English

advertisement
GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL UNTUK PENGOBATAN SENDIRI PADA
MASYARAKAT DI DESA TELAGAWARU LABUAPI LOMBOK BARAT
Herliyani
Alumni Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan obat tradisional untuk
pengobatan sendiri pada masyarakat di DesaTelagawaru. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian non eksperimental terhadap responden yang berdomisili di Desa Telagawaru dengan jumlah
responden 84 orang menggunakan alat bantu kuisioner dan wawancara. Pengambilan sampel dilakukan
secara quota sampling.Penggunaan obat tradisional oleh masyarakat Desa Telagawaru sangat tinggi.
Dalam hal ini, berdasarkan hasil kuisioner mengenai tanggapan masyarakat tentang penggunaan obat
tradisional diperoleh hasil yaitu 100% dengan nilai rata-rata tertinggi pada pernyataan di atas adalah
61,665% dengan kategori setuju. Berdasarkan hasil wawancara, yang menggunakan obat tradisional
dalam sediaan jamu dan sediaan Obat Herbal Terstandar (OHT) dengan persentase responden sebanyak
59,6% atau 40,4% dengan tujuan untuk usaha menyembuhkan penyakityang mendadak/ringan dengan
persentase
sebanyak47,6%.adapuncara
masyarakat
memperoleh
obat
tradisional
adalah
memetik/menanam dipekarangan rumah (apotek hidup) dengan persentase responden sebanyak
35,7%.Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa jenis penyakit yang pernah diderita dan diobati sendiri
oleh masyarakat Desa Telagawaru terdapat 26 orang atau 30,96% yang paling banyak menderita sakit
panas/demam.
Kata Kunci:
Pengobatan Sendiri, Obat Tradisional,
demikian, jenis-jenis tanaman yang dapat
PENDAHULUAN
Swamedikasi merupakan upaya pengobatan
dijadikan obat harus tetap dilestarikan dan
yang dilakukan sendiri. Swamedikasi biasanya
dijaga agar dapat dimanfaatkan sebagai resep-
dilakukan untuk mengatasi keluhan dan penyakit
resep tradisional warisan orang tua terdahulu
ringan yang banyak dialami masyarakat seperti:
dalam upaya menunjang pelayanan kesehatan
demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit
(Wijayakusuma dan Dalimartha, 2001).
maag, cacingan, diare, penyakit kulit dan lain-
Pengobatan
tradisional
dan
obat
lain. Obat-obat yang termasuk dalam golongan
tradisional telah menyatu dengan masyarakat,
obat bebas dan bebas terbatas relatif aman
digunakan dalam mengatasi berbagai masalah
digunakan untuk pengobatan sendiri (Depkes,
kesehatan.
2006).
mengobati sendiri, mengenai gejala penyakit dan
tradisional
digunakan
sebagai
masyarakat
untuk
masih
memelihara kesehatan perlu ditingkatkan dalam
alternatif
rangka menjaga kesehatan. Untuk ini obat
pengobatan dalam masyarakat. Hal ini menjadi
tradisional merupakan potensi yang besar karena
bukti bahwa masyarakat masih mengakui
sudah
khasiat dari pengobatan tradisional. dengan
diperoleh, serta sudah merupakan bagian dari
banyak
Pengobatan
Kemampuan
dikenal
oleh
masyarakat,
mudah
sosial budaya masyarakat (Agoes dan Jacob,
orang, tamat SLTA 228 orang, tidak tamat SD
1996).
675 orang, Diploma terdiri dari Diploma 1
Penelitian ini sesuai dengan hasil
sebanyak 192 orang, Diploma 2 sebanyak 301
penelitian yang telah dilakukan oleh supardi
orang, Diploma 3 sebanyak 156 orang. S1
(2005)
Kecamatan
sebanyak 154 orang, S2 sebanyak 9 orang, S3
Warung Kondang Kabupaten Cianjur Jawa
sebanyak 7 orang. Lembaga pendidikan SD/MI
Barat menunjukkan masyarakat melakukan
sebanyak 4 unit, SLTP/ MTs sebanyak 2 unit,
pengobatan sendiri dengan alasan sakit masih
SMK 3 unit. Mata pencaharian penduduk yang
ringan, hemat biaya, hemat waktu serta sifatnya
terdiri dari petani sebanyak 175 orang, buruh
sementara
pertama
tani sebanyak 280 orang, pedagang kios
sebelum berobat ke puskesmas atau mantri.
