UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAGING BUAH PARE (Momordica Charantia L.) TERHADAP BAKTERI SHIGELLA Sp PENYEBAB DIARE AKUT SECARA IN VITRO¹ Siska Oktaviani² Nurhidayati Harun, S.Far.,Apt³ Panji Wahlanto, S.Farm.,Apt4 INTISARI Diare adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan Virus, Bakteri, dan Parasit. Jenis Penelitian yang digunakan adalah eksperimental. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode difusi padat. Hasil Penelitian menunjukkan 20%,40%,60% bahwa dan ekstrak 80% daging memiliki buah pengaruh pare dengan terhadap konsentrasi daya hambat pertumbuhan bakteri Shigella Sp. Hasil ekstraksi daging buah pare (Momordica Charantia L.) disimpulkan bahwa Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) terdapat pada konsentrasi 20%, karena memiliki daya hambat yang kuat. Kata Kunci Keterangan : Daging buah Pare, Shigella sp, Metode Difusi Agar : 1 judul, 2 nama mahasiswa, 3 nama pembimbing I, 4 nama pembimbing II. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan Virus, Bakteri, dan Parasit. Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01,diikuti dengan Shigella sp, Salmonella sp, V. Parahaemoliticus, Salmonella typhi, Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonella paratyphi. Di negara berkembang,diare adalah penyebab kematian paling umum pada kematian balita. Sampai saat ini penyakit diare atau juga sering disebut gastroenteritis,masih merupakan masalah kesehatan utama setiap masyarakat orang di di negara-negara Indonesia,karena berkembang kurangnya termasuk pemahaman dan penyuluhan tentang penyebab diare. Melihat kondisi negara Indonesia yang sebagian besar penduduknya masih hidup di bawah garis kemiskinan,penyakit diare masih menjadi penyakit yang sering menyerang masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat kita yang masih belum menyadari akan pentingnya sarana air bersih (Nursalam, 2005). Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (2012) setiap tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis. Angka kesakitan 1 2 diare pada tahun 2011 yaitu 411 penderita per 1000 penduduk. Diperkirakan 82% kematian akibat gastroenteritis rotavirus terjadi pada negara berkembang, terutama di Asia dan Afrika, dimana akses kesehatan dan status gizi masih menjadi masalah. Sedangkan data profil kesehatan Indonesia menyebutkan tahun 2012 jumlah kasus diare yang ditemukan sekitar 213.435 penderita dengan jumlah kematian 1.289, dan sebagian besar (70-80%) terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun. Seringkali 1-2% penderita diare akan jatuh 2 dehidrasi dan kalau tidak segera tertolong 50-60% meninggal dunia.Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya (Depkes RI, 2012). Cakupan penemuan penderita diare di Jawa Tengah menunjukkan bahwa angka kesakitan diare pada tahun 2012 mencapai jumlah penderita 2.574 orang dengan 33,8% penderita diantaranya adalah balita. Salah satu penyebab diare adalah adanya infeksi oleh bakteri. Bakteri yang dapat menyebabkan diare salah satunya adalah bakteri shigella sp. Penyakit diare merupakan penyakit yang sering dikeluhkan atau diderita oleh masyarakat, kasus ini terdapat di negara-negara berkembang dengan standar hidupnya rendah,dimana dehidrasi akibat diare merupakan salah satu penyebab kematian penting pada anak-anak. Penyakit infeksi masih menempati urutan teratas penyebab kesakitan dan kematian di negara berkembang termasuk