MODUL 9 EVALUASI KEBIJAKAN AKUNTANSI TERHADAP LABA Perubahan dalam laba kotor (gross profit) perlu dianalisa untuk mengetahui sebabsebab perubahan tersebut, baik perubahan yang menguntungkan (kenaikan) maupun perubahan yang tidak menguntungkan (penurunan), sehingga akan dapat diambil kesimpulan dan atau diambil tindakan seperlunya untuk pedode berikutnya. Pada dasarnya Perubahan laba kotor karena oleh: Faktor Penjualan.: 1. Perubahan harga jual per satuan produk 2. Perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual/dihasilkan. Faktor Harga Pokok Penjualan: 1. perubahan harga pokok rata-rata per satuan 2. perubahan kwantitas atau volume produk yang dijual. Dengan memperbandingkan dua Laporan Perhitungan Rugi-laba suatu perusahaan dari periode yang berbeda atau dengan memperbandingkan perhitungan laba kotor yang telah dibudgetkan dengan realisasi laba kotor akan dapat diketahui perubahan (naik atau turun) laba kotornya. Tetapi hal ini kurang berarti karena dari laporanlaporan tersebut tidak dapat diperoleh informasi atau data yang jelastanpa mengadakan analisa lebih lanjut, misalnya informasi tentang: 1. Apa sebabnya penjualan berubah (naik atau turun)? - Berapa perubahan penjualan tersebut yang disebabkan oleh perubahan kwantitas atau satuan barang yang dijual? - Berapa perubahan penjualan tersebut yang disebabkan oleh perubahan harga jual produk tersebut? 2. Apa sebabnya Harga Pokok Penjualan mengalami perubahan (naik atau turun)? - Berapa perubahan Harga Pokok Penjualan yang disebabkan oleh berubahnya kwantitas.. atau satuan barang yang dijual? Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN - Berapa perubahan Harga Pokok Penjualan yang disebabkan berubahnya biaya atau harga Pokok per satuan (unit cost)? Perubahan laba kotor baik yang disebabkan oleh faktor harga jual tidak dapat digunakan sebagai pengukur kegiatan bagian penjualan, karena hal ini disebabkan oleh faktor ekstern perusahaan. Perubahan harga jual ditentukan oleh keadaan pasar yang sulit dikendalikan oleh perusahaan, lain halnya dengan perubahan kuantitas produk yang dijual. Suatu perubahan laba kotor yang disebabkan oleh adanya perubahan kwantitas atau volume barang yang dijual mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan bagian penjualan. Kenaikan lain kotor karena ada kenaikan volume yang dijual berarti bagian penjualan bekerja lebih aktif (dengan anggapan bahwa biaya pemasaran tetap rnaka porubahan laba kotor yang disebabkan oleh kenaikan volume penjualan berarti perusahaan semakin effisien dalam operasinya). Penurunan lain kotor yang disebabkan oleb naiknya harga pokok penjualan menunjukkan bagian produksi telah bekerja secara tidak eftisien, hal ini dapat ditanyakan/dimintakan pertanggungan jawab kepada kepala bagian produksi apa sebabnya terjadi perubahan tersebut. Kenaikan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor ekstern, misalnya adanya kenaikan harga bahan, tingkat upah atau kenaikan harga-harga secara umum yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, atau mungkin disebabkan oleh faktor intern yaitu adanya in efisiensi atau pemborosan MANAJEMEN LABA DAN INDIKATOR-INDIKATORNYA Perubahan laba bruto pada dasarnya dapat disebabkan oleh 4 faktor, yaitu a. Perubahan harga jual (Sales Price Variance), yaitu adanya perubahan antara harga jual yang sesungguhnya dengan harga jual yang dibudgetkan atau harga jual tahun sebelumnya. b. Perubahan laba kotor yang disebabkan adanya perubahan harga jual dapat ditentukan dengan rumus: (Hj2 - Hj1)K2 Hj = harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya. Hj2 = harga jual per satuan produk yang sesungguhnya. K2 = kwantitas atau volume produk yang sesungguhnya dijual tahun ini Apabila (Hj2 - Hj1) rnenunjukkan/menghasilkan angka positip berarti ada kenaikan harga yang berarti ménunjukkan keadaan yang menguntungkan, Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN sebaliknya bila negatip berarti ada penurunan harga jual dan menunjukkan keadaan yang rmerugikan. c. Perubahan kuantitas produk yang dijual (Sales Volume Variance), yaitu adanya perbedaan antara kuantitas produk yang direncanakan/tahun sebelumnya dengan kwantitas produk yang sesungguhnya dijual (direalisir). Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh perubahan kuantitas/ volume produk yang dijual dapat ditentukan dengan rumus: ( K2 - K1)Hj1 K2 = Kwantitas penjualan yang sesungguhnya direalisir tahun ini. K1 = Kwantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya. Hj1 = Harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya sebagai standard. Bila (K2 - K1) menghasilkan angka positif menunjukkan bàhwa kwantitas produk yang sesungguhnya dijual lebih besar daripada yang direncanakan, hal ini menunjukkan keadaan yang menguntungkan atau bagian penjualan bekerja lehih baik; sebaliknya bila menghasilkan angka negatif berarti penjualan turun dan menunjukkan keadaan yang merugikan d. Perubahan harga pokok penjualan per satuan produk (Cost Price Variance), yaitu adanya perbedaan antara harga pokok penjualan per satuan produk (Unit Cost) menurut budget/tahun sebelumnya dengan harga pokok yang sesungguhnya. Untuk menentukan besarnya perubahan laba kotor yang -disebabkan adanya perubahan harga pokok penjualan per satuan produk dapat ditentukan dengan rumus: HPP2 - HPP1 )K2 HPP2 = harga pokok penjualan yang sesungguhnya HPP1 = harga pokok penjualan menurut budget/tahun sebelumnya. K2 = kwantitas produk yang sesungguhnya dijual. Apabila (HPP2-HPP1) menghasilkan angka positip berarti HPP mengalami kenaikan, kenaikan dalam sektor biaya menunjukkan keadaan yang rnerugikan, sebaliknya bila hasilnya negatip berarti biaya mengalami penurunan yang berarti pula menunjukkan keadaan yang menguntungkan. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN d. Perubahan kwantitas harga pokok penjualan (Cast Volume Variance), yaitu adanya perubahan harga pokok penjualan karena adanya perubahan kwantitas/volume yang dijual atau yang diproduksi. Rumus untuk menentukan besarnya perubahan laba bruto karena perubahan kwantitas harga pokok penjualan adalah: (K2 – K1) HPP1 K2 = kwantitas produk yang sesungguhnya dijual/dihasilkan. K1 =kwantitas produk menurut budget/tahun sebelumnya HPP1= harga pokok penjualan per satuan barang menurut budget. Apabila (K2-K1) menghasilkan angka positip berarti kwantitas yang dijua1/diproduksi bertambah (mengalami kenaikan), apabila kwantitas bertambah maka harga pokok penjualan akan mengalami kenaikan pula dan bertambahnya harga pokok penjualan menunjukkan keadaan yang tidak menguntungkan (merugikan). Sebaliknya bila hasilnya negatip berarti ada penurunan biaya dan menunjukkan keadaan yang menguntungkan. PENGUKURAN-PENGUKURAN LABA Contoh: Laporan Perhitungan Rugi-Laba dad PT INDIRASARI akhir tahun 1979 yang diperbandingkan dengan 1978 menunjukkan informasi sebagai berikut 1978 1979 Kenaikan 253.000 53.000 150.000 181.125 31.125 50.000 71.875 21.875 Kuantitas yang dijual 1.000 1.150 150 Harga jual per satuan 200 220 20 Harga pokok per satuan 150 157,50 7,50 Penjualan netto Harga Pokok Penjualan 200.000 Menurut data di atas tahun 1979 dibandingkan dengan tahun 1978 menunjukkan adanya kenaikan dalam penjualan sebesar Rp 53.000, dan kenaikan Harga Pokok Penjualan Rp. 31.125,- sehingga laba kotor 1979 dibandingkan 1978 mengalami Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN kenaikan sebesar Rp 21.875,-. Untuk mengetahui sebab-sebab perubahan tersebut perlu dilakukan langkah-langkah analisa sebagai berikut: Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN