Modul Lab Teknik 1

advertisement
PERTEMUAN I
MULTITESTER (AVO METER)
TUJUAN PERCOBAAN:
- Mengenal dan memahami penggunaan avometer.
- Memahami cara menentukan nilai resistansi pada resistor.
- Memahami cara pengukuran listrik dan arus listrik dengan AVO meter.
ALAT YANG DIGUNAKAN:
- AVO meter
- Protoboard
- Baterei
- Adaptor
LANGKAH PERCOBAAN:
A. Menentukan Nilai Resistor Dengan OHM meter.
-Pengenalan Resistor
Simbol Fixed Resistor
Warna
hitam
coklat
merah
orange/jingga
kuning
hijau
biru
ungu
abu-abu
putih
emas
perak
tanpa warna
I
(bil nyata)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-
II
(Bil nyata)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-
III
(Pengali)
x1
x10
x100
x1000
x10000
x100000
x1000000
x10000000
x 0.1
x 0.01
-
Tabel 1.1 Kode Warna Resistor
IV
Toleransi
20%
1%
2%
0.50%
0.25%
0.10%
0.05%
5%
10%
20%
-
Cara Menggunakan Avometer
1. Letakan AVO meter pada posisi mendatar.
2. Biasakan melatakkan probe warna merah pada terminal positif (+), dan probe
warna hitam pada terminal Negatif (-) AVO meter.
3. Bacalah penunjukan pointer pada posisi tegak lurus di depan skala AVO
meter.
4. Khusus untuk penggunaan OHM, lakukanlah zero adjustmen (kalibrasi) setiap
kali melakukan pengukuran pada selector yang berbeda.
5. Untuk hasil pengukuran yang baik usahakan agar pointer berada pada daerah
setengah sampai skala penuh bagi tiap posisi selector yang digunakan.
6. Tiap-tiap selesai melakukan pengukuran arahkan pilihan posisi selector pada
posisi off.
-
Mengukur dan Menguji Fixed Resistor
 Posisi selector pada Ohm meter
 Tuliskanlah nilai-nilai resistansi pada komponen yang telah diberikan sesuai
dengan kode warnanya
Ukur dan ujilah masing-masing resistor tersebut dan kemudian catatlah
hasilnya pada table yang telah disediakan.
X 100
x10
x1
+
-
Gambar 1.2 Pengukuran fixed resistor
NO
KODE WARNA
NILAI RESISTOR
BERDASARKAN KODE
WARNA
1
2
3
4
5
- Mengukur dan Menguji Resistor Variabel
HASIL PENGUKURAN DENGAN
AVO METER ANALOG
KONDISI
B
 Selektor pada Avo meter masih dalam OHM.
 Ukur dan uji masing-masing VR yang
diberikan, kemudian isi table yang telah
disediakan.
A
C
X 100
x10
x1
+
-
NO
VR1
VR2
VR3
NILAI VR
TERMINAL A-B
HASIL PENGUKURAN
TERMINAL B-C
TERMINAL A-C
KONDISI
B. Mengukur Sumber Tegangan
-
Mengukur Sumber Tegangan Searah (DC Volt)
 Siapkan selector AVO meter pada posisi daerah tegangan DC-Volt yang
terbesar (1000 V).
 Tegangan DC memiliki polaritas, (+/-) ukurlah sesuai dengan probenya jangan
sampai tertukar/terbalik.
 Ukurlah tegangan Vs1, Vs2, Vs3, Vs4
(jika dengan selector dengan skala terbesar jarum tidak bergerak, coba ubah
selector pada posisi yang lebih rendah. Setingkat demi setingkat)
PERHATIAN!!!: Polaritas probe tidak boleh tertukar. Bila terjadi kerusakan
akibat tertukarnya polaritas, apapun alasannya tidak akan ditolerir.
-
Tegangan Bolak-Balik (AC volt)
 Siapkan selector AVO meter pada posisi daerah tegangan AC-Volt yang
terbesar.
 Ukurlah teganan Vs5, Vs6, Vs7.
(jika dengan selector dengan skala terbesar jarum tidak bergerak, coba ubah
selector pada posisi yang lebih rendah. Setingkat demi setingkat)
Tegangan DC
Vs2
Vs3
Vs1
-
Vs4
Vs5
Tegangan AC
Vs6
Vs7
Mengukur Beda Potensial Pada Rangakaian Resistor
 Buat rangkaian resistor kombinasi pada protoboard.
A
B
R1
+
-
9v
R3
D
R4
R5
C
R2
 Ukur dahulu resistansi pada rangkaian tersebut, isilah tabel berikut
“ PERHATIAN: Pada pengukuran resistansi putuskan dahulu rangkaian
dari sumber tegangan”
R1
R2
R3
R4
R5
antara titik A – D
perhitungan pengukuran
antara titik B - C
perhitungan pengukuran
 Ukur tegangan pada tiap Resistor, dan isi tabel berikut:
Rx
kode
warna
resistor
R1
R2
R3
R4
R5
C. Pengukuran Arus Searah (DC mA)
Pengukuran
beda potensial (V)
hasil
perhitungan
Kondisi
-
Siapkan AVO Meter pada posisi daerah pengukuran arus searah DC mA yang
terbesar (0,25).
Hubungkan satu demi satu resistor Rx yang di tentukan dengan sebuah sumber
tegangan 5 v.
Catalah nilai rx yang digunakan, serta ukurlah arus searah yang mengalir pada
masing-masing resistor tersebut.
Posisi alat ukur pada saat menguur arus searah.
X 100
x10
x1
-
R1
Dc A
+
9v
Perhatikan :
Dalam melakukan pengukuran arus searah jangan sampe mengubah posisi
selector pada saat melakukan pengukuran arus. Apabila pembacaan skala terlalu
kecil lepaskan dulu hubungan probe tester positif dari sumber tegangan baru
dilanjutkan dengan mengubah selector ke posisi yang lebih rendah setingkat demi
setingkat. Rusaknya AVO meter akibat kesalahan ini tidak dapat di tolerir.
Rx
R1
R2
R3
R4
R5
kode
warna
Pengukuran
Resistor kuat arus (mA)
hasil
perhitungan
PERTANYAAN DAN TUGAS
1. Sebutkan jenis-jenis resistor yang Anda ketahui serta fungsi dari masingmasing resistor tersebut (gambarkan juga symbol komponen dan bentuk fisik)
2. Sebutkan jenis-jenis besaran listrik lainnya yang telah diketahui dan apa alat
ukurnya .
3. Buat kesimpulan akhir dari percobaan ini.
PERTEMUAN II
KAPASITOR, TRANFORMATOR, DIODA, DAN TRANSISTOR
TUJUAN PERCOBAAN :
- Mengenal dan menguji suatu kapasitor, baik atau tidak
- Mengukur resistansi dan menguji sebuah tranformator
- Mengenal dan menguji Dioda
- Melihat arus forward dan reverse pada dioda
- Mengenal, menguji Transistor dan aplikasinya.
