sistem pakar penyakit dengan gejala demam

advertisement
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016)
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
ISSN: 2089-9815
SISTEM PAKAR PENYAKIT DENGAN GEJALA DEMAM MENGGUNAKAN
PERANGKAT MOBILE BERBASIS ANDROID
Harun Sujadi1, Eni Suhaeni2
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Majalengka
Jl. K.H.Abdul halim No. 103 Majalengka 45418
Telp. (0233) 8187177 & 081221223282
E-mail : [email protected]
ABSTRACT
Expert system will act as an expert. System will provide a list of the symptoms until it can identify an
object base on answers received. So, the expert system is to analyze a problem with expert system will
help people to diagnose the disease whit symptoms of fever in humans by looking at the characteristics
and symptoms experienced by the patient. And it will be able to explain and diagnose whether the patient
is exposed whit symptoms such as any fever can be experienced by the patient can lead to undiagnosed
disease or diarrhea, typhoid fever (typhoid), measles and scarlet fever. Expert system application
research aims to diagnose diseases caused symptoms of fever on the mobile device is intended to
implement an expert system application that can present the diagnosis of disease caused by fever fast and
easy to use on mobile devices base on Android.
Keyword : Expert System. A Disease with Symptoms of Fever, Android.
Kemajuan teknologi khususnya pada bidang
mobile banyak sekali memberikan keuntungan dan
kemudahan dalam penghematan waktu dan
penghematan tenaga kerja. Android merupakan
sistem operasi untuk smartphone atau tablet PC
yang di kembangkan oleh Google. Android bersifat
open source. Sehingga banyak developer android
mengembangkan
aplikasi
seperti
game,
multimedia, file explorer, GPS, dan lain-lain.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia medis saat ini banyak
yang menggunakan komputer untuk membantu
diagnosis maupun pencegahan dan penanganan
suatu penyakit. Selain itu sebagian besar dari
masyarakat tidak terlatih secara medis, sehingga
apabila mengalami gejala penyakit yang diderita
belum tentu dapat memahami cara-cara
penanggulangannya. Dalam masyarakat, demam
dikenal sebagai sebuah penyakit yang cukup
umum terjadi. Hanya sedikit orang yang tahu
bahwa demam sebenarnya sebuah gejala dari
berbagai kemungkinan penyakit.
Maka dari itu peneliti akan membuat aplikasi
sistem pakar bertujuan untuk diagnosis penyakit
yang diakibatkan gejala demam pada perangkat
mobile ini bertujuan untuk menerapkan aplikasi
sistem pakar yang dapat menyajikan hasil
diagnosis penyakit yang disebabkan oleh gejala
demam yang cepat dan mudah untuk digunakan
pada perangkat mobile dengan berbasis android.
Situasi tersebut dapat dihindari jika
masyarakat memiliki sedikit pengetahuan tentang
kesehatan. Pengetahuan dapat diperoleh dari bukubuku atau situs-situs internet yang membahas
tentang kesehatan. Sistem pakar akan bertindak
layaknya seperti seorang pakar. Sistem akan
memberikan daftar gejala-gejala sampai bisa
mengidentifikasi suatu objek berdasarkan jawaban
yang diterimanya. Jadi kerja sistem pakar adalah
menganalisis suatu masalah. Dengan adanya
sistem pakar ini diharapkan nantinya bisa
membantu masyarakat untuk mendiagnosa
penyakit dengan gejala demam pada manusia
dengan melihat ciri-ciri dan gejala-gejala yang
dialami pasien dan nantinya sistem pakar ini dapat
menjelaskan dan mengdiagnosa apakah pasien
tersebut terkena penyakit dengan gejala demam
yang seperti apa, bisa jadi gejala demam yang di
alami pasien dapat menyebabkan atau terdiagnosa
penyakit Diare, Demam Thypoid (tipes), Campak
dan Demam Berdarah.
II. LANDASAN TEORI
2.1 DefinisiSistem Pakar
Sistem pakar atau Expert System biasa disebut
juga dengan knowledge based system yaitu suatu
aplikasi komputer yang ditujukan untuk membantu
pengambilan keputusan atau pemecahan persoalan
dalam bidang yang spesifik. Sistem ini bekerja
dengan menggunakan pengetahuan (knowledge)
dan metode analisis yang telah didefinisikan
terlebih dahulu oleh pakar yang sesuai dengan
bidang keahliannya. Sistem ini disebut sistem
pakar karena fungsi dan perannya sama seperti
seorang ahli yang harus memiliki pengetahuan,
pengalaman dalam memecahkan suatu persoalan.
