Farmakologi Pertemuan 14

advertisement
Farmakologi terapan
Handout by:
I G.K.Wijasa,Drs.MARS
Tujuan Instruksional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menjelaskan arti sehat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Menjelaskan pengertian farmakologi
Menjelaskan arti dan fungsi obat
Menjelaskan pengaruh obat dan proses yang dialami obat dalam tubuh
Menjelaskan jenis obat dan kaitannya dengan sistem tubuh
Menjelaskan pengawasan obat
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
Moh. Anief, Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta 2000.
Djamhuri Agus,Sinopsis Farmakologi dengan Terapan
Khusus di Klinik dan Perawatan Penerbit Hipokrates
Jakarta,1992
Judono R.H., Farmakologi, Yayasan Badan Penerbit Gajah
Mada, Yogyakarta,1974
Sartono, Obat Wajib Apotik, PT Gramedia Pustaka Utama,
Edisi III 2000
ISO Indonesia , Edisi Farmakoterapi , Volume XXXII,
1999
Arti Sehat
&
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya




Sehat adalah kebutuhan setiap manusia hidup
Sehat dartikan sebagai keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara ekonomi dan
sosial
Tak seorang pun ingin menderita sakit dan bagi yang terlanjur sakit
akan berusaha untuk sehat kembali. Orang yang sehat bahkan berusaha
dengan berbagai cara untuk memperlambat proses penuaan ( aging )
Sehat selama ini dipahami dipengaruhi oleh 4 faktor yakni : genetis,
lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku
Genetika
Fasilitas
Layanan Kesehatan
Sehat
Perilaku
Lingkungan
Faktor Penyebab Penyakit
Faktor Luar
Cuaca, makana-minuman, bakteri, virus dls
Faktor Dalam
Emosi , kejiwaan dan bawaan
Perilaku Hidup Sehat

Perilaku Hidup Sehat mencakup :

Pilihan Asupan Makanan
 Apa yang layak dimakan
 Apa yang layak dipikirkan
 Apa yang layak disyukuri

Pilihan gaya hidup layak
 Apa yang layak dikerjakan
 Apa yang layak dipertahankan
 Apa yang layak diubah

Pilihan menjadi kritis
 Menjadi cerdas dan selektif
 Pemberdayaan diri
Sejarah Farmakologi




Sejak zaman purbakala manusia telah dihadapkan pada
masalah kesehatan yang memaksa dirinya mencari
pengobatan Para ahli pengobatan memperoleh
pengetahuan tentang obat dan cara pengobatan hanya
berdasarkan intuisi dan pengalaman empiris.
Baru pada 400 tahun sebelum masehi berdiri sekolah
kedokteran di Yunani yang salah satu alumninya
bernama Hipokrates yang memperkenalkan cara-cara
pengobatan yang rasional dan etis .
Tahun 1240 Kaisar Frederick II memberikan maklumat
kepada rakyatnya tentang pemisahan Kedokteran dan
Farmasi dengan tujuan agar masyarakat mendapat
perawatan medis yang layak serta memperoleh obat (
farmacon ) yang cocok yang dapat dipertanggung
jawabkan
Konsep pemisahan tersebut hingga kini dirasakan oleh
masyarakat dunia
Pengertian Farmakologi


Farmakologi berasal dari
kata farmacon yang berarti
obat dan logos yang berarti
ilmu sehingga
Farmakologi didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari
tentang obat khususnya yang
berkaitan dengan pengaruh
sifaf fisika-kimiawinya terhadap
tubuh, respons bagian-bagian
tubuh terhadap sifat obat ,nasib
yang dialami obat dalam tubuh
dan kegunaan obat bagi
kesembuhan.
Terkait dengan Farmakologi
tersebut adalah ilmu tentang :






Farmakodinamika
Farmakokinetika
Toksikologi
Farmakoterapeutika
Farmakognosi
Farmasi
Farmakodinamika



Farmakodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang
pengaruh obat terhadap tubuh
Obat dapat mempengaruhi seluruh atau bagian-bagian
tertentu dari tubuh . Pengaruh tersebut disebut pengaruh
farmakologis.
Pengaruh atau efek obat meliputi :





Efek terapi ( Indikasi )
Kontraindikasi
Toksisitas
Efek samping
Interaksi
Farmakokinetika





Farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari tentang
bagaimana obat diperlakukan oleh tubuh.
Farmakokinetika juga dikenal dengan ilmu ADME yakni
ilmu yang mempelajari Absorpsi, Distribusi, Metabolisme dan
Sekresi termasuk didalamnya dibahas tentang ketersedian bahan
aktif obat dalam tubuh ( bioavailabilitas )
Absorpsi obat dalam usus sangat dipengaruhi PH cairan lambung
Hal ini menyebabkan ada obat yang diberikan sebelum atau sesudah
makan
Obat yang diberikan sebelum makan ( Covering agents ), appetizers (
stomachica ) dan obat-obat yang tak tahan terhadap asam lambung
( penicillin )
Farmakokinetika



Distribusi obat diawali dengan absorpsi dimana obat terlebih dahulu
menembus membran sel masuk kedalam cairan interstisiil . Obat dalam
tubuh terikat oleh protein plasma dalam keadaan reversible
Biotransformasi obat sebagian besar terjadi di hepar terutama oleh
enzym mikrosomal untuk mengurangi toksisitas dan ekskresi
Reaksi kimia yang terjadi dalam biotransformasi dapat dibedakan
kedalam 2 golongan :

Reaksi sintetik ( konyugasi ) yang dapat mengurangi toksisitas
 Reaksi ini memerlukan ATP sebagai sumber energi

Reaksi non –sintetik berupa oksidasi, reduksi dan hydrolisa
 Reaksi ini memerlukan NADPH ( Nicotinamida Adenin Dinucleotide Phosphate
Hydrogen )
Farmakokinetika


Ekskresi obat dilakukan oleh organ tubuh seperti :
 Renal
 Hepar
 Pulmo
 Kelenjar ASI
 Kelenjar Keringat
 Kelenjar ludah
Obat-obat yang tidak dapat diekskresi dikeluarkan lewat
faeces
Proses yang dialami obat dalam tubuh
Distribusi
Obat
Absorpsi Metabolisme/biotranformasi Eksekresi
Fase-fase yang dialami oleh obat dalam tubuh ada 3 tingkatan :
Fase biofarmaseutik
Fase farmakokinetik
Fase farmakodinamik
OBAT DAN MASALAHNYA

Obat adalah zat atau bahan
yang digunakan untuk
diagnotis,pencegahan,
pengobatan ( therapy ) dan
pemulihan penyakit

Pengobatan dengan obat
disebut Farmakoterapi


Pengobatan tanpa obat disebut
Non Farmakoterapi a.l.
Psychoterapi,
Fisioterapi,hydroterapi, Ozon –
terapi, color –therapi, musictherapy, speech-therapy etc.


Perilaku masyarakat dalam
mencari kesembuhan
terhadappenyakit yang
dideritanya berdasarkan SKRT
dikategorikan sbb:

Tidak berbuat apa-apa 5 %
Pergi ke Dokter
18
%
Mengobati Sendiri
77
%



Caranya sendiri
Minum jamu
Menggunakan
obat yang dijual
bebas
OBAT DAN PENGAWASANNYA



Obat adalah ibarat madu disatu sisi dan racun disisi
lainnya
Obat adalah kebutuhan dasar masyarakat oleh
karenanya harus diawasi peredaran dan
pengunaannya
Pengawasan obat dulu dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan dan kini
dilakukan oleh Badan Pengawasan obat dan
Makanan
(Badan POM )
Fungsi Obat dalam tubuh




Merangsang ( stimulasi ) dan menekan ( depresi )
fungsi spesifik dari sel tubuh
Membunuh atau menghambat aktivitas sel-sel asing
dan bakteri
Menimbulkan aksi non spesifik
Mensubstitusi zat-zat tertentu yang diperlukan oleh
tubuh
Obat & Therapi



Therapi diterjemahkan dengan pengobatan
Pengobatan dapat dilakukan dengan obat diistilahkan
dengan farmakoterapi
Pengobatan tanpa obat disebut non farmakoterapi
Non Farmakoterapi ?

