iii-1 bab iii identifikasi unsur-unsur das penyebab kerusakan kondisi

advertisement
B A B III
IDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR DAS PENYEBAB KERUSAKAN KONDISI
WILAYAH PESISIR BERKAITAN DENGAN PENGEMBANGAN ASPEK
EKONOMI DAN SOSIAL MASYARAKAT PESISIR
3.1 Metode Identifikasi
Identifikasi adalah meneliti, menentukan, dan menetapkan karakteristik
(identitas) suatu objek atau fenomena yang belum diketahui, dengan
menggunakan alat atau metode tertentu. Mengidentifikasi jenazah korban
pembunuhan berarti mencari tahu identitas korban, berupa nama dan keterangan
lain yang diperlukan, dengan metode tertentu, seperti dengan melihat KTP yang
bersangkutan atau mencocokkan sidik jari korban dengan data milik kepolisian,
dan sebagainya.
Identifikasi unsur-unsur DAS penyebab kerusakan kondisi wilayah pesisir
berarti meneliti, menentukan, dan menetapkan unsur-unsur DAS yang dapat
menyebabkan kerusakan kondisi wilayah pesisir, dengan mengkaji keterkaitan
antara keduanya. Jenis hubungan yang terjadi terkait dengan DAS dan kerusakan
kondisi wilayah pesisir adalah hubungan sebab-akibat. Jadi, alur identifikasi
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.
Mengidentifikasi korelasi antara output DAS (sebagai sebab) dengan
kerusakan-kerusakan
lingkungan
wilayah
pesisir
(sebagai
akibat).
Identifikasi menggunakan pendekatan matriks korelasi. Dengan demikian,
dapat ditelusuri penyebab kerusakan kondisi wilayah pesisir dari pengaruh
output DAS. Output DAS ditetapkan sebanyak 3 komponen, yaitu air
tawar (debit), dan material-material yang dibawanya, yaitu sedimen, dan
material lainnya (polutan).
2.
Mengidentifikasi unsur-unsur dalam DAS yang mempengaruhi hasil output
DAS. Pendekatan yang dipakai juga matriks korelasi.
3.
Mengkaji dampak kerusakan wilayah pesisir yang disebabkan oleh unsurunsur DAS terhadap aspek ekonomi dan sosial masyarakat pesisir.
III-1
Tabel III-1 Matriks korelasi untuk mendeskripsikan hubungan sebab-akibat
S1
S2
S3
S4
A1
A2
A3
A4
A5
Keterangan tabel :
An
=
akibat
Sn
=
sebab
=
berkorelasi sebab-akibat
=
tidak berkorelasi sebab-akibat
Sebagai contoh, sel pada baris A1 dan kolom S1 (A1-S1) diarsir, artinya fenomena
A1 disebabkan oleh, salah satunya, unsur S1, karena fenomena A1 juga
disebabkan oleh S3. Begitu juga sel-sel yang diarsir lainnya. Sedangkan, sel-sel
yang tidak diarsir bermakna sebaliknya, yakni Si bukan merupakan penyebab
dari Ai. Sebagai contoh, sel A3-S4 tidak diarsir, artinya antara A3 dan S4 tidak
ada hubungan sebab-akibat.
3.2 Unsur-unsur DAS Penyebab Kerusakan Kondisi Wilayah Pesisir
Adanya potensi kerusakan lingkungan wilayah pesisir yang disebabkan oleh
unsur-unsur DAS menunjukkan adanya keterkaitan antara unsur-unsur DAS
dengan wilayah pesisir melalui hubungan hulu – hilir. Berikut ini akan
diidentifikasi unsur-unsur DAS yang menyebabkan kerusakan kondisi wilayah
pesisir, dengan pendekatan matriks korelasi sesuai dengan alur yang telah
dijelaskan pada sub-bab 3.1.
III-2
Tabel III-2 Matriks korelasi output DAS terhadap kerusakan kondisi wilayah pesisir
Sedimen
Polutan
Debit air
Sedimentasi (pendangkalan
Banyaknya hasil sedimen berpotensi
Kecepatan aliran air menentukan
pantai dan estuari)
meningkatkan sedimentasi
lokasi deposisi sedimen
Banjir
Pencemaran Perairan Pesisir
Degradasi fisik habitat pesisir
Pendangkalan muara sungai menyebabkan
Limbah padat yang menyumbat aliran
Debit air yang terlampau besar
air sungai meluap saat curah hujan tinggi
air sungai menyebabkan banjir
berpotensi menyebabkan banjir
Sedimen menyebabkan peningkatan
kekeruhan air laut
Kandungan limbah yang tinggi dalam
aliran sungai menyebabkan
pencemaran perairan pesisir
Kecepatan aliran air menentukan
lokasi penyebaran bahan pencemar
Perubahan jumlah pasokan sedimen yang
Pencemaran perairan oleh limbah
Perubahan suplai air tawar yang tidak
tidak sesuai batas normal menyebabkan
akan menurunkan kualitas habitat
sesuai batas normal menyebabkan
penurunan kualitas habitat pesisir
pesisir
perubahan salinitas
Debit air yang rendah pada aliran
sungai menyebabkan intrusi air laut
Intrusi Air Laut
melalui mulut sungai ke arah hulu
Eutrofikasi
Abrasi
Kelebihan suplai nutrien dan hara dalam
Kelebihan nutrien dan unsur hara ke
sedimen dapat menyebabkan eutrofikasi
dalam perairan berpotensi
perairan pesisir
menyebabkan eutrofikasi
Kecepatan aliran air menentukan
lokasi penyebaran bahan pencemar
Penurunan suplai sedimen menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan daratan pantai
III-3
Tabel III-3 Matriks korelasi output DAS dengan unsur-unsur DAS
Curah Hujan
Sedimen
Polutan
Debit air
Tumbukan air hujan menyebabkan
Banyak mengalirkan limbah pertanian
Curah hujan yang tinggi
erosi tanah
atau sampah perkotaan ke sungai
meningkatkan hasil air permukaan
Jumlah cabang sungai dan bentuk
Jaringan Sungai
Banyaknya cabang sungai
sungai mempengaruhi besarnya hasil
mempengaruhi debit aliran air sungai
sedimen
Topografi
Vegetasi
Tanah
Penggunaan Lahan DAS
Topografi mempengaruhi erosi dari 2
DAS yang sebagian besar
hal, yaitu kemiringan dan panjang
topografinya curam dan tidak terputus
lereng
akan mempercepat laju air larian
Vegetasi penutup tanah
Adanya vegetasi mengurangi hasil air
mempengaruhi besarnya erosi
permukaan
Tanah menentukan besarnya erosi
Kemampuan tanah dalam menyerap
dari tingkat kerentanannya terhadap
dan menyimpan air menentukan debit
erosi (erodibilitas)
air pemukaan
Jenis lahan mempengaruhi potensi
erosi dan hasil sedimen
Permukiman, industri, dan pertanian
berpotensi meningkatkan polusi
sungai melalui pembuangan limbah
Jenis penggunaan lahan
mempengaruhi hasil air
III-4
3.1.1 Curah Hujan
Curah hujan yang tinggi di daerah hulu sungai, apalagi ditambah dengan
kerusakan hutan dan sistem penanaman vegetasi yang tidak efektif dalam
mengurangi erosi percikan (sistem penanaman dengan meminimalkan
vegetasi-vegetasi berelevasi rendah / seresah), menyebabkan peningkatan
erosi dan volume sedimen di dalam aliran sungai. Proses sedimentasi
menyebabkan sungai menjadi dangkal. Saat musim hujan, kondisi sungai
tersebut menyebabkannya rentan banjir. Pendangkalan dasar sungai di
hilir dan muara berpotensi menimbulkan banjir di wilayah pesisir.
Sebaliknya, curah hujan yang rendah, misalnya pada musim kemarau,
juga berpotensi menimbulkan bencana dan permasalahan bagi kawasan
pesisir. Pada musim kemarau, keberadaan air tanah menjadi penting bagi
keberlangsungan aliran sungai. Dengan demikian, jika cadangan air
tanahnya sedikit akibat penggunaan oleh penduduk sekitar DAS, maka
debit air sungai akan menurun. Debit yang rendah pada aliran sungai akan
menyebabkan intrusi air laut (masuknya air laut) melalui muara sungai
[Fitria, 2007].
