PERTEMUAN I MULTITESTER (AVO METER) TUJUAN PERCOBAAN: - Mengenal dan memahami penggunaan avometer. - Memahami cara menentukan nilai resistansi pada resistor. - Memahami cara pengukuran listrik dan arus listrik dengan AVO meter. ALAT YANG DIGUNAKAN: - AVO meter - Protoboard - Baterei - Adaptor LANGKAH PERCOBAAN: A. Menentukan Nilai Resistor Dengan OHM meter. -Pengenalan Resistor Simbol Fixed Resistor Warna hitam coklat merah orange/jingga kuning hijau biru ungu abu-abu putih emas perak tanpa warna I (bil nyata) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 - II (Bil nyata) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 - III (Pengali) x1 x10 x100 x1000 x10000 x100000 x1000000 x10000000 x 0.1 x 0.01 - Tabel 1.1 Kode Warna Resistor IV Toleransi 20% 1% 2% 0.50% 0.25% 0.10% 0.05% 5% 10% 20% - Cara Menggunakan Avometer 1. Letakan AVO meter pada posisi mendatar. 2. Biasakan melatakkan probe warna merah pada terminal positif (+), dan probe warna hitam pada terminal Negatif (-) AVO meter. 3. Bacalah penunjukan pointer pada posisi tegak lurus di depan skala AVO meter. 4. Khusus untuk penggunaan OHM, lakukanlah zero adjustmen (kalibrasi) setiap kali melakukan pengukuran pada selector yang berbeda. 5. Untuk hasil pengukuran yang baik usahakan agar pointer berada pada daerah setengah sampai skala penuh bagi tiap posisi selector yang digunakan. 6. Tiap-tiap selesai melakukan pengukuran arahkan pilihan posisi selector pada posisi off. - Mengukur dan Menguji Fixed Resistor Posisi selector pada Ohm meter Tuliskanlah nilai-nilai resistansi pada komponen yang telah diberikan sesuai dengan kode warnanya Ukur dan ujilah masing-masing resistor tersebut dan kemudian catatlah hasilnya pada table yang telah disediakan. X 100 x10 x1 + - Gambar 1.2 Pengukuran fixed resistor NO KODE WARNA NILAI RESISTOR BERDASARKAN KODE WARNA 1 2 3 4 5 - Mengukur dan Menguji Resistor Variabel HASIL PENGUKURAN DENGAN AVO METER ANALOG KONDISI B Selektor pada Avo meter masih dalam OHM. Ukur dan uji masing-masing VR yang diberikan, kemudian isi table yang telah disediakan. A C X 100 x10 x1 + - NO VR1 VR2 VR3 NILAI VR TERMINAL A-B HASIL PENGUKURAN TERMINAL B-C TERMINAL A-C KONDISI B. Mengukur Sumber Tegangan - Mengukur Sumber Tegangan Searah (DC Volt) Siapkan selector AVO meter pada posisi daerah tegangan DC-Volt yang terbesar (1000 V). Tegangan DC memiliki polaritas, (+/-) ukurlah sesuai dengan probenya jangan sampai tertukar/terbalik. Ukurlah tegangan Vs1, Vs2, Vs3, Vs4 (jika dengan selector dengan skala terbesar jarum tidak bergerak, coba ubah selector pada posisi yang lebih rendah. Setingkat demi setingkat) PERHATIAN!!!: Polaritas probe tidak boleh tertukar. Bila terjadi kerusakan akibat tertukarnya polaritas, apapun alasannya tidak akan ditolerir. - Tegangan Bolak-Balik (AC volt) Siapkan selector AVO meter pada posisi daerah tegangan AC-Volt yang terbesar. Ukurlah teganan Vs5, Vs6, Vs7. (jika dengan selector dengan skala terbesar jarum tidak bergerak, coba ubah selector pada posisi yang lebih rendah. Setingkat demi setingkat) Tegangan DC Vs2 Vs3 Vs1 - Vs4 Vs5 Tegangan AC Vs6 Vs7 Mengukur Beda Potensial Pada Rangakaian Resistor Buat rangkaian resistor kombinasi pada protoboard. A B R1 + - 9v R3 D R4 R5 C R2 Ukur dahulu resistansi pada rangkaian tersebut, isilah tabel berikut “ PERHATIAN: Pada pengukuran resistansi putuskan dahulu rangkaian dari sumber tegangan” R1 R2 R3 R4 R5 antara titik A – D perhitungan pengukuran antara titik B - C perhitungan pengukuran Ukur tegangan pada tiap Resistor, dan isi tabel berikut: Rx kode warna resistor R1 R2 R3 R4 R5 C. Pengukuran Arus Searah (DC mA) Pengukuran beda potensial (V) hasil perhitungan Kondisi - Siapkan AVO Meter pada posisi daerah pengukuran arus searah DC mA yang terbesar (0,25). Hubungkan satu demi satu resistor Rx yang di tentukan dengan sebuah sumber tegangan 5 v. Catalah nilai rx yang digunakan, serta ukurlah arus searah yang mengalir pada masing-masing resistor tersebut. Posisi alat ukur pada saat menguur arus searah. X 100 x10 x1 - R1 Dc A + 9v Perhatikan : Dalam melakukan pengukuran arus searah jangan sampe mengubah posisi selector pada saat melakukan pengukuran arus. Apabila pembacaan skala terlalu kecil lepaskan dulu hubungan probe tester positif dari sumber tegangan baru dilanjutkan dengan mengubah selector ke posisi yang lebih rendah setingkat demi setingkat. Rusaknya AVO meter akibat kesalahan ini tidak dapat di tolerir. Rx R1 R2 R3 R4 R5 kode warna Pengukuran Resistor kuat arus (mA) hasil perhitungan PERTANYAAN DAN TUGAS 1. Sebutkan jenis-jenis resistor yang Anda ketahui serta fungsi dari masingmasing resistor tersebut (gambarkan juga symbol komponen dan bentuk fisik) 2. Sebutkan jenis-jenis besaran listrik lainnya yang telah diketahui dan apa alat ukurnya . 