LOGIKA MATEMATIKA

advertisement
LOGIKA MATEMATIKA
I. PENDAHULUAN
Logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam matematika dan
pelajaran-pelajaran lainnya, sehingga dapat membantu dan memberikan bekal
tambahan untuk menyampaikan pelajaran di sekolah. Dalam Logika dipelajari
metode-metode dan prinsip-prinsip yang dapat dipakai untuk membedakan cara
berpikir benar (correct) atau tidak benar (incorrect), sehingga dapat membantu
menyatakan ide-ide tepat dan tidak mempunyai arti ganda. Jadi, dalam ilmu logika
hanya mempelajari atau memperhatikan kebenaran dan kesalahan dari penalaran,
dan penarikan kesimpulan dari sebuah pernyataan atau lebih.
II. PERNYATAAN
Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai kebenaran benar
saja atau salah saja dan tidak kedua-duanya.
Istilah-istilah lain dari pernyataan adalah kalimat matematika tertutup, kalimat
tertutup, kalimat deklaratif, statement atau proposisi.
III. PERNYATAAN TUNGGAL DAN MAJEMUK
Suatu kalimat selain dibedakan atas pernyataan dan bukan pernyataan,
kalimat juga dibedakan pula atas pernyataan tunggal dan pernyataan majemuk.
Pernyataan tunggal atau pernyataan sederhana adalah pernyataan yang tidak
memuat pernyataan lain atau sebagai bagiannya, sedangkan pernyataan majemuk
dapat merupakan kalimat baru yang diperoleh dengan cara menggabungkan
beberapa pernyataan tunggal.
Dua pernyataan tunggal atau lebih dapat digabungkan menjadi sebuah
kalimat baru yang merupakan pernyataan majemuk, sedangkan tiap pernyataan
bagian dari pernyataan majemuk disebut komponen-komponen pernyataan
majemuk. Komponen-komponen dari pernyataan majemuk itu tidak selamanya
harus pernyataan tunggal, tetapi mungkin saja pernyataan majemuk. Namun yang
terpenting adalah bagaimana menggabungkan pernyataan-pernyataan tunggal
menjadi pernyataan majemuk.
LOGIKA MATEMATIKA -
1
Untuk menggabungkan pernyataan-pernyataan tunggal menjadi pernyataan
majemuk dapat dipakai kata gabung atau kata perangkai yang disebut operasioperasi logika matematika.
Contoh:
1. Jakarta adalah ibukota negara RI
2. Merah putih adalah bendera negara RI
3. 2 adalah bilangan prima yang genap
4. Jika suatu bilangan habis dibagi dua maka bilangan itu genap
Soal:
Buatlah contoh pernyataan tunggal dan majemuk, kemudian tentukan nilai
kebenarannya!
IV. OPERASI LOGIKA
Adapun operasi-operasi yang dapat membentuk pernyataan majemuk adalah
1. Negasi atau ingkaran, dengan kata perangkai tidaklah benar, simbol “ ~ “
2. Konjungsi, dengan kata perangkai dan, simbol “  “
3. Disjungsi, dengan kata perangkai atau, simbol “  “
4. Implikasi, dengan kata perangkai Jika ……, maka …….., simbol “  “
5. Biimplikasi, dengan kata perangkai …….jika dan hanya jika ……., simbol “  “
Contoh pernyataan majemuk:
1. Bunga mawar berwarna merah dan bunga melati berwarna putih
2. Ani dan Ana anak kembar
3. Cuaca hari ini mendung atau cerah
2
4. Jika x = 0 maka x  x
5. Suatu segitiga dikatakan segitiga sama sisi jika dan hanya jika ketiga sudutnya
sama
LOGIKA MATEMATIKA -
2
V. TABEL KEBENARAN
1. Operasi Negasi
Operasi negasi atau ingkaran adalah operasi yang dikenakan hanya pada
sebuah pernyataan. Operasi negasi dilambangkan “ ~ “
Jika p adalah pernyataan tunggal, maka ~p adalah pernyataan majemuk.
Negasi dari suatu pernyataan yang bernilai benar adalah salah dan negasi dari
suatu pernyataan yang bernilai salah adalah benar.
Definisi: Suatu pernyataan dan negasinya mempunyai nilai kebenaran yang
berlawanan
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:
p
~p
B
S
S
B
Contoh:
p
: Jakarta ibukota negara Republik Indonesia
~ p : Jakarta bukan ibukota negara Republik Indonesia
2. Operasi Konjungsi
Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua
pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai dan disebut konjungsi. Operasi
konjungsi dilambangkan dengan “  “
Definisi: Sebuah konjungsi bernilai benar jika komponen-komponennya bernilai
benar, dan bernilai salah jika salah satu dari komponennya bernilai salah
LOGIKA MATEMATIKA -
3
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:
p
q
pq
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
S
3. Operasi Disjungsi
Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua
pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai atau disebut disjungsi. Operasi
disjungsi dilambangkan dengan “  “
Definisi: Sebuah disjungsi inklusif bernilai benar jika paling sedikit salah satu
komponennya bernilai benar, sedangkan disjungsi eksklusif bernilai benar
jika paling sedikit komponennya bernilai benar tetapi tidak kedua-duanya.
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:
Disjungsi Inklusif:
Disjungsi Eksklusif:
p
q
pq
p
q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
B
B
S
B
B
S
S
B
S
B
S
p  q
S
B
B
S
4. Operasi Implikasi
Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua
pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai Jika …. maka ….. disebut
implikasi. Operasi implikasi dilambangkan dengan “  “
Definisi: Sebuah pernyataan implikasi hanya salah jika antesedennya benar dan
konsekwennya salah, dalam kemungkinan lainnya implikasi bernilai benar.
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:
LOGIKA MATEMATIKA -
4
p
q
p  q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
B
B
5. Operasi Bi-implikasi
Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua
pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai …… jika dan hanya jika ……
disebut biimplikasi. Operasi biimplikasi dilambangkan dengan “  “
Definisi: Sebuah pernyataan biimplikasi bernilai benar jika komponen-koponennya
mempunyai nilai kebenaran sama, dan jika komponen-koponennya
mempunyai nilai kebenaran tidak sama maka biimplikasi bernilai salah.