Curah hujan juga dapat berperan sebagai pembawa sampah / limbah yang
ada di tanah DAS ke sungai, yang berpotensi mencemari perairan pesisir.
Gambar III-1 Kaitan antara curah hujan dengan kerusakan wilayah pesisir
III-5
3.1.2 Jaringan Sungai
Pada suatu DAS dengan luas tertentu, makin banyak percabangan sungai,
maka hasil erosi yang dihasilkan DAS tersebut juga makin besar, karena
akumulasi hasil erosi dari masing-masing anak sungai. Selain itu, aliran
sungai yang tidak teratur (berkelok-kelok) dan banyak kelokan tajam
menjadi penyebab utama erosi tebing, selain faktor kecepatan aliran dan
tekstur tanah. Makin banyak hasil erosi (sedimen) yang masuk ke sungai,
makin besar pula proses sedimentasi yang akan terjadi, baik di dasar
sungai maupun di muara dan pantai (pesisir).
Perubahan alur sungai untuk kepentingan manusia, seperti bendungan dan
irigasi, akan merubah kondisi fisik perairan di wilayah pesisir, meliputi :
1. Aliran air tawar.
Volume air tawar yang masuk ke perairan pesisir akan berubah dari
biasanya. Hal ini berpotensi menimbulkan perubahan salinitas pada
perairan pesisir.
2. Aliran sedimen
Pasokan sedimen dan nutrien ke perairan pesisir juga akan mengalami
perubahan. Dengan demikian, akan mempengaruhi keberlangsungan
ekosistem pesisir.
3.1.3 Topografi
Lahan yang kemiringannya curam dan tidak terputus berpotensi
menghasilkan erosi dan tanah longsor [Asdak, 2004]. Partikel-partikel
tanah hasil erosi tersebut akan dibawa melalui aliran air sungai berupa
sedimen. Sedimen tersebut akan dideposisikan di dasar sungai atau di
daerah muara sungai. Terjadinya delta di muara sungai dan pendangkalan
di perairan pesisir akan menimbulkan masalah-masalah baru dan
kerusakan di wilayah pesisir, seperti kerusakan ekosistem-ekosistem
pesisir.
3.1.4 Kondisi Tanah
Partikel-partikel tanah yang terkelupas karena pengikisan (erosi) oleh air
hujan, air sungai, dan atau oleh angin, sebagian akan mencapai sungai dan
III-6
dibawa oleh aliran air sungai. Besarnya erosi yang ditimbulkan sebanding
dengan kerentanan tanah terhadap erosi. Andosol, Regosol, atau
Organosol merupakan jenis tanah yang mudah terkikis oleh air. Curah
hujan yang tinggi dan sistem penanaman vegetasi penutup tanah juga
berpengaruh terhadap terjadinya erosi.
3.1.5 Vegetasi Penutup Tanah
Vegetasi memegang peranan yang sangat penting dalam kestabilan
lingkungan, khususnya kestabilan dan kemantapan tanah. Tanamantanaman bawah menurunkan potensi erosi akibat tenaga kinetis air hujan.
Sistem penanaman vegetasi yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan
kaidah konservasi akan menghasilkan erosi yang lebih besar. Pembabatan
vegetasi hutan di daerah hulu berpengaruh besar dalam peningkatan
sedimentasi dan pendangkalan di wilayah pesisir.
3.1.6 Penggunaan Lahan DAS
Penggunaan lahan DAS berpotensi untuk menyebabkan kerusakan
wilayah pesisir. Dampak penggunaan lahan DAS terhadap aliran sungai
terhadap lingkungan pesisir dapat dilihat pada Tabel III-4.
Tabel III-4 Dampak penggunaan lahan DAS terhadap aliran sungai, yang berpotensi merusak
lingkungan pesisir [Rais dkk,2004]
Penggunaan dan aktivitas lahan
DAS
Material dalam aliran sungai
Limpasan air hujan yang
Pertanian
mengandung residu dari pupuk,
pestisida, dan kotoran hewan.
