat membangun dan
mengoperasikan data yang sama. Dalam kata lain, kebutuhan data
pada aplikasi baru dapat terpenuhi, tanpa harus menambah data
baru ke dalam basis data.
10
2) Redundancy can be reduced
Dalam penggunaan basis data, redundansi dapat dikontrol,
sehingga kapasitas penyimpanan basis data tidak terbuang secara
percuma.
3) Inconsistency can be avoided
Data dapat menjadi tidak konsisten jika terdapat data yang
redundan
dan
salah
satunya
tidak
diperbaharui.
Dengan
penggunaan basis data, redundansi dapat dikontrol, sehingga
informasi yang diberikan kepada pengguna konsisten.
4) Transaction support can be provided
Transaksi
merupakan
unit
logikal,
yang
biasanya
melibatkan beberapa operasi basis data. Dalam keadaan tertentu,
transaksi juga melibatkan operasi update. Contohnya, melibatkan
pengiriman sejumlah uang dari akun A ke akun B.
Tentu saja dua update yang berbeda diharuskan terjadi
dalam transaksi ini. Yang pertama penarikan uang dari akun A,
dan yang kedua penambahan sejumlah uang ke akun B. Sistem
dapat memastikan bahwa kedua operasi update yang berada dalam
satu transaksi tersebut sudah selesai atau gagal.
5) Integrity can be maintained
Ketidak konsistenan antara dua input yang bertujuan untuk
merepresentasikan fakta yang sama adalah contoh dari kurangnya
integritas.
Masalah seperti ini hanya dapat terjadi jika redundansi
berada di dalam datayang tersimpan. Bahkan jika tidak ada
redundansi, basis data akan tetap mengandung informasi yang
tidak benar.
11
6) Security can be enforced
Database Administrator (DBA) dapat memastikan bahwa
basis data hanya dapat diakses oleh pengguna tertentu yang telah
dispesifikasikan.
7) Conflicting requirements can be balanced
Peran
Database
Administrator
(DBA)
dan
Data
Administrator (DA) sangat penting dalam mencegah konflik
kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan.
8) Standards can be enforced
Database Administrator (DBA) dapat memastikan bahwa
representasi data sudah sesuai dengan standard yang diinginkan
oleh perusahaan.
2.1.3. Sistem Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010:54), sistem basis data adalah
kumpulan program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data,
bersamaan dengan Database Management System (DBMS) dan basis data
itu sendiri.
Menurut Date (2000:68), sistem basis data adalah sistem
terkomputerisasi yang bertujuan untuk menyimpan informasi dan
mengizinkan pengguna untuk menerima dan memperbaharui informasi
sesuai keinginan pengguna.
Menurut Elmasri dan Navathe (2004:4), sistem basis data adalah
gabungan basis data dan perangkat lunak DBMS.
2.1.4. Database Management System (DBMS)
Pemahaman mengenai Database Management System (DBMS)
akan dijabarkan menjadi definisi DBMS, komponen DBMS, fungsi
DBMS, serta keuntungan dan kerugian penggunaan DBMS.
12
a. Definisi Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2010:66), DBMS adalah sistem
perangkat lunak yang mengizinkan pengguna untuk mendefinisikan,
membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke dalam basis data.
Menurut Date (2000:43), DBMS adalah perangkat lunak yang
menangani seluruh akses ke dalam basis data.
b. Komponen Utama Database Management System (DBMS)
DBMS terdiri dari lima komponen utama, yaitu hardware,
software, data, procedures, dan people. Gambar 2.1 menggambarkan
lima komponen utama DBMS.
Gambar 2.1 Komponen Utama Database Management System
1) Hardware (Perangkat Keras)
Suatu DBMS menggunakan perangkat keras untuk
menjalankan aplikasinya. Perangkat keras yang digunakan dapat
berupa Personal Computer (PC), Mainframe, jaringan komputer.
2) Software (Perangkat Lunak)
Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak
DBMS itu sendiri dan program aplikasi beserta dengan sistem
operasinya, serta perangkat lunak jaringan apabila DBMS
digunakan dalam sebuah jaringan.
13
3) Data
Dari sudut pandang pengguna, data merupakan komponen
terpenting dalam suatu DBMS. Data bertindak sebagai jembatan
penghubung antara komponen mesin dengan komponen manusia.
4) Procedures (Prosedur)
Instruksi-instruksi dan aturan-aturan yang digunakan
dalam merancang dan menggunakan suatu basis data.
5) People (Manusia)
Komponen terakhir dalam lingkungan DBMS adalah
manusia, dimana merupakan komponen yang terlibat langsung
dengan sistem.
c. Fungsi Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2010:66), fungsi DBMS yaitu:
1) Mengizinkan pengguna untuk mendefinisikan basis data melalui
Data Definition Language (DDL). DDL mengizinkan pengguna
menspesifikasikan tipe data, struktur, dan aturan data yang
disimpan ke dalam basis data.
2) Mengizinkan pengguna untuk melakukan operasi insert, update,
delete, dan retrieve
data dari basis data melalui Data
Manipulation Language (DML).
3) Menyediakan akses kontrol ke dalam basis data, yang meliputi:
a) Sistem keamanan, dimana mencegah pengguna yang tidak
memiliki izin untuk mengakses basis data.
b) Sistem integritas, dimana memelihara konsistensi data yang
tersimpan.
c) Konkurensi sistem kontrol, dimana mengizinkan akses basis
data yang dapat digunakan bersama.
14
d) Sistem
kontrol
pemulihan,
dimana
basis
data
dapat
mengembalikan keadaan data seperti sebelumnya apabila
terjadi kegagalan perangkat lunak atau perangkat keras.
e) Katalog yang dapat diakses pengguna, dimana mengandung
penjelasan tentang data yang ada di dalam basis data.
d. Keuntungan dari penggunaan DBMS antara lain:
1) Mengendalikan redundansi
Menurut Elmasri dan Navathe (2004:15), DBMS dapat
mengendalikan redundansi dimana basis data tidak menyimpan
beberapa data yang sama, sehingga memastikan data yang
konsisten dan mengurangi pemakaian tempat penyimpanan data.
2) Membatasi akses yang tidak sah
DBMS dapat menyaring beberapa pengguna dengan
menyediakan layanan sub-sistem keamanan dan otorisasi sehingga
tidak terjadi pengaksesan data pada basis data secara ilegal.