Preventif
 Hygienis –dietis
 Immunisasi

Kuratif






Physiotherapy
Psychoteraphy
Hygienis –Dietis
Aroma Theraphy
Colour theraphy
hydroterapy
Tujuan Insruksional
1.
2.
3.
4.
5.
Menjelaskan sistem tubuh
Menjelaskan fungsi obat dalam tubuh
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja obat dalam tubuh
Menjelaskan berbagai cara-cara pemberian obat
Menjelaskan penggolongan obat menurut tujuan terapii
Sistem Tubuh

Sistem tubuh dalam garis besarnya terdiri dari sub sistem:





Sistem
Sistem
Sistem
Sistem
Syaraf
Hormonal
Sirkulasi
Ekskresi
Sistem-sistem tersebut dikendalikan 3 unsur yakni air, udara
dan panas Untuk sehat ketiga unsur tersebut harus selalu
dalam keadaan seimbang. Sistem tubuh seimbang apabila :




Makan ,istirahat tidur teratur
Pencernaan berfungsi baik
Ekskresi bekerja optimal
Kelima inderanya berfungsi menerima rangsangan dengan baik
ANATOMI TUBUH MANUSIA
Anatomi tubuh manusia terdiri dari bagian-bagian yang
lunak, keras dan cair :
1.
Bagian yang lunak :
Daging,otak,jantung, paru, mata,hati dll
2.
Bagian Yang keras :
Tulang
3.
Bagian yang Cair
Darah
Sistem Kerangka
Bagian yang keras dari tubuh
membentuk sistem kerangka:
1.
2.
3.
Tulang kepala ( Tengkorak )
Tulang badan
Tulang Anggota Tubuh
8.
9.
10.
11.
12.
Tulang jari tangan
Tulang paha
Tulang kering
Tulang betis
Tulang jari kaki
Secara lebih rinci tulang-tulang
tersebut sbb :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tengkorak
Tulang leher
Tulang rusuk
Tulang panggul
Tulang lengan
Tulang hasta
Tulang pengumpil
Catatan :
Fungsi dari tulang-tulang tersebut
adalah melindungi dan memberi
kekuatan gerak
Organ Dalam Tubuh
Organ dalam tubuh terdiri dari :
Otak
Mulut dan kerongkongan
Pernafasan
Dada
Perut
Usus
Poros usus
Perkemihan
Darah dalam Tubuh
Fungsi darah dalam tubuh :





Sebagai alat angkut (transportasi )
Memberantas penyakit
Mengatur suhu tubuh
Menutup luka
Pertahanan tubuh terhadap kuman
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kerja Obat dalam Tubuh
Berat Badan
Umur
Jenis Kelamin
Kondisi Patologik
Penggolongan obat

Berdasarkan tujuan terapinya :









Obat
Obat
Obat
Obat
Obat
Bebas
Bebas Terbatas ( Daftar W )
Keras ( Daftar G )
Psikotropika
Narkotika ( Daftar O )
Berdasarkan vital tidaknya bagi penyediaan disarana pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit




Diagnotis
Farmakodinamis
Chemoterapeutika
Substitusi
Berdasarkan ketentuan pembatasan pemakaian di pasaran


Obat
Obat
Obat
Obat
Vital
Esensial
Non Esensial
Berdasarkan ketentuan nama dalam perdagangan


Obat paten
Obat Generik
Obat Esensial & Obat Generik

Obat Esensial ( Drug Of Choice



)
DOEN untuk sarana pelayanan kesehatan dasar
Formularium Rumah Sakit untuk rumah sakit
Obat Generik

obat yang dipasarkan dengan nama bahan aktifnya (nama
kimia) yang tujuannya adalah untuk mengendalikan harga
obat yang terjangkau bagi masyarakat namun dari segi
kualitas dan keamanannya sama dengan obat paten
Pengaruh Obat

Sistemik (keseluruh tubuh yang melewati peredaran
darah), a.l :
- oral
- oromukosal (sublingual, bucal)
- injeksi (subcutan, intra muskular, intra vena, intra
arteri, intra cutan, intra lumbal / intra tekal, intra
peritonial, intra cardial, intra pleura, intra articuler)
- implantasi
- rektal
- transdermal

Lokal (efek setempat)
- percutan / kulit
- inhalasi
- mukosa mata / telinga
- intra vaginal
- intra nasal
Berbagai istilah tentang pengaruh (efek )
obat










Pengaruh additif
Pengaruh adiktif
Pengaruh habituasi
Pengaruh sinergistik
Withdrawal Syndrome
Toleransi
Tachyphylaxis
Kumulasi
Placebo
Inkompatibilitas






Efek Samping
Idiosinkrasi
Allergi
Fotosensitasi
Efek toksik
Resistensi
Mekanisme Kerja Obat

Secara fisika, a.l : obat diuresis

Secara kimia, a.l : antasida lambung

Proses metabolisme, a.l : antibiotika mengganggu
pembntukan dinding sel pd bakteri

Secara kompetisi saingan, a.l : sulfonamida
Dosis ( Takaran Obat )
Ilmu tentang pemberian obat disebut Posologi
Dosis obat dibedakan atas :
Dosis Minimalis
Dosis Therapi
Dosis Maksimalis
Dosis Toksikalis
Dosis Letalis
6 Hal yang harus diperhatikan dalam
Pemberian Obat
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Tepat pasien
Tepat obat
Tepat waktu
Tepat dosis
Tepat rute (cara pemberian)
Tepat dokumentasi
Indeks Farmakoterapi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Antiinfektikum
Antineoplastikum
Immunoglukosidum
Obat Bantuan dan Penolong
Obat metabolisme dan Gizi
Obat Sistem Endokrin
Depresan Sistem syaraf
Antiradang, antireumatik dan
antiencok
Psikotropika
Anti sistem syaraf lain
Relaksan otot
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Obat
Obat
Obat
Obat
Obat
Obat
Obat
Obat
Obat
Obat
Obat
kardiovaskular
darah
Saluran Nafas
Saluran Cerna
Saluran urogenital
kulit dermatologikum
Telinga ( oticum )
Mata ( oftamologikum )
Mulut & Gigi
anti Parasit
lain-lain
Tujuan Instruksional :
1. Menjelaskan susunan saraf
2. Menjelaskan penggolongan obat menurut pengaruhnya
terhadap sistem kerja saraf
3. Menjelaskan jenis obat-obat Susunan Saraf Pusat
Anatomi Susunan Saraf

Susunan Syaraf dibedakan atas 2 yakni
:
Susunan Syaraf Pusat
 Susunan Syaraf Otonom
Anatomi Susunan Syaraf Pusat meliputi
cerebrum,cerebelum,medula oblongata( bulbus )dan


medula spinalis

Susunan syaraf Otonom terdiri dari syaraf simpatis
dan syaraf parasimpatis yang berpusat di Medula
Spinalis dan Medula Oblongata
Fungsi SSP






Cerebrum merupakan pusat-pusat dari memori, kesadaran,penyesuaian
diri, dan refleks.
Thalamus berfungsi sebagai pengatur memori secara otomatis.
Hipothalamus berfungsi sebagai pusat pengaturan SSO, suhu tubuh,
cairan tubuh, metabolisme, tidur dan kelenjar hypofise.
Disekitar Hipothalamus terdapat Sistem Aktivasi Retikular yang
berfungsi mengatur kewaspadaan, kesiapan dan gerakan otot.
Medula Oblongata merupakan pusat pengaturan kardiovaskular,sistem
pernafasan,pencernaan,indera dan kelenjar
Medula Spinalis merupakan pusat pengaturan refleks dari setiap bagian
tubuh.
Penggolongan Obat-obat SSP

Penggolongan Obat SSP didasarkan kepada sifat kerja
obat pada umumnya yakni
1. depresi (menekan) dan
2.
stimulasi (merangsang):
Obat yang menekan SSP
(Depresiva)
1.
2.
Obat-obat SSP yang menekan secara selektif :
 Obat Analgesik – Antipiretik anti nyeri dan penurun panas
 Obat Psikotropik menyebabkan perubahan khas pada aktifitas
mental dan perilaku.
 Obat Narkotik –menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
 Obat Antikonvulsi pereda kejang
Obat-obat yang menekan hampir secara keseluruhan (sistemik)
disebut mayor transquilizer adalah obat Sedatif-hipnotik dan obat
Anestesi.
Obat yang merangsang SSP
( Stimulantia )

Obat stimulantia SSP dibedakan atas :

Obat Konvulsan

Obat yang secara langsung menimbulkan
rangsangan kesadaran seperti :Strychnin,
pikrotoksin, pentilentetrazol, bemegrid dan
nikethamide

Obat Analeptik ( obat yang menimbulkan sulit tidur )


Efedrin, amfetamin, kokain, pipradol dls
Obat psychic Energizer ( obat penyegar )

Coffein, imipramin, amitriptilin dls
Obat Sedatif-hypnotik
Sedatif artinya menekan reaksi terhadap rangsangan khususnya emosi
tanpa menimbulkan kantuk (obat penenang)

Hypnotik artinya menyebabkan tidur yang sulit dibangunkan disertai
menurunnya refleks.
Obat sedatif-hypnotik digolongkan menjadi :

1.
2.
Golongan Barbiturat
Non Barbiturat
Golongan barbiturat dalam dosis tertentu dapat menekan SSP mulai dari
sistem retikular,,hipothalamus hingga kepada medula oblongata dan
berfungsi sebagai anti konvulsi Organ lain tidak dipengaruhi, kecuali
dalam dosis yang sangat besar dapat menimbulkan penurunan tekanan
darah, motilitas usus berkurang, menurunkan suhu tubuh dan mengurangi
produksi kemih
organ penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan obat golongan
barbiturat adalah hati dan ginjal karena kalau kedua organ tersebut
mengalami gangguan akan mengakibatkan ekskresi obat terhambat dan
efek obat berlangsung lama.
Efek samping yang dapat timbul a.l. gagal pernafasan, koma, mual
vertigo, lemah ,takut, nyeri dan insomnia
Obat Sedatif-hypnotik

Golongan obat barbiturat yang banyak dipakai a.l.:
Phenobarbital ( luminal ) untuk anti konvulsi, antihipertensi,
antiepilepsi.
 Aprobarbital, pentobarbital untuk obat tidur
 Thiopental ( Penthotal ) sebagai obat anestesi


Golongan obat non barbiturat yang banyak dipakai
antara lain Hydras Chlorali, Natrium Bromida.
Plasidil, diazepam, doriden meprobamat (medicar),
clordiazepoxide dll umumnya digunakan untuk obat
tidur

Efek samping yang dapat timbul akibat penggunaan obat ini adalah
allergi, tremor, pusing,lemah, pelupa dan hepatitis
Obat Analgetik

Obat analgetik adalah obat penghilang rasa sakit dan obat
antipiretik adalah obat penurun demam

