EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188 PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI KECAMATAN TANAH MERAH KABUPATEN BANGKALAN Sucipto Dosen Jurusan Budidaya Pertanian Fak. Pertanian Unijoyo Romadhon, A. Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo ABSTRAK Meskipun jumlah penduduk di perdesaan semakin menurun akibat proses urbanisasi, namun masih sebagian terbesar penduduk di Indonesia ini berada di kawasan pedesaan. Oleh karena itu penanganan kawasan pedesaan dan kegiatan pertanian menjadi sangat strategis karena terkait dengan penduduk yang menggeluti sektor ini dan berada di kawasan pedesaan dalam penyediaan pangan nasional. Komoditas pangan telah menjadi komoditas yang semakin strategis dalam era perkembangan globalisasi dan liberalisasi perdagangan karena ketidakpastian dan ketidakstabilan produksi pangan nasional. Tujuan dari Pemetaan wilayahan Komoditas pertanian wilayah kecamatan Tanah Merah, secara umum adalah untuk menyiapkan kawasan sentra pertanian yang memiliki daya saing dan competitive advantages tinggi melalui pengembangan sejumlah komoditi unggulan. Metodologi penelitian Terdapat 3 pendekatan dalam kegiatan utama Pemetaan Wilayah Komoditas pertanian di Kecamatan Tanah merah, meliputi : 1. Pengkajian lingkup studi. 2. Pengumpulan data-data dan informasi yang dibutuhkan. 3. Adaptasi sosial Hasil kegiatan pemetaan perwilayahan komoditas unggulan di Kecamatan Tanah Merah, dimana prioritas komoditas pengembangan, yaitu komoditas pangan, perkebunan, buah, sayuran dan peternakan. memiliki prospek pengembangan sebagai komoditas unggulan, melalui perbaikan sejumlah aspek utamanya masalah pemasaran, peremajaan tanaman, perluasan areal tanam dan diversifikasi produk olahan. Kata Konci. Pemetaan, Komoditas Unggulan, Pedesaan. dapat PENDAHULUAN diprediksi dan diukur melalui distribusi luasan serta tingkat produktivitas Pendekatan pengembangan kawasan masing-masing komoditas. pedesaan beserta dengan pengembangan Secara kegiatan pertanian baru akhir-akhir ini geografis, tiap wilayah mendapatkan perhatian yang lebih khusus memiliki karakteristik yang berbeda yang melalui pendekatan yang terkait dengan ditentukan oleh proses pembentukannya. pengembangan sektor pertanian. Upaya Karakteristik pengembangan wilayah memiliki kemampuan yang berbeda dilakukan sektor dengan pertanian mengetahui dapat dilihat tingkat dari tersebut potensi, menjadikan tiap keanekaragaman produktivitas masing-masing komoditi yang sumberdaya dan kemampuan lingkungan. ada di tiap wilayah. Hal ini perlu dilakukan Untuk dapat mengetahui keanekaragaman untuk mengetahui seberapa besar potensi tingkat kemampuan lingkungan dan potensi dan daya saing pengembangan masing- yang dimiliki ditiap wilayah pedesaan, masing komoditi. Potensi dan daya saing memerlukan upaya pemetaan wilayah yang 67 Pemetaan Wilayah Komoditas..... 67 - 81 (Sucipto) meliputi kegiatan identifikasi, inventarisasi Perwilayahan dan survey. perencanaan adalah melakukan identifikasi Upaya tersebut diperlukan untuk mengukur distribusi luasan serta komoditas tingkat dalamnya produktivitas masing-masing Komoditas ungulan, di termasuk wilayah pula mengidentifikasi di jumlah penanaman dan potensi lahan yang dimiliki komoditas. Kegiatan pemetaan oleh wilayah tersebut. terhadap Beberapa komoditi di sektor pertanian ini akan mampu mengestimasi seberapa besar teknik yang dipergunakan dalam melakukan identifikasi potensi pengembangan komoditi yang unggulan komoditas ungulan, antara lain: ditiap 1. Survey lapangan wilayah. Potensi pengembangan komoditi yang telah diketahui nantinya akan 2. Pengamatan (observasi) menjadi majory force dalam mengurangi 3. Studi data sekunder disparitas 