BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database 2.1.1. Data Menurut Elmasri dan Navathe (2004:4), data adalah fakta yang dapat dicatat dan memiliki arti yang mutlak. Sebagai contoh, data nama, nomor telepon, dan alamat. Menurut George, Hoffer dan Valacich (2009:46), data adalah sebuah fakta yang mejelaskan orang, objek, maupun kejadian. Contohnya adalah sebuah daftar mahasiswa yang berisi kode mahasiswa, nama, dan alamat dapat dikualifikasikan sebagai data. 2.1.2. Basis Data Pemahaman mengenai basis data akan dijabarkan menjadi definisi basis data, arsitektur basis data, dan manfaat basis data. Pada bagian definisi basis data akan dijelaskan mengenai pengertian basis data dari berbagai sumber yang dikemukakan oleh para ahli. Pada bagian arsitektur basis data akan dijelaskan mengenai tiga tingkatan arsitektur basis data (Three Level ANSI-SPARC Architecture). Serta, pada bagian manfaat basis data akan diuraikan manfaat penggunaan basis data. a. Definisi Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010:65), basis data adalah kumpulan data dan keterangannya yang terhubung secara logikal dimana dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi sebuah organisasi. Menurut Elmasri dan Navathe (2004:4), basis data adalah kumpulan data yang saling terhubung secara logikal dengan memiliki 7 8 makna yang melekat. Basis data dirancang, dibangun, dan dikembangkan dengan data oleh tujuan tertentu. Menurut Date (2000:10), basis data adalah kumpulan data yang bersifat tetap yang digunakan sistem aplikasi suatu perusahaan. Dari penjelasan diatas, basis data adalah kumpulan data yang terhubung secara dikembangkan logikal untuk dimana memenuhi dirancang, kebutuhan dibangun, informasi dan suatu organisasi. b. Arsitektur Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010:86), terdapat tiga tingkatan arsitektur basis data (Three Level ANSI-SPARC Architecture), yaitu: 1) Tingkat Eksternal Tingkat eksternal mennggambarkan pandangan pengguna pada basis data. Tingkatan ini mendeskripsikan bagian dari basis data yang terhubung dengan setiap pengguna. Setiap pengguna memiliki pandangan masing-masing yang direpresentasi ke dalam form yang familiar dengan pengguna tersebut. Pandangan pada tingkat eksternal hanya meliputi entitas, atribut, atau hubungan yang dikehendaki oleh pengguna. 2) Tingkat Konseptual Tingkat konseptual menggambarkan himpunan pandangan dari basis data. Tingkatan ini mendeskripsikan tentang data yang disimpan di dalam basis data dan hubungan yang terdapat di antara data tersebut. Tingkat konseptual mengandung struktur logikal dari keseluruhan basis data yang dapat dilihat oleh Database Administrator (DBA). 3) Tingkat Internal Tingkatan internal merupakan representasi fisik dari basis data yang terdapat di dalam komputer. Tingkatan ini mendeskripsikan 9 bagaimana data disimpan dalam suatu basis data. Tingkatan internal menangani implementasi fisik dari sebuah basis data untuk mencapai performa runtime dan penggunaan kapasitas penyimpanan yang optimal. Tujuan utama dari tiga tingkatan arsitektur basis data adalah untuk memisahkan tiap pandangan pengguna terhadap basis data dimana basis data dapat direpresentasikan secara fisikal. Pemisahan ketiga tingkat ini diperlukan, karena: 1) Setiap pengguna harus mengakses data yang sama, tetapi dapat dilihat dari sudut yang berbeda. 2) Pengguna tidak diizinkan untuk berhubungan langsung dengan penyimpanan fisikal basis data. 3) Database Administrator (DBA) harus dapat mengubah struktur penyimpanan basis data tanpa mempengaruhi pandangan pengguna. 4) Struktur internal dari basis data harus tidak terpengaruh oleh perubahan aspek fisikal penyimpanan basis data. 5) Database Administrator (DBA) harus dapat mengubah struktur konseptual basis data tanpa mempengaruhi seluruh pengguna. c. Manfaat Basis Data Menurut Date (2000:16), manfaat penggunaan basis data yaitu: 1) The data can be shared Sharing data dalam basis data tidak hanya untuk aplikasi yang sudah ada, tetapi aplikasi baru juga dapat membangun dan mengoperasikan data yang sama. Dalam kata lain, kebutuhan data pada aplikasi baru dapat terpenuhi, tanpa harus menambah data baru ke dalam basis data. 10 2) Redundancy can be reduced Dalam penggunaan basis data, redundansi dapat dikontrol, sehingga kapasitas penyimpanan basis data tidak terbuang secara percuma. 3) Inconsistency can be avoided Data dapat menjadi tidak konsisten jika terdapat data yang redundan dan salah satunya tidak diperbaharui. Dengan penggunaan basis data, redundansi dapat dikontrol, sehingga informasi yang diberikan kepada pengguna konsisten. 4) Transaction support can be provided Transaksi merupakan unit logikal, yang biasanya melibatkan beberapa operasi basis data. Dalam keadaan tertentu, transaksi juga melibatkan operasi update. Contohnya, melibatkan pengiriman sejumlah uang dari akun A ke akun B. Tentu saja dua update yang berbeda diharuskan terjadi dalam transaksi ini. Yang pertama penarikan uang dari akun A, dan yang kedua penambahan sejumlah uang ke akun B. Sistem dapat memastikan bahwa kedua operasi update yang berada dalam satu transaksi tersebut sudah selesai atau gagal. 5) Integrity can be maintained Ketidak konsistenan antara dua input yang bertujuan untuk merepresentasikan fakta yang sama adalah contoh dari kurangnya integritas. Masalah seperti ini hanya dapat terjadi jika redundansi berada di dalam datayang tersimpan. Bahkan jika tidak ada redundansi, basis data akan tetap mengandung informasi yang tidak benar. 11 6) Security can be enforced Database Administrator (DBA) dapat memastikan bahwa basis data hanya dapat diakses oleh pengguna tertentu yang telah dispesifikasikan. 7) Conflicting requirements can be balanced Peran Database Administrator (DBA) dan Data Administrator (DA) sangat penting dalam mencegah konflik kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan. 8) Standards can be enforced Database Administrator (DBA) dapat memastikan bahwa representasi data sudah sesuai dengan standard yang diinginkan oleh perusahaan. 2.1.3. Sistem Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010:54), sistem basis data adalah kumpulan program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data, bersamaan dengan Database Management System (DBMS) dan basis data itu sendiri. Menurut Date (2000:68), sistem basis data adalah sistem terkomputerisasi yang bertujuan untuk menyimpan informasi dan mengizinkan pengguna untuk menerima dan memperbaharui informasi sesuai keinginan pengguna. Menurut Elmasri dan Navathe (2004:4), sistem basis data adalah gabungan basis data dan perangkat lunak DBMS. 2.1.4. Database Management System (DBMS) Pemahaman mengenai Database Management System (DBMS) akan dijabarkan menjadi definisi DBMS, komponen DBMS, fungsi DBMS, serta keuntungan dan kerugian penggunaan DBMS. 12 a. Definisi Database Management System (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2010:66), DBMS adalah sistem perangkat lunak yang mengizinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke dalam basis data. Menurut Date (2000:43), DBMS adalah perangkat lunak yang menangani seluruh akses ke dalam basis data. b. Komponen Utama Database Management System (DBMS) DBMS terdiri dari lima komponen utama, yaitu hardware, software, data, procedures, dan people. Gambar 2.1 menggambarkan lima komponen utama DBMS. Gambar 2.1 Komponen Utama Database Management System 1) Hardware (Perangkat Keras) Suatu DBMS menggunakan perangkat keras untuk menjalankan aplikasinya. Perangkat keras yang digunakan dapat berupa Personal Computer (PC), Mainframe, jaringan komputer. 2) Software (Perangkat Lunak) Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS itu sendiri dan program aplikasi beserta dengan sistem operasinya, serta perangkat lunak jaringan apabila DBMS digunakan dalam sebuah jaringan. 13 3) Data Dari sudut pandang pengguna, data merupakan komponen terpenting dalam suatu DBMS. Data bertindak sebagai jembatan penghubung antara komponen mesin dengan komponen manusia. 4) Procedures (Prosedur) Instruksi-instruksi dan aturan-aturan yang digunakan dalam merancang dan menggunakan suatu basis data. 5) People (Manusia) Komponen terakhir dalam lingkungan DBMS adalah manusia, dimana merupakan komponen yang terlibat langsung dengan sistem. c. Fungsi Database Management System (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2010:66), fungsi DBMS yaitu: 1) Mengizinkan pengguna untuk mendefinisikan basis data melalui Data Definition Language (DDL). DDL mengizinkan pengguna menspesifikasikan tipe data, struktur, dan aturan data yang disimpan ke dalam basis data. 2) Mengizinkan pengguna untuk melakukan operasi insert, update, delete, dan retrieve data dari basis data melalui Data Manipulation Language (DML). 3) Menyediakan akses kontrol ke dalam basis data, yang meliputi: a) Sistem keamanan, dimana mencegah pengguna yang tidak memiliki izin untuk mengakses basis data. b) Sistem integritas, dimana memelihara konsistensi data yang tersimpan. c) Konkurensi sistem kontrol, dimana mengizinkan akses basis data yang dapat digunakan bersama. 14 d) Sistem kontrol pemulihan, dimana basis data dapat mengembalikan keadaan data seperti sebelumnya apabila terjadi kegagalan perangkat lunak atau perangkat keras. e) Katalog yang dapat diakses pengguna, dimana mengandung penjelasan tentang data yang ada di dalam basis data. d. Keuntungan dari penggunaan DBMS antara lain: 1) Mengendalikan redundansi Menurut Elmasri dan Navathe (2004:15), DBMS dapat mengendalikan redundansi dimana basis data tidak menyimpan beberapa data yang sama, sehingga memastikan data yang konsisten dan mengurangi pemakaian tempat penyimpanan data. 2) Membatasi akses yang tidak sah DBMS dapat menyaring beberapa pengguna dengan menyediakan layanan sub-sistem keamanan dan otorisasi sehingga tidak terjadi pengaksesan data pada basis data secara ilegal. 3) Mendukung penyimpanan tetap bagi objek Suatu program DBMS mendukung penyimpanan sistem basis data berorientasi objek yang memiliki struktur data sesuai dengan satu atau lebih bahasa pemrogaman berorientasi objek. 4) Mendukung struktur penyimpanan bagi pemrosesan query yang efisien DBMS mendukung kemampuan untuk efisien menjalankan query dan memperbarui data. Basis data disimpan di dalam disk, sehingga DBMS harus membuat struktur data khusus yang berfungsi mempercepat pencarian disk untuk record yang diinginkan. 15 5) Terdapat Backup dan Recovery DBMS menyediakan fasilitas pemulihan data dari kegagalan software atau hardware. Saat komputer mengalami kegagalan dalam suatu transaksi, sub-sistem recovery memastikan bahwa basis data dipulihkan seperti sebelum transaksi dilaksanakan. 6) Mendukung Multiple User Interfaces DBMS memungkinkan pengguna dengan level technical knowledge yang beragam mengakses satu database secara bersamaan. 7) Merepresentasikan hubungan kompleks antar data DBMS dapat merepresentasikan berbagai hubungan kompleks antar data serta memanipulasi data yang saling terhubung secara mudah dan efisien. 8) Memaksimalkan batasan integritas DBMS dapat menetapkan dan melaksanakan batasan integritas suatu data. Tipe batasan integritas yang sangat mudah mengandung spesifikasi tipe data untuk tiap data. 9) Mengizinkan, memutuskan dan membuat tindakan sesuai dengan aturan DBMS menyediakan kemampuan untuk mendefinisikan aturan untuk pengambilan informasi dari tempat penyimpanan basis data yang disebut “Deductive Database Systems”. e. Kerugian penggunaan DBMS yaitu: 1) Complexity Menurut Elmasri dan Navathe (2004:15) Banyaknya fungsi yang harus dimiliki oleh sebuah DBMS membuat DBMS menjadi sebuah perangkat lunak yang sangat kompleks sehingga 16 Database Designers, Developers, Data dan Database Administrator. Serta pengguna awam harus benar-benar mengerti semua fungsifungsi untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari suatu DBMS. 2) Size Karena besarnya kompleksitas dari fungsi-fungsi DBMS membuat kapasitas penyimpanan DBMS semakin besar, dibutuhkan kapasitas penyimpanan dan memori yang besar untuk menjalankan aplikasi DBMS. 3) Cost of DBMSs Biaya dalam penggunaan DBMS sangat bervariasi, namun tergantung dengan lingkungan dan fungsi-fungsi yang diinginkan oleh pengguna. Semakin banyak fungsi yang diinginkan, maka semakin besar biaya yang dikeluarkan. 4) Additional hardware costs Kebutuhan penyimpanan untuk DBMS dan basis data dapat mengharuskan adanya pembelian kapasitas penyimpanan tambahan. Selain itu, untuk mencapai kinerja yang diinginkan, penting untuk membeli mesin yang lebih besar. 