pengawalan professionalisme dokter dan dokter gigi

advertisement
PENGAWALAN PROFESSIONALISME
DOKTER DAN DOKTER GIGI
Registrasi - Pembinaan
Herkutanto
Guru Besar FKUI
• Ketua Konsil Kedokteran, Konsil Kedokteran Indonesia
• Ketua Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
• Menyelesaikan pendidikan Doktor, Sp. For, dokter, dari UI dan
Monash University, Melbourne
• Menyelesaikan pendidikan SH, Master of Laws (LL.M) dari UI dan La
Trobe University, Melbourne
Herkutanto 2012
Pokok bahasan
I.
II.
III.
IV.
Latar Belakang dan Professionalisme
Peran registrasi dalam menjaga professionalisme
Peran pembinaan dalam menjaga professionalisme
Kemitraan Komite Medis Rumah Sakit dan KKI
menjaga professionalisme
V. Kesimpulan
3
1. LATAR BELAKANG
NICO L
(Schellekens, W : Patient Safety Conference,
European Union Presidency Luxembourg, 4 – 5 April 2005)
SOCIAL CONTRACT
PROFESSIONALS - COMMUNITY
Self Credentialing
Self licensing
Clinical privilege
Moral responsibility
High standard of competence
Market control
Working condition
PROFESSIONALISM
William M Sullivan, Medicine under threat: Professionalism and professional identity, CMAJ 2000:162(5): 673
PROFESIONALISME
• Kontrak Sosial antara Elit Profesi dan Masyarakat
• Masyarakat memberikan:
– Self Credentialing
– Self licensing
Dengan benefit
• Market control
• Working condition
INSTRUMEN PROFESI
• Profesi memberikan:
– High standard of competence
– Moral responsibility
William M Sullivan, Medicine under threat: Professionalism and
professional identity, CMAJ 2000:162(5): 673
Medical Council
Clinical privilege
Registered Practitioners
Masyarakat / Pasien
2. PERAN REGISTRASI DALAM
MENJAGA PROFESSIONALISME
KEKHUSUSAN PROFESI DOKTER DAN DOKTER GIGI
(Penjelasan UU No.29/2004 ttg Praktik Kedokteran)
 Dokter dan dokter gigi dengan keilmuan yang dimilikinya
mempunyai karakteristik khas dan “pembenaran yang
diberikan oleh hukum”, yaitu : diperkenankannya
melakukan tindakan medis terhadap tubuh manusia dalam
upaya memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan.
 Tindakan medis terhadap tubuh manusia yang dilakukan
bukan oleh dokter atau dokter gigi dapat digolongkan
sebagai tindak pidana.
 dalam rangka “patient safety” dan memberikan kepastian
hukum / penjaminan legalitas praktik kedokteran
 dokter/ dokter gigi/spesialis wajib “teregistrasi sesuai
kompetensi” oleh “Professional Regulatory Authority”
(PMRA/PDRA) yang diakui oleh negara.
Globalisasi &
Desentralisasi
DOKTER DAN DOKTER
GIGI YANG PROFESIONAL
KKI : Regulator, Pengesahan Standar, Pembinaan Profesi
Pendidikan
Ijazah (FK/FKG)
Standar-2 Pradok
1. Standar Etik
2. Standar Kompetensi
3. Standar
Pendidikan Profesi
Dr/Drg/Sp.
Sertifikat Kompetensi (Profesi)
Registrasi (STR)
Kompetensi Kewenangan
Majelis
Kehormatan
Disiplin
Lisensi (SIP)
(Pemerintah Daerah & Profesi)
4. Standar
Pelayanan
Medik
*) KKI: Fasilitasi
SUMBER : KKI, LD-2013
Praktik Dokter/Drg
Masyarakat
Masalah Disiplin
Masalah Etik
Masalah Hukum
12
UU NO.29/2004 PRAKTIK KEDOKTERAN
Pasal 3 UUPK
PENGATURAN PRAKTIK KEDOKTERAN
• PERLINDUNGAN BAGI PASIEN
• PENINGKATAN MUTU DOKTER DAN DOKTER GIGI
• KEPASTIAN HUKUM
Pasal 8 UUPK
WEWENANG KKI DI BIDANG REGISTRASI
a.
b.
d.
g.
Menyetujui dan menolak permohonan registrasi dr dan drg
Menerbitkan dan mencabut STR dr dan drg
Melakukan “pengujian terhadap persyaratan registrasi”
Melakukan pencatatan terhadap dr/drg yang terkena sanksi
Organisasi Profesi karena melanggar etika profesi
1
3
PERKEMBANGAN JENIS STR
DOKTER DAN DOKTER GIGI WNI/WNA
CAPAIAN REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER
GIGI DI KKI ( Th.2005 s/d 3 juni 2014 )
 Jumlah dokter dan dokter gigi yang teregistrasi sesuai
kompetensi di KKI 150.133 orang, terdiri dari :
 97.093 dokter (65%),  1 dokter : 2.304 penduduk
Indikator Ina Sehat menetapkan 1 dr : 3,300 penduduk,
Indikator IDI menetapkan 1 dr : 2,500 penduduk
 25.486 dokter spesialis (17%),
 25.193 dokter gigi (16,8%)  1 drg : 8.770 penduduk
Indikator Ina Sehat menetapkan 1 drg : 10.000 penduduk
 2.312 dokter gigi spesialis (1,5%)
 Sertifikat ISO 9001: 2008 untuk Pelayanan Registrasi
(maks.14 hr kerja)
PERSYARATAN DAN PRODUK REGISTRASI (STR)
DOKTER/DR.SPESIALIS DAN DOKTER GIGI/DRG.SPESIALIS
(PERKONSIL NO.6 TAHUN 2011)
 PENGALAMAN (LESSON LEARN) : * PENGGUNAAN STR, * BINWAS
2. ALUR DAN TATACARA REGISTRASI ULANG / PENINGKATAN
KOMPETENSI DOKTER/DOKTER GIGI (PERKONSIL NO.6/2011)
PENINGKATAN
KOMPETENSI
 PENGALAMAN (LESSON LEARN) : * KADALUARSA, *LAMA PROSES
PERTIMBANGAN DIVISI SAAT REGISTRASI ULANG
PENGADU (MASYARAKAT)
IDI/PDGI
MKEK/MKEKG  IDI / PDGI
( Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran )
Sanksi Etik ( tertulis )
Dinkes
Sanksi Disiplin ( tertulis )
MKDKI
( Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia )
KKI
DIV.PEMBINAAN
 PENGALAMAN (LESSON LEARN) : * SISTEM BINWAS, * SISFO / e-Bin
3. PERAN PEMBINAAN DALAM
MENJAGA PROFESSIONALISME
ALUR DAN TATACARA PENCABUTAN STR
SEBAGAI PENEGAKAN SANKSI DISIPLIN
KKI
SK Pencabutan
STR (registrar)
Dinkes
IDI/
PDGI
RS
PENGALAMAN (LESSON LEARN) :
* EKSEKUSI STR * BINWASDAL DI DINKES
C
a
b
u
t
S
e
m
e S
n I
t P
a
r
a
ALUR PEMULIHAN STR SETELAH SELESAI
MENJALANKAN SANKSI DISIPLIN
Selesai
Menjalankan
Sanksi
Lapor
KKI
1
2
Lapor
1
Dinkes
3
SK STR
BERLAKU
4
(Registrar)
5
IDI/PDGI
RS
SIP
BERLAKU
PENGALAMAN (LESSON LEARN) :
* LAP BIN DARI OP & DINKES, * MEKANISME PEMULIHAN STR
4. KEMITRAAN KOMITE MEDIS RUMAH SAKIT
DAN KKI MENJAGA PROFESSIONALISME
UNDANG-UNDANG NO. 44/2009
TENTANG RUMAH SAKIT
Pasal 46
Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum
terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas
kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit.
Penjelasan:
Cukup jelas
Justifikasi Kredensial Staf Rumah Sakit
Sub-Komite
Kredensial
Sub-Komite
Mutu Profesi
MEDICAL STAFF
BYLAWS
Herkutanto 2012
Sub-Komite
Disiplin
STRATEGI CLINICAL GOVERNANCE
Antisipasi masalah
Sedini mungkin
Herkutanto 2012
• Komite
Medis
• Subkomite
Disiplin
• KKI
• MKDKI
Clinical
Governance
Professional
isme
PMK No. 755/2011
KOMITE MEDIS
UU No. 29/2004
PRAKTIK KEDOKTERAN
Keselamatan
Pasien
• Kejadian Tak
diharapkan
• Pasien
Cedera
Kompetensi
& Perilaku
• Professional
Misconduct
• Pengaduan
REGULASI (PERMENKES)
KKI – Komite Medis RS
Mekanisme Penerapan
Professionalisme di RS
KESIMPULAN
• Komite Medis di Rumah Sakit analog dengan Konsil
Kedokteran pada tataran nasional
• KKI / MKDKI dan Komite Medis menempati posisi sentral
untuk menjamin keselamatan pasien melalui terselenggaranya
professionalisme dokter /Dr. Gigi dan good clinical