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:
p
q
p  q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
B
VI. BENTUK-BENTUK PERNYATAAN
Bentuk-bentuk pernyataan dalam logika dibedakan dalam:
1. Kontradiksi
2. Tautologi
3. Kontingensi
Kontradiksi adalah suatu bentuk pernyataan yang hanya mempunyai contoh
substitusi yang salah, atau sebuah pernyataan majemuk yang salah dalam segala
hal tanpa memandang nilai kebenaran dari komponen-komponennya.
LOGIKA MATEMATIKA -
5
Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang benar dalam segala hal, tanpa
memandang nilai kebenaran dari komponen-komponennya.
Kontingensi adalah sebuah pernyataan majemuk yang bukan suatu tautologi
maupun kontradiksi.
Contoh:
Selidiki pernyataan di bawah ini apakah suatu tautologi, kontradiksi atau
kontingensi!
( ~p  q ) v ( q  p )
p
q
~p
~pq
B
B
S
S
B
S
B
S
S
S
B
B
S
S
B
S
q  p ( ~p  q ) v ( q  p )
B
B
S
B
B
B
B
B
Karena pada tabel kebenaran di atas benar semua, maka pernyataan di atas suatu
tautologi
Soal:
Selidiki apakah pernyataan-pernyataan di bawah ini suatu tautologi, kontradiksi atau
kontingensi!
1. ( p  q )  p
2. ( p  q )  [ ( ~ q  r )  ( r  p ) ]
3. ( p v q )  ( ~ p  q )
VII. IMPLIKASI LOGIS DAN EKWIVALEN LOGIS
Suatu bentuk pernyataan implikasi yang merupakan tautologi disebut
implikasi logis.
Contoh:
p
q
pq
(pq)p
[(pq)p]p
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
B
B
B
S
S
S
B
B
B
B
LOGIKA MATEMATIKA -
6
Dua atau lebih pernyataan majemuk yang mempunyai nilai kebenaran sama
disebut ekwivalen logis dengan notasi “  “ atau “  “
Contoh:
p
q
p q
pq
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
B
B
S
B
B
qp (pq)(qp)
B
B
S
B
B
S
S
B
Karena p  q mempunyai nilai kebenaran sama dengan ( p  q )  ( q  p ),
maka kedua pernyataan majemuk di atas disebut ekwivalen logis.
Jadi, p  q  ( p  q )  ( q  p )
Soal:
Selidiki apakah pernyataan di bawah ini apakah implikasi logis atau ekwivalen logis!
1. [( p  q ) v r ]  [( p  ~ q ) v r]
2. [ ~ ( p  q )]  ( p  q )
VIII. KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI
 Jika suatu bentuk implikasi p  q diubah menjadi q  p disebut konvers
 Jika suatu bentuk implikasi p  q diubah menjadi ~ p  ~ q disebut invers
 Jika suatu bentuk implikasi p  q diubah menjadi ~ q  ~ p disebut
kontraposisi
Skema konvers, invers dan kontraposisi dapat dilihat sbb:
konvers
pq
invers
qp
kontraposisi
~p  ~q
invers
~q  ~p
konvers
LOGIKA MATEMATIKA -
7
Contoh:
Carilah konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan:
“ Jika binatang itu bertubuh besar maka binatang itu disebut gajah “
Konvers
: Jika binatang itu disebut gajah maka binatang itu bertubuh besar
Invers
: Jika binatanag itu tidak bertubuh besar maka binatang itu bukan gajah
Kontraposisi: Jika binatang itu bukan gajah maka binatang itu tidak bertubuh besar
Soal:
Buatlah konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan:
1. Jika dua buah garis saling tegak lurus maka kedua garis itu membentuk sudut
siku-siku
2
2. Jika x = 3 maka x = 9
IX. PENGERTIAN KUANTOR
Suatu Kuantor adalah suatu ucapan yang apabila dibubuhkan pada suatu
kalimat terbuka akan mengubah kalimat terbuka tersebut menjadi suatu kalimat
tertutup atau pernyataan.
Kuantor dibedakan atas:
1. Kuantor Universal/ Umum ( Universal Quantifier ), notasinya : “  ”
2. Kuantor Khusus ( Kuantor ( Eksistensial Quantifier ), notasinya : “  “
Contoh:
Jika p(x) kalimat terbuka: x + 3 > 5
Apabila pada kalimat terbuka di atas dibubuhi kuantor, maka:  x, x + 3 > 5 ( S )
atau  x, x + 3 > 5 ( B )
Jika x  bilangan bulat, maka tentukan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan
di bawah ini!
1. (  x) (  y ) ( x + 2y = 7 )
2. (  x) (  y) (x + 2y = x)
3. (  x) (  y) ( x > y )
4. (  x) (  y) ( x.y = 1 )
LOGIKA MATEMATIKA -
8
X. PERNYATAAN BERKUANTOR
Contoh pernyataan berkuantor:
1. Semua manusia fana
2. Semua mahasiswa mempunyai kartu mahasiswa
3. Ada bunga mawar yang berwarna merah
4. Tidak ada manusia yang tingginya 3 meter
Untuk memberikan notasi pada pernyataan berkuantor maka harus dibuat fungsi
proposisinya terlebih dahulu, misalnya untuk pernyataan “Semua manusia fana”
maka kita buat fungsi proposisi untuk manusia M(x) dan fana F(x), sehingga notasi
dari semua manusia fana adalah  x, M(x)  F(x)
Buatlah notasi untuk pernyataan berkuantor di bawah ini!
1. Semua pedagang asongan adalah pejalan kaki ( A(x), K(x) )
2. Ada mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas ( M(x), T(x) )
3. Beberapa murid ikut lomba Porseni ( M(x), L(x) )
4. Semua guru diharuskan berpakaian seragam ( G(x), S(x) )
XI. NEGASI PERNYATAAN BERKUANTOR
Negasi pernyataan berkuantor adalah lawan/ kebalikan dari pernyataan
berkuantor tersebut.
Contoh:
Negasi dari pernyataan: “ Semua mahasiswa tidak mengerjakan tugas “ adalah
“ Ada mahasiswa yang mengerjakan tugas “
Jika diberikan notasi, maka pernyataan di atas menjadi:
 x, M(x)  T ( x ) , negasinya  x, M(x)  T(x)
Soal:
Buatlah negasi dari pernyataan-pernyataan berkuantor pada soal sebelumnya!