5) Cost of conversion Dalam beberapa kondisi, biaya DBMS dan perangkat keras tambahan relatif lebih kecil dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang sedang berjalan ke DBMS dan perangkat keras yang baru. Biaya konversi ini juga meliputi biaya pelatihan karyawan untuk menggunakan sistem yang baru dan mempekerjakan karyawan khusus untuk membantu konversi dan menjalankan sistem. 17 6) Performances DBMS ditujukan untuk memenuhi kebutuhan banyak aplikasi dibanding hanya aplikasi tertentu. Hasilnya, beberapa aplikasi tidak dapat berjalan cepat seperti seharusnya. 7) Greater impact of a failure Sentralisasi sumber daya dapat meningkatkan kerapuhan suatu sistem. Karena seluruh pengguna dan aplikasi bergantung pada ketersediaan DBMS, kegagalan suatu komponen dapat menyebabkan operasi tidak dapat berjalan. 2.1.5. Structured Query Language (SQL) Menurut Connolly dan Begg (2010:184), SQL adalah transformoriented languange atau bahasa yang didesain untuk menggunakan relasi yang mentrasformasikan input menjadi output yang dibutuhkan. Sebagai bahasa standar ISO SQL memiliki dua komponen utama, yaitu: a. Data Definition Language (DDL) DDL adalah bahasa yang mengizinkan Database Administrator (DBA) atau pengguna untuk menjelaskan dan menamakan entitas, atribut, dan relasi yang dibutuhkan aplikasi, beserta integritas dan aturan kemanan. b. Data Manipulation Language (DML) DML adalah bahasa yang menyediakan kumpulan operasi untuk mendukung operasi manipulasi data dalam basis data. 2.1.6. Database System Development Lifecycle Menurut Connolly dan Begg (2010:313), database system development lifecycle atau siklus hidup pengembangan basis data merupakan komponen terpenting dalam sistem basis data. Dalam perancangan aplikasi basis data yang memiliki ruang lingkup kecil, siklus 18 hidup pengembangan aplikasi basis data tidak akan terlalu rumit. Sebaliknya, jika aplikasi pengembangan aplikasi basis data besar, maka siklus hidup pengembangan basis data tersebut akan kompleks. Gambar 2.2 Tahapan Database System Development Lifecycle Berikut ini adalah Tabel 2.1 yang berisi rangkuman aktivitas utama yang dilakukan pada setiap tahapan DBLC: 19 Tabel 2.1 Tahapan dan Aktivitas Utama Database System Development Lifecycle Tahapan DBLC Database Planning Aktivitas Utama Merencanakan bagaimana tahapan DBLC dapat direalisasikan secara efektif dan efisien. System Definition Menspesifikasikan ruang lingkup dan batasan sistem basis data. Requirements Collection Mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan sistem and Analysis basis data baru. Database Design Rancangan konseptual, logikal, dan fisikal basis data. DBMS Selection (optional) Memilih DBMS yang sesuai untuk sistem basis data. Application Design Merancang antarmuka pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan melakukan pemrosesan basis data. Prototyping (optional) Membangun model sistem mengizinkan perancang basis atau data yang pengguna untuk melakukan visualisasi dan evaluasi sistem akhir. Implementation Membuat definisi basis data fisikal dan aplikasinya. Data Conversion and Memuat data dari sistem lama ke dalam sistem baru Loading dan jika memungkinkan melakukan konversi aplikasi yang sudah berjalan untuk menggunakan basis data baru. Testing Sistem basis data diperiksa untuk mencari error dan divalidasi dengan kebutuhan pengguna. 20 Tabel 2.1 Tahapan dan Aktivitas Utama Database System Development Lifecycle (Lanjutan) Tahapan DBLC Operational Maintenance Aktivitas Utama Sistem basis keseluruhan. data diimplementasikan Sistem secara secara berkesinambungan diamati dan dipelihara, serta jika dibutuhkan kebutuhan baru dapat ditambah ke dalam basis data melalui tahapan DBLC. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing tahapan DBLC yang terdapat pada Gambar 2.2: a. Database Planning Database Planning adalah aktifitas pengelolaan yang mengizinkan tahapan siklus pengembangan sistem basis data direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. b. Sysem Definition Dalam System Definiton, dijelaskan ruang lingkup dan batasan sistem basis data dan user view utama. User view mendefinisikan apa yangdibutuhkan sistem basis data dari sudut pandang sebuah job role atau area aplikasi perusahaan. c. Requirements Collection and Analysis Requirements mengumpulkan dan Collection menganalisa and Analysis informasi adalah proses mengenai bagian organisasi yang akan didukung oleh sistem basis data, dan menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan sistem baru. 21 d. Database Design Database design adalah proses membuat rancangan yang akan mendukung mission statement dan mission objective perusahaan untuk sitem basis data yang dibutuhkan. e. DBMS Selection DBMS Selection adalah proses pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis data. f. Application esign Application design adalah proses merancang antar muka dan program aplikasi yang menggunakan dan melakukan pemrosesan basis data. g. Prototyping Prototyping adalah proses membangun sebuah working model sistem basis data. h. Implementation Implementation adalah realisasi fisikal dari basis data dan rancangan aplikasi. i. Data Conversion and Loading Data Conversion and Loading adalah proses transfer data yang sudah ada ke dalam basis data dan convert aplikasi yang sudah ada agar berjalan di basis data yang baru. j. Testing Testing adalah proses menjalankan sistem basis data dengan tujuan menemukan error. 22 k. Operational Maintenance Operational maintenance adalah proses memonitor dan memelihara sistem basis data, serta instalasi. 2.1.7. Entity Relationship Modelling (ER Modelling) Menurut Connolly dan Begg (2010:371), ER Modelling merupakan model yang dapat digunakan untuk mendapatkan pengertian tentang data yang akan digunakan perusahaan dan bagaimana penggunaannya. Aspek utama dari ER Modelling yaitu: a. Entity Type Entity Typeadalah kumpulan objek-objek dengan property yang sama dimana diidentifikasi dengan perusahaan yang keberadaanya independent. b. Relationship Type Relationship Type adalah sekumpulan hubungan antar tipe entitas yang memiliki arti. Relationship Occurrence adalah sebuah hubungan yang dapat diidentifikasikan secara unik yang meliputi satu kejadian dari setiap entitas yang ada. c. Attribute Attribute adalah sebuah kolom yang memiliki nama pada sebuah relasi. Dalam relational model, relasi digunakan untuk menyimpan informasi dari objek yang akan direpresenstasikan dalam database. Relasi merepresentasikan tabel dua dimensi, dimana baris dari table sesuai dengan individual records dan kolom pada tabel sesuai dengan attributeConnolly dan Begg (2010:144). d. Keys Ada lima jenis keys yang biasa digunakan dalam ER Modeling, yaitu: 23 1) Candidate Key Candidate key merupakan sejumlah kecil atribut dari entitas yang dapat mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas tersebut secara unik. 2) Primary Key Primary key merupakan candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas secara unik. Pemilihan primary key pada suatu entitas didasarkan pada pertimbangan panjang atribut, jumlah minimal atribut yang dibutuhkan, serta tingkat keunikannya. 3) Alternate Key Alternate key merupakan kumpulan candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key. 4) Composite Key Composite key merupakan candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. 5) Foreign Key Foreign key merupakan sebuah atribut atau sekumpulan atribut pada suatu relasi yang sama atau sesuai dengan candidate key dari relasi lainnya. 2.1.8. Normalisasi Menurut Connolly dan Begg (2010:416), normalisasi adalah teknik menghasilkan suatu kumpulan relasi dengan properti yang diinginkan dengan diberikan kebutuhan data suatu perusahaan. Normalisasi bertujuan untuk mengidentifikasikan pasangan relasi yang cocok untuk mendukung kebutuhan data pada suatu perusahaan. 24 Berikut merupakan tingkatan-tingkatan yang terdapat dalam normalisasi: a. Unnormalized Form (UNF) UNF adalah suatu tabel yang terdiri dari satu atau lebih kelompok berulang. b. First Normal Form (1NF) 1NF adalah suatu relasi dimana titik temu antara baris dan kolomnya hanya mengandung satu nilai. c. Second Normal Form (2NF) 2NF adalah suatu relasi yang berasal dari tingkat 1NF dimana setiap atribut non-primary-key bergantung penuh terhadap primary key. d. Third Normal Form (3NF) 3NF adalah suatu relasi yang berasal dari tingkat 1NF dan 3NF dimana atribut non-primary-key bergantung secara transitif terhadap primary key. 2.1.9. Metodologi Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010:416), Perancangan basis data adalah proses menciptakan rangkaian yang akan mendukung tujuan perusahaan dalam sistem basis data yang dibutuhkan. Terdapat tiga tahapan utama dalam perancangan basis data, yaitu perancangan basis data konseptual, perancangan basis data logikal, dan perancangan basis data fisikal. Berikut penjelasan tentang tiga tahap utama dalam perancangan basis data: 2.1.9.1. Perancangan Basis Data Konseptual Perancangan basis data konseptual adalah kegiatan membangun sebuah model dari data yang digunakan oleh perusahaan. 25 2.1.9.2. Perancangan Basis Data Logikal Perancangan basis data logikal adalah proses membangun model dari sebua data yang akan digunakan di perusahaan berdasarkan model data yang spesifik, namun dapat berdiri sendiri dari DBMS ataupun pertimbangan fisikal lainnya. 2.1.9.3. Perancangan Basis Data Fisikal Perancangan basis data fisikal adalah proses untuk menghasilkan deskripsi implementasi dari suatu basis data pada penyimpanan sekunder. Perancangan basis data fisikal juga menjelaskan relasi dasar, pengaturan file dan index yang digunakan untuk mencapai akses data yang efisien. 2.1.10. Data Flow Diagram (DFD) Menurut Marakas dan O’brien (2010:145), DFD adalah perangkat grafis yang menggambarkan urutan dari proses-proses dan fungsi-fungsi yang terdapat di dalam batasan-batasan pada sistem yang telah dispesifikasikan dan aliran data yang terdapat di dalam sistem. Dalam hierarki DFD terdapat 3 level, yaitu: a. Diagram Level Konteks Diagram level konteks ditujukan untuk mengidentifikasikan batasan pada sistem, yang menyangkut dengan relasi terhadap semua sumber atau entitas yang berinteraksi dengan sistem tersebut. Konteks diagram hanya mengandung satu proses, dan dinamakan oleh nama sistem tersebut. b. Diagram Level-0 DFD Diagram level-0 DFD adalah proses tunggal yang terdapat dalam diagram level konteks dan direpresentasikan ulang secara lebih detail. 26 c. Diagram Level-1 sampai Level-n DFD Setelah diagram level-0 selesai dan dinyatakan keakuratannya sebagai representasi dari sistem, proses penguraian berlanjut pada tahap level1 sampai level-n. Jelasnya, level-0 diuraikan menjadi level-1, dan jika diperlukan, level-1 diuraikan menjadi level-2, dan seterusnya hingga detail level yang diperlukan dari seluruh proses dan sub proses telah direalisasikan. Tabel 2.2 Notasi pada Data Flow Diagram Simbol Keterangan Process Data Flow External Agent Data Store 2.1.11. Unified Modeling Language (UML) Menurut Connolly dan Begg (2010:371), UML adalah notasi diagram yang menggunakan bahasa modeling berorientasi objek. Menurut Whitten (2007:430) UML adalah tahapan awal yang digunakan dalam menganalisis dan merancang program berorientasi objek. UML direpresentasikan dengan diagram-diagram yaitu use case, 27 class diagram, interaction diagram, state diagram, activity diagram dan physical diagram. Berikut merupakan penjelasan tentang diagram – diagram UML: a. Use Case Diagram Menurut Whitten (2007:246), diagram use case digunakan untuk menggambarkan interaksi yang terjadi antara sistem, sistem eksternal, dan pengguna dalam bentuk grafis. Dalam penggambarannya, diagram use case terdiri dari use case, actor, dan relationship. Tabel 2.3 merepresentasikan komponen-komponen pembentuk use case diagram: Tabel 2.3 Komponen pada Use Case Gambar Nama Komponen Use Case Keterangan Use case diagram adalah penggambaran sistem dari sudut pandang pengguna sistem tersebut, sehingga pembuatan use case lebih dititikberatkan pada fungsionalitas yang ada pada sistem, bukan berdasarkan alur atau urutan kejadian. Actor Actor mempresentasikan seseorang (seperti lain) atau sesuatu perangkat, sistem yang dengan sistem. berinteraksi 28 b. Class Diagram Menurut Whitten (2007:400) Class Diagram