4. Transek wilayah yang terjadi bisa antara wilayah pedesaan dan perkotaan. Kegiatan Melalui pemetaan terhadap potensi Inventarisasi Jenis dan Kesesuaian Lahan pengembangan komoditas pertanian dan Untuk menentukan komoditas yang kemampuan lingkungan, diharapkan akan sesuai dikembangkan pada suatu wilayah tercipta keselarasan antara kemampuan daya dilihat dukung lingkungan dipergunakan metode analisis kesesuaian dengan besaran upaya pengembangan sektor lahan. Analisis kesesuaian lahan adalah pertanian yang akan dilakukan sehingga analisis terwujud berkelanjutan sebidang lahan untuk suatu penggunaan (sustainable development) dan berwawasan tertentu dengan memperhatikan pengelolaan lingkungan. khas (carrying capacity) pembangunan dari mengenai yang hubungan sisi kondisi tingkat diperlukan yang agro-ekologis lebih kesesuaian agar diperoleh baik atau menguntungkan antara manfaat (hasil) dan METODOLOGI PELAKSANAAN masukan (investasi) yang diperlukan, baik atas dasar pengalaman maupun antisipasi. Kegiatan Identifikasi Potensi Komoditas Jadi istilah kesesuaian lahan berkonotasi Unggulan dalam Tahap paling awal yang dilakukan ekonomi dan lingkungan. Untuk lebih menyusun jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : album Pemetaaan Tabel 3.1 Penetapan Kelas Kesesuaian Lahan Kelas Tingkatan Ketentuan Tanah tidak mempunyai pembatas berarti untuk jenis SI Sesuai penggunaan tertentu secara berkelanjutan, atau hanya mempunyai pembatas yang sangat kecil yang tidak berarti dalam pengurangan produktivitas atau manfaat 68 EMBRYO VOL. 5 NO. 1 S2 Kesesuaian sedang JUNI 2008 ISSN 0216-0188 dan tidak akan mempertinggi investasi ( masukan teknologi dalam penggunaan lahan ) diatas tingkat yang dapat diterima Tanah yang mempunyai pembatas – pembatas yang dalam keseluruhannya merupakan pembatas yang mempunyai tingkat keparahan sedang untuk jenis penggunaan tertentu secara berkelanjutan ; pembatas – pembatas tersebut akan mengurangi produktivitas atau manfaat dan menambah masukan teknologi dalam penggunaan tanah sampai suatu tingkat sehingga keuntungan keseluruhan dapat diperoleh dari penggunaan tersebut, meskipun masih menarik, tetapi mutunya agak lebih rendah daripada kelas SI masing jenis tanah di tiap wilayah Pedesaan, Hasil Pelaksanaan Kegiatan nantinya berpengaruh terhadap distribusi Hasil Inventarisasi Jenis Lahan jenis di komoditas tanaman yang di budidayakan. Wilayah Perencanaan Hasil inventarisasi jenis tanah di tiap Secara umum, wilayah Kecamatan wilayah perencanaan, selanjutnya di bagi Tanah Merah memiliki 3 jenis tanah, yaitu : menjadi 3 zonasi. Zonasi ini dilakukan untuk o Tanah jenis Grumosol o Tanah jenis Mediteran tiap wilayah perencanaan. Detail hasil o Tanah jenis Hidromorf inventarisasi jenis tanah yang ada di tiap o Tanah jenis Alluvial wilayah perencanaan sebagai berikut : mempermudah penyusunan block plan di Ketiga jenis tanah tersebut tersebar disemua wilayah yang ada di kecamatan Tanah Merah. Luasan distribusi masingTabel 3.3 Zonasi Jenis Tanah Tiap Desa di Kecamatan Tanah Merah No Kecamatan Zona Desa A, C Pacentan 1 2 C Baipajung 3 C Tanah Merah Laok 4 C Kranggan barat 5 C Pangeleyan 6 C Padurungan 7 A, C Petrah 8 A, C Tanah Merah Daja 9 A Dumajah 10 A, B Patemon 11 A Tlomar 69 Pemetaan Wilayah Komoditas..... 