governance di rumah sakit
• Harus ada regulasi yang mengatur mekanisme kerjasama yang
formal antara KKI / MKDKI dan Komite Medis
Herkutanto 2009
PROFESIONALISME KEDOKTERAN
DARI
ASPEK DISIPLIN PROFESI
Zaura Rini Anggraeni
Ketua Divisi Pembinaan Kedokteran Gigi
Konsil Kedokteran Indonesia
Forum Pertemuan Koordinasi Pembinaan Profesi Kedokteran
Jakarta, KKI, 16 November 2015
Mengapa KKI dibentuk ?
Menjembatani
kepentingan
masyarakat dan
dokter / drg
UUPK
1. Perlindungan
Masyarakat
2. Jaga mutu yankes yg
dilakukan dr/drg
3. Kepastian hukum bagi
masyarakat bagi dr &
drg
Persaingan
• Internal
• Global / MEA
Pergeseran Peran
• Operator
• Manajer
• Owner
• Bisnis
Gaya Hidup
• Konsumerism
• Tekanan Ekonomi
• Tututan Sosial
• Dampak IT
Dokter
Dokter Gigi
Rambu-Rambu
• Standar-standar
• Peraturan/Per-UU
Q : Bagaimana agar A – N – S ?
Pergeseran Paradigma Masy :
• Hak atas mutu kesehatan
• Tuntutan jenis & jumlah yankes
• Smart / health literacy
• Sadar Hukum
LATAR BELAKANG :
PEMBINAAN
PERUBAHAN :
1.
Kemajuan Iptek Global &
Pesat
Need – Demand terhadap
Kesehatan
Pasar Bebas Nakes Asing
SJSN Kesh – BPJS
2.
- UU no. 29 th 2014 ttg Praktik
Kdokteran
- UU no. 36 th 2009 ttg Kesehatan
- UU no. 44 th 2009 ttg Rumah
Sakit
- Permenkes no.2052 th 2011 ttg
Izin dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran
- Perkonsil no.4 th 2011 ttg Disiplin
Profesi dr/drg
- Perkonsil no.6 th 2011 ttg Tata
Cara Penanganan Kasus Dugaan
Pelanggaran Disiplin dr/drg
HULU
1.
2.
3.
Guiding the doctors,
Protecting the people
KKI
Standar Pendidikan,
Registrasi dan
Pembinaan Praktik
Kedokteran
PELUANG
1.
2.
dr – drg - Masyarakat
Momentum Menata Diri
Daya Kompetitif – Prefentif
dan
Ketahanan Nasional Kesehatan
Multi Stakeholder
Kolegium / MKKI/MKKGI
OP
ARSPI / ARSGMPI
ETIKA
Institusi Pendidikan/
AIPKI – AFDOKGI
Kolegium – IDI – PDGI
Pendidikan Profesi
ARSPI & ARSGMPI
3.
4.
Kolegium/MKKI/MKKGI
MKDKI
(Disiplin)
AIPKI / AFDOKGI
1.
2.
3.
HILIR
KEMENKES
Dinkes
ARSPI & RSGMPI
PERSI, ARSADA
Masing-masing Konsumen
MARTABAT : CIRI – CIRI PROFESI
1.
2.
3.
4.
5.
Body of Knowledge (Keilmuan)
Etical Conduct (Etika Profesi)
Collegiatness (Kesejawatan)
Altruism (Kepentingan dan Keselamatan
Pasien)
Patient Safety
PRIVILEGE
PROFESSIONAL : . Trust
. Indepedency
. Autonomy
DASAR
FILOSOFI
= MARTABAT = PROFESI YG MULIA
BENAR
 Sesuai Kemajuan IPTEK
 Best Clinical Judgement
BAIK
 Etis
 Manusiawi
 Adil
Kebenaran
Keilmuan
Yang terbaik
bagi pasien
Bebas dari tekanan / kepentingan tertentu
PRAKTIK DOKTER/DRG YANG BAIK
3 PILAR :
1.Kompetensi Profesional (Prof’l Competence)
2. Hubungan :
LAFAL
SUMPAH
Dokter
Pasien
Etika Individu
Kebenaran ilmiah
Sarat teknologi
Excellence/kecakapan
Teliti, hati2
Peduli, etis
Sejawat
• Kesejawatan
Profesional
TRUST
Social Trust
Otonomy :
Altruism
• Etika Sosial
3. Etika profesi  tampilan profesi
Self Regulating
Self Credentialling
Self Licensing
MARTABAT
PROFESI
* Sumber : Purwadianto A, Seminar P2JK, Batam April 2010
NORMA KEPROFESIAN KEDOKTERAN /
KEDOKTERAN GIGI
Aturan penerapan
keilmuan
ETIKA
Aturan penerapan etika/
perilaku profesi
DISIPLIN
HUKUM
Aturan Hukum
Kedokteran
= Pengawal Privilege Dokter / Drg.
Profesionalisme (Blackmer) – World Med.Assoc 2007)
profesionalisme mencakup :
o Pengetahuan dan keterampilan
o Sikap, nilai dan perilaku
( Kompetensi + Disiplin )
( Etika )
Dalam menjalankan praktek kedokteran (KG); senantiasa mempertahankan kompetensi ,
integritas, akuntabilitas, altruisme, berperilaku etis, jujur, dalam self –regulation profesi
Professional Conduct
•Pengetahuan
• Keterampilan
KOMPETENSI
Kompetensi
Professional Behaviour
• Altruisme
• Integritas
• Jujur
• Berlaku Baik
• Hormati Hak manusia
ETIKA
Professional Performance
• Melakukan tugas dengan
baik
• Sehat fisik & mental
• Disiplin penerapan ilmu dan
Yankes (SOP)
• Kommunikasi, info, edukasi
DISIPLIN
Disiplin Profesi (Perkonsil No.4 Th 2011 Ttg Disiplin Profesional dr dan drg )
Disiplin Kedokteran / KG
 Hakekat
: upaya melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan
oleh dokter / drg
 Aturan / Ketentuan tata laksana penerapan keilmuan
 Aturan/ Ketentuan tata laksana pelaksanaan pelayanan medik yang harus di ikuti
oleh dokter & dokter gigi
3 Kelompok Pelanggaran Disiplin Profesional dr dan drg:
 Pelaksanaan Praktik Kedokteran dengan tdk kompeten :
- ketidakcakapan (incompetence)
 Tugas dan tanggungjwb profesional pd pasien tdk dilaksanakan dgn baik (kelalaian)
 Bertindak tercela terhadap wibawa profesi
Yang berwenang dalam penegakan disiplin dan pengenaan sanksi pelanggaran disiplin :
MKDKI
SUMBER ETIKA KEDOKTERAN / KG
Sumpah Hipokrates 460 – 377 SM
LAFAL SUMPAH/JANJI DOKTER & DRG INDONESIA
(diringkas)
Demi Allah saya bersumpah/berjanji, bahwa saya:
Membaktikan hidup guna kepentingan peri kemanusiaan
Memelihara martabat dan tradisi luhur kedokteran
Menjalankan tugas secara terhormat dan bersusila.
Merahasiakan segala sesuatu terkait profesi saya sebagai dokter.
Tidak akan menggunakan pengetahuan dokter gigi saya untuk
sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan.
 Menghormati setiap hidup insani sejak pembuahan
Lanjutan Lafal Sumpah
Mengutamakan kesehatan pasien dan kepentingan masyarakat.
Berikhtiar dengan sungguh-sungguh tanpa terpengaruh oleh
pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, jender, politik,
kepartaian, dan kedudukan sosial.
Menghormati dan berterima kasih kepada guru-guru saya.
Memperlakukan teman sejawat sebagaimana saya sendiri ingin
diperlakukan,
Ikrar sumpah / janji dengan sungguh-sungguh serta penuh
keinsyafan dan tanggung jawab dengan mempertaruhkan
kehormatan diri saya.
Penjelasan:
Bagi yang tidak mengucapkan sumpah, kata sumpah diganti
dengan janji.
MAKNANYA ?
“invisible hands” : Universal Internal value/ spiritual guidance
ETIKA
= Panduan Moral = standar perilaku
1. Dimensi moral, penghayatan berjangka panjang (dari masa pendidikan sampai
dengan akhir karier profesi)
2. Dokter/Dokter gigi berlaku internal
3. Bentuk pelanggaran = tidak mentaati :
∗ kewajiban umum
∗ kewajiban terhadap pasien
∗ kewajiban terhadap teman sejawat
* kewajiban terhadap diri sendiri
To Do Right and Good
Berbuat benar dan Baik
∘ Berbuat Baik- beneficence
∘ Tidak Merugikan – non malficence
∘ Menghormati Hak Individu - autonomy
∘ Adil - justice
Profesionals & Profesionalisme
= Trust
 Profesional Power
= Trus Worthiness
 Patient / Community Trust
= percaya bahwa Dokter gigi
“will always act / doing his/her best for the good of patient’s
health
Professional Discipline
: kepatuhan pada peraturan2 penerapan
ilmu dlm yanmed