3. Buat kesimpulan akhir dari percobaan ini. PERTEMUAN II KAPASITOR, TRANFORMATOR, DIODA, DAN TRANSISTOR TUJUAN PERCOBAAN : - Mengenal dan menguji suatu kapasitor, baik atau tidak - Mengukur resistansi dan menguji sebuah tranformator - Mengenal dan menguji Dioda - Melihat arus forward dan reverse pada dioda - Mengenal, menguji Transistor dan aplikasinya. ALAT YANG DIGUNAKAN - Avo Meter - Panel / Modul Analog Digital KAPASITOR - - Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik yang melaluinya. Sifatnya adalah melewatkan arus AC (bolak-balik) dan menahan memblokir arus DC. Satuan : Farad 1 F = 106 F 1 F= 109 F 1 F= 1012 F 1 F= 103 nF 1 F= 106 pF 1 nF= 103 pF LANGKAH PERCOBAAN a. Menguji Kapasitor Untuk mengetahui kapasitor bocor atau tidak, kita dapat menggunakan Ohm meter. Jika Kapasitor dalam keadaan baik, maka jarum ohm meter akan menunjukan simpangan. Besar kecilnya simpangan jarum tergantung pada nilai kapasitansi dari kapasitor yang diukur. Tentukan nilai dan kondisi dari capasitor yang tersedia. Dan isi tabel berikut NO NILAI JENIS KAPASITOR KONDISI TRANSFORMATOR Adalah sebuah peranti yang terdiri dari dua lilitan atau lebih yang tergandeng secara induktif. Tranformator banyak digunakan dalam elektronika. Paling banyak digunakan untuk mengubah besar kecil tegangan. - Menguji trafo step-down Gulungan Primer o Selector Avo diletakkan pada posisi 10 ohm meter o Alat ukur menunjukan harga ohm yang agak besar dibandingkan pada gulungan sekunder o Hasil pengukuran tidak boleh nol ( short) dan tidak boleh tak terhubung. o Dalam pengukuran ini trafo tidak boleh diberi tegangan. A 0 B X 100 x10 110 C…..220 x1 D 240 + NO TERMINAL 1 A-B 2 A-C 3 A-D 4 B-C 5 B-D 6 C-D RESISTANSI E 6 F CT Dc A 9 KONDISI 6 G 9 H Gulungan Sekunder o Selector diletakan pada posisi R x 1ohm meter o Alat ukur menunjukan harga ohm meter yang relatif kecil dibandingkan pada gulungan primer o A 0 B 110 C…..220 9 E 6 F CT X 100 x10 x1 D 240 6 G 9 H Dc A + NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TERMINAL E-F E-CT E-G E-H F-CT F-G F-H CT-G CT-H G-H RESISTANSI KONDISI Gulungan Primer/ Sekunder dengan Inti Besi o Alat ukur harus menunjukan harga tak hingga ohm A 0 9 B 110 C…..220 X 100 x10 6 F CT x1 - D 240 + Dc A NO 1 2 TERMINAL A-Inti E-Inti RESISTANSI KONDISI E 6 G 9 H Antara Primer dengan Sekunder o Alau ukur harus menunjukan harga tak hingga ohm A 0 B 110 C…..220 X 100 x10 x1 D 9 E 6 F CT 240 - 6 G 9 H Dc A + NO 1 2 TERMINAL A-E B-F RESISTANSI KONDISI DIODA a. Pengujian Dioda Letakkan selector pada salah satu posisi ohm meter Bila posisi jarum menyimpang mendekati nol ohm maka probe hitam dianggap terminal Anoda dan sebaliknya probe merah dianggap terminal katoda. Bila posisi jarum tidak menyimpang maka probe hitam dianggap katoda dan sebaliknya probe merah dianggap terminal anoda Dioda yang baik adalah jika pembalikan polaritas probe AVOmeter menghasilkan perbedaan harga penunjukan ohm yang besar sekali. Jika langkah diatas tidak dicapai >> Dioda putus jika AVO meter tidak menyimpang sama sekali. >> Dioda hubung singkat jika avo meter menunjukkan harga 0 (nol) ohm Ujilah serta catat semua dioda yang diberikan, dan isilah tabel berikut Dx D1 D2 D3 Jenis Dioda Hasil Pengukuran b. Karakteristik Dioda o Arus Forward Pada Dioda P-N Juntion Cari perhatikan rangkaian di bawah ini pada panel analog digital. A Forward + VS VR1 Vd B Id D R1 Vr - C S1 E Pastikan saklar VS pada posisi forward dan SI pada posisi on. Taruh skala pada 10 DC Volt Dengan AVO meter pada posisi DC Volt, ukurlah tegangan pada titik B dan C (Vin), atur tegangan Potensio agar Vin menunjukkan tegangan 6 volt Ukur teganan antara titik B dan D (VBD=Vd), antara titik D dan C (VDC= Vr). Off kan S1 kemudian ukur arus yg mengalir pada dioda (Id).(AVO meter pada skala DC A) Ubah lah tegangan Vin sesuai dengan tabel pengamatan. Ulang langkah-langkah di atas untuk perubahan tegangan tersebut PERHATIAN: “Pada percobaan ini harus diperhatikan dalam penggunaan AVO meter, gunakan sesuai petunjuk” o Arus Reverse Pada Dioda P-N juntion Pastikan saklar VS pada posisi reverse dan SI pada posisi on. Dengan AVO meter pada posisi DC Volt, ukurlah tegangan pada titik B dan C (Vin), atur tegangan Potensio agar Vin menunjukkan tegangan 6 volt Ukur teganan antara titik B dan D (VBD=Vd), antara titik D dan C (VDC= Vr). Off kan S1 kemudian ukur arus yg mengalir pada dioda (Id).(AVO meter pada skala DC A) Ubah lah tegangan Vin sesuai dengan tabel pengamatan. Ulang langkah-langkah di atas untuk perubahan tegangan tersebut reverse Vd B A VR1 Id D R1 Vr + C ARAH ARUS arus forward arus reverse Vin (volt) 6 4 2 1 6 4 2 1 S1 Vd (volt) Vr (volt) E Id (mA) mk Komponen Nilai R= Jenis Dioda B-C(Vin) B-D(Vd) D-C(Vr) A-C(Id) c. Dioda Sebagai Saklar Logika - Amati rangkaian- rangkain berikut kemudian isi tabel yang ada. Dioda tersusun seri S1 1 1 0 0 S2 1 0 1 0 LED S1 1 1 0 0 S2 1 0 1 0 LED Dioda tersusun paralel TRANSISTOR Simbol dan bentuk fisik transistor Menguji dan Mengetahui Jenis Kaki Transistor - Cara menentukan kaki basis transistor o Atur posisi Ohm meter pada posisi x 10 ohm o Ukurlah kaki-kaki transistor jika jarum meter menyimpang berarti ada kaki basis. o Pindahkan salah satu kabel meter ke kaki yang lain jika jarum meter menyimpang lagi berarti kabel yg tetap adalah kaki basis o Jika kabel yang tetap (kaki Basis) kabel hitam berarti transistor NPN o Jika kabel yang tetap (kaki Basis) kabel merah berarti transistor PNP - Cara menentukan kaki kolektor dan emitor o Aurlah switch pada posisi x 10 K, kemudian hubungkanlah kaki kolektor dan kaki emitor ke kabel multimeter sehingga jarum multimeter menyimpang. o Untuk transistor jenis PNP kaki emitor mendapat kabel merah dan kaki kolektor mendapat kabel hitam. o Untuk transistor NPN kaki emitor mendapat kabel hitam dan kaki kolektor mendapat kabel kabel merah. TRANSISTOR PIN JENIS KONDISI NAMA TRANSISTOR Q1 Q2 Q3 Q4 Aplikasi Transistor Sebagai Saklar Dioda - Amati rangkaian-rangkaian berikut kemudian isilah tabel kebenarannya 1. Gerbang logika buffer S 1 0 NPN C945 4k7 LED 1 0 2. Gerbang Logika AND S1 1 1 0 0 S2 1 0 1 0 LED S1 1 1 0 0 S2 1 0 1 0 LED NPN C945 4k7 NPN C945 4k7 3. Gerbang Logika OR NPN C945 4k7 NPN ]C945 4k7 PERTANYAAN DAN TUGAS Buat kesimpulan dari percobaan-percobaan di atas. PERCOBAAN III PENGENALAN OSILOSKOP DAN RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG TUJUAN PERCOBAAN: 1. Mengenal dan memahami bentuk-bentuk gelombang listrik dasar 2. Mengenal dan mempelajari fungsi tombol osiloskop 3. Mempelajari aplikasi dasar osiloskop 4. Mempelajari rangkaian penyearah 5. Mampu membuat rangkaian penyearah gelombang. ALAT YANG DIGUNAKAN 1. AVO Meter 2. Osiloskop 3. Panel Analog/ digital OSILOSKOP - Pendahuluan Bentuk gelombang listrik bisa diartikan sebagai perubahan besarnya nilai amplitude tegangan atau arus listrik pada setiap waktu. Pada prinsipnya bentukbentuk gelombang sinyal listrik dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu bentuk gelombang dari sinyal analog/ kontinyu dan sinyal diskrit. - Penggunaan Osiloskop o Persiapan Hubungkan probe ke osiloskop pada chanel-1 (perhatikan probe harus berada pada posisi 1 x) Aktifkan Osiloskop dengan menekan tombol power dan tunggu beberapa saat hingga layar tampak garis horizontal Atur intensitas dan focus sehingga garis horizontal tersebut tampak terang dan tipis (ini akan memudahkan saat pengukuran). o Kalibrasi Lakukan kalibrasi dengan mengatur tombol Volt/div pada posisi 1 v dan tombol Times/ div pada posisi 0.5 ms Letakan probe pada terminal kalibrasi Atur posisi saklar pemilih tegangan pada posisi DC Ukurlah besaran-besaran yang tertera pada lembar pengamatan serta gambarlah bentuk gelombang yang tampak di layar. o Pengukuran Hubungkan osiloskop dengan rangkaian-rangkaian di bawah ini, lihat bentuk gelombang dari titik-titik yang ada. Kemudian isilah tabel pengamatan. RANGKAIAN PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG C A AC 10 K B D BENTUK GELOMBANG Sinyal input (A-B) sinyal output (C-D) Amplitudo: Frekuensi : Amplitudo : Frekuensi : RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG PENUH A C AC B 10 K D BENTUK GELOMBANG Sinyal input (A-B) sinyal output (C-D) Amplitudo: Frekuensi : Amplitudo : Frekuensi : Pertanyaan dan tugas: 1. Jelaskan prinsip kerja dari penyearah setengan gelombang, dan gelombang penuh. 2. Sebutkan aplikasi dioda lain yang anda ketahui 3. Buat secara berkelompok rangkaian di bawah ini Daftar komponen : trafo : 500 mA D1-D4 : IN 4001 C1-C2 : 2200 uF/ 50 V P1 : 100 K R1 : 1 K Q1 : 2N3906 PERTEMUAN IV GERBANG LOGIKA TUJUAN PERCOBAAN - Mempelajari fungsi gerbang-gerbang logika dasar dan karakteristik IC TTL (transistor-transistor logic) ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN : - Panel / modul analog digital - IC TTL 7400, 7404, 7408, 7432 - AVO meter - Protoboard - Led - Kabel jumper - Sumber tegangan (power supply) PENDAHULUAN - Untuk mengetahui benar tidaknya suatu fungsi logika perlu diketahui dan diperhatikan masalah tegangan catu, tegangan untuk kondisi HIGH serta tegangan untuk kondisi LOW. Hal ini berlaku uuntuk kedua rangkaian terintegrasi (IC) bipolar maupun MOS. - Di dalam praktek percobaan ini berlaku logika “1” high menggunakan 5 volt dan logika “0” menggunakan 0 volt. KONFIGURASI IC IC 7400 IC 7404 1 1 IC 7408 IC 7432 1 1 LANGKAH PERCOBAAN - Siapakan modul/ Panel analog digital Isilah tabel kebenaran dari rangkaian-rangkaian digital berikut: o Gerbang AND Masukan A.B A B 0 0 0 1 1 0 1 1 IC yang digunakan: Keluaran (Y) Lampu 0 0 0 1 o Gerbang OR Masukan A+B o Gerbang NOT A B 0 0 0 1 1 0 1 1 IC yang digunakan: Masukan A 0 1 Keluaran (Y) Lampu 0 1 1 1 Keluaran (Y) Lampu Volt 1 0 IC yang digunakan: o Gerbang NAND Masukan A B 0 0 0 1 1 0 1 1 IC yang digunakan: Keluaran (Y) Lampu 1 1 1 0 Symbol gerbang pengganti: ___ A.B o Gerbang NOR Masukan ____ A+B Keluaran (Y) A B Lampu 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 IC yang digunakan: Symbol gerbang pengganti: Masukan o Gerbang XOR Keluaran (Y) A B Lampu 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 IC yang digunakan: Symbol gerbang pengganti: _ _ A.B + A.B Masukan A 0 0 Keluaran (Y) B 0 1 Lampu 1 0 1 0 0 1 1 1 IC yang digunakan: Symbol gerbang pengganti: o Gerbang XNOR _ _ A.B + A.B o Implementasi Aljabar Boolean Rangkaian A Rangkaian B ________ ___ ___ A.A . B.B ________ A.B + A.B Catatlah masing-masing kode IC gerbang yang digunakan, dan carilah persamaan output (Y) dari masing-masing rangkaian tersebut serta isilah tabel kebenarannya sesuai dengan hasil percobaan. Persamaan aljabar Boolean Tabel Kebenaran Nama dan Simbol Gerbang pengganti Rangkaian A Rangkaian B Y1= A 0 0 1 1 Y2= B 0 1 0 1 Gerbang OR Y1 0 1 1 1 A 0 0 1 1 B 0 1 0 1 Y2 1 0 0 0 Gerbang NAND+ o DEMUX DAN MULTIPLEXER Mux adalah suatu rangkaian dengan banyak jalan masukan dan satu jalan keluaran. Dengan menerapkan sinyal pengendali dapat diarahkan setiap sinyal masukan dan keluaran. Mux adalah data selector, sedangkan demux kebalikannya, yaitu suatu rangkaian logika yang mempunyai sinyal dari satu masukan dan banyak sinyal keluaran. Sinyal yang masuk baik mux maupun demux selalu ditentukan oleh selektor, apabilah sinyal kendali rendah maka pada mux keluarannya juga rendah. Pada mux dan demux bit data masukan akan diteruskan keoutput dengan kondisi dari pengendali, misal untuk mux jika input A diberi kondisi 1 maka pada keluarannya A yang tampil pada mux dengan kondisi pengendalinya S0 = 0 dan S1= 0 sedangkan untuk input yang lain tidak berlaku. Tabel Kebenaran Multiplexer & Demultiplexer X0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 X1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 X2 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 X3 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 IN Out0 Out1 LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN: 1. 2. 3. 4. Buatlah rangkaian seperti pada gambar. Atur selektor sesuai kondisi untuk mendapatkan output yang diinginkan Buatlah data hasil percobaan. berikan analisa dan kesimpulan saudara. Out2 Out3 Rangkaian Gabungan Multiplexer dan Demultiplexer PERTEMUAN V R-S FLIP-FLOP DAN CLOCKED R-S FLIP-FLOP TUJUAN PERCOBAAN : » Membangun dan mengoperasikan R-S flip-flop dan Clocked R-S flip-flop dengan menggunakan gerbang-gerbang logika. » Mengamati fungsi-fungsi R-S Flip-flop dan Clocked FF. » Membuat Tabel kebenaran. » Melengkapi diagram timing untuk Clock R-S FF. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN : » » » » » » Modul Praktikum Analog-Digital 1 buah IC SN 7400 2 buah Led indicator 1 buah Resistor 100 ohm 1 buah Mini protoboard 1 buah Kabel jumper dan kabel-kabel penghubung PENDAHULUAN Para ahli teknik mengklarifikasikan rangkaian logika dalam dua kelompok, pertama adalah kombinasi rangkaian logika yang menggunakan gerbang-gerbang AND, OR dan NOT. Kelompok yang kedua diklarifikasi sebagai rangkaian logika sequensial. Rangkaian sequensial ini meliputi pewaktuan dan rangkaian memeri. Dasar blok yang membentuk kombinasi rangkaian logika adalah flip-flop (FF). R-S Flip-flop Rangkaian dasar R-S Flip-flop Asumsikan bahwa input S adalah tinggi dan input R adalah rendah. Sebuah logika 0 diberikan pada input gerbang NAND 1 selalu memberikan output 1, maka Q adalah 1. Q diumpan balikan ke input gerbang NAND 2 yang lain. Selama input S adalah 1, maka output Q’ adalah 0. kondisi ini tetap dipertahankan hingga sinyal pada iput R dirubah. Clock digunakan untuk menset rangkaian (AND, OR, EXOR, etc) pada state tertentu. Sedangkan INPUT digunakan sebagai masukan pada rangkaian tersebut. Contoh: suatu rangkaian OR akan Menerima dua input (input A & input B) saat clock berada di posisi HIGH maka input A akan memiliki nilai 1 dan input B akan memiliki nilai 1. sehingga hasilnya 1, sedangkan pada saat clock LOW input A=0 dan input B=0 sehingga hasilnya 0. 1. RS FLIP-FLOP » Perhatikan rangkaian seperti gambar disamping ini. » Lakukan percobaan sesuai dengan kondisi masukan R dan S terhadap Q dan Q serta catat hasilnya pada tabel dibawah ini. » Berikan kesimpulan pada percobaan ini. R 0 0 1 1 S 0 1 0 1 Q 1 1 0 NC Q’ 1 0 1 NC Kondisi Terlarang Set Reset Hold 1. RS CLOCK FLIP-FLOP » Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini. » Lakukan percobaan sesuai dengan kondisi masukan R , S dan Clock terhadap Q dan Q serta catat hasilnya pada tabel dibawah ini. » Berikan kesimpulan pada percobaan ini. Clock 1 1 1 1 0 0 0 0 R 0 0 1 1 0 0 1 1 S 0 1 0 1 0 1 0 1 Q Q’ Kondisi 3. D FLIP-FLOP DENGAN CLOCK » Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini. » Lakukan percobaan sesuai dengan kondisi masukan R , S dan Clock terhadap Q dan Q serta catat hasilnya pada tabel dibawah ini. » Berikan kesimpulan pada percobaan ini. Clock D Q Q’ Kondisi 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 PERTEMUAN VI MICROCONTROLER I PENGANTAR DAN MODUL TARGET TUJUAN PERCOBAAN - Mengenal Microcontroler - Mengenal Bahasa Assembly MCS 51 - Memprogram microcontroler untuk menjalankan rangkaian elekteronik ALAT YANG DIGUNAKAN - Panel/modul Microcontroler Sebuah pc dengan software pendukung Avometer Kabel penghubung Microcontroler Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang didalamnya terdapat rangkaian mikroprosesor, memori (RAM/ROM) dan I/O, rangkaian tersebut terdapat dalam level chip atau biasa disebut single chip microcomputer. Pada Mikrokontroler sudah terdapat komponen-komponen mikroprosesor, dengan bus-bus internal yang saling berhubungan. Komponen-komponen tersebut adalah RAM, ROM, Timer, I/O Paralel dan Serial, serta Interrupt Control. Adapun keunggulan dari Mikrokontroler adalah adanya sistem interupsi Microcontroler digunakan untuk keperluan control, atau kendali. Biasa disebut dengan MCS, dan yang digunakan dalam praktek ini T2 P1.0 VCC adalah MCS 51. MCS-51 adalah merk dagang T2EX P1.1 P0.0 terdaftar dari Intel Corporation. P1.2 P0.1 Karakteristik MCS 51: 8 bit P Single Bit Logic Pengalamatan Program memory (ROM) sebesar 64K Pengalamatan Data memory (RAM) sebesar 64K On Chip ROM 8051 4KB 8052 8KB 8055 20KB P1.3 P0.2 P1.4 P0.3 P1.5 P0.4 P1.6 P0.5 P1.7 P0.6 RST P0.7 RXD P3.0 TXD P3.1 INT0 P3.2 INT1 P3.3 T0 P3.4 P2.6 T1 P3.5 P2.5 RW P3.6 P2.4 RD AT89C52 24PC 0141 EA/VPP PROG/ALE PSEN P2.7 P3.7 P2.3 XTAL2 P2.2 XTAL1 P2.1 VSS P2.0 On Chip RAM 8051 128 Byte 8052 & 8055 256 Byte 32 biderectional I/O (4 port) 2 buah 16 bit Timer/Counter Full Duplex UART 6 Buah Sumber Interrupt On-chip clock Oscilator Diagram Blok MCS 51 EXTERNAL External Interup INTERRUPT S INTERRUP T CONTROL ROM TIMER 0 128 BYTES RA M TIMER 1 COUNTE Counter INPUT R Input S CP U OSC BU S CONTROL 4 I/O PORTS P0 P1 P2 ADDRESS/ DATA SERIAL PORT P3 T X RX Assembly MCS 51 Sebuah mikrokontroller tidak akan bekerja bila tidak diberikan program kepadanya. Program tersebut memberitahukan mikrokontroller apa yang harus dia lakukan. Bahasa Assembly adalah bahasa ogic le yang kedudukannya di antara bahasa mesin dan bahasa level tinggi misalnya bahasa C atau Pascal. Bahasa C atau Pascal dikatakan sebagai bahasa level tinggi karena memakai kata-kata dan pernyataan yang mudah dimengerti manusia, meskipun masih jauh berbeda dengan bahasa manusia sesungguhnya. Bahasa mesin adalah kumpulan kode biner yang merupakan instruksi yang bisa dijalankan oleh ogic le. Sedangkan bahasa Assembly memakai kode Mnemonic untuk menggantikan kode biner, agar lebih mudah diingat sehingga lebih memudahkan penulisan program. Langkah kerja 1. 2. 3. 4. Siapkan Modul Microcontroler dan computer Hubungkan Modul dengan computer dengan kabel yg telah disediakan Nyalakan modul Microcontroler Buka Software Microcontroler ISP software. 5. kemudian klik Option Select port, pilih LPT1. 6. Klil Option Select Device Pilih AT8952 Pilih Byte Mode Ok 7. Jika koneksi Modul dengan PC bagus maka akan tampil jendela sebagai berikut: 8. Jika tidak memunculkan Jendela di atas, atau ada peringatan, maka coba periksa koneksi kabel antara PC dan Modul Micro. 9. Buka aplikasi Notepad, kemudian ketikkan contoh-contoh program yang ada 10. kemudian simpan pada folder yang telah ditentukan, simpan dengan format .ASM contoh COBA1.asm 11. Kemudian rubah (compile) file asm tadi menjadi format .HEX. dengan menggunakan aplikasi ASM 51. 12. Jika Program yang dimasukkan benar, maka akan tertulis 0 errors found. Maka pada folder yang telah terssedia tadi, akan muncul file dengan extention HEX dengan nama yang sama dengan file ASM. 13. Kemudian kembali ke program Atmel Aplication. Klik file load buffer. 14. Buka file HEX yang dari program yang kita buat. 15. Jika berhasil maka pada Armel ISP akan tampil seperti berikut 16. Kemudian klik instruction autoprogram. Maka chip akan mengalami proses, pengahpusan dan penulisan. Kemudian pilih (Lock 0 no program lock features) 17. untuk menjalankan program klik Intruction Run target 18. Jika ingin mengakhiri klik options initialize target. Modul Target Percobaan 1 Ketikkan dan jalankan program di bawah ini : $MOD51 ORG 000H Start: MOV P2,#0FEH JMP Start END ; program utama ; variabel percobaan Amatilah led yang menyala, kemudian coba ubah variabel percobaan dan berikan tanda X pada port yang menyala : P2.7 P2.6 P2.5 P2.4 P2.3 P2.2 P2.1 P2.0 #0FEH #0FDH #0FBH #0F7H #0EFH #0DFH #0BFH #07FH Apa fungsi dari perintah MOV P2,#0FEH ? Percobaan 2 Ketikkan dan jalankan program di bawah ini : $MOD51 ORG 000H Start: CLR P2.0 JMP Start END ; program utama ; ogic le percobaan Amatilah led yang menyala, kemudian coba ubah tanda X pada port yang menyala : P2.7 P2.6 P2.5 P2.4 P2.3 P2.2 P2.1 P2.0 P2.0 P2.1 P2.2 P2.3 P2.4 P2.5 P2.6 P2.7 Apakah fungsi dari perintah CLR P2.0 ? Percobaan 3 Ketikkan dan jalankan program di bawah ini : $MOD51 ORG 000H ogic le percobaan dan berikan Start: ; program utama MOV P2,#0FEH CALL Delay MOV P2,#0FDH CALL Delay MOV P2,#0FBH CALL Delay MOV P2,#0F7H CALL Delay JMP Start Delay: ;-----------------+ ; | ogic le percobaan ; | 05DH = 1,00905 detik Wait_Delay: ; | 05DH = 93 desimal CALL Delay_10Ms ; | 93 * 0,01085 = 1,00905 detik DJNZ R0,Wait_Delay ;| RET ;| ;| Delay_10Ms: ; | fungsi delay 10 mili detik PUSH TMOD ; | 10 Ms = 0,01085 detik MOV TMOD,#001H ;| MOV TH0,#0D8H ;| MOV TL0,#0EFH ;| SETB TR0 ;| ;| Wait_Delay_10Ms: ;| JBC TF0,Finish_Delay ;| JMP Wait_Delay_10Ms ;| ;| Finish_Delay: ;| CLR TR0 ;| POP TMOD ;| RET ;-----------------+ END MOV R0,#05DH Amatilah led yang menyala, kemudian coba ubah ogic le percobaan, sebelumnya ubahlah nilai Desimal menjadi nilai Heksa dan tentukan Waktu delay-nya: Desimal Heksa 185 138 93 46 23 9 Waktu Apakah fungsi delay dari program di atas ? Percobaan 4 Ketikkan dan jalankan program di bawah ini : $MOD51 ORG 000H Start: ; program utama CLR P2.0 CALL Delay CLR P2.1 CALL Delay CLR P2.2 CALL Delay CLR P2.3 CALL Delay SETB P2.3 CALL Delay SETB P2.0 CALL Delay SETB P2.1 CALL Delay SETB P2.2 CALL Delay SETB P2.3 CALL Delay JMP Start Delay: ;-----------------+ MOV R0,#05DH Wait_Delay: CALL Delay_10Ms DJNZ R0,Wait_Delay RET Delay_10Ms: PUSH TMOD MOV TMOD,#001H MOV TH0,#0D8H MOV TL0,#0EFH SETB TR0 Wait_Delay_10Ms: JBC TF0,Finish_Delay JMP Wait_Delay_10Ms ; | 05DH = 1,00905 detik ; | 05DH = 93 desimal ; | 93 * 0,01085 = 1,00905 detik ;| ;| ;| ;| ; | fungsi delay 10 mili detik ; | 10 Ms = 0,01085 detik ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| Finish_Delay: CLR TR0 POP TMOD RET ;| ;| ;| ;| ;-----------------+ END Amatilah led yang menyala. Apakah fungsi SETB pada program di atas ? Percobaan 5 Ketikkan dan jalankan program di bawah ini : $MOD51 ORG 000H MOV A,#0FEH Start0: MOV P2,A CALL Delay RL A CJNE A,#07FH,Start0 Start1: MOV P2,A CALL Delay RR A CJNE A,#0FEH,Start1 JMP Start0 Delay: ;-----------------+ MOV R0,#017H Wait_Delay: CALL Delay_10Ms DJNZ R0,Wait_Delay RET Delay_10Ms: PUSH TMOD MOV TMOD,#001H MOV TH0,#0D8H MOV TL0,#0EFH SETB TR0 Wait_Delay_10Ms: JBC TF0,Finish_Delay ; | 017H = 0,24955 detik ; | 017H = 23 desimal ; | 23 * 0,01085 = 0,24955 detik ;| ;| ;| ;| ; | fungsi delay 10 mili detik ; | 10 Ms = 0,01085 detik ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| JMP Wait_Delay_10Ms Finish_Delay: CLR TR0 POP TMOD RET ;| ;| ;| ;| ;| ;-----------------+ END Amatilah led yang menyala. Apakah fungsi RR, RL, CJNE pada program di atas ? Percobaan 6 Ketikkan dan jalankan program di bawah ini : $MOD51 ORG 000H Start: ; program utama MOV P2,P3 JMP Start END Amatilah led yang menyala dengan menekan sembarang tombol. Apakah kesimpulannya ? Percobaan 7 Ketikkan dan jalankan program di bawah ini : $MOD51 ORG 000H JMP Initialize ORG 003H JMP IntExt0 ORG 013H JMP IntExt1 ; alamat interupsi Ext0 IntExt0: MOV P2,#0F0H RETI ;-----------------+ fungsi interupsi Ext0 ;| ;-----------------+ IntExt1: MOV P2,#00FH RETI ;-----------------+ fungsi interupsi Ext1 ;| ;-----------------+ Initialize: ; alamat interupsi Ext1 MOV IE,#085H MOV IP,#005H MOV A,#0FEH ; interupsi yang aktif (variabel percobaan 81H, 84H, 85H) ; prioritas interupsi (variabel percobaan 1H, 4H, 5H) Start: ; program utama MOV P2,A RL A CALL Delay JMP Start Delay: ;-----------------+ MOV R0,#05DH ; | 05DH = 1,00905 detik ; | 05DH = 93 desimal Wait_Delay: ; | 93 * 0,01085 = 1,00905 detik CALL Delay_10Ms ;| DJNZ R0,Wait_Delay ;| RET ;| ;| Delay_10Ms: ; | fungsi delay 10 mili detik PUSH TMOD ; | 10 Ms = 0,01085 detik MOV TMOD,#001H ;| MOV TH0,#0D8H ;| MOV TL0,#0EFH ;| SETB TR0 ;| ;| Wait_Delay_10Ms: ;| JBC TF0,Finish_Delay ;| JMP Wait_Delay_10Ms ;| ;| Finish_Delay: ;| CLR TR0 ;| POP TMOD ;| RET ;-----------------+ END Coba tekan tombol P3.2, amatilah led yang menyala, kemudian coba tekan tombol P3.3, amatilah led yang menyala. Ubahlah ogic le percobaan dengan data di bawah ini, kemudian coba tekan tombol P3.2 dan secara bersamaan coba tekan tombol P3.3, juga lakukanlah sebaliknya. IE #085H #084H #081H IP #005H #005H #005H Led #085H #084H #081H #085H #084H #081H #004H #004H #004H #001H #001H #001H Apakah yang