Contoh kasus : Bagaimana hasil pengujian QoS berdasarkan capture wireshark berikut ini : Gambar Summary Hasil Capture Wireshark Jawab : (1) Rata-rata Delay = Total Delay Total Paket yang diterima Tabel berikut menunjukan hasil perhitungan rata-rata delay dari capture data yang telah dilakukan Tabel Hasil perhitungan rata-rata delay Parameter yang dihitung Nilai yang didapat Total packet yang diterima 599 packet Total Delay 58,896068 s Rata-rata Delay 98,32 ms Dari hasil delay diatas, tentukan termasuk ke dalam kondisi bagaimana jaringan yang sedang dianalisa berdasarkan tabel kategori delay berikut : TABEL 4. KATEGORI DELAY (LATENCY) Kategori Latensi Besar Delay Indeks Sangat Bagus < 150 ms 4 Bagus 150 ms s/d 300 ms 3 Sedang 300 ms s/d 450 ms 2 Jelek (sumber : TIPHON) 450 ms 1 Jitter = Total variasi delay Total Paket yang diterima -1 Total variasi delay diperoleh dari penjumlahan : (delay 2 – dalay 1) + (delay 3 – dalay 2) + ..... (delay n – delay (n-1) ) (2) Tabel berikut menunjukan hasil perhitungan jitter dari capture data yang telah dilakukan. Tabel Hasil perhitungan jitter Parameter yang dihitung Nilai yang didapat Total packet yang diterima 599 packet Total varisi delay 99,253674 s Jitter 165,98 ms Dari hasil jitter diatas, tentukan termasuk ke dalam kondisi bagaimana jaringan yang sedang dianalisa berdasarkan tabel kategori jitter berikut : TABEL 5. KATEGORI JITTER Kategori Jitter Jitter Indeks Sangat Bagus 0 ms 4 Bagus 0 ms s/d 75 ms 3 Sedang 75 ms s/d 125 ms 2 Jelek 125 ms s/d 225 ms 1 (sumber : TIPHON) Berdasarkan tabel tersebut, kategori jitter dari jaringan ini ‘jelek’, karena adanya delay antrian pada router dan switch (3) Throughput = Paket data yang diterima Lama pengamatan Tabel berikut menunjukan hasil perhitungan throughput dari capture data yang telah dilakukan. Tabel Hasil perhitungan throughput Parameter yang dihitung Nilai yang didapat Paket data yang diterima Lama pengamatan 533552 bytes (diubah ke bps, dikalikan 8) = 4.268.416 58,896 s throughput 72,4737 kbps Dari hasil throughput diatas, tentukan termasuk ke dalam kondisi bagaimana jaringan yang sedang dianalisa berdasarkan tabel kategori throughput berikut : TABEL 2. KATEGORI THROUGHPUT Kategori Throughput Throughput Indeks Sangat Bagus 100 4 Bagus 75 3 Sedang 50 2 < 25 1 Jelek (sumber : TIPHON) Troughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Jika kondisi throughput nya buruk maka ada beberapa paket yang tidak dapat diamati untuk destination tertentu. Packet Loss = Paket data yang dikirim – paket data yang diterima x 100% Paket data yang dikirim (4) Tabel berikut menunjukan hasil perhitungan Packet loss dari capture data yang telah dilakukan. Tabel Hasil perhitungan throughput Parameter yang dihitung Nilai yang didapat Paket data yang dikirim 599 Paket data yang diterima 599 Packet Loss 0% Dari hasil loss diatas, tentukan termasuk ke dalam kondisi bagaimana jaringan yang sedang dianalisa berdasarkan tabel kategori loss berikut : TABEL 3. KATEGORI PACKET LOSS Kategori Degredasi Packet Loss (%) Indeks Sangat Bagus 0 4 Bagus 3 3 Sedang 15 2 Jelek 25 1 (sumber : TIPHON) Jika kategori loss nya tidak 0%, maka ada beberapa total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Analisa selanjutnya, tentukan apakah perlu diadakan perubahan topologi ? Jika ada kekurangan dari jaringan sebelumnya. Berikut topologi dengan beberapa kelebihan/kekurangan yang dapat menjadi pertimbangan : Kelemahan dan Kelebihan Topologi-topologi jaringan Tabel Keuntungan dan Kelemahan Tiap Topologi Jaringan Topologi Keuntungan Kelemahan BUS RING STAR - Hemat kabel - Layout kabel sederhana - Mudah dikembangkan - Tidak butuh kendali pusat - Mudah untuk menambah maupun mengurangi terminal - Hemat kabel - Dapat melayani lalu lintas data yang padat - Fleksibel karena pemasangan kabel mudah - Penambahan atau pengurangan terminal mudah - Kontrol terpusat sehingga memudahkan deteksi dan isolasi kesalahan dalam pengelolaan jaringan - Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil. - Kepadatan lalu lintas tinggi. - Keamanan data kurang terjamin Kecepatan akan menurun bila pemakai bertambah - Diperlukan repeater untuk jarak jauh. - Peka kesalahan - Pengembangan jaringan lebih kaku. - Kerusakan pada termina dapat melumpuhkan kerja seluruh jaringan Lambat, karena pengiriman menunggu giliran token - Boros kabel - Kontrol terpusat (Hub) jadi elemen kritis.