Indonesia. Salah satu penyebab infeksi adalah bakteri. Kasus infeksi disebabkan oleh bakteri atau mikroorganisme patogen yang masuk ke dalam jaringan tubuh dan berkembang biak di dalam jaringan. Salah satu penyebab infeksi adalah shigella sp. Penyakit infeksi termasuk oleh bakteri shigella dapat diobati dengan menggunakan obat antibiotik. Namun, dalam beberapa tahun terakhir,banyak dilaporkan adanya resistensi obat terhadap bakteri patogen pada manusia. Saat ini telah banyak dikembangkan obat 3 tradisional dari tumbuhan, salah satunya adalah buah pare. Buah pare yang lazimnya digunakan sebagai makanan, saat ini telah digunakan dalam berbagai pengobatan seperti, diare, disentri, dismenore, eksim, gout, hepatitis, nyeri perut, batu ginjal, lepra, keputihan, hemoroid, pneumonia, psoriasis, rematik, demam, skabies, antimalaria, dan antelmintik. Sebagaimana fenomena diatas tentang suatu penyakit dan penawar nya, bahwa Allah SWT juga menurunkan hadist yang menjelaskan tentang penyakit tentang, َﻋﻠِ َﻣ ُﮫ َﻣنْ َﻋﻠِ َﻣ ُﮫ َو َﺟ ِﮭ َﻠ ُﮫ َﻣنْ َﺟ ِﮭ َﻠ ُﮫ،ًإِنﱠ ﷲَ ﻟَ ْم َﯾ ْﻧ ِز ْل دَ ا ًء إِﻻﱠ أَ ْﻧ َز َل َﻟ ُﮫ ﺷِ َﻔﺎء “Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim). Allah SWT pun berfirman pada Al Quran Surat AL an’aam ayat 99 yang berbunyi : } َوھ َُو اﻟﱠذِي أَ ْﻧ َز َل ﻣِنَ اﻟ ﱠﺳﻣَﺎ ِء ﻣَﺎ ًء َﻓﺄ َ ْﺧرَ ﺟْ َﻧﺎ ﺑِ ِﮫ َﻧ َﺑﺎتَ ُﻛ ﱢل َﺷﻲْ ٍء َﻓﺄ َ ْﺧرَ ﺟْ َﻧﺎ ِﻣ ْﻧ ُﮫ َﺧﺿِ رً ا ُﻧ ْﺧ ِر ُج ِﻣ ْﻧ ُﮫ ﺣَ ًّﺑﺎ ب َو ﱠ ﱠﺎن ُﻣ ْﺷ َﺗﺑِﮭًﺎ َوﻏَ ﯾ َْر ٍ ت ﻣِنْ أَﻋْ َﻧﺎ ٍ ُﻣ َﺗ َرا ِﻛﺑًﺎ َوﻣ َِن اﻟ ﱠﻧ ْﺧ ِل ﻣِنْ َط ْﻠ ِﻌ َﮭﺎ ﻗِ ْﻧ َوانٌ دَ ا ِﻧ َﯾ ٌﺔ َو َﺟ ﱠﻧﺎ َ ون َواﻟرﱡ ﻣ َ اﻟز ْﯾ ُﺗ ُ ُﻣ َﺗ َﺷ ِﺎﺑ ٍﮫ ا ْﻧ [99 :ون{ ]اﻷﻧﻌﺎم ٍ ظ ُروا إِﻟَﻰ َﺛ َﻣ ِر ِه إِ َذا أَ ْﺛ َﻣ َر َو َﯾ ْﻧ ِﻌ ِﮫ إِنﱠ ﻓِﻲ َذﻟِ ُﻛ ْم َﻵ َﯾﺎ َ ت ﻟِ َﻘ ْو ٍم ﯾ ُْؤ ِﻣ ُﻧ “Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit , lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” [Al-An'aam:99] , Dari penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih (2006) dan Tjiptasurasa et al. (2006), didapatkan kandungan dalam pare berupa flavonoid 4 dan alkaloid yang mempunyai sifat anti bakteri. Tingginya manfaat buah pare, memungkinkan buah pare dapat menggantikan peran obat-obatan modern termasuk dalam hal mengobati infeksi khususnya infeksi bakteri shigella sp. Sehubungan dengan fenomena diatas peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap ekstrak etanol pare (Momordica charantia L.) untuk menghambat pertumbuhan shigella sp penyebab diare secara in vitro. B. Batasan Masalah Dalam penelitian ini lingkup batasan masalah hanya meneliti aktivitas dan konsentrasi hambat minimum dari ekstrak daging buah pare terhadap bakteri shigella sp. C. Rumusan Masalah 1. Berapakah diameter ekstrak daging buah pare (Momordica Charantia L.) terhadap bakteri shigella sp secara in vitro? 2. Berapakah konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak daging buah pare yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri shigella sp? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Dapat mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak daging buah pare terhadap bakteri shigella sp secara in vitro 2. Tujuan khusus Dapat menentukan dan mengetahui berapakah konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak daging buah pare terhadap pertumbuhan shigella sp. 5 E. Manfaat penelitian 1. Secara Praktis memberikan informasi ilmiah untuk bidang farmasi dan dunia kesehatan mengenai aktivitas antibakteri dalam ekstrak daging buah pare terhadap pertumbuhan bakteri shigella sp. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pilihan sebagai alternatif untuk pengobatan infeksi bakteri shigella sp. 3. Hasil penelitian ini semoga dapat menjadi acuan untuk di kembangkan dalam penelitian selanjutnya. F. Keasliaan Penelitian Gambar 1.1 Tabel Keaslian Penelitian Judul Nama Tahun Tempat Peneliti Persamaan Perbedaan Terdahulu Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Pare (Momordica Charantia L.) terhadap Pertumbuhan Escherichia Coli Secara In Vitro Faruq Akbar Al Rosyad 2012 Universitas Jember Sama dalam menggunakan simplisia pare Berbeda dalam penggunaan media, bakteri dan metode uji Sekarang Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daging Buah Pare (Momordica Charantia L.) terhadap Bakteri Shigella sp Penyebab Diare Akut Secara In Vitro Siska Oktaviani 2016 STIKes Muhammadiyah Ciamis Sama dalam menggunakan simplisia pare Berbeda dalam penggunaan media, bakteri, dan metode uji BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar 1. Tumbuhan pare (Momordica Charantia L.) Sumber ; Wikipedia Pare (Momordica Charantia L.) Tanaman Pare (Momordica Charantia L.) adalah sejenis tanaman menjalar dengan buahnya panjang bergerigi dan runcing ujungnya. Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, serta dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman setahun, merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur dengan karakteristik umum berbentuk spiral, banyak bercabang, dan berbau tidak enak. Tanaman pare mempunyai biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras.1,4,5 Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare hutan. 6 7 Pare gajih berdaging tebal, warnanya hijau muda atau keputihan, bentuknya besar dan panjang dan rasanya tidak begitu pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya pahit. Pare hutan adalah pare yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil dan rasanya pahit. Buah pare yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis pare gajih. Untuk memperoleh buah yang panjang dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih kecil digantungkan batu. Daun dari pare yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini dikatakan lebih berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang masih muda dapat dimakan sebagai lalapan mentah atau setelah dikukus terlebih dahulu, lalu dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng,serta gado-gado. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan atau pembudidayaan tanaman pare dilakukan dengan biji. Beberapa Sinonim tanaman pare antara lain M.balsamina, Blanco. M.balsamina, Descourt.M.cylindrica, Blanco. M.jagorana C.Koch. M.operculata, Vell. Cucumis africanus,Lindl. a. Klasifikasi tanaman pare (momordica charantia L.) Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Cucurbitales Famili : Cucurbitaceae Genus : Momordica Spesies : Momordica charantia L. b. Morfologi Tanaman Pare (momordicha charantia L.) Batang tanaman berusuk lima, panjang 2-5 m, yang muda berambut rapat. Bertangkai yang panjangnya 1,5-5,3 cm, letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal 8 berbentuk jantung, warnanya hijau tua, yang muda berambut cukup rapat. 