dimaksud dengan interupsi ? Percobaan 8 Ketikkan dan jalankan program di bawah ini : $MOD51 ORG 000H JMP Initialize ORG 003H JMP IntExt0 ORG 013H JMP IntExt1 IntExt0: RR A MOV P2,A CALL Delay RETI IntExt1: RL A MOV P2,A CALL Delay RETI Initialize: MOV IE,#085H MOV IP,#005H MOV A,#0FEH Start: ; program utama JMP Start Delay: ;-----------------+ MOV R0,#017H Wait_Delay: CALL Delay_10Ms DJNZ R0,Wait_Delay RET ; | 017H = 0,24955 detik ; | 017H = 23 desimal ; | 23 * 0,01085 = 0,24955 detik ;| ;| ;| ;| Delay_10Ms: PUSH TMOD MOV TMOD,#001H MOV TH0,#0D8H MOV TL0,#0EFH SETB TR0 ; | fungsi delay 10 mili detik ; | 10 Ms = 0,01085 detik ;| ;| ;| ;| ;| Wait_Delay_10Ms: ;| JBC TF0,Finish_Delay ;| JMP Wait_Delay_10Ms ;| ;| Finish_Delay: ;| CLR TR0 ;| POP TMOD ;| RET ;-----------------+ END Coba tekan tombol P3.2 beberapa kali, amatilah led yang menyala, kemudian coba tekan tombol P3.3 beberapa kali, amatilah led yang menyala. Apakah kesimpulannya ? INTERUPSI MCS 51 Interrupt adalah suatu panggilan yg memaksa MCS untuk menunda program yang sedand dijalankan dan kemudian menjalankan proses yang terdapat di dalam SubRoutine Interrupt hingga proses tersebut selesai, sesudah itu MCS akan melaksanakan kembali yang ditunda sebelumnya. Terjadi Interrupt Program yang sedang berjalan Proses Interrupt selesai Program Interrupt Interrupt vektor Reti Pengecekan interrupt adalah secara polling. Artinya bahwa MCS akan melakukan polling interrupt dimulai dari prioritas yang paling tinggi Apabila dalam proses polling interrupt terjadi interrupt yang priority-nya lebih tinggi, maka interrupt tersebut akan dilayani setelah polling interruptnya selesai dilakukan Pemanggilan Interrupt pada MCS dapat dilakukan dengan 2 cara: Falling Edge Interrupt akan aktif apabila ogic pada pin interrupt bergerak turun dari HIGH ke LOW Level Interrupt akan aktif apabila LOW. ogic pada pin interrupt berada pada level PERTEMUAN VII MICROCONTROLER II SEVEN SEGMENT DAN MOTOR STEPPER Hubungkan modul seven segmen dengan port 1 modul target !!! VCC 40 VCC 10k VCC 31 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P30/RXD P31/TXD P32/INT0 P33/INT1 P34/T0 P35/T1 P36/WR P37/RD X1 EA/VP ALE/P PSEN 20 30 29 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 GND 21 22 23 24 25 26 27 28 P00 P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 VCC U? 39 38 37 36 35 34 33 32 X2 RESET 1 2 3 4 5 6 7 8 a b c d e f g Dp Com 10 11 12 13 14 15 16 17 7SEG VCC 19 U? 18 9 CRYSTAL 89C51 VCC 10K Percobaan 9 Ketikkan dan jalankan program di bawah ini : ; Segment pada Port 1 ; D7|D6|D5|D4|D3|D2|D1|D0 ; .| g| f| e| d| c| b| a ; ; Common Segment pada Port0 ; D7|D6|D5|D4|D3|D2|D1|D0 1uF $MOD51 ORG 000H CLR P0.0 Start: MOV P1,#0FEH JMP Start ; variabel percobaan ; program utama ; variabel percobaan END Amatilah segmen yang menyala, kemudian coba ubah variabel percobaan dan berikan tanda X pada segmen yang menyala : CLR P0.0 P0.1 P0.2 P0.3 P0.4 P0.5 P0.6 P0.7 P1 #0FEH #0FDH #0FBH #0F7H #0EFH #0DFH #0BFH #07FH Seg 0 Led Seg 1 Led Seg 2 Led Seg 3 Led Seg 4 Led Seg 5 Led Seg 6 Led Seg 7 Led Buatlah suatu karakter huruf berdasarkan data di atas. Percobaan 10 Ketikkan dan jalankan program di bawah ini : $MOD51 ORG 000H Start: ; program utama CLR P0.0 MOV P1,#083H CALL Delay SETB P0.0 CLR P0.1 MOV P1,#092H CALL Delay SETB P0.1 CLR P0.2 MOV P1,#0CFH CALL Delay SETB P0.2 JMP Start ; huruf B ; huruf S ; huruf I Delay: ;-----------------+ MOV R0,#001H ; | 001H = 0,01085 detik ; | 001H = 1 desimal Wait_Delay: CALL Delay_10mS DJNZ R0,Wait_Delay RET ; | 1 * 0,01085 = 0,01085 detik ;| ;| ;| ;| ; | fungsi delay 10 mili detik ; | 10 mS = 0,01085 detik ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| Delay_10mS: PUSH TMOD MOV TMOD,#001H MOV TH0,#0D8H MOV TL0,#0EFH SETB TR0 Wait_Delay_10mS: JBC TF0,Finish_Delay JMP Wait_Delay_10mS Finish_Delay: CLR TR0 POP TMOD RET ;-----------------+ END Amatilah segmen yang menyala. Apakah yang dimaksud dengan scanning mode ? Percobaan 11 Ketikkan dan jalankan program di bawah ini : $MOD51 ORG 000H JMP Initialize ORG 003H JMP IntExt0 ORG 013H JMP IntExt1 IntExt0: CLR P0.0 MOV P1,#083H CALL Delay SETB P0.0 CLR P0.1 MOV P1,#092H CALL Delay SETB P0.1 CLR P0.2 MOV P1,#0CFH CALL Delay SETB P0.2 RETI IntExt1: CLR P0.0 MOV P1,#0C7H CALL Delay SETB P0.0 CLR P0.1 MOV P1,#088H CALL Delay SETB P0.1 CLR P0.2 MOV P1,#083H CALL Delay SETB P0.2 RETI Initialize: MOV IE,#085H MOV IP,#005H Start: ; program utama JMP Start Delay: ;-----------------+ MOV R0,#001H Wait_Delay: CALL Delay_10mS DJNZ R0,Wait_Delay RET Delay_10mS: PUSH TMOD MOV TMOD,#001H MOV TH0,#0D8H MOV TL0,#0EFH SETB TR0 Wait_Delay_10mS: JBC TF0,Finish_Delay JMP Wait_Delay_10mS ; | 001H = 0,01085 detik ; | 001H = 1 desimal ; | 1 * 0,01085 = 0,01085 detik ;| ;| ;| ;| ; | fungsi delay 10 