memberikan pandangan secara luas dari suatu sistem dengan menunjukan kelaskelasnya dan hubungan mereka. Class Diagram bersifat statis dan menggambarkan hubungan apa yang terjadi bukan apa yang terjadi jika suatu kejadian berhubungan. Tabel 2.4 merepresentasikan komponen – komponen Class Diagram. Tabel 2.4 Komponen pada Class Diagram Komponen Nama Komponen Keterangan Class Class adalah blok - blok pembangun pada pemrograman berorientasi obyek. Sebuah class digambarkan sebagai sebuah kotak yang terbagi atas 3 bagian. Bagian atas adalah bagian nama dari class. Bagian tengah mendefinisikan property/atribut class. Bagian akhir mendefinisikan method dari sebuah class. Association Sebuah association merupakan sebuah relationship paling umum antara 2 class dan dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkan antara 2 class. Garis ini bisa melambangkan tipe-tipe relationship dan juga dapat menampilkan hukum- hukum multiplisitas pada sebuah relationship 29 Tabel 2.4 Komponen pada Class Diagram (Lanjutan) Komponen Nama Komponen Keterangan Composition Jika sebuah class tidak bisa berdiri sendiri dan harus merupakan bagian dari class yang lain, maka class tersebut memiliki relasi composition terhadap class tersebut. Sebuah relationship composition digambarkan sebagai garis dengan ujung berbentuk jajaran genjang berisi. Dependency Kadangkala sebuah class menggunakan class yang lain. Hal ini disebut Umumnya dependency. penggunaan dependency digunakan untuk menunjukkan operasi pada suatu class yang menggunakan class yang lain. Sebuah dependency dilambangkan sebagai sebuah panah bertitik-titik. Aggregation Aggregation mengindikasikan keseluruhan bagian relationship dan biasanya disebut sebagai relasi. c. Sequence Diagram Menurut Whitten (2007:382) Sequence Diagram menggambarkan hubungan antara objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambar 30 sequence diagram maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki class yang menjadi objek tersebut. Tabel 2.5 merepresentasikan komponen – komponen sequence diagram: Tabel 2.5 Komponen Pada Sequence Diagram Komponen Nama Komponen Actor Keterangan Menggambarkan seseorang atau sesuatu (seperti perangkat, sistem lain) yang berinteraksi dengan sistem. Object Message Menggambarkan pesan/hubungan antar obyek yang menunjukkan urutan kejadian yang terjadi. Message to Self Mengambarkan pesan/hubungan obyek itu sendiri, yang menunjukkan urutan kejadian yang terjadi. Return Message Menggambarkan pesan/hubungan antar obyek, yang menunjukan urutan kejadian yang terjadi. Lifeline Eksekusi obyek selama sequence (message dikirim atau diterima dan aktifasinya) Sequence Diagram 31 d. Activity Diagram Menurut Whitten (2007:390) pada dasarnya diagram Activity Diagram sering digunakan oleh flowchart. Diagram ini berhubungan dengan diagram Statechart. Diagram Statechart berfokus pada obyek yang dalam suatu proses atau proses menjadi suatu obyek. Activity diagram berfokus pada aktifitas-aktifitas yang terjadi yang terkait dalam suatu proses tunggal, diagram ini menunjukkan bagaimana aktifitas-aktifitas tersebut bergantung satu sama lain. Tabel 2.6 merepresentasikan komponen-komponen pada Activity diagram. Tabel 2.6 Komponen pada Activity Diagram Komponen Nama Komponen Activity Start State End State Keterangan Menambahkan aktifitas pada sebuah diagram. Menggabarkan sebuah titik mulai pada diagram. Menggabarkan akhir dari sebuah aktifitas pada diagram. Transition Transisi dari satu aktifitas ke aktifitas berikutnya. 2.1.12. Flowchart Menurut Romney dan Steinbart (2006:70) flowchart adalah teknik analitis yang digunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek sistem informasi secara jelas, singkat dan logis. Flowchart menggunakan kumpulan simbol yang umum untuk menggambarkan prosedur proses transaksi yang digunakan suatu perusahaan serta aliran data pada sistem tersebut. Tabel 2.7 merepresentasikan notasi pada flowchart. 32 Tabel 2.7 Notasi pada Flowchart Simbol Keterangan Document Merepresentasikan dokumen atau laporan yang dapat berupa tertulis tangan atau hasil print komputer. On-page Connector Mengubungkan aliran proses dalam satu halaman. Off-page Connector Menghubungkan aliran proses dengan halaman lain. Manual Operation Merepresentasikan proses operasi yang dilakukan secara manual. Decision Merepresentasikan tahapan pembuatan keputusan dengan adanya alternatif aliran proses data. Document or Processing Flow Merepresentasikan arah aliran pemrosesan atau dokumen. Terminal Merepresentasikan awal, akhir, atau interupsi. 33 2.1.13. Internet Menurut Williams dan Sawyer (2011:18), internet adalah induk dari semua jaringan komputer yang menghubungkan ratusan bahkan ribuan jaringan yang lebih kecil yang ada di seluruh dunia. Jaringan tersebut berupa jaringan pendidikan komersial, non profit, kemiliteran, dan juga sebagai jaringan individual. Menurut Connoly dan Begg (2010: 1024), internet adalah kumpulan jaringan komputer yang saling terhubung, tetapi terpisah secara fisikal. 2.1.14. Teknologi pada Web 2.1.14.1. Browser Menurut Williams dan Sawyer (2011:64), browser atau web browser adalah perangkat lunak yang mengizinkan pengguna untuk menemukan dan mengakses bagian beragam dari web. 2.1.14.2. World Wide Web (WWW) Menurut Connolly dan Begg (2011:1028), WWW atau biasa disebut web, merupakan sistem berbasis hypermedia yang mendukung keperluan browsing pada internet secara tidak berurutan dengan menggunakan hyperlinks Menurut Williams dan Sawyer (2011:18), WWW atau biasa disebut web merupakan sistem interkoneksi komputer internet (server) yang mendukung dokumen-dokumen dengan format multimedia. 2.1.14.3. Uniform Resource Locator (URL) Menurut merupakan Connolly dan rangkaian Begg karakter (2011:1033), alfanumeric URL yang merepresentasikan lokasi atau alamat dari sebuah sumber di internet dan bagaimana sumber itu dapat diakses 34 Menurut Williams dan Sawyer (2011:65), URL adalah rangkaian karakter yang menunjuk kepada informasi tertentu di bagian manapun dalam suatu web. 2.1.14.4. Hypertext Transfer Protocol (HTTP) Menurut Connolly dan Begg (2011:1029), HTTP adalah aturan yang dipakai untuk mengirim halaman web melalui internet. Menurut Williams dan Sawyer (2011:66), HTTP adalah aturan komunikasi yang mengizinkan browser untuk berhubungan dengan web server. 