Sistem biasanya berfungsi sebagai kunci penting
yang akan membantu suatu sistem pendukung
keputusan atau sistem pendukung eksekutif.
Sistem pakar terdiri dari dua komponen utama
41
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016)
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
yaitu : basis pengetahuan (knowledge base) dan
alat pengambilan kesimpulan (inference engine).
Biasa pengetahuan didapat dari akumulasi
pengetahuan pakar pada bidang tertentu.
ISSN: 2089-9815
Menurut Turban (1995) struktur skematis
sebuah sistem pakar sebagai berikut :
Pengetahuan disini didefinisikan sebagai
kumpulan data dan himpunan aturan untuk
memanipulasi atau mengolah data untuk menjadi
pengetahuan baru. Basis pengetahuan merupakan
komponen penting dari suatu sistem pakar, besar
kecilnya kemampuan sistem pakar biasanya
ditentukan
oleh
kapasitas
dari
basis
pengetahuannya, sedangkan mesin pengambil
keputusan adalah aplikasi yang membantu dan
memandu pengguna sistem pakar dalam
memanipulasi data dan memilih pengetahuan yang
sesuai untuk mendapatkan kesimpulan. Menurut
Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc., (2005 :19) yang
dikutip dari Feigenbaum (1985), menyatakan
bahwa ‘Sistem pakar adalah perangkat lunak
komputer cerdas yang menggunakan pengetahuan
dan prosedur inferensi untuk memecahkan masalah
yang cukup rumit atau memerlukan kemampuan
seorang pakar untuk memecahkannya’. Sistem
pakar berbeda dengan program konvensional,
karena program yang terakhir hanya dapat
dimengerti oleh pembuat program (programmer).
Sistem pakar bersifat interaktif dan mempunyai
kemampuan untuk menjelaskan apa yang
ditanyakan pengguna (user friendly).
Gambar
2.1 Struktur Skematis Sebuah Sistem
Pakar (Arhami, 2005:14)
2.3 Definisi Analisis Berorientasi Objek
Analisis berorientasi objek (OOA - Object
Oriented Analysis) adalah tahapan perangkat lunak
dalam menentukan spesifikasi sistem (SRS /
System
Requirement
Specification)
dan
mengidentifikasi kelas - kelas serta hubungannya
satu terhadap yang lain.
1) Definisi Perancangan Beorientasi Objek
Perancangan berorientasi objek (OOD -Object
Oriented Design) adalah tahapan merancang
kelas-kelas yang teridentifikasi selama tahapan
alisis dan antarmuka pengguna (user interface).
Selama tahap ini, kita mengidentifikasi dan
mungkin menambahkan beberapa objek dan
kelas yang mendukung implementasi dari
spesifikasi kebutuhan.
2.2 Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar terdiri dari dua bagian utama,
yaitu bagian pengembangan dan konsultasi. Bagian
pengembangan sistem pakar digunakan oleh
penyusunnya untuk memasukkan pengetahuan
dasar ke dalam lingkungan sistem informasi.
Dalam hal ini operasionalisasi sistem pakar dibagi
atas empat modul, yaitu : Pengelolaan dialog
(pengertian bahasa alamiah, konteks, dan lain lain).
1) Pemecahan masalah (alasan, meta-logika, dan
lain - lain).
2) Pengelolaan pengetahuan (penempatan fakta,
aturan dan akses program secara algoritma
klasik).
3) Struktur komunikasi antar tiga modul
sebelumnya (butir 1-3).
2) RUP (Rational Unified Process)
RUP (Rational Unified Process) adalah
pendekatan pengembangan perangkat lunak
yang
dilakukan
secara
berulang-ulang
(iterative), focus pada arsitektur (architecturcentric),
lebih
diarahkan
berdasarkan
penggunaan kasus (use case driven). RUP
merupakan proses rekayasa perangkat lunak
dengan pendefinisian yang baik (well defined)
dan penstrukturan yang baik (well structured).
