siaran pers asosiasi menolak rencana kenaikan royalti mineral dan

advertisement
SIARAN PERS
ASOSIASI MENOLAK RENCANA KENAIKAN ROYALTI
MINERAL DAN BATUBARA

Dengan alasan untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pertambangan minerba,
pemerintah sedang menyusun rancangan PP sebagai revisi PP No. 9/2012 tentang Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk mineral dan batubara yang antara lain berisi kenaikan tarif
royalti batubara secara signifikan dari 3 - 7% menjadi 10 - 13.5% ;

APBI-ICMA, API-IMA dan ASPINDO pada prinsipnya setuju dengan keinginan pemerintah
bahwa seharusnya pemerintah mendapatkan porsi yang optimal untuk Penerimaan Negara
Bukan Pajak dari pertambangan
mineral dan batubara jika situasi dan kondisinya
memungkinkan dalam arti pemerintah mendapat tambahan pendapatan, dilain pihak perusahaan
dapat tumbuh/survive dan berkesinambungan dalam melakukan usahanya;

Asosiasi belum dapat menerima rencana Pemerintah menaikkan PNBP mineral dan batubara
karena saat ini industri sedang terbebani oleh penurunan harga logam dan batubara secara
signifikan dalam dua tahun terakhir yang memaksa perusahaan melakukan efisiensi di semua
bidang operasionalnya, sehingga kebijakan ini akan menaikkan beban usaha lebih besar lagi
dan memaksa perusahaan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara masif
baik pada perusahaan tambang maupun pada perusahaan kontraktor atau para vendornya. Lebih
dari itu perusahaan tambang marginal seperti produsen batubara dengan kualitas rendah
terpaksa menutup operasinya ;

Kebijakan menaikkan royalti untuk mineral dan batubara khususnya untuk pemegang IUP
mengindikasikan pemerintah tidak konsisten dengan rencana semula yaitu mengembangkan
industri pertambangan dengan cadangan marginal (cadangan terbatas, kadar atau kalori rendah).
Pengenaan tarif royalti yang relatif lebih rendah tersebut pada awalnya dimaksudkan sebagai
insentif untuk mendorong investasi pengembangan mineral dan batubara bersifat marginal.
Sekarang setelah banyak investor memanfaatkan insentif tersebut dan mulai berinvestasi jangka
panjang, pemerintah berencana menghilangkan insentif tersebut. Banyak perusahaan pemegang
IUP yang sudah terlanjur berinvestasi merasa pemerintah “kurang melindungi” mereka, karena
mereka dihadapkan kepada situasi “default” terhadap institusi keuangan/perbankan yang
menjadi lender-nya ;

Meningkatnya beban perusahaan yang diiringi oleh tindakan penutupan tambang dan PHK
secara masif selain dapat menimbulkan hilangnya penerimaan Negara dan penerimaan
pemerintah daerah dari royalti dan berbagai pajak dan terutama dapat memicu permasalahan
sosial yang sangat serius disaat negara sedang melaksanakan pesta demokrasi ;

APBI-ICMA, API-IMA dan ASPINDO belum dapat menerima kenaikan royalti mineral dan
batubara karena dampak berikutnya dapat menyebabkan kehancuran korporasi baik di
perusahaan tambang, perusahaan jasa, supplier/vendor maupun perbankan karena
ketidakmampuan perusahaan tambang memenuhi kewajiban-kewajibannya (default) kepada
client (buyer), kontraktor, supplier dan perbankan ;

APBI-ICMA, API-IMA dan ASPINDO memprediksi bahwa lebih dari satu juta orang dapat
kehilangan pekerjaan akibat kebijakan tersebut khususnya disektor penyedia jasa
pertambangan;

APBI-ICMA, API-IMA dan ASPINDO memperkirakan Non Performing Loan (NPL) di sektor
perbankan akan mengalami peningkatan dikarenakan banyak kredit menjadi macet ;

Selain daripada itu, kebijakan menaikkan royalti batubara dan mineral ini justru dinilai akan
menjadi pendorong meningkatnya aktivitas “illegal mining”/pertambangan tanpa izin yang
dalam beberapa tahun terakhir menjadi marak dan tanpa dapat dikendalikan oleh pemerintah
baik pusat maupun daerah ;

Perbedaan data ekspor hasil tambang yang dirilis oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lewat
“Statistical Year Book of Indonesia” dengan data yang dirilis oleh Kementerian ESDM pada
tahun 2011 tercatat data ekspor yang dirilis BPS (bersumber dari catatan Bea dan Cukai dan
Kementerian Perdagangan) lebih besar 66 juta ton yang diindikasikan berasal dari aktifitas
illegal;

APBI-ICMA, API-IMA dan ASPINDO berpendapat bahwa untuk meningkatkan pendapatan
Negara dari royalti dan perpajakan, pemerintah cukup dengan menerapkan “Law Enforcement”
dan pengawasan yang ketat terhadap praktek praktek penambangan tanpa izin yang sudah
barang tentu tidak membayar PNBP/royalti maupun pajak ;

APBI-ICMA, API-IMA dan ASPINDO sependapat bahwa untuk optimalisasi pendapatan
Negara, royalti dapat dinaikkan jika harga batubara mencapai US$ 100.- per ton dan “windfall
profit tax” dapat dikenakan secara progresif untuk setiap kenaikan US$ 10.- diatas US$ 100.- .
Jakarta, 19 Maret 2014
Bob Kamandanu
Ketua Umum APBI-ICMA
Martiono Hadianto
Ketua Umum API-IMA
Tjahyono Imawan
Ketua Umum ASPINDO
Download