LOGIKA MATEMATIKA -
9
XII. ARGUMEN
Argumen adalah kumpulan pernyataan, baik tunggal maupun majemuk
dimana pernyataan-pernyataan sebelumnya disebut premis-premis dan pernyataan
terakhir disebut konklusi/ kesimpulan dari argumen.
Contoh:
1. p  q
2. p /  q
1. ( p  q )  ( r  s )
2. ~ q v ~ s / ~ p v ~ r
1. p
2. q / p  q
XIII. BUKTI KEABSAHAN ARGUMEN
Bukti keabsahan argumen dapat melalui:
1. Tabel Kebenaran
2. Aturan Penyimpulan
Untuk argumen sederhana atau argumen yang premis-premisnya hanya sedikit
bukti keabsahan argumen dapat menggunakan tabel kebenaran, namun untuk
argumen yang premis-premisnya kompleks harus menggunakan aturan-aturan yang
ada pada logika diantaranya aturan penyimpulan.
Contoh:
Buktikan keabsahan argumen
1. 1. p  q
2. ~ q / ~p
2. 1. a  b
2. c  d
3. ( ~b v ~d )  ( ~a v ~b )/ ~a v ~c
LOGIKA MATEMATIKA -
10
Bukti:
Soal no. 1 menggunakan tabel kebenaran
p
q ~p ~q p  q [( p  q)  ~q] [(p  q)  ~q]  ~p
B
B
S
S
B
S
B
S
S
S
B
B
S
B
S
B
B
S
B
B
S
S
S
B
B
B
B
B
Karena dari tabel kebenaran di atas menunjukkan tautologi, maka argumen sah
Soal no. 2 menggunakan aturan penyimpulan
1. a  b
2. c  d
3. ( ~b v ~d )  ( ~a v ~b )/ ~a v ~c
4. ( a  b )  ( c  d ) 1,2 Conj
5. ( ~b v ~d )
3, Simpl
6. ~ a v ~c
4,5 DD
Soal:
Buktikan keabsahan argumen:
1. e  ( f  ~g)
2. ( f v g )  h
3. e / h
XIV. ATURAN PENYIMPULAN
1. Modus Ponens (MP)
pq
p /q
2. Modus Tolens (MT)
pq
~q / ~p
3. Hypothetical Syllogisme (HS)
pq
q  r / p  r
LOGIKA MATEMATIKA -
11
4. Disjunctive Syllogisme (DS)
pvq
~p/q
5. Constructive Dillema (CD)
(pq)(rs)
p v r / q v s
6. Destructive Dillema (DD)
(pq)(rs)
~ q v ~ s / ~p v ~r
7. Conjunction (Conj)
p
q / p  q
8. Simplification (Simpl)
pq
p
9. Addition ( Add)
p
p v q
XV. ATURAN PENGGANTIAN
1. De Morgan
a. ~ ( p  q )  ~ p V ~ q
b. ~ ( p V q )  ~ p  ~ q
2. Komutatif
a. ( p  q )  ( q  p )
b. ( p V q )  ( q V p )
3. Asosiatif
a. ( p V q ) V r  p V ( q V r )
b. ( p  q )  r  p  ( q  r )
4. Distributif
a. ( p V q )  r  ( p  r ) V ( q  r )
b. ( p  q ) V r  ( p V r )  ( q V r )
5. Dobel Negasi
~(~p)p
LOGIKA MATEMATIKA -
12
6. Implikasi
pq~pVq
7. Material Equivalen
a. p  q  ( p  q )  ( q  p )
b. p  q  ( p  q ) V ( ~ p  ~ q )
8. Eksportasi
p(qr)(pq)r
9. Transposisi
pq~q~p
10. Tautologi
a. ( p v p )  p
b. ( p  p )  p
Contoh:
Selidiki keabsahan argumen di bawah ini!
1. a  ( b c )
2. c  ( d  e ) / a  ( b  d )
3. ( a  b )  c
1, Eksportasi
4. ( a  b )  ( d  e )
3,4, Hypothetical Syllogisme
5. ~ ( a  b ) V ( d  e )
4, Implikasi
6. ( ~ a V ~ b ) V ( d  e )
5, De Morgan
7. [(~ a V ~ b ) V d ]  [(~ a V ~ b ) V e ] 6, Distribusi
8. (~ a V ~ b ) V d
7, Simplifikasi
9. ~ a V ( ~ b V d )
8, Asosiasi
10. a  ( b  d )
9, Implikasi
Soal:
Buktikan keabsahan argumen di bawah ini!
1. ( k V l )  ~ ( m  n )
2. ( ~ m V ~ n )  ( o  p )
3. ( o  p )  ( q  r ) / ( l V k )  ( r  q )
LOGIKA MATEMATIKA -
13
XVI. HUBUNGAN ANTARA LOGIKA DAN HIMPUNAN
1. Semua bilangan bulat adalah bilangan real ( B(x); R(x) )
x, B(x)  R(x)
B(x)
R(x)
2. Ada bilangan prima yang genap ( P(x); G(x) )
 x, P(x)  G(x)
2
P(x)
G(x)
3. Tidak ada bilangan ganjil yang genap ( J(x); G(x) )
Ekuivalen dengan: Semua bilangan ganjil bukan bilangan genap
x, J(x)  ~ G(x)
J(x)
~ G(x)
LOGIKA MATEMATIKA -
14
LEMBAR KERJA
1. Selidiki apakah pernyataan di bawah ini tautologi, kontradiksi atau kontingensi
a. ( p v q )  ( ~ p  r )
b. [( p  q )  ( q  p )]  ( p  q )
c. ( p  q )  ( p  ~q )
2. Selidiki apakah pernyataan di bawah ini implikasi logis, ekwivalen logis atau tidak
kedua-duanya
a. [( p  q )  r]  [( p  ~q ) v r]
b. [( p  q )  r]  ( p v q )
c. [p  ( q  r )]  [( p  q )  r]
3. Buktikan keabsahan argumen di bawah ini!
1. j  k
2. j v ( k v ~l )
3. ~ k /  ~l v ~k
4. Ubahlah kalimat di bawah ini ke dalam notasi logika!
a. Tidak semua bunga mawar berwarna merah (B(x), M(x))
b. Semua mahasiswa baru harus mendaftar ulang (M(x), U(x))
c. Ada bilangan prima yang genap (P(x), G(x))
d. Beberapa tamu yang datang pejabat negara (T(x), P(x))
e. Tidak semua penumpang memiliki karcis (P(x), K(x))
SELAMAT BEKERJA
LOGIKA MATEMATIKA -
15
KOMBINATORIK, PELUANG DAN STATISTIKA
1. KOMBINATORIK
Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai persoalan-persoalan sebagai
berikut:
1. Dengan berapa cara dapat disusun n obyek menurut aturan tertentu?
2. Dengan berapa cara pengambilan sejumlah r obyek dari n obyek yang ada, bila
r < n?