RUP menyediakan pendefinisian struktur yang
baik untuk alur hidup dan perangkat lunak.
RUP adalah sebuah produk proses perangkat
lunak yang
dikembangkan oleh Rational
Software yang diakuisisioleh IBM di bulan
Februari 2003.
Pada prinsipnya, sistem pakar tersusun dari
beberapa komponen yang mencakup :
1) Fasilitas akuisisi pengetahuan,
2) Sistem berbasis pengetahuan (Knowledge
based system),
3) Mesin Inferensi (Inference engine),
4) Fasilitas untuk penjelasan dan justifikasi, dan
5) Penghubung antara pengguna dan sistem pakar
(User Interface).
42
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016)
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
ISSN: 2089-9815
UML 2.3
Structure
Diagrams
Behavior
Diagrams
Intraction
Diagrams
Class diagram
Use Case
diagram
Sequence
diagram
Object
diagram
Activity
diagram
Communication
diagram
Component
diagram
Structure
Diagrams
Timing
diagram
Interaction
overview
diagram
Composite
diagram
Gambar 2. 2 Ilustrasi Model RUP
(A.S. Rosa, 2001 : 105)
Package
diagram
2.4 Pengenalan Unified Modeling Language
(UML)
Pada perkembangan teknik pemrograman
berorientasi objek, muncul lah sebuah standarisasi
bahasa pemodelan untuk pembangunan perangkat
lunak yang dibangun dengan menggunakan teknik
pemrograman berorientasi objek, yaitu Unified
Modeling Language (UML). UML muncul karena
adanya kebutuhan pemodelan visual untuk
menspesifikasikan, menggambarkan, membangun,
dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak.
UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan
dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan
menggunakan diagram dan teks-teks pendukung.
Deployment
diagram
Gambar 2.3 Diagram UML
(A.S. Rosa, 2001)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir merupakan serangkaian
bagin-bagn yang menggambarkan alur dari proses
penelitian dalam pembuatan sistem pakar terlebih
dahulu menjabarkan kerangka berfikir sebagai
berikut
:
Mulai
UML hanya berfungsi untuk melakukan
pemodelan. Jadi penggunaan UML tidak terbatas
pada metodologi tertentu, meskipun pada
kenyataan UML paling banyak digunakan pada
metodologi berorientasi objek. Seperti yang kita
ketahui bahwa banyak hal di dunia sistem
informasi yang tidak dapat dibakukan, semua
tergantung kebutuhan, lingkungan dan konteksnya.
Begitu juga dengan perkembangan penggunaan
UML bergantung level abstraksi penggunaannya.
Jadi belum tentu pandangan yang berbeda dalam
penggunaan UML adalah suatu yang salah, tapi
perlu ditelaah dimakah UML digunakan dan hal
apa yang ingin divisualkan. Secara analogi jika
dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari,
belum tentu penyampaian bahasa dengan puisi
adalah hal yang salah. Sistem informasi bukanlah
ilmu pasti, maka jika ada banyak perbedaan dan
interpretasi di dalam bidang sistem informasi
merupakan hal yang sangat wajar.[Rosa, M.
Shalahuddin, 2013:137].
Pengamatan
Lapangan
Identifikasi Masalah
- Pengumpulan
data:
1. Interview
2. Observasi
- Klasifikasi data :
1. Pakar
2. Fakta
Tinjauan Pustaka
Akuisisi pengetahuan
Representasi
pengetahuan
Desain
- Perancangan
antarmuka
- Knowledge base
- Coding
Pengujian
Implementasi
Selesai
Gambar 3.1 Kerangka berpikir
Dari ilustrasi kerangka berfikir diatas, dapat
dijelaskan bahwa :
1) Pengamatan Lapangan
Pengamatan lapangan adalah tahap yang
dilakukan sebelum tahap indentifikasi masalah.
Pengamatan lapangan dilakukan untuk
2.5 Diagram Unified Modeling Language
(UML)
Pada UML 2.3 terdiri dari 13 macam diagram
yang dikelompokkan dalam 3 kategori. Pembagian
kategori dan macam-macam diagram tersebut
dapat dilihat pada gambar di bawah.
43
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016)
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
mengetahui secara langsung penyakit apa saja
yang disebabkan oleh gejala demam.
2) Identifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan tahap yang
dilakukan setelah melakukan pengamatan
langsung ke lapangan. Pada tahap ini dilakukan
perumusan mengenai penyakit apa saja yang
disebabkan oleh gejala demam yang didukung
dengan ilmu-ilmu dari sumber lain seperti
buku, majalah, ataupun jurnal.
3) Akuisisi pengetahuan
Dalam tahap ini dilakukan pemindahan atau
input data penyakit yang disebabkan oleh
gejala demam yang sudah dikumpulkan baik
dari pakar dan fakta dilapangan dan dilengkapi
dengan pengetahuan dari buku-buku terkait ke
dalam sistem komputer.
a) Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan interview dengan dokter, mantri
ataupun perawat terkait dan di tambah
dengan studi pustaka.
b) Klasifikasi Data
Klasifikasi data merupakan tahap untuk
menyusun data secara sistematis atau
menurut beberapa aturan atau kaidah yang
telah ditetapkan.
4) Representasi pengetahuan
Didalam tahap ini dilakukan representasi
pengetahuan
yang
merupakan
tahapan
representasi yang dapat dilakukan setelah
akusisi data.
a) Mekanisme Inferensi
Mekanisme inferensi adalah bagian dari
sistem pakar yang melakukan inferensi
dengan penalaran yang menggunakan isi
daftar aturan berdasarkan urutan dan pola
tertentu. Secara umum komponen yang ada
dalam mekanisme inferensi adalah teknik
penalaran dan teknik penelusuran.
b) Pohon Keputusan
Teknik representasi pengetahuan pada
aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa
penyakit apa saja yang disebabkan oleh
gejala demam ini menggunakan metode
pohon (tree). Pohon (tree) merupakan
struktur penggambaran pohon secara
hirarkis yang terdiri dari beberapa nodenode yang menunjukkan objek dan
hubungan antar objek.
ISSN: 2089-9815
atau alat komunikasi antar user dan sistem.
Sistem yang akan dibuat adalah penetuan
jenis penyakit yang disebabkan oleh demam
dengan menggunakan program berbasis
android. Ada cara yang dapat digunakan
oleh user untuk melihat gejala-gejala dan
penyakit itu sendiri yaitu dengan
Konsultasi, konsultasi ini berfungsi sebagai
tempat untuk berkonsultasi mengenai
penyakit dengan memilih gejala dan
menjawab
pertanyaan
yang
telah
disediakan. Setelah menjawab maka akan
muncul layar diagnosa, apabila tidak
muncul berarti penyakit tersebut belum
terdiagnosa.
b) Perancangan Knowledge Base
Pada perancangan Knowledge base aplikasi
sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit
yang disebabkan oleh demam ini
menggunakan program berbasis android.
6) Pengujian
Dalam tahap ini pengujian dilakukan untuk
menghilangkan bug dan eror. Di dalam
program tersebut. Jika tidak terjadi bug dan
eror maka program tersebut bisa dijalankan
dan dipakai untuk semua user yang
memerlukannya.
7) Implementasi
Tahap implementasi dapat dilakukan setelah
desain jadi, lalu bebas dari bug dan eror di
dalam program tersebut.
3.2 Tabel Keputusan
Berikut ini merupakan tabel keputusan
diagnosa penyakit yang disebabkan oleh gejala
demam.
Tabel 1.1 Tabel Keputusan
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
5) Desain
Setelah representasi pengetahuan selesai maka
akan dimulailah tahap pembuatan desain.
Dalam tahap ini pembuatan desain terdiri dari:
a) Perancangan Antar Muka Pemakai (User
Interface)
User interface merupakan bagian dari
sistem pakar yang digunakan sebagai media
10
11
12
13
44
Penyakit
DBD
Gejala
Demam
Berak cair
Mata cekung
Dehidrasi
Perut mules
Elastisitas
kulit menurun
Bibir pecahpecah
Nafsu makan
menurun
Lesu, lemah,
letih
Widalnya
positif
Warna Kulit
kemerahan
Bintik merah
pada kulit
Mual,
muntah, susah
tidur
Campak
Types
Diare
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016)
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
ISSN: 2089-9815
3.3 Pohon Keputusan
Berikut ini merupakan pohon keputusan
diagnosa penyakit yang disebabkan oleh gejala
demam.
