Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 ISSN: 2089-9815 SISTEM PAKAR PENYAKIT DENGAN GEJALA DEMAM MENGGUNAKAN PERANGKAT MOBILE BERBASIS ANDROID Harun Sujadi1, Eni Suhaeni2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Majalengka Jl. K.H.Abdul halim No. 103 Majalengka 45418 Telp. (0233) 8187177 & 081221223282 E-mail : [email protected] ABSTRACT Expert system will act as an expert. System will provide a list of the symptoms until it can identify an object base on answers received. So, the expert system is to analyze a problem with expert system will help people to diagnose the disease whit symptoms of fever in humans by looking at the characteristics and symptoms experienced by the patient. And it will be able to explain and diagnose whether the patient is exposed whit symptoms such as any fever can be experienced by the patient can lead to undiagnosed disease or diarrhea, typhoid fever (typhoid), measles and scarlet fever. Expert system application research aims to diagnose diseases caused symptoms of fever on the mobile device is intended to implement an expert system application that can present the diagnosis of disease caused by fever fast and easy to use on mobile devices base on Android. Keyword : Expert System. A Disease with Symptoms of Fever, Android. Kemajuan teknologi khususnya pada bidang mobile banyak sekali memberikan keuntungan dan kemudahan dalam penghematan waktu dan penghematan tenaga kerja. Android merupakan sistem operasi untuk smartphone atau tablet PC yang di kembangkan oleh Google. Android bersifat open source. Sehingga banyak developer android mengembangkan aplikasi seperti game, multimedia, file explorer, GPS, dan lain-lain. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia medis saat ini banyak yang menggunakan komputer untuk membantu diagnosis maupun pencegahan dan penanganan suatu penyakit. Selain itu sebagian besar dari masyarakat tidak terlatih secara medis, sehingga apabila mengalami gejala penyakit yang diderita belum tentu dapat memahami cara-cara penanggulangannya. Dalam masyarakat, demam dikenal sebagai sebuah penyakit yang cukup umum terjadi. Hanya sedikit orang yang tahu bahwa demam sebenarnya sebuah gejala dari berbagai kemungkinan penyakit. Maka dari itu peneliti akan membuat aplikasi sistem pakar bertujuan untuk diagnosis penyakit yang diakibatkan gejala demam pada perangkat mobile ini bertujuan untuk menerapkan aplikasi sistem pakar yang dapat menyajikan hasil diagnosis penyakit yang disebabkan oleh gejala demam yang cepat dan mudah untuk digunakan pada perangkat mobile dengan berbasis android. Situasi tersebut dapat dihindari jika masyarakat memiliki sedikit pengetahuan tentang kesehatan. Pengetahuan dapat diperoleh dari bukubuku atau situs-situs internet yang membahas tentang kesehatan. Sistem pakar akan bertindak layaknya seperti seorang pakar. Sistem akan memberikan daftar gejala-gejala sampai bisa mengidentifikasi suatu objek berdasarkan jawaban yang diterimanya. Jadi kerja sistem pakar adalah menganalisis suatu masalah. Dengan adanya sistem pakar ini diharapkan nantinya bisa membantu masyarakat untuk mendiagnosa penyakit dengan gejala demam pada manusia dengan melihat ciri-ciri dan gejala-gejala yang dialami pasien dan nantinya sistem pakar ini dapat menjelaskan dan mengdiagnosa apakah pasien tersebut terkena penyakit dengan gejala demam yang seperti apa, bisa jadi gejala demam yang di alami pasien dapat menyebabkan atau terdiagnosa penyakit Diare, Demam Thypoid (tipes), Campak dan Demam Berdarah. II. LANDASAN TEORI 2.1 DefinisiSistem