sebanyak 46 orang wiraswasta sebanyak 200
Pengobatan sendiri yang benar (sesuai dengan
orang, pengerajin 50 orang, Dosen 2 orang, PNS
aturan)
258 orang, ABRI sebanyak 5 orang, POLRI 17
bahwa
yaitu
masih
masyarakat
di
masyarakat
penanggulangan
rendah
membeli
karena
obat
umumnya
eceran
orang, perangkat desa 8 orang, bidan 1 orang,
sehingga tidak dapat membaca keterangan yang
peternak 20 orang, Pande Besi 1 orang, tukang
tercantum pada kemasan obat. Pada penelitian
120 orang, Buruh bangunan 300 orang, Tukang
ini data yang diperoleh berasal dari 12
urut 4 orang, tukang jahit 8 orang, montir 4
informan yaitu: ketua RT, ketua RW, pengajar,
orang, ojek 8 orang, kusir cidomo 20 orang,
kader kesehatan dan ibu rumah tangga.
sopir 30 orang. Cakupan pemenuhan kebutuhan
Berdasarkan
secara
dari
air bersih sumur gali sebanyak 130 bh,
Kepala Desa Telagawaru secara geografis
pelangggan PDAM 300 kk, total rumah tangga
Kelurahan
1400 kk (Data Desa Telagawaru, 2015).
Telagawaru
keterangan
merupakan
dataran
rendah dengan jumlah penduduk sebanyak 5.549
Dari hasil survei awal, diperoleh hasil
jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 2.775 jiwa
bahwa masih banyak masyarakat di Desa
dan
Sekilas
Telagawaru yang menggunakan obat tradisional
gambaran umum mengenai Desa Telagawaru
berupa jamu, terutama dari kalangan menengah
Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat
kebawah dalam upaya pencegahan penyakit
yaitu dengan luas wilayah 3.303,3 Ha terdiri
(preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan
sawah 1670,53 Ha, kebun 3.00 Ha, pekarangan
kesehatan
980,00. Agama yang terdiri dari islam 5,328
kesehatan (promotatif) (Katno, dkk, 2004).
perempuan
sebanyak
2.774.
(rehabilitatif)
serta
peningkatan
jiwa, hindu 190 jiwa, kristen protestan 26 jiwa,
Berdasarkan katno (2004), bahwa obat
kristen katolik 5 jiwa. Pendidikan terdiri dari
tradisional dibandingkan obat-obat moderen,
belum sekolah 400 orang, buta aksara terdiri dari
memiliki beberapa kelebihan, antara lain: efek
300 orang, tamat SD 1.060 orang, SLTP 825
sampingnya relatif rendah, dalam satu ramuan
dengan
komponen
samping
berbeda
mendukung,
pada
memiliki
satu
efek
1.668 KK (Data Desa Telagawaru, 2015).
tanaman
Sehingga populasi pada penelitian ini sebanyak
memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta
lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik
dan degeneratif.
1.668 KK.
Menurut Arikunto (2002), jika subjek
penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil
Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat
semua
agar
hasilnya
representative.
Bila
bahwa masyarakatdi Desa Telagawaru ternyata
subjeknya lebih dari 100 dapat diambil 10%-
masih menggunakan obat tradisional untuk
15% atau 20%-30% atau lebih. Pengambilan
pengobatan
belum
sampel dilakukan dengan cara teknikkuota
diketahui jelas bagaimana gambaran pemakaian
sampling sebanyak 84 responden. Dengan
obat tradisional yang dilakukan oleh masyarakat
kuota 21 KK/Dusun, sehingga sampel yang di
di Desa Telagawaru. Gambaran disini terkait
ambil sebanyak 84 orang. Instrumen yang
dengan: kuantitas pemakaian, jenis pemakaian,
digunakan menggunakan dokumentasi, Teknik
tujuan pemakaian, cara pemakaian dan cara
Pengumpulan Data Teknik yang digunakan
memperoleh. Oleh karena itu, peneliti merasa
pada penelitian ini adalah melalui kuisioner,
perlu untuk melakukan penelitian di Desa
angket dan observasi. analisis data digunakan
Telagawaru Labuapi Lombok Barat. Adapun
skala lima tingkat (skala likert) dan langkah
penelitian
berjudul
untuk penentuan scoring untuk kuisioner
Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Untuk
adalah menggunakan skala liker dengan
sendiri.