4 Daun Daun tunggal dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm,berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, garis tengah 4-17cm berbintik-bintik tembus cahaya, taju bergigi kasar hingga berlekuk menyirip, warnanya hijau tua. Daun pare yang tumbuh liar disebut daun tundung yang lebih berkhasiat sebagai obat. 4,11 Bunga Tangkai bunga 515cm dekat pangkalnya dengan daun pelindung berbentuk jantung hingga ginjal,kelompok bentuk lonceng, dengan banyak rusuk atau tulang membujur, yang berakhir pada 2-3 sisik yang melengkung ke bawah. Mahkota berbentuk roda, taju berbentuk memanjang hingga bulat telur terbalik, bertulang 1,5-2 kali 1,3cm bunga jantan benang sari 3, kepala sari orange, semula bergandengan satu dengan lainnya, kemudian lepas, bakal buah berparuh panjang, berduri temple halus dan berambut panjang, putik 3, berlekuk 2 dalam atau 1 diantaranya utuh.Buah Buah bulat memanjang berbentuk seperti cylindris, permukaan buahnya bintil-bintil tidak beraturan dengan panjang 8-30 cm. Warna buah hijau dan jika sudah masak jika dipecah akan berwarna orange dengan 3 katup. Biji Biji banyak, berwarna coklat kekuningan pucat, bentuknya pipih memanjang dan keras. Jika buah masih mentah maka biji akan berwarna putih. Akar Akar tunjang, sisi berserabut yang berkembang luas di kawasan sekeliling. Tumbuh atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral, banyak bercabang. c. Kandungan kimia Buah Pare (momordica charantia L.) Buah pare (momordica charantia L.) mempunyai aktivitas sebagai antibakteri (jagessar et al.2008). hal ini di sebabkan karena adanya kandungan flavonoid dan alkaloid 9 yang beperan sebagai antibakteri pada pare (Taylor,2002; saeed et al.,2005). Dalam fungsinya sebagai antibakteri, flavonoids memiliki kemampuan untuk terlarut dan berikatan dengan protein ekstraseluler dan protein integral (Cowan, 1999). Akibat mekanisme tersebut, permeabilitas dinding sel terganggu sehingga dinding sel pecah karena tidak mampu menahan tekanan sitoplasma (Lasmayanty, 2007). Ada tiga jenis flavonoids pada pare, antara lain kampherol, luteolin, dan quercetin (Agarwal & Kamal, 2007) Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah dengan menghambat sintesis DNA, mengganggu fungsi dari membran sitoplasma,dan menghambat transfer energi yang diperlukan untuk metabolisme bakteri (Cushnie et al,2005) sedangkan alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut (Robinson, 1995) Pare juga dilaporkan mempunyai beberapa aktivitas seperti antioksidan, antihelmintik, antiviral, antibakteri, antitumor (Taylor, antidiabetik, 2002) serta immunomodulator (Chan et al., 2005) Selain flavonoid yang memiliki kemampuan sebagai antibakteri, alkaloid juga memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme yang diduga adalah dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut (Robinson, 1991). d. Khasiat Daging Buah Pare (momordica charantia L.) Diare, disentri, dismenore, eksim, gout, hepatitis, nyeri perut, batu ginjal, lepra, keputihan, hemoroid, pneumonia, 10 psoriasis, rematik, demam, skabies, antimalaria, dan antelmintik. 