ALAT YANG DIGUNAKAN
- Avo Meter
- Panel / Modul Analog Digital
KAPASITOR
-
-
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik
yang melaluinya. Sifatnya adalah melewatkan arus AC (bolak-balik) dan
menahan memblokir arus DC.
Satuan : Farad
1 F = 106 F
1 F= 109 F
1 F= 1012 F
1 F= 103 nF
1 F= 106 pF
1 nF= 103 pF
LANGKAH PERCOBAAN
a. Menguji Kapasitor
Untuk mengetahui kapasitor bocor atau tidak, kita dapat menggunakan Ohm
meter. Jika Kapasitor dalam keadaan baik, maka jarum ohm meter akan
menunjukan simpangan. Besar kecilnya simpangan jarum tergantung pada nilai
kapasitansi dari kapasitor yang diukur.
Tentukan nilai dan kondisi dari capasitor yang tersedia. Dan isi tabel berikut
NO
NILAI
JENIS KAPASITOR
KONDISI
TRANSFORMATOR
Adalah sebuah peranti yang terdiri dari dua lilitan atau lebih yang tergandeng secara
induktif. Tranformator banyak digunakan dalam elektronika. Paling banyak digunakan
untuk mengubah besar kecil tegangan.
- Menguji trafo step-down
 Gulungan Primer
o Selector Avo diletakkan pada posisi 10 ohm meter
o Alat ukur menunjukan harga ohm yang agak besar dibandingkan pada
gulungan sekunder
o Hasil pengukuran tidak boleh nol ( short) dan tidak boleh tak terhubung.
o Dalam pengukuran ini trafo tidak boleh diberi tegangan.
A 0
B
X 100
x10
110
C…..220
x1
D
240
+
NO TERMINAL
1
A-B
2
A-C
3
A-D
4
B-C
5
B-D
6
C-D
RESISTANSI
E
6
F
CT
Dc A
9
KONDISI
6
G
9
H
 Gulungan Sekunder
o Selector diletakan pada posisi R x 1ohm meter
o Alat ukur menunjukan harga ohm meter yang relatif kecil dibandingkan
pada gulungan primer
o
A 0
B
110
C…..220
9
E
6
F
CT
X 100
x10
x1
D
240
6
G
9
H
Dc A
+
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
TERMINAL
E-F
E-CT
E-G
E-H
F-CT
F-G
F-H
CT-G
CT-H
G-H
RESISTANSI
KONDISI
 Gulungan Primer/ Sekunder dengan Inti Besi
o Alat ukur harus menunjukan harga tak hingga ohm
A 0
9
B 110
C…..220
X 100
x10
6 F
CT
x1
-
D
240
+
Dc A
NO
1
2
TERMINAL
A-Inti
E-Inti
RESISTANSI
KONDISI
E
6
G
9
H
 Antara Primer dengan Sekunder
o Alau ukur harus menunjukan harga tak hingga ohm
A 0
B
110
C…..220
X 100
x10
x1
D
9
E
6
F
CT
240
-
6
G
9
H
Dc A
+
NO
1
2
TERMINAL
A-E
B-F
RESISTANSI
KONDISI
DIODA
a. Pengujian Dioda






Letakkan selector pada salah satu posisi ohm meter
Bila posisi jarum menyimpang mendekati nol ohm
maka probe hitam dianggap terminal Anoda dan
sebaliknya probe merah dianggap terminal katoda.
Bila posisi jarum tidak menyimpang maka probe
hitam dianggap katoda dan sebaliknya probe merah
dianggap terminal anoda
Dioda yang baik adalah jika pembalikan polaritas probe AVOmeter
menghasilkan perbedaan harga penunjukan ohm yang besar sekali.
Jika langkah diatas tidak dicapai
>> Dioda putus jika AVO meter tidak menyimpang sama sekali.
>> Dioda hubung singkat jika avo meter menunjukkan harga 0 (nol) ohm
Ujilah serta catat semua dioda yang diberikan, dan isilah tabel berikut
Dx
D1
D2
D3
Jenis Dioda
Hasil Pengukuran
b. Karakteristik Dioda
o Arus Forward Pada Dioda P-N Juntion
 Cari perhatikan rangkaian di bawah ini pada panel analog digital.
A
Forward
+
VS
VR1
Vd
B
Id
D
R1
Vr
-
C







S1
E
Pastikan saklar VS pada posisi forward dan SI pada posisi on.
Taruh skala pada 10 DC Volt
Dengan AVO meter pada posisi DC Volt, ukurlah tegangan pada
titik B dan C (Vin), atur tegangan Potensio agar Vin menunjukkan
tegangan 6 volt
Ukur teganan antara titik B dan D (VBD=Vd), antara titik D dan C
(VDC= Vr).
Off kan S1 kemudian ukur arus yg mengalir pada dioda (Id).(AVO
meter pada skala DC A)
Ubah lah tegangan Vin sesuai dengan tabel pengamatan.
Ulang langkah-langkah di atas untuk perubahan tegangan tersebut
PERHATIAN: “Pada percobaan ini harus diperhatikan dalam penggunaan
AVO meter, gunakan sesuai petunjuk”
o Arus Reverse Pada Dioda P-N juntion
 Pastikan saklar VS pada posisi reverse dan SI pada posisi on.
 Dengan AVO meter pada posisi DC Volt, ukurlah tegangan pada
titik B dan C (Vin), atur tegangan Potensio agar Vin menunjukkan
tegangan 6 volt
 Ukur teganan antara titik B dan D (VBD=Vd), antara titik D dan C
(VDC= Vr).
 Off kan S1 kemudian ukur arus yg mengalir pada dioda (Id).(AVO
meter pada skala DC A)
 Ubah lah tegangan Vin sesuai dengan tabel pengamatan.
 Ulang langkah-langkah di atas untuk perubahan tegangan tersebut
reverse
Vd
B
A
VR1
Id
D
R1
Vr
+
C
ARAH ARUS
arus forward
arus reverse
Vin
(volt)
6
4
2
1
6
4
2
1
S1
Vd
(volt)
Vr
(volt)
E
Id
(mA)
mk
Komponen
Nilai R=

Jenis
Dioda
B-C(Vin)
B-D(Vd)
D-C(Vr)
A-C(Id)
c. Dioda Sebagai Saklar Logika
- Amati rangkaian- rangkain berikut kemudian isi tabel yang ada.
