populasi kel. 4 - aimarusciencemania

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap hari, kita mendengar permasalahan lokal dan globalyang mengancam
kesejahteraan kita atau yang memicu pertikaian antara individu dan antar negara,
pemanasan global, limbah beracun, perselisihan minyak timur tengah penurunan kondisi
lingkungan, perselisihan penduduk yang diperburuk oleh depresi ekonomi. Ledakan
populasi manusia saat ini merupakan fenomena biologis di bumi yang paling penting.
Populasi spesies kita memiliki anggota sekitar 6 miliyar, sehingga kita memerlukan
banyak sekali maeri dan ruang yang meliputi tempat untuk hidup, lahan untuk menanam
makanan, dan tempat untuk membuang limbah. Kehadiran kita di bumi ini yang
berkembang tanpa akhir, telah merusak lingkungan bagi banyak spesies lain dan saat ini
keadaan lingkungan terancam, sehingga menjadi tidak sesuai bagi diri kita sendiri.
1.2 Rumusan masalah
1. Jelaskan pengertian populasi lokal dan ras ekologi?
2. Jelaskan pengertian karakteristik populasi?
3. Apa pengertian dari natalitas?
4. Apa pengertian dari mortalitas?
5. Bagaimana pola penyebaran individu pada suatu organisme?
6. Jelaskan masa hidup tumbuhan?
7. Bagaimana proses distribusi umur pada suatu organisme tumbuhan?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian populasi lokal dan ras ekologi
2. Menjelaskan pengertian karakteristik
3. Pengertian dari natalitas
4. Pengertian dari mortalitas
5. Menjelaskan pola penyebaran individu suatu organisme
6. Proses masa hidup tumbuhan
7. Menjelaskan proses distribusi umur pada suatu organisme tumbuhan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Populasi tumbuhan dengan dinamikanya dapat diamati dengan melihat penyebarannya
permukaan bumi, jarak yang tidak sama antara tumbuhan satu dan tumbuhan lainnya
disebabkan karena perbedaan lingkungan, sumber daya, tetangga dan gangguan.
Perbedaan lingkungan tidak hanya mempengaruhi dan memodifikasi distribusi dan
kelimpahan individu, tetapi sekaligus merubah laju pertumbuhan, produksi biji, pola
percabangan, area daun, area akar, dan ukuran individu.
Penyebaran tumbuhan, kelulus hidupan, pola pertumbuhan serta kecepatan reproduksi
semuanya mencerminkan adaptasi tumbuhan tersebut dengan lingkungannya.
Perhatikan gambar dibawah, temukan habitat hidup dari masing masing gambar.
Gambar:
Gambar
Gambar
Gambar 1.1 tumbuhan dengan habitat yang berbeda –beda
Populasi merupakan sekelompok organisme dari spesies yang sama yang menempati
sutau ruang tertentu, dan mampu melakukan persilangan diantaranya dengan menghasilkan
keturunan yang fertil. Jadi dalam hal ini hubungan antara organisma satu jalamn organisma
lainnya dalam populasi ini dapat melalui dua jalan yaitu hubungan genetika dan hubungan
ekologi.
2
1. Populasi lokal dan ras ekologi
Dalam situasi tertentu sekelompok individu ada kemungkinan secara genetika
terisolasi, persilangan hanya memungkinkan terjadi diantara anggota kelompok itu sendiri.
Kelompok organisma-organisma yang terisolasi ini biasa disebut “populasi lokal”.
Populasi lokal adalah maerupakan unit dasar dalam proses evolusi, pertukaran gena
terjadi secara terus menerus dalam waktu yang relatip lama sehingga terjadi struktur gena
yang khusus untuk kelompok tersebut dan akan berbeda dengan struktur gena populasi
lokal lainnya meski untuk spesies yang sama. Hal ini dikarenakan adanya seleksi alam
yang beroperasi terhadapnya, sehingga menghasilkan individu-individu dengan susun gena
yang memberi kemungkinan untuk bertahan terhadap lingkungan lokal, dan akan
berkembang dalam jumlah yang semakin banyak jika dibandingkan dengan individuindividu yang tidak tahan.
Salah satu jalan suatu populasi lokal dapat teradaptasi terhadap suatu lingkungan
adalah dengan pengembangan dan pengelolaan diversitas genetikanya maelalui reproduksi
seksual dalam populasi. Hasilnya adalah sekelompok atau susunan individu-individu yang
masing-masing berbeda dalam toleransinya terhadap lingkungan, salah satunya ada
kemungkinan mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam toleransinya terhadap
kondisi lingkungan yang ekstrim dari pada rata-rata anggota populasi lainnya. Dengan
demikian keheterogenan struktur gena dari anggota populasi mempersiapkan populasi
terhadap kehancurannya akibaaata lingkungan, misal terhadap kemarau yang panjang.
Hal yang sejalan terjadi pula dalam kurun waktu yang relatif lama dan lamban
sebagai reaksi terhadap perubahan iklim, dalam hal ini bisa ratusan bahkan ribuan tahun.
Dengan demikian keheterogenan struktur gena merupakan cara dalam mempertahankan
hidup atau ketulusan hidup, dan ini sebagai makanisma teradaptasinya suatu populasi
akibat seleksi alami.
POPULASI LOKAL
dalam lingkugan yang khusus
seleksi
Adaptasi Genetika
alami
melalui individuindividu yang tahan berdasarkan gena/kombinasi
gena tertentu
3
Dalam suatu kawasan yang secara umum mempunyai kondisi yang relatif sama,
populasi lokal daaari spesies yang ada berkecenderung untuk memperlihatkan toleransi
terhadap lingkungan yang relatif sama pula, tetapi akan berbeda toleransinya dengan
spesies lokal lainnya (dari spesies yang sama) yang berada pada kondisi iklim yang
berbeda. Populasi lokal seperti ini biasa dikenal dengan ras ekologi. Contoh yang terkenal
dari ras ekologi adalah di skandinavia dimana terdapat pula populasi yang secara
sistematik dimasukkan dalam satu spesies yang sama meskipun ke dua populasi ini
mempunyai karakteristika yang berbeda. Populasi di daerah pegunungan mempunyai
karakteristik bentuk morfologi yang kerdil dan berbunga cepat, sedangkan populasi di
daerah pantai bentuk morfologinya tinggi tetapi berbunga lambat. Orang semula
memperkirakan bila individu di pegunungan dopindahkan atau ditumbuhkan di pantai
maka akan tumbuh dengan karakteriatika populasi pantai, demikian pula sebaliknya.
Akan tetapi setelah Goete turesson mencobanya, yaitu individu dari populasi
pegunungan ditumbuhkan di pantai, dan individu dari populasi pantai ditumbuhkan di
pegunungan, ternyata masing-masing tumbuh sesuai dengan karakteristika asalnya. Hal ini
memperlihatkan bahwa masing-masing anggota populasi sudah sedemikian rupa terseleksi
oleh alam lingkungannya dalam waktu yang cukup lama, sehingga karakteristika susunan
genanya bersifat khusus. Contoh-contoh lain biasanya akan ditemukan pada daerah
kontinental yang luas. Jadi suatu ras ekologi adalah juga populasi lokal yang terbentuk
oleh karakteristika individu-individunya.
Apabila perubahan lingkungan pada suatu kawasan yang luas berubah secara
teratur, maka adaptasi genetikanya akan terjadi secara teratur pula, dan dengan demikian
sebagai hasilnya tidak akan terjadi perbedaan yang nyata seperti ras elologi, yang
terbentuk adalah suatu seri tumbuhan, yang berurutan, yang memperlihatkan keteraturan
secara terus menerus atau kontinu dalam sifat genetikanya sebagai penentu dalam toleransi
terhadap lingkungannya.
Populasi-populasi dari sekelompok organisma-organisma dengan karakteristika
yang berbeda secara teratur atau berurutan ini disebut ekoklin. Jadi berdasarkan dua hal
diatas, maka suatu spesies dapat merupakan ras ekologi atau berupa kompleks dari
ekoklin. Dua pendekatan dalam kajian populasi ini, yaitu melalui ekologi populasi yang
mendalami pertumbuhan suatu populasi dan interaksi diantara populasi-populasi yang
4
berhubungan erat didalam pengaruh faktor lingkungan yang terkontrol ataupin tidak
terkontrol. Pemdekatan lainnya yaitu mempelajari satu atau lebih populasi lokal dari suatu
spesies dalam usaha untuk mempelajari genetika spesis sebagai penentu toleransinya
terhadap kondisi lingkunganya, kajian ini disebut ekologi gena atau ekologi fisiologi
perbandingan.Pembahasan selanjutnya akan ditekankan pada ekologi manusia.
Besarnya suatu populasi di suatu kawasan tertentu biasanya dinyatakan dalam suatu
peralihan kerapatan atau kepadatan pupulasi. Kerapatan populasi dapat dinyatakan dalam
jumlah individu per-satuan luas, atau dapat pula dinyatakan dalam biomasa per-satuan luas
(bila populasi tersebut dibentuk oleh individu-individu dengan ukuran berbeda, ada
krcambah, ada anakan, dan tumbuhan dewasa serta tumbuhan tua).
Dalam perjalanan waktu suatu populasi besarnya akan mengalami perubahan,
dalam mempelajari perubahan-perubahan ini pengertian kecepatan memegang perana
penting, dan perubahan populasi ini sangat ditentukan oleh berbagai faktor (kelahiran atau
regenerasi, kematian, perpindahan masuk dan perpindahan keluar). Dalam ekologi
tumbuhan dinamika populasi ini merupakan kajian yang menarik dikaitkan dengan kajian
suksesi. Besarnya populasi tumbuhan di alam sangat ditentukan oleh kapasitas
tampungnya, yaitu jumlah terbanyak individu yang dapat ditampung dalam suatu
ekosistem dimana organisma itu masih dapat hidup. Dalam keadaan ini persaingan intra
spesies adalah dalam keadaan maksimal yang dapat ditanggung oleh organisme tersebut.
2. Karakteristik Populasi
Setiap populasi memiliki karakter yang spesifik, karakter diantaranya adalah
kerapatan (densitas), kelahiran (natalitas) angka kematian (mortalitas), sebaran atau
distribusi umur
1) kerapatan/kepadatan/densitas populasi
Kerapatan merupakan ukuran besarnya populasi dalam ruang atau volume . pada
umumnya ukuran besarnya populasi digambarkan dengan cacah individu, atau biomas
populasi persatuan ruang atau volume. Kerrapatan ekologi adalah cacah individu perareal
habitatnya
5
3. Natalitas
Natalitas adalah kemampuan suatu populasi untuk bertambah jumlah anggotanya
secara inheren. Natalitas dapat terjadi dengan cara kelahiran atau munculnya individu baru
akibat pembelahan sel. Atas dasar kondisi lingkungannya
fisiolgik
dibedakan antara natalitas
dan natalitas ekologik. Natalitas fisiologik ( natalitas mutlak ) adalah
penambahan jumlah anggota populasi dalam kondisi ideal (tidak ada factor eksternal yang
membatasi) dengan demikian factor utama yang membatasi adalah factor fisiologisnya.
Sedangkan natalis ekologik adalah pertambahan jumlah anggota populasi dalam kondisi
ekologinya.
Natalis fisiologi dapat merupakan tetapan yang akan menarik untuk kajian
perbandingan dengan natalis ekologinya. Karena akan diperoleh gambaran tekanan kondisi
lingkungan, serta tanggapan populasi tersebut untuk mempertahankan keberadaannya.
Dengan demikian natalis ekologi bukan merupakan suatu tetapan. ,namun dapat berbeda
menurut ruang dan waktu serta kondisi lingkungan yang bekerja.
Aspek penting yang perlu diperhatikan dalam natalis adalah fertilitas, yakni
kemampuan sesungguhnya suatu populasi atau aras kinerja populasi berdasarkan cacah
individu yang dilahirkan. Aspek kedua adalah fakunditas (kepridian) yaitu kinerja
potensial (kapasitas fisik) suatu populasi.
4. Mortalitas
Mortalitas adalah pengurangan cacah idividu suatu populasi. Seperti halnya natalitas
maka mortalitas dapat dibedakan menjadi mortalitas fisiologik dan mortalitas ekologik.