3) Mendukung penyimpanan tetap bagi objek
Suatu program DBMS mendukung penyimpanan sistem
basis data berorientasi objek yang memiliki struktur data sesuai
dengan satu atau lebih bahasa pemrogaman berorientasi objek.
4) Mendukung struktur penyimpanan bagi pemrosesan query yang
efisien
DBMS
mendukung
kemampuan
untuk
efisien
menjalankan query dan memperbarui data. Basis data disimpan di
dalam disk, sehingga DBMS harus membuat struktur data khusus
yang berfungsi mempercepat pencarian disk untuk record yang
diinginkan.
15
5) Terdapat Backup dan Recovery
DBMS
menyediakan
fasilitas pemulihan data dari
kegagalan software atau hardware. Saat komputer mengalami
kegagalan dalam suatu transaksi, sub-sistem recovery memastikan
bahwa
basis
data
dipulihkan
seperti
sebelum
transaksi
dilaksanakan.
6) Mendukung Multiple User Interfaces
DBMS memungkinkan pengguna dengan level technical
knowledge yang beragam mengakses satu database secara
bersamaan.
7) Merepresentasikan hubungan kompleks antar data
DBMS dapat merepresentasikan berbagai hubungan
kompleks antar data serta memanipulasi data yang saling
terhubung secara mudah dan efisien.
8) Memaksimalkan batasan integritas
DBMS dapat menetapkan dan melaksanakan batasan
integritas suatu data. Tipe batasan integritas yang sangat mudah
mengandung spesifikasi tipe data untuk tiap data.
9) Mengizinkan, memutuskan dan membuat tindakan sesuai dengan
aturan
DBMS menyediakan kemampuan untuk mendefinisikan
aturan untuk pengambilan informasi dari tempat penyimpanan
basis data yang disebut “Deductive Database Systems”.
e. Kerugian penggunaan DBMS yaitu:
1) Complexity
Menurut Elmasri dan Navathe (2004:15) Banyaknya
fungsi yang harus dimiliki oleh sebuah DBMS membuat DBMS
menjadi sebuah perangkat lunak yang sangat kompleks sehingga
16
Database
Designers,
Developers,
Data
dan
Database
Administrator. Serta pengguna awam harus benar-benar mengerti
semua fungsifungsi untuk mendapatkan manfaat yang maksimal
dari suatu DBMS.
2) Size
Karena besarnya kompleksitas dari fungsi-fungsi DBMS
membuat
kapasitas
penyimpanan
DBMS
semakin
besar,
dibutuhkan kapasitas penyimpanan dan memori yang besar untuk
menjalankan aplikasi DBMS.
3) Cost of DBMSs
Biaya dalam penggunaan DBMS sangat bervariasi, namun
tergantung dengan lingkungan dan fungsi-fungsi yang diinginkan
oleh pengguna. Semakin banyak fungsi yang diinginkan, maka
semakin besar biaya yang dikeluarkan.
4) Additional hardware costs
Kebutuhan penyimpanan untuk DBMS dan basis data
dapat mengharuskan adanya pembelian kapasitas penyimpanan
tambahan. Selain itu, untuk mencapai kinerja yang diinginkan,
penting untuk membeli mesin yang lebih besar.
5) Cost of conversion
Dalam beberapa kondisi, biaya DBMS dan perangkat keras
tambahan relatif lebih kecil dibandingkan dengan biaya konversi
aplikasi yang sedang berjalan ke DBMS dan perangkat keras yang
baru. Biaya konversi ini juga meliputi biaya pelatihan karyawan
untuk menggunakan sistem yang baru dan mempekerjakan
karyawan khusus untuk membantu konversi dan menjalankan
sistem.
17
6) Performances
DBMS ditujukan untuk memenuhi kebutuhan banyak
aplikasi dibanding hanya aplikasi tertentu. Hasilnya, beberapa
aplikasi tidak dapat berjalan cepat seperti seharusnya.
7) Greater impact of a failure
Sentralisasi sumber daya dapat meningkatkan kerapuhan
suatu sistem. Karena seluruh pengguna dan aplikasi bergantung
pada ketersediaan DBMS, kegagalan suatu komponen dapat
menyebabkan operasi tidak dapat berjalan.
2.1.5. Structured Query Language (SQL)
Menurut Connolly dan Begg (2010:184), SQL adalah transformoriented languange atau bahasa yang didesain untuk menggunakan relasi
yang mentrasformasikan input menjadi output yang dibutuhkan. Sebagai
bahasa standar ISO SQL memiliki dua komponen utama, yaitu:
a. Data Definition Language (DDL)
DDL
adalah
bahasa
yang
mengizinkan
Database
Administrator (DBA) atau pengguna untuk menjelaskan dan
menamakan entitas, atribut, dan relasi yang dibutuhkan aplikasi,
beserta integritas dan aturan kemanan.
b. Data Manipulation Language (DML)
DML adalah bahasa yang menyediakan kumpulan operasi
untuk mendukung operasi manipulasi data dalam basis data.
2.1.6. Database System Development Lifecycle
Menurut Connolly dan Begg (2010:313), database system
development lifecycle atau siklus hidup pengembangan basis data
merupakan komponen terpenting dalam sistem basis data. Dalam
perancangan aplikasi basis data yang memiliki ruang lingkup kecil, siklus
18
hidup pengembangan aplikasi basis data tidak akan terlalu rumit.
Sebaliknya, jika aplikasi pengembangan aplikasi basis data besar, maka
siklus hidup pengembangan basis data tersebut akan kompleks.
Gambar 2.2 Tahapan Database System Development Lifecycle
Berikut ini adalah Tabel 2.1 yang berisi rangkuman aktivitas utama yang
dilakukan pada setiap tahapan DBLC:
19
Tabel 2.1 Tahapan dan Aktivitas Utama Database System Development
Lifecycle
Tahapan DBLC
Database Planning
Aktivitas Utama
Merencanakan bagaimana tahapan DBLC dapat
direalisasikan secara efektif dan efisien.
System Definition
Menspesifikasikan ruang lingkup dan batasan sistem
basis data.
Requirements Collection
Mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan sistem
and Analysis
basis data baru.
Database Design
Rancangan konseptual, logikal, dan fisikal basis
data.
DBMS Selection (optional)
Memilih DBMS yang sesuai untuk sistem basis data.
Application Design
Merancang antarmuka pengguna dan program
aplikasi
yang
menggunakan
dan
melakukan
pemrosesan basis data.
Prototyping (optional)
Membangun
model
sistem
mengizinkan
perancang
basis
atau
data
yang
pengguna
untuk
melakukan visualisasi dan evaluasi sistem akhir.
Implementation
Membuat definisi basis data fisikal dan aplikasinya.
Data Conversion and
Memuat data dari sistem lama ke dalam sistem baru
Loading
dan
jika
memungkinkan
melakukan
konversi
aplikasi yang sudah berjalan untuk menggunakan
basis data baru.
Testing
Sistem basis data diperiksa untuk mencari error dan
divalidasi dengan kebutuhan pengguna.
20
Tabel 2.1 Tahapan dan Aktivitas Utama Database System Development
Lifecycle (Lanjutan)
Tahapan DBLC
Operational Maintenance
Aktivitas Utama
Sistem
basis
keseluruhan.
data
diimplementasikan
Sistem
secara
secara
berkesinambungan
diamati dan dipelihara, serta jika dibutuhkan
kebutuhan baru dapat ditambah ke dalam basis data
melalui tahapan DBLC.
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing tahapan DBLC yang
terdapat pada Gambar 2.2:
a. Database Planning
Database
Planning
adalah
aktifitas
pengelolaan
yang
mengizinkan tahapan siklus pengembangan sistem basis data
direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin.
b. Sysem Definition
Dalam System Definiton, dijelaskan ruang lingkup dan batasan
sistem basis data dan user view utama. User view mendefinisikan apa
yangdibutuhkan sistem basis data dari sudut pandang sebuah job role
atau area aplikasi perusahaan.
c. Requirements Collection and Analysis
Requirements
mengumpulkan
dan
Collection
menganalisa
and
Analysis
informasi
adalah
proses
mengenai
bagian
organisasi yang akan didukung oleh sistem basis data, dan
menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan
sistem baru.
21
d. Database Design
Database design adalah proses membuat rancangan yang
akan mendukung mission statement dan mission objective perusahaan
untuk sitem basis data yang dibutuhkan.
e. DBMS Selection
DBMS Selection adalah proses pemilihan DBMS yang tepat
untuk mendukung sistem basis data.
f. Application esign
Application design adalah proses merancang antar muka dan
program aplikasi yang menggunakan dan melakukan pemrosesan
basis data.
g. Prototyping
Prototyping adalah proses membangun sebuah working model
sistem basis data.
h. Implementation
Implementation adalah realisasi fisikal dari basis data
dan rancangan aplikasi.
i. Data Conversion and Loading
Data Conversion and Loading adalah proses transfer data
yang sudah ada ke dalam basis data dan convert aplikasi yang sudah
ada agar berjalan di basis data yang baru.
j. Testing
Testing adalah proses menjalankan sistem basis data dengan
tujuan menemukan error.
22
k. Operational Maintenance
Operational maintenance adalah proses memonitor dan
memelihara sistem basis data, serta instalasi.
2.1.7. Entity Relationship Modelling (ER Modelling)
Menurut
Connolly dan Begg (2010:371),
ER Modelling
merupakan model yang dapat digunakan untuk mendapatkan pengertian
tentang data yang akan digunakan perusahaan dan bagaimana
penggunaannya. Aspek utama dari ER Modelling yaitu:
a. Entity Type
Entity Typeadalah kumpulan objek-objek dengan property
yang
sama
dimana
diidentifikasi
dengan
perusahaan
yang
keberadaanya independent.
b. Relationship Type
Relationship Type adalah sekumpulan hubungan antar tipe
entitas yang memiliki arti. Relationship Occurrence adalah sebuah
hubungan yang dapat diidentifikasikan secara unik yang meliputi satu
kejadian dari setiap entitas yang ada.
c. Attribute
Attribute adalah sebuah kolom yang memiliki nama pada
sebuah relasi. Dalam relational model, relasi digunakan untuk
menyimpan informasi dari objek yang akan direpresenstasikan dalam
database. Relasi merepresentasikan tabel dua dimensi, dimana baris
dari table sesuai dengan individual records dan kolom pada tabel
sesuai dengan attributeConnolly dan Begg (2010:144).
d. Keys
Ada lima jenis keys yang biasa digunakan dalam ER Modeling, yaitu:
23
1) Candidate Key
Candidate key merupakan sejumlah kecil atribut dari entitas yang
dapat mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas tersebut
secara unik.
2) Primary Key
Primary key merupakan candidate key yang dipilih untuk
mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas secara unik.
Pemilihan primary key pada suatu entitas didasarkan pada
pertimbangan panjang atribut, jumlah minimal atribut yang
dibutuhkan, serta tingkat keunikannya.
3) Alternate Key
Alternate key merupakan kumpulan candidate key yang tidak
terpilih menjadi primary key.
4) Composite Key
Composite key merupakan candidate key yang terdiri dari dua atau
lebih atribut.
5) Foreign Key
Foreign key merupakan sebuah atribut atau sekumpulan atribut
pada suatu relasi yang sama atau sesuai dengan candidate key dari
relasi lainnya.
2.1.8. Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2010:416), normalisasi adalah
teknik menghasilkan suatu kumpulan relasi dengan properti yang
diinginkan
dengan
diberikan
kebutuhan
data
suatu
perusahaan.
Normalisasi bertujuan untuk mengidentifikasikan pasangan relasi yang
cocok untuk mendukung kebutuhan data pada suatu perusahaan.
24
Berikut merupakan tingkatan-tingkatan yang terdapat dalam normalisasi:
a. Unnormalized Form (UNF)
UNF adalah suatu tabel yang terdiri dari satu atau lebih kelompok
berulang.
b. First Normal Form (1NF)
1NF adalah suatu relasi dimana titik temu antara baris dan kolomnya
hanya mengandung satu nilai.
c. Second Normal Form (2NF)
2NF adalah suatu relasi yang berasal dari tingkat 1NF dimana setiap
atribut non-primary-key bergantung penuh terhadap primary key.
d. Third Normal Form (3NF)
3NF adalah suatu relasi yang berasal dari tingkat 1NF dan 3NF
dimana atribut non-primary-key bergantung secara transitif terhadap
primary key.
2.1.9. Metodologi Perancangan Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010:416), Perancangan basis data
adalah proses menciptakan rangkaian yang akan mendukung tujuan
perusahaan dalam sistem basis data yang dibutuhkan.
Terdapat tiga tahapan utama dalam perancangan basis data, yaitu
perancangan basis data konseptual, perancangan basis data logikal, dan
perancangan basis data fisikal. Berikut penjelasan tentang tiga tahap
utama dalam perancangan basis data:
2.1.9.1. Perancangan Basis Data Konseptual
Perancangan basis data konseptual adalah kegiatan membangun
sebuah model dari data yang digunakan oleh perusahaan.