Pakar Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan knowledge based system yaitu suatu aplikasi komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan atau pemecahan persoalan dalam bidang yang spesifik. Sistem ini bekerja dengan menggunakan pengetahuan (knowledge) dan metode analisis yang telah didefinisikan terlebih dahulu oleh pakar yang sesuai dengan bidang keahliannya. Sistem ini disebut sistem pakar karena fungsi dan perannya sama seperti seorang ahli yang harus memiliki pengetahuan, pengalaman dalam memecahkan suatu persoalan. Sistem biasanya berfungsi sebagai kunci penting yang akan membantu suatu sistem pendukung keputusan atau sistem pendukung eksekutif. Sistem pakar terdiri dari dua komponen utama 41 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 yaitu : basis pengetahuan (knowledge base) dan alat pengambilan kesimpulan (inference engine). Biasa pengetahuan didapat dari akumulasi pengetahuan pakar pada bidang tertentu. ISSN: 2089-9815 Menurut Turban (1995) struktur skematis sebuah sistem pakar sebagai berikut : Pengetahuan disini didefinisikan sebagai kumpulan data dan himpunan aturan untuk memanipulasi atau mengolah data untuk menjadi pengetahuan baru. Basis pengetahuan merupakan komponen penting dari suatu sistem pakar, besar kecilnya kemampuan sistem pakar biasanya ditentukan oleh kapasitas dari basis pengetahuannya, sedangkan mesin pengambil keputusan adalah aplikasi yang membantu dan memandu pengguna sistem pakar dalam memanipulasi data dan memilih pengetahuan yang sesuai untuk mendapatkan kesimpulan. Menurut Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc., (2005 :19) yang dikutip dari Feigenbaum (1985), menyatakan bahwa ‘Sistem pakar adalah perangkat lunak komputer cerdas yang menggunakan pengetahuan dan prosedur inferensi untuk memecahkan masalah yang cukup rumit atau memerlukan kemampuan seorang pakar untuk memecahkannya’. Sistem pakar berbeda dengan program konvensional, karena program yang terakhir hanya dapat dimengerti oleh pembuat program (programmer). Sistem pakar bersifat interaktif dan mempunyai kemampuan untuk menjelaskan apa yang ditanyakan pengguna (user friendly). Gambar 2.1 Struktur Skematis Sebuah Sistem Pakar (Arhami, 2005:14) 2.3 Definisi Analisis Berorientasi Objek Analisis berorientasi objek (OOA - Object Oriented Analysis) adalah tahapan perangkat lunak dalam menentukan spesifikasi sistem (SRS / System Requirement Specification) dan mengidentifikasi kelas - kelas serta hubungannya satu terhadap yang lain. 1) Definisi Perancangan Beorientasi Objek Perancangan berorientasi objek (OOD -Object Oriented Design) adalah tahapan merancang kelas-kelas yang teridentifikasi selama tahapan alisis dan antarmuka pengguna (user interface). Selama tahap ini, kita mengidentifikasi dan mungkin menambahkan beberapa objek dan kelas yang mendukung implementasi dari spesifikasi kebutuhan. 2.2 Struktur Sistem Pakar Sistem pakar terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian pengembangan dan konsultasi. Bagian pengembangan sistem pakar digunakan oleh penyusunnya untuk memasukkan pengetahuan dasar ke dalam lingkungan sistem informasi. Dalam hal ini operasionalisasi sistem pakar dibagi atas empat modul, yaitu : Pengelolaan dialog (pengertian bahasa alamiah, konteks, dan lain lain). 1) Pemecahan masalah (alasan, meta-logika, dan lain - lain). 2) Pengelolaan pengetahuan (penempatan fakta, aturan dan akses program secara algoritma klasik). 3) Struktur komunikasi antar tiga modul sebelumnya (butir 1-3). 2) RUP (Rational Unified Process) RUP (Rational Unified Process) adalah pendekatan pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara berulang-ulang (iterative), focus pada arsitektur (architecturcentric), lebih diarahkan berdasarkan penggunaan kasus (use case driven). RUP merupakan proses rekayasa perangkat lunak dengan pendefinisian yang baik (well defined) dan penstrukturan yang baik (well structured). RUP menyediakan pendefinisian struktur yang baik untuk alur hidup dan perangkat lunak. RUP adalah sebuah produk proses perangkat lunak yang dikembangkan oleh Rational Software yang diakuisisioleh IBM di bulan Februari 2003. Pada prinsipnya, sistem pakar tersusun dari beberapa komponen yang mencakup : 1) Fasilitas akuisisi pengetahuan, 2) Sistem berbasis pengetahuan (Knowledge based system), 3) Mesin Inferensi (Inference engine), 4) Fasilitas untuk penjelasan dan justifikasi, dan 5) Penghubung antara pengguna dan sistem pakar (User Interface). 42 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 ISSN: 2089-9815 UML 2.3 Structure Diagrams Behavior Diagrams Intraction Diagrams Class diagram Use Case diagram Sequence diagram Object diagram Activity diagram Communication diagram Component diagram Structure Diagrams Timing diagram Interaction overview diagram Composite diagram Gambar 2. 2 Ilustrasi Model RUP (A.S. Rosa, 2001 : 105) Package diagram 2.4 Pengenalan Unified Modeling Language (UML) Pada perkembangan teknik pemrograman berorientasi objek, muncul lah sebuah standarisasi bahasa pemodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang dibangun dengan menggunakan teknik pemrograman berorientasi objek, yaitu Unified Modeling Language (UML). UML muncul karena adanya kebutuhan pemodelan visual untuk menspesifikasikan, menggambarkan, membangun, dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak. UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung. Deployment diagram Gambar 2.3 Diagram UML (A.S. Rosa, 2001) III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka berfikir merupakan serangkaian bagin-bagn yang menggambarkan alur dari proses penelitian dalam pembuatan sistem pakar terlebih dahulu menjabarkan kerangka berfikir sebagai berikut : Mulai UML hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan. Jadi penggunaan UML tidak terbatas pada metodologi tertentu, meskipun pada kenyataan UML paling banyak digunakan pada metodologi berorientasi objek. Seperti yang kita ketahui bahwa banyak hal di dunia sistem informasi yang tidak dapat dibakukan, semua tergantung kebutuhan, lingkungan dan konteksnya. Begitu juga dengan perkembangan penggunaan UML bergantung level abstraksi penggunaannya. Jadi belum tentu pandangan yang berbeda dalam penggunaan UML adalah suatu yang salah, tapi perlu ditelaah dimakah UML digunakan dan hal apa yang ingin divisualkan. Secara analogi jika dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari, belum tentu penyampaian bahasa dengan puisi adalah hal yang salah. Sistem informasi bukanlah ilmu pasti, maka jika ada banyak perbedaan dan interpretasi di dalam bidang sistem informasi merupakan hal yang sangat wajar.[Rosa, M. Shalahuddin, 2013:137]. Pengamatan Lapangan Identifikasi Masalah - Pengumpulan data: 1. Interview 2. Observasi - Klasifikasi data : 1. Pakar 2. Fakta Tinjauan Pustaka Akuisisi pengetahuan Representasi pengetahuan Desain - Perancangan antarmuka - Knowledge base - Coding Pengujian Implementasi Selesai Gambar 3.1 Kerangka berpikir Dari ilustrasi kerangka berfikir diatas, dapat dijelaskan bahwa : 1) Pengamatan Lapangan Pengamatan lapangan adalah tahap yang dilakukan sebelum tahap indentifikasi masalah. Pengamatan lapangan dilakukan untuk 2.5 Diagram Unified Modeling Language (UML) Pada UML 2.3 terdiri dari 13 macam diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori. Pembagian kategori dan macam-macam diagram tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah. 43 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 mengetahui secara langsung penyakit apa saja yang disebabkan oleh gejala demam. 