67 - 81 12 Tanah Merah 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Keterangan : Zona A : Hidromorf Kelabu Zona B : Grumosol Kelabu Zona C : Kompleks Mediteran (Sucipto) A A A A, C C A, B C, A C, A C, A C B A, C A, C Kendaban Jangkar Pettong Landak Rongdurin Batangan Dlambah Laok Dlambah Dajah Mrecah Buddan Poter Basanah Pacentan Tabel 3.4 Lokasi Pengambilan Sampel Tanah di 4 Desa Jengkar 3 Tanah Merah Mrecah A Asosiasi Hidromorf Kelabu Besanah B Grumosol Kelabu Betangan C Kompleks Mediteran Sumber : Hasil Pengamatan Hasil Inventarisasi Jenis dan Kesesuaian Lahan kesesuaian lahan dibandingkan Kesesuain lahan yang digunakan dari penilaian aktual dengan terhadap selanjutnya kesuaian lahan dalam kajian ini meliputi kesesuaian lahan potensial. Kesesuain lahan potensial adalah aktual potensial. kesesuain lahan yang akan dicapai setelah Kesesuain lahan aktual (current suitability), usaha-usaha perbaikan lahan. Kesesuaian merupakan kesesuain lahan saat ini dalam lahan potensial merupakan kondisi yang keadan alami tanpa mempertimbangkan diharapkan usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan (input) sesuai dengan tingkat pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi yang akan diterapkan sehingga dapat diduga kendala atau faktor-faktor pembatas yang tingkat produktivitas dari suatu lahan serta ada. Untuk menentukan kelas kesesuaian produksi per satuan luasnya. Kajian terhadap lahan aktual, mula-mula dilakukan penilaian masing-masing komoditas di tiga wilayah terhadap pengembangan sebagai berikut : dan kesesuain masing-masing lahan kualitas lahan sesudah berdasar atas karakteristik lahan terjelek, selanjutnya kelas kesesuain lahan ditentukan Tanaman Pangan berdasar atas kualitas lahan terjelek. Tanaman Padi 70 diberikan masukan EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 tanaman Tanaman padi memerlukan lahan ISSN 0216-0188 padi ini berupa tanah yang atau tanah yang tergenang pada masa memiliki porositas tanah kecil dan halus. pertumbuhan vegetatif. Kondisi ini sangat Penilaian memungkinkan pertanaman jika penanaman padi kesesuaian padi lahan di 3 untuk wilayah dilakukan pada lahan sawah yang memiliki pengembangan, dengan pengelolaan tingkat kemampuan untuk menampung air (kedap) sedang, sebagai berikut : lebih lama. Tekstur tanah yang sesuai untuk Tabel 5.3 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Padi Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah Simbol Kualitas Dan Nilai Data Kelas Kelas Karakteristik Lahan Kesesuaian Kesesuaian Aktual Potensial t Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0C S1 S1 w Ketersediaan air Bulan kering 5-7 S2 S2 Curah hujan tahunan 1.661 mm S1 S2 r Media perakaran Drainase tanah Baik S2 S1 Tekstur tanah Agak halus S2 S2 Kedalaman efektif 43 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 pH 7.3 S2 S1 n Hara tersedia P2O5 7,7 ppm S2 S1 K2O (NH4)OAC 12 mg/100 gr S2 S1 N total 0.08 S1 S1 C/N 2% m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5–7% S2 S2 Batu permukaan 0% S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak Tidak S1 S1 Kelas kesesuaian lahan S2 (rfn) S2 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu tingkat Lokasi sampel : Desa Batangan (moderately suitable/S2). Kondisi ini di Kondisi paling mendukung bagi desa indikasikan juga oleh tingkat produktivitas Batangan, Tanah merah. Hasil evaluasi padi di desa Batangan (4,65 ton/ha) yang kesesuaian menunjukkan wilayah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Desa yang memiliki lain. pertumbuhan padi tingkat terdapat kesesuaian di sedang 71 Pemetaan Wilayah Komoditas..... 