25
2.1.9.2. Perancangan Basis Data Logikal
Perancangan basis data logikal adalah proses membangun model
dari sebua data yang akan digunakan di perusahaan berdasarkan
model data yang spesifik, namun dapat berdiri sendiri dari
DBMS ataupun pertimbangan fisikal lainnya.
2.1.9.3. Perancangan Basis Data Fisikal
Perancangan basis data fisikal adalah proses untuk menghasilkan
deskripsi implementasi dari suatu basis data pada penyimpanan
sekunder. Perancangan basis data fisikal juga menjelaskan relasi
dasar, pengaturan file dan index yang digunakan untuk mencapai
akses data yang efisien.
2.1.10. Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Marakas dan O’brien (2010:145), DFD adalah perangkat
grafis yang menggambarkan urutan dari proses-proses dan fungsi-fungsi
yang terdapat di dalam batasan-batasan pada sistem yang telah
dispesifikasikan dan aliran data yang terdapat di dalam sistem. Dalam
hierarki DFD terdapat 3 level, yaitu:
a. Diagram Level Konteks
Diagram level konteks ditujukan untuk mengidentifikasikan batasan
pada sistem, yang menyangkut dengan relasi terhadap semua sumber
atau entitas yang berinteraksi dengan sistem tersebut. Konteks
diagram hanya mengandung satu proses, dan dinamakan oleh nama
sistem tersebut.
b. Diagram Level-0 DFD
Diagram level-0 DFD adalah proses tunggal yang terdapat dalam
diagram level konteks dan direpresentasikan ulang secara lebih detail.
26
c. Diagram Level-1 sampai Level-n DFD
Setelah diagram level-0 selesai dan dinyatakan keakuratannya sebagai
representasi dari sistem, proses penguraian berlanjut pada tahap level1 sampai level-n. Jelasnya, level-0 diuraikan menjadi level-1, dan jika
diperlukan, level-1 diuraikan menjadi level-2, dan seterusnya hingga
detail level yang diperlukan dari seluruh proses dan sub proses telah
direalisasikan.
Tabel 2.2 Notasi pada Data Flow Diagram
Simbol
Keterangan
Process
Data Flow
External Agent
Data Store
2.1.11. Unified Modeling Language (UML)
Menurut Connolly dan Begg (2010:371), UML adalah notasi
diagram yang menggunakan bahasa modeling berorientasi objek.
Menurut Whitten (2007:430) UML adalah tahapan awal yang
digunakan dalam menganalisis dan merancang program berorientasi
objek. UML direpresentasikan dengan diagram-diagram yaitu use case,
27
class diagram, interaction diagram, state diagram, activity diagram dan
physical diagram. Berikut merupakan penjelasan tentang diagram –
diagram UML:
a. Use Case Diagram
Menurut Whitten (2007:246), diagram use case digunakan
untuk menggambarkan interaksi yang terjadi antara sistem, sistem
eksternal,
dan
pengguna
dalam
bentuk
grafis.
Dalam
penggambarannya, diagram use case terdiri dari use case, actor, dan
relationship. Tabel 2.3 merepresentasikan komponen-komponen
pembentuk use case diagram:
Tabel 2.3 Komponen pada Use Case
Gambar
Nama Komponen
Use Case
Keterangan
Use case diagram adalah
penggambaran sistem dari
sudut pandang pengguna
sistem tersebut, sehingga
pembuatan use case lebih
dititikberatkan pada
fungsionalitas yang ada pada
sistem, bukan berdasarkan
alur atau urutan kejadian.
Actor
Actor mempresentasikan
seseorang
(seperti
lain)
atau
sesuatu
perangkat,
sistem
yang
dengan sistem.
berinteraksi
28
b. Class Diagram
Menurut Whitten (2007:400) Class Diagram memberikan
pandangan secara luas dari suatu sistem dengan menunjukan kelaskelasnya dan hubungan mereka. Class Diagram bersifat statis dan
menggambarkan hubungan apa yang terjadi bukan apa yang terjadi
jika suatu kejadian berhubungan. Tabel 2.4 merepresentasikan
komponen – komponen Class Diagram.
Tabel 2.4 Komponen pada Class Diagram
Komponen
Nama Komponen
Keterangan
Class
Class adalah blok - blok
pembangun pada pemrograman
berorientasi obyek. Sebuah class
digambarkan sebagai sebuah
kotak yang terbagi atas 3 bagian.
Bagian atas adalah bagian nama
dari class. Bagian tengah
mendefinisikan property/atribut
class. Bagian akhir
mendefinisikan method dari
sebuah class.
Association
Sebuah association merupakan
sebuah relationship paling umum
antara 2 class dan dilambangkan
oleh
sebuah
garis
yang
menghubungkan antara 2 class.
Garis ini bisa melambangkan
tipe-tipe relationship dan juga
dapat
menampilkan
hukum-
hukum multiplisitas pada sebuah
relationship
29
Tabel 2.4 Komponen pada Class Diagram (Lanjutan)
Komponen
Nama Komponen
Keterangan
Composition
Jika sebuah class tidak bisa
berdiri sendiri dan harus
merupakan bagian dari class
yang lain, maka class tersebut
memiliki relasi composition
terhadap class tersebut. Sebuah
relationship composition
digambarkan sebagai garis
dengan ujung berbentuk jajaran
genjang berisi.
Dependency
Kadangkala
sebuah
class
menggunakan class yang lain.
Hal
ini
disebut
Umumnya
dependency.
penggunaan
dependency
digunakan
untuk
menunjukkan operasi pada suatu
class yang menggunakan class
yang lain. Sebuah dependency
dilambangkan
sebagai
sebuah
panah bertitik-titik.
Aggregation
Aggregation mengindikasikan
keseluruhan bagian relationship
dan biasanya disebut sebagai
relasi.
c. Sequence Diagram
Menurut
Whitten
(2007:382)
Sequence
Diagram
menggambarkan hubungan antara objek pada use case dengan
mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan
dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambar
30
sequence diagram maka harus diketahui objek-objek yang terlibat
dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki class
yang menjadi objek tersebut. Tabel 2.5 merepresentasikan komponen
– komponen sequence diagram:
Tabel 2.5 Komponen Pada Sequence Diagram
Komponen
Nama Komponen
Actor
Keterangan
Menggambarkan
seseorang atau sesuatu
(seperti perangkat, sistem
lain) yang berinteraksi
dengan sistem.
Object Message
Menggambarkan
pesan/hubungan antar
obyek yang
menunjukkan urutan
kejadian yang terjadi.
Message to Self
Mengambarkan
pesan/hubungan obyek
itu sendiri, yang
menunjukkan urutan
kejadian yang terjadi.
Return Message
Menggambarkan
pesan/hubungan antar
obyek, yang menunjukan
urutan kejadian yang
terjadi.
Lifeline
Eksekusi obyek selama
sequence (message
dikirim atau diterima dan
aktifasinya)
Sequence Diagram
31
d. Activity Diagram
Menurut Whitten (2007:390) pada dasarnya diagram Activity
Diagram sering digunakan oleh flowchart. Diagram ini berhubungan
dengan diagram Statechart. Diagram Statechart berfokus pada obyek
yang dalam suatu proses atau proses menjadi suatu obyek.
Activity diagram berfokus pada aktifitas-aktifitas yang terjadi
yang terkait dalam suatu proses tunggal, diagram ini menunjukkan
bagaimana aktifitas-aktifitas tersebut bergantung satu sama lain. Tabel
2.6 merepresentasikan komponen-komponen pada Activity diagram.
Tabel 2.6 Komponen pada Activity Diagram
Komponen
Nama Komponen
Activity
Start State
End State
Keterangan
Menambahkan aktifitas pada sebuah
diagram.
Menggabarkan sebuah titik mulai
pada diagram.
Menggabarkan akhir dari sebuah
aktifitas pada diagram.
Transition
Transisi dari satu aktifitas ke aktifitas
berikutnya.
2.1.12. Flowchart
Menurut Romney dan Steinbart (2006:70) flowchart adalah teknik
analitis yang digunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek sistem
informasi secara jelas, singkat dan logis. Flowchart menggunakan
kumpulan simbol yang umum untuk menggambarkan prosedur proses
transaksi yang digunakan suatu perusahaan serta aliran data pada sistem
tersebut. Tabel 2.7 merepresentasikan notasi pada flowchart.
32
Tabel 2.7 Notasi pada Flowchart
Simbol
Keterangan
Document
Merepresentasikan dokumen atau laporan yang dapat
berupa tertulis tangan atau hasil print komputer.
On-page Connector
Mengubungkan aliran proses dalam satu halaman.
Off-page Connector
Menghubungkan aliran proses dengan halaman lain.
Manual Operation
Merepresentasikan proses operasi yang dilakukan secara
manual.
Decision
Merepresentasikan tahapan pembuatan keputusan dengan
adanya alternatif aliran proses data.
Document or Processing Flow
Merepresentasikan arah aliran pemrosesan atau dokumen.
Terminal
Merepresentasikan awal, akhir, atau interupsi.
33
2.1.13. Internet
Menurut Williams dan Sawyer (2011:18), internet adalah
induk dari semua jaringan komputer yang menghubungkan ratusan
bahkan ribuan jaringan yang lebih kecil yang ada di seluruh dunia.
Jaringan tersebut berupa jaringan pendidikan komersial, non profit,
kemiliteran, dan juga sebagai jaringan individual.
Menurut Connoly dan Begg (2010: 1024), internet adalah
kumpulan jaringan komputer yang saling terhubung, tetapi terpisah secara
fisikal.
2.1.14. Teknologi pada Web
2.1.14.1. Browser
Menurut Williams dan Sawyer (2011:64), browser atau
web browser adalah perangkat lunak yang mengizinkan
pengguna untuk menemukan dan mengakses bagian beragam
dari web.
2.1.14.2. World Wide Web (WWW)
Menurut Connolly dan Begg (2011:1028), WWW atau
biasa disebut web, merupakan sistem berbasis hypermedia yang
mendukung keperluan browsing pada internet secara tidak
berurutan dengan menggunakan hyperlinks
Menurut Williams dan Sawyer (2011:18), WWW atau
biasa disebut web merupakan sistem interkoneksi komputer
internet (server) yang mendukung dokumen-dokumen dengan
format multimedia.
2.1.14.3. Uniform Resource Locator (URL)
Menurut
merupakan
Connolly dan
rangkaian
Begg
karakter
(2011:1033),
alfanumeric
URL
yang
merepresentasikan lokasi atau alamat dari sebuah sumber di
internet dan bagaimana sumber itu dapat diakses
34
Menurut Williams dan Sawyer (2011:65), URL adalah
rangkaian karakter yang menunjuk kepada informasi tertentu di
bagian manapun dalam suatu web.
2.1.14.4. Hypertext Transfer Protocol (HTTP)
Menurut Connolly dan Begg (2011:1029), HTTP adalah
aturan yang dipakai untuk mengirim halaman web melalui
internet.
Menurut Williams dan Sawyer (2011:66), HTTP adalah
aturan
komunikasi
yang
mengizinkan
browser
untuk
berhubungan dengan web server.
2.1.15. Lingkungan Programming
2.1.15.1. PHP
Menurut Connolly dan Begg (2011:1043) PHP adalah
bahasa pemrograman berlisensi terbuka yang didukung oleh
banyak web server, termasuk Apache HTTP Server dan
Microsofts Internet Information Server, dan juga merupakan
bahasa pemrograman utama dalam sistem operasi Linux. Salah
satu keuntungan PHP adalah dapat diperpanjang, dan jumlah
perpanjangan modul dapat mendukung beberapa hal seperti
basis data, konektivitas, mail, dan XML.
2.1.15.2. Adobe Dreamweaver CS5
Menurut Ritonga (2011) Adobe Dreamweaver CS5
adalah aplikasi perancangan dan pengembangan web versi CS5
yang dikembangkan oleh Adobe Systems. Adobe Dreamweaver
CS5 menyediakan design view (visual) editor dan code editor
dengan
fitur-fitur
pelengkapan
kode,
standard
dan
seperti
berbagai
syntax-highlighting,
fitur
mutakhir
yaitu
pemeriksaan syntax secara real-time, serta adanya petunjuk
introspeksi kode untuk membantu pengguna dalam menulis
kode.
35
2.1.15.3. XAMPP
Menurut Wicaksono (2008:7) XAMPP ada sebuah
software yang berfungsi untuk menjalankan website berbasis
PHP dan menggunakan pengolah data MySQL pada LocalHost.
