BAB 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang Perpindahan fluida (cairan atau gas) di dalam sebuah saluran tertutup (biasanya disebut sebuah pipa jika penampangnya bundar atau saluran duct jika bukan) sangat penting di dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita sejenak memerhatian keadaan di sekeliling kita, maka kita akan menemukan variasi penerapan dari aliran pipa. Penerapan-penerapan tersebut mencakup berbagai skala penerapan, baik skala kecil maupun skala besar. Dalam penerapannya yang berkaitan dengan perpindahan fluida pada pipa dengan skala yang kecil dan kompleks dapat kita temukan pada sistem peredaran darah manusia dimana penyaluran darah ke seluruh tubuh serta penyaluran udara keluar ataupun masuk paru-paru yang dilakukan oleh pembuluh darah manusia. Terdapat juga penerapan pada pipa buatan manusia seperti pada jalur pipa besar Alaska yang menyalurkan minyak mentah hampir sejauh 800 mil melintasi Alaska. Penerapan yang pastinya sering kita lihat adalah penyaluran air di sepanjang pipa yang terdapat di rumah kita dan sistem distribusi yang mengirimkan air dari sumur kota ke rumah-rumah. Selain itu, banyak selang-selang dan pipa-pipa menyalurkan fluida hidrolik atau fluida lainnya ke berbagai komponen kendaraan-kendaraan dan mesin-mesin. Kualitas udara di dalam gedung-gedung dijaga pada tingkat yang nyaman dengan distribusi udara yang terkondisi (dipanaskan, didinginkan, dilembabkan, atau dikeringkan) melalui suatu jaringan pipa atau saluran duct yang rumit. Meskipun sistem-sistem tersebut berbeda, prinsip-prinsip mekanika fluida yang mengatur gerakan fluidanya tetaplah sama. Asumsi-asumsi yang diberlakukan pada saluran pipa manapun tetaplah sama. Namun, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi aliran yang terjadi pada suatu jaringan pipa atau saluran duct. Sebagai contoh yang akan kita bahas berikut ini merupakan pengaruh viskositas fluida yang mengalir pada suatu jaringan pipa atau saluran duct. Tujuan dari penganalisisan pengaruh dari viskositas fluida yang mengalir pada suatu jaringan pipa atau saluran duct yaitu agar kita dapat memahami beberapa hal atau fenomena yang terjadi pada aliran fluida sepanjang suatu jaringan pipa atau saluran duct bila terdapat berbagai macam fluida dengan berbagai macam sifatnya yang berkenaan dengan viskositasnya yang mengalir di sepanjang pipa sehingga kita dapat memberikan beberapa perlakuan, baik pada fluida maupun pada pipa, agar aliran yang terjadi pada suatu jaringan pipa yang ingin kita instalasi dapat sesuai dengan keinginan kita dan juga agar penurunan tekanan yang terjadi pada saluran pipa dapat terjaga dengan baik. Kita akan menggunakan suatu analisis eksak dari aliran pipa yang paling sederhana (misalnya aliran laminar di dalam pipa-pipa yang panjang, lurus, dan berdiameter konstan). II. Dasar Teori Seluruh aliran yang terlibat dalam hal ini merupakan aliran pada pipa yang terisi penuh oleh fluida yang sedang dipindahkan. Jadi, kita tidak akan meninjau sebuah pipa beton yang dilalui air hujan yang mengalir tanpa mengisi penuh pipa tersebut, seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1. Gambar 1. (a) Aliran pipa. (b) Aliran kanal-terbuka Perbedaan antara aliran kanal-terbuka dan aliran pipa adalah pada mekanisme dasar yang menggerakkan aliran. Untuk aliran kanal-terbuka, hanya gravitasi yang menjadi gaya penggeraknya (air mengalir menuruni sebuah lereng). Untuk aliran pipa, gravitasi mungkin memiliki arti penting, tetapi gaya penggerak utamanya adalah gradien tekanan sepanjang pipa. Jika pipa tidak terisi penuh dengan fluida, tidaklah mungkin untuk menjaga perbedaan tekanan, P1 – P2, ini. Terdapat dua macam aliran fluida pada sepanjang suatu jaringan pipa atau saluran duct, yaitu aliran laminar dan aliran turbulen. Aliran yang terjadi pada suatu fluida termasuk laminar atau turbulen dipengaruhi oleh rasio gaya inersia pada suatu elemen fluida terhadap gaya viskositas pada elemen fluida tersebut, atau lebih sering dikenal dengan Bilangan Reynolds. Osborne Reynolds (1842-1912), ilmuwan dan ahli matematika Inggris, adalah orang yang pertama kali membedakan dua klasifikasi aliran ini dengan menggunakan sebuah peralatan sederhana seperti yang ditunjukkan pada gambar 2. Gambar 2. (a) Eksperimen untuk mengilustrasikan jenis aliran. (b) Guratan zat pewarna yang khas Setiap fluida yang mengalir dalam sebuah pipa harus memasuki pipa pada suatu lokasi. Daerah aliran di dekat lokasi fluida memasuki pipa disebut sebagai daerah masuk (entrance region) dan diilustrasikan pada gambar 3 berikut ini. Gambar 3. Daerah masuk aliran sedang berkembang (developing flow) dan aliran berkembang penuh (fully developed flow) di dalam sebuah pipa Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3, fluida biasanya memasuki pipa dengan profil kecepatan yang hampir seragam pada bagian (1). Saat fluida bergerak melewati pipa, efek viskos menyebabkannya tetap menempel pada dinding pipa (kondisi lapisan batas tanpa slip). Hal ini berlaku baik jika fluidanya adalah udara yang relatif inviscid ataupun minyak yang sangat viskos. Jadi, sebuah lapisan batas (boundary layer) di mana efek viskos menjadi penting timbul di sepanjang dinding pipa sedemikian hingga profil kecepatan awal berubah menurut jarak sepanjang pipa sampai fluida mencapai ujung akhir dari panjang daerah masuk, bagian (2), di mana setelah di luar itu profil kecepatan tidak berubah lagi. Aliran tunak berkembang penuh (fully developed steady flow) di dalam pipa berdiameter konstan mungkin digerakkan oleh gaya-gaya gravitasi dan atau tekanan. Untuk aliran pipa horizontal, gravitasi tidak memberikan pengaruh penting kecuali terhadap variasi tekanan hidrostatik pada pipa yang biasanya diabaikan. Beda tekanan antara satu bagian pipa horizontal dengan bagian lainnya yang mendorong fluida mengalir melewati pipa. Efek viskos memberikan efek gaya penghambat yang mengimbangi gaya tekan secara tepat sehingga memungkinkan fluida mengalir melalui pipa tanpa percepatan. Dalam hal ini, kita menganalisis aliran tunak berkembang penuh (fully developed steady flow) pada saluran pipa.