67 - 81 (Sucipto) jika dibandingkan dengan kebutuhan padi Tanaman Padi Ladang sawah. Padi ladang memiliki kebutuhan air ditanam Tanaman padi ladang, biasanya yang lebih pendek pada masa vegetatif. pada Penilaian lahan perladangan dan kesesuaian lahan untuk ditanam ketika musim hujan akan berakhir. pertanaman padi ladang dengan pengelolaan Kebutuhan padi ladang akan air lebih sedikit tingkat sedang, sebagai berikut : Tabel 5.6 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Padi Ladang Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah Simbol Kualitas dan Nilai Data Kelas Kelas Karakteristik Lahan Kesesuaian Kesesuaian Aktual Potensial t Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0C S1 S1 w Ketersediaan air Bulan kering 5-7 S1 S1 Curah hujan tahunan 1.661 mm S1 S1 r Media perakaran Drainase tanah Sedang S1 S2 Tekstur tanah Agak halus S2 S2 Kedalaman efektif 43 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 pH 7.7 S3 S2 n Hara tersedia P2O5 7,7 ppm S2 S1 K2O (NH4) 12 mg/100 gr S1 S1 N total 0.07 S1 S1 C/N 9% m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5–7% S2 S2 Batu permukaan 0% S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak tidak S1 S1 Kelas kesesuaian lahan S3 (f) S2 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu tingkat Lokasi sampel : Desa Jangkar mempunyai pembatas yang besar untuk Hasil penilaian kesesuaian lahan yang dilakukan menunjukkan mempertahankan tingkat pengelolaan yang kelas kesesuain lahan aktual di desa Jangkar yang harus mewakili mengurangi produksi dan keuntungan atau wilayah pengembangan diterapkan. Kecamatan Tanah Merah, berupa kelas S3 : lebih sesuai marginal (marginally suitable). Lahan diberikan. 72 meningkatkan Pembatas masukan akan yang EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188 diidentifikasi Upaya perbaikan kondisi lahan dilakukan berupa retensi hara`, khususnya komponen melalui pengolahan tanah yang lebih baik derajad keasaman (pH). Derajad keasaman dan pemupukan. Pemupukan yang dilakukan di Kecamatan akan mampu memperbaiki sifat kimia tanah Labang termasuk dalam kondisi sedang. dan menambah ketersedian unsur hara dalam Tanah tanah Pembatas wilayah yang pengembangan dengan keasaman tinggi akan banyak melepas ion H Keberadaan ion H Tanaman Jagung Tanaman yang dibutuhkan oleh tanaman akan terikat. tanaman akan pertumbuhan + akan menyebabkan sejumlah hara makro Akibatnya mendukung tanaman. menghambat pertubuhan tanaman, dengan +. dalam jagung merupakan tanaman jenis C-4 yang memiliki efisiensi mengalami difisiensi unsur hara tersebut.. Perbaikan tinggi terhadap penggunaan cahaya terhadap derajad keasaman lahan dapat matahari. Umumnya jagung ditanam di dilakukan dengan melakukan pengapuran lahan perladangan dan 75% di lahan kering. lahan. Permasalahan utama dalam budidaya jagung Kelas kesesuain tersebut masih di wilayah pengembangan adalah cara tanam dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan yang tidak teratur dengan populasi tanaman sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat. per (kesesuaian potensial).. Perbaikan yang bisa kesesuaian lahan untuk pertanaman jagung dilakukan terdapat pada komponen media dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai perakaran, retensi hara dan hara tersedia. berikut : hektar belum optimal. Penilaian Tabel 5.9 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Jagung Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah Kelas Simbol Kualitas dan Nilai Data Kelas Karakteristik Lahan Kesesuaian Kesesuaian Aktual Potensial t Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0C S2 S2 w Ketersediaan air Bulan kering 5-7 S1 S1 Curah hujan tahunan 1.661 mm S1 S1 r Media perakaran Drainase tanah Sedang S1 S1 Tekstur tanah Agak halus S2 S2 Kedalaman efektif 43 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 pH 7.3 S2 S1 n Hara tersedia P2O5 7.7 ppm S2 S2 73 Pemetaan Wilayah Komoditas..... 