XAMPP juga dapat disebut CPanel server virtual, yang dapat
membantu melakukan preview sehingga dapat memodifikasi
website tanpa harus onlineatau terkoneksi dengan internet.
2.1.16 Lingkungan desaign User Interface
2.1.16.1 Delapan Aturan Emas design User Interface
Menurut Shneiderman (2010 : 44) ada delapan
peraturan dalam merancang suatu user interface. Delapan aturan
ini biasa disebut sebagai Eight Golden Rules of Interface
Design, yaitu :
1) Mengusahakan Konsistensi
Urutan tindakan yang konsisten adalah wajib dalam
beberapa situasi.
Konsistensi
dilakukan pada urutan
tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt,
menu, serta layar bantuan.
2) Memungkinkan Pengguna Menggunakan Shortcut
Dengan meningkatnya frekuensi penggunaan, pengguna
ingin mengurangi jumlah interaksi dan menambah kecepatan
interaksi. Melalui shortcut yang berupa symbol atau picture
dapat memudahkan pengguna untuk dapat mengenali
perintah yang harus ia berikan apabila pengguna ingin
menghasilkan suatu proses atau hasil tertentu.
3) Memberikan Umpan Balik yang Informatif
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu
sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan
dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang
36
sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang
penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial.
Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol
pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.
4) Merancang Dialog untuk Menghasilkan Suatu Penutupan
Dalam melakukan berbagai tindakan melalui langkahlangkah yang dibuat, harus dibedakan dalam dialog
pembuka, isi dan penutup. Hal-hal ini harus dibedakan agar
pengguna mengetahui apabila mereka sudah mulai masuk,
mengerjakan isi dengan step by step yang benar dan sampai
dialog penutup apabila hasil yang dikerjakan user telah
benar.
5) Memberikan Penanganan Kesalahan yang Sederhana
Dalam merancang User Interface, Sedapat mungkin sistem
dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan
kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat
mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan
mekanisme yang sedehana serta mudah dipahami untuk
penanganan kesalahan.
6) Memudahkan Pengguna untuk Kembali ke Tindakan
Sebelumnya
Dalam merancang User Interface, Hal ini harus diperhatikan
karena dapat mengurangi tingkat kekhawatiran pengguna
dalam mengerjakan suatu hal, dengan ada nya proses
"undo", jika pengguna melakukan kesalahan. Pengguna
tidak perlu khawatir karena dapat mengembalikan kesalahan
atau data yang benar yang sebelumnya terhapus atau sudah
dilewati.
37
7) Mendukung Tempat Kembali Internal (Internal Locus
ofcontrol)
Dalam merancang User Interface, Pengguna ingin menjadi
pengontrol sistem dan seharusnya sistem akan merespon
tindakan yang dilakukan pengguna karena untuk mengurangi
perasaan pengguna yang merasa bahwa sistem mengontrol
pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa
sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden.
8) Mengurangi Beban Ingatan Jangka Pendek
Dengan adanya keterbatasan ingatan manusia, maka
pengguna membutuhkan tampilan yang sederhana atau
tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta
diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic,
dan urutan tindakan.
2.1.16.2 Lima Faktor Manusia Terukur
Menurut Shneiderman (2010 : 84) ada lima faktor manusia
terukur yang harus diperhatikan dalam merancang suatu user
interfaceagar pengguna dapat memahami perancangan User
Interface.Berikut merupakan lima faktor manusia terukur:
1) Waktu Belajar
Hal yang harus diperhatikan dalam merancang User
Interface adalah waktu belajar pengguna dalam memahami
User Interface yang telah dibuat, berapa lama pengguna
belajar memahami rancangan User Interface.
2) Kecepatan Kinerja
Dalam merancang User Interface, kecepatan kinerja menjadi
hal yang harus terukur, kecepatan kinerja disini adalah
kecepatan dalam melakukan suatu tugas/order pada suatu
38
sistem. Hal ini penting, karena kecepatan juga menentukan
seberapa menarik atau baik nya suatu sistem.
3) Tingkat Kesalahan
Tingkat Kesalahan diukur dari berapa banyak kesalahan
yang dilakukan oleh pengguna saat menggunakan aplikasi
ini.
4) Daya Ingat
Daya ingat pengguna menjadi salah satu hal yang harus
diperhatikan dalam merancang User Interface, manusia
memiliki keterbatasan daya ingat dalam melakukan sesuatu.
Hal ini menjadi hal yang harus diperhatikan, bahwa
bagaimana
kemampuan
ingatan
manusia
dalam
mempertahankan kemampuannya setelah jangka waktu
tertentu.
5) Kepuasan Subjektif
Hal terakhir yang harus diperhatikan adalah kepuasan
manusia terhadap rancangan User Interface, seberapa
puaskah pengguna pada berbagai aspek sistem yang telah
dirancang.
2.2 Teori yang Terkait Tema Penelitian
2.2.1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Menurut Fathoni (2006 : 8) Sumber Daya Manusia merupakan
modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia.
Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan
dengan cara tersebut. Waktu, tenaga dan kemampuan manusia benarbenar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan organisasi,
maupun bagi kepentingan individu.
Menurut Hasibuan (2008 :244) Sumber Daya Manusia adalah
kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki
39
individu.Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan
lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan
untuk memenuhi kepuasannya. Sumber Daya Manusia atau man
power yang di singkat SDM merupakan yang dimiliki setiap manusia .
SDM terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya
kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya.
SDM atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang
dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM,
tidak berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir
(modal dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan
pelatihan). Kecerdasan tolok ukurnya Intelegence Quotient (IQ)
dan Emotion Quality(EQ).
2.2.2. Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Schuler, Dowling, Smart
dan Huber (1992:16)
manajemen sumber daya manusia adalah pengakuan tentang pentingnya
tenaga kerja dalam organisasi sebagai sumber daya manusia utama yang
memberi kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta
memberikan kepastian bahwa pelaksanaan fungsi dan kegiatan organisasi
dilaksanakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi
dan masyarakat.
Menurut Suwatno dan Yuniarsih (2011:3) manajemen sumber
daya manusia adalah serangkaian kegiatan pengelolaan sumber daya
manusia yang memusatkan kepada praktek dan kebijakan, serta fungsifungsi manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.
2.2.3. Sistem Informasi Kepegawaian
Menurut Hasibuan (2008: 103), sistem informasi kepegawaian
secara umum digunakan sebagai sistem yang memungkinkan organisasi
dalam membuat sebuah sistem terpusat yang memampukan pegawai dan
manajer untuk mengakses informasi yang berhubungan dengan pegawai.