Dioda tersusun seri
S1
1
1
0
0
S2
1
0
1
0
LED
S1
1
1
0
0
S2
1
0
1
0
LED
Dioda tersusun paralel
TRANSISTOR
 Simbol dan bentuk fisik transistor
 Menguji dan Mengetahui Jenis Kaki Transistor
- Cara menentukan kaki basis transistor
o Atur posisi Ohm meter pada posisi x 10 ohm
o Ukurlah kaki-kaki transistor jika jarum meter menyimpang berarti ada
kaki basis.
o Pindahkan salah satu kabel meter ke kaki yang lain jika jarum meter
menyimpang lagi berarti kabel yg tetap adalah kaki basis
o Jika kabel yang tetap (kaki Basis) kabel hitam berarti transistor NPN
o Jika kabel yang tetap (kaki Basis) kabel merah berarti transistor PNP
-
Cara menentukan kaki kolektor dan emitor
o Aurlah switch pada posisi x 10 K, kemudian hubungkanlah kaki kolektor
dan kaki emitor ke kabel multimeter sehingga jarum multimeter
menyimpang.
o Untuk transistor jenis PNP kaki emitor mendapat kabel merah dan kaki
kolektor mendapat kabel hitam.
o Untuk transistor NPN kaki emitor mendapat kabel hitam dan kaki kolektor
mendapat kabel kabel merah.
TRANSISTOR
PIN
JENIS
KONDISI
NAMA TRANSISTOR
Q1
Q2
Q3
Q4
 Aplikasi Transistor Sebagai Saklar Dioda
-
Amati rangkaian-rangkaian berikut kemudian isilah tabel kebenarannya
1. Gerbang logika buffer
S
1
0
NPN
C945
4k7
LED
1
0
2. Gerbang Logika AND
S1
1
1
0
0
S2
1
0
1
0
LED
S1
1
1
0
0
S2
1
0
1
0
LED
NPN
C945
4k7
NPN
C945
4k7
3. Gerbang Logika OR
NPN
C945
4k7
NPN
]C945
4k7
PERTANYAAN DAN TUGAS
Buat kesimpulan dari percobaan-percobaan di atas.
PERCOBAAN III
PENGENALAN OSILOSKOP DAN RANGKAIAN PENYEARAH
GELOMBANG
TUJUAN PERCOBAAN:
1. Mengenal dan memahami bentuk-bentuk gelombang listrik dasar
2. Mengenal dan mempelajari fungsi tombol osiloskop
3. Mempelajari aplikasi dasar osiloskop
4. Mempelajari rangkaian penyearah
5. Mampu membuat rangkaian penyearah gelombang.
ALAT YANG DIGUNAKAN
1. AVO Meter
2. Osiloskop
3. Panel Analog/ digital
OSILOSKOP
- Pendahuluan
Bentuk gelombang listrik bisa diartikan sebagai perubahan besarnya nilai
amplitude tegangan atau arus listrik pada setiap waktu. Pada prinsipnya bentukbentuk gelombang sinyal listrik dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu
bentuk gelombang dari sinyal analog/ kontinyu dan sinyal diskrit.
- Penggunaan Osiloskop
o Persiapan
 Hubungkan probe ke osiloskop pada chanel-1 (perhatikan probe harus
berada pada posisi 1 x)
 Aktifkan Osiloskop dengan menekan tombol power dan tunggu beberapa
saat hingga layar tampak garis horizontal
 Atur intensitas dan focus sehingga garis horizontal tersebut tampak terang
dan tipis (ini akan memudahkan saat pengukuran).
o Kalibrasi
 Lakukan kalibrasi dengan mengatur tombol Volt/div pada posisi 1 v dan
tombol Times/ div pada posisi 0.5 ms
 Letakan probe pada terminal kalibrasi
 Atur posisi saklar pemilih tegangan pada posisi DC
 Ukurlah besaran-besaran yang tertera pada lembar pengamatan serta
gambarlah bentuk gelombang yang tampak di layar.
o Pengukuran
 Hubungkan osiloskop dengan rangkaian-rangkaian di bawah ini, lihat
bentuk gelombang dari titik-titik yang ada.
 Kemudian isilah tabel pengamatan.
RANGKAIAN PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG
C
A
AC
10 K
B
D
BENTUK GELOMBANG
Sinyal input (A-B)
sinyal output (C-D)
Amplitudo:
Frekuensi :
Amplitudo :
Frekuensi :
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG PENUH
A
C
AC
B
10 K
D
BENTUK GELOMBANG
Sinyal input (A-B)
sinyal output (C-D)
Amplitudo:
Frekuensi :
Amplitudo :
Frekuensi :
Pertanyaan dan tugas:
1. Jelaskan prinsip kerja dari penyearah setengan gelombang, dan gelombang penuh.
2. Sebutkan aplikasi dioda lain yang anda ketahui
3. Buat secara berkelompok rangkaian di bawah ini
Daftar komponen :
 trafo : 500 mA
 D1-D4 : IN 4001
 C1-C2 : 2200 uF/ 50 V
 P1 : 100 K
 R1 : 1 K
 Q1 : 2N3906
PERTEMUAN IV
GERBANG LOGIKA
TUJUAN PERCOBAAN
- Mempelajari fungsi gerbang-gerbang logika dasar dan karakteristik IC TTL
(transistor-transistor logic)
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN :
- Panel / modul analog digital
- IC TTL 7400, 7404, 7408, 7432
- AVO meter
- Protoboard
- Led
- Kabel jumper
- Sumber tegangan (power supply)
PENDAHULUAN
- Untuk mengetahui benar tidaknya suatu fungsi logika perlu diketahui dan
diperhatikan masalah tegangan catu, tegangan untuk kondisi HIGH serta tegangan
untuk kondisi LOW. Hal ini berlaku uuntuk kedua rangkaian terintegrasi (IC)
bipolar maupun MOS.
- Di dalam praktek percobaan ini berlaku logika “1” high menggunakan 5 volt dan
logika “0” menggunakan 0 volt.