Obat analgetik dibedakan obat analgetik narkotik dan obat
analgetik non narkotik
Obat analgetik narkotik ( obat analgetik visceral ) disamping
berfungsi mengurangi rasa sakit, juga menekan rasa takut,
rasa susah serta menimbulkan kedamaian. Oleh karenanya
obat-obat ini sering disalahgunakan yang kadangkala dapat
menimbulkan toleransi, adiksi, habituasi ,sedatif –hypnotik ,
euphorigenik, penekanan pada pusat pernafasan yang dapat
berujung kematian


Toleransi obat adalah berkurangnya pengaruh obat terhadap
receptor (disposisi obat) dalam bentuk toleransi metabolik
dan toleransi farmakodinamik ( berkurangnya kepekaan ssp
terhada pengaruh obat.)
Adiksi & Habituasi



Obat analgetik narkotik dapat menimbulkan adiksi
Adiksi adalah ketergantungan fisik dan psikologis pada zat
tertentu
Korban adiksi menjadi sangat tidak produktif, konsumtif,
asosial, amoral, cenderung melakukan tindak kriminal dengan
mengabaikan keselamatan dirinya dan orang lain
Obat Analgetik Narkotik
Morphin
 HCl Hydromorphine
 Pethidine
 Metadon
 Codein

Obat Analgetik non Narkotik


Obat analgetik non narkotik digunakan untuk nyeri
ringan disamping juga berfungsi sebagai antipiretik
dan anti inflamatory.
Obat analgesik non narkotik sangat banyak dan
pada umumnya digolongkan menurut bahan aktifnya
yakni :
1.
2.
3.
4.
5.
Salisilat
Para Amino Fenol
Pyrazolon
Asam Organik lainnya
Obat pirai
Golongan Salisilat

Golongan salisilat merupakan obat analgesik tertua
antara lain :




Acetosal, Aspirin, Natrium Salisilat, salisilamid
Titik tangkap kerja golongan salisilat adalah di
hipothalamus yang dapat meningkatkan ambang nyeri
Obat analgesik salisilat juga berfungsi sebagai obat
antipiretik ( menurunkan demam ),anti inflamasi dan
anti allergi dan meningkatkan ekskresi asam urat
Efek samping penggunaan obat ini umumnya adalah
dapat menimbulkan iritasi lambung yang
menimbulkan rasa panas nyeri,mual dan muntah dan
diare
Golongan
Para Amino Fenol



Golongan obat ini adalah Fenacetin dan
Asetaminofen ( parasetamol ) hanya berfungsi
sebagai analgesik dan antipiretik
Sejak tahun 1966 fenasetin sudah tidak boleh digunakan lagi
karena dalam tubuh fenasetin diubah menjadi zat beracun
yaitu N- asetil – para aminofenol
Asetaminofen banyak digunakan sekarang antara lain karena
tidak menimbulkan iritasi lambung namun apabila digunakan
dalam jangka lama dapat menimbulkan kerusakan sel darah,
hati dan ginjal, ketegangan hingga kepada konvulsi
Golongan Pirazolon



Kekuatan obat ini sama dengan salisilat namun obat ini agak
toksik ( beracun ) yang dapat menimbulkan agranulositosis
dengan gejala demam tinggi, luka di tenggorokan, erupsi kulit
dengan pigmentasi, karenanya banyak negara yang melarang
penggunaannya.
Obat ini dapat diberikan dengan suntikan intra muskuler
Obat jenis ini dijual bebas dengan nama Antalgin, dipyron,
metamisol.doloneurobion, fastalgin dll
Golongan Asam Organik



Golongan obat ini umumnya digunakan sebagai obat
analgesik dan antiinflamasi untuk rematoid artritis
pengganti obat kortikosteroid seperti prednison.
Obat ini dijual dengan nama generik
Indometasin,fenoprofen,ibuprofen dls
Efek samping penggunaan obat ini a.l.:



Gangguan saluran cerna
Vertigo dan kelelahan,
hipertensi dan hiperglikemi
Obat pirai
( Kelebihan asam urat )


Pirai adalah penyakit pada sendi yang ditimbulkan
tertimbunnya asam urat (purin) terutama di sendi ,ginjal dan
kulit karena kegagalan metabolisme purin dalam tubuh
Obat pirai yang banyak digunakan adalah allupurinol, zyloric
dan indometasin yang bersifat urikosurik
( mengeluarkan asam urat melalui kencing )
Tujuan Instruksional :
1. Menjelaskan sistem kerja Susunan Saraf Otonom
2. Menjelaskan jenis-jenis obat SSO
Obat-obat SSO
( Susunan Saraf Otonom )





SSO kadang disebut susunan saraf vegetatif, susunan saraf visceral
karena susunan saraf ini tidak dapat dipengaruhi oleh kemauan namun
berperanan penting mengatur keperluan primer dari tubuh dan
memberi peringatan akan bahaya yang datang dari luar tubuh
Keseimbangan tubuh ditentukan oleh SSO
Perangkat SSO terdiri dari saraf otonom afferent ( sensoris ) yang
menerima rangsangan dan saraf otonom efferen ( motorik )
SSO terdiri dari saraf simpatis dan saraf parasimpatis yang berpusat di
medula spinalis dan medula oblongata
Rangsangan yang diterima oleh saraf sensoris tidak langsung
diteruskan oleh pusat ke saraf perifer namun harus melalui ganglion
yang kemudian dengan zat penghantar Asetilkolin diteruskan ke organ
yang dipersarafi
Obat-obat SSO
( Susunan Saraf Otonom )


Ujung saraf simpatis mengeluarkan norefinefrin dan epinefrin
sedangkan ujung saraf parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang
berfungsi sebagi mediator serta merangsang reseptor organ. Efek kerja
mediator Norepinefrin. epinefrin dan asetilkolin tidak berlangsung lama
karena dirusak oleh COMT , MAO dan enzym asetil kolin esterase
Penggolongan obat-obat yang mempengaruhi kerja SSO didasarkan
pada cara kerja obat terhadap SSO yakni merangsang atau menekan
Saraf Simpatis, Parasimpatis dan Ganglion
Penggolongan Obat SSO

Obat yang merangsang saraf simpatis disebut obat
simpatomimetik atau adrenergik dan yang menekan saraf
simpatik disebut obat simpatolitik atau adrenolitik


Obat yang merangsang saraf parasimpatik disebut obat
parasimpatomimetik atau kolinergik dan yang menekan saraf
parasimpatik disebut parasimpatolitik atau Atropinik
Obat yang mempengaruhi ganglion disebut obat ganglionik
Obat Adrenergik / simpatomimetik
(merangsang saraf simpatik)


Obat adrenergik digunakan di klinik sebagai vasokonstriktor ,
bronkhodilator , gawat darurat sirkulasi ( keadaan syok )dan
konvulsan
Obat Adrenergik yang banyak digunakan di klinik antara lain :






Adrenalin injeksi
Nor Adrenalin injeksi
Efedrin tablet 25 mg
Isoproterenol untuk asma bronchial
Amphetamin tablet dan injeksi
Pemakaian lokal obat adrenalin digunakan untuk menghentikan
pendarahan lokal di hidung atau ekstraksi gigi serta membantu lamanya
apemebrian anestesi lokal
Obat Adrenolitik / Parasimpatomimetik
(menekan saraf simpatik)


Obat adrenolitik terutama digunakan untuk obat antihipertensi karena
berfungsi menurunkan tekanan darah
Obat Adrenolitik dibedakan atas:




Penyekat Adrenoseptor Alfa seperti Prazosin digunakan untuk menurunkan
tekanan darah dan meningkatkan peristaltik usus
Penyekat Adrenoseptor Beta banyak digunakan penyakit jantung akibat
hipertensi, angina pectoris, aritmia
Toksisitas akibat pemakaian adrenoseptor beta antara lain menimbulkan
serangan jantung ( infark, asma, hipoglikemi pada diabetes
obat enghambat adrenoseptor beta a.l. ;




Propanolol
Metoprolol
Atenolol
Pindolol

Obat kolinergik / parasimpatomimetik
(merangsang saraf parasimpatik)




Obat kolinergik berperan merangsang saraf parasimpatis dan
jarang digunakan
Obat kolinergik antara lain Pilocarpine nitrat 0,5-2 % untuk obat
tetes mata
Termasuk obat kolinergik adalah obat anti kolinesterase
Obat anti-kolinesterase ada 2 macam yakni obat penghambat
kolinesterase yang sifatnya kekal digunakan sebagai obat
pembunuh serangga pada pupuk organik fosfat dan obat antikolinesterase yang tidak kekal seperti Fisostigmin dan Neostigmin
digunakan untuk mengaktifkan fungsi peristaltik usus dan bulibuli pasca operasi
Obat Atropinik / parasimpatolitik
(menekan saraf parasimpatik)

Golongan obat ini banyak
digunakan untuk pengobatan
sebagai :


 Antispasmodik

 Antiparkinson
pepticum
 Midriatikum


 Ulcus


Efek farmakologisnya
adalahmenurunkan peristaltik
usus yang juga mengakibatkan
berkurangnya asam lambung,
nyeri lambung
Obat-obat atropinik yang
berfungsi :
Sebagai Anti spasmodik &
Ulcus pepticum a.l.:

Pethidin,
Atropin Sulfat
Belladonna Extract
HCl Papaverin
Sebagai Antiparkinson




Benclamidum
L.Dova
Bromokriptin
Sebagai midriatikum:



Sulfas Atropin
Homatripn HBr
Hyscin HBr
Obat Ganglionik



Obat ganglionik yang banyak dipakai adalah obat penghambat
ganglion
Efek farmakologis obat penghambat ganglion adalah
menghambat saraf parasimpatis yang menimbulkan midriasis,
motilitas lambung dan usus, dan sulit kencing dan menhambat
saraf simpatis yang menimbulkan antara lain penurunan tekanan
darah ,dilatasi vasculer pada kaki hipotensi orthotik,
Obat penghambat ganglionik ( Ganglionic Blocking Agents )
banyak digunakan sebagai obat antihipertensi a.l. yang ada di
pasaran :



Hexamethonium Chloride .p.os
Pentolium Tartrat p.os
Trimethapan Camphorsulphonate ( Arfonad ) per infus
Jenis Sakit Kepala dan Penyebabnya
Sakit Kepala Muskular
Sakit Kepala Vaskular
Sakit Kepala Radang
Sakit Kepala Traksi
Tujuan Instruksional
1. Menjelaskan anatomi sistem pencernaan dan fungsiifungsinya
2. Menjelaskan berbagai gangguan sistem pencernaan
3. Menjelaskan penggolongan obat yang terkait dengan
gangguan sistem pencernaa
Obat dan System Pencernaan

Fungsi Saluran Cerna
 Mencerna
makanan
 Meneyerap sari makanan
 Menegekskresikan sisa makanan yang tidak
terserap


Sistem pencernaan terentang dari mulut hingga ke
anus (9m)
Gangguan terhadap sistem pencernaan muncul
dengan berbagai gejala seperti mual, muntah, nyeri
lambung, hiperacidity, rasa melilit, kembung, diare,
konstipasi dls
Anatomi Saluran Cerna
Anatomi Saluran Cerna terdiri dari :
 Rongga mulut ( oral Cavity ) yang
dibatasi oleh maxilary bone dan
mandibular bone )
 Oesophagus ( Isofagus atau Usofagus )
 Lambung
 Usus halus
 Usus besar
 Dubur ( anus )
 4 lapisan saluran cerna : mukosa,
submukosa, otot polos dan serosa
System Saraf & Aliran Darah
pada Saluran Cerna


System syaraf yang bekerja pada saluran cerna
adalah SSO yang memiliki pusat integrasi dengan
SSP di Cortex Cerebri
Aliran darah terbesar ke hati dan limpa dan ke
saluran cerna terutama pada lapisan mukosa lamina
propria yang banyak memiliki Pembuluh Darah dan
saluran limpa
Kelenjar-Kelenjar Pencernaan

Kelenjar ludah menghasilkan ludah yang berasal dari:





Kelenjar parotis terletak dibawah tulang pipi depan telinga
Kelenjar submandibularis terletak didasar mulut dekat tulang
rahang bawah
Kelenjar sublingualis terletak didasar lidah
Kelenjar hati mengeluarkan empedu yang kemudian
disimpan dalam kandung empedu yang berfungsi
mencerna lemak
Kelenjar pancreas
Fisiologis Rongga mulut


Dalam rongga mulut terdapat kelenjar ludah dan
kelenjar bukal yang terletak pada lapisan
mukosa
Kelenjar ludah terdiri dari 3 jenis kelenjar yaitu
kelenjar parotis, sub mandibularis dan
sublingual bersama dengan kelenjar bukal
menghasilkan air ludah yang 95 % terdiri dari
air dan sisanya mengandung lendir dan garam
kalium dan natrium serta albumin, globulin,
serum, ptyalin, amilase dan lisozym
Anatomi & Fisiologis Lambung




Secara anatomi lambung terdiri dari cardia, fundus,
corpus dan pilori
Cairan lambung diproduksi pada dinding saluran cerna
yang bersifat isotonis
Asam lambung ( HCl) dihasilkan oleh lapisan mukosa
dengan PH 2-5
Mukosa sendiri banyak mengandung Histamin yang
tersimpan dalam mast cell
Fisiologi Hati dan Pankreas




Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dengan
berat lebih kurang 1,4 kg
Hati tempat metabolisme secara kimiawi dimana
semua zat yang dihasilkannya dieksekresikan kedalam
darah kecuali cairan empedu yang dialirkan kekantong
empedu
Cairan empedu berfungsi mengemulsi lemak agar
mudah terserap dalam usus
Pankreas adalah kelenjar yang terhubung dengan
duodenum yang didalamnya terdapat sel-sel pulau
Langerhans yang menghasilkan insulin dan glukagon
Patofisologis Saluran Cerna
1.
2.
3.
4.
5.
Radang Kerongkongan (reflux
oesophagitis)
Radang Lambung (gastritis)
Tukak Lambung (ulcus pepticum)
Tukak Usus
Kanker Lambung
Obat Gangguan Saluran Cerna

Dilihat dari tempat kerjanya obat saluran cerna
dibedakan atas 4 golongan :




Obat
Obat
Obat
Obat
yang
yang
yang
yang
bekerja
bekerja
bekerja
bekerja
di
di
di
di
rongga mulut
lambung
usus
usus besar dan anus
Obat Yang
Bekerja pada Lambung
Antasida
 Digestan
 Emetik
 Anti Emetik

Antasida

Fungsi Antasida



Mengurangi dan menetralkan asam lambung
Mengurangi nyeri lambung
Jenis Antasida

Antasida Sistemik
Cara kerjanya cepat namun cenderung menimbulkan
alkalosis dan konstipasi
 Mampu mengurangi nyeri lambung karena dapat
menetralisir asam lambung
 Contoh : Natrium Bicarbonat dan Calcium Carbonat


Antasida Non Sistemik
Cara kerja melapisi mukosa lambung dan menetralisi
asam lambung ( Covering Agent )
 Contoh : Aluminium Hidroksida,Aluminium Phosphat,
Magnesium Trisilikat

Obat Ulkus Peptikum


Ulkus peptikum menimbulkan nyeri pada
lambung dan usus sehingga pemberian obatnya
selain dengan antasida, juga diberikan obat
sedatifa dan obat parasimpatolitik atau obat
anti kolinergik atau obat antispasmodik
Golongan obat ulkus peptikum





Bismuth-Subsitrat
Sukralfat
Pirenzepin
Omeperazol
Antispasmodik -Analgetik
Obat Digestan

Digestan adalah obat yang membantu memperlancar proses
pencernaan

Obat digestan pada umumnya adalah obat enzym antara lain :



Enzyplex
Vitazym
Pankreoflat, dll
Obat Emetik



Obat emetik adalah obat pemuntah yang
umumnya diperlukan untuk menolong orang
yang keracunan
Cara fisik dapat dilakukan dengan menggelitik
kerongkongan
Beberapa obat yang merangsang orang yang
keracunan untuk memmuntahkan racun adalah :
 Larutan garam dapur pekat
 Larutan CuSO4 1 % 50 ml untuk penderita yang
keracunan fosfat
 Apomorfin inj. s.k.yang merangsang pusat
muntah
 Syrup Ipecacuanhae
Obat Anti Emetik



Gejala muntah disebabkan oleh berbagai hal
misalnya karena mabuk perjalanan, makan obat
tertentu seperti obat anti kanker, kehamilan,
penyakit gastritis, dls. Cairan dalam bentuk
minuman yang dapat mengurangi muntah
antara lain air teh panas, air soda, coca cola dan
minyak atsiri sepert minyak kayu putih.
Obat antiemetik yang dijual bebas adalah
difenhidramin dari golongan antihistamin
Obat antiemetik dengan resep dokter adalah
fenotiazin dan largactil yang juga digunakan
untuk obat antipsikotik
Obat yang bekerja di usus

Adsorben dan Demulsen
Adsorben adalah obat yang secara fisik
mampu menyerap racun dan zat lain yang
non spesifik yang melekat pada
permukaannya seperti Norit

Demulsen adalah obat adsorben yang
sekaligus berfungsi mengatasi iritasi lambung
dan antidiare seperti Kaopectat yang
merupakan campuran kaolin dan pectin
Katartik dan Laksatif
Katartik dan Laksatif adalah obat untuk
mengatasi konstipasi
Istilah katartik adalah obat pencahar
kuat sedangkan laksatif adalah obat
pencahar lunak yang fungsinya
melunakkan tinja
 Obat-obat katartik a.l.: Dulcolax, Garam

Inggeris ( MgSO4), metilseluluse dan agar-agar

Obat laksatif a.l.
Laxadin, Parafin Liquid
Obat Antidiare

Diare

Obat antidiare

Obat-obat antidiare a.l.
disebabkan oleh bakteri seprti kolera
,alergi,racun dan dispepsia
umumnya diberikan untuk
mengurangi peristaltik usus, menahan iritasi,
menyerap racun, mengatasi dehidrasi seperti oralit
Kaopectat Atropin sulfat dls
Enterostop,
Tujuan Instruksional
1. Menjelaskan sistem pernafasan dan fungsifungsinya
2. Menjelaskan Jenis-jenis obatt-obat sistem
Pernafasan
Sistem Pernafasan dan Fungsinya




Sistem Pernafasan terdiri atas saluran nafas dan
pusat-pusat pernafasan
Saluran nafas terbagi atas saluran nafas bagian atas
yang terdiri dari laring, nasofaring, rongga hidung
dan saluran nafas bagian bawah yang terdiri dari
atas alveolus,bronchus, bronchiolus dan trachea
Pusat-pusat Pernafasan berfungsi mengatur ritme
pernafasan. Pusat batuk berhubungan dengan pusat
pernafasan
Ganguan Sistem Pernafasan terjadi depresi pusat
pernafasan , hambatan pada saluran nafas, radang
saluran nafas dan emfisema, pleuritis, asma dan
tumor.
Stimulan Pusat Pernafasan
Apabila pusat pernafasan mengalami
depresi karena keracunan obat depresan
seperti morfin, barbiturat , anestesi atau
bahan industri umumnya diberi
pernafasan buatan
 Penderita gangguan sistem pernafasan
pada umumnya mengalami kesulitan
mengeluarkan dahak sehingga diberi obat
mukolitik seperti bromheksin, fluimucil dls