Mortalitas fisiologik adalah pengurangan individu anggota populasi dalam keadaan ideal .
Semua organisme dalam keadaan ideal sekalipun akan mengalami kematian sekalipun
dalam umur relative tua, yang secara teoritis ditentukan olehl ongivitas fisiologik. Angka
kematian ini merupakan tetapan untuk suatu populasi sedangkan mortalitas ekologik
adalah pengurangan individu anggota populasi dalam kondisi ekologinya. Angka kematian
ini biasanya lebih besar dibandingkan dengan kemtian dalam kondisi ideal dan bukan
merupakan ketetapan.
6
5. Pola penyebaran individu
Pola adalah distribusi menurut ruang. Data pola penyebaran tumbuhan dapat
memberi nilai tambah pada data densitas dari suatu spesies tumbuhan. Penyebaran atau
distribusi individu dalam suatu populasi bisa bermacam-macam. Pada umumnya
memperlihatkan tiga pola penyebaran, yaitu: penyebaran secara acak, penyebaran merata,
dan penyebaran berkelompok.
1. Penyebaran secara acak jarang terdapat di alam. Penyebaran semacam ini
biasanya terjadi apabila faktor lingkungannya sangat seragam untuk seluruh
daerah dimana populasi berada, selain itu tidak ada sifat-sifat untuk
berkelompok dari organisma tersebut.
2. Penyebaran
secara merata umum terdapat pada tumbuhan. Penyebaran
semacam ini terjadi apabila ada persaingan yang kuat diantara individuindividu dalam populasi tersebut. Pada tumbuhan misalnya persaingan untuk
mendapatkan nutrisi dan ruang.
3. Penyebaran secara berkelompok adalah Pola penyebaran mengelompok
(Agregated atau undispersed), menunjukan bahwa hadirnya suatu tumbuhan
akan memberikan indikasi untuk menemukan tumbuhan yang sejenis. Anggota
tumbuhan yang ditemukan lebih banyak ditemukan secara mengelompok
dikarenakan ada beberapa alasan :
7
Gambar 1.2 pola penyebaran. (a).terumpun, (b). seragam, (c). Acak
1) Reproduksi tumbuhan yang menggunakan
a) Runer atau rimpang.
b) Reproduksi tumbuhan yang menggunakan biji cenderung jatuh di sekitar
induk.
2) Lingkungan /habitat mikro pada tiap spesies yang mempunyai kesamanan
pada anggota spesies. Habitat dikatakan homogen pada lingkungan makro,
8
namun pada lingkungan mikro sangat berbeda. Mikrositus yang paling
cocok untuk suatu spesies cenderung ditempati lebih padat untuk spsies
yang sama.
Penyebaran secara kelompok yang paling umum terdapat di alam, terutama
untuk hewan. Pengelompokan ini terutama disebabkan oleh berbagai hal :
 Respons dari organisma terhadap perbedaan habitat secara lokal
 Respons dari organisma terhadap perubahan cuaca musiman
 Akibat dari cara atau proses reproduksi atau regenerasi
 Sifat-sifat organisma dengan organ vegetatifnya yang menunjang terbentuknya
kelompok atau koloni
Dalam ekologi populasi ini dikembangkan suatu cara untuk memahami pola
distribusi dalam populasinya, diantaranya yaitu dengan memanfaatkan penyebaran poisoon
dengan asumsi pertama individu-individu menyebar secara acak. Perlu diingat cara ini
akan memberikan hasil yang baik apabila jumlah individu setiap satu meter perseginya
adalah rendah.
Berdasarkan asumsi penyebaran individu-individu adalah secara acak maka dapat
didefinisikan bahwa varians (v) adalah sama dengan harga rata-rata (x), jadi apabila
varians lebih besar dari harga rata-rata maka penyebaran individu adalah berkelompok,
dan sebaliknya apabila varians lebih kecil dari harga rata-rata maka penebarannya merata.