2.1.15. Lingkungan Programming 2.1.15.1. PHP Menurut Connolly dan Begg (2011:1043) PHP adalah bahasa pemrograman berlisensi terbuka yang didukung oleh banyak web server, termasuk Apache HTTP Server dan Microsofts Internet Information Server, dan juga merupakan bahasa pemrograman utama dalam sistem operasi Linux. Salah satu keuntungan PHP adalah dapat diperpanjang, dan jumlah perpanjangan modul dapat mendukung beberapa hal seperti basis data, konektivitas, mail, dan XML. 2.1.15.2. Adobe Dreamweaver CS5 Menurut Ritonga (2011) Adobe Dreamweaver CS5 adalah aplikasi perancangan dan pengembangan web versi CS5 yang dikembangkan oleh Adobe Systems. Adobe Dreamweaver CS5 menyediakan design view (visual) editor dan code editor dengan fitur-fitur pelengkapan kode, standard dan seperti berbagai syntax-highlighting, fitur mutakhir yaitu pemeriksaan syntax secara real-time, serta adanya petunjuk introspeksi kode untuk membantu pengguna dalam menulis kode. 35 2.1.15.3. XAMPP Menurut Wicaksono (2008:7) XAMPP ada sebuah software yang berfungsi untuk menjalankan website berbasis PHP dan menggunakan pengolah data MySQL pada LocalHost. XAMPP juga dapat disebut CPanel server virtual, yang dapat membantu melakukan preview sehingga dapat memodifikasi website tanpa harus onlineatau terkoneksi dengan internet. 2.1.16 Lingkungan desaign User Interface 2.1.16.1 Delapan Aturan Emas design User Interface Menurut Shneiderman (2010 : 44) ada delapan peraturan dalam merancang suatu user interface. Delapan aturan ini biasa disebut sebagai Eight Golden Rules of Interface Design, yaitu : 1) Mengusahakan Konsistensi Urutan tindakan yang konsisten adalah wajib dalam beberapa situasi. Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan. 2) Memungkinkan Pengguna Menggunakan Shortcut Dengan meningkatnya frekuensi penggunaan, pengguna ingin mengurangi jumlah interaksi dan menambah kecepatan interaksi. Melalui shortcut yang berupa symbol atau picture dapat memudahkan pengguna untuk dapat mengenali perintah yang harus ia berikan apabila pengguna ingin menghasilkan suatu proses atau hasil tertentu. 3) Memberikan Umpan Balik yang Informatif Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang 36 sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya. 4) Merancang Dialog untuk Menghasilkan Suatu Penutupan Dalam melakukan berbagai tindakan melalui langkahlangkah yang dibuat, harus dibedakan dalam dialog pembuka, isi dan penutup. Hal-hal ini harus dibedakan agar pengguna mengetahui apabila mereka sudah mulai masuk, mengerjakan isi dengan step by step yang benar dan sampai dialog penutup apabila hasil yang dikerjakan user telah benar. 5) Memberikan Penanganan Kesalahan yang Sederhana Dalam merancang User Interface, Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sedehana serta mudah dipahami untuk penanganan kesalahan. 6) Memudahkan Pengguna untuk Kembali ke Tindakan Sebelumnya Dalam merancang User Interface, Hal ini harus diperhatikan karena dapat mengurangi tingkat kekhawatiran pengguna dalam mengerjakan suatu hal, dengan ada nya proses "undo", jika pengguna melakukan kesalahan. Pengguna tidak perlu khawatir karena dapat mengembalikan kesalahan atau data yang benar yang sebelumnya terhapus atau sudah dilewati. 37 7) Mendukung Tempat Kembali Internal (Internal Locus ofcontrol) Dalam merancang User Interface, Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan seharusnya sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna karena untuk mengurangi perasaan pengguna yang merasa bahwa sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden. 8) Mengurangi Beban Ingatan Jangka Pendek Dengan adanya keterbatasan ingatan manusia, maka pengguna membutuhkan tampilan yang sederhana atau tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan. 2.1.16.2 Lima Faktor Manusia Terukur Menurut Shneiderman (2010 : 84) ada lima faktor manusia terukur yang harus diperhatikan dalam merancang suatu user interfaceagar pengguna dapat memahami perancangan User Interface.Berikut merupakan lima faktor manusia terukur: 1) Waktu Belajar Hal yang harus diperhatikan dalam merancang User Interface adalah waktu belajar pengguna dalam memahami User Interface yang telah dibuat, berapa lama pengguna belajar memahami rancangan User Interface. 2) Kecepatan Kinerja Dalam merancang User Interface, kecepatan kinerja menjadi hal yang harus terukur, kecepatan kinerja disini adalah kecepatan dalam melakukan suatu tugas/order pada suatu 38 sistem. Hal ini penting, karena kecepatan juga menentukan seberapa menarik atau baik nya suatu sistem. 3) Tingkat Kesalahan Tingkat Kesalahan diukur dari berapa banyak kesalahan yang dilakukan oleh pengguna saat menggunakan aplikasi ini. 4) Daya Ingat Daya ingat pengguna menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan dalam merancang User Interface, manusia memiliki keterbatasan daya ingat dalam melakukan sesuatu. Hal ini menjadi hal yang harus diperhatikan, bahwa bagaimana kemampuan ingatan manusia dalam mempertahankan kemampuannya setelah jangka waktu tertentu. 5) Kepuasan Subjektif Hal terakhir yang harus diperhatikan adalah kepuasan manusia terhadap rancangan User Interface, seberapa puaskah pengguna pada berbagai aspek sistem yang telah dirancang. 2.2 Teori yang Terkait Tema Penelitian 2.2.1. Sumber Daya Manusia (SDM) Menurut Fathoni (2006 : 8) Sumber Daya Manusia merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia. Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan cara tersebut. Waktu, tenaga dan kemampuan manusia benarbenar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan organisasi, maupun bagi kepentingan individu. Menurut Hasibuan (2008 :244) Sumber Daya Manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki 39 individu.Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber Daya Manusia atau man power yang di singkat SDM merupakan yang dimiliki setiap manusia . SDM terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya. SDM atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir (modal dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan tolok ukurnya Intelegence Quotient (IQ) dan Emotion Quality(EQ). 