67 - 81 (Sucipto) K2O (NH4) 8 mg/100 gr S3 S1 N total 0.08 S1 S1 C/N 2% m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5–7% S2 S2 Batu permukaan 0% S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak tidak S1 S1 Kelas kesesuaian lahan S3 (n) S2 (fn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu tingkat Lokasi sampel : Desa Batangan dilakukan terdapat pada komponen retensi Hasil penilaian kesesuaian lahan kelas hara dan hara tersedia. Untuk retensi hara Batangan dan hara tersedia yang meliputi kapasitas pengembangan tukar katon, pH dan unsur hara tersedia, Kecamatan Tanah Merah, berupa kelas S3 : upaya perbaikan kondisi lahan melalui sesuai marginal (marginally suitable). Lahan pemupukan. Pemupukan yang dilakukan mempunyai pembatas yang besar untuk akan mampu memperbaiki sifat kimia tanah mempertahankan tingkat pengelolaan yang dan menambah ketersedian unsur hara dalam harus tanah yang dilakukan menunjukkan kesesuain lahan aktual di desa yang mewakili wilayah diterapkan. Pembatas akan meningkatkan masukan mendukung pertumbuhan tanaman. mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih dalam yang diberikan. Tanaman Kacang Tanah Pembatas yang diidentifikasi khususnya Tanaman kacang tanah tergolong komponen unsur P. Tanah dengan unsur P dalam jenis kacang-kacangan. Kacang tanah yang kurang, memiliki berupa media perakaran, berpengaruh terhadap fase bintil akar yang mampu generatif tanaman, utamanya pembentukan menghasilkan nitrogen. Kemampuan kacang biji atau buah serta tanaman akan mudah tanah dalam menghasilkan nitrogen (nitrit, roboh. Perbaikan terhadap drainase lahan nitrat) membuat dalam pola tanam sering di dapat tumpangsarikan dilakukan dengan melakukan dengan jenis tanaman lainnya seperti jagung dan ketela pohon. pemupukan dengan pupuk SP-36. Kelas kesesuain tersebut masih Umumnya banyak di tanam di lahan dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan perladangan. Penilaian kesesuaian lahan sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat. untuk pertanaman kacang tanah dengan (kesesuaian potensial).. Perbaikan yang bisa pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut 74 EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188 Tabel 5.12 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Kacang Tanah Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah Simbol Kualitas dan Nilai Data Kelas Kelas Karakteristik Lahan Kesesuaian Kesesuaian Aktual Potensial t Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0C S1 S1 w Ketersediaan air Bulan kering 5-7 S1 S1 Curah hujan tahunan 1.661 mm S1 S1 r Media perakaran Drainase tanah Sedang S2 S1 Tekstur tanah Agak halus S1 S1 Kedalaman efektif 43 cm S2 S1 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 pH 7.3 S2 S1 n Hara tersedia P2O5 7.9 ppm S2 S1 K2O (NH4) 12 mg/100 gr S2 S1 N total 0.04 S1 S1 C/N 33 % m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5–7% S2 S2 Batu permukaan 0% S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak tidak S1 S1 Kelas kesesuaian lahan S2 (rfn) S1 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu tingkat terhadap unsur hara dan mampu tumbuh Tanaman Ketela Pohon Tanaman ketela pohon memiliki pada kondisi air yang minim. Umumnya kemampuan adapatasi dan tumbuh yang banyak di tanam di lahan perladangan. baik. Ketela pohon dapat dijumpai hampir Penilaian disemua pertanaman jenis merupakan tanah. tanaman Ketela yang tidak pohon t w ketela lahan pohon untuk dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut rakus Tabel 5.15 Simbol kesesuaian Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Ketela Pohon Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah Kelas Kualitas dan Nilai Data Kelas Karakteristik Lahan Kesesuaian Kesesuaian Potensial Aktual Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0C S2 S2 Ketersediaan air Bulan kering 5-7 S1 S1 Curah hujan tahunan 1.661 mm S2 S2 75 Pemetaan Wilayah Komoditas..... 