3. Dengan berapa cara sesuatu kejadian kejadian dapat terjadi?
Persoalan-persoalan di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan kombinatorik
Ada 2 (dua) prinsip pokok yang dipakai untuk menyelesaikan persoalan
kombinatorik, yaitu prinsip penjumlahan dan prinsip perkalian.
Contoh:
Untuk Prinsip Penjumlahan
 Suatu klub sepak bola mempunyai 40 anggota sedangkan klub bulutangkis
mempunyai 20 anggota.
a. Jika tidak ada anggota sepak bola yang merangkap menjadi anggota
bulutangkis, maka jumlah anggota kedau klub adalah 40 + 20 = 60 anggota
Jika kedua himpunan tidak beririsan, maka jumlah anggota kedua klub
ditambahkan.
b. Jika ada 7 anggota yang merangkap menjadi anggota kedua klub, maka
dibentuk 3 himpunan yang saling lepas atau tidak beririsan, yaitu:
(i) Himpunan I terdiri dari pemain sepak bola saja
(ii) Himpunan II terdiri dari pemain bulutangkis saja
(iii) Himpunan III terdiri dari pemain sepak bola dan bulutangkis
Ketiga himpunan ini saling lepas dengan masing-masing anggota 40-7, 20-7
dan 7, dengan demikian jumlah anggota dari kedua klub adalah 33+13+7= 53
Cara lain untuk memperoleh hasil di atas adalah dengan rumus
n(AB)=n(A)+n(B)-n(AB)
 Untuk Prinsip Perkalian
Ahmad pergi dari kota A ke kota C dan harus melalui kota B. Dari kota A ke kota
B ada 3 jalan alternatif dan dari kota B ke kota C ada 2 jalan alternatif. Dengan
berapa banyak cara Ahmad bepergian dari kota A ke kota C?
A
B
C
Dengan demikian, menurut prinsip perkalian banyaknya cara bepergian dari kota
A ke kota C adalah 3 . 2 = 6 cara
LOGIKA MATEMATIKA -
16
Soal:
Diketahui empat angka 1, 2, 5, 8
a. Tentukan banyaknya bilangan yang terdiri dari dua angka diketahui.
b. Tuliskan semua bilangan tersebut
c. Berapa banyak bilangan yang bernilai ganjil
1.1. Permutasi
Definisi:
Susunan n unsur berbeda dengan memperhatikan urutannya disebut
permutasi dari n unsur tersebut.
n
P  n!
n
Definisi:
Misalkan n bilangan asli. n faktorial atau n! adalah 1.2.3. . . . . . n
dan 0! = 1
Sifat 1:
Banyaknya permutasi dari r unsur ( r  n ) yang diambil dari n unsur berbeda
adalah :
P 
n r
n!
(n  r )!
Sifat 2:
Banyaknya permutasi dari n unsur dimana terdapat k unsur yang masingn!
masing muncul q1 , q 2 ,.........., q k kali adalah: P 
q ! q !........ q !
1
2
k
Sifat 3:
Banyaknya permutasi siklis dari n unsur adalah: ( n - 1 )!
1.2. Kombinasi
Kombinasi adalah permutasi yang tidak memperhatikan urutan obyek.
Sifat :
n!
Kombinasi r unsur ( r  n ) dari n unsur adalah: n Cr 
r !(n  r )!
1.3. Binomium Newton
n
(a  b)   Cr a
n
n
n r
b
r
r 0
Soal:
1. Diketahui enam angka yaitu: 0, 1, 2, 3, 4 dan 5
a. Berapa banyak bilangan yang dapat dibentuk dari enam angka yang diketahui
terdiri dari tiga angka (digit), bila tiap angka hanya dapat digunakan sekali
b. Berapa banyak daripadanya yang merupakan bilangan genap
c. Berapa banyak yang lebih besar dari 330
2. Dengan berapa carakah enam pohon dapat ditanam membentuk lingkaran?
3. Dari kelompok yang yang terdiri atas lima pria dan tiga wanita, berapa banyak
panitia yang beranggotakan tiga orang dapat dibentuk:
LOGIKA MATEMATIKA -
17
a. tanpa pembatasan?
b. dengan dua pria dan seorang wanita?
c. dengan seorang wanita dan dua orang wanita bila seorang wanita tertentu
harus ikut dalam panitia?
7
4. Tentukan koefisien x dari (2x - 3)
10
2. PELUANG
2.1. Pendahuluan
Teori Peluang dikembangkan pada abad ke XVII oleh ahli matematika dari
Perancis yang bernama Pierre de Fermat dan Blaise Pascal. Awalnya teori peluang
dimulai dari permainan judi atau permainan yang bersifat untung-untungan. Dalam
teori peluang banyak dijumpai soal-soal yang berkaitan dengan uang logam, dadu,
kartu bridge dan lain-lain.
Adapun tujuan mempelajari teori peluang agar siswa dapat menjelaskan konsepkonsep dasar teori peluang supaya lebih mudah dipahami dan melatih kemampuan
siswa dalam hal berolah pikir.
2.2. Pengertian Ruang Sampel dan Kejadian
Ruang Sampel adalah seluruh kemungkinan yang terjadi dalam suatu percobaan
Ruang Sampel biasanya dilambangkan dengan huruf besar “ S “
Contoh:
1. Pada percobaan melempar sebuah dadu, maka ruang sampelnya ditulis:
S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
2. Pada percobaan melempar sebuah mata uang logam
S = { Angka, Gambar } atau S = { A, G }
S = { Muka , Belakang } atau S = { M, B }
Kejadian adalah bagian dari ruang sampel, biasanya untuk melambangkan suatu
kejadian digunakan huruf besar.
