KONTRAK_PEMBELAJARAN-1

advertisement
DASAR-DASAR PENGELOLAAN
PESISIR DAN LAUT
(331 L12 3)
Oleh:
Prof. Dr. Amran Saru, ST., M.Si
FIKP-UNHAS
MAKASSAR
1
KONTRAK PEMBELAJARAN
RANCANGAN PEMBELAJARAN

Nama Matakuliah
Nomor Kode/SKS
Dosen Pengasuh
: Pengelolaan Pesisir dan Laut (DPPL)
: 331 L12 3
: Prof. Dr. Amran Saru, ST., MSi.
Prof. Dr. Ir. H. Budimawan, DEA.
Ir. H. Marzuki Ukkas, DEA.
Dr. Ir. Rijal Idrus, MSc
Dr. Ahmad Bahar, ST., M.Si

Deskripsi Singkat
: Mata Kuliah ini membahas tentang konsep dan alasan


perlunya pendekatan keterpaduan dalam mengelola sumberdaya pesisir dan laut.
Pembahasan meliputi potensi sumberdaya pesisir dan permasalahan pembangunan
wilayah pesisir, karakteristik sumberdaya alam dan masyarakat pesisir, demikian juga
elemen dan proses pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut. Bagian akhir akan
membahas tentang penyusunan rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut,
Kebijakan pengelolaan pesisir dan laut serta contoh-contoh kasus pengelolaan.

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti dan melulusi mata kuliah ini
mahasiswa mampu mengenali potensi sumberdaya pesisir dan masalah pengelolaannya,
serta mampu menyusun rencana pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut secara2
ANALISIS INSTRUKSIONAL
Kasus-kasus Pengelolaan Sumberdaya
14& 15
Pesisir dan Lautan Secara Terpadu
Aplikasi
Deliniasi & Karakteristik
Sumberdaya Pesisir, laut &
Masyarakat pesisir
5-6
Potensi dan Permasalahan
pembangunan wilayah pesisir
dan lautan
2
Pemahaman umum
1
Menjelaskan PBM
Pendahuluan (Konsep dan
Definisi PWPLT)
11
Jastifikasi
Manajemen input
Pengelolaan Garis
Pantai, Jalur hijau &
Sungai
7&8
Kebijakan pengelolaan
sumberdaya Kelautan dan
Perikanan
12
Jastifikasi
Penerapan Konsep
Perikanan Berkelanjutan
Pelengkap
Kontrak Pembelajaraan
Perbandingan
Kelembagaan dalam pengeLolaan dan perencanaan 13
Proses
Elemen dan Proses
Pengelolaan Wilayah
Pesisir Laut secara
9- 10
Terpadu
Tujuan dan Urgensi
Pengelolaan sumberdaya
pesisir dan laut terpadu
4
Identifikasi & klasifikasi
Pendekatan Pengelolaan
sumberdaya pesisir dan laut
terpadu
3
MK. Prasyarat
dapat menjelaskan perkembangan ilmu dan teknologi kelautan kontemporer, memilki
wawasan kebaharian yang mamadai, memahami makna Ilmu Kelautan sebagai visi
benua maritim di Universitas Hasanuddin dan mampu membedakan orientasi dalam
upaya konservasi dan eksplorasi suberdaya laut (deskripsi mata kuliah)
Pengantar Ilmukelautan dan Perikanan
Ekologi Laut dan Sedimentologi
Ekonomi Sumberdaya pesisir dan laut
3
PERSENTASE PENILAIAN
Dalam menentukan nilai akhir akan digunakan pembobotan sbb :
Paper
 Praktikum
 Kuis
 Evaluasi Tengah Semester
 Evaluasi Akhir Semester

:
:
:
:
:
20 %
15 %
10 %
35 %
35 %
4
KRITERIA PENILAIAN
Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan
menggunakan kriteria sbb :