Obat Asma

Penyakit asma dapat
disebabkan oleh alergi
akibat debu,jamur,
serbuk sari bunga atau
bahan alergen lainnya
,stress , olah raga
berlebihan yang
menyebabkan
kekejangan saluran
nafas

Obat-obat yang digunakan
untuk penderita asma
umumnya terdiri dari :







Antibiotika
Antikolinergik
Simpatomimetika
Vasodilator
Pelemas otot
Antihistaminika
Sedativa
Obat Asma




Aminophyllin Suppositoria
Obat yang mengandung
ketotifen seperti : Astifen
tablet, Pehatifen sirop

Obat yang mengandung
terbutalin seperti :
Bricasma tablet atau
Bricasma sirop bricasma
inhaler , Bintasma tablet
dls
Korticosteroid tablet,
inhaler seperti prednisolon
tablet dan Beklomethason
dipropionat, Budesonid,
Flutikason dls


Obat yang mengandung
salbutamol seperti :
Respolin inhaler, Ventolin
tablet, sirop dan inhaler ,
Salbuven
Inhaler yang mengandung
Fenoterol seperti Berodual
inhaler dan Berotec inhaler
Nebuliser suatu alat yag
merubah bentuk cairan
obat menadi aerosol untuk
inhalasi Digunakan pada
penderita asma yang
mengalami obstruksi
saluran nafas
Antihistaminika




Obat Antihistamin digunakan untuk mengatasi
allergi nasal, rhinitis alergik ( hay fever )
Obat Antihistamin oral efektif digunakan untuk
mengatasi efek ruam kulit ( urticaria )
Obat Anthistamin oral cenderung
menimbulkan kantuk ( sedatif ) seperti CTM,
Klorfeniramin maleat, Difenhidramin HCl dls
Antihistamin non sedatif antara lain :
aztemizol,loratadin, terfenadin dls
Obat Darurat Alergi




Darurat alergi umumnya diatasi dengan
pemberian adrenalin injeksi plus oksigen
Adrenalin plus kortikosteroid juga sering
digunakan terutama untuk mengatasi alergi
dan peradangan
Penggunaan adrenalin dalam bentuk injeksi
dapat dilakukan secara intramuskular dan
intravena
Pemberian adrealin dengan cara inhalasi harus
dibawah pengawasan ahli
Obat Antitusif
Batuk terjadi secara refleks yang
merupakan mekanisme pertahanan tubuh
terhadap zat asing yang masuk kedalam
saluran nafas disertai peningkatan sekres
lendir
 Zat asing atau antigen dapat berupa
bakteri,allergen,asap,jasad renik dllnya
 Obat batuk untuk batuk yang berlendir
disebut expektoran
 Obat batuk utuk batuk kering disebut
antitusif

Ekspektoran
Cara praktis mengatasi batuk produktif
adalah menghirup uap dari air panas yang
dibubuhi minyak atsiri seperti minyak
kayuputih
 Obat batuk ekspektoran a.l. Gliseril
Guaiakolat tablet, Woods Piperment syrup,
Dantusil syrup, Benadryl expektorant dll

Antitusif
 Antitusif
ada 2 macam :
 Antitusif
Narkotik seperti Codein HCl,
Dextrometrophan (DMP) dan Pholcodin
 Antitusif Non Narkotik antara lain
Noskapin, Pipeazetat,Difenhidramin
( Benadryl ), Promethazin dll
Pengobatan Batuk

Pengobatan batuk dapat dilakukan
dengan 2 cara :


Terapi Spesifik yakni pengobatan terhadap
penyebab spesifik dari batuk seperti kanker
paru, kemoterapi pada infeksi paru dll
Terapi Simptomatik yakni terapi untuk
menghilangkan gejala batuk
Sistem Kardiovaskuler
Mekanisme kerja jantung






Sirkulasi darah ke seluruh tubuh diatur oleh jantung
Kontraksi otot jantung dan irama jantung diatur oleh SSO
Kontraksi jantung terjadi karena rangsagan adrenoseptor beta yang
menyebabkan pertukaran ion Na dan K disertai inlfuks ion Ca
Jantung berkontraksi secara otomatis
Setiap gangguan ada jantung akan berpengaruh pada pembuluh darah
demikian sebaliknya
Semakin bertambah usia seseorang akan berpengaruh pada fungsi
jantung dan kelenturan pembuluh darah
Patofisiologis Kardiovaskuler

Decompensatio Cordis


Aritmia Jantung


Disebut gagal jantung karena daya pompanya lemah sehingga
aliran darah terganggu dan menimbulkan oedema
Aritmia adalah gangguan irama jantung karena
terjadinya peningka tan frekuensi detak jantung (
tachycardia ventriculer ), fibrilas dan flutteri
Angina Pectoris & Infark


Angina pectoris adalah nyeri dada yang disebabkan
berkurangnya aliran darah di arteri koroner
Infark terjadi karena penyumbatan pada arteri koroner
sehingga menimbulkan kematian jaringan otot jantung
Patofisiologis Kardiovaskuler

Hipertensi


Tekanan darah yang tinggi memaksa jantung bekerja keras dan
mengalam gangguan Apabila diastolenya menetap tinggi akan
menyebabkan gagal jantung
Aterosklerosis dan Arteriosklerosis


Aterosklerosis adalah kondisi pengerasan pembuluh darah
yang disebabkan karena faktor usia lanjut
Arteriosklerosis bukan penyakit karena faktor usia lanjut
Penggolongan Obat Jantung

Obat Gikosida Jantung untuk penderita Gagal Jantung (
decompensatio cordis )

Obat Anti aritmia untuk penyakit aritmia
Obat Dilator Koroner untuk pengobatan infark dan angina
pectoris
Obat Antihpertensi untuk pengobatan hipertensi

Obat Antisklerotik untuk atherosklerosis


Obat Glikosida Jantung




Glikosida jantung juga disebut kelompok obat
digitalis
Jenis obat ini mampu meningkatkan kerja otot
jantung namun ekskresi obat ini berjalan lambat
sehingga cenderung menimbulkan kumulasi
Efek obat ini mengurangi sesak nafas,
oedemproduks kemih meningkat, tekanan
darah, nadi dan EKG terjaga dalam batas normal
Gejala toksisitas obat digitalis a.l. :



Mual,muntah dan diare
Bradikardia
Psiksis, sakit kepala dan bingung
Obat Glikosida Jantung





Digitalis tablet
Digitoxin tablet , i.v
Digoxin tablet, i.v.
Lanatosid tablet, iv
Strofantin i.v. untk kondisi darurat
Antiaritmia


2 jenis obat obat yang umum diberikan untuk
adalah:

Quinidine Sulfat 200 mg- 400 mg

Prokainamid
500 – 1000 mg
 Kedua obat dapat diberikan secara oral dan i.m
Gejala toksisitas obat ini:

Sakit kepala , bingung, mual, muntah, nyeri perut kadang
tinitus
Obat Dilator Koroner


Fungsi obat ini pada umumnya melebarkan arteri koroner dan menjaga
agar tidak terjadi penyumbatan
Sediaan obat dilator koroner a.l.:



Golongan Nitrat
Antagonis kalsium
β-blocker
Golongan Nitrat


Golongan obat ini berfungsi merelaksasi otot polos
pembuluh darah vena sehingga memberikan efek
vasodilatasi vena yang menyebabkan aliran
darah menuju jantung melambat serta
mengurangi beban hulu jantung
Jenis obat ini dalam bentuk sediaan :





Gliseril trinitrat tablet sublingual , inj. 5 mg iv
Nitrobat ( Parke Davis ) tablet 0.3 mg, 0.6 mg
Cedocard tablet ( Darya varia )
Vascardin ( Nicholas ) tablet 5 mg, 10 mg
Peritrate ( Warner Lambert ) 10 mg , 20 mg
Antagonis Kalsium


Fungsi obat antagonis kalsium adalah untuk menghambat influks
kalsium kedalam otot jantung sehingga kontraksi otot jantung
berkurang
Jenis obat ini dalam bentu sediaan a.l. :
 Verapamil tablet
 Diltiazem tablet , Herbresser tablet ( Tanabe Abadi )
 Nifedipin – Adalat (( Bayer ) tablet 5 mg,10 mg
β Blocker


Obat β blocker menghambat adrenoseptor di jantung, pembuluh darah
perifer, bronchus, pankreas, dan hati digunakan juga sebagai obat
antihipertensi
Jenis obat ini dalam bentuk sediaan:




Propanolol ( generik ) tablet, atau Inderal tablet (Astra Zeneca ) 10 mg
tablet
Bisoprolol (generik ) tablet 10mg atau Concor (Merck ) 5mg dan10 mg
tablet
Atenolol ( generik ) tablet , Tenormin ( Astra Zeneca ) table 50 mg
dan 100 mg
Pindolol ( generik ) atau Visken ( Novartis ) tablet 5 mg
Hipertensi



Jumlah penderita hipertensi di Indonesia semakin meningkat aiat pola
makan yang berlemak yang berarti juga meningkatnya penderita penyakit
jantung
Berdasarkan tinjauan klinis, hipertensi dibedakan atas hipertensi primer
dengan penyebab yang tidak jelas (e causa incognita) dan hipertensi
sekunder yang disebabkan perubahan pada organ tubuh secara patologik
Berdasarkan tingkat keparahannya, hipertensi dibedakan atas
Hipertensi berat : diastolik > 110 mm Hg dan/atau sistolik ≥
180 mm Hg
 Hipertensi sedang : diastolik 100-109 mm Hg dan/atau
sistolik 160-179 mm Hg
 Hipertensi ringan : diastolik 90 – 99 mm Hg dan/atau sistolik
140-159 mm Hg

Terapi Hipertensi



Tujuan terapi hipertensi adalah mengurangi morbiditas dan
mortalitas penyakit kardiovaskuler akibat hipertensi dengan
cara mengendalikan faktor resiko penyakit kardiovaskuler
Terapi atau Pengobatan hypertensi dapat dilakukan dengan
farmakoterapi dan non farmakoterapi
Pengobatan non farmakoterapi a.l dengan mengndalikan
BB, pembatasan asupan Sodium, lemak jenuh dan alkohol,
olah raga dan tidak merokok
Tekanan darah yang tinggi menyebabkan jantung bekerja
lebih keras dan apabila tekanan diastole berkecenderungan
menetap tinggi maka dapat dipastikan akan terjadi kegagalan
fungsi jantung
( heart failure )
Faktor-faktor yang menyebabkan hypertensi a.l.