Permukiman dan Industri
Aktivitas Vulkanisme
Potensi kerusakan lingkungan
wilayah pesisir
• Pencemaran perairan oleh
pestisida
• Kandungan nutrien yang tinggi
menyebabkan eutrofikasi
Limbah cair dan padat, terkadang
Kerusakan ekosistem pesisir dan
beracun.
matinya populasi biota laut
Sedimen dari abu, lumpur, dan
Sedimentasi dan pendangkalan
pasir hasil aktivitas vulkanis
perairan pesisir
III-7
Penggunaan dan aktivitas lahan
DAS
Lahan terbuka dan hutan gundul
Material dalam aliran sungai
Potensi kerusakan lingkungan
wilayah pesisir
Kikisan hara dan tanah berupa
Sedimentasi dan pendangkalan
lumpur
perairan pesisir
Bendungan, yang merupakan produk rekayasa manusia di sungai, juga
berpotensi untuk menyebabkan kerusakan di wilayah pesisir.
Bendungan dapat mempengaruhi aliran air sungai dalam sedikitnya
dua hal, yaitu terhambatnya aliran air dan terpotongnya aliran
sedimen. Dibangunnya bendungan akan mengakibatkan perubahan
kuantitas aliran air sungai alami, dan menurunkan debit air. Debit air
yang rendah pada hilir dan muara sungai akan mendorong terjadinya
intrusi air laut melalui sungai. Begitu juga dengan aliran sedimen.
Terpotongnya aliran sedimen alami sungai menyebabkan pemasokan
sedimen ke wilayah pesisir menjadi menurun. Menurunnya suplai
sedimen berupa lumpur akan menimbulkan kerusakan bagi ekosistem
mangrove dan berkurangnya pasokan sedimen berupa pasir akan
menghambat pertumbuhan ekosistem pantai berpasir.
Berdasarkan matriks korelasi pada Tabel III-2 dan III-3, dapat dirangkum unsurunsur DAS yang memiliki potensi merusak lingkungan wilayah pesisir.
Rangkuman tersebut dapat dilihat pada Tabel III-5.
III-8
Tabel III-5 Tabel Rangkuman unsur-unsur DAS penyebab kerusakan lingkungan wilayah pesisir
Unsur-unsur DAS
Potensi Kerusakan Lingkungan Wilayah Pesisir
Curah Hujan
Jaringan Sungai
• Sedimentasi
• Banjir
Kondisi Tanah
Topografi DAS
• Intrusi air laut melalui sungai
• Kerusakan ekosistem pesisir
Vegetasi lahan DAS
• Pencemaran limbah padat dan cair
• Pencemaran bahan kimia / logam berat
Pemanfaatan ruang
dan lahan
• Sedimentasi
• Eutrofikasi perairan pesisir
• Kerusakan ekosistem perairan pesisir dan daratan
pantai
• Intrusi air laut
3.3 Keterkaitan antara Kondisi Wilayah Pesisir dengan Pengembangan Aspek
Ekonomi dan Sosial Masyarakat Pesisir
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian Kajian Pustaka, bahwa pengembangan
aspek sosial dan ekonomi masyarakat pesisir memiliki tujuan sebagai berikut :
Tabel III-6 Tujuan pengembangan aspek ekonomi dan sosial masyarakat pesisir
Pengembangan Masyarakat Pesisir
Aspek Ekonomi
Aspek Sosial
1.
1.
kenaikan pendapatan per kapita
2.
pengentasan kemiskinan
3.
penambahan lapangan kerja
memenuhi kebutuhan sandang, pangan,
dan papan.
2.
peningkatan standar kesehatan
3.
kebebasan menjalankan agama
4.
mengenyam pendidikan yang baik
5.
memenuhi kebutuhan berupa rasa aman
III-9
Kondisi lingkungan wilayah pesisir merupakan faktor utama yang menentukan
keberhasilan dari pengembangan aspek ekonomi dan sosial masyarakat yang
berbasis potensi sumber daya dan jasa-jasa lingkungan wilayah pesisir.
Lingkungan wilayah pesisir memainkan perannya sebagai sumber nafkah,
sumber kesempatan kerja, dan sumber kekuatan ekonomi untuk dimanfaatkan
demi tercapainya tujuan-tujuan pengembangan masyarakat. Dengan demikian,
lingkungan wilayah pesisir harus selalu dalam keadaan baik dan lestari.