Nilai Mutu
A
AB+
B
BC+
C
D
E
Nilai Angka
Nilai Konversi
> 85
81 - 85
76 – 80
71 - 75
66 - 70
61 – 65
51 - 60
45 - 50
< 45
4.00
3.75
3.50
3.00
2.75
2.50
2.00
1.00
0.00
5
DAFTAR PUSTAKA
Saru, A., N.M. Nessa, M. Ukkas dan R. Idrus, 2011. Pengelolaaan Wilayah Pesisir dan Laut Terpadu. Bahan Ajar. Program Studi Ilmu
Kelautan , Fak. Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Dahuri, Rokhmin. 2003. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Bidang Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir dan Lautan. FPIK, Institut Pertanian Bogor, 233 hal.
Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu; 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan lautan secara Terpadu. Pradnya
Paramita, Jakrta, 305 hal.
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Hasanuddin, 2003. Pengelolaan Sumberdaya laut Sulawesi Selatan yang
Berkelanjutan. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALDA) Propinsi Sulawesi Selatan, 137 hal.
Cicin-Sain, B. and Knecht, R., 1998. Integrated Coastal and Ocean Management: Concepts and Practices. Island Press. Washington D.C.
454 p.
Done, T.J. and Reichelt, R.E. 1998. Integrated coastal zone and fisheries ecosystem management: generic goals and performance indices.
Ecological Applications 8 (1) Supplement: S110-S118.
Fabbri, Karen P., 1998. A methodology for supporting decision making in integrated coastal zone management. Ocean Coastal &
Management 39: 51-62.
Iversen, E.S., 2001. Living Marine Resources, Their Utilization and Management. Chapman and call. Thomson Publishing, washington,
403 hal.
Kenchington., R.A and B.E.T. Hudson, 1993; Coral Reef Management Handbook, UNESCO, Jakarta – Indonesia 217 hal.
Nikijuluw, V.P.H., 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikaan. Pusat Pemberdyaan dan Pembangunan Regional dengan Pustaka
Cidesindo, Jakarta, 254 hal.
Newkirk, Gary. 1996. Sustainable coastal production systems: a model for integrating aquaculture and fisheries under community
management. Ocean & Coastal Management, 32 (2): 69-83.
Rais, J., I. M. Dutton, L. Pantimena, J. Plouffe, R. Dahuri, 1999. Integrated Coastal and Marine Resource Management, Proceeding of
Internasional Symposium, Batu-Malang 25-27 Nov. 1997. Institute Technologi National, Malang, Indonesia, 378 hal.
Tomascik, T., Janice-Mah, A., Nontji, A., and Moosa, M.K. 1997. The Ecology of the Indonesian Seas, Vol I and II. Dalhousie University,
Halifax, Canada. 1388p.
World Bank, 1993. Noordwijk Guidelines for Integrated Coastal Zone Management. Preparing to meet the coastal challenges of the 21st
6
century.Distributed at the World Coast Conference, 1-5 November 1993, Noordwijk, The Netherlands. 49p.
DASAR-DASAR PENGELOLAAN
PESISIR DAN LAUT
Oleh:
Prof. Dr. Amran Saru, ST., M.Si
FIKP
UNIV. HASANUDDIN
7
DEFINISI DAN PENGERTIAN PENGELOLAAN
WILAYAH PESISIR TERPADU (ICM = INTEGRATED
COASTAL MANAGEMENT)
1. “Proses pengelolaan yang mempertimbangkan hubungan
timbal-balik antara kegiatan pembangunan (manusia)
yang terdapat di wilayah pesisir dan lingkungan alam
(ekosistem) yang secara potensial terkena dampak
kegiatan-kegiatan tersebut”.
•
Oleh karena itu, secara geografis ICM mencakup
DAS bagian hulu; lahan pesisir (pantai, dunes, lahan
basah, dll); perairan pesisir dan estuaria; dan
perairan laut lepas yang masih dipengaruhi atau
mempengaruhi wilayah pesisir serta segenap
kegiatan yang terdapat di dalamnya.
8
Lanjutan ……
DEFINISI DAN PENGERTIAN PENGELOLAAN WILAYAH
PESISIR TERPADU
2. “Suatu proses penyusunan dan pengambilan keputusan
secara rasional tentang pemanfaatan wilayah pesisir beserta
segenap sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya
secara berkenjutan”.
•
Proses ini dirancang untuk mengatasi permasalahan fragmentasi
yang secara inherent terjadi pada pendekatan pengelolaan secara
sektoral (seperti perikanan, migas, perhubungan, pariwisata , dll);
pada terpilahnya jurisdiksi antar tingkatan pemerintahan, dan pada
interface (peralihan) antara lahan (daratan) dan perairan darat.
•
ICM tidak menegasikan (menggantikan) peran pengelolaan
sumberdaya pesisir secara sektoral (perikanan, pengeloaan
komoditas air, pertambangan, dll), tetapi menjamin bahwa kegiatankegiatan tersebut berfungsi/berlangsung secara harmonis.
9
DIMENSI PWPLT