Sistem Pakar Penyakit dengan Gejala Demam
Menggunakan Perangkat Mobile Berbasis
Adnnroid
Mencari Solusi
G1
User
<<include>>
G7
G2
Memberikan Solusi
G8
G3
Pakar
Gambar 3.3 Use Case Diagram
G4
G9
G5
G10
G12
G11
3.5 Struktur Skematis Sistem Pakar Analisis
Kesehatan dengan Gejala Demam
Berikut ini struktur skematis sistem pakar
analisis kesehatan dengan gejala demam.
G13
Basis pengetahuan
Fakta : apa yang di ketahui tentang area
domain
Aturan :logical referensi
G6
User
Fasilitas
Penjelasan
Antarmuka
P1
P2
P3
Rekayasa
P4
Motor
Inferensi
Aksi yang
direkomendasi
- Interpeter
- Scheduler
- Consistency
enforcer
Pengetahuan
Penambahan
Pengetahuan
Gambar 3.2 Pohon KeputusanPenyakit dengan
Gejala Demam
Keterangan :
Kode
P1
P2
P3
P4
G1
G2
G3
G4
G5
G6
G7
G8
G9
G10
G11
G12
G13
Pengetahuan
BlackBoard
Rencana
Solusi
Agenda
Desciption
Ahli
Penyaring
Pengetahuan
Nama Penyakit
Penyakit Diare
Penyakit Types
Penyakit Campak
Penyakit DBD
Gejala demam
Gejala berak cair
Gejala mata cekung
Gejala dehidrasi
Gejala perut mules
Gejala elastisitas kulit menurun
Gejala bibir pecah-pecah
Gejala nafsu makan menurun
Gejala lesu, lemah, letih
Gejala widal positif
Gejala warna Kulit kemerahan
Gejala bintik merah pada kulit
Gejala mual, muntah, susah tidur
Gambar 3.4 Struktur Skematis Sistem Pakar
Struktur dasar dari sistem pakar dapat dibagi
menjadi dua area utama, yakni area konsultasi dan
area pengembangan.
1) Pada area konsultasi, seorang user yang bukan
ahli dapat berinteraksi/berkonsultasi dengan
sistem pakar melalui antarmuka program
sistem pakar. Melalui antarmuka ini sistem
pakar
mencoba
untuk
mengumpulkan
informasi tentang masalah dari user, biasanya
melalui mekanisme tanya jawab. Berbeda
dengan
area
konsultasi,
pada
area
pengembangan dikususkan untuk para ahli
yang mengembangkan sistem pakar yang
bersangkutan. Disini para ahli tersebut dapat
menambahkan informasi kepakaran dari
seorang pakar kedalam knowledge basenya(basis
pengetahuan)
maupun
mengembangkan komponen-komponen motor
inferensi-nya.
2) Input dari user melalui antarmuka diteruskan
ke motor inferensi untuk dilakukan pemrosesan
lebih lanjut. Motor inferensi sendiri merukan
kumpulan metodelogi yang digunakan untuk
melakukan penalaran terhadap informasi di
dalam knowledge base dan blackboard.
Dengan penalaran tersebut diharapkan user
3.4 Use Case Diagram
Use case diagram merupakan diagram yang
menggambarkan semua kasus (case) yang akan
ditangani oleh perangkat lunak beserta aktor atau
pelakunya.
45
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016)
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
mendapatkan
masalahnya.
solusi
yang
sesuai
dengan
ISSN: 2089-9815
Solusi
solusiCtrl
mosSolusi
1: new solusiCtrl()
3.6 Diagram Sequence
1) User (Pencarian Solusi)
2: editSolusi()
a) Cek data masalah gejala
3: saveSolusi()
1: new mosMasalah()
Masalah
masalahCtrl
mosMasalah
2: check()
2: store()
1: new masalahCtrl()
2: chek masalah()
1: new mosMasalah()
Gambar 3.7 Diagram Sequence Catat data solusi
penyakit
2: loadObjectList()
b) Tampilkan data solusi
Solusi
solusiCtrl
mosSolusi
1: new solusiCtrl()
Gambar 3.5 Diagram Sequence Cek data masalah
gejala
2: show()
1: new mosSolusi()
2: loadObjectList()
b) Pilih data masalah
Masalah
masalahCtrl
mosMasalah
Gambar 3.8 Diagram Sequence Tampilkan data
solusi penyakit
1: new masalahCtrl()
2: select masalah()
3) Diagram Deployment
Diagram
deployment
menggambarkan
arsitektur fisik dari sistem, seperti hardware.