Etik Profesi
= always help & never harm

= emphaty
= memperlakukan pasien
seperti dirinya ingin
diperlakukan
Dasar dari profesi yang terpuji
Benar dan etis
Tujuan disiplin profesi : 1. Jaga Mutu Yanmed
2. Melindungi Masyarakat atas tindakan dr –drg
3. Jaga kehormatan profesi (professional trust)


Usaha apa agar Dokter/ Drg terbebas dari pelanggaran etika & disiplin profesi ?
Bagaimana menyikapi dilema Dokter / dan Drg diantara keuntungan dan etika ?
DOKTER DAN DOKTER GIGI – PASIEN
KEWAJIBAN
Dokter & Dokter Gigi
(UUPK 2004)
Sesuai
standar pelayanan
Persetujuan tindakan
medis dental
Rekam Medis
Menjaga kerahasiaan
Kendali mutu, kendali
biaya
Merujuk
Menambah IPTEK
PASIEN ( UUPK 2004)
Memberi
info lengkap,
jujur
Patuh nasihat / petunjuk
drg
Patuh ketentuan sarana
Yankes
Memberi imbalan jasa
DOKTER & DOKTER GIGI – PASIEN
HAK
Pasien
Dokter & Dokter Gigi
Mendapat
perlindungan
hukum bila sesuai standar
profesi & SOP
Memberi Yan KG sesuai
standar profesi & SOP
Mendapat info lengkap
dan jujur dari pasien /
keluarga
Menerima imbalan jasa
 Mendapat
penjelasan lengkap
tindakan medis
 Mendapat
Yankes sesuai
kebutuhan, St. yan, St. Profesi
 Menolak
tindakan medis
 Mendapat
isi rekam medis
 Hak second opinion, menolak
 Hak didengar pendapat & keluhan
 Hak privacy & Rahasia
Kedokteran
 Hak mendapat ganti rugi
 Hak untuk mengadu
ETIK, DISIPLIN dan HUKUM
ETIK
DISIPLIN
1. Dibuat dan disepakati
1. Organisasi Profesi.
oleh organisasi profesi
2. Kode Etik
3. Diatur, norma prilaku
pelaksanaan profesi
4. Sanksi, yaitu moral
psikologis
5. Yang mengadili :
* Ikatan / o p terkait;
* Majelis Kehormatan
Etik
Kedokteran (MKEK),
* Panitia Pertimbangan
dan
Pembinaan Etik
2. Standar Profesi
3. Diatur, Norma
Prilaku pelaksana
profesi
4. Sanksi moral
psikologis & teguran
/ pencabutan
5. Yang mengadili :
Badan yg dibentuk
Majelis Kehormatan
Disiplin Kedokteran
Provinsi dan Majelis
Kehormatan Disiplin
Kedokteran Pusat
HUKUM
1. Dibuat oleh Pemerintah
2.
3.
4.
5.
dan Dewan Perwakilan
Rakyat
UU, PP, Keppres, dsb
Diatur, norma prilaku
manusia pada umumnya
Untuk pidana: mati/
kunjungan, penjara, denda
Untuk Perdata: ganti rugi
Adm, teguran/
pencabutan
Pengadilan :
Perdata : gugatan ke
pengadilan
Pidana : laporan/
tuntutan
1.
Tidak KOMPETEN / CAKAP
2.
Tidak MERUJUK
3.
Pendelegasian kepada NAKES yang TIDAK KOMPETEN
4.
DR/ DRG PENGGANTI tidak memberitahu PASIEN & TDK
PUNYA SIP
5.
Tidak LAIK PRAKTIK (KESEHATAN FISIK & MENTAL)
6.
KELALAIAN dalam PENATALAKSANAAN PASIEN
7.
PEMERIKSAAN dan PENGOBATAN BERLEBIHAN
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Tidak memberikan INFORMASI yang JUJUR
Tidak ada INFORMED CONSENT
Tidak membuat / menyimpan REKAM MEDIK
Penghentian KEHAMILAN tanpa INDIKASI MEDIS
EUTHANASIA
Penerapan PELAYANAN yang BELUM DITERIMA KEDOKTERAN
Penelitian Klinis TANPA PERSETUJUAN ETIS
TIDAK MEMBERI PERTOLONGAN DARURAT
MENOLAK/ MENGHENTIKAN Pengobatan TANPA ALASAN YG
SAH
Membuka RAHASIA MEDIS TANPA IZIN
Membuat Keterangan MEDIS Tidak BENAR
IKUT SERTA TINDAKAN PENYIKSAAN
20.
Meresepkan OBAT PSIKOTROPIK/NARKOTIK tanpa INDIKASI
21.
Pelecehan SEKSUAL, INTIMIDASI, KEKERASAN
22.
Penggunaan GELAR AKADEMIK/ SEBUTAN PROFESI, PALSU
23.
Menerima KOMISI terhadap RUJUKAN/ PERESEPAN
24.
PENGIKLANAN DIRI yang MENYESATKAN
25.
KETERGANTUNGAN NAPZA
26.
STR, SIP, SERTIFIKAT KOMPETENSI TIDAK SAH
27.
IMBAL JASA TIDAK SESUAI TINDAKAN
28.
Tidak memberikan DATA/ INFORMASI atas PERMINTAAN
MKDKI
BENTUK PELANGGARAN TERBANYAK :
1.
2.
3.
Kompetensi (tdk jujur, inadequate, tdk
kompeten dalam batas)
Penelantaran (tugas dan tg jawab pd pasien
tdk dilaksanakan dgn baik)
Pembiayaan (penetapan jasa medis tdk
sesuai tindakan yg dilakukan)
SANKSI DISPLIN :


•
•
•
•
Teguran : peringatan tertulis
Rekomendasi pencabutan STR-SIP
sementara/permanen. Bila lebih 3 bulan wajib
pendidikan/pelatihan ulang
Peran KKI : ?
Peran Dinkes : ?
Peran Fasyankes : ?
Peran IDI-PDGI- Kolegium :?
kendala, saran
Mekanisme koordinasi
JUMLAH PENGADUAN KE MKDKI = 317
APRIL 2015
by MKDKI
PROFESIONAL MEDIS YG DIADUKAN
BERDASARKAN SPESIALISASI
SUMBER PENGADUAN
MASYARAKAT = 233
INSTITUSI = 9
Dinkes
RS
Depkes
Asuransi
TEN-KES = 6
Dr/Drg
25
Tahun 2006
 Jakarta
:
 Lampung
:
 Surabaya
:
 Banjarmasin :
 Solo
:
Tahun 2009
 Jakarta
 Jatim
 Kepri
 Sumut
 Sulsel
 Sulteng
 Kalbar
 Jabar
 Banten
 DIY
5
1
1
1
1
:15
:4
:2
:3
:1
:1
:2
:3
:4
:1
Tahun 2007
 Jakarta
:5
 Tangerang
:1
 Cirebon
:1
 Semarang
:1
 Yogyakarta : 1
 Riau
:1
 Sorong
:1
Tahun 2010
 Tangerang
 Sumut
 Kepri
 Jakarta
 Jabar
 Jatim
 NTB
 Kaltim
 Sulsel
:4
:1
:1
: 33
:3
:4
:1
:1
:1
Tahun 2008
 Jakarta
: 10
 Tangerang : 2
 Medan
:1
 Bandung : 1
 Batam
:1
 Bengkulu : 1
 Kalbar
:1
 Bogor
:1
 Depok
:1
Tahun 2011
 Jakarta
 Jatim
 Jateng
 Jabar
 DIY
 Lampung
 Sulteng
 Sumut
 Sumsel
 Tangerang
 Bali
 Kepri
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
15
4
2
2
1
1
1
2
1
3
1
1