Dimansi Ekologis
 Ekosistem alamiah memiliki 4 fungsi pokok bagi
kehidupan manusia :





Jasa pendukung kehidupan (life support services), seperti
udara dan air bersih
Jasa kenyamanan (amenity services) seperti tempat rekreasi
Penyedia sumberdaya alam
Penerima limbah
Secara ekologis ada 3 prasyarat tercapainya
pembangunan berkelanjutan



Keharmonisan spasial (zona pemanfaatan dan zona
konservasi)
Keharmonisan asimilasi (total dampak tidak melebihi daya
asimilasi)
10
Pemanfaatan berkelanjutan


Dimansi Sosial Ekonomi
 Daya dukung (kemampuan suplai) sistem alam wilayah
pesisir dalam menopang segenap kegiatan pembangunan
dan kehidupan manusia
 Total perminta (demand) terhadap SDA dan Jasling
tidak melampaui kemampuan suplai
Dimansi Sosial Politik
 Masalah lingkungan pesisir bersifat eksternalis
 Pihak yang menderita akibat kerusakan tersebut
bukanlah si pembuat kerusakan, melainkan pihak lain,
yang biasanya masyarakat miskin dan lemah
 Pembangunan berkelanjutan hanya dpt dilaksanakan
dalam sistem dan suasana politik yang demokratis dan
transparan
 Tanpa kondisi politik yang demokratis dan transparan
niscaya laju kerusakan lingkungan akan melangkah
lebih cepat ketimbang upaya pencegahan dan
penanggulangan
11

Dimansi Sosial Ekonomi
 Pembangunan berkelanjutan masyaratkan
pengendalian diri dari setiap warga dunia
untuk tidak merusak lingkungan
 Diperlukan sistem peraturan dan
perundangan yang berwibawa dan
konsisten
 Diperlukan penanaman etika pembangunan
berkelanjutan bagi warga dunia
12
KONSEP DAN DIMENSI PENGEL WIL PESISIR TERPDU
“Kawasan peralihan (interface area) antara ekosistem
laut dan darat”
 BATAS KE ARAH DARAT :
1. Ekologis : kawasan daratan yang masih dipengaruhi oleh
proses-proses kelautan, seperti pasang surut, interusi air laut,
dll.
2. Administratif : batas terluar sebelah hulu dari desa pantai
atau jarak definitif secara arbitrer (2 km, 20 km, dst. dari garis
pantai)
3. Perencanaan : bergantung pada permasalahan atau substansi
yang menjadi fokus pengelolaan wilayah pesisir.
- Pencemaran dan sedimentasi : suatu kawasan darat dimana
dampak pencemaran dan sedimentasi yang ditimbulkan di sini
memberikan dampak di kawasan pesisir.
- Hutan mangrove : batas terluar sebelah hulu kawasan hutan
13
mangrove.
Lanjutan...
KONSEP DAN DIMENSI PENGEL WIL PESISIR TERPDU
 BATAS KE ARAH LAUT :
1. Ekologis : kawasan laut yang masih dipengaruhi oleh prosesproses alamiah di darat (aliran air sungai, run off, aliran air tanah,
dll.), atau dampak kegiatan manusia di darat (bahan pencemar,
sedimen, dll); atau kawasan laut yang merupakan paparan benua
(continental shelf).
2. Administratif : 4 mil, 12 mil, dst., dari garis pantai ke arah laut.
3. Perencanaan : bergantung pada permasalahan atau substansi
yang menjadi fokus pengelolaan wilayah pesisir.
- Pencemaran dan sedimentasi : suatu kawasan laut yang
masih di pengaruhi oleh dampak pencemaran dan
sedimentasi dari darat.
- Hutan mangrove : kawasan perairan laut yang masih
mendapat pengaruh dari proses dan atribut ekologis
mangrove, seperti bahan organik (detritus) yang berasal dari
mangrove.
14
DEFINISI MASYARAKAT PESISIR

“ORANG ATAU SEKELOMPOK ORANG YANG BERMUKIM DI
WILAYAH PESISIR DAN/ATAU MEMILIKI MATAPENCAHARIAN
YANG BERASAL DARI SUMBERDAYA ALAM ATAU JASA-JASA
LINGKUNGAN PESISIR-LAUTAN”.