mili detik ; | 10 mS = 0,01085 detik ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| Finish_Delay: CLR TR0 POP TMOD RET END ;| ;| ;| ;-----------------+ Amatilah segmen yang menyala dengan menekan tombol P3.2 dan kemudian coba tekan tombol P3.3. Apakah kesimpulannya ? Modul Motor Stepper Hubungkan modul motor stepper dengan port 2 modul target !!! +12v A B C D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 GND Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 VCC 18 17 16 15 14 13 12 11 10 +12v ULN2803 Motor stepper banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang biasanya cukup menggunakan torsi yang kecil, seperti untuk penggerak piringan disket atau piringan CD. Dalam hal kecepatan, kecepatan motor stepper cukup cepat jika dibandingkan dengan motor DC. Motor stepper merupakan motor DC yang tidak memiliki komutator. Pada umumnya motor stepper hanya mempunyai kumparan pada statornya sedangkan pada bagian rotornya merupakan permanen magnet. Dengan model motor seperti ini maka motor stepper dapat diatur posisinya pada posisi tertentu dan/atau berputar ke arah yang diinginkan, searah jarum jam atau sebaliknya. Kecepatan motor stepper pada dasarnya ditentukan oleh kecepatan pemberian data pada komutatornya. Semakin cepat data yang diberikan maka motor stepper akan semakin cepat pula berputarnya. Percobaan 12 Ketikkan dan jalankan program di bawah ini : $MOD51 ORG 000H MOV R1,#032H Start: CALL GoRight DJNZ R1,Start ; variabel percobaan ; program utama ; variabel percobaan Stop: JMP Stop GoRight: MOV P2,#010H CALL Delay MOV P2,#020H CALL Delay MOV P2,#040H CALL Delay MOV P2,#080H CALL Delay RET ; mode full step GoLeft: MOV P2,#080H CALL Delay MOV P2,#040H CALL Delay MOV P2,#020H CALL Delay MOV P2,#010H CALL Delay RET ; mode full step Delay: ;-----------------+ MOV R0,#001H Wait_Delay: ; | 001H = 0,01085 detik ; | 001H = 1 desimal ; | 1 * 0,01085 = 0,01085 detik CALL Delay_10mS DJNZ R0,Wait_Delay RET ;| ;| ;| ;| ; | fungsi delay 10 mili detik ; | 10 mS = 0,01085 detik ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| Delay_10mS: PUSH TMOD MOV TMOD,#001H MOV TH0,#0D8H MOV TL0,#0EFH SETB TR0 Wait_Delay_10mS: JBC TF0,Finish_Delay JMP Wait_Delay_10mS Finish_Delay: CLR TR0 POP TMOD RET ;-----------------+ END Amatilah gerak motor stepper, kemudian coba ubah variabel percobaan : R1 #032H #019H #00CH #032H #019H #00CH CALL Derajat Putar Arah Putar GoRight GoRight GoRight GoLeft GoLeft GoLeft Berapa derajatkah per satu siklus fungsi GoRight dan GoLeft ? Percobaan 13 Ketikkan dan jalankan program di bawah ini : $MOD51 ORG 000H Start: MOV R1,#032H StartRight: CALL GoRight DJNZ R1,StartRight MOV R2,#032H ; program utama StartLeft: CALL GoLeft DJNZ R2,StartLeft Stop: JMP Start GoRight: MOV P2,#010H CALL Delay MOV P2,#030H CALL Delay MOV P2,#020H CALL Delay MOV P2,#060H CALL Delay MOV P2,#040H CALL Delay MOV P2,#0C0H CALL Delay MOV P2,#080H CALL Delay MOV P2,#090H CALL Delay RET ; mode half step GoLeft: MOV P2,#090H CALL Delay MOV P2,#080H CALL Delay MOV P2,#0C0H CALL Delay MOV P2,#040H CALL Delay MOV P2,#060H CALL Delay MOV P2,#020H CALL Delay MOV P2,#030H CALL Delay MOV P2,#010H CALL Delay RET ; mode half step Delay: ;-----------------+ MOV R0,#001H Wait_Delay: CALL Delay_10mS DJNZ R0,Wait_Delay ; | 001H = 0,01085 detik ; | 001H = 1 desimal ; | 1 * 0,01085 = 0,01085 detik ;| ;| RET ;| ;| ; | fungsi delay 10 mili detik ; | 10 mS = 0,01085 detik ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| Delay_10mS: PUSH TMOD MOV TMOD,#001H MOV TH0,#0D8H MOV TL0,#0EFH SETB TR0 Wait_Delay_10mS: JBC TF0,Finish_Delay JMP Wait_Delay_10mS Finish_Delay: CLR TR0 POP TMOD RET ;-----------------+ END Amatilah gerak motor stepper. Apa yang dimaksud dengan full step dan half step ? Apakah fungsi DJNZ dari program di atas ? Percobaan 14 Ketikkan dan jalankan program di bawah ini : $MOD51 ORG 000H JMP Initialize ORG 003H JMP IntExt0 IntExt0: CALL GoRight RETI Initialize: MOV IE,#081H MOV IP,#001H Start: ; program utama JMP Start GoRight: MOV P2,#010H CALL Delay MOV P2,#030H CALL Delay MOV P2,#020H CALL Delay MOV P2,#060H CALL Delay MOV P2,#040H CALL Delay MOV P2,#0C0H CALL Delay MOV P2,#080H CALL Delay MOV P2,#090H CALL Delay RET Delay: MOV R0,#001H ; | 001H = 1 desimal Wait_Delay: CALL Delay_10mS DJNZ R0,Wait_Delay RET Delay_10mS: PUSH TMOD MOV TMOD,#001H MOV TH0,#0D8H MOV TL0,#0EFH SETB TR0 Wait_Delay_10mS: JBC TF0,Finish_Delay JMP Wait_Delay_10mS Finish_Delay: CLR TR0 POP TMOD RET END ;-----------------+ ; | 001H = 0,01085 detik ; | 1 * 0,01085 = 0,01085 detik ;| ;| ;| ;| ; | fungsi delay 10 mili detik ; | 10 mS = 0,01085 detik ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;| ;-----------------+ Amatilah gerak motor stepper dengan menekan tombol P3.2 Apakah kesimpulannya ?