Contoh:
1. Pada percobaan melempar sebuah dadu.
a. Jika A adalah kejadian muncul mata dadu bilangan genap, maka:
A = { 2, 4, 6 }
b. Jika B adalah kejadian muncul mata dadu bilangan prima, maka:
B = { 2, 3, 5 }
c. Jika C adalah kejadian muncul mata dadu yang merupakan faktor dari 12,
maka:
C = { 1, 2, 3, 4, 6 }
2. Pada percobaan melempar dua mata uang logam.
a. Jika P adalah kejadian kedua mata uang muncul Angka, maka:
P = { AA }
b. Jika Q adalah kejadian muncul 1 Angka dan 1 Gambar, maka:
Q = { AG, GA }
Latihan 1:
1. Jika 3 buah uang logam dilempar, tentukan:
a. Ruang Sampel S
b. Kejadian R yaitu kejadian muncul semuanya gambar
LOGIKA MATEMATIKA -
18
c. Kejadian S yaitu kejadian muncul satu angka dan dua gambar
2. 2 buah dadu dilempar, yaitu dadu I dan dadu II, tentukan:
a. Ruang Sampel S
b. Kejadian A yaitu kejadian muncul jumlah kedua mata dadu sama dengan 7
c. Kejadian B yaitu kejadian muncul mata dadu I angka 2
2.3. Peluang Suatu Kejadian
Menghitung Peluang dengan menggunakan Pendekatan Frekuensi Nisbi atau
Frekuensi Relatif
Contoh:
1. Jika sebuah uang logam dilempar sebanyak 15 kali, kemudian pada setiap
lemparan hasilnya dicatat dan diperoleh frekuensi muncul angka sebanyak 7 kali,
7
maka frekuensi relatif muncul angka =
15
2. Jika sebuah uang logam dilempar sebanyak 50 kali, kemudian pada setiap
lemparan hasilnya dicatat dan diperoleh frekuensi muncul gambar sebanyak 28
28
kali, maka frekuensi relatif muncul gambar =
50
Jadi, peluang suatu kejadian secara frekuensi relatif adalah perbandingan
banyaknya kejadian yang muncul dengan banyaknya percobaan yang dilakukan
dalam waktu tertentu.
Peluang. kejadian.sec ara. frekuensi. relatif 
banyaknya. kejadian. yang. muncul
banyaknya. percobaan. yang. dilakukan
Latihan 2:
Lakukan percobaan di bawah ini dengan kelompokmu !
1. Melempar sebuah uang logam sebanyak: 25 kali, 30 kali, 50 kali, dan 100 kali
Kemudian hitung peluang secara frekuensi relatif munculnya gambar!
2. Melempar sebuah dadu sebanyak 10 kali, kemudian hitung peluang secara
frekuensi relatif
a. munculnya mata dadu bilangan prima
b. munculnya mata dadu 5
c. munculnya mata dadu 2
Menghitung Peluang Secara Klasik
Pada percobaan melempar sebuah mata uang logam, maka peluang muncul
1
gambar =
2
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ruang Sampel pada percobaan melempar sebuah uang logam adalah S = { A, G }
LOGIKA MATEMATIKA -
19
banyaknya anggota S atau n (S) = 2, sedangkan kejadian muncul gambar sebanyak
1 atau n (G) = 1, sehingga peluang kejadian muncul gambar pada percobaan
n( G )
melempar sebuah mata uang logam: p =
n( S )
1
Jadi, p =
2
Menghitung Peluang dengan Definisi Aksioma Peluang
Setiap kejadian di ruang sampel dikaitkan dengan bilangan antara 0 dan 1, bilangan
ini disebut peluang.
a. Kejadian yang tak mungkin terjadi mempunyai peluang nol
b. Kejadian yang pasti terjadi mempunyai peluang satu
c. Peluang dari kejadian A bernilai antara 0 dan 1
d. Jika A dan B dua kejadian sehingga A  B = , maka
P(AB)=P(A)+P(B)
e. Jika A dan B dua kejadian sehingga A  B  , maka
P(AB)=P(A)+P(B)-P(AB)
Soal:
1. Sebuah dadu dilempar 100 kali. Hasil lemparan dicatat dalam bentuk tabel sbb:
Muncul
mata
dadu
Frekuensi
1
2
3
4
5
6
14
17
20
18
15
16
Tentukan frekuensi relatif muncul mata dadu 3
a. Tentukan frekuensi relatif muncul mata dadu 1
b. Tentukan frekuensi relatif muncul mata dadu bilangan genap
c. Tentukan frekuensi relatif muncul mata dadu bilangan prima
2. Seorang dokter menggunakan obat Y untuk penyakit Z dengan peluang 0,8.
Tentukan jumlah orang yang diharapkan sembuh jika ia menggunakan obat Y
untuk penyakit Z pada 300 orang
3. Dua buah dadu dilantunkan secara bersama-sama. Tentukan peluang:
a. Jumlah mata dadu yang muncul 7
b. Dadu I muncul mata dadu 2 dan dadu II muncul mata dadu 3
c. Dadu I muncul mata dadu 2 atau dadu II muncul mata dadu 5
2.4. Kejadian Majemuk
Sifat 1 : Misalkan A dan B dua kejadian pada ruang sampel dengan A  B = ,
maka : P ( A  B ) = P ( A ) + P ( B )
Sifat 2 : Misalkan A dan B dua kejadian pada ruang sampel dengan A  B  ,
maka : P ( A  B ) = P ( A ) + P ( B ) - P ( A  B )
2.5. Peluang Komplemen suatu Kejadian
Sifat : Misalkan A kejadian pada ruang sampel, maka P ( A’ ) = 1 - P ( A )
2.6. Kejadian Bersyarat
LOGIKA MATEMATIKA -
20
Definisi: Dua kejadian A dan B pada ruang sampel dikatakan kejadian bersyarat
yaitu Kejadian B terjadi dengan syarat kejadian A terjadi lebih dahulu
P( A  B)
atau B/A, maka peluangnya adalah: P(B/A) =
atau
P( A)
P(A  B) = P(A). P(B/A)
2.7. Kejadian Saling Bebas
Definisi: Dua kejadian A dan B pada ruang sampel dikatakan saling bebas jika
P(A  B) = P(A) . P(B)
Soal:
1. Suatu pengiriman 10 pesawat TV 3 diantaranya dinyatakan cacat. Berapakah
peluang sebuah hotel membeli 4 pesawat TV tersebut dan 2 TV ternyata cacat?