2) Identifikasi masalah Identifikasi masalah merupakan tahap yang dilakukan setelah melakukan pengamatan langsung ke lapangan. Pada tahap ini dilakukan perumusan mengenai penyakit apa saja yang disebabkan oleh gejala demam yang didukung dengan ilmu-ilmu dari sumber lain seperti buku, majalah, ataupun jurnal. 3) Akuisisi pengetahuan Dalam tahap ini dilakukan pemindahan atau input data penyakit yang disebabkan oleh gejala demam yang sudah dikumpulkan baik dari pakar dan fakta dilapangan dan dilengkapi dengan pengetahuan dari buku-buku terkait ke dalam sistem komputer. a) Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan interview dengan dokter, mantri ataupun perawat terkait dan di tambah dengan studi pustaka. b) Klasifikasi Data Klasifikasi data merupakan tahap untuk menyusun data secara sistematis atau menurut beberapa aturan atau kaidah yang telah ditetapkan. 4) Representasi pengetahuan Didalam tahap ini dilakukan representasi pengetahuan yang merupakan tahapan representasi yang dapat dilakukan setelah akusisi data. a) Mekanisme Inferensi Mekanisme inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan inferensi dengan penalaran yang menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. Secara umum komponen yang ada dalam mekanisme inferensi adalah teknik penalaran dan teknik penelusuran. b) Pohon Keputusan Teknik representasi pengetahuan pada aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit apa saja yang disebabkan oleh gejala demam ini menggunakan metode pohon (tree). Pohon (tree) merupakan struktur penggambaran pohon secara hirarkis yang terdiri dari beberapa nodenode yang menunjukkan objek dan hubungan antar objek. ISSN: 2089-9815 atau alat komunikasi antar user dan sistem. Sistem yang akan dibuat adalah penetuan jenis penyakit yang disebabkan oleh demam dengan menggunakan program berbasis android. Ada cara yang dapat digunakan oleh user untuk melihat gejala-gejala dan penyakit itu sendiri yaitu dengan Konsultasi, konsultasi ini berfungsi sebagai tempat untuk berkonsultasi mengenai penyakit dengan memilih gejala dan menjawab pertanyaan yang telah disediakan. Setelah menjawab maka akan muncul layar diagnosa, apabila tidak muncul berarti penyakit tersebut belum terdiagnosa. b) Perancangan Knowledge Base Pada perancangan Knowledge base aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit yang disebabkan oleh demam ini menggunakan program berbasis android. 6) Pengujian Dalam tahap ini pengujian dilakukan untuk menghilangkan bug dan eror. Di dalam program tersebut. Jika tidak terjadi bug dan eror maka program tersebut bisa dijalankan dan dipakai untuk semua user yang memerlukannya. 7) Implementasi Tahap implementasi dapat dilakukan setelah desain jadi, lalu bebas dari bug dan eror di dalam program tersebut. 