KONFIGURASI IC
IC 7400
IC 7404
1
1
IC 7408
IC 7432
1
1
LANGKAH PERCOBAAN
-
Siapakan modul/ Panel analog digital
Isilah tabel kebenaran dari rangkaian-rangkaian digital berikut:
o Gerbang AND
Masukan
A.B
A
B
0
0
0
1
1
0
1
1
IC yang digunakan:
Keluaran
(Y)
Lampu
0
0
0
1
o Gerbang OR
Masukan
A+B
o Gerbang NOT
A
B
0
0
0
1
1
0
1
1
IC yang digunakan:
Masukan
A
0
1
Keluaran
(Y)
Lampu
0
1
1
1
Keluaran (Y)
Lampu
Volt
1
0
IC yang digunakan:
o Gerbang NAND
Masukan
A
B
0
0
0
1
1
0
1
1
IC yang digunakan:
Keluaran (Y)
Lampu
1
1
1
0
Symbol gerbang pengganti:
___
A.B
o Gerbang NOR
Masukan
____
A+B
Keluaran (Y)
A
B
Lampu
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
IC yang digunakan:
Symbol gerbang pengganti:
Masukan
o Gerbang XOR
Keluaran (Y)
A
B
Lampu
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
IC yang digunakan:
Symbol gerbang pengganti:
_
_
A.B + A.B
Masukan
A
0
0
Keluaran (Y)
B
0
1
Lampu
1
0
1
0
0
1
1
1
IC yang digunakan:
Symbol gerbang pengganti:
o Gerbang XNOR
_ _
A.B + A.B
o Implementasi Aljabar Boolean
Rangkaian A
Rangkaian B
________
___ ___
A.A . B.B
________
A.B + A.B
Catatlah masing-masing kode IC gerbang yang digunakan, dan carilah persamaan output (Y)
dari masing-masing rangkaian tersebut serta isilah tabel kebenarannya sesuai dengan hasil
percobaan.
Persamaan aljabar
Boolean
Tabel Kebenaran
Nama dan Simbol
Gerbang pengganti
Rangkaian A
Rangkaian B
Y1=
A
0
0
1
1
Y2=
B
0
1
0
1
Gerbang OR
Y1
0
1
1
1
A
0
0
1
1
B
0
1
0
1
Y2
1
0
0
0
Gerbang NAND+
o
DEMUX DAN MULTIPLEXER
Mux adalah suatu rangkaian dengan banyak jalan masukan dan satu jalan keluaran.
Dengan menerapkan sinyal pengendali dapat diarahkan setiap sinyal masukan dan keluaran. Mux
adalah data selector, sedangkan demux kebalikannya, yaitu suatu rangkaian logika yang
mempunyai sinyal dari satu masukan dan banyak sinyal keluaran.
Sinyal yang masuk baik mux maupun demux selalu ditentukan oleh selektor, apabilah
sinyal kendali rendah maka pada mux keluarannya juga rendah. Pada mux dan demux bit data
masukan akan diteruskan keoutput dengan kondisi dari pengendali, misal untuk mux jika input A
diberi kondisi 1 maka pada keluarannya A yang tampil pada mux dengan kondisi pengendalinya
S0 = 0 dan S1= 0 sedangkan untuk input yang lain tidak berlaku.
Tabel Kebenaran
Multiplexer & Demultiplexer
X0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
X1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
X2
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
X3
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
IN
Out0
Out1
LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN:
1.
2.
3.
4.
Buatlah rangkaian seperti pada gambar.
Atur selektor sesuai kondisi untuk mendapatkan output yang diinginkan
Buatlah data hasil percobaan.
berikan analisa dan kesimpulan saudara.
Out2
Out3
Rangkaian Gabungan Multiplexer dan Demultiplexer
PERTEMUAN V
R-S FLIP-FLOP DAN CLOCKED R-S FLIP-FLOP
TUJUAN PERCOBAAN :
» Membangun dan mengoperasikan R-S flip-flop dan Clocked R-S flip-flop dengan
menggunakan gerbang-gerbang logika.
» Mengamati fungsi-fungsi R-S Flip-flop dan Clocked FF.
» Membuat Tabel kebenaran.
» Melengkapi diagram timing untuk Clock R-S FF.
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN :
»
»
»
»
»
»
Modul Praktikum Analog-Digital 1 buah
IC SN 7400
2 buah
Led indicator
1 buah
Resistor 100 ohm
1 buah
Mini protoboard
1 buah
Kabel jumper dan kabel-kabel penghubung
PENDAHULUAN
Para ahli teknik mengklarifikasikan
rangkaian logika dalam dua kelompok, pertama
adalah kombinasi rangkaian logika yang
menggunakan gerbang-gerbang AND, OR dan
NOT. Kelompok yang kedua diklarifikasi sebagai
rangkaian logika sequensial. Rangkaian sequensial
ini meliputi pewaktuan dan rangkaian memeri.
Dasar blok yang membentuk kombinasi rangkaian
logika adalah flip-flop (FF).
R-S Flip-flop
Rangkaian dasar R-S Flip-flop
Asumsikan bahwa input S adalah tinggi dan input R adalah rendah. Sebuah logika 0
diberikan pada input gerbang NAND 1 selalu memberikan output 1, maka Q adalah 1. Q diumpan
balikan ke input gerbang NAND 2 yang lain. Selama input S adalah 1, maka output Q’ adalah 0.
kondisi ini tetap dipertahankan hingga sinyal pada iput R dirubah.
Clock digunakan untuk menset rangkaian (AND, OR, EXOR, etc) pada state tertentu. Sedangkan
INPUT digunakan sebagai masukan pada rangkaian tersebut. Contoh: suatu rangkaian OR akan
Menerima dua input (input A & input B) saat clock berada di posisi HIGH maka input A akan
memiliki nilai 1 dan input B akan memiliki nilai 1. sehingga hasilnya 1, sedangkan pada saat
clock LOW input A=0 dan input B=0 sehingga hasilnya 0.
1. RS FLIP-FLOP
» Perhatikan rangkaian seperti gambar disamping ini.
» Lakukan percobaan sesuai dengan kondisi masukan R dan S
terhadap Q dan Q serta catat hasilnya pada tabel dibawah ini.
» Berikan kesimpulan pada percobaan ini.
R
0
0
1
1
S
0
1
0
1
Q
1
1
0
NC
Q’
1
0
1
NC
Kondisi
Terlarang
Set
Reset
Hold
1. RS CLOCK FLIP-FLOP
» Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini.
» Lakukan percobaan sesuai dengan kondisi masukan R , S dan Clock terhadap Q dan Q serta
catat hasilnya pada tabel dibawah ini.
» Berikan kesimpulan pada percobaan ini.
Clock
1
1
1
1
0
0
0
0
R
0
0
1
1
0
0
1
1
S
0
1
0
1
0
1
0
1
Q
Q’
Kondisi
3. D FLIP-FLOP DENGAN CLOCK
» Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini.
» Lakukan percobaan sesuai dengan kondisi masukan R , S dan Clock terhadap Q dan Q serta
catat hasilnya pada tabel dibawah ini.
» Berikan kesimpulan pada percobaan ini.
Clock
D
Q
Q’
Kondisi
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
PERTEMUAN VI
MICROCONTROLER I
PENGANTAR DAN MODUL TARGET
TUJUAN PERCOBAAN
- Mengenal Microcontroler
- Mengenal Bahasa Assembly MCS 51
- Memprogram microcontroler untuk menjalankan rangkaian elekteronik
ALAT YANG DIGUNAKAN
-
Panel/modul Microcontroler
Sebuah pc dengan software pendukung
Avometer
Kabel penghubung
Microcontroler
Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang didalamnya terdapat
rangkaian mikroprosesor, memori (RAM/ROM) dan I/O, rangkaian tersebut terdapat
dalam level chip atau biasa disebut single chip microcomputer. Pada Mikrokontroler
sudah terdapat komponen-komponen mikroprosesor, dengan bus-bus internal yang saling
berhubungan. Komponen-komponen tersebut adalah RAM, ROM, Timer, I/O Paralel dan
Serial, serta Interrupt Control.