2. Tiga buah buku diambil secara acak dari suatu rak yang berisi empat novel, tiga
buku syair dan sebuah kamus. Berapakah peluang
a. kamus terpilih?
b. dua novel dan sebuah buku syair yang terpilih?
3. Dua kartu diambil secara berturutan tanpa dikembalikan dari suatu kotak kartu
bridge. Berapakah peluang kartu yang terpilih lebih besar dari 2 tetapi lebih kecil
dari 9?
4. Bila A dan B dua kejadian yang saling asing dengan P(A) = 0,4 dan P(B) = 0,5,
hitunglah:
a. P(A  B)
b. P(A’)
c. P(A’  B)
5. Dalam sebuah kotak berisi 15 telur 5 telur diantaranya rusak. Untuk memisahkan
telur baik dan telur yang rusak dilakukan pengetesan satu persatu. Berapakah
peluang diperoleh telur rusak ke 3 pada pengetesan ke 5?
3. STATISTIKA
Pengertian Statistika dan Statistik
Statistika adalah ilmu yang merupakan cabang dari matematika. Dalam statistika
terdiri dari dua kegiatan:
a. Mengumpulkan data, menyajikan data dalam bentuk diagram dan menghitung
nilai-nilai ukuran data sehingga menjadi satu nilai yang mudah dimengerti
makna dari data tersebut.
b. Menggunakan pengolahan data pada (a) untuk membuat kesimpulan atau
meramalkan hasil yang akan datang.
Kegiatan (a) disebut Statistika Deskriptif dan kegiatan (b) disebut Statistika
Inferensial.
Nilai-nilai ukuran data sehingga mudah dimengerti maknanya disebut statistik.
Statistik memberikan karakteristik-karakteristik tertentu dari data. Nilai ukuran
terkecil, nilai ukuran terbesar, nilai rataan, median, modus, jangkauan data, kuartil,
desil dan persentil disebut statistik.
3.1. Pengertian Populasi, Sampel dan Data
Definisi:
LOGIKA MATEMATIKA -
21
Populasi adalah kumpulan dari semua obyek atau benda yang akan diteliti.
Sampel adalah sub kumpulan obyek atau benda yang merupakan bagian dari
populasi. Data adalah bentuk jamak dari datum. Datum adalah suatu informasi
yang diperoleh dari suatu pengamatan. Dengan demikian data adalah
kumpulan dari datum-datum.
3.2. Statistik Lima Serangkai (Ukuran terkecil, Ukuran Terbesar, Kuartil Bawah,
Median dan Kuartil Atas)
Median adalah data tengah dari suatu kumpulan data yang telah diurutkan.
n 1
Jika n ganjil, maka
merupakan bilangan bulat, sehingga median adalah
2
n 1
datum yang ke
, sedangkan jika n ganjil, maka median adalah
2
1
1
x  (x  x )  (x  x )
n
n
n
2 n 1
2 n 1
2
2
2
2
2
Contoh:
Tentukan statistik lima serangkai dari data:
79, 63, 94, 100, 83, 92, 78, 62, 53, 84, 76
Jawab:
Data diurutkan terlebih dahulu: 53, 62, 63, 76, 78, 79, 83, 84, 92, 94, 100
Ukuran terkecil : 53
Ukuran terbesar : 100
63  76
 69,5
Kuartil 1 (Q1)
:
2
Median
Kuartil 3 (Q3)
: 79
84  92
 88
:
2
3.3. Rataan Kuartil dan Rataan Tiga
1
Rataan Kuartil = ( Q1  Q2 )
2
1
Rataan Tiga = (Q1  2Q2  Q3 )
4
3.4. Jangkauan Data, Jangkauan Antar Kuartil, Langkah, Pagar Dalam dan
Pagar Luar.
Definisi:

Jangkauan data atau Rentangan data adalah selisih antara nilai
maksimum dan nilai minimum dari data.
J = x max  x min

Jangkauan antar kuartil adalah selisih antara kuartil atas dan kuartil
bawah.
H = Q3  Q1 , Jangkauan antar kuartil disebut juga hamparan

Satu langkah didefinisikan sebagai satu setengah panjang hamparan. Jika
H menyatakan hamparan dan L menyatakan satu langkah maka:
LOGIKA MATEMATIKA -
22
L = 1,5 x H
Pagar Dalam dan Pagar Luar
Pagar dalam (PD) adalah suatu nilai yang letaknya satu langkah di bawah
nilai kuartil bawah Q1 dan Pagar Luar (PL) adalah suatu nilai yang

letaknya satu langkah di atas kuartil atas Q3
PD = Q1 - L
dan
PL = Q3 + L
3.5. Penyajian Data dalam bentuk Diagram
Penyajian data dalam bentuk diagram, misalnya:
a. Diagram Kotak Garis
b. Diagram Batang Daun
c. Diagram Batang
d. Diagram Garis
e. Diagram Lingkaran
3.6. Daftar Distribusi Frekuensi, Frekuensi Relatif, Frekuensi Kumulatif,
Histogram
Frekuensi, Poligon Frekuensi dan Ogive
 Daftar Distribusi Frekuensi adalah suatu cara mengorganisasikan data
dengan membagi data menjadi beberapa kelompok atau kelas, kemudian
setiap kelompok atau kelas dari data dicatat mengenai banyaknya data atau
frekuensi yang masuk dalam kelompok tersebut.
 Frekuensi Relatif adalah frekuensi tiap kelas dibagi frekuensi total dikalikan
100%
 Frekuensi Kumulatif adalah menjumlahkan setiap frekuensi dengan
frekuensi kelas sebelumnya.
 Histogram adalah salah satu cara menyatakan daftar distribusi frekuensi
atau distribusi frekuensi relatif.