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui penerapan sistem
informasi kepegawaian, yaitu dapat mengurangi biaya organisasi melalui
40
automatisasi
kegiatan-kegiatan manual
yang merupakan rutinitas
pegawai, dapat menangani dan memfasilitasi komunikasi antar level di
dalam organisasi, meningkatkan efisiensi, membantu mengelola beragam
informasi berbeda mengenai pegawai di dalam organisasi.
Serta menyediakan sarana untuk membantu pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia.
Sistem informasi kepegawaian mengubah data menjadi informasi yang
diperlukan untuk operasional bisnis dan pengambilan keputusan.
2.2.4. Absensi Pegawai
Menurut Hasibuan (2008 : 84) absensi karyawan merupakan
salah satu tolak ukur metode pengembangan kinerja pegawai. Kinerja
karyawan
dapat
dilihat
dari
frekwensi
absen
karyawan
yang
bersangkutan.
Menurut Hasibuan (2008 : 101) Pengertian kerja lembur
adalah pekerjaan tambahan yang dilakukan di luar jam kerja yang
melebihi 40 jam kerja per minggu atau kerja yang dilakukan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang tidak mungkin diselesaikan dalam hari
kerja normal.
Menurut Fathoni (2006: 31), pengertian kerja lembur adalah
jadwal kerja yang direncanakan merujuk pada situasi dimana operasi itu
telahdijadwalkan secara teratur untuk melampaui hari yang terdiri dari 8
jam yang normal. 40 jam seminggu.
Di Indonesia, ketentuan kerja lembur diatur oleh Menteri
Tenaga Kerja dengan dikeluarkannya SK Menteri Tenaga Kerja No.
580/M/BM/BK/1992 pasal 2 dan 3, yang menyebutkan bahwa kerja
lembur merupakan waktu dimana seorang pekerja bekerja melebihi dari
jadwal waktu yang berlaku, yaitu 7 jam sehari dan 40 jam seminggu.
2.2.5. Cuti Pegawai
Menurut Fathoni (2006 : 46)
cuti merupakan salah satu
kompensasi yang diberikan organisasi untuk mengapresiasi pegawai
41
dengan memberikan hak kepada pegawai untuk mengambil cuti. Cuti
pada tiap organisasi berbeda-beda namun umumnya cuti pada organisasi
adalah Cuti bersama, Cuti Hamil, Cuti Ibadah, Cuti tahunan.
2.2.6. Penempatan Pegawai
Menurut Sastrohadiwiryo (2002:162) penempatan tenaga kerja
adalah suatu proses pembagian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja
yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup yang
telah ditetapkan, serta mampu mempertanggungjawabkan segala resiko
dan kemungkinan – kemungkinan yang terjadi.
Menurut Suwatno dan Yuniarsih (2011:116) penempatan
pegawai berlaku setelah pegawai bersangkutan lulus seleksi. Hal tersebut
tidak saja berlaku bagu pegawai baru tetapi pegawai lama, baik promosi
maupun alih tugas dan demosi. Dikatakan demikian karena sebagaimana
halnya pegawai baru, pegawai lama pun perlu direkrut secara internal,
diseleksi dan ditempatkan, juga mengalami program pengenalan sebelum
mereka ditempatkan pada posisi baru dan melakukan pekerjaan baru.
2.2.7. Penilaian Kinerja Pegawai
Penilaian kinerja adalah suatu cara dalam melakukan evaluasi
terhadap prestasi kerja pegawai dengan serangkaian tolok ukur tertentu
yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta
dilakukan secara berkala. Sedangkan menurut Hasibuan (2003 : 260)
memberikan definisi penilaian kinerja sebagai suatu cara mengukur
kontribusi-
kontribusi
dari
individu
anggota
organisasi
kepada
organisasinya.
Jadi, menurut pendapat tersebut, penilaian kinerja diperlukan
untuk menentukan tingkat kontribusi individu terhadap organisasi di
mana individu tersebut bergabung.
2.2.8. Penggajian Pegawai
Pengertian pengggajian menurut Suwatno dan Yuniarsih (2011 :
161) adalah
“pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh
42
pegawai
administrasi atau yang mempunyai jenjang jabatan manajer
yang pada umumnya dibayarkan secara tetap per bulan.” Dapat diambil
kesimpulan bahwa gaji dibayarkan kepada pegawai administrasi setiap
bulannya secara rutin oleh si pemberi kerja atas jasa yang telah diberikan.
2.2.9. Pemutusan Hubungan Kerja
Sastrohadiwiryo (2002:305) mengemukakan bahwa pemutusan
hubungan kerja (PHK) adalah suatu proses pelepasanketerkaitan kerja
sama antara perusahaan dengan tenaga kerja, baik atas permintaan tenaga
kerja yang bersangkutan maupun atas kebijakan perusahaan yang
karenanya tenaga kerja tersebut dipandang sudah tidak mampu
memberikan produktivitas kerja lagi atau karena kondisi perusahaan yang
tidak memungkinkan.
Suwatno
dan Yuniarsi
(2011:141)
mengemukakan
bahwa
pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah pelepasan hubungan antara
perusahaan dengan tenaga kerja baik atas permintaan tenaga kerja yang
bersangkutan atau karena kebijakan perusahaan, yang disebabkan karena
tenaga kerja tersebut sudah tidak produktif lagi untuk bekerja
diperusahaan tersebut.
Bisa juga karena penurunan jumlah tenaga kerja, biasanya hal ini
terjadi bila perusahaan sedang mengalami penurunan produksi, oleh
karenanya perusahaan akan mengurangi jumlah tenaga kerja, agar
perusahaan tersebut dapat stabil kembali. Namun, pemutusan hubungan
kerja seperti ini hanya untuk sementara, bila perusahaan tersebut sudah
stabil kembali, maka perusahaan mungkin akan menarik kembali tenaga
kerja ang telah di PHK itu, daripada harus membuka lowongan kerja bagi
karyawan baru, karena jika perusahaan menarik kembali karyawan yang
telah di PHK perusahaan sudah tahu baik atau tidaknya produktivitas
karyawan tersebut.