Adapun keunggulan dari Mikrokontroler adalah adanya sistem interupsi
Microcontroler digunakan untuk keperluan control, atau kendali. Biasa disebut dengan
MCS, dan yang digunakan dalam praktek ini T2 P1.0
VCC
adalah MCS 51. MCS-51 adalah merk dagang T2EX P1.1
P0.0
terdaftar dari Intel Corporation.
P1.2
P0.1
Karakteristik MCS 51:
 8 bit P
 Single Bit Logic
 Pengalamatan Program memory (ROM)
sebesar 64K
 Pengalamatan Data memory (RAM)
sebesar 64K
 On Chip ROM
 8051  4KB
 8052  8KB
 8055  20KB
P1.3
P0.2
P1.4
P0.3
P1.5
P0.4
P1.6
P0.5
P1.7
P0.6
RST
P0.7
RXD
P3.0
TXD
P3.1
INT0
P3.2
INT1
P3.3
T0
P3.4
P2.6
T1
P3.5
P2.5
RW
P3.6
P2.4
RD
AT89C52
24PC
0141
EA/VPP
PROG/ALE
PSEN
P2.7
P3.7
P2.3
XTAL2
P2.2
XTAL1
P2.1
VSS
P2.0
 On Chip RAM
 8051  128 Byte
 8052 & 8055  256 Byte
 32 biderectional I/O (4 port)
 2 buah 16 bit Timer/Counter
 Full Duplex UART
 6 Buah Sumber Interrupt
 On-chip clock Oscilator
Diagram Blok MCS 51
EXTERNAL
External
Interup
INTERRUPT
S
INTERRUP
T
CONTROL
ROM
TIMER 0
128 BYTES
RA
M
TIMER 1
COUNTE
Counter
INPUT
R
Input
S
CP
U
OSC
BU
S
CONTROL
4 I/O
PORTS
P0 P1 P2
ADDRESS/
DATA
SERIAL
PORT
P3
T
X
RX
Assembly MCS 51
Sebuah mikrokontroller tidak akan bekerja bila tidak diberikan program kepadanya.
Program tersebut memberitahukan mikrokontroller apa yang harus dia lakukan. Bahasa
Assembly adalah bahasa ogic le yang kedudukannya di antara bahasa mesin dan
bahasa level tinggi misalnya bahasa C atau Pascal. Bahasa C atau Pascal dikatakan
sebagai bahasa level tinggi karena memakai kata-kata dan pernyataan yang mudah
dimengerti manusia, meskipun masih jauh berbeda dengan bahasa manusia
sesungguhnya. Bahasa mesin adalah kumpulan kode biner yang merupakan instruksi
yang bisa dijalankan oleh ogic le. Sedangkan bahasa Assembly memakai kode
Mnemonic untuk menggantikan kode biner, agar lebih mudah diingat sehingga lebih
memudahkan penulisan program.
Langkah kerja
1.
2.
3.
4.
Siapkan Modul Microcontroler dan computer
Hubungkan Modul dengan computer dengan kabel yg telah disediakan
Nyalakan modul Microcontroler
Buka Software Microcontroler ISP software.
5. kemudian klik Option  Select port, pilih LPT1.
6. Klil Option  Select Device Pilih AT8952 Pilih Byte Mode Ok
7. Jika koneksi Modul dengan PC bagus maka akan tampil jendela sebagai berikut:
8. Jika tidak memunculkan Jendela di atas, atau ada peringatan, maka coba periksa
koneksi kabel antara PC dan Modul Micro.
9. Buka aplikasi Notepad, kemudian ketikkan contoh-contoh program yang ada
10. kemudian simpan pada folder yang telah ditentukan, simpan dengan format .ASM
contoh COBA1.asm
11. Kemudian rubah (compile) file asm tadi menjadi format .HEX. dengan
menggunakan aplikasi ASM 51.
12. Jika Program yang dimasukkan benar, maka akan tertulis 0 errors found. Maka
pada folder yang telah terssedia tadi, akan muncul file dengan extention HEX
dengan nama yang sama dengan file ASM.
13. Kemudian kembali ke program Atmel Aplication. Klik file  load buffer.
14. Buka file HEX yang dari program yang kita buat.
15. Jika berhasil maka pada Armel ISP akan tampil seperti berikut
16. Kemudian klik instruction  autoprogram. Maka chip akan mengalami proses,
pengahpusan dan penulisan. Kemudian pilih (Lock 0 no program lock features)
17. untuk menjalankan program klik Intruction  Run target
18. Jika ingin mengakhiri klik options initialize target.
Modul Target
Percobaan 1
Ketikkan dan jalankan program di bawah ini :
$MOD51
ORG 000H
Start:
MOV P2,#0FEH
JMP Start
END
; program utama
; variabel percobaan
Amatilah led yang menyala, kemudian coba ubah variabel percobaan dan
berikan tanda X pada port yang menyala :
P2.7 P2.6 P2.5 P2.4 P2.3 P2.2 P2.1 P2.0
#0FEH
#0FDH
#0FBH
#0F7H
#0EFH
#0DFH
#0BFH
#07FH
Apa fungsi dari perintah MOV P2,#0FEH ?
Percobaan 2
Ketikkan dan jalankan program di bawah ini :
$MOD51
ORG 000H
Start:
CLR P2.0
JMP Start
END
; program utama
; ogic le percobaan
Amatilah led yang menyala, kemudian coba ubah
tanda X pada port yang menyala :
P2.7 P2.6 P2.5 P2.4 P2.3 P2.2 P2.1 P2.0
P2.0
P2.1
P2.2
P2.3
P2.4
P2.5
P2.6
P2.7
Apakah fungsi dari perintah CLR P2.0 ?