Kerusakan kondisi wilayah pesisir mengakibatkan usaha pengembangan
masyarakat pesisir terhambat. Salah saru faktor utama yang mempengaruhi
kondisi lingkungan wilayah pesisir adalah DAS. Adanya keterkaitan ini
menyebabkan lingkungan wilayah pesisir harus menerima dampak dari materialmaterial yang dibawa oleh aliran sungai. Jika kandungan material-material
tersebut melebihi kadar yang dapat ditolerir oleh lingkungan wilayah pesisir,
maka hal tersebut berpotensi untuk menyebabkan kerusakan kondisi lingkungan
wilayah pesisir. Jika kondisi lingkungan wilayah pesisir tidak baik, maka
pemanfaatan potensi sumber daya tidak dapat berjalan dengan optimal. Dengan
demikian, tujuan pengembangan ekonomi dan sosial masyarakat pesisir tidak
dapat dicapai, mengingat pemanfaatan potensi sumber daya wilayah pesisir
merupakan komponen penting di dalamnya.
Gambar III-2 Korelasi antara kerusakan wilayah pesisir dengan tersendatnya pengembangan
aspek ekonomi dan sosial masyarakat pesisir
III-10
3.4 Dampak Kerusakan Lingkungan Wilayah Pesisir terhadap Aspek Ekonomi
dan Sosial Masyarakat Pesisir
Pada bagian ini akan diidentifikasi dampak-dampak negatif dari kerusakan
lingkungan wilayah pesisir terhadap aspek ekonomi dan sosial masyarakat
pesisir. Kerusakan lingkungan wilayah pesisir akibat unsur-unsur DAS
menyebabkan terganggunya kegiatan-kegiatan ekonomi yang menggunakan
sumber-sumber daya dan jasa-jasa lingkungan pesisir, seperti kerusakan areal
tambak akibat banjir dan pencemaran sungai dan terhambatnya distribusi minyak
mentah akibat pendangkalan pada alur pelayaran pelabuhan. Dampaknya
terhadap aspek sosial, selain merupakan akibat bawaan dari dampak ekonomi,
juga terasa secara langsung, seperti kerusakan sarana-sarana pendidikan, tempattempat ibadah, dan permukiman penduduk, sampai keracunan akibat
mengkonsumsi produk-produk laut yang telah tercemar. Dampak dari kerusakan
wilayah pesisir dapat dilihat pada Tabel III-7.
III-11
Tabel III-7 Dampak kerusakan wilayah pesisir akibat unsur-unsur DAS (Sumber : Dahuri dkk, 2004; Wahyono dkk, 2001)
Dampak Kerusakan Wilayah Pesisir
Unsur – unsur DAS
Kerusakan Wilayah
Pesisir
Aspek Ekonomi Masyarakat Pesisir
Aspek Sosial Masyarakat Pesisir
♠
1.
b. Kondisi tanah yang rentan
Pendapatan
mereka
2.
c. Lereng yang curam
Dibutuhkan kapal yang lebih besar
untuk melaut, sehingga para nelayan
Sedimentasi
harus
mengeluarkan
biaya
lebih
banyak
Pemanfaatan lahan yang
mengakibatkan laju erosi
tinggi
♦ Pendangkalan di sekitar alur pelayaran
kapal
berdampak
transportasi.
pada
terganggunya
kesehatan
dan
pendidikan
mereka.
♠
Zonasi perikanan yang semakin jauh dari
pantai mengakibatkan hanya nelayan
besar dan bermodallah yang dapat
survive
e. Minimnya vegetasi bawah
f.
pokok,
berkurang,
sehingga daya beli menurun
erosi
cabang sungai
pesisir sulit untuk memenuhi kebutuhan
pantai, akibatnya :
a. Curah hujan yang tinggi
d. Bentuk dan banyaknya
mata pencaharian membuat masyarakat
♦ Zonasi tangkapan ikan makin menjauh dari
Hasil sedimen yang tinggi :
Penurunan daya beli dan kehilangan
dalam
Kecemburuan
sosial
keadaan
ini.
yang
sudah
mencapai puncaknya dapat mendorong
para nelayan kecil untuk bertindak
anarkis, seperti membakar kapal dan alat
tangkap ikan milik nelayan besar.