67 - 81 (Sucipto) r Media perakaran Drainase tanah Sedang S1 S1 Tekstur tanah Agak halus S2 S1 Kedalaman efektif 43 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 pH 7.3 S3 S2 n Hara tersedia P2O5 7.7 ppm S2 S1 K2O (NH4) 12 mg/100 gr S2 S1 N total 0.07 S1 S1 C/N 23 % m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5–7% S2 S2 Batu permukaan 0% S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak tidak S1 S1 Kelas kesesuaian lahan S2 (rf) S2 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu tingkat Lokasi sampel : Desa Mrecah terdapat bercak-bercak berwarna kuning, Hasil penilaian kesesuaian lahan yang dilakukan menunjukkan coklat atau kelabu pada lapisan atas dan kelas kesesuain lahan aktual di desa Mrecah yang bagian mewakili pengembangan terhadap drainase lahan dapat dilakukan Kecamatan Tanah Merah, berupa kelas S2 : dengan memperbaiki teknik pengolahan cukup sesuai (moderately suitable). Lahan tanah.. Tanah dengan keasaman tinggi akan mempunyai pembatas yang besar untuk menghambat pertubuhan tanaman, dengan mempertahankan tingkat pengelolaan yang banyak melepas ion H+. Keberadaan ion H+ harus akan akan menyebabkan sejumlah hara makro mengurangi produksi dan keuntungan atau yang dibutuhkan oleh tanaman akan terikat. lebih Akibatnya wilayah diterapkan. Pembatas meningkatkan masukan yang diberikan. atas lapisan tanaman bawah. akan Perbaikan mengalami difisiensi unsur hara tersebut.. Perbaikan Pembatas diidentifikasi terhadap derajad keasaman lahan dapat berupa media perakaran, dan retensi hara, dilakukan dengan melakukan pengapuran khususnya komponen drainase dan pH. lahan. Drainase di yang wilayah pengembangan Kelas kesesuain tersebut masih Kecamatan Labang termasuk dalam kondisi dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan agak baik. Tanah dengan drainase agak baik sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat. memiliki peredaran udara baik. Tidak (kesesuaian potensial). Perbaikan yang bisa 76 EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188 dilakukan terdapat pada komponen media Tergolong dalam jenis umbi-umbian, ketela perakaran, retensi hara dan hara tersedia. rambat Untuk retensi hara dan hara tersedia yang kemampuan meliputi kapasitas tukar katon dan unsur lingkungan tanah yang kritis. Permasalahan hara tersedia, upaya perbaikan kondisi lahan pengembangan ketela rambat terletak pada melalui pemupukan. tahapan pengolahan hasil. Umumnya banyak merupakan adaptasi tanaman dengan tinggi terhadap di tanam di lahan perladangan. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman ketela Tanaman Ketela Rambat Tanaman ketela rambat dengan pengelolaan tingkat sedang, rambat sebagai berikut merupakan salah satu komoditas yang ditanam sebagai penghasilan tambahan. Tabel 5.17 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Ketela Rambat Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah Simbol Kualitas dan Nilai Data Kelas Kelas Karakteristik Lahan Kesesuaian Kesesuaian Aktual Potensial t Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0C S2 S2 w Ketersediaan air Bulan kering 5-7 S1 S1 Curah hujan tahunan 1.661 mm S2 S2 r Media perakaran Drainase tanah Sedang S1 S1 Tekstur tanah Agak halus S2 S2 Kedalaman efektif 43 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 18 me/100 gr S1 S1 pH 7.6 S3 S2 n Hara tersedia P2O5 7.7 ppm S2 S1 K2O (NH4) 15 mg/100 gr S2 S1 N total 0.08 S1 S1 C/N 2% m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5–7% S2 S2 Batu permukaan 0% S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak tidak S1 S1 Kelas kesesuaian lahan S2 (rf) S2 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu tingkat Lokasi sampel : Desa Betangan 77 Pemetaan Wilayah Komoditas..... 