Percobaan 3
Ketikkan dan jalankan program di bawah ini :
$MOD51
ORG 000H
ogic le percobaan dan berikan
Start:
; program utama
MOV P2,#0FEH
CALL Delay
MOV P2,#0FDH
CALL Delay
MOV P2,#0FBH
CALL Delay
MOV P2,#0F7H
CALL Delay
JMP Start
Delay:
;-----------------+
; | ogic le percobaan
; | 05DH = 1,00905 detik
Wait_Delay:
; | 05DH = 93 desimal
CALL Delay_10Ms
; | 93 * 0,01085 = 1,00905 detik
DJNZ R0,Wait_Delay
;|
RET
;|
;|
Delay_10Ms:
; | fungsi delay 10 mili detik
PUSH TMOD
; | 10 Ms = 0,01085 detik
MOV TMOD,#001H
;|
MOV TH0,#0D8H
;|
MOV TL0,#0EFH
;|
SETB TR0
;|
;|
Wait_Delay_10Ms:
;|
JBC TF0,Finish_Delay
;|
JMP Wait_Delay_10Ms
;|
;|
Finish_Delay:
;|
CLR TR0
;|
POP TMOD
;|
RET
;-----------------+
END
MOV R0,#05DH
Amatilah led yang menyala, kemudian coba ubah ogic le percobaan,
sebelumnya ubahlah nilai Desimal menjadi nilai Heksa dan tentukan Waktu
delay-nya:
Desimal Heksa
185
138
93
46
23
9
Waktu
Apakah fungsi delay dari program di atas ?
Percobaan 4
Ketikkan dan jalankan program di bawah ini :
$MOD51
ORG 000H
Start:
; program utama
CLR P2.0
CALL Delay
CLR P2.1
CALL Delay
CLR P2.2
CALL Delay
CLR P2.3
CALL Delay
SETB P2.3
CALL Delay
SETB P2.0
CALL Delay
SETB P2.1
CALL Delay
SETB P2.2
CALL Delay
SETB P2.3
CALL Delay
JMP Start
Delay:
;-----------------+
MOV R0,#05DH
Wait_Delay:
CALL Delay_10Ms
DJNZ R0,Wait_Delay
RET
Delay_10Ms:
PUSH TMOD
MOV TMOD,#001H
MOV TH0,#0D8H
MOV TL0,#0EFH
SETB TR0
Wait_Delay_10Ms:
JBC TF0,Finish_Delay
JMP Wait_Delay_10Ms
; | 05DH = 1,00905 detik
; | 05DH = 93 desimal
; | 93 * 0,01085 = 1,00905 detik
;|
;|
;|
;|
; | fungsi delay 10 mili detik
; | 10 Ms = 0,01085 detik
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
Finish_Delay:
CLR TR0
POP TMOD
RET
;|
;|
;|
;|
;-----------------+
END
Amatilah led yang menyala.
Apakah fungsi SETB pada program di atas ?
Percobaan 5
Ketikkan dan jalankan program di bawah ini :
$MOD51
ORG 000H
MOV A,#0FEH
Start0:
MOV P2,A
CALL Delay
RL A
CJNE A,#07FH,Start0
Start1:
MOV P2,A
CALL Delay
RR A
CJNE A,#0FEH,Start1
JMP Start0
Delay:
;-----------------+
MOV R0,#017H
Wait_Delay:
CALL Delay_10Ms
DJNZ R0,Wait_Delay
RET
Delay_10Ms:
PUSH TMOD
MOV TMOD,#001H
MOV TH0,#0D8H
MOV TL0,#0EFH
SETB TR0
Wait_Delay_10Ms:
JBC TF0,Finish_Delay
; | 017H = 0,24955 detik
; | 017H = 23 desimal
; | 23 * 0,01085 = 0,24955 detik
;|
;|
;|
;|
; | fungsi delay 10 mili detik
; | 10 Ms = 0,01085 detik
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
JMP Wait_Delay_10Ms
Finish_Delay:
CLR TR0
POP TMOD
RET
;|
;|
;|
;|
;|
;-----------------+
END
Amatilah led yang menyala.
Apakah fungsi RR, RL, CJNE pada program di atas ?
Percobaan 6
Ketikkan dan jalankan program di bawah ini :
$MOD51
ORG 000H
Start:
; program utama
MOV P2,P3
JMP Start
END
Amatilah led yang menyala dengan menekan sembarang tombol.
Apakah kesimpulannya ?
Percobaan 7
Ketikkan dan jalankan program di bawah ini :
$MOD51
ORG 000H
JMP Initialize
ORG 003H
JMP IntExt0
ORG 013H
JMP IntExt1
; alamat interupsi Ext0
IntExt0:
MOV P2,#0F0H
RETI
;-----------------+ fungsi interupsi Ext0
;|
;-----------------+
IntExt1:
MOV P2,#00FH
RETI
;-----------------+ fungsi interupsi Ext1
;|
;-----------------+
Initialize:
; alamat interupsi Ext1
MOV IE,#085H
MOV IP,#005H
MOV A,#0FEH
; interupsi yang aktif (variabel percobaan 81H, 84H, 85H)
; prioritas interupsi (variabel percobaan 1H, 4H, 5H)
Start:
; program utama
MOV P2,A
RL A
CALL Delay
JMP Start
Delay:
;-----------------+
MOV R0,#05DH
; | 05DH = 1,00905 detik
; | 05DH = 93 desimal
Wait_Delay:
; | 93 * 0,01085 = 1,00905 detik
CALL Delay_10Ms
;|
DJNZ R0,Wait_Delay
;|
RET
;|
;|
Delay_10Ms:
; | fungsi delay 10 mili detik
PUSH TMOD
; | 10 Ms = 0,01085 detik
MOV TMOD,#001H
;|
MOV TH0,#0D8H
;|
MOV TL0,#0EFH
;|
SETB TR0
;|
;|
Wait_Delay_10Ms:
;|
JBC TF0,Finish_Delay
;|
JMP Wait_Delay_10Ms
;|
;|
Finish_Delay:
;|
CLR TR0
;|
POP TMOD
;|
RET
;-----------------+
END
Coba tekan tombol P3.2, amatilah led yang menyala, kemudian coba tekan tombol P3.3,
amatilah led yang menyala.
Ubahlah ogic le percobaan dengan data di bawah ini, kemudian coba tekan tombol
P3.2 dan secara bersamaan coba tekan tombol P3.3, juga lakukanlah sebaliknya.
IE
#085H
#084H
#081H
IP
#005H
#005H
#005H
Led
#085H
#084H
#081H
#085H
#084H
#081H
#004H
#004H
#004H
#001H
#001H
#001H
Apakah yang dimaksud dengan interupsi ?