III-12
Debit air yang tinggi akibat :
a.
Curah hujan yang tinggi
b.
Hilangnya vegetasi penutup
c.
♦ Terganggunya kegiatan perdagangan di
tanah
kawasan pesisir akibat terendamnya
Kerusakan hutan dan
infrastruktur
hilangnya daerah resapan air
seperti kios-kios, TPI, KUD dan pasar,
Dangkalnya sungai akibat :
a.
Curah hujan yang tinggi
b.
Kondisi tanah yang rentan
erosi
c.
Lereng yang curam
d.
Bentuk dan banyaknya cabang
perdagangan
pesisir
♦ Areal pertanian dan budidaya (seperti
tambak, budidaya rumput laut) yang
Banjir
terendam banjir dapat mengakibatkan
gagal panen dan merugikan pemiliknya
secara finansial.
sungai
e.
Minimnya vegetasi bawah
f.
Pemanfaatan lahan yang
♦ Menghambat kelancaran transportasi
♠ Banjir dapat merusak permukiman
dan properti masyarakat wilayah
pesisir.
♠ Mengganggu kegiatan sosial dan
merusak infrastruktur sosial
♠ Sanitasi yang buruk saat dan pascabanjir
mengganggu
kesehatan
masyarakat pesisir
darat di wilayah pesisir
mengakibatkan laju erosi
tinggi
III-13
♦ Nelayan yang biasa menyandarkan hidupnya
Perubahan salinitasi perairan akibat
dari menangkap ikan, udang, kepiting, dan
perubahan debit air tawar :
kerang-kerangan di hutan mangrove tidak
a.
curah hujan yang tinggi / rendah
mendapat apa-apa.
b.
Hilangnya vegetasi penutup tanah
c.
Kerusakan hutan dan hilangnya
♦ Ekosistem
Pembangunan bendungan
Kehilangan mata pencaharian menyebabkan
masyarakat
dapat
berfungsi
pesisir
makin
sulit
untuk
memenuhi kebutuhan pokok, kesehatan, dan
melindungi kawasan budidaya pesisir dari
daerah resapan air
d.
mangrove
♠
pendidikan.
terjangan gelombang dan intrusi air laut.
Kerusakan ekosistem
hutan mangrove
Peningkatan kekeruhan perairan akibat
kadar sedimen yang tinggi :
Kerusakan ekosistem ini berpotensi merusak
♠
kegiatan budidaya kawasan pesisir
Kerusakan
ekosistem
mangrove
mengakibatkan dampak abrasi makin terasa.
♦ Kerusakan ekosistem mangrove mengakibatkan
Abrasi berpotensi merusak sarana-sarana dan
a.
Curah hujan yang tinggi
dampak abrasi makin terasa. Abrasi berpotensi
kegiatan sosial masyarakat pesisir yang
b.
Kondisi tanah yang rentan erosi
merusak sarana perdagangan dan mengganggu
berada di sekitar pantai.
c.
Lereng yang curam
kegiatan perdagangan masyarakat sekitar pantai,
d.
Bentuk dan banyaknya cabang
seperti TPI, dan Pasar.
sungai
e.
Minimnya vegetasi bawah
f.
Pemanfaatan lahan yang
kelangsungan hidup ikan-ikan, yang memiliki
mengakibatkan laju erosi tinggi
nilai komersial yang tinggi.
♦ Kerusakan terumbu karang akan mengganggu
♠
Rendahnya daya beli masyarakat pesisir akan
berimplikasi pada sulitnya mereka dalam
Terhambatnya pasokan sedimen akibat
a.
Pembangunan bendungan
Kerusakan ekosistem
terumbu karang
♦ Ekosistem terumbu karang juga memiliki nilai
estetika tinggi dan bernilai tinggi bagi industri
memenuhi kebutuhan sosial mereka seperti
kesehatan dan pendidikan.
pariwisata bahari, seperti taman nasional
bahari.
III-14
Kerusakan ekosistem
padang lamun
♦
Beragam jenis moluska dan ikan yang memiliki nilai
♠
Berkurangnya populasi organisme laut berdampak
pada menurunnya daya beli masyarakat dan
ekonomis akan punah karena kehilangan habitat
menurunkan tingkat kesejahteraan mereka.
♦ Dampak kerusakan ekosistem rumput laut
adalah rusak atau gagalnya budidaya
rumput laut yang dilakukan masyarakat
pesisir.
♠
♦ Menurunnya populasi ikan dan biota-biota
laut
Kerusakan ekosistem
rumput laut
berarti
menurunkan
pendapatan
nelayan.
♦
Kerugian finansial karena kerusakan
budidaya rumput laut berdampak pada
aspek sosial masyarakat pesisir yang
menyandarkan hidupnya pada budidaya
rumput
Kehilangan ekosistem rumput laut berarti
kehilangan potensi sumber daya ekonomi
laut.
Pendapatan
mereka
menurun dan pemenuhan kebutuhan
hidup mereka pun terganggu.
wilayah pesisir, yakni sebagai bahan baku
industri
pangan,
obat-obatan,
dan
kosmetika.
III-15
♦ Intrusi air laut menyebabkan ekosistem
dan biota-biota air tawar dan payau,
seperti ikan, mati. Akibatnya, budidaya
perikanan
Debit air sungai yang kurang :
kegagalan
a. curah hujan yang rendah
pemiliknya.
tambak
dan
mengalami
kerugian
bagi
♦ Gagal panen sering kali dialami oleh
Intrusi air laut
petani pesisir akibat intrusi air laut
hasil air permukaan menurun
menyebabkan
masyarakat pesisir kehilangan dan
kesulitan untuk mendapatkan sumber
sehari-hari, seperti minum, mencuci,
dan mandi.
sampai sawah-sawah mereka.
♠ Kerugian
c. kondisi tanah, topografi, dan
vegetasi yang menyebabkan
laut
sumber air tanah, untuk keperluan
b. pemanfaatan lahan yang
seperti bendungan
air
air bersih, baik dari sungai maupun
akibat musim kemarau
menghambat aliran air tawar,
♠ Intrusi
♦ Kesulitan
menemukan
sumber
air
akibat
menyebabkan
panen
masyarakat
pesisir
bersih membuat masyarakat pesisir
makin
harus
kebutuhan pokok, kesehatan, dan
mencari
sumber
lain
di
perbukitan atau membeli air bersih dari
sulit
gagal
untuk
memenuhi
pendidikan.
pedagang air bersih, seperti pedagang
jerigen air keliling.
III-16
♦ Pencemaran air laut melalui sungai akibat
Penggunaan lahan DAS yang
Pencemaran perairan
pesisir dan Eutrofikasi
pembuangan limbah ke sungai
tanpa pengelolaan limbah yang
berwawasan lingkungan
menurunnya populasi ikan berimplikasi
kerusakan ekosistem wilayah pesisir,
pada kesulitan masyarakat pesisir untuk
seperti terumbu karang, mangrove, padang
memenuhi kebutuhan hidup yang pokok,
lamun, rumput laut, dan biota-biota yang
kesehatan dan pendidikan.
♠
Pencemaran limbah industri yang
menyebabkan kematian ikan-ikan dan
peternakan, permukiman, dan
-
kegiatan lahan atas menyebabkan
udang.
pembuangan limbah pertanian,
industri langsung ke sungai
Berkuranganya pendapatan nelayan akibat
hidup di wilayah pesisir, seperti ikan dan
memicu :
-
♠
♦ Pencemaran berdampak pada kerusakan
biota-biota laut mendorong masyarakat
areal tambak dan penurunan kesuburan
untuk bertindak dan cenderung mengarah
lahan tambak.
kepada perbuatan anarkis, seperti aksi
nelayan untuk memprotes kegiatan
♦ Eutrofikasi dapat mengurangi populasi ikan
perindustrian yang menyebabkan
pencemaran.
karena kekurangan oksigen. Penurunan
populasi ikan menyebabkan volume
tangkapan ikan nelayan berkurang dan
berakibat pada penurunan pendapatan.
♠
Masyarakat yang mengkonsumsi hasil laut
yang telah tercemar berpotensi keracunan
dan terkena gangguan kesehatan.
III-17
Download