Perubahan cardiac output, viskositas darah, elastisitas pembuluh darah , hormon thtyroid dan
adrenalin, sekresi renin di ginjal .
Untuk mengatasi hipertensi :





Jangan merokok
Kurangi berat badan
Olah raga
Atasi stress
Minum obat anti hipertensi
Farmakoterapi Hipertensi
Obat Diuretik
 β Blocker
 Antagonis Kalsium
 Vasodilator
 Penghambat ACE
 Adrenolitik

Obat antihipertensi





Sistem pengaturan tekanan darah dalam tubuh sudah ada yang disebut
Renin-Angitensin-Aldosteron System ( RAAS).
Bila tekanan darah di glomeruli turun, sel ginjal otomatis membentuk renin
yang dilepas kedalam plasma darah dan setelah bertemu dengan protein
tertentu menjadi angitensin 1 .
Angiotensin 1 oleh enzym ACE diubah menjadi Angiotensin 2 yang lebih
bersifat aktif
Angiotensin 2 menimbulkan rangsangan sekresi hormon aldosteron yang
mengakibatkan tekanan darah meningkat.
Obat antihipertensi antara lain :
Captopril , enapapril yang menghambat enzym ACE
 Saralasi yang berfungsi menghambat reseptor Angiotensin 2
 Beta blocker dan Diuretika yang berfungsi mempengaruhi sekresi renin

Obat Antisklerotik



Atherosklerosis merupakan penyakit gangguan metabolisme
lipoprotein yakni kolesterol, trigliserid,fospolipid dan asam lemak
( HDL/LDL)
Etiologi atherosklerosis a.l. faktor keturunan, banyak makankurang gerak, obesitas, gangguan hormonal, asap rokok, polusi,
emosi negatif da alkohol
Sediaan obat atherosklerosis a.l. Clofibrate, Suplemen Omega 3,
Simvastatin, Kolestiramin, Probukol dls
Hormon dan Obat Hormonal



Hormon adalah sistem tubuh yang
mengatur fungsi tubuh dari aspek
kimiawi
Hormon dihasilkan oleh kelenjar
endokrin atau kelenjar buntu
Sistem hormon bekerja dan sistem
bekerja sama dengan sistem syaraf alam
pengaturan sistem tubuh
Hormon Dalam Tubuh


Pusat yang mengatur kelenjar endokrin disebut Glandulae Pituitariae ( Kelenjar
Hypophyse ) yang terletak di dalam Sella Turcica dibawah Hypothalamus
Kelenjar Hypophyse terbagi 2 :








Lobus posterior
Lobus anterior
Lobus posterior disebut Neurohypophyse yangmerupakan jaringan saraf
Lobus Anterior disebut Adenohypophyse yang bagian tengahnya ( pars
intermedia menghasilkan Melanocyt Stimulating Hormone
( MSH )
Hubungan antara hypothalamus dengan Adenohypophyse terjadi melalui cairan
humoral ( neurosecret ) yang dihasilkan oleh inti saraf dalam hypothalamus yang
memungkinkan Adenohypophyse mengeluarkan hormon yang sesuai
Hormon dari Adenohypophyse kemudian melalui aliran darah mempengaruhi
kelenjar-kelenjar endocrine perifer ( target gland ) yang kemudian mengeluarkan
hormon-hormon khusus yang langsung mempengaruhi jaringan tubuh
Ada juga hormon yang berasal dari Adenohypophyse yang berpengaruh
langsung pada jaringan tubuh yakni Somatrophin dan Lactogen ( Prolactin )
Hormon dari Neurohypophyse yang langsung mempengaruhi jaringan seperti Anti
Diuretic Hormone ( ADH ) atau Vasopressin dan Oxytocin
Neurohypofise & Adenohypofise


Neurohypophyse adalah pusat hormonal yang
mengatur hormon Antidiuretik hormon (ADH)
atau Vasopresin dan Oksitosin
Adenohypofise adalah pusat hormonal yang
mengatur dan mengendalikan hormon-hormon
sbb:


Somatotrophormon (STH) yang berfungsi
merangsang metabolisme lemak, pembentukan
protein dan pertumbuhan
ACTH yang merangsang kelenjar adrenal
mensekresikan glukokortikoid dan mengontrol
pertumbuhan
Hormon yang diekskresikan Adenohypophyse

Somatrophin ( Somatotrophin hormone )STH yang merangsang
metabolisme
lemak, pembentukan protein dan pertumbuhan

Cortrophin (Adrenocorticotrophe hormone) ACTH yang berfungsi
merangsang kelenjar adrenal mensekresikan glukokortikoid dan mengatur
pertumbuhan

Thyrotrophin ( Thyrotrophe stimulating hormone ) TSH yang berfungsi
mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar gondok dan merangsang
sekresi thyroxin ( T4) dan tryodotironin ( T5 )

Gonadotrophin
Follicle Stimulating Hormone ( FSH )
Interstitial-cell Stimulating Hormone ( ICSH )
Luteotrophic Hormone LTH (Prolactin )
Terapi dengan Hormon



Therapi dengan hormon dilakukan apabila tubuh mengalami
gangguan keseimbangan karena kekurangan hormon ( Terapi
substitusi )
Terapi dengan hormon dilakukan dengan obat hormonal dalam
bentuk hormon sintetis
Pembuatan obat hormonal sudah sedemikian maju dewasa ini
sehingga penggunaannya harus mendapatkan pengawasan dari
pemerintah untuk menghindari terjadinya penyalah gunaan
Hormon-Hormon Sintetis

Oksitosin

Insulin digunakan sebagai anti diabetes
digunakan untuk mengatasi pendarahan setelah
persalinan atau sebagai obat migren
 Ergotamin s.c. digunakan untuk mengobati migren
 Tablet Ergonovin untuk mengatasi pendarahan pada post
partum
 Ergometrin s.c juga digunakan pada post partum




Reguler Insulin
Globin Zink Insulin
Protamin Zink Insulin
per injeksi
Glucophage, diamicron, daonil , rastinon dll
per oral
tablet
Hormon-Hormon Sintetis

Anti Hypothyroid (Thyroid hormon) a.l:





Thryrax tablet
Lipiodol injection
Garam Yodium
Yodipin Ultra inj.
Anti Hyperthyroid



Prophylthiouracyl tablet ( PTU )
Metimazol tablet
Neomercazol tablet
Hormon-Hormon Sintetis

Hormon Estrogen & Progesteron

Hormon Estrogen :
berfungsi merangsang proliferasi
endometrium, sekresi kelenjar vagina dan servix dan menghambat
laktasi :
 Estradiol tablet digunakan untuk menopause
 Dietilstilbestrol tablet untuk prostat
 Etinilestradiol untuk kontrasepsi

Hormon Progesteron : berfungsi mempertahankan kehamilan
 Primolut N tablet untuk mengatur haid,amenohoe,
 Proluton Depot inj. Digunakan untuk mengobati amenorhoe, dysmenorhoe
 Gestanon 5 mg tablet untuk abortus habitual /gawat
Hormon-Hormon Sintetis

Hormon ACTH berfungsi merangsang kelenjar adrenal



Adrenalin sendir berfungsi meningkatkan denyut jantung ,
tekanan darah dan kecepatan nafas
Sintetis hormon ACTH juga disebut ACTH atau Cortison yang
digunakan sebagai anti radang ( antiinflamatory ), anti alergi,
meningkatkan kadar gula dalam darah, meningkatkan HB,
erythocyt, dan mempercepat pembekuan darah
Cortison tergolong obat Live Saving
Hormon-Hormon Sintetis

Hormon Anabolik ( Hormon Antihypoproteimia )

Dalam bentuk sintetisnya :





Durabolin inj.
Deca durabolin inj.
Primobolan tablet 5 mg
Orgabolin tablet dan drop
Hormon Androgenik ( Hormon Antihypotestosteron )




Andriol tablet, inj.
Proviron 25 mg tablet
Sustanon inj.
Testosteron Depo inj
Hormon-Hormon Sintetis

Hormon sintetis untuk Diabetes Melitus







Daonil tablet
Diabinese tablet
Diamicron tablet
Glucophage tablet
Rastinon tablet
Insulin inj.
Hormon insulin dihasilkan oleh pankreas guna
merangsang liver menyerap gula darah untuk diubah
menjadi glikogen
Hormon-Hormon Sintetis