6. Masa hidup
a. Struktur umur
Banyak organisme memperlihatkan generasi-generasi yang saling tumpang tindih atau
individu-individu yang hidup berdampingan lebih dari satu generasi. Hanya organisme
yang seluruh dewasanya berproduksi pada waktu yang hampir bersamaan dan kemudian
mati, seperti pada tumbuhan tahunan, dan pada banyak serangga yang tidak memiliki
generasi yang saling tumpang tindih. Generasi yang hidup berdampingan memunculkan
struktur umur, yang merupakan jumlah relatif individu pada masing- masing umur, pada
kebanyakan populasi. Setiap kelompok umur memilki angka kelahiran atau fekunditas,
jumlah keturunan yang dihasilkan selama jangka waktu tertentu, seringkali paling besar
pada individu – individu dengan umur pertengahan. angka kematian, pada kebanyakan
spesies, individu anak – anak dan individu yang sudah tua biasanya lebih mungkin
meninggal dibandingkan dengan individu dengan umur pertengahan,
9
yang memiliki
kombinasi optimum kekuatan hidup dan kemampuan untuk mencari makanan sendiri, serta
menghindari pemangsa dengan datangnya kedewasaan. Dengan demikian suatu populasi
dengan presentase individu yang besar pada usia reproduksi yang prima ( atau sedikit lebih
muda ) akan tumbuh secara proporsional, lebih cepat dibandingkan dengan populasi yang
memiliki struktur umur yang condong ke arah individu yang lebuh tua. Suatu ciri
demografik penting yang berhubungan dengan struktur umur adalah waktu generasi, yaitu
rata – rata rentang waktu antara kelahiran suatu individu dengan kelahiran keturunannya.
Secara umum mempunyai struktur umur yang secara umur yang secara garis besar
digolongkan atas tiga pola yaitu :
1. Srktur umur menurun, yaitu sruktur umur yang mempunyai kerapatan kecil pada
umur muda, besar pada kelompok umur sedang dan kecil pada kelompok umur tua.
Perkembangan populasi pada pola sruktur yang demikian ini cenderung menurun
dan pada periode waktu tertentu akan punah.
2. Sruktur umur stabil, yang jika digambar distribusi kelompok umur ini mempunyai
mempunyai bentuk seperti piramida sama sisi. Populasi dengan pola sruktur umur
semacam ini dapat mempertahankan keberadaannya dalam waktu yang relative
lama.
3. Struktur umum meningkat ( berkembang ), yaitu populasi dengan kerapatan
kelompok umur muda paling besar. Populasi dengan pola sruktur ini akan
mengalami perkembagan kerapatam yang relative tinggi pada periode waktu
mendatang.
A
B
C
Gambar 1.3. Pola struktur umur populasi, A. struktur umur menurun, B. stabil, C.
meningkat (berkembang).
10
Telah diuraikan bahwa populasi tidaklah statis, individu baru akan muncul dari waktu
ke waktu, sedangkan yang tua akan mati dan hilang dalam ekosistemnya. Apabila
pertumbuhan yang baru lebih banyak jika dibandingkan dengan mati tua maka populasi
mengarah ke bertambah besar, dan sebaliknya apabila yang mati tua lebih banyak daripada
yang muncul maka populasi mengecil. Untuk menggambarkan apakah populasi suatu jenis
tumbuhan di komunitasnya berkembang atau mengecil, dalam ekologi populasi sering
dijabarkan dalam gambaran struktur umur dari populasi tadi.
Gambar 1.4. Kurva ketahanan hidup.
Kurva ketahanan hidup, yaitu plot jumlah-jumlah dalam suatu kelompok yang masih
hidup pada setiap umur kurva ketahanan hidup dapat di kelompokkan ke dalam tiga jenis
umur. Kurva tipe I relatif rata pada permulaan, yang menunjukkan angka kematian yang
rendah selama awal dan pertengahan kehidupan serta menurun secara tajam ketika angka
kematian meningkat pada kelompok yang lebih tua. Manusia dan mamalia besar lainnya
yang menghasilkan relatif sedikit keturunan tetapi menyediakan pemeliharaan yang baik
pada keturunannya, seringkali memperlihatkan jenis kurvanya. Sebaliknya suatu kurva tipe
11
III akan turun secara tajam pada bagian kiri grafik itu yang menunjukkan angka kematian
yang sangat tinggi pada usia muda tetapi kemudian mendatar ketika angka kematian
menurun pada bebrapa individu yang telah bertahan hidup sampai suatu umur kritis
tertentu.