2.2.2. Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Schuler, Dowling, Smart dan Huber (1992:16) manajemen sumber daya manusia adalah pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja dalam organisasi sebagai sumber daya manusia utama yang memberi kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memberikan kepastian bahwa pelaksanaan fungsi dan kegiatan organisasi dilaksanakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi dan masyarakat. Menurut Suwatno dan Yuniarsih (2011:3) manajemen sumber daya manusia adalah serangkaian kegiatan pengelolaan sumber daya manusia yang memusatkan kepada praktek dan kebijakan, serta fungsifungsi manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. 2.2.3. Sistem Informasi Kepegawaian Menurut Hasibuan (2008: 103), sistem informasi kepegawaian secara umum digunakan sebagai sistem yang memungkinkan organisasi dalam membuat sebuah sistem terpusat yang memampukan pegawai dan manajer untuk mengakses informasi yang berhubungan dengan pegawai. Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui penerapan sistem informasi kepegawaian, yaitu dapat mengurangi biaya organisasi melalui 40 automatisasi kegiatan-kegiatan manual yang merupakan rutinitas pegawai, dapat menangani dan memfasilitasi komunikasi antar level di dalam organisasi, meningkatkan efisiensi, membantu mengelola beragam informasi berbeda mengenai pegawai di dalam organisasi. Serta menyediakan sarana untuk membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia. Sistem informasi kepegawaian mengubah data menjadi informasi yang diperlukan untuk operasional bisnis dan pengambilan keputusan. 2.2.4. Absensi Pegawai Menurut Hasibuan (2008 : 84) absensi karyawan merupakan salah satu tolak ukur metode pengembangan kinerja pegawai. Kinerja karyawan dapat dilihat dari frekwensi absen karyawan yang bersangkutan. Menurut Hasibuan (2008 : 101) Pengertian kerja lembur adalah pekerjaan tambahan yang dilakukan di luar jam kerja yang melebihi 40 jam kerja per minggu atau kerja yang dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang tidak mungkin diselesaikan dalam hari kerja normal. Menurut Fathoni (2006: 31), pengertian kerja lembur adalah jadwal kerja yang direncanakan merujuk pada situasi dimana operasi itu telahdijadwalkan secara teratur untuk melampaui hari yang terdiri dari 8 jam yang normal. 40 jam seminggu. Di Indonesia, ketentuan kerja lembur diatur oleh Menteri Tenaga Kerja dengan dikeluarkannya SK Menteri Tenaga Kerja No. 580/M/BM/BK/1992 pasal 2 dan 3, yang menyebutkan bahwa kerja lembur merupakan waktu dimana seorang pekerja bekerja melebihi dari jadwal waktu yang berlaku, yaitu 7 jam sehari dan 40 jam seminggu. 2.2.5. Cuti Pegawai Menurut Fathoni (2006 : 46) cuti merupakan salah satu kompensasi yang diberikan organisasi untuk mengapresiasi pegawai 41 dengan memberikan hak kepada pegawai untuk mengambil cuti. Cuti pada tiap organisasi berbeda-beda namun umumnya cuti pada organisasi adalah Cuti bersama, Cuti Hamil, Cuti Ibadah, Cuti tahunan. 2.2.6. Penempatan Pegawai Menurut Sastrohadiwiryo (2002:162) penempatan tenaga kerja adalah suatu proses pembagian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu mempertanggungjawabkan segala resiko dan kemungkinan – kemungkinan yang terjadi. Menurut Suwatno dan Yuniarsih (2011:116) penempatan pegawai berlaku setelah pegawai bersangkutan lulus seleksi. Hal tersebut tidak saja berlaku bagu pegawai baru tetapi pegawai lama, baik promosi maupun alih tugas dan demosi. Dikatakan demikian karena sebagaimana halnya pegawai baru, pegawai lama pun perlu direkrut secara internal, diseleksi dan ditempatkan, juga mengalami program pengenalan sebelum mereka ditempatkan pada posisi baru dan melakukan pekerjaan baru. 2.2.7. Penilaian Kinerja Pegawai Penilaian kinerja adalah suatu cara dalam melakukan evaluasi terhadap prestasi kerja pegawai dengan serangkaian tolok ukur tertentu yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan secara berkala. Sedangkan menurut Hasibuan (2003 : 260) memberikan definisi penilaian kinerja sebagai suatu cara mengukur kontribusi- kontribusi dari individu anggota organisasi kepada organisasinya. Jadi, menurut pendapat tersebut, penilaian kinerja diperlukan untuk menentukan tingkat kontribusi individu terhadap organisasi di mana individu tersebut bergabung. 2.2.8. Penggajian Pegawai Pengertian pengggajian menurut Suwatno dan Yuniarsih (2011 : 161) adalah “pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh 42 pegawai administrasi atau yang mempunyai jenjang jabatan manajer yang pada umumnya dibayarkan secara tetap per bulan.” Dapat diambil kesimpulan bahwa gaji dibayarkan kepada pegawai administrasi setiap bulannya secara rutin oleh si pemberi kerja atas jasa yang telah diberikan. 2.2.9. Pemutusan Hubungan Kerja Sastrohadiwiryo (2002:305) mengemukakan bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah suatu proses pelepasanketerkaitan kerja sama antara perusahaan dengan tenaga kerja, baik atas permintaan tenaga kerja yang bersangkutan maupun atas kebijakan perusahaan yang karenanya tenaga kerja tersebut dipandang sudah tidak mampu memberikan produktivitas kerja lagi atau karena kondisi perusahaan yang tidak memungkinkan. Suwatno dan Yuniarsi (2011:141) mengemukakan bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah pelepasan hubungan antara perusahaan dengan tenaga kerja baik atas permintaan tenaga kerja yang bersangkutan atau karena kebijakan perusahaan, yang disebabkan karena tenaga kerja tersebut sudah tidak produktif lagi untuk bekerja diperusahaan tersebut. Bisa juga karena penurunan jumlah tenaga kerja, biasanya hal ini terjadi bila perusahaan sedang mengalami penurunan produksi, oleh karenanya perusahaan akan mengurangi jumlah tenaga kerja, agar perusahaan tersebut dapat stabil kembali. Namun, pemutusan hubungan kerja seperti ini hanya untuk sementara, bila perusahaan tersebut sudah stabil kembali, maka perusahaan mungkin akan menarik kembali tenaga kerja ang telah di PHK itu, daripada harus membuka lowongan kerja bagi karyawan baru, karena jika perusahaan menarik kembali karyawan yang telah di PHK perusahaan sudah tahu baik atau tidaknya produktivitas karyawan tersebut. 