BASIS TEMPAT TINGGAL
- Setiap orang yang tinggal di wilayah pesisir

BASIS MATA PENCAHARIAN
- Nelayan
- Petani Ikan :
-
- budidaya air payau (tambak)
- budidaya laut
Pemilik atau pekerja industri pariwisata
Pemilik atau pekerja perusahaan perhubungan laut
Pemilik atau pekerja pertambangan dan energi
Pemilik atau pekerja industri maritim (galangan kapal, coastal and
ocean engineering)
15
l
l
l
l
l
l
SHELF SEA
l
l
l
l
l
l
l
l
l
l
NEARSHORE WATERS
l
l
l
EDGE ZONE
l
l
ESTUARINE WATERS
ESTUARINE PLUME
l
l
l
l
l
l
ESTUARY
l
l
l BALTMARSH
l
DURES
l
NEARSHORE
l
l
l
l
l
l
l
l
l
l
l
l
l
SHORE LINE
RIVER BASIN
l
SHELF
l
SHELF
LOWLAND
l
SEA / OCEAN
INTERFACE
l
LAND / SEA
INTERFACE
l
UPLAND
l
l
l
OPEN
OCEAN
l
COASTAL ZONE
l
INNER SHELF
OUTER SHELF
CONTINENTAL SHELF
l
l
l
l
l
l
l
SHELF BREAK
CONTINENTAL
INTERIOR
CONTINENTAL
l
SLOPE
l
OCEAN
FLOOR
Gambar 1. Batasan Wilayah Pesisir (Pernetta dan Milliman, 1995)
16
PEMINTAKATAN WILAYAH LAUT ATAS DASAR
PERTIMBANGAN BIOLOGI
High water
Pelagic
Oceanic
Littoral
Photic
Mesopelagic
Sublittoral
or shelf
700 to
1000 m
Bathypelagic
2000 to
4000 m
Hadal pelagic
Abyssal pelagic
Divisions of the Oceans
Aphotic
Low water
Epipelagic
6000 m
10,000 m
Neritic
17
PENTINGNYA KAWASAN PESISIR HARUS
DIKELOLA DENGAN BAIK ?
Kawasan pesisir sangat produktif dan
mengandung potensi pembangunan
yang tinggi.
•
•
•
85% kehidupan biota laut tropis
bergantung pada ekosistem pesisir
(Odum and Teal, 1976; Berwick,1982)
Coastal zone (6%of the world’s surface)
comprising the nearshore marine
environments (I.e estuaries, coastal
wetlands, mangroves, coral reefs,
continental shelves) provides 43% of the
world’s ecosystem goods and services
(Costanza, et.al, 1997)
90% hasil tangkap ikan berasal dari laut
dangkal/pesisir (FAO, 1998)
Ekosistem Mangrove
Ekosistem Lamun
Ekosistem T. Karang 18
Pengelolaan Wilayah Pesisir secara Terpadu


Suatu pendekatan pengelolaan wilayah pesisir yang melibatkan
dua atu lebih ekosistem, sumberdaya, dan kegiatan pemanfaatan
(pembangunan) secara terpadu (integrated) guna mencapai
pembangunan wilayah pesisir secara berkelanjutan
Keterpaduan mengandung tiga dimensi
 Sektoral
 Perlu ada koordinasi tugas, wewenang dan tanggungjawab
antar sektor atau instansi secara horisontal dan vertikal
 Bidang ilmu
 Pengelolaan dilaksanakan atas asar pendekatan
interdisiplin ilmu (ekonomi, ekologi, teknik, sosiologi,
hukum dan lainnya yang relevan)
 Keterkaitan Ekologis
 Pengelolaan harus memperhatikan segenap keterkaitan
ekologis yang dapat mempengaruhi suatu wilayah pesisir
19