Hormon untuk Kontrasepsi






Agestin ED tablet
Depo Provera inj.
Eugynon tablet
Halotestin tablet
Duogynon tablet
Lyndiol tablet
0bat Topikal
Session 11
Obat Topikal



ANTI INFEKSI LOKAL
IRRITANTIA, PROTEKTIVA & COSMETICA
INSECT REPELLANTS
Anti Infeksi Lokal
 Antiseptik
 Surfactan
 Detergen
& Desinfektan
Antiseptik & Desinfektan
Antiseptik adalah obat yang dapat
membunuh kuman yang ada ada kulit
atau selaput lendir
 Desinfektan adalah obat yang dapat
membunuh kuman yang terdapat pada
benda
 Proses kerja Antiseptik adalah meracuni
protoplasma sel kuman sehingga mati
 Proses kerja Desinfektan adalah merusak
permukaan sel dari kuman itu sendiri

Irritansia

Counterirritants


Caustica & Styptica





HNO3, AgNO3, Tetraquinone
Adstringentia


Methylsalicylat, Ichtyol dls
Zalf Whitfield,Resorcinol,
Keratolitica
Antipruritica
Antiperspirantia
Sclerotica
perotectica
Obat-obat ini digunakan untuk
mengurangi rasa sakit, menyenangkan
perasaaan dan mempercepat masaknya
bisul
 Contoh : Larutan KMn04, Solutio Burrowi,
Ichtyol, vaselin, Lanolin, Glycerin dls

Cosmetica
Cream,Lotion, Talk, Lipstick
 Rouge, Eye Shadow
 Shaving Cream, Shampoo
 Depilatories
 Whitening, Bleaching
 Hair Dyes

Insecticide, Insect
Repellent & Rodenticice
Insecticide : TEPP, Malathion, Dipterex,
DDT, Benzyl Benzoat dls
 Insect Repellent: Dietiltoluonamide, 4Acetoxy phenyl –butanone
 Rodenticide : Warfarin, Red Squill, Zink
Phosphide
 Fumigants : carbonsulfide, Formaldehyd
dls

Surfactant

Golongan Anionik



Golongan Kationik



Na-Lauryl Sulfat untuk Detergen
Na- Ethasulfat untuk Mukolitik Aerosol
Cetyl Pyridium Chlorid untuk Antiseptik
Tonzonium Bromide untuk pembuatan detergen
Golongan Non Ionik

Tyloxapol dan Chlorhexidine ubtuk mukolitik dan
bakterisid
obat
Anti INFEKSI Sistemik
Session 12
Obat Anti Infeksi

Obat anti infeksi terdiri dari 2 golongan :

Antibiotika
 Zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu yang dapat
menghambat pertumbuhan dan membunuh organisme
lainnya

Kemoterapeutika
 Bahan kimia yang mampu menghambat dan membunuh
kehidupan kuman atau bakteri dalam tubuh
Antibiotika



Antibiotika dapat dibuat secara sintetis
Antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme
yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
lainnya
Prinsip penggunaan antibiotika didasarka atas pertimbangan
:




Penyebab Infeksi
Faktor Penderita/Pasien
Pemberian Antibiotika yang ideal adalah dengan
mempertimbangkan penyebab infeksi yakni dengan
pemeriksaan mikrobiologis dan uji kepekaan kuman
Pemberian antibiotika dapat mendasarkan pada Educated
Guess
Penggolongan
Antibiotika/Kemoterapeutika

Menurut luas kerjanya antibiotika maupun
kemoterapeutika dibedakan:

Narrow Spectrum
 Penisilin
 Streptomycin
 Erythromycin

Broad ( Wide ) Spectrum
 Tetracyclin
 Kemicetin ( Chloromycetin )
Klasifikasi Antibiotika
Penisilin dan sefalosporin
Tetrasiklin dan kloramfenikol
Aminoglikosid
Antibiotika lain : makrolid, eritromisin dls
Cara kerja Antibiotika
1.
2.
3.
4.
Mengganggu dinding sel bakteri : penisilin dan
sefalosforin
Merusak membran sel : Nystatin , Amfoterisin
Merusak protein sel bakteri : Kemicetin, Tetrasiklin dan
Lincocin
Merusak RNA ( Ribo Nucleic Acid ) : Rifampicin
caplet , Mitomicin inj
Efek samping penggunaan Anti Infeksi
Allergi ringan hingga berat
( syok Anapilaktik )
Superinfeksi
Seperti Flora Usus yang menyebabkan kondisi tubuh tergaganggu berat
Kumulasi
Yang menyebabkan fungsi hati dan ginjal terganggu
Resistensi
Yakni keadaan dimana bakteri tahan terhadap antibiotika
Efek samping penggunaan Anti Infeksi
Allergi ringan hingga berat
( syok Anapilaktik )
Superinfeksi
Seperti Flora Usus yang menyebabkan kondisi tubuh tergaganggu berat
Kumulasi
Yang menyebabkan fungsi hati dan ginjal terganggu
Resistensi
Yakni keadaan dimana bakteri tahan terhadap antibiotika
Jenis Infeksi dan Pemilihan Antibiotika

Jenis Infeksi Saluran Nafas







Faringitis
Otitis Media & sinusitis
Bronkitis Akut
Influenza
Pneumoni
Tuberkulosis

Antibiotika

Penisilin, amoksilin, Eryhromycin,
sefalosforin, cotrimoksazol

Rifampisin, INH, pyrazinamid

Nitrofurantoin, Ampisilin,
Cotrimoksazol,
Sefalosforin
Amoksilin
trimtropim
Saliuran Kemih



Sistitis akut
Pielonefritis
Prostatitis



Jenis Infeksi dan Pemilihan Antibiotika

Jenis Infeksi akibat hubungan
SEX




Uretritis
Herpes Genital
Sifilis

Antibiotika

Ampisilin, amoksilin ,
probenesid, fluorokuinolon

Penisilin G procain/penisilin V
Nystatin
Cotrimoksazil, fluorokuinolon
Ampisilin + gentamisin
Infeksi Saluran Cerna

Ginggivitis & abses gigi
Kandidiasis oral
Enteritis
Kolestitis Akut

Peritonitis karena perforasi usus







Ampisilin + gentamisin +
metronidazol/ klindamisin, sefoksitin
Jenis Infeksi dan Pemilihan Antibiotika

Jenis Infeksi akibat hubungan
SEX




Uretritis
Herpes Genital
Sifilis

Antibiotika

Ampisilin, amoksilin ,
probenesid, fluorokuinolon

Penisilin G procain/penisilin V
Nistatin
Cotrimoksazol, fluorokuinolon
Ampisilin + gentamisin
Infeksi Saluran Cerna

Ginggivitis & abses gigi
Kandidiasis oral
Enteritis
Kolestitis Akut

Peritonitis karena perforasi usus







Ampisilin + gentamisin +
metronidazol/ klindamisin, sefoksitin
Jenis Infeksi dan pemilihan Antibiotika

Kardiovaskular

Endokarditis

Antiotika



Kulit,Otot dan Tulang



Impetigo,frunkle,selulitis
dll
Gas gangren
Osteomielitis akut




Penisilin G + Gentamisin
Vankomisin
Kloksasilin + Gentamisin
ampisilin,/eritromisin/sefalosfori
n
Penisilin G
Kloksasilin
Golongan Penisilin




Penisilin sangat efektif membunuh bakteri gram negatif
dan kokus gram positif seperti streptokokus, stafilokokus,
spirokaeta klostrisdia, antrax dan aktinomisetes
Bakteri dalam fase tumbuh lebih mudah disembuhkan
oleh penisilin daripada bakteri kronis
Meski penisilin lebih mudah diserap oleh tubuh melalui
pemakaian oral namun penisilin mudah dirusak oleh
asam lambung atau enzym pencernaan
Penyerapan penisilin bersifat sistemik namun tidak dapat
memasuki otak
Indikasi pemakaian Penisilin









Pneumonia
Otitis media
Faringitis
Demam reumatik
Gonorhoe
Klostridia gas gangren,
Tetanus
Osteomielitis
Difteri
Sediaan Penisilin yang dipasarkan:



Penicilllin G
Benzathin Penicillin
Ampisilin
Obat yang berhubungan
dengan Darah
Session 13
Fungsi Darah
 Pertukaran
gas pernafasan
 Transportasi zat makanan
 Pertahanan tubuh
 Pengaturan suhu dan osmotik
 Pembekuan dan pembuangan metabolit
Patofisiologi Darah
Anemia
 Anemia defisiensi zat besi
 Anemia megaloblastik
 Anemia pernisiosa
 Kelainan pembekuan darah
 Kerusakan darah

Obat obat darah
Anti anemia
 Koagulantia
 Anti Koagulantia
 Anti Sklerotik

Anti Anemia
Obat Anti anemia defisiensi zat besi adalah obat-obat yang
mengandung Fe ++
 Obat untuk anemia Megaloblastik adalah Cyanocobalamin
( Vit B 12 ) dan Asam Folat
 Untuk Anemia Pernisiosa karena menimbulkan gejala
neuritis dapat diberikan dengan obat neurobion atau obat
lainnya menurut kebutuhan