 Poligon Frekuensi adalah garis yang menghubungkan titik tengah titik
tengah pada histogram
 Ogive adalah kurva distribusi frekuensi kumulatif
3.7. Data Statistika Deskriptif
Ukuran-ukuran Tendensi Sentral
 Rataan Hitung, Rataan Geometris, Rataan Harmonis dan
Rataan Kuadratis
Rataan Hitung
Misalkan suatu data disajikan dalam bentuk data tunggal yaitu:
x , x ,.............., x , rataan hitung adalah
1
2
n
x
x1  x 2 ............ x n
n
n
1
atau x   x
n i 1 i
Rataan untuk data dalam daftar distribusi frekuensi
LOGIKA MATEMATIKA -
23
k
x
f
i 1
k
. xi
i
f
i 1

f 1 . x1  f 2 . x 2 ............. f k . x k
f  f ........... f
1
2
k
i
Rataan Geometris
Misalkan data bernilai positif terdiri atas x1 , x 2 ,.............., x n . Rataan geometris
dinyatakan oleh g adalah akar ke n dari perkalian nilai-nilai data:
g  n x . x ........... x
1
2
n
Rataan Harmonis
Misalkan data bernilai positif terdiri atas x1 , x 2 ,.............., x n . Rataan harmonis
dinyatakan oleh h adalah nilai yang memenuhi
1 1 1
1
1
 ( 
............. )
h n x
x
x
1
2
n
Hubungan antara rataan hitung, rataan geometris dan rataan harmonis
Misalkan diketahui data x1 , x 2 ,.............., x n bilangan-bilangan positif. Rataan
geometris lebih kecil atau sama dengan rataan hitung tetapi lebih besar atau
sama dengan rataan harmonis
Jadi: h  g  x
Rataan Kuadratis
Misalkan data terdiri atas x1 , x 2 ,.............., x n . Rataan kuadratis dinyatakan
oleh k adalah akar kuadrat dari rata-rata kuadrat data yang diketahui atau
k 
x
2
i
n
Modus, Median, Kuartil, Desil dan Persentil
Modus adalah nilai yang paling banyak muncul.
Modus data dalam bentuk daftar distribusi frekuensi

1
)c
Nilai Modus : M o  L  (
 
1
2
L = batas bawah limit kelas modus
 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
1
 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
2
c = panjang kelas modus
LOGIKA MATEMATIKA -
24
Median data dalam daftar distribusi frekuensi
n
 f
k
2
Median ( M )  L  (
)
e
f
L = batas bawah limit kelas median
n = ukuran data
f  frekuensi kumulatif sebelum kelas median
k
f = frekuensi kelas median
c = panjang kelas median
Kuartil, Desil dan Persentil
Untuk data tunggal kuartil adalah nilai data yang ke
i (n  1)
, i =1, 2, 3
4
Jika i = 1 disebut kuartil bawah (Q1)
Jika i = 2 disebut kuartil tengah (Q2) atau Median
Jika i = 3 disebut kuartil atas (Q3)
Untuk data dalam daftar distribusi frekuensi
i. n
f
k
4
Kuartil (Qi) = L 
dimana i = 1, 2, 3
f
L = batas bawah limit kelas Qi
n = ukuran data
f  frekuensi kumulatif sebelum kelas Qi
k
f = frekuensi kelas Qi
c = panjang kelas Qi
Untuk Desil dan Persentil caranya sama, yaitu
i (n  1)
i (n  1)
, sedangkan Persentil nilai data yang ke
Desil nilai data yang ke
10
100
3.8. Ukuran Penyebaran Data
Ukuran penyebaran data yang akan dibahas adalah
a. Simpangan Rata-rata
b. Ragam (Variansi) dan Simpangan baku
c. Koefisien Keragaman
d. Angka Baku
a. Simpangan Rata-rata
Definisi:
Misalkan nilai-nilai data tunggal: x1 , x 2 ,.............., x n , maka simpangan rata-rata
n
1
SR =  | x  x| , dimana x = rataan hitung dan n = ukuran data
n i 1 i
LOGIKA MATEMATIKA -
25
Untuk data dalam daftar distribusi frekuensi simpangan rata-rata adalah
k
1
1
SR =  f | x  x|  ( f | x  x) ................ f | x  x|) , dimana
k
k
n i 1 i i
n 1 1
n = ukuran data, k = banyaknya kelas dan f i = frekuensi kelas ke i
dan xi  titik tengah kelas ke i
Ragam (Variansi) dan Simpangan baku
Misalkan nilai-nilai data tunggal: x1 , x 2 ,.............., x n , maka ragam (variansi)
n
2
2
2
1
1
adalah: s   ( x  x)  [( x  x ) ..............( x  x ) ]
n
n i 1 i
n 1
2
sedangkan simpangan baku adalah
n
2
1
( x  x)

n i 1 i
2
s s 
Ragam dan simpangan baku data dalam daftar distribusi frekuensi adalah
k
2
1
s   f i ( xi  x )
n i 1
sedangkan simpangan baku adalah
2
k
2
s s 
2
1
f ( x  x ) , dimana f i  frekuensi kelas ke i dan

n i 1 i i
x  titik tengah kelas ke i
i
Koefisien Keragaman
simpangan.baku s

rataan. hitung
x
Koefisien Keragaman dinyatakan dalam prosen:
Koefisien Keragaman (V) =
V=
s
x100%
x
Angka Baku
Misalkan suatu nilai datum x dari kumpulan data mempunyai rataan hitung x
dan simpangan baku s, maka angka dari nilai x diberikan oleh
z
xx
s
LOGIKA MATEMATIKA -
26
LEMBAR KERJA
Kerjakan soal-soal di bawah ini!
1. a. Berapa carakah dapat dibuat antrian masuk ke bis yang terdiri atas lima
orang?
b. Bila dua orang tidak saling mengikuti, ada berapa cara antrian yang dapat
terjadi?
2. Dalam berapa macam cara yang berbedakah suatu ujian yang terdiri atas
delapan soal dengan jawaban benar salah dapat dijawab?
3. Dari suatu kotak yang berisi empat bola hitam dan dua bola hijau, tiga bola
diambil secara berturutan. Tiap bola dikembalikan sebelum pengambilan
berikutnya. Tentukan peluang bola hijau yang terambil!