yang
Akan
tetapi,
direncanakan
Pengobatan Sendiri Pada Masyarakat Di Desa
Telagawaru Labuapi Lombok Barat.
Jawaban sangat setuju diberi bobot 5, jawaban
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif, metode deskriptif yaitu
suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan
tujuan
utama
gambaran atau deskriptif
untuk
merujuk pada pilihan jawaban responden.
membuat
tentang suatu
keadaan secara objektif (Notoadmodjo, 2010).
setuju diberi bobot 4, jawaban ragu-ragu diberi
bobot 3, jawaban tidak setuju diberi bobot 2,
jawaban sangat tidak setuju diberi bobot 1.
Data ini nantinya akan menjadi data primer
karena didapat langsung dari narasumber atau
responden.
Pada penelitian ini yang menjadi populasi
Hasil Penelitian
adalah seluruh masyarakat yang berada di Desa
Karakteristik Responden
Telagawaru. Dari data kependudukan desa,
diperoleh jumlah warga sebanyak 5.549 orang,
data ini terdiri dari 2.775 laki-laki dan 2.774
perempuan dengan jumlah kepala keluarga
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan mengenai gambaran penggunaan
obat tradisional pada pengobatan sendiri pada
masyarakat di Desa Telagawaru Kec.Labuapi
meliputi jenis kelamin perempuan lebih
Kab.Lombok Barat ada pada tabel yaitu sebagai
banyak
berikut:
dibandingkan
1
Jenis kelamin
2
3
(19.05%),
pendidikan
lebih
sedangkan mengenai pekerjaan lebih
Persentase (%)
banyak ibu rumah tangga (IRT) dan
f
Laki-laki
16
Perempuan
68
umur ≥ 30 tahun sebanyak (82.1%).
19.05%
Dalam hal ini, dikarenakan pada saat
80.95%
melakukan penelitian yang dijumpai
Pendidikan
Tidak sekolah
15
SD
25
SMP
10
SMA
15
Sarjana/Diploma
19
adalah responden dengan jenis kelamin
17.8%
perempuan, sedangkan laki-laki/kepala
29.8%
keluarga(KK) sibuk dengan aktivitas
11.9%
diluar rumah baik itu bertani, buruh dan
17.9%
sebagainya.
Sedangkan
mengenai
22.6%
pekerjaan di karenakan perempuan lebih
Pekerjaan
Service computer
cenderung selain bekerja sebagai
11.9%
wiraswasta dan guru mereka memiliki
40
47.61%
kewajiban sebagai Ibu Rumah Tangga
5
5.96%
(IRT).
1
1.19%
1. Distribusi frekuensi
1
1.19%
Tabel 4.5 Distribusi
frekuensi
hasil
4
4.77%
pengisian kuisioner mengenai
12
14.3%gambaran penggunaan obat
tradisional untuk pengobatan
9
10.7%
sendiri di Desa Telagawaru
1
1.19%Kec.Labuapi Kab.Lombok Barat
Dosen
1
Wiraswasta
IRT
Buruh
Buruh Tani
Tukang kayu
Pedagang
Guru
Petani
10
No
1
4
laki-laki
(80.95%)
banyak SD dengan jumlah (29.8%),
Telagawaru(N=84)
Karakteristik responden
jumlah
begitupun dengan
Tabel 4.4 karakteristik responden Desa
No.
dengan
Umur
<30 tahun
15
≥30 tahun
69
Berdasarkan pada tabel di atas
terlihat bahwa karakteristik responden
2
3
1.19%
Pernyataan
Tanggap
SS
S
Sering menggunakan obat
tradisional untuk mengobati
penyakit yang ringan
17.9%
Sering menggunakan obat
tradisional
82.1% untuk mengobati
penyakit parah
7
73
2
70
Menggunakan obat tradisional
dalam usaha penyembuhan
penyakit anak
23
55
R
4
268
Memberikan
0
0obat tradisional
0
29.8%
pada anak dengan cara diminum
53.56%
11
Obat tradisional yang sering
digunakan diperoleh dengan 35.71%
cara5 membeli diapotek
0
0
47.61%
5.