Tahun 2012
Jakarta
:6
Bandung
:4
Kupang
:1
Madiun
:2
Surabaya
:1
Tangerang : 4
Palembang : 1
Bogor
:1
Kepri
:1
Depok
:1
Medan
:1
Tahun 2013
• Jakarta : 23
• Riau
• Tangerang
• Palembang
• Jateng
• Jabar
• Jatim
• Sumut
• NAD
• Kalsel
• Bengkulu
• Lampung
• DIY
• Sulsel
• Bali
• Jambi
:3
:2
:1
:2
: 10
:4
:9
:1
:2
:1
:1
:1
:1
:1
:1
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Tahun 2014
Jakarta
Banten
Sumut
Bali
DIY
Jabar
Riau
Jambi : 1
Sulteng
Sumbar
Lampung
Aceh
Jatim
: 24
:3
:7
:3
:1
:8
:1
:4
:1
:1
:1
:2
by MKDKI
TAHUN 2015
Jakarta
:
Jabar
:
NTT
:
Banten
:
Jatim
:
Sumut
:
4
5
1
1
1
1
by MKDKI
PERMASALAHAN YG DIADUKAN
 KOMUNIKASI
 INGKAR JANJI (DISHONESTY/FRAUD)
 PENELANTARAN
 PEMBIAYAAN
 STANDAR PELAYANAN
 KASUS RUMAH TANGGA
 KOMPETENSI
 IKLAN
SpK
Sp
Grey area
CPD
S1/dr/drg
P2KB
P3KGB
Dr / Drg
Sp
KIAT MENGHADAPI TANTANGAN
1. Tahu hak – kewajiban dr / drg, pasien, masyarakat
2. Taat : administratif, moral, hukum, disiplin
3. Batas kompetensi kewenangan (pilih-pilih CPD / P3KGB )
4. Saling menjaga ( corps, collegiateness)
5. OP : pemberdayaan, pengawalan, agent of change bangkes (BPJS, MEA,
Pasca MK)
6. KKI : pembinaan, fasilitasi, regulasi, konflik solution
7. Dinkes : sarana – prasarana, remunerasi, dll
KESIMPULAN
REGULASI : UUPK  Pembinaan Disiplin Profesi
Quality – Safety
Doing the right thing right
To the right patient
In the right place
By the right person
With the right procedure
With the right attitude / behaviour, and skill
- Perlindungan pada masyarakat
- Mutu pelayanan
- Kepastian Hukum
Hindari risiko – risiko gugatan dan pelanggaran
disiplin, etika, hukum
IJAZAH
+
SERTIFIKAT
KOMPETENSI
STR + SIP
PERLU DIKEMBANGKAN SISTEM
KOORDINASI PEMBINAAN DISIPLIN PROFESI DOKTER-DOKTER GIGI
PEMDA
BPJS
MEA
Kemenkes
Dinkes
Kemenristekdikti
AIPKI
AFDOKGI
MKEK/MKEKG

Meningkatkan kualitas dan
integritas dokter dan dokter gigi

Menjaga Harkat, Martabat
Profesi Dokter dan Dokter Gigi

Perlindungan Masyarakat

Taat Hukum
Kolegium
PERSI
ARSPI
MASYARAKAT
TERIMA KASIH
INDONESIA MEDICAL COUNCIL
PERAN KKI DALAM PENGAWALAN
Penyelenggaraan Praktik Kedokteran yang Baik;
Integritas, Profesionalisme, Disiplin Profesi
Dr. dr.Meliana Zailani, Sp.Ak.,MARS
Ketua Divisi Pembinaan
Konsil Kedokteran
1
INDONESIA MEDICAL COUNCIL
• Konsil Kedokteran Indonesia, (KKI ) adalah
suatu badan otonom, mandiri, nonstruktural, dan
bersifat independen, yang terdiri atas Konsil Kedokteran
dan Konsil Kedokteran Gigi
• Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia,
(MKDKI )adalah
lembaga yang berwenang untuk menentukan ada
tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi
dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan
kedokteran gigi dan menetapkan sanksi
2
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
MELINDUNGI
MASYARAKAT
KEPASTIAN
HUKUM
PENEGAKAN
DISIPLIN
PROFESI
REGISTRASI
STD PENDIDIKAN
PEMBINAAN
JAGA MUTU
INDONESIA MEDICAL COUNCIL
PEMBINAAN
ENTRY
BEST
PRACTICE
SUSPEND/PENCABUTAN
STR
Education
& Training
Risk
management
Clinical
audit
Clinical
Governance
Accountability
Research &
development
Clinical
Effectiveness
management and organisational framework
untuk peningkatan mutu
Model Patient Centered Care
(Interdisciplinary Team Model – Interprofessional Collaboration)
DPJP
Perawat
• Clinical/Team
Leader
• Review Asuhan
• Secara kolaboratif
melakukan sintesa
& integrasi asuhan
pasien
Fisio
terapis
Apoteker
Pasien,
Keluarga
Radio
grafer
Ahli
Gizi
Analis
Lainnya
1. Patient Centered Care (PCC)  Pasien adalah pusat pelayanan, Pasien adalah
bagian dari tim
2. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) diposisikan di sekitar pasien, dgn kompetensi
yg memadai, sama pentingnya pada kontribusi profesinya, tugas mandiri, delegatif, kolaboratif, merupakan
model Tim Interdisiplin
3. Peran & fungsi DPJP : sebagai Clinical Leader, melakukan Review, Sintesa , Integrasi
asuhan pasien, Koordinasi (dapat oleh PPA lain)
4. PCC merupakan pendekatan modern, inovatif, sudah menjadi trend global dalam
KARS Dr.Nico Lumenta
pelayanan RS
Kewenangan Praktik
dokter/dokter gigi di RS
Sertifikat
Kompetensi
STR
SIP
Surat
Penugasan
Klinis
(RKK)
Kewenangan Praktik
dokter/dokter gigi di layanan primer
Sertifikat
Kompetensi
STR
SIP
???
Doing the thing right
Doing the right thing
Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi
Perkonsil no 4 tahun 2011
• adalah
ketaatan terhadap aturan- aturan dan/atau
ketentuan penerapan keilmuan dalam
pelaksanaan praktik kedokteran.
Pelanggaran Disiplin Profesional Dokter dan Dokter
Gigi sebagaimana dimaksud pada Perkonsil 4 tahun
2011 pasal 3 ayat (1) terdiri dari 28 bentuk:
Tidak/kurang
Kompeten
Pelanggaran
disiplin
Kelalaian
profesiona
l
Perilaku
tercela
Dapat dikelompokan dalam 3 katagori
kompetensi
a. melakukan Praktik Kedokteran dengan tidak kompeten;
b. tidak merujuk pasien kepada Dokter atau Dokter Gigi lain
yang memiliki kompetensi yang sesuai;
c. mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga kesehatan
tertentu yang tidak memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut;
d. menyediakan Dokter atau Dokter gigi pengganti
sementara yang tidak memiliki kompetensi dan
kewenangan yang sesuai atau tidak melakukan
pemberitahuan perihal penggantian tersebut;
e. menjalankan Praktik Kedokteran dalam kondisi tingkat
kesehatan fisik ataupun mental sedemikian rupa
sehingga tidak kompeten dan dapat membahayakan
pasien;
Kelalaian profesional
f. tidak melakukan tindakan/asuhan medis yang memadai pada
situasi tertentu yang dapat membahayakan pasien;
g. melakukan pemeriksaan atau pengobatan berlebihan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan pasien;
h. tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis, dan memadai
(adequate information) kepada pasien atau keluarganya dalam
Praktik Kedokteran;
i. melakukan tindakan/asuhan medis tanpa memperoleh
persetujuan dari pasien atau keluarga dekat, wali, atau
pengampunya;
J. tidak membuat atau tidak menyimpan rekam medis dengan
sengaja;
k. melakukan perbuatan yang bertujuan untuk menghentikan
kehamilan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
Kelalaian profesional
l.
melakukan perbuatan yang dapat mengakhiri kehidupan pasien
atas permintaan sendiri atau keluarganya;
m. menjalankan Praktik Kedokteran dengan menerapkan
pengetahuan, keterampilan, atau teknologi yang belum diterima
atau di luar tata cara Praktik Kedokteran yang layak;
n. melakukan penelitian dalam Praktik Kedokteran dengan
menggunakan manusia sebagai subjek penelitian tanpa
memperoleh persetujuan etik (ethical clearance) dari lembaga
yang diakui pemerintah;
o. tidak melakukan pertolongan darurat atas dasar
perikemanusiaan, padahal tidak membahayakan dirinya, kecuali
bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu
melakukannya;
Kelalaian profesional
p. menolak atau menghentikantindakan/asuhan medis
atau tindakan pengobatan terhadap pasien tanpa
alasan yang layak dan sah sesuai dengan ketentuan etika
profesi atau peraturan perundang-undangan yang berlaku;
q. membuka rahasia kedokteran;
r. membuat keterangan medis yang tidak didasarkan kepada
hasil pemeriksaan yang diketahuinya secara benar dan
patut;
s. turut serta dalam perbuatan yang termasuk tindakan
penyiksaan (torture) atau eksekusi hukuman mati;
Perilaku tercela
t. meresepkan atau memberikan obat golongan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya yang tidak sesuai
dengan ketentuan etika profesi atau peraturan perundangundangan yang berlaku;
u. melakukan pelecehan seksual, tindakan intimidasi, atau
tindakan kekerasan terhadap pasien dalam penyelenggaraan
Praktik Kedokteran;
v. menggunakan gelar akademik atau sebutan profesi yang
bukan haknya;
w. menerima imbalan sebagai hasil dari merujuk, meminta
pemeriksaan, atau memberikan resep obat/alat kesehatan;
Perilaku tercela
x. mengiklankan kemampuan/pelayanan atau kelebihan
kemampuanl pelayanan yang dimiliki baik lisan ataupun tulisan
yang tidak benar atau menyesatkan;y. adiksi pada narkotika,
psikotropika, alkohol, dan zat adiktif lainnya;
z. berpraktik dengan menggunakan surat tanda registrasi, surat
izin
praktik, dan/atau sertifikat kompetensi yang tidak sah
atau berpraktik tanpa memiliki surat izin praktik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
aa. tidak jujur dalam menentukan jasa medis;
bb tidak memberikan informasi, dokumen, dan alat bukti lainnya
yang diperlukan MKDKI I MKDKI-P untuk pemeriksaan atas
pengaduan dugaan pelanggaran Disiplin Profesional Dokter dan
Dokter Gigi;
disiplin
etik
hukum
PRAKTIK
KEDOKTERAN
ETIKA DOK
DISIPLIN DOK
HUKUM DOK
KODE ETIK .
KEDOKTERAN
ATURAN DISIPLIN
UU, PP, PERMEN,
KEPPRES DLL
1.
BENTUK:
1.
PENYUSUN ORGANISASI
PROFESI
NEGARA DAN KKI
NEGARA (DPR +
PEMERINTAH)
3.
SANKSI
MORAL/HATI
NURANI
NASEHAT/TEGURAN
PENGUCILAN
TEGURAN REEDUKASI
CABUT STR /SIP
MKEK/ MKEKG
(ANGGOTA ;
PROFESI)
MKDKI:
(ANGGOTA ;
- DOKTER
- DOKTER GIGI
- SARJANA HUKUM)
PIDANA:
DENDA/PENJARA
PERDATA:
GANTI RUGI
ADMINISTRASI:
PENCABUTAN
KEPUTUSAN
PENGADILAN:
-NEGERI
-TUN
(ANGGOTA: HAKIM
, SARJANA HUKUM)
4. PEMERIKSA
MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN PROFESI
MKDKI
PERKONSIL 32
Pengaduan
2015
Diterima
Ditolak
disidangkan
Tidak melanggar
disiplin
melanggar disiplin
rekomendasi :
peringatan tertulis
pencabutan STR
sementara atau tetap
Keputusan
KKI
Membuat keputusan :
Pemberian Peringatan tertulis
Pencabutan STR sementara
Bila lebih 3 bulan atau harus mengikuti
pelatihan/magang di RS yang ditunjuk
Kolegium/Perhimpunan profesi
Salinan STR dapat diberikan untuk keperluan
magang/pelatihan
Pencabutan STR tetap
Pembinaan disiplin profesi
bukan hukuman
KKI
OP
DINKES
PEMBINAAN
Profesi
dokter
PENGAWALAN PROFESI
MELINDUNGI MASYARAKAT
KOODINASI PEMBINAAN
OP
RS/FASYANKES
DOKTER
SEBAGAI
SUBJEK
DINKES/PEMERINTAH
KKI
Komunikasi Efektif
Dalam Praktik Kedokteran
Dipersiapkan oleh
Dr. Leila Mona Ganiem, S.Pd, M.Si
Bermanfaat Dunia - Akhirat
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSZCJ0fZ5ggRzxnFLAO--W-C1aZXu2x-hV4aULdUxMTWmlA128K2A
http://www.job-geek.com/wp-content/uploads/2008/11/out-fallview-surgeon.jpg
http://www.rspondokindah.co.id/images/gigi.jpg
http://www.obathipertensi.com/image/anakjenius/mencari-dokter-anak.jpg
http://4.bp.blogspot.com/_PXsU6gxsJFw/TE2s6EBkI8I/AAAAAAAAAPI/_uE9qwzT0dU/s1600/Doctor.jpg
DOKTER/DOKTER GIGI ADALAH
PAHLAWAN KESEHATAN…
http://www.drrodriguez.org/images/side_buttons/physician_image.jpg
http://3.bp.blogspot.com/_OLk_oOmotBU/Sx205u0NByI/AAAAAAAABWA/4mWLHzly01M/s1600/Mengapa+Dokter+Bedah+Menggunakan+Baju+Warna+Hijau.jpg
http://media.vivanews.com/images/2010/01/25/84102_wanita_diperiksa_dokter.jpg
http://www.themoringa.com/images/Physician_2.jpg
http://www.obathipertensi.com/image/anakjenius/mencari-dokter-anak.jpg
http://trihatmaningsih.files.wordpress.com/2009/06/bersahabat-dengan-dokter-foto-by-habiburrohman.jpg
Bagaimana
Praktik Kedokteran
yang Baik?
ALTRUISM
ACCOUNTABILITY
HUMANISME
EXCELLENCE
PROFESIONALISM
ETHICAL & LEGAL UNDERSTANDING
COMMUNICATION SKILL
CLINICAL COMPETENCE
SASARAN II :
PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Standar SKP II …
Rumah Sakit kembangkan peningkatan
efektifitas komunikasi antar para pemberi
pelayanan
SASARAN II :
PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF




Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau
hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima
perintah.
Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau
hasil pemeriksaan dibacakan secara lengkap oleh penerima
perintah.
Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi
perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan.
Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi
keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara
konsisten.
BERSAMA KITA MENJAGANYA
Pemerintah Pusat dan
Pemda
FAKULTAS
KEDOKTERAN
RS PENDIDIKAN
Mengapa Komunikasi
Dokter-Pasien Penting
Komunikasi menimbulkan kepercayaan’
http://i2.pcimg.org/news/u/2011/09/doctor-talking-with-patient-2.jpg
Sakit ... ketidakpastian tinggi.
Ketidakpastian menimbulkan stress
Komunikasi mengurangi ketidakpastian
http://newsimg.bbc.co.uk/media/images/45426000/jpg/_45426289_m540095-hospital_doctor_talking_to_patient_at_his_bedside-spl.jpg
http://gamat.org/wp-content/uploads/2009/04/hipokrates.jpg
Komunikasi efektif dokter menimbulkan kemungkinan
lebih besar pasien untuk sembuh
(Hipokrates, 400 th sm)
MANFAAT KOMUNIKASI EFEKTIF





Lebih akurat, komprehensif dalam mendiagnosa
Dapat mengumpulkan informasi masalah pasien dg
komprehensif, relevan, akurat
Mendeteksi emosi pasien dan merespon dg tepat
Pasien lebih puas dan kurang cemas atas masalahnya
Membuat pasien setuju dan mengikuti saran dokter
http://www.welldyne.com/images/USSpecialtyCareImage.jpg
Dokter yang cakap seharusnya juga komunikator yang cakap, memahami
ketidakpastian pasien & keluarga.
Dokter yang cakap, namun abai komunikasi… dianggap arogan dan
membahayakan kehidupan pasien dan kariernya sendiri
(Babrow & Dinn, 2005)
Kepedulian dokter mengurangi kecemasan, rasa sakit dan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan secara
umum
Komunikasi dokter – pasien
vital
karena untuk
memastikan dukungan terbaik
dan pelayanan pada pasien
Menyadari Peran Dokter
Juga Diharapkan
sebagai
Edukator
Motivator
Konselor
http://fotosa.ru/stock_photo/Corbis_RF/p_2539560.jpg
DOKTER TANGANI TUBUH PASIEN.
TANPA KOMUNIKASI, DOKTER MENGALAMI
HAMBATAN DALAM TUGASNYA
PERGESERAN PARADIGMA
Pendekatan Berfokus pada Dokter
Menjadi
Pendekatan Berfokus pada Pasien

