AN PERWAKILAN RAKYAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -------------------------LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMISI III DPR RI DENGAN LEMBAGA HUKUM SWADEK --------------------------------------------------(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Sifat Jenis Rapat Hari/tanggal Waktu Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir Izin Acara : 2010-2011. : IV. : : Terbuka. : Rapat Dengar Pendapat Umum. : Selasa, 31 Mei 2011. : Pukul 13.50 – 14.35 WIB. : Ruang Rapat Komisi III DPR RI. : Fahri Hamzah, SE. / Wakil Ketua Komisi III DPR RI. : I.B Rudyanto, SH., MH / Kepala Bagian Set.Komisi III DPR-RI. : 3 orang Anggota Komisi III DPR-RI. : - orang Anggota. : Menyampaikan aspirasi karyawan PT. Industri Sandang Nusantara (Persero) mengenai pemutusan hubungan kerja. KESIMPULAN/KEPUTUSAN I. PENDAHULUAN Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi III DPR RI dibuka pukul 13.50 WIB oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Fahri Hamzah, SE. dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas. II. POKOK-POKOK PEMBICARAAN 1. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perusahaan Nomor:157/SK-G/2009 pada tanggal 15 Oktober 2009 tentang Merumahkan Sebagian Karyawan Patal Banjaran dengan ditandatangani oleh Direktur Utama Perusahaan. 2. Bahwa akibat dari PHK yang dilakukan oleh perusahaan, sampai dengan saat ini pembayaran upah dan pesangon belum direalisasikan kepada para karyawan. 3. Bahwa Kuasa Hukum para karyawan telah 3 (kali) mengirimkan surat somasi dan undangan kepada Direksi Perusahaan dan pada tanggal 11 November 2010 telah dilakukan pertemuan antara Kuasa Hukum dengan Direksi Perusahaan, dimana dalam pertemuan tersebut pada intinya Direksi Perusahaan menyampaikan bahwa untuk pembayaran upah dan pesangon akan dibayarkan setelah Asset Patal Bekasi terjual yang dijanjikan pada Desember 2010 atau selambat-lambatnya Januari 2011. D:\317531835.doc 1 4. Salah satu unit produksi Patal Banjaran Pemintalan dari PT. Sandang Nusantara, dimana kondisi perusahaan semakin buruk dimana tidak memiliki kemampuan membayar gaji karyawan secara full 100%. Puncaknya adalah pada bulan Oktober tahun 2009 Patal Banjaran melakukan efisiensi tahap I sebanyak 278 karyawan. Karena kondisi semakin memburuk perusahaan melakukan efisiensi tahap II sebanyak 388 karyawan. Kepada karyawan yang di PHK akan diberikan pesangon setelah terjualnya asset tanah di Bekasi. Sehingga total yang di PHK dan pensiun sebanyak 752 orang. Direksi beralasan pesangon belum diberikan karena belum terjualnya asset tanah di Bekasi, pihak Direksi beralasan tidak berani menjual asset dibawah harga NJOP. 5. Para karyawan telah melakukan audiensi dengan kementerian BUMN melalui Assisten Meneg BUMN (Bpk.Gatot) dengan tujuan meminta dana talangan sebesar 35,6 milyar, akan tetapi ditolak karena peruntukkannya untuk modal kerja dan bukan untuk pembayaran pesangon. 6. Disampaikan bahwa telah diupayakan Lelang sebanyak 4 (empat) kali akan tetapi tidak ada peminatnya. Hal tersebut diakibatkan adanya persyaratan yang sampai saat ini syarat tersebut belum dapat dipenuhi. Salah satunya adalah bahwa tanah Bekasi telah dianggunkan. Salah satu asset yang dapat dijual adalah sebidang tanah di Banjaran dengan taksiran harga 41 milyar. 7. Selama 5 bulan gaji karyawan PT. Industri Sandang Nusantara (Persero) tidak dibayarkan, dengan alasan effisien perusahan serta merumahkan sebagian karyawan Patal Banjaran. Sebelum dilakukan PHK terhadap karyawan Unit Patal Banjaran telah dilakukan pembicaraan bersama antara PT. Industri Sandang Nusantara (Persero) dengan karyawan yang telah di PHK. Total karyawan yang di PHK 752 orang dan pesangon belum dibayarkan karena asset perusahaan berupa tanah di Bekasi belum terjual. 8. Bahwa Direksi dan Meneg BUMN dianggap tidak serius dan fokus dalam menghadapi permasalahan ini. Pada April 2011 para karyawan mendapat undangan dari Deputi Meneg BUMN, akan tetapi pada saat menghadap, para karyawan hanya diterima oleh asisten deputi dan menghasilkan beberapa point diantaranya akan membantu mencarikan dana talangan. Para karyawan yang PHK dibenturkan dengan masalah hukum, padahal karyawan yang di PHK hanya meminta sisa gaji dan pesangon. Menurut hitungan para karyawan, pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan sebesar Rp.1,8M. 9. Mantan Karyawan PT.ISN mengadu ke Kementerian BUMN meminta dana talangan untuk pesangon, tetapi tidak dikabulkan karena di BUMN tidak ada anggaran dana talangan PHK. Dana yang dibutuhkan untuk membayar gaji dan pesangon Rp.35 milyar, nilai asset Rp.161 milyar. Untuk memenuhi perjanjian tersebut manajemen PT. ISN melakukan lelang terbuka terhadap asset. Mohon difasilitasi serta mendukung untuk usul penjualan asset-asset di Banjaran guna penyelesaian hak-hak karyawan. 10. Kuasa pemegang PT. Industri Sandang Nusantara (Persero) adalah Menteri BUMN dan pemegang asset adalah Menetri Keuangan. Komisi III DPR RI menyarankan kepada mantan karyawan agar semua permasalahan disampaikan juga ke Komisi VI DPR RI. Selain hal tersebut, Komisi III DPR RI menyarankan kepada mantan karyawan untuk membicarakan baik-baik dengan direksi, diselesaikan secara internal dengan karyawan, tanpa campur tangan politik. Selanjutnya para karyawan agar menyurati Direksi PT. Industri Sandang Nusantara, ditembuskan kepada Komisi VI DPR RI dan Menteri BUMN. D:\317531835.doc 2 11. Kuasa pemegang saham ISN adalah Menteri BUMN dan Penguasa Asset adalah Menteri Keuangan. Mengingat permasalahan yang disampaikan berkaitan dengan manajemen BUMN sebaiknya disampaikan kepada Komisi VI DPR RI. Diusulkan untuk menyampaikan kepada direksi bahwa masalah ini harus diselesaikan secara politik di level pimpinan. Surat yang akan disampaikan kepada direksi, ditembuskan kepada Meneg BUMN dan Komisi VI DPR RI. Permasalahan ini cakupannya agar disempitkan kepada penyelesaian pembayaran gaji/pesangon, dan untuk penjualan asset hal itu terlalu rumit dan akan bertele-tele (membutuhkan waktu yang cukup lama) karena menyangkut beberapa peraturan terkait. III. KESIMPULAN / PENUTUP Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi III DPR RI dengan LBH Swadek tidak mengambil kesimpulan/keputusan, semua saran / pokok-pokok pembicaraan yang berkembang dalam rapat menjadi masukan bagi Komisi III dalam melaksanakan tugasnya dengan pasangan kerja terkait. Rapat ditutup tepat pukul 15.10 WIB PIMPINAN KOMISI III DPR RI WAKIL KETUA, FAHRI HAMZAH, SE. D:\317531835.doc 3