b. Jumlah peristiwa reproduktif setiap masa hidup
Beberapa tumbuhan dan hewan mengivestasikan sebagian besar energinya untuk
pertumbuhan dan perkembangan, menggunakan energi tersebut dalam upaya reproduktif
tunggal yang besar, dan kemudian mati. Seperti pada beberapa spesies salmon, tumbuhan
setahun dan beberapa tumbuhan tahunan seperti bambu dan tumbuhan seabad. Organisme
lain menghasilkan lebih sedikit keturunan selama rentang waktu pada bnayak musim,
suatu adaptasi sejarah kehidupan yang disebut iteroparitas (itero : mengulang, parito :
memperanakkan). Peristiwa perkawinan yang berkali – kali memerlukan suatu organisme
yang mengalokasikan sebagian sumberdayanya untuk kelangsungan hidupnya. Sebagai
contoh tumbuhan tahunan berinvestasi lebih banyak dalam akarnya dan juga dalam
pembentukan pucuk yang resisten terhadap pembekuan atau pucuk bintil yang resisten
terhadap kekeringan dibandingkan dengan tumbuhan yang hanya hidup dalam satu musim
saja. Tentunya, semua sumberdaya yang tidak digunakan untuk reproduksi akan terbuang
jika organisme itu ternyata mati sebelum bereproduksi sekali lagi.
7. Distribusi umur
Individu di dalam populasi mencakup berbagai tingkat umur. Proporsi individu dalam
setiap kelompok umur disebut distribusi umur. Keadaan distribusi umur berpengaruh
terhadap tingkat kematian dan kelahiran. Rasio dari kelompok-kelompok umur dari
populasi menentukan status reproduktif yang sedang berlangsung dari populasi tersebut,
sehingga menentukan pertumbuhan populasi untuk waktu berikutnya. Dari distribusi umur
dapat diramalkan tingkat kelahiran dan kematian sehingga dapat diperkirakan keadaan
populasi masa yang akan datang, karena distribusi umur sangat besar pengaruhnya
terhadap pertumbuhan populasi dan dinamika populasi. (a) Populasi yang berkembang
dengan cepat, sebagian besar individu muda, (b) Populasi stasioner memiliki pembagian
kelas umur lebih merata, (c) Populasi menurun, sebagian besar individunya berusia tua.
12
anakan pohon
5
4.5
4
4.5
3.5
3
3
2.5
Series 2
2
2
1.5
1
0.5
0.4
0.5
4
5
0
1
2
3
Table 1.1 umur suatu tumbuhan
Dalam ekologi tumbuhan untuk menggambarkan struktur umur dari populasi ini sering
dinyatakan dengan diameter pohon sebagai gambaran dari kelas umur. Dalam hal ini
adanya kolerasi antara diameter pohon dengan umur tumbuhan dijadikan dasar pemikiran.
Biasanya kelas umur tersebut adalah, kecambaha, anakan pohon dibawah diameter 5 cm,
anakan pohon dengan diameter antara 5-10 cm, anakan pohon dengan diameter antara 1020 cm, dan seterusnya sampai pohon dewasa dan pohon tua. Berdasarkan kerapatan dari
masing-masing kelas umur/diameter batang maka dibuat histogramnya.
 Model Logistik Pertumbuhan populasi menyertakan konsep daya tampung
Model pertumbuhan eksponensial mengkonsumsikan sumber daya yang tidak terbatas,
model ini merupakan kasus yang tidak pernah ditemukan didunia nyata ini. Dengan
demikian, tidak ada populasi baik bakteri, gajah, atau organisme lain apapun yang dapat
tumbuh secara eksponensial tanpa batas. Karena setiap populasi tumbuh dan tumbuh
sehingga jumlahnya semakin besar, peningkatan kepadatan populasi bisa mempengaruhi
kemampuan indiviu untuk mengambil sumber daya yang mencukupi untuk pemeliharaan,
pertumbuhan, reproduksi. Populasi hidup dari jumlah sumberdaya yang terbatas, dan
ketika populasi menjadi semakin padat, masing-masing individu mendapat bagian
sumberdaya yang semakin kecil. Akhirnya, terdapat suatu batas dari jumlah individu yang
dapat menenpati suatu habitat.Para ahli ekologi memdefinisikan daya tampung sebagai
populasi maksimum yang dapat ditampung oleh suatu lingkungan tertentu tanpa ada
13
pertambahan dan penurunan ukuran populasi selama periode waktu yang cukup lama
disimbolkan sebagai K, adalah ciri lingkungan dan dengan demikian daya tampung
berfariasi terhadap waktu dan ruang dengan keberlimpahan sumberdaya yang terbatas.
Kita dapat memodifikasi matematis pertumbuhan populasi untuk memesukkan perubahan r
(laju pertumbuhan populasi) ketika ukuran populasi tumbuh mendekati daya tampung
(ketika n tumbuh mendekati K). Suatu model pertumbuhan populasi logistik menyertakan
pengaruh kepadatan populasi kepada r, yang menungkinkan r berfariasi dari r maksimum pada
kondisi ideal hingga ke nol ketika daya tampung dicapai. Ketika suatu ukuran populasi
berada dibawah daya tampungnya, pertumbuahn populasi akan berjalan cepat menurut
model logistik, akan tetapi ketika N mendekati K pertumbuahn populasi akan menjadi
lambat. Secara matematis, kita membuat suatu model logistik, mengawalinya dengan
model pertumbuahn populasi eksponensial dan menciptakan sutau ekspresi yang
mengurangi nilai r ketika N meningkat. Jika ukuran populasi maksimum yang dapat
dipertahankan adalah K, maka (K-N) akan memberikan petunjuk berapa banyak individu
tambahan yang dapat ditampung oleh lingkungan tersebut, dan (K-N)/K memberikan
petunjuk berapa fraksi K yang masih tersedia untuk pertumbuhan populasi. Dengan
mengalirkan r maksimum dengan (K-N)/K, kita akan mengurangi nilai r ketika N
meningkat :
dN/dt=r maksimum N K-N/K
Dengan demikian, laju pertumbuahn populasi yang sesungguhnya pada setiap ukuran
populasi akan menjadi :
r maksimum N K-N/K
Menunjukkan perhitungan hhhipotesis r dan N pada berbagai ukuran populasi pada suatu
populasi yang tumbuh menurut model logistik. Perhatikan bahwa ketika N rendah, suku
(K-N)/K akan menjadi besar, dan r mendekati r
maksimum.
Akan tetapi ketika N besar dan
sumberdaya terbatas, suku (K-N)/K akan menjadi kecil, dan r menjadi menurun di bawah r
maksimum. Pertumbuhan populasi nol terjadi ketika jumlah kelahiran dan kematian sama
dan r sama dengan 0-dalam kasus ini ketika N sama dengan K.
14
8. Interaksi populasi
Didalam organisme tidak hidup sendirian , melainkan berdampingan dengan organism
lainnya. Bila suatu populasi hidup bersama dengan populasi yang lain, maka boleh jadi
keduanya saling mempengaruhi atau bisa jadi keduanya saling mempengaruhi atau bisa
jadi tidak sama sekali.
Interaksi bias terjadi diantara sesama individu dalam suatu populasi, yang dikenal
dengan istilah interaksi intra spesifik. Biasanya interaksi ini terjadi dalam memperebutkan
sumberdaya sejenis yang keberadaannya terbatas. Kompetisi ini sangat ketat dikareanakan
kebutuhan sumberdaya yang diperebutkan diantara individu tersebut sama, dan tidak dapat
digantikan dengan yang lainnya.
Interaksi yang terjadi antara dua populasi yang berbeda disebut sebagai interaksi intra
spesifik. Secara teoritik dapat dikatakan bahwa populasi dua spesies dapat berinteraksi
yang pengaruhnya dapat menguntungkan (+), merugikan (-) atau populasi tersebut tidak
berpengaruh (0). Ketiga efek interaksi tersebut dapat saling berkombinasi satu sama lain,
sehingga efek dari interaksi tersebut dapat menimbulkan berabagai tipe interaksi. Dengan
berpedoman pada efek yang muncul, maka tipe interaksi dialam dapat dikenali, bahkan
dalam suatu komunitas yang majemuk (kompleks). Berbagai tipe interaksi dialam tersebut
adalah :
no
Tipe
Spesies
1
2
Sifat umum
1
Neuralisme
0
0
Keduanya saling tidak mempengaruhi
2
Kompetisi
-
-
Hambatan yang saling merugikan
3
Parasitisme
-
+
Populasi 1 dirugikan, populasi 2 untung
4
Predasi
-
+
Populasi 1 dirugikan, populasi 2 untung
5
Komensalisme
0
+
Populasi 1 tidak terpengaruh, populasi 2 untung
6
Amensalisme
0
-
Populasi 1 tidak terpengaruh populasi 2
7
Protokoperasi
+
+
Populasi 1 dan 2 untung, tetapi tidak obligat
8
Mutualisme
+
+
Populasi 2 dan 2 untung, tetapi obligat
Tabel 1.2 tipe interaksi – interaksi yang ada di alam.
15
Tipe interaksi-interaksi tersebut diatas menunujukkan bahwa komensalisme,
protokoperasi
dan
mutualisme
digolongkan
pada
tipe
interaksi
“
positif
”.
sedangkankompetisi, parasitisme, predasi, danamensalismeadalahtipeinteraksi “ negative
“. Menurut piankaj (1983), bahwaneutralisme yang benar – benar jarang dijumpai di alam,
halinimungkinadainteraksitidaklangsungantarsemuapopulasi yang terdapat didalam suatu
ekosistem. Dua spesies dapat menunjukkan parasitisme pada suawaktu dan dapat pula
merupakan komensalisme pada waktu yang lain. Dapat pula merupakan neutralisme pada
suatu waktu dan berubah pada waktu yang lain. Fenomena tumpang tindih sering kali kita
dijumpai dialam.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Populasi merupakan sekelompok organisme dari spesies yang sama yang
menempati sutau ruang tertentu, dan mampu melakukan persilangan diantaranya
dengan menghasilkan keturunan yang fertil.
Natalitas adalah kemampuan suatu populasi untuk bertambah jumlah
anggotanya secara inheren sedangkan Mortalitas adalah pengurangan cacah idividu
suatu populasi.
Pola penyebaran dibagi menjadi tiga :penyebaran secara acak acak jarang
terdapat di alam. Penyebaran semacam ini biasanya terjadi apabila faktor
lingkungannya sangat seragam untuk seluruh daerah dimana populasi berada,
selain itu tidak ada sifat-sifat untuk berkelompok dari organisma tersebut.
Struktur umur Banyak organisme memperlihatkan generasi-generasi yang
saling tumpang tindih atau individu-individu yang hidup berdampingan lebih dari
satu generasi.
Individu di dalam populasi mencakup berbagai tingkat umur. Proporsi
individu dalam setiap kelompok umur disebut distribusi umur Interaksi antar
populasi Didalam organism tidak hidup sendirian , melainkan berdampingan
dengan organism lainnya. Bila suatu populasi hidup bersama dengan populasi yang
lain, maka boleh jadi keduanya saling mempengaruhi atau bisa jadi keduanya
saling mempengaruhi atau bisa jadi tidak sama sekali.
3.2 Saran
Untuk menjaga populasi tumbuhan kita sebagai mahasiswa biologi
mengharapkan kesadaran untuk menjaga dan melestarikan populasi tumbuhan,
jangan pernah merusak suatu populasi jika kita tidak dapat memperbaiki suatu
populasi tersebut. Maka dari itu diharap kesadaran dan pemikiran yang dewasa dari
para mahasiswa biologi.
17
DAFTAR PUSTAKA

Syafei,edhensurasa. 1990. Pengantar ekologi tumbuhan. Bandung: ITB

Niel chambel, dkk. Biologi jilid 3 edisi 5. Jakarta:erlangga

http://id.wikipedia.org/wiki/Populasi

http://www.slideshare.net/herythe/populasi-dan-sampel-penelitian

http://www.scribd.com/doc/53608501/34/Distribusi-Umur-Responden
18
Download