4. Suatu kota mempunyai dua mobil pemadam kebakaran yang bekerja saling
bebas. Peluang suatu mobil tertentu tersedia bila dibutuhkan adalah 0,99
a. Berapakah peluang keduanya tidak tersedia bila dibutuhkan?
b. Berapakah peluang suatu mobil tersedia bila dibutuhkan?
5. Skor berikut menyatakan nilai ujian akhir mata pelajaran statistika:
23 60
79
32
57
74
52
70
82
36
80 77
81
95
41
65
92
85
55
76
52 10
64
75
78
25
80
98
81
67
41 71
83
54
64
72
88
62
74
43
60 78
89
76
84
48
84
90
15
79
34 67
17
82
69
74
63
80
85
61
Susunlah skor nilai di atas ke dalam daftar distribusi frekuensi, kemudian buatlah
histogram, poligon frekuensi dan ogive
Hitunglah:
a. Rataan hitung
b. Modus
c. Median
d. Simpangan Kuartil
e. Koefisien Keragaman (V)
f. Selidiki pula apakah skor nilai di atas mengandung pencilan atau tidak!
SELAMAT BEKERJA
LOGIKA MATEMATIKA -
27
PRETES LOGIKA, PELUANG DAN STATISTIKA
1. Selidiki apakah pernyataan di bawah ini tautologi, kontradiksi atau kontingensi!
[ ( p  ~p)  q ]  ~ r
2. Tunjukkan bahwa pernyataan di bawah ini implikasi logis!
[( p  q )  r]  [ p  (q  r)]
3. Tunjukkan bahwa pernyataan di bawah ini ini ekwivalen logis!
[ (p  q)  (q  r)]  ( p  r)
4. Buktikan keabsahan argumen di bawah ini!
Jika dia mempelajari science maka dia akan mempersiapkan dirinya untuk
mempersiapkan penghasilan yang baik dan jika dia mempelajari kemanusiaan
maka dia mempersiapkan diri bagi suatu kehidupan yang baik.
Jika dia mempelajari science atau mempersiapkan diri bagi suatu kehidupan yang
baik, maka tahun-tahun ajarannya dimanfaatkan secara baik.
Tahun-tahun ajarannya tidak dimanfaatkan secara baik.
Oleh karena itu, dia tidak mempelajari science dan tidak mempelajari
kemanusiaan. (s, p, m, h, t)
5. Sebuah mata uang yang tidak setimbang dilantunkan sebanyak 3 kali. Peluang
muncul angka dua kali peluang muncul gambar, tentukan peluang:
a. muncul tepat 2 gambar
b. paling sedikit muncul 1 angka
6. Dalam sebuah kotak terdapat 3 kelereng warna hijau, 2 kelereng warna merah
dan 4 kelereng warna biru. Lima kelereng diambil secara acak dari dalam kotak
tersebut, tentukan peluang diperoleh 2 kelereng biru dan paling sedikit satu
kelereng hijau !
7. Terdapat angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4 dan 5 akan disusun bilangan yang terdiri dari
3 digit (tanpa pengulangan), berapakah banyaknya bilangan ganjil yang
terbentuk?
8. Dari kelompok yang terdiri dari lima pria dan tiga wanita, berapa banyak panitia
yang beranggota tiga orang dapat dibuat
a. tanpa pembatasan?
b. dengan dua pria dan satu wanita?
c. dengan seorang pria dan dua wanita, bila seorang wanita tertentu harus ikut
dalam panitia?
9. Disajikan data sbb: 60, 60, 75, 70, 45, 50, 65, 85
Hitung rataan, modus dan median dari data di atas!
10. Rata-rata nilai matematika dari 35 siswa adalah 67. Bila seorang siswa
mengikuti ulangan susulan dan nilainya digabung, maka rata-ratanya menjadi
67,5. Berapakah nilai siswa yang mengikuti ujian susulan?
LOGIKA MATEMATIKA -
28
POSTES LOGIKA, PELUANG DAN STATISTIKA
1. Selidiki apakah pernyataan di bawah ini tautologi, kontradiksi atau kontingensi!
[ (~p V q)  ~ r]  [ r  ( p  ~ q)]
2. Tunjukkan bahwa pernyataan di bawah ini implikasi logis!
( p  q )  [ ( p  q ) v (~ p  ~ q)]
3. Tunjukkan bahwa pernyataan di bawah ini ini ekwivalen logis!
[ ~ ( p v q ) v r ]  [ ( p  r )  ( q  r) ]
4. Buktikan keabsahan argumen di bawah ini!
Jika harga jatuh atau upah naik maka pedagang eceran meningkat dan
kesibukan iklan akan meningkat. Jika pedagang eceran meningkat maka
pedagang kecil akan mendapat banyak uang. Pedagang kecil tidak mendapat
banyak uang.
Oleh karena itu, harga tidak jatuh ( h, u, c, i, k )
5. Sebuah dadu yang tidak setimbang dilantunkan. Peluang muncul mata dadu
ganjil dua kali peluang muncul mata dadu genap. Tentukan peluang muncul mata
dadu bentuk kuadrat bila lebih besar dari 3?
6. Sebuah kelereng diambil secara acak dari kotak I yang berisi 4 kelereng warna
putih dan 5 kelereng warna merah, kemudian kelereng tersebut dimasukkan ke
dalam kotak II yang berisi 5 kelereng warna putih dan 5 kelereng warna merah.
Jika sebuah kelereng diambil secara acak dari dalam kotak II, berapakah
peluang kelereng yang terambil berwarna putih?
7. Terdapat angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4 dan 5 akan disusun bilangan yang terdiri dari
3 digit (tanpa pengulangan), berapakah banyaknya bilangan yang lebih besar dari
330?
8. Suatu himpunan mahasiswa asing beranggotakan dua orang Kanada, tiga
Jepang, lima Itali dan dua Jerman. Bila suatu panitia yang terdiri dari empat orang
dibentuk secara acak, berapakah peluang tiap bangsa terwakili?
9. Disajikan data sbb: 60, 60, 75, 70, 45, 50, 65, 85
Hitung: rata-rata simpangan dan simpangan kuartil
LOGIKA MATEMATIKA -
29
10. Disajikan data sbb:
Xi
31 - 40
41 - 50
51 - 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 - 100
fi
1
2
5
5
6
4
2
Tentukan:
a. rataan
b. modus
c. median
LOGIKA MATEMATIKA -
30
Download