Menghindari dan Meminimalisir dampak
Profesional Misconduct
http://www.nottingham.ac.uk/News/pressreleases/2010/April/774large440x124.jpg
HASIL RISET
Dokter yang di training skill komunikasi
lebih bagus dalam melakukan diagnosa
daripada yang tidak dilatih
PENGALAMAN MAHASISWA KEDOKTERAN
SEBELUM TRAINING KOMUNIKASI
Mereka tidak memperoleh semua informasi
yang diperlukan dari pasien
 Lupa bertanya tentang pengaruh penyakit
pasien pada dirinya dan keluarganya
 Gagal memperhatikan dan merespon sinyal
verbal dan nonverbal dari pasien
 Pasien kelihatan bosan ketika diinterview

REALITASNYA
Komunikasi
Dokter-Pasien
kurang diterapkan
dengan baik
PENGADUAN MKDKI


Lebih dari 350 Pengaduan hingga November
2015
Lebih dari 50% terkait masalah komunikasi.
TUNTUTAN PASIEN

Masalah komunikasi:
 Pasien
merasa ditinggalkan bila terjadi sesuatu hal
yang salah
 Pandangan pasien terdevaluasi
 Kurang informasi
 Perspektif pasien tidak dimengerti
ISU KOMPLAIN TERBESAR
Dokter tidak mendengarkan
 Dokter tidak memberi informasi
 Dokter kurang memperlihatkan kepedulian
atau kurang respek pada pasien

http://www.spartanburgregional.com/RegionalHospice/PublishingImages/hospice%20doctor-patient.jpg
MENYAMPAIKAN BERITA BURUK
Dokter kerap gagal, karena…
Tidak pernah diajarkan
Tidak punya persiapan
Tidak punya pengalaman
Percaya bahwa berita buruk bisa berdampak dirinya dimusuhi
Khawatir pasien kehilangan harapan
http://www.aolcdn.com/aol-body/doctor-patient-talking186wy100907.jpg
Kenyataannya
Pasien khawatir dan tertekan
Pasien lebih puas pada dokter yang menyatakan kebenaran
TANTANGAN…
600.000 masyarakat Indonesia
berobat ke luar negeri setiap tahunnya
(kebanyakan ke Malaysia dan Singapura).
TETANGGA KITA, PESAING KITA….
PERSEPSI RESPONDEN TERKAIT DOKTER (
ALASAN BEROBAT KE LUAR NEGERI)
Faktor
%
Keyakinan kemampuan dokter menangani
masalah/penyakit yang diderita
34,50%
Kemudahan menemui dokter yang diinginkan
29,50%
Transparansi hasil diagnosa (penjelasan tentang
penyakit yang diderita)
19,00%
Keramahtamahan dokter
23,50%
ALASAN PASIEN PINDAH DOKTER






Dokter tidak menyediakan waktu yang cukup untuk pasien
Dokter tidak ramah
Dokter tidak menjawab pertanyaan dengan jujur dan lengkap
Dokter kurang berpengetahuan dan kurang kompeten
Dokter tidak memperlakukan pasien dengan hormat
Dokter tidak selalu ada ditempat bila diperlukan
51%
42%
40%
37%
27%
27%
(Nazario, 1992,B1)
(Human Communication 2 Steward Tubs & Moss, terj 2000, h. 10)
PENTINGNYA PEMBELAJARAN BERKESINAMBUNGAN
Ketika Pendidikan
sudah diajarkan,
Mengapa
harus diingatkan kembali?
MANUSIA PENGHAYAT NILAI

Secara profesional dokter dan dokter gigi perlu
menghayati peran profesionalnya
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSatX26xmrbCMFovyOR6n6nNy5JEL2Wt1auZ9xIJeqVC-dVhaP8

Kita akan membahas

KOMUNIKASI DOKTER - PASIEN
http://siantarblogger.files.wordpress.com/2010/07/ilustrasi3.jpg
PERAN KOMUNIKASI
Meyakinkan
 Membangun dan mempertahankan hubungan
 Menyampaikan perasaan
 Membujuk
 Membuat keputusan
 Memberikan informasi
 Mengurangi stress
 Menyelesaikan masalah

KOMUNIKASI EFEKTIF
DALAM KOMUNIKASI TERDAPAT
Dimensi Isi…
 Dimensi Hubungan

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Praktikal… menjadi sembuh
 Personal … disayang, dihargai, diminta
persetujuannya, didengarkan dan dianggap
keluhannya, diperhatikan, ditingkatkan harga
dirinya, dihormati rahasianya…..

PRINSIPNYA

Komunikasi sama makna
http://sjfruitsonline.com.sg/image/cache/data/jambu1-700x700.jpg
DOKTER MENDENGARKAN
Perlu berkonsentrasi dan memperhatikan
pernyataan pasien.
 Memastikan apa yang dimaksud oleh pasien,
 Sesekali membuat pertanyaan atau pernyataan
klarifikasi.

PERLUNYA PERAN AKTIF DOKTER
Ada Kesenjangan informasi dan pengetahuan
yang ada antara dokter dan pasien,
 Dokter proaktif pastikan apakah pasien benarbenar memahami pesan yang telah
disampaikannya.
 Check – Recheck (Pastikan Konfirmasi)

CONTOH: INFORMED CONSENT

Dokter berasumsi pasien/keluarga paham
Hal Terkait Komunikasi
Yang Perlu Ditingkatkan
Dokter-Dokter Gigi
Proses
Interaksi
http://blstb.msn.com/i/DB/88876BDC84B0302A8D26A34AA5F6BE.jpg
Sambut
Perjelas Masalah Pasien - Dengarkan
Periksa - Diskusi
Sampaikan Info - Penuhi Kebutuhan
Tutup dengan Nyaman
Interaksi dokter-pasien
MEMAHAMI KOMUNIKAN
KETIKA MENGINTERVIEW






Hangat dan simpatik
Mudah diajak bicara
Memperkenalkan diri
Tampak percaya diri
Mendengarkan pasien dan memberi respon ucapan pasien
Bertanya yang mudah dimengerti
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQEs-hlwzNrnTOefk8Q-j3xaHG5nF17c6qXpeftQYEbQn7GCF8c

23% … pasien punya kesempatan menuntaskan penjelasannya

69% … kunjungan pasien, dokter melakukan interupsi, mengarahkan
pasien pada penyakit tertentu.

Rata-rata dokter memotong pembicaraan, setelah pasien mereka berbicara
hanya 18 detik (Taylor, 1999) di Indonesia mungkin lebih besar karena
paternalistik
75 % orang tidak
Efektif dalam
Mendengarkan
KETIKA BERBICARA
MENGUASAI KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN
BERITA BURUK

Dokter kerap gagal





Tidak pernah diajarkan
Tidak punya persiapan
Tidak punya pengalaman
Percaya bahwa berita buruk bisa berdampak dirinya
dimusuhi
Khawatir pasien kehilangan harapan
http://www.executivehm.com/media/media-news/news-thumb/100609/patient-communication.jpg
KENYATAANNYA


Jika tidak disampaikan, pasien khawatir dan tertekan
Lebih puas pada dokter yang menyatakan kebenaran
http://www.assistnews.net/images10/mi%20Physician-Patient%20Healing%20Relationship_320x213.jpg
SENSITIF PADA NONVERBAL & BUDAYA


Menggelengkan atau menganggukkan kepala tidak selalu
berarti ya atau tidak.
“Njeh…” beramakna beragam
http://prabata.blogdetik.com/files/2009/09/suc50237-300x225.jpg
http://getbetterhealth.com/wp-content/uploads/2010/09/doctor-with-hand-on-hand-of-female-alcoholic-going-through-detox.jpg
Kebutuhan pasien akan sentuhan tidak dipenuhi oleh profesional
medis
(Kreps dan Thornton, 1992)
Pijatan dan sentuhan oleh dokter dan perawat menghasilkan efek
positif pada pasien yang dirawat di rumah sakit
(Knapp dan Hall, 2002)
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRy_ilDmRDGtWnAuZ4X2iFfcLOUOBF4hhl-lp0mC63HaO9WnJ61