3.2 Tabel Keputusan Berikut ini merupakan tabel keputusan diagnosa penyakit yang disebabkan oleh gejala demam. Tabel 1.1 Tabel Keputusan No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5) Desain Setelah representasi pengetahuan selesai maka akan dimulailah tahap pembuatan desain. Dalam tahap ini pembuatan desain terdiri dari: a) Perancangan Antar Muka Pemakai (User Interface) User interface merupakan bagian dari sistem pakar yang digunakan sebagai media 10 11 12 13 44 Penyakit DBD Gejala Demam Berak cair Mata cekung Dehidrasi Perut mules Elastisitas kulit menurun Bibir pecahpecah Nafsu makan menurun Lesu, lemah, letih Widalnya positif Warna Kulit kemerahan Bintik merah pada kulit Mual, muntah, susah tidur Campak Types Diare Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 ISSN: 2089-9815 3.3 Pohon Keputusan Berikut ini merupakan pohon keputusan diagnosa penyakit yang disebabkan oleh gejala demam. Sistem Pakar Penyakit dengan Gejala Demam Menggunakan Perangkat Mobile Berbasis Adnnroid Mencari Solusi G1 User <<include>> G7 G2 Memberikan Solusi G8 G3 Pakar Gambar 3.3 Use Case Diagram G4 G9 G5 G10 G12 G11 3.5 Struktur Skematis Sistem Pakar Analisis Kesehatan dengan Gejala Demam Berikut ini struktur skematis sistem pakar analisis kesehatan dengan gejala demam. G13 Basis pengetahuan Fakta : apa yang di ketahui tentang area domain Aturan :logical referensi G6 User Fasilitas Penjelasan Antarmuka P1 P2 P3 Rekayasa P4 Motor Inferensi Aksi yang direkomendasi - Interpeter - Scheduler - Consistency enforcer Pengetahuan Penambahan Pengetahuan Gambar 3.2 Pohon KeputusanPenyakit dengan Gejala Demam Keterangan : Kode P1 P2 P3 P4 G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 Pengetahuan BlackBoard Rencana Solusi Agenda Desciption Ahli Penyaring Pengetahuan Nama Penyakit Penyakit Diare Penyakit Types Penyakit Campak Penyakit DBD Gejala demam Gejala berak cair Gejala mata cekung Gejala dehidrasi Gejala perut mules Gejala elastisitas kulit menurun Gejala bibir pecah-pecah Gejala nafsu makan menurun Gejala lesu, lemah, letih Gejala widal positif Gejala warna Kulit kemerahan Gejala bintik merah pada kulit Gejala mual, muntah, susah tidur Gambar 3.4 Struktur Skematis Sistem Pakar Struktur dasar dari sistem pakar dapat dibagi menjadi dua area utama, yakni area konsultasi dan area pengembangan. 1) Pada area konsultasi, seorang user yang bukan ahli dapat berinteraksi/berkonsultasi dengan sistem pakar melalui antarmuka program sistem pakar. Melalui antarmuka ini sistem pakar mencoba untuk mengumpulkan informasi tentang masalah dari user, biasanya melalui mekanisme tanya jawab. Berbeda dengan area konsultasi, pada area pengembangan dikususkan untuk para ahli yang mengembangkan sistem pakar yang bersangkutan. Disini para ahli tersebut dapat menambahkan informasi kepakaran dari seorang pakar kedalam knowledge basenya(basis pengetahuan) maupun mengembangkan komponen-komponen motor inferensi-nya. 2) Input dari user melalui antarmuka diteruskan ke motor inferensi untuk dilakukan pemrosesan lebih lanjut. Motor inferensi sendiri merukan kumpulan metodelogi yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasi di dalam knowledge base dan blackboard. Dengan penalaran tersebut diharapkan user 3.4 Use Case Diagram Use case diagram merupakan diagram yang menggambarkan semua kasus (case) yang akan ditangani oleh perangkat lunak beserta aktor atau pelakunya. 45 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 mendapatkan masalahnya. solusi yang sesuai dengan ISSN: 2089-9815 Solusi solusiCtrl mosSolusi 1: new solusiCtrl() 3.6 Diagram Sequence 1) User (Pencarian Solusi) 2: editSolusi() a) Cek data masalah gejala 3: saveSolusi() 1: new mosMasalah() Masalah masalahCtrl mosMasalah 2: check() 2: store() 1: new masalahCtrl() 2: chek masalah() 1: new mosMasalah() Gambar 3.7 Diagram Sequence Catat data solusi penyakit 2: loadObjectList() b) Tampilkan data solusi Solusi solusiCtrl mosSolusi 1: new solusiCtrl() Gambar 3.5 Diagram Sequence Cek data masalah gejala 2: show() 1: new mosSolusi() 2: loadObjectList() b) Pilih data masalah Masalah masalahCtrl mosMasalah Gambar 3.8 Diagram Sequence Tampilkan data solusi penyakit 1: new masalahCtrl() 2: select masalah() 3) Diagram Deployment Diagram deployment menggambarkan arsitektur fisik dari sistem, seperti hardware. 1: new mosMasalah() 2: loadObjectList() Gambar 3.6 Diagram Sequence Pilih data masalah gejala 2) Pakar (Penyampaian Solusi) a) Catat data solusi Software Aplikasi Eclipse Java Android Perangkat Lunak Sistem Pakar Perangkat Lunak Pengembang Gambar 3.9 Diagram Deployment 4) Diagram Package Dalam perkembangannya perangkat lunak sistem pakar ini memiliki banyak kelas, sehingga pengelompokkan kelas-kelas tersebut menjadi sangat membantu pencarian sebuah kelas baik dari level yang lebih tinggi maupun menuju level yang lebih detail. 46 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 User Boundary ISSN: 2089-9815 Pakar Control Entity Gambar 3.10 Diagram Package 5) Diagram Komponen Diagram komponen menggambarkan paket fisik dari modul pengkodean dan menunujukkan interface yang digunakan untuk berkomunikasi antar komponen. 1. User Interface 2. Proses 3. Data Perangkat Lunak Sistem Pakar Gambar 3.14 Tampilan Informasi 4) Tampilan About Software Bahasa Pemrgoraman Eclipse, Java, Android Gambar 3.11 Diagram Komponen Gambar 3.15 Tampilan About 3.7 Tampilan Layar Program 1) Tampilan Menu Andorid 5) Tampilan Galeri Gambar 3.12 Tampilan Menu Awal Android Gambar 3.16 Tampilan Galery 2) Tampilan Menu Aplikasi 6) Tampilan Gejala Gambar 3.13 Tampilan Menu Aplikasi Gambar 3. 17 Tampilan Gejala 7) Tampilan Hasil 3) Tampilan Informasi 47 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 ISSN: 2089-9815 Saran-saran yang dapat penulis berikan terhadap jalannya sistem pakar penyakit dengan gejala demam adalah: 1. Untuk menjalankan aplikasi ini perlu perangkat mobile yang berbasis android. 2. Untuk kedepannya sistem pakar ini dapat dikembangkan, sehingga perlu dilakukan penambahan data pengetahuan (update knowledge base) oleh pakar sehingga cakupan data dan solusinya menjadi lebih kompleks. Gambar 3.18 Tampilan Hasil Diagnosa V. DAFTAR PUSTAKA Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta : ANDI 8) Tampilan Penyakit A.S., Rosa, M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung : INFORMATIKA Hartati Sri, Sari Iswanti. 2008. Sistem Pakar & Pengembangannya. Yogyakarta : Graha Ilmu. Kusrini,M.Kom.2008. Aplikasi Sistem Pakar. Yogyakarta : ANDI OFFSET. Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc. 2005. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. Bogor : IPB PRESS. Gambar 3.19 Tampilan Penyakit 9) Tampilan Notes Pudjo Widodo, Prabowo, Herlawati. 2011. Menggunakan UML. Bandung : INFORMATIKA. Safaat H., Nazruddin. 2012. Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tableet PC Berbasis Andorid. Bandung : INFORMATIKA. Safaat H., Nazruddin. 2013. Aplikasi Berbasis Android. Bandung : INFORMATIKA. Turban, Efraim. (1995). Decision Support and Expert System: Management Support System. Forth Edition. Prentice Hall International Inc. New Jersey. Gambar 3.20 Tampilan Notes IV. KESIMPULAN 1. Kesimpulan Dari uraian yang terdapat pada laporan ini, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dengan adanya sistem pakar ini user bisa mengetahui masalah penyakit yang di derita pasien dengan gejala demam. 2. Dengan sistem pakar ini user juga bisa mendapatkan solusi untuk pemecahan masalahnya secara cepat dan akurat. 2. SARAN 48