Pembekuan darah & Kerusakan darah





Pembekuan darah dapat terjadi bila seseorang mengalami pendarahan karena
kecelakan :
1.
Karena jaringan mengalami kerusakan
2.
Kerusakan pada mukosa lambung
Kelainan darah juga dapat terjadi karena darah tidak dapat membeku .
Keadaan demikian terjadi pada penderita Hemofili
Kerusakan pembuluh darah juga dapat terjadi karena darah menyumbat
pembuluh darah ( atherosklerosis atau arterisklerosis )
Untuk mengatasi gangguan bekuan darah maka digunakan obat Koagulantia
atau digunakan cara – cara fisik seperti menekan pembuluh darah dan
pendinginan ( kauter )
Bila tidak berhasil digunakan obat sistemik seperti Vitamin K, Globulin
Antihemofili ,Carbazokrom ( Adona AC ), Asam Traneksamat dann obat
vasokonstriktor
Obat Koagulantia Lokal
 Spons
sellulosa gelatin
 Busa ( sponge ) fibrin berisi protrobin,
tromboplastin dan ion Ca++
Jaringan rusak
Thrombosit
Tromboplastin
Thomboplastinogenase
+ Tromboplastinogen
+ heparin
Fibrin
Menangkap
Sel-sel, trombosit,
jaringan sehingga
Terjadi pembekuan
Fibrinogin + trombin
Ca ++
- Oksalat
-- sitrat
+ protrombin
Kumarin > < Vitamin K
SkemaProses terjadinya pembekuan Darah
Obat Antikoagulatia


Obat antikoagulatia terutama diperlukan untuk mengatasi
tromboemboli
Obat-obat antikoagulantia yang sering digunakan di klinis
untuk mencegah tromboemboli :






Aspirin ( asetosal ) tablet
Sulfinpirazon tablet
Dipridamol ( persantin ) tablet
Dextran inj. / Infus
Heparin inj.
Kumarin inj
Berfungsi sebagai Anti Tromboplastin sehingga
Pembentukan trombin dan protrombin terganggu
Sering digunakan untuk mengatasi atau mengurangi
Pembekuan darah intravaskuler dan cerebrovasculer
Diuretik Dan Komposisi
Cairan Tubuh
Session 14
Komposisi Cairan Tubuh
a.
b.
Cairan ekstraseluler 16 % Berat Badan
Cairan intraseluler 30-50 % Berat Badan
Elektrolit :
kation
Anion
Serum Darah Na +
HCO3 –
K+
Ca ++
Mg ++
Intraseluler
Na +
Cl –
Asam Organik
Fosfat/ Sulfat
Protein
HCO3 –
K+
Fosfat/Sulfat =
Mg ++
Protein
Fungsi cairan Tubuh
Mengatur distribusi cairan intraseluler dan ekstraseluler
melalui aktivitas osmotik
 Mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh

Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh
Gangguan keseimbangan cairan tubuh dapat
terjadi karena :
1.
2.
3.
4.
Diare
Dehidrasi
Pendarahan
Oedema
Faal Ginjal & Cairan Tubuh

Fungsi Ginjal :



Menjaga volume plasma dan cairan tubuh
Mengatur tekanan osmotik cairan tubuh dengan cara mengatur
keseimbangan elektrolit
Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh
Obat Diuretik


Diuretik adalah obat yang mempunyai titik tangkapan kerja pada ginjal
guna meningkatkan produksi kemih
Fungsinya : mengatasi oedema yang disebabkan berbagai gaangguan
penyakit seperti Jantung, Hepatitis Serosis, Ginjal
Penggolongan Obat Diuretik
1.
2.
3.
4.
Diuretik Garam Pembentuk Asam seperti Amonium
Chlorida yang digunakan sebagai campuran OBH
Diuretik Osmotik seperti Manitol,dan Sorbitol yang
sering digunakan untuk mengatasi : Dehidrasi Otak,
Glaukoma, Tumor Otak, Gegar Otak Oedema Otak
Diuretik Penghambat Karbonik Anhydrase seperti
Natrum Bicarbonat guna menjaga keseimbangan asam
basa cairan tubuh
Diuretik Tiazid seperti HCT untuk hipertensi yang
fungsinya menghambat karbonik anhydrase dan
resorbsi Na + dan Cl -
Penggolongan Obat Diuretik
5.
6.
7.
Diuretik Furosemid sejenis Sulfonamide digunakan
untuk mengatasi kegawatan karena proses kerjanya
cepat, menurunkan kadar Ca ++ dalam darah, namun
efek antihipertensinya rendah
Diuretik Asam Etakrinat yang fungsinya sama dengan
Furosemid
Diuretik Hemat Kalium seperti Spironolakton.
Triamteren,Amilorid yang berfungsi melepas Na +
dalam darah
Immunitas & Vaksin
Session 15
Immunitas





Immunitas adalah sistem kekebalan tubuh
Terbentuknya sistem immunitas uuntuk mekanisme pertahanan tubuh
terhadap serangan penyakit dari luar
Kelainan pada sistem immun karena kegagalan bagian esensial dari
sistem imum untuk berkembang yang dikenal dengan Imunodefisiensi
syndrome primer
Namnn ada juga ada Immunodefisiensi sekunder ( yang didapat
akibat terapi Immmunosupresif, terapi radiasi, kanker stres, proses
penuaan, infeksi sistemik, malnutrisi dan penyakit ginjal
Terapi immunosupresif antara lain dengan obat antibiotika dan
kortikosteroid
Vaksinasi dan Immunisasi
Vaksinasi merupakan usaha pencegahan sedangkan
immunisasi adalah upaya untuk menekan angka kematian
 Dengan tehnologi DNA sekarang sudah mampu dihasilkan
immunoglobulin dan antitoksin untuk Difteri,
tetanus,rabies, rubela, varisela dan antibisa ular

Anjuran Immunisasi di Indonesia
Umur
Vaksin
2 bln
4 bln
6 bln
15 -- 19 bln
DTP.Polio-trivalen oral type1,2.3
DTP Polio-trivalen oral
DTP , BCG. Polio-trivalen oral
DTP, Morbili, Rubela, Poli-Trivalen
oral
4 – 6 tahun
12 – 14 tahun
DTP, Polio-trivalen oral
Rubela , Tetanus Toksoid dan Difteri
toksoid
Vitamin &
Supplement
Sesion 16
Vitamin



Vitamin adalah Micronutrientia yang terdapat dalam
makanan ( nutrientia ) sehari-hari yang terdiri dari hydrat
–arang, protein , elektrolit , lemak dan air
Vitamin berfungsi sebagai katalisator pada metabolisme
tubuh
Kekurangan vitamin dapat menyebabkan gangguan
fungsi tubuh dan penyakit
Nama Vitamin

Nama vitamin pertama kali diperkenalkan oleh Funk (
1911 ) ketika diketemukan vitamin B yang diperlukan
tubuh sebagai gugusan amine vital

( NH2 - )
Sumber vitamin adalah hewan dan tumbuh-tumbuhan
dalam bentuk provitamin

Vitamin berfungsi sebagai Co-Enzym
Jenis Vitamin



Vitamin dalam garis besarnya digolongkan menjadi 2
yakni Vitamin yang larut dalam air dan Vitamin yang
tidak larut dalam air tapi larut dalam lemak
Yang larut dalam air adalah vitamin B dan C
Yang larut dalam lemak adalah vitamin A,D,E,K,
Vitamin B
Vitamin B Complex terdiri dari vitamin B1 ( thiamin,
Aneurin ), B 2 ( riboflavin ), B 6 ( Pyridoxin ), B 4
( Niacin, PP.Factor ), B 11 ( Folic Acid ) dan B 12
( Cyanocobalamin )
 Vitamin B 1 digunakan untuk penyakit beri-beri dengan
gejala apatis, lemah, oedem, polineuritis dan atau gagal
jantung
 Sumber-sumber vitamin B 1 adalah ,ragi, selaput beras,
kacang, hati, daging dan telur

Vitamin B




Vitamin B 2 ( riboflaviv ) adalah thermostabil
Kekurangan vitamin B 2 menyebabkan Glossitis atau
keratitis
Vitamin B 4 ( Niacin ) . Kekurangan ( defisiensi ) vitamin
B 2 dapat menyebabkan penyakit Pellagra dengan gejala
dermatitis, diare dan dementia,
Vitamin B 4 berfungsi sebagai Vasodilatasi Perifer dan
sering digunakan untuk mengatasi penyempitan
pembuluh darah
Vitamin B



Vitamin B 6 ( Pyridoxin ) berfungsi membantu
tranportasi asam-asam amini
Dalam terapi sering digunakan sebagai anti emesis
gravidarum dan penyakit Parkinson
Vitamin B 11 ( Folic Acid ) dan B 12 berfngsi sebagai
Anti Anemia Megaloblastik
Vitamin C
Vitamin C terutama diperlukan untuk mengobati
penyakit “ Skorbut “
 Provitamin C terdapat pada sayuran seperti
terutama yang berwarna jingga dan ungu
 Vitamin C diperlukan untuk proses oksidasireduksi untuk mengubah Folic Acid menjadi
Folinik Acid

Vitamin A & D



Vitamin A terdapat dalam Cod Liver Oil, karoten
Kekurangin vitamin A dapat menyebabkan penyakit
mata Conjungtiva dan atau xerophtalmia
Vitamin D ( Calciferol ) dimana apabila kekurangan
vitamin ini dapat menyebabkan penyakit Rachitis
Vitamin E ( Tocopherol ) dan K



Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan kemandulan
karenanya vitamin ini dikenal dengan anti kemandulan
Dalam terapi vitamin E juga digunakan untuk Abortus
habitualis dan salah satu komponen antioksidan bersamasama vitamin C dan vitamin A
Vitamin K sebenarnya telah ada di kolon ( usus besar dalam
bentuk provitamin yang berperan penting dalam proses
pembekuan darah
Download