2. Ekstraksi suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarutorganik. Proses ekstraksi dapat berlangsung pada: Ekstraksi parfum untuk mendapatkan komponen dari bahan yang wangi. Ekstraksi cair-cair atau dikenal juga dengan nama ekstraksi solven. Ekstraksi jenis ini merupakan proses yang umum digunakan dalam skala laboratorium maupun skala industri, dan ada beberapa macam ekstraksi yaitu: a. Maserasi Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya merendam). Cara ini merupakan salah satu cara ekstraksi, dimana sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian (Anonim, 2014). b. Perkolasi Menurut Guenther dalam Irawan (2010) Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui bahan yang telah di basahi. Perkolasi adalah metoda ekstraksi cara dingin yang menggunakan pelarut mengalir yang selalu baru. Perkolasi banyak digunakan untuk ekstraksi metabolit sekunder dari bahan alam, terutama untuk senyawa yang tidak tahan panas (Agustina, 2013). c. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah 11 pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Refluks adalah teknik yang melibatkan kondensasi uap dan kembali kondesat ini ke sistem dari mana ia berasal. d. Soxhletasi Soxhletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang-ulang dengan pelarut yang sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan sempurna.( Rene, 2011). e. Dekokta Dekokta adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90ᵒ C selama 30 menit. Dekokta istilah aslinya adalah dekoktum (bahasa latin) adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati dengan pelarut air (pelarut berair/polar) pada suhu 90ᵒC selama 30 menit, terhitung setelah panci bagian bawah mulai 1995).Penelitian ini mendidih bertujuan (Farmakope untuk Indonesia, mengetahui efektif tidaknya dekokta daging buah pare (momordica charantia L) terhadap bakteri shigella sp. 3. Siprofloxacin Siprofloxacin merupakan agen antibakteri golongan kuinolon yang bekerja dengan cara menghambat DNA girase, suatu enzim yang menekan DNA bakteri menjadi superkoil. Untuk memasukkan DNA untai ganda yang panjang ke dalam sel bakteri, DNA diatur dalam loop (DNA terelaksasi) yang kemudian diperpendek oleh proses superkoil. Siprofloxacin merupakan agen antibakteri spektrum luas. Selain itu, siprofloxacin merupakan agen bakterisida karena menghambat lepasnya untai-untai DNA yang terbuka pada proses superkoil. Salah satu sifat penting 12 siprofloxacin ini adalah penetrasinya yang baik ke dalam jaringan dan sel dan toksisitasnya yang rendah (Neal, 2006). Cara kerja siprofloxacin yang merusak DNA ini mirip dengan mekanisme kerja flavonoid yang juga sama sama menghambat sintesis DNA. (Cushnie, et al 2005) 4. Bakteri Shigella sp Gambar 2.2 Bakteri Shigella sp Shigella adalah genus dari Gram-negatif, non-motil, bakteriendospor berbentuk-tongkat yang berhubungan dekat dengan Escherichia coli dan Salmonella. Shigella merupakan penyebab dari penyakit shigellosis pada manusia, selain itu, Shigella juga menyebabkan penyakit pada primata lainnya, tetapi tidak pada mamalia lainnya. Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air.Organisme Shigella menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin dan invasi bakteri. Secara klasik, Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen, demam, BAB berdarah, dan feses berlendir. Gejala awal terdiri dari demam, nyeri abdomen, dan diare cair tanpa darah, kemudian feses berdarah setelah 3 – 5 harikemudian. Lamanya gejala ratarata pada orang dewasa adalah 7 hari, pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 – 4 minggu Shigellosis kronis dapat 13 menyerupai kolitis ulseratif, dan status karier kronis dapat terjadi. Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi, termasuk gejala pernapasan, gejala neurologis seperti meningismus, dan Hemolytic Uremic Syndrome. Artritis oligoartikular asimetris dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri. Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah. Kultur feses dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik. Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena, tergantung dari keparahan penyakit. Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya penyakit dan penyebaran bakteri. Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan. Shigella dysenteria ditemukan oleh Shiga (1889 & 1901), Kruse (1900), dan Schmitzii (1927) merupakan salah satu dari 4 spesies Shigella (S. dysenteriae, S. flexneri, S. boydii, S. sonnei).Shigella sp merupakan bakteri penyebab disentri atau shigellosis pada manusia dan beberapa primata yang telah dikenalisejak tahun 1890an. Shigella sp. endemik di daerah Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Shigellosis merupakan penyakit diare yang disebabkan terjadinya inflamasi akut pada tractus intestinum. a. Klasifikasi Bakteri Shigella sp Kingdom : Bacteria Filum : Proteobacteria Kelas : Gammaproteobacteria Ordo : Enterobactericeae Family : Enterobactericeae Genus : Shigella Spesies : Shigella Dysenteriace b. Morfologi Bakteri Shigella sp 14 Batang ramping, tidak berkapsul, tidak bergerak tidak membentuk spora, gram negatif bentuk cocobasil dapat terjadi pada biakan muda. Shigella adalah fakultatif anaerob tetapi paling baik tumbuh secara aerobic. Koloninya konveks, bulat, transparan dengan pinggir-pinggir utuh mencapai diameter kira-kira 2mmdalam 24 jam. Kuman ini sering ditemukan pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya meragikan laktosa. 5. Media Mac Conkey Agar Media Mac Conkey agar termasuk ke dalam media selektif, Media Mac Conkey agar adalah media untuk menumbuhkan bermacam-macam kuman khususnya untuk kuman gram negatif basil seperti salmonella, shigella , hidrocolera, dan escherichia coli. Kandungan media Mac Conkey : a. Pepton sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan bakteri b. Laktosa sebagai sumber energi dan bahan karbohidrat c. Bile salt dan kristal violet sebagai penghambat tumbuhnya bakteri gram positif (+) d. NaCl sebagai pengatur keseimbangan tekanan osmosis media e. Neutral Red sebagai indikator untuk mengetahui terbentuk tidaknya asam karena pemecahan karbohidrat. Komposisi media Mac Conkey : a. Pepton 17 g b. Protease 3 g c. Agar 13,5 g d. Neutral red 0,03 g e. Laktosa 10 g f. Crystal Violet 0,001 g 15 g. Bile salt 1,5 g h. Sodium chloride 5 g i. Aquadest 1 lt j. Ph 7,4 6. Sterilisasi Sterilisasiyaitu proses atau kegiatan menghancuran atau memusnahkan semua mikro-organisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Hal ini biasanya dilakukan dengan pemanasan atau penyaringan tetapi bahan kimia atau radiasi juga dapat digunakan. 7. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Hambat Minimum (KHM) adalah konsentrasi minimum dari suatu zat yang mempunyai efek daya hambat pertumbuhan mikroorganisme (wattimana : 1981) Metode cakram Kirby Bauer merupakan cara yang mudah untuk menetapkan kerentanan organisme terhadap antibiotik adalah dengan menginokulasi plat agar dengan biakan dan membiakkan antibiotik berdifusi ke media agar. Cakram kertas merupakan metode yang sering digunakan. Merupakan kertas saring yang di bentuk menjadi bulat dengan ukuran diameternya kurang lebih 1 cm yang diletakkan pada cawan petri yang sudah terinokulasi pada medium tersebut. Efektivitas antibiotik ditunjukkan oleh zona hambatan, zona