1: new mosMasalah()
2: loadObjectList()
Gambar 3.6 Diagram Sequence Pilih data masalah
gejala
2) Pakar (Penyampaian Solusi)
a) Catat data solusi
Software
Aplikasi
Eclipse
Java
Android
Perangkat Lunak
Sistem Pakar
Perangkat Lunak
Pengembang
Gambar 3.9 Diagram Deployment
4) Diagram Package
Dalam perkembangannya perangkat lunak
sistem pakar ini memiliki banyak kelas, sehingga
pengelompokkan kelas-kelas tersebut menjadi
sangat membantu pencarian sebuah kelas baik dari
level yang lebih tinggi maupun menuju level yang
lebih detail.
46
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016)
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
User
Boundary
ISSN: 2089-9815
Pakar
Control
Entity
Gambar 3.10 Diagram Package
5) Diagram Komponen
Diagram komponen menggambarkan paket
fisik dari modul pengkodean dan menunujukkan
interface yang digunakan untuk berkomunikasi
antar komponen.
1. User Interface
2. Proses
3. Data
Perangkat Lunak
Sistem Pakar
Gambar 3.14 Tampilan Informasi
4) Tampilan About
Software
Bahasa
Pemrgoraman
Eclipse, Java, Android
Gambar 3.11 Diagram Komponen
Gambar 3.15 Tampilan About
3.7 Tampilan Layar Program
1) Tampilan Menu Andorid
5) Tampilan Galeri
Gambar 3.12 Tampilan Menu Awal Android
Gambar 3.16 Tampilan Galery
2) Tampilan Menu Aplikasi
6) Tampilan Gejala
Gambar 3.13 Tampilan Menu Aplikasi
Gambar 3. 17 Tampilan Gejala
7) Tampilan Hasil
3) Tampilan Informasi
47
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016)
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
ISSN: 2089-9815
Saran-saran yang dapat penulis berikan
terhadap jalannya sistem pakar penyakit dengan
gejala demam adalah:
1. Untuk menjalankan aplikasi ini perlu
perangkat mobile yang berbasis android.
2. Untuk kedepannya sistem pakar ini dapat
dikembangkan, sehingga perlu dilakukan
penambahan data pengetahuan (update
knowledge base) oleh pakar sehingga
cakupan data dan solusinya menjadi lebih
kompleks.
Gambar 3.18 Tampilan Hasil Diagnosa
V. DAFTAR PUSTAKA
Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem
Pakar. Yogyakarta : ANDI
8) Tampilan Penyakit
A.S., Rosa, M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa
Perangkat Lunak Terstruktur dan
Berorientasi Objek. Bandung :
INFORMATIKA
Hartati Sri, Sari Iswanti. 2008. Sistem Pakar &
Pengembangannya. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Kusrini,M.Kom.2008. Aplikasi Sistem Pakar.
Yogyakarta : ANDI OFFSET.
Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc. 2005. Teori dan
Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi
Manajerial. Bogor : IPB PRESS.
Gambar 3.19 Tampilan Penyakit
9) Tampilan Notes
Pudjo
Widodo, Prabowo, Herlawati. 2011.
Menggunakan UML. Bandung :
INFORMATIKA.
Safaat
H., Nazruddin. 2012. Pemrograman
Aplikasi Mobile Smartphone dan
Tableet PC Berbasis Andorid. Bandung
: INFORMATIKA.
Safaat H., Nazruddin. 2013. Aplikasi Berbasis
Android. Bandung : INFORMATIKA.
Turban, Efraim. (1995). Decision Support and
Expert System: Management Support
System. Forth Edition. Prentice Hall
International Inc. New Jersey.
Gambar 3.20 Tampilan Notes
IV. KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Dari uraian yang terdapat pada laporan ini,
maka penulis menarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dengan adanya sistem pakar ini user bisa
mengetahui masalah penyakit yang di
derita pasien dengan gejala demam.
2.
Dengan sistem pakar ini user juga bisa
mendapatkan solusi untuk pemecahan
masalahnya secara cepat dan akurat.
2. SARAN
48
Download