67 - 81 (Sucipto) dilakukan terdapat pada komponen retensi Hasil penilaian kesesuaian lahan kelas hara dan hara tersedia. Untuk retensi hara kesesuain lahan aktual di desa Somor dan hara tersedia yang meliputi kapasitas koneng mewakili tukar katon, pH dan unsur hara tersedia, wilayah pengembangan, berupa kelas S2 : upaya perbaikan kondisi lahan melalui cukup sesuai (moderately suitable). Lahan pemupukan. Pemupukan yang dilakukan mempunyai pembatas yang besar untuk akan mampu memperbaiki sifat kimia tanah mempertahankan tingkat pengelolaan yang dan menambah ketersedian unsur hara dalam harus tanah yang dilakukan dan menunjukkan Betangan diterapkan. yang Pembatas akan meningkatkan masukan mendukung pertumbuhan tanaman mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih dalam yang Tanaman Hortikultura diberikan. diidentifikasi Hortikultura merupakan salah satu berupa media perakaran dan retensi hara`, sub sektor andalan yang diharapkan mampu khususnya komponen kedalaman efektif dan berperan serta dalam era globalisasi. Hal ini derajad keasaman (pH). Kedalaman efektif disebabkan karena komoditas hortikultura tanah berpengaruh terhadap sebaran akar yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran tanaman. Semakin besar kemampuan tanah mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan dalam meyediakan ruang bagi perakaran potensi tanaman, berimplikasi terhadap daya dukung dimanfaatkan secara optimal. . Pembatas yang tinggi pertubuhan akan tanaman, +. melepas ion H masih dapat bagi pengembangan tanaman hortikultura menghambat dengan yang Kajian terhadap kesesuaian lahan tanah terhadap tanaman. Tanah dengan keasaman ekspor adalah sebagai berikut : banyak + Keberadaan ion H akan menyebabkan sejumlah hara makro yang Buah-Buahan Tanaman buah-buahan umumnya dibutuhkan oleh tanaman akan terikat. mengalami yang dijumpai bukan pada satu areal tanam difisiensi unsur hara tersebut.. Perbaikan (perkebunan), melainkan tersebar pada lahan terhadap derajad keasaman lahan dapat pekarangan. Fungsi beberapa tanaman buah- dilakukan dengan melakukan pengapuran buahan tersebut utamanya sebagai tanaman lahan. pelindung, bukan sebagai tanaman produksi Akibatnya tanaman akan hanya di Desa Jangkar dan Petrah yang Kelas kesesuain tersebut masih banyak dijual khususnya tanaman Durian. dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat. Kriteria kesesuaian lahan untuk (kesesuaian potensial).. Perbaikan yang bisa tanaman buah-buahan pada dasarnya sama, 78 EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188 yang membedakan utamanya menyangkut yang disusun masih pada tingkat kesesuaian kebutuhan hara. Untuk lingkungan makro potensial. Penilaian kesesuaian lahan untuk tanaman buah-buahan hampir semuanya sama. Oleh karena itu kriteria yang disusun pertanaman buah-buahan, dengan dibuat sama serta evaluasi lesesuaian lahan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut : Tabel 5.22 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Buah buahan Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang Di Kecamatan Tanah Merah Kualitas dan Simbol Nilai Data Kelas Kelas Karakteristik Lahan Kesesuaian Kesesuaian Aktual Potensial Kedalaman efektif s > 75 cm S2 S2 Kelas besar butir pada s Berliat, berdebu S2 S2 zone perakaran (0-30 halus, dan cm) kasar,berlempung halus Batu-batu s < 50% S2 S2 dipermukaan tanah Kesuburan tanah n sedang S2 S1 Reaksi tanah lapisan a pH 7,3 S2 S1 atas (0-30 cm) Toksisitas e a. Kejenuhan Al b. Kedalaman Pirit Lereng dan keadaan t 5-7 S1 S1 permukaan tanah Ketinggian tempat h 8 S1 S1 Erodibilitas tanah e Sangat rendah S2 S2 Zone agroklimat r D4 S2 S2 (Oldeman) Kelas draenase d Agak cepat S2 S2 Banjir dan genangan f Tanpa S1 S1 musiman Salinitas