Percobaan 8
Ketikkan dan jalankan program di bawah ini :
$MOD51
ORG 000H
JMP Initialize
ORG 003H
JMP IntExt0
ORG 013H
JMP IntExt1
IntExt0:
RR A
MOV P2,A
CALL Delay
RETI
IntExt1:
RL A
MOV P2,A
CALL Delay
RETI
Initialize:
MOV IE,#085H
MOV IP,#005H
MOV A,#0FEH
Start:
; program utama
JMP Start
Delay:
;-----------------+
MOV R0,#017H
Wait_Delay:
CALL Delay_10Ms
DJNZ R0,Wait_Delay
RET
; | 017H = 0,24955 detik
; | 017H = 23 desimal
; | 23 * 0,01085 = 0,24955 detik
;|
;|
;|
;|
Delay_10Ms:
PUSH TMOD
MOV TMOD,#001H
MOV TH0,#0D8H
MOV TL0,#0EFH
SETB TR0
; | fungsi delay 10 mili detik
; | 10 Ms = 0,01085 detik
;|
;|
;|
;|
;|
Wait_Delay_10Ms:
;|
JBC TF0,Finish_Delay
;|
JMP Wait_Delay_10Ms
;|
;|
Finish_Delay:
;|
CLR TR0
;|
POP TMOD
;|
RET
;-----------------+
END
Coba tekan tombol P3.2 beberapa kali, amatilah led yang menyala, kemudian
coba tekan tombol P3.3 beberapa kali, amatilah led yang menyala.
Apakah kesimpulannya ?
INTERUPSI MCS 51
 Interrupt adalah suatu panggilan yg memaksa MCS untuk menunda program yang
sedand dijalankan dan kemudian menjalankan proses yang terdapat di dalam
SubRoutine Interrupt hingga proses tersebut selesai, sesudah itu MCS akan
melaksanakan kembali yang ditunda sebelumnya.
Terjadi
Interrupt
Program
yang
sedang
berjalan
Proses
Interrupt selesai
Program
Interrupt
Interrupt
vektor
Reti
 Pengecekan interrupt adalah secara polling. Artinya bahwa MCS akan melakukan
polling interrupt dimulai dari prioritas yang paling tinggi
 Apabila dalam proses polling interrupt terjadi interrupt yang priority-nya lebih
tinggi, maka interrupt tersebut akan dilayani setelah polling interruptnya selesai
dilakukan
 Pemanggilan Interrupt pada MCS dapat dilakukan dengan 2 cara:
 Falling Edge
Interrupt akan aktif apabila ogic pada pin interrupt bergerak turun dari
HIGH ke LOW
 Level
Interrupt akan aktif apabila
LOW.
ogic pada pin interrupt berada pada level
PERTEMUAN VII
MICROCONTROLER II
SEVEN SEGMENT DAN MOTOR STEPPER
Hubungkan modul seven segmen dengan port 1 modul
target !!!
VCC
40
VCC
10k
VCC
31
P20
P21
P22
P23
P24
P25
P26
P27
P30/RXD
P31/TXD
P32/INT0
P33/INT1
P34/T0
P35/T1
P36/WR
P37/RD
X1
EA/VP
ALE/P
PSEN
20
30
29
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
GND
21
22
23
24
25
26
27
28
P00
P01
P02
P03
P04
P05
P06
P07
VCC
U?
39
38
37
36
35
34
33
32
X2
RESET
1
2
3
4
5
6
7
8
a
b
c
d
e
f
g
Dp
Com
10
11
12
13
14
15
16
17
7SEG
VCC
19
U?
18
9
CRYSTAL
89C51
VCC
10K
Percobaan 9
Ketikkan dan jalankan program di bawah ini :
; Segment pada Port 1
; D7|D6|D5|D4|D3|D2|D1|D0
; .| g| f| e| d| c| b| a
;
; Common Segment pada Port0
; D7|D6|D5|D4|D3|D2|D1|D0
1uF
$MOD51
ORG 000H
CLR P0.0
Start:
MOV P1,#0FEH
JMP Start
; variabel percobaan
; program utama
; variabel percobaan
END
Amatilah segmen yang menyala, kemudian coba ubah variabel percobaan dan berikan
tanda X pada segmen yang menyala :
CLR
P0.0
P0.1
P0.2
P0.3
P0.4
P0.5
P0.6
P0.7
P1
#0FEH
#0FDH
#0FBH
#0F7H
#0EFH
#0DFH
#0BFH
#07FH
Seg 0 Led Seg 1 Led Seg 2 Led Seg 3 Led Seg 4 Led Seg 5 Led Seg 6 Led Seg 7 Led
Buatlah suatu karakter huruf berdasarkan data di atas.
Percobaan 10
Ketikkan dan jalankan program di bawah ini :
$MOD51
ORG 000H
Start:
; program utama
CLR P0.0
MOV P1,#083H
CALL Delay
SETB P0.0
CLR P0.1
MOV P1,#092H
CALL Delay
SETB P0.1
CLR P0.2
MOV P1,#0CFH
CALL Delay
SETB P0.2
JMP Start
; huruf B
; huruf S
; huruf I
Delay:
;-----------------+
MOV R0,#001H
; | 001H = 0,01085 detik
; | 001H = 1 desimal
Wait_Delay:
CALL Delay_10mS
DJNZ R0,Wait_Delay
RET
; | 1 * 0,01085 = 0,01085 detik
;|
;|
;|
;|
; | fungsi delay 10 mili detik
; | 10 mS = 0,01085 detik
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
Delay_10mS:
PUSH TMOD
MOV TMOD,#001H
MOV TH0,#0D8H
MOV TL0,#0EFH
SETB TR0
Wait_Delay_10mS:
JBC TF0,Finish_Delay
JMP Wait_Delay_10mS
Finish_Delay:
CLR TR0
POP TMOD
RET
;-----------------+
END
Amatilah segmen yang menyala.
Apakah yang dimaksud dengan scanning mode ?
Percobaan 11
Ketikkan dan jalankan program di bawah ini :
$MOD51
ORG 000H
JMP Initialize
ORG 003H
JMP IntExt0
ORG 013H
JMP IntExt1
IntExt0:
CLR P0.0
MOV P1,#083H
CALL Delay
SETB P0.0
CLR P0.1
MOV P1,#092H
CALL Delay
SETB P0.1
CLR P0.2
MOV P1,#0CFH
CALL Delay
SETB P0.2
RETI
IntExt1:
CLR P0.0
MOV P1,#0C7H
CALL Delay
SETB P0.0
CLR P0.1
MOV P1,#088H
CALL Delay
SETB P0.1
CLR P0.2
MOV P1,#083H
CALL Delay
SETB P0.2
RETI
Initialize:
MOV IE,#085H
MOV IP,#005H
Start:
; program utama
JMP Start
Delay:
;-----------------+
MOV R0,#001H
Wait_Delay:
CALL Delay_10mS
DJNZ R0,Wait_Delay
RET
Delay_10mS:
PUSH TMOD
MOV TMOD,#001H
MOV TH0,#0D8H
MOV TL0,#0EFH
SETB TR0
Wait_Delay_10mS:
JBC TF0,Finish_Delay
JMP Wait_Delay_10mS
; | 001H = 0,01085 detik
; | 001H = 1 desimal
; | 1 * 0,01085 = 0,01085 detik
;|
;|
;|
;|
; | fungsi delay 10 mili detik
; | 10 mS = 0,01085 detik
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
Finish_Delay:
CLR TR0
POP TMOD
RET
END
;|
;|
;|
;-----------------+
Amatilah segmen yang menyala dengan menekan tombol P3.2 dan kemudian coba
tekan tombol P3.3.