43
2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya
A. Skripsi Penelitian Sebelumnya
Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan, terdapat dua
penelitian yang membahas mengenai sistem kepegawaian. Berikut adalah
dua penelitian tersebut:
1. ANALISIS
DAN
PERANCANGAN
SISTEM
BASIS
DATA
KEPEGAWAIAN BERBASIS WEB PADA PT. ALTAVINDO karya
Diana Andriyani 1301032744, Cynthia Kumala Dewi 1301034743, dan
Agus Tanujaya 1301034932
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan merancang sistem basis
data kepegawaian berbasis web pada PT. ALTAVINDO. Adapun proses
kepegawaian yang dibahas adalah proses penerimaan, pendataan,
absensi, cuti, penilaian, pelatihan, dan penempatan pegawai. Dengan
adanya sistem basis data kepegawaian diharapkan dapat meningkatkna
efektivitas dan efisiensi manajemen kepegawaian.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis dan metode
perancangan. Metode analisis mencakup metode pengumpulan data
dengan observasi, wawancara, kuesioner, examining documentation,
reperformance, dan studi pustaka. Sedangkan metode perancangan
mencakup perancangan basis data (perancangan basis data konseptual,
logikal, fisikal), perancangan struktur menu, dan perancangan layar.
Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah sebuah basis data
kepegawaian yang mencakup prosese penerimaan, pendataan, absensi,
cuti, penilaian, pelatihan, dan penempatan pegawai, serta sebuah
aplikasi basis data kepegawaian berbasis web.
Simpulan yang dapat ditarik adalah dengan adanya sistem basis data
kepegawaian dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen
kepegawaian pada PT. ALTAVINDO.
44
2. ANALISIS
DAN
PERANCANGAN
SISTEM
BASIS
DATA
KEPEGAWAIAN PADA FIRMA HUKUM NSMP karya Fransiska
1200984215, Nissa Aulia Febrina 1200985880, Dina Soraya 1200985911
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sistem aplikasi basis data
kepegawaian pada firma hukum NSMP, untuk mempermudah pegawai
perusahaan dalam mengakses data – data yang berhubungan dengan
bagian kepegawaian dan mengorganisir data – data yang ada, serta
mengoptimalkan kinerja pegawai di perusahaan.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis sistem
yang menguraikan sistem menjadi komponen – komponen dengan tujuan
untuk mempelajari seberapa bagus kinerja komponen – komponen
tersebut dan setelah persyaratan metode analisa, selanjutnya adalah
metode perancangan sistem yang meliputi perancangan basis data dan
perancangan sistem antarmuka. Hasil yang dicapai adalah membuat
sistem aplikasi basis data kepegawaian yang menunjang kinerja
perusahaan, mengorganisir data – data yang berhubungan dengan
kepegawaian sehingga lebih tersusun, dan sebagai sarana proses seluruh
data kepegawaian yang ada.
Simpulan dari penelitian ini adalah dengan adanya sistem aplikasi basis
data kepegawaian ini, dapat mempermudah kerja pegawai di perusahaan
dan mengorganisir seluruh data yang berhubungan dengan kepegawaian
sehingga kinerja perusahaan juga akan ikut meningkat.
B. Jurnal Ilmiah
1. Journal ProQuest Research Library / Rangriz, Hassan, Phd & Mehrabi,
Javad, PhD & Azadegan, Alireza, MA : The Impact of Human Resource
Information System on Strategic Decisions in Iran / Volume 4 / Issue 2 /
Maret 2011. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia menjadi kunci
penting pada kinerja pegawai, berdasarkan penelitian yang dilakukan
pada penggunaan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia pada Bank di
Iran menunjukkan perbandingan yang lurus antara kinerja pegawai dan
pembuatan keputusan yang tepat pada perusahaan, dikarenakan dengan
45
adanya sistem informasi sumber daya manusia, kegiatan perusahaan
menjadi lebih tertata dan meminimalisir kesalahan, serta memudahkan
pekerjaan pegawai. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan
lembaran evaluasi pada pegawai dan juga kuisoner, terbukti pada
simpulan di skripsi ini bahwa dengan adanya sistem informasi
kepegawaian yang terintegrasi dengan semua proses kepegawaian,
pegawai akan lebih dimudahkan dalam mengakses dan menambahkan
data kepegawaian, tidak hanya itu, beberapa hak – hak pegawai didapati
dengan secara tidak langsung karena keberadaan sistem informasi
kepegawaian yang terintegrasi dengan proses – proses yang berhubungan
dengan pemenuhan hak untuk karyawan seperti penggajian yang tepat
waktu dan penilaian kinerja yang adil dan terukur, sehingga secara tidak
langsung pegawai merasa hak nya dipenuhi dan akan secara mudah dan
termotivasi untuk memenuhi kewajibannya pada perusahaan.
2. Jurnal INKOM / Apriliani Karim, S.Kom : Perancangan Sistem Basis
Data Kepegawaian Berbasis Web dengan Menggunakan Pemrograman
Berorientasi Objek pada PT. XYZ / Volume 2 / Nomor 2 / November
2012. Perancangan program aplikasi untuk sistem informasi kepegawaian
diguanakan untuk memudahakan dalam semua proses yang berhubungan
dengan kepegawaian. Metode yang digunakan dalam aplikasi ini adalah
berorientasi
objek,
sedangkan
perancangannnya
dibuat
dengan
menggunakan bahasa pemodelan Unified Modelling Language (UML).
Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman DTML
(Document Template Markup Language) yang dipadukan dengan bahasa
pemrograman HTML, dan basis data yang digunakan adalah ZODB, dan
perintah SQL untuk melakukan akses basis data. Aplikasi ini diujiakn
dengan sebuah computer server dan dapat diakses dengan beberapa
computer client.
3. Jurnal Ilmiah Kursor / Leo Linturang, S.Kom, MM & Brenda Hanadi
S.KOM, MM : Analisis Pengaruh Penerapan Delapan Aturan Emas dan
Lima Faktor Manusia Terukur pada Aplikasi Sistem Informasi Pegawai
pada PT. MHM Cleaning Facility Services / Voume 22 / Nomor 14 /
46
Penerapan delapan aturan emas dan lima faktor manusia terukur pada
perancangan antar muka aplikasi adalah hal yang lazim, namun pada
penelitian ini penulis meneliti faktor apa saja yang sebenarnya paling
berpengaruh pada perancangan antar muka suatu aplikasi. Di akhir
penelitian, peneliti mengemukakan bahwa konsistensi dan tingkat
kesalahan menjadi faktor utama yang paling mempengaruhi dalam
perancangan antar muka aplikasi agar pengguna dapat menggunakan
aplikasi dengan baik.
Download