Mengobati dengan obat
tradisional dapat memberikan
manfaat yang baik bagi
masyarakat disekitarnya
58
Membuat obat tradisional dalam
bentuk serbuk
19
60
6
Membuat obat tradisional sendiri
20
10
56
7
Mengoleskan obat tradisional
pada bagian yang sakit
35
48
8
Memberikan obat tradisional
pada anak dengan cara diminum
25
45
10
9
Obat tradisional yang sering
digunakan diperoleh dengan cara
membeli diapotek
30
40
Jenis
penyakit
yang 0 paling banyak
5
9
diderita masyarakat dideskripsikan
10
Mengobati penyakit anak dengan
cara membuat obat tradisional
sendiri
28
45
dalam tabel 4.7
6
5
5
TOTAL
9
247
518
2. Distribusi Persentase
Tabel 4.6
No
1
2
3
4
5
6
7
distribusi
persentase
hasil
pengisian kuisioner mengenai
gambaran penggunaan obat
tradisional untuk pegobatan
sendiri di Desa Telagawaru
Kec. Labuapi kab.Lombok Barat
Pernyataan
Sering
menggunakan
obat
tradisional untuk mengobati
penyakit yang ringan
Sering
menggunakan
obat
tradisional untuk mengobati
penyakit parah
Menggunakanobattradisional
dalam usaha penyembuhan
penyakit anak
Mengobati
dengan
obat
tradisional dapat memberikan
manfaat
yang
baik
bagi
masyarakat disekitarnya
Membuat obat tradisional dalam
bentuk serbuk
Membuat
obat
tradisional
sendiri
Mengoleskan obat tradisional
pada bagian yang sakit
SS
8.33%
Mengobati
penyakit
anak
5
dengan
cara 3 membuat0 obat 33.33% 53.58%
tradisional
sendiri
1
0
0
TOTAL
294.06% 616.65%
83.33%
0
Jumlah
1
Batuk
10
2
Panas/demam
26
3
Diare
6
4
Gatal-gatal
Tanggapan
masyarakat
5
Hipertensi
S
RG
TS
6
Pusing
86.9%
29.406% 61.665%
2
Tabel 4.7 jenis penyakit yang pernah
diderita dan diobati sendiri oleh
responden
berdasarkan
hasil
47
26
2
wawancara di Desa Telagawaru
Kec.Labuapi Kab.Lombok Barat
(N:84)
No
Jenis penyakit
2.39%
2.38%
7
Sakit
gigi
8
2.39%
Rata-rata
2
5
STS
0%
Total %
4
100%
Penyakit kuning/hepatitis
9
Reumatik
11.9%
2.38% 0%
10 Kelenjar payudara
9
100%
4
1
1
2
11 Diabetes/Kencing
3.57%
3.57% 0% manis100%
12 Asma
1
13
0%
14
1
30.96%
22.62%
71.42%
15 Anemia
5.96%
0%
16 Amandel
23.8%
66.66%
41.66%
57.15%
27.38%
69.04%
65.48%
Mimisan
0%
Maag
0%
100%
1
2
1
0%
100%
2
17 Flu 3.58% 0%
5.96%
18 Panas dalam
1.19%
0%
0%
100%
3
2
100%
7.
55
5.
19
Jerawat
Jumlah
Umumnya penyakit yang sering di
3
diabmeneer, diapet,
3.57% kiranti, fitolac, lelap.
84
Untuk
100% fitofarmaka
contoh
adalah
Nodiar, Stimuno, Rheumaneer, Tensigard
obati sendiri adalah batuk, flu, masuk
Agromed.Dalam
angin, pusing, gangguan pencernaan, dan
menggunakan jenis obat tradisional berupa
gangguan gigi dan pengobatanya dilakukan
dedaunan, rempah-rempah dan rimpang
dengan cara untuk mengobati penyakit
untuk usaha penyembuhan suatu penyakit.
Batuk biasanya dengan rebusan daun sirih
Berdasarkan
atau jeruk nipis dengan kecap, untuk
diperoleh hasil bahwa yang menggunakan
mengobati diare menggunakan daun jambu
jamu lebih banyak dengan hasil persentase
biji, sedangkan untuk demam pada anak
(59,6%)
menggunakan
Terstandar (OHT) adalah (40.4%).
dibalurkan
bawang
merah
yang
keseluruh
badan
dan
hal
pada
ini,
yang
tabel diatas, dapat
dibandingkan
Tujuan
ada
Obat
terbanyak
Herbal
responden
menggunakan daun saga, jarak, banten dan
menggunakan obat tradisional diperlihatkan
ada
pada tabel 4.9
yang
kompres
menggunakan
air
hangat.
Jenis obat tradisional yang paling
banyak
digunakan
oleh
masyarakat
dideskripsikan dalam tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.8 Jenis obat tradisional yang
pernah
digunakan
oleh
responden berdasarkan hasil
wawancara di Desa Telagawaru
Kec.Labuapi Kab.Lombok Barat
(N:84)
No Jenis obat
Jumlah Persentase
tradisional
(%)
N
Tujuan
penggunaan
obat
tradisional yang dilakukan oleh
responden berdasarkan hasil
wawancara di Desa Telagawaru
Kec.Labuapi
Kab.Lombok
Barat (N:84)
Tujuan
Jumla Persentas
o
1
Menyembuhka
1
Jamu
50
59.6%
n penyakit yang
2
Obat herbal
34
40.4%
mendadak/ringa
terstandar
Jumlah
h
e (%)
40
47.6%
25
29.8%
10
11.9%
9
10.7%
n
84
100%
2
Pertolongan
pertama
Jamu yang dimaksud adalah semua
3
sediaan obat tradisional baik yang dibeli
secara
bebas
sendiri.Contoh
maupun
OHT
hasil
racikan
adalah
Mencegah
penyakit
4
Meningkatkan
kesehatan
Jumlah
84
100%
Masyarakat menganggap bahwa pada saat
mereka sakit mereka menginginkan pengobatan
yang murah dan mudah didapat sehingga
tradisional
dengan
mudah.Selain
itu,
adanya anggapan oleh masyarakat bahwa
obat
tradisional
yang
diracik
secara
sederhana dan terbuat dari bahan-bahan
mereka
menggunakan pengobatan tradisional untuk
mengobati penyakit yang mendadak, penyakit
yang
biasanya responden dapat memperoleh obat
mendadak
yang
dimaksud
adalah
penyakit-penyakit mendadak yang bersifat
ringan
sebelum
yang
bersangkutan
memeriksakan diri ke petugas kesehatan atau
dokter.Berdasarkan data diatas didapatkan hasil
bahwa
tujuan
terbanyak
Berdasarkan tabel diatas, bahwa cara
masyarakat memperoleh obat tradisional
paling
banyak
adalah
memetik
di
pekarangan rumah (apotek hidup) yaitu 30
orang responden dengan jumlah persentase
35.7%
responden
menggunakan obat tradisional adalah untuk
menyembuhkan
alami tanpa campuran dengan bahan kimia.
penyakit
Pembahasan
yang
mendadak/ringan dengan jumlah 40 responden
Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak
84 responden. Berdasarkan hasil jawaban dari
atau 47,6%.
Cara mendapatkan obat tradisional paling
84 responden yang telah mengisi kuisioner
secara sukarela yang diambil dari 4 dusun
banyak dideskripsikan dalam tabel 5.0
Tabel 5.0
No
Cara
memperoleh
obat
tradisional yang dilakukan oleh
responden berdasarkan hasil
wawancara di Desa Telagawaru
Kec.Labuapi
Kab.Lombok
Barat (N:84)
Tempat atau cara memperoleh
1
Penjual jamu gendong
2
Membeli di apotek
3
Meracik sendiri
4
Memetik di pekarangan rumah
(apotek hidup)
Jumlah
dengan jumlah kuota 21 KK/dusun di Desa
Telagawaru,
yang
tersebar
dari
Dusun
Telagawaru, Paok Kambut, Gubuk Aida dan
BHP
diperoleh demografi responden yang
meliputi: nama, jenis kelamin, umur, alamat
Jumlah
Persentase (%)
tempat tinggal, pendidikan terakhir, dan
10
11.9%
pekerjaan.