Apakah meja membatasi dokter dan pasien ketika konsultasi?
 Meja ditiadakan, 55,4% pasien duduk santai
 Meja tersedia, 10,8% pasien duduk santai (Rich, 1974)
http://www.infoviagra.net/wp-content/uploads/2008/08/doctor-patient.jpg
Cara Bicara
(suara)
http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2006/09/doctorpatient270906_228x324.jpg

Beberapa Profesional Misconduct
http://www.nottingham.ac.uk/News/pressreleases/2010/April/774large440x124.jpg
BEBERAPA PERILAKU PERSONAL PENYEBAB TERJADINYA PROFESSIONAL
MISCONDUCT
1.
2.
3.
Rasa malas, kurang berhati-hati
Gagal meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
Arogan, merusak profesionalisme dengan cara:
- Mengurangi kemampuan berfikir objektif
- Sulit berempati
- Over Confidence
Keserakahan pada kekayaan
- Motivasi utama adalah uang
- Manifestasi: - pemeriksaan/pengobatan berlebihan
- self referral
- Terima komisi dari industri farmasi, askes, dokter rujukan
Diambil dari Presentasi: dr. Merdias Almatsier, Sp. S(K)
LANJUTAN
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Membuka rahasia medis
Tidak jujur: curang, penipuan
Diskriminasi pasien
Penyalahgunaan kewenangan profesional
(professional abuse)
Gangguan fisik-mental
Keterampilan komunikasi yang buruk
Diambil dari Presentasi: dr. Merdias Almatsier, Sp. S(K)
EKSPEKTASI PASIEN TERHADAP DOKTER


Primer: kompetensi klinis
Sekunder: perilaku

Baik hati

Respectful (hormat)

Sopan

Bersungguh-sungguh

Perhatian

Mampu berkomunikasi efektif
Diambil dari Presentasi: dr. Merdias Almatsier, Sp. S(K)
DATA HASIL PENELITIAN (USA)
1.
2.
Terdapat eskalasi peningkatan tuntutan
malpraktik
Terdapat peningkatan biaya pertanggung
jawaban (liability cost) praktik kedokteran
Diambil dari Presentasi: dr. Merdias Almatsier, Sp. S(K)
RESPON DOKTER YANG SERING TERJADI SETELAH SUATU ERROR
Dokter tidak memberi tahu pasien, atau
 Dokter memberi informasi minimal tentang
error
 Dokter menghindari pasien


Diambil dari Presentasi: dr. Merdias Almatsier, Sp. S(K)
RESPON DOKTER SEHARUSNYA SETELAH TERJADI MEDICAL ERROR
1.
2.
Menjelaskan (disclose) kepada pasien
Minta maaf (apologize)
Permintaan maaf:
- mengakui adanya error + konsekwensi nya
- mengambil tanggung jawab
- menyampaikan penyesalan telah
menyebabkan cedera
- berjanji tidak mengulanginya
Diambil dari Presentasi: dr. Merdias Almatsier, Sp. S(K)
MENGAPA DOKTER TIDAK MENGHADAPI
PASCA MEDICAL ERROR
Khawatir dituntut malpraktik
 Khawatir rusaknya reputasi dokter
 budaya

http://peltzwalker.com/wp-content/uploads/2015/01/shutterstock_69634615-300x201.jpg
DAMPAK PENGUNGKAPAN ERROR DAN PERMINTAAN MAAF
Hasil penelitian
1.
2.
3.
4.
5.
Menurunkan tindakan “menyalahkan (blame) dan
marah
Meningkatkan “trust” pada dokter
Meningkatkan “relationship”
Menurunkan potensi risiko tuntutan malpraktik
Memudahkan penyelesaian klaim pasien
KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN
70-80% tuntutan malpraktik berkaitan
dengan kegagalan komunikasi
 Masalah komunikasi:

 Pasien
merasa ditinggalkan bila terjadi sesuatu
hal yang salah
 Pandangan pasien terdevaluasi
 Kurang informasi
 Perspektif pasien tidak dimengerti
KOMUNIKASI BURUK

Faktor utama:
 Terjadinya
tuntutan malpraktik
 Menurunnya penghargaan pada dokter
http://www.go4healthylife.com/content_images/dokter%20pasien(2)_thumbmedium.jpg
Kesimpulan
PRAKTIK KEDOKTERAN
Melibatkan etik dan moral yang tinggi.
Membutuhkan keahlian yang terus menerus
harus ditingkatkan mutunya
Kemampuan komunikasi adalah bagian besar
yang perlu ditingkatkan senantiasa oleh dokter
dan dokter gigi


Komunikasi efektif dapat cegah medical error
Pengungkapan (disclosure) setelah terjadinya
medical error dapat cegah tuntutan malpraktik
http://thepresidentpostindonesia.com/wp-content/uploads/2012/10/Dokter-Pasien.jpg
Wahai
Dokter – Dokter Gigi Indonesia,
Berkomunikasilah
MARI KITA BERSAMA MENDUKUNGNYA
Pemerintah Pusat dan
Pemda
FAKULTAS
KEDOKTERAN
RS PENDIDIKAN
Hubungan Kemitraan Antara
Pasien dan Dokter
Indah Suksmaningsih
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)
Pelayanan Kesehatan
 Memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau merupakan hak dasar warganegara
 Banyak unsur yang terlibat: manajemen rumah sakit, tenaga
kesehatan, tenaga administrasi, unit penunjang lainnya
 Pelayanan kesehatan perlu perlakuan khusus: ketelitian,
ketepatan, etika
 Sistem pembiayaan kesehatan masih belum memberi
jaminan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
 Kesenjangan pengetahuan (penyakit, pengobatan, obat)
antara dokter dan pasien masih sangat lebar
 Kesenjangan, ketidaktahuan, minimnya komunikasi 
ketidakpuasan pasien
Perangkat Hukum







UU Dasar 1945 dan perubahannya
UU Perlindungan Konsumen (UU No. 8/1999)
UU Praktik Kedokteran (UU No. 29/2004)
UU Kesehatan (UU No. 36 tahun 2009)
UU Rumah Sakit (UU No. 44 tahun 2009)
UU Pelayanan Publik (UU No. 25 tahun 2009)
Peraturan Pemerintah dan Peraturan/Keputusan
Menteri lainnya
UU Perlindungan Konsumen

Hak atas kenyamanan, keamanan, keselamatan




Memperoleh tindakan medis yang tepat (waktu dan jenis
penanganan) sesuai kebutuhan medis
Memperoleh pelayanan serta diperlakukan tidak menyalahi adat,
budaya, serta agama yang dianutnya
Sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi
Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur






Kondisi kesehatan
Diagnosa
Rencana tindakan termasuk manfaat dan risiko
Potensi kejadian yang tidak diharapkan
Alternatif tindakan termasuk risiko
Biaya dan waktu
UU Perlindungan Konsumen

Hak untuk memilih setelah informasi diperoleh dengan
lengkap



Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya







Sarana/tenaga kesehatan, tindakan
Second opinion
Partisipasi dalam pengambilan keputusan
Pemberian persetujuan tindakan
Hak untuk mendapatkan advokasi perlindungan
Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan 
upaya preventif dan paradigma sehat
Hak untuk diperlakukan dan dilayani dengan benar dan
terbebas dari perlakuan diskriminatif
Hak untuk dihargai, dijaga privasi dan kerahasiaan
Hak untuk mendapatkan kompensasi dan ganti rugi
UU Kesehatan

Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya
berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan
menghormati hak pasien




Standar profesi merupakan pedoman
Harus menghormati hak pasien
 Hak atas informasi,
 Hak memberikan persetujuan,
 Hak atas rahasia kedokteran,
 Hak atas pendapat kedua
Hak atas ganti rugi karena kesalahan atau kealpaan
tenaga medis
SE Ditjen Pelayanan Medik:


Hak mendapatkan informasi yang lengkap atas pelayanan;
Hak mendapatkan pelayanan rumah sakit yang bermutu
dan manusiawi
UU Praktik Kedokteran






Hak untuk mendapatkan penjelasan secara lengkap
Hak untuk meminta pendapat kedua
Hak untuk mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan
medis
Hak untuk menolak tindakan medis
Hak untuk mendapatkan isi rekam medis
Hak mendapat penjelasan sebelum persetujuan tindakan
medis:
 Diagnosa dan rencana tindakan
 Tujuan tindakan medis
 Risiko tindakan medis yang mungkin terjadi
 Alternatif tindakan medis dan risikonya
UU Rumah Sakit









Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di RS
Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi
Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional
Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi
Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
dan peraturan yang berlaku di RS
Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain yang mempunyai SIP baik di dalam maupun di luar RS
Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit termasuk data-data
medisnya
Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis tehadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
UU Rumah Sakit









Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan
Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama tidak mengganggu pasien lain
Memperoleh keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan
Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan RS terhadap
dirinya
Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaannya
Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
Menggugat dan atau menuntut RS apabila RS diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik perdata ataupun
pidana
Mengeluhkan pelayanan RS yagn tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
1
2
5
Bebas
memilih
dokter dan
petugas
kesehatan
Bebas memilih
unit layanan
kesehatan yang
ditawarkan
HAK
PASIEN
Bebas dari
perlakuan
diskriminatif
Memperoleh
informasi dan
pendidikan kesehatan
sebagai bagian dari Memahami isi
hak atas informasipersetujuan ijin pasien
(informed consent)
3
6
7
8
Dihargai, dilindungi
dan dijaga hak
pribadinya, mendapat
perlakuan yang baik
9
Hak untuk
10 Hak untuk
4
mendapatkan
ganti rugi
mengadu atas
kerugian
Tanggung Jawab Pasien

Memahami hak-haknya

Memahami tujuan dan biaya pemeriksaan serta
perlakuan yang akan diberikan


Memberikan informasi yang lengkap, akurat dan jujur,
termasuk bila sedang dalam perawatan dokter lain
Mengikuti proses pengobatan dan anjuran yang
diberikan
Bekerja sama dengan dokter selama proses pengobatan

Menepati perjanjian pertemuan dengan dokter

Etika tidak saja bicara mengenai tata
aturan atau tata krama, tetapi mengenai
pengambilan keputusan yang baik
Sumpah
Dokter dan Tenaga
Kesehatan lain
Berbagai kepentingan :



Sebagai ‘pegawai’ rumah sakit
Sebagai pelayan publik
Sebagai warga negara yang
membutuhkan pendidikan dan
keamanan secara sosial/ekonomi
Pasien
Tujuan utama pelayanan kesehatan
1
Pemerataan pelayanan
kesehatan secara adil bagi
seluruh warga negara
Konsumen
2
Kebebasan klinis dan
ekonomis bagi penyedia
pelayanan kesehatan
Penyedia
Jasa
Kesehatan
3
Pengawasan anggaran dan
biaya pada seluruh
pengeluaran pelayanan
kesehatan
Pemerintah
4 Kategori Permasalahan
Konsumen penyedia jasa :
1. Product knowledge
2. Business Process
3. Infrastructure
4. Human Resource
14
Product Knowledge
Treatment operasi kanker :
1. Disinar X Ray
2. Dikemo
3. Disinar dan di X Ray
15
Business Process
CONTOH
KASUS 1
Kasus pesanan gambar rontgen antara
dokter dan radipografer tidak sesuai. Yang
rugi konsumen karena harus rontgen lagi dan
dikenakan biaya
16
CONTOH
KASUS 2
Hasil foto tidak standar. Konsumen tidak
tahu ketika dokter menerima gambar foto
yang tidak standar
17
CONTOH
KASUS 3
Dalam proses rontgen harus ada
perlakuan yang dilakukan oleh penata
rongten yang namanya “Contrast”.
Ternyata alergi pada pasien. Pasien harus
mengeluarkan biaya tambahan untuk
alergi
18
Peran Lembaga Konsumen




Mengkritisi kebijakan atau perlakuan yang
mengabaikan hak-hak konsumen
Menyuarakan kepentingan konsumen
Menggalang kekuatan konsumen
Proses pemberdayaan konsumen
tahu
sadar
bertindak
berkelompok
Lembaga Penyelesaian Sengketa
UU Perlindungan Konsumen

Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya
Masyarakat (LPKSM)




Didorong untuk dibentuk sebagai inisiatif masyarakat
Sekitar 150 LPKSM di seluruh Indonesia
Fokus kegiatan bervariasi tergantung kemampuan dan
SDM organisasi
Tugas LPKSM



Menyebarkan informasi  meningkatkan kesadaran
masyarakat
Membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya 
menerima pengaduan
Melakukan pengawasan pelaksanaan perlindungan
konsumen
Lembaga Penyelesaian Sengketa




UU Praktik Kedokteran: apabila merasa dirugikan akibat
tindakan praktik kedokteran dapat melaporkan ke Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia 
Pengaduan dapat dilakukan secara tertulis ataupun
secara langsung
Keputusan MKDKI mengikat  dokter tidak bersalah
atau dikenai sanksi disiplin
Tidak menghilangkan hak untuk melaporkan atau
menggugat
Apabila ada dugaan pelanggaran etik dapat melaporkan
ke Majelis Kehormatan Etik Kedokteran  Organisasi
Profesi
Lembaga Penyelesaian Sengketa
UU Perlindungan Konsumen

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)





Diamanatkan dibentuk pemerintah di level pemerintahan
kota/kabupaten
Terdiri dari unsur pemerintah, konsumen, dan pelaku
usaha
Sampai saat ini baru sekitar 40 BPSK yang terbentuk
Tujuan: penyelesaian sengketa di luar pengadilan
Tugas:




Penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen 
mediasi, arbitrasi atau konsiliasi
Memutuskan dan menetapkan ada tidaknya kerugian
konsumen
Menjatuhkan sanksi terhadap pelanggar
Putusan bersifat final dan mengikat
Lembaga Penyelesaian Sengketa
UU Perlindungan Konsumen

Badan Perlindungan Konsumen Nasional



Ada di tingkat nasional dan bertanggung jawab pada
Presiden
Fungsi: memberi saran masukan dan pertimbangan terkait
upaya perlindungan konsumen
Tugas:





Memberi rekomendasi kebijakan
Melakukan penelitian
Menerima pengaduan
Menyebarkan informasi
Mendorong berkembangnya LPKSM
Lembaga Penyelesaian Sengketa





Selain karena kesalahan dan kelalaian tenaga medis,
sengketa dokter-pasien dapat terjadi karena kurangnya
komunikasi antara dokter dan pasien
Salah satu kewajiban dokter adalah memberikan informasi
yang jelas terkait kondisi, penyakit, rencana tindakan serta
kemungkinan kejadian yang tidak diinginkan, termasuk
memastikan apakah pasien memahami seluruh penjelasan
dokter
Belum ada institusi yang secara khusus menangani keluhan
dan ketidakpuasan pasien
Belum ada tempat penyelesaian sengketa khusus pelayanan
medis
Ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan dokter dapat
disampaikan dan diselesaikan dalam beberapa cara
Permasalahan Konsumen Layanan Medik
No
Permasalahan
1
Pelayanan Rumah Sakit mengecewakan
2
Tidak ada informasi mengenai penggunaan obat selama
dalam perawatan
3
Akibat/efek samping dari tindakan medis yang dilakukan
oleh pihak dokter di RS
4
Kelalaian petugas RS
5
Informasi yang diberikan oleh dokter tidak benar
6
Penggunaan obat oleh dokter yang tidak sesuai dengan
aturan pemakaian dari pabrik
Sumber : Bidang Pengaduan YLKI
Survei Pelayanan Dokter 2009

Keluhan terkait pelayanan dokter






Ketidakjelasan jam praktik dokter di rumah sakit
Waktu konsultasi yang terlalu singkat
Dokter tidak memberi penjelasan yang cukup
Dokter minta pasien melakukan pemeriksaan yang
berlebihan
Dokter enggan memberikan obat generik
Keluhan terkait pelayanan sarana kesehatan



Perilaku diskriminatif pada pasien miskin
Ketidakjelasan cakupan pelayanan asuransi
Hak dan kewajiban pasien ditempelkan di ruang
tunggu
Penutup



Dalam menindaklanjuti ketidakpuasan dan keluhan pasien,
seharusnya tidak dengan cara defensif, tetapi menunjukkan
upaya memperbaiki pelayanan
Kepuasan pasien terhadap respon yang diberikan sarana dan
tenaga kesehatan akan sangat menentukan persepsi pasien
terhadap rumah sakit dan dokter
Perlu ada regulasi yang mewajibkan setiap sarana pelayanan
kesehatan mempunyai tempat penyelesaian pengaduan yang
independen, sekurang-kurangnya memuat:





Ada bagian dan personel yang bertanggung jawab
Mekanisme penerimaan dan penanganan termasuk jangka waktu
penyelesaian
Memberikan laporan penanganan dan hasil penanganan
Memberikan laporan periodik pada Departemen Kesehatan
Asosiasi sarana kesehatan atau institusi pemerintah terkait
dapat membentuk institusi penyelesaian sengketa  alternatif
tempat penyelesaian sengketa di luar pengadilan
TERIMA KASIH
Download