Perencanaan Terpadu



Mengkoordinasikan dan mengarahkan berbagai
aktivitas dari dua atau lebih sektor dalam perencanaan
pembangunan dalam kaitannya dengan pengelolaan
wilayah pesisir dan lautan
Merupakan suatu upaya yang terprogran untuk untuk
mencapai tujuan yang dapat mengharmoniskan dan
mengotimalkan antara kepetingan untuk memelihara
lingkungan, keterlibatan masyarakat, dan
pembangunan ekonomi
Keterpaduaan juga diartikan sebagai koordinasi antar
tahapan pembangunan di wilayah pesisir dan lautan

Misalnya pengumpulan dan analisis data,
perencanaan, inplementasi, dan kegiatan
konstruksi
20

Perencanaan dan Pengelolaan Wil. Pesisir Secara
Sektoral
 Berkaitan dengan hanya satu macam pemanfaatan
sumberdaya atau ruang pesisir oleh satu instansi
pemerintah untuk memenuhi tujuan tertentu
 Seperti perikanan tangkap, tambak, pariwisata,
pelabuhan, dan industri minyak dan gas
 Rawan konflik
 Rawan dampak dan dapat mematikan sektor lain
 Misalnya limbah tambang minyak dapat
mematikan usaha tanbak, penangkaan ikan,
pariwisata pantai dan membahayakan
kesehatan manusia
21

Lautan
 Pengelolaan lautan sangat terkait dengan kebijakan
nasional yang mengatur pengelolaan wilayah laut
 Lautan merupakan satu kesatuan dari
permukaan, kolom air sampai ke dasar dan
bawah dasar laut
 Bedanya dengan pengelolaan wilayah pesisir
hanya pada ruang lingkup pengelolaannya
 Pengelolaan wilayah pesisir mencakup
kawasan daratan sampai laut pesisir
 Pengelolaan lautan meliputi pengelolaan
wilayah laut di luar paparan benua
22
- Minimalisasi dampak
kegiatan manusia
PENGELOLAAN
TERPADU
- Penurunan konflik
kepentingan
penguatan kapasitas
- Optimalisasi
pemberdayaan ruang
dan sumberdaya
- Memadukan
keserasian untuk
semua sektor
pembangunan
- dll
PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN
WILAYAH PESISIR TERPADU
Keterpaduan Antar
Pemerintahan/
Kewenangan
Keterpaduan Antar
Ekosistem Darat
dengan Laut
Keterpaduan
Antar
Lembaga/Sektor
Pengakuan
terhadap Hak
Masyarakat
Pranata dan
Penegakan
hukum
Keterpaduan
Antar Disiplin
Ilmu
Pengelolaan
Pesisir Terpadu
Desentralisasi
Pengelolaan
Konsistensi
Pembiyaan
Pranata
Kelembagaan
Konsistensi
Perencanaan
SISTEM PERENCANAAN PENGELOLAAN PESISIR
TERPADU PPLT
Hirarki Rencana-Rencana
Atlas
Rencana
Strategis
Rencana
Zonasi
1
Bappeda
Propinsi
2
Bappeda
Propinsi &
Kabupaten
3
Propinsi 1:250 K
Kabupaten 1:50 K
Rencana
Pengelolaan
4
Bappeda Propinsi
& Kabupaten
Rencana Aksi
5
Bappeda Propinsi
& Kabupaten
Rencana
Pembangunan
Zona
6
Dinas-Dinas
Kabupaten
C3
KONSEP PELAKSANAAN
PENGELOLAAN PESISIR TERPADU
• Tujuan
• Cakupan kegiatan
• tatanan pelaksanaan
RENCANA
AKSI
• Rencana kerja
•Manfaat
•dll
• Alokasi ruang
• Pemilihan dan
penempatan
kegiatan
• Alokasi sumberdaya
RENCANA
PENGELOLAAN
ALOKASI RUANG
DAN SUMBERADAYA
• Pengaturan koordinasi
• Paket terpadu kegiatan
•Public campaign
RENSTRA PENGELOLAAN
WILAYAH PESISIR
• Isu pengelolaan
• Target kinerja
• Organisasi/ lembaga
•Rencana kerja
•Koordinasi
27
Download