hambatan tampak sebagai area jernih atau bersih yang mengelilingi cakram tempat zat dengan aktivitas antimikroba terdifusi, Diameter zona dapat diukur dengan penggaris. (Sumber : Buku Ajar Analisis Hayati Penerbit buku kedokteran Edisi 3:2008 )Pengujian antibakterinya menggunakan metode difusi agar teknik cakram kertas. Dengan menggunakan metode ini jumlah larutan yang diserap dapat diatur homogen sesuai dengan kapasitas dan 16 daya serap kertas. Respon yang diamati adalah berupa efek hambatan terhadap pertumbuhan mikroba uji yang ditunjukan oleh daerah bening (inhibitor zone) disekelilingi zat uji (Djaman: 2012). Tabel 2.1 Klasifikasi respon hambatan Pertumbuhan Bakteri menurut Greenwood oleh Pratama (2005) Diameter Zona Hambat 20 mm 10-20 mm 5-10 mm ≤ 5 mm Respon Hambatan Pertumbuhan Sangat kuat Kuat Sedang Lemah 17 B. Kerangka Konsep Ekstrakdaging buah pare bakteri shigella sp Uji Aktivitas antibakteri Dengan metode DifusiKirby Bauer Kontrol (+) Siprofloxacin Konsentrasi 20%, 40%, 60% dan 80 Kontrol (-) Aquadestilata Zona hambat Minimum Gambar 2.3 Kerangka Konsep C. Hipotesis Dari Penelitian ini akan membandingkan antara Kontrol Positif Antibiotik Siprofloxacin, dan Konsentrasi ekstrak Daging Buah Pare(momordica charantia L.) yang Mempunyai Aktivitas Antibakteri Yang dapat Menghambat Bakteri Shigella sp. DAFTAR PUSTAKA Akbar Al Rosyad, Faruq. (2012). UjiAktivitasAntibakteriEkstrakEtanol Pare (momordicacharantiz. L.) terhadapEscherichiz coli secara In Vitro. Jember :UniversitasJember. Anonim.(2005). TanamanObat Indonesia Pare.http://www.iptek.net.id. Bresson, W., M.T. Borges.(2004). Delivery Methods for Introducing Endophitic Bacteria Into Maize.Bio control.49 : 315. Djaman, Haryo. (2012). Journal AntibacterialShigellaSpMikrobiologi MethodsEdisi4Jakarta:CahayaMedika. Fagesser, R.C., Mohamed. A., & Gomes, G. (2008).An Evaluztion of the Antibakterial and Antifungal Activity of Leaf Exstract of MomordicaCharantia Against.Shigella Sp. ISSN 1545-0740.Vol 6 (1). Fatikasari, Larasati (2014). Journal MikrobiologiUmumMedia BerdasarkanKegunaanya Fakultas Tekhnologi Pertanian Universitas Yogyakarta. Jawetz, Melnick, Adelberg. (2007). MikrobiologiKedokteranEdisi 23.Jakarta :SalembaMedika. July Manulung.(2008). Buku Ajar AnalisisHayatiEdisi 3.Jakarta : EGC. Ningsih, I.Y. Nuri. Puspitasari, E. Amrun. (2009).BukuPetunjukPraktikumFitokimiaEdisiRevisi IV. M. Jember :BagianBiologiFarmasiFakultasFarmasiUniversitasJember. Refdenita, Mcksum, Nurgan, PolaKepekaanKumanterhadapAntibiotik 28 Endang. (2004). di 29 RuangRawatIntensifRumahSakitFatmawati Jakarta tahun 2001- 2002.MekaraKesehatan. Robinson, T. (1995).KandunganOrganikTumbuhanTinggi. Bandung :Penerbit ITB. Saeed, S. and Tariq, P. (2005).Antibacterial Activities of MenthaPiperitaPisumSativum and MomerdiceCherentia.Pck.J.Bot. Scheld, W.M. (2003). MantainingFluoroquinolon Class Eficcacy : Review of Influencing Factors. Emergencing Infectious Disease.10 : 1. Suswari, E., &Mufida, D, C. (2007). PetunjukPraktikumMikrobiologi II. Jember :LaboratoriumMikrobiologiFakultasKEdokteranUniversitasJember. Suswari, E., &Mufida, D, PetunjukPraktikumMikrobiologiFakultasFarmasi. C. (2009). Jember :LaboratoriumMikrobiologiFakultasKEdokteranUniversitasJember. Taylor, L. (2002). Bitter Melon Herbal Secrets of the Rainforest.Second Edition.Austin : Saga Press. Xie.Huang, Deng, WU, and Fi.(1998).Study on Chemical Components of MomordicaCherantiz.Zhong You Cai.