Apakah kesimpulannya ?
Modul Motor Stepper
Hubungkan modul motor stepper dengan port 2 modul target
!!!
+12v
A
B
C
D
1
2
3
4
5
6
7
8
9
D0
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
GND
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
VCC
18
17
16
15
14
13
12
11
10
+12v
ULN2803
Motor stepper banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang biasanya cukup
menggunakan torsi yang kecil, seperti untuk penggerak piringan disket atau piringan
CD. Dalam hal kecepatan, kecepatan motor stepper cukup cepat jika dibandingkan
dengan motor DC. Motor stepper merupakan motor DC yang tidak memiliki
komutator. Pada umumnya motor stepper hanya mempunyai kumparan pada
statornya sedangkan pada bagian rotornya merupakan permanen magnet. Dengan
model motor seperti ini maka motor stepper dapat diatur posisinya pada posisi
tertentu dan/atau berputar ke arah yang diinginkan, searah jarum jam atau sebaliknya.
Kecepatan motor stepper pada dasarnya ditentukan oleh kecepatan pemberian data pada
komutatornya. Semakin cepat data yang diberikan maka motor stepper akan
semakin cepat pula berputarnya.
Percobaan 12
Ketikkan dan jalankan program di bawah ini :
$MOD51
ORG 000H
MOV R1,#032H
Start:
CALL GoRight
DJNZ R1,Start
; variabel percobaan
; program utama
; variabel percobaan
Stop:
JMP Stop
GoRight:
MOV P2,#010H
CALL Delay
MOV P2,#020H
CALL Delay
MOV P2,#040H
CALL Delay
MOV P2,#080H
CALL Delay
RET
; mode full step
GoLeft:
MOV P2,#080H
CALL Delay
MOV P2,#040H
CALL Delay
MOV P2,#020H
CALL Delay
MOV P2,#010H
CALL Delay
RET
; mode full step
Delay:
;-----------------+
MOV R0,#001H
Wait_Delay:
; | 001H = 0,01085 detik
; | 001H = 1 desimal
; | 1 * 0,01085 = 0,01085 detik
CALL Delay_10mS
DJNZ R0,Wait_Delay
RET
;|
;|
;|
;|
; | fungsi delay 10 mili detik
; | 10 mS = 0,01085 detik
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
Delay_10mS:
PUSH TMOD
MOV TMOD,#001H
MOV TH0,#0D8H
MOV TL0,#0EFH
SETB TR0
Wait_Delay_10mS:
JBC TF0,Finish_Delay
JMP Wait_Delay_10mS
Finish_Delay:
CLR TR0
POP TMOD
RET
;-----------------+
END
Amatilah gerak motor stepper, kemudian coba ubah variabel percobaan :
R1
#032H
#019H
#00CH
#032H
#019H
#00CH
CALL
Derajat
Putar
Arah
Putar
GoRight
GoRight
GoRight
GoLeft
GoLeft
GoLeft
Berapa derajatkah per satu siklus fungsi GoRight dan GoLeft ?
Percobaan 13
Ketikkan dan jalankan program di bawah ini :
$MOD51
ORG 000H
Start:
MOV R1,#032H
StartRight:
CALL GoRight
DJNZ R1,StartRight
MOV R2,#032H
; program utama
StartLeft:
CALL GoLeft
DJNZ R2,StartLeft
Stop:
JMP Start
GoRight:
MOV P2,#010H
CALL Delay
MOV P2,#030H
CALL Delay
MOV P2,#020H
CALL Delay
MOV P2,#060H
CALL Delay
MOV P2,#040H
CALL Delay
MOV P2,#0C0H
CALL Delay
MOV P2,#080H
CALL Delay
MOV P2,#090H
CALL Delay
RET
; mode half step
GoLeft:
MOV P2,#090H
CALL Delay
MOV P2,#080H
CALL Delay
MOV P2,#0C0H
CALL Delay
MOV P2,#040H
CALL Delay
MOV P2,#060H
CALL Delay
MOV P2,#020H
CALL Delay
MOV P2,#030H
CALL Delay
MOV P2,#010H
CALL Delay
RET
; mode half step
Delay:
;-----------------+
MOV R0,#001H
Wait_Delay:
CALL Delay_10mS
DJNZ R0,Wait_Delay
; | 001H = 0,01085 detik
; | 001H = 1 desimal
; | 1 * 0,01085 = 0,01085 detik
;|
;|
RET
;|
;|
; | fungsi delay 10 mili detik
; | 10 mS = 0,01085 detik
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
Delay_10mS:
PUSH TMOD
MOV TMOD,#001H
MOV TH0,#0D8H
MOV TL0,#0EFH
SETB TR0
Wait_Delay_10mS:
JBC TF0,Finish_Delay
JMP Wait_Delay_10mS
Finish_Delay:
CLR TR0
POP TMOD
RET
;-----------------+
END
Amatilah gerak motor stepper.
Apa yang dimaksud dengan full step dan half step ?
Apakah fungsi DJNZ dari program di atas ?
Percobaan 14
Ketikkan dan jalankan program di bawah ini :
$MOD51
ORG 000H
JMP Initialize
ORG 003H
JMP IntExt0
IntExt0:
CALL GoRight
RETI
Initialize:
MOV IE,#081H
MOV IP,#001H
Start:
; program utama
JMP Start
GoRight:
MOV P2,#010H
CALL Delay
MOV P2,#030H
CALL Delay
MOV P2,#020H
CALL Delay
MOV P2,#060H
CALL Delay
MOV P2,#040H
CALL Delay
MOV P2,#0C0H
CALL Delay
MOV P2,#080H
CALL Delay
MOV P2,#090H
CALL Delay
RET
Delay:
MOV R0,#001H
; | 001H = 1 desimal
Wait_Delay:
CALL Delay_10mS
DJNZ R0,Wait_Delay
RET
Delay_10mS:
PUSH TMOD
MOV TMOD,#001H
MOV TH0,#0D8H
MOV TL0,#0EFH
SETB TR0
Wait_Delay_10mS:
JBC TF0,Finish_Delay
JMP Wait_Delay_10mS
Finish_Delay:
CLR TR0
POP TMOD
RET
END
;-----------------+
; | 001H = 0,01085 detik
; | 1 * 0,01085 = 0,01085 detik
;|
;|
;|
;|
; | fungsi delay 10 mili detik
; | 10 mS = 0,01085 detik
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;|
;-----------------+
Amatilah gerak motor stepper dengan menekan tombol P3.2
Apakah kesimpulannya ?
Download