43 2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya A. Skripsi Penelitian Sebelumnya Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan, terdapat dua penelitian yang membahas mengenai sistem kepegawaian. Berikut adalah dua penelitian tersebut: 1. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA KEPEGAWAIAN BERBASIS WEB PADA PT. ALTAVINDO karya Diana Andriyani 1301032744, Cynthia Kumala Dewi 1301034743, dan Agus Tanujaya 1301034932 Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan merancang sistem basis data kepegawaian berbasis web pada PT. ALTAVINDO. Adapun proses kepegawaian yang dibahas adalah proses penerimaan, pendataan, absensi, cuti, penilaian, pelatihan, dan penempatan pegawai. Dengan adanya sistem basis data kepegawaian diharapkan dapat meningkatkna efektivitas dan efisiensi manajemen kepegawaian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis dan metode perancangan. Metode analisis mencakup metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara, kuesioner, examining documentation, reperformance, dan studi pustaka. Sedangkan metode perancangan mencakup perancangan basis data (perancangan basis data konseptual, logikal, fisikal), perancangan struktur menu, dan perancangan layar. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah sebuah basis data kepegawaian yang mencakup prosese penerimaan, pendataan, absensi, cuti, penilaian, pelatihan, dan penempatan pegawai, serta sebuah aplikasi basis data kepegawaian berbasis web. Simpulan yang dapat ditarik adalah dengan adanya sistem basis data kepegawaian dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen kepegawaian pada PT. ALTAVINDO. 44 2. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA KEPEGAWAIAN PADA FIRMA HUKUM NSMP karya Fransiska 1200984215, Nissa Aulia Febrina 1200985880, Dina Soraya 1200985911 Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sistem aplikasi basis data kepegawaian pada firma hukum NSMP, untuk mempermudah pegawai perusahaan dalam mengakses data – data yang berhubungan dengan bagian kepegawaian dan mengorganisir data – data yang ada, serta mengoptimalkan kinerja pegawai di perusahaan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis sistem yang menguraikan sistem menjadi komponen – komponen dengan tujuan untuk mempelajari seberapa bagus kinerja komponen – komponen tersebut dan setelah persyaratan metode analisa, selanjutnya adalah metode perancangan sistem yang meliputi perancangan basis data dan perancangan sistem antarmuka. Hasil yang dicapai adalah membuat sistem aplikasi basis data kepegawaian yang menunjang kinerja perusahaan, mengorganisir data – data yang berhubungan dengan kepegawaian sehingga lebih tersusun, dan sebagai sarana proses seluruh data kepegawaian yang ada. Simpulan dari penelitian ini adalah dengan adanya sistem aplikasi basis data kepegawaian ini, dapat mempermudah kerja pegawai di perusahaan dan mengorganisir seluruh data yang berhubungan dengan kepegawaian sehingga kinerja perusahaan juga akan ikut meningkat. B. Jurnal Ilmiah 1. Journal ProQuest Research Library / Rangriz, Hassan, Phd & Mehrabi, Javad, PhD & Azadegan, Alireza, MA : The Impact of Human Resource Information System on Strategic Decisions in Iran / Volume 4 / Issue 2 / Maret 2011. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia menjadi kunci penting pada kinerja pegawai, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada penggunaan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia pada Bank di Iran menunjukkan perbandingan yang lurus antara kinerja pegawai dan pembuatan keputusan yang tepat pada perusahaan, dikarenakan dengan 45 adanya sistem informasi sumber daya manusia, kegiatan perusahaan menjadi lebih tertata dan meminimalisir kesalahan, serta memudahkan pekerjaan pegawai. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan lembaran evaluasi pada pegawai dan juga kuisoner, terbukti pada simpulan di skripsi ini bahwa dengan adanya sistem informasi kepegawaian yang terintegrasi dengan semua proses kepegawaian, pegawai akan lebih dimudahkan dalam mengakses dan menambahkan data kepegawaian, tidak hanya itu, beberapa hak – hak pegawai didapati dengan secara tidak langsung karena keberadaan sistem informasi kepegawaian yang terintegrasi dengan proses – proses yang berhubungan dengan pemenuhan hak untuk karyawan seperti penggajian yang tepat waktu dan penilaian kinerja yang adil dan terukur, sehingga secara tidak langsung pegawai merasa hak nya dipenuhi dan akan secara mudah dan termotivasi untuk memenuhi kewajibannya pada perusahaan. 2. Jurnal INKOM / Apriliani Karim, S.Kom : Perancangan Sistem Basis Data Kepegawaian Berbasis Web dengan Menggunakan Pemrograman Berorientasi Objek pada PT. XYZ / Volume 2 / Nomor 2 / November 2012. Perancangan program aplikasi untuk sistem informasi kepegawaian diguanakan untuk memudahakan dalam semua proses yang berhubungan dengan kepegawaian. Metode yang digunakan dalam aplikasi ini adalah berorientasi objek, sedangkan perancangannnya dibuat dengan menggunakan bahasa pemodelan Unified Modelling Language (UML). Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman DTML (Document Template Markup Language) yang dipadukan dengan bahasa pemrograman HTML, dan basis data yang digunakan adalah ZODB, dan perintah SQL untuk melakukan akses basis data. Aplikasi ini diujiakn dengan sebuah computer server dan dapat diakses dengan beberapa computer client. 3. Jurnal Ilmiah Kursor / Leo Linturang, S.Kom, MM & Brenda Hanadi S.KOM, MM : Analisis Pengaruh Penerapan Delapan Aturan Emas dan Lima Faktor Manusia Terukur pada Aplikasi Sistem Informasi Pegawai pada PT. MHM Cleaning Facility Services / Voume 22 / Nomor 14 / 46 Penerapan delapan aturan emas dan lima faktor manusia terukur pada perancangan antar muka aplikasi adalah hal yang lazim, namun pada penelitian ini penulis meneliti faktor apa saja yang sebenarnya paling berpengaruh pada perancangan antar muka suatu aplikasi. Di akhir penelitian, peneliti mengemukakan bahwa konsistensi dan tingkat kesalahan menjadi faktor utama yang paling mempengaruhi dalam perancangan antar muka aplikasi agar pengguna dapat menggunakan aplikasi dengan baik.