x Komposisi gambut k Ketebalan gambut q Kelas Kesesuaian Lahan S2 (s) S2 (s) mengurangi produksi dan keuntungan atau Hasil penilaian kesesuaian lahan yang dilakukan kesesuain lahan menunjukkan aktual di lebih kelas meningkatkan masukan yang diberikan. wilayah Pembatas pengembangan, berupa kelas S2 : cukup yang diidentifikasi Lahan berupa butiran pada zone perakaran dan batu mempunyai pembatas yang besar untuk pada permukaan tanah. Drainase di wilayah mempertahankan tingkat pengelolaan yang pengembangan Kecamatan Labang termasuk harus dalam kondisi agak baik. Tanah dengan sesuai (moderately diterapkan. suitable). Pembatas akan 79 Pemetaan Wilayah Komoditas..... 67 - 81 (Sucipto) drainase agak baik memiliki peredaran udara Kecamatan Tanah baik. Tidak terdapat bercak-bercak berwarna disimpulkan beberapa hal, yaitu : kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas 1. Komoditas tanaman pangan, memiliki dan bagian atas lapisan bawah. Perbaikan kesesuaian lahan dan kelayakan usaha terhadap drainase lahan dapat dilakukan yang dengan memperbaiki teknik pengolahan pengembangan. tanah.. diperhatikan adalah berupa masalah baik, tingkat Kelas kesesuain tersebut masih di Merah, semua Hal kandungan dapat wilayah yang bahan perlu organik, ketersediaan hara dan ketersediaan air. dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan 2. Komoditas tanaman buah, sayuran dan sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat. (kesesuaian potensial). Perbaikan yang bisa perkebunan dilakukan terdapat pada komponen media pengembangan perakaran, retensi hara dan hara tersedia. unggulan, melalui perbaikan sejumlah Media perakaran dapat diperbaiki melalui aspek utamanya masalah pemasaran, perbaikan teknik pengolahan tanah. Untuk peremajaan tanaman, perluasan areal retensi hara dan hara tersedia yang meliputi tanam dan diversifikasi produk olahan. kapasitas tukar katon dan unsur hara Wilayah pengembangan yang memiliki tersedia, upaya perbaikan kondisi lahan tingkat kelayakan paling sesuai berturut- melalui pemupukan. turut, terdapat di wilayah Kecamatan pengembangan tidak prospek sebagai komoditas Tanah Merah. Kondisi tersebut bukan berarti di wilayah memiliki 3. Komoditas dapat peternakan di wilayah dikembangkan untuk tanaman buah-buahan. pengembangan belum pada taraf semi- Tanaman intensif. Kondisi ini, mengindikasikan buah-buahan yang dapat dikembangkan berupa tanaman manggga, perlunya nangka, dan pengusahaan ternak menjadi taraf semi- tanaman intensif melalui sejumlah perbaikan belimbing, belimbing. Namun jambu biji produksi upaya peningkatan yang ada di block plan. tersebut nantinya akan optimal, jika terdapat pemupukan, 4. Prioritas pengembangan kedalaman penananan dan lainnya yang wilayah pengembangan menjadi faktor penghambat. hasil kajian,sebagai berikut : upaya perbaikan, meliputi Tanah komoditas KESIMPULAN Hasil perwilayahan kegiatan komoditas Merah, bagi tiap berdasarkan urutan pengembangan, prioritas yaitu komoditas pangan, perkebunan, buah, pemetaan unggulan taraf sayuran dan peternakan. di 80 EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188 Arifin, 2002. Cekaman Air dan Kehidupan DAFTAR PUSTAKA Tanaman, A. Tohir Kaslan, 1983. Henry D. Foth, 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah (Ed. 6). Erlangga. Jakarta. Indonesia. Bina Aksara. Afandie R, Nasih W.Y, 2002. Tanah. Penerbitan Universitas Brawijaya. Malang. Seuntai Pengetahuan Tentang Usaha Tani Kesuburan Unit Mul Mulyani S, 2002. Ilmu Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta Jakarta. Kanisius. Nurhayati H, dkk, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Jakarta. Tanah, Anonim, 2006. Bangkalan dalam Angka. Press. 81 Universitas Lampung