20
23.8%
Penelitian mengenai gambaran penggunaan
24
28.6%
obat tradisional untuk pengobatan sendiri pada
30
35.7%
masyarakat telah dilakukan di Desa Telagawaru
84
100%
Kec. Labuapi Kab.
Lombok Barat pada bulan
Masyarakat
sering
memperoleh
obat
Mei 2016. Sasaran pada penelitian ini adalah
tradisional
dari
penjual
jamu
masyarakat yang berada di Desa Telagawaru
gendong.Alasan ini sangat umum terjadi,
yang tersebar di 4 dusun dengan jumlah
karena dari penjual jamu gendong tersebut
penduduk laki-laki 2.775 orang dan perempuan
2.774 orang, dengan jumlah kepala keluarga
terbesar
sarjana
1.668. Dari 1.668 KK, yang akan dijadikan
(17.8%),
SMA (17.9%), SMP (11.9%), SD
sampel pada penelitian ini adalah sebesar 84
(29.8%), karakteristik pekerjaan dari yang
orang
terkecil sampai yang terbesar wiraswasta
yang
dianggap
mewakili
seluruh
masyarakat di Desa Telagawaru.
(22.6%),
tidak
sekolah
(11.9%), buruh tani (1.19%), tukang kayu
Penduduk di Desa Telagawaru sebagian
(1.19%), service computer (1.19%), dosen
besar bermata pencaharian buruh tani (280
(1.19%),
guru
(14.3%),
orang), petani (175 orang), pedagang kios (46
pedagang
orang), wiraswasta (200 orang), pengerajin (50
Karakteristik umur < 30 tahun (17.9%) lebih
orang), dosen (2 orang), PNS (258 orang),
kecil dibandingkan ≥ 30 tahun (82.1%).
(4.77%)
dan
petani
(10.7%),
IRT
(47.61%).
ABRI (5 orang), POLRI (17 orang), peternak
Kebiasaan masyarakat di Desa Telagawaru
(20 orang), tukang bangunan (300 orang),
dalam pengobatan bila sakit ringan yang masih
tukang (120 orang), tukang jahit (8 orang),
bisa ditangani mereka melakukan pengobatan
montir (8 orang), ojek (8 orang), sopir (30
sendiri
orang), kusir cidomo (20 orang). Sementara
tradisional.Umumnya, penyakit yang sering
dari segi tingkat pendidikan, jumlah penduduk
diobati sendiri adalah batuk, flu, masuk angin,
buta aksara usia 15-45 tidak sekolah (321
pusing, gangguan pencernaan, dan gangguan
orang), belum sekolah/balita (874 orang),
gigi. Daun salam mengobati diabetes(DM),
jumlah anak dan penduduk cacat fisik dan
Batuk biasanya dengan rebusan daun sirih atau
mental (15 orang), jumlah penduduk belum
jeruk
sekolah (400 orang), tamat SD (1.060 orang),
menggunakan daun jambu biji, sedangkan
tamat SLTP (825 orang), tamat SLTA ( 228
untuk demam pada anak menggunakan bawang
orang), tidak tamat SD (675 orang), jumlah
merah yang dibalurkan keseluruh badan dan
penduduk D-1 ( 192 orang), jumlah penduduk
menggunakan rebusan daun saga, daun jarak,
tamat D-2 (301 orang), jumlah penduduk tamat
daun
D-3 (156 orang), jumlah penduduk tamat S-1
menggunakan air hangat.
(154 orang), jumlah penduduk tamat S-2 (9
dengan
nipis
banten,
Pengolahan
menggunakan
dengan
dan
obat
kecap,
ada
obat
untuk
yang
tradisional
diare
kompres
sangat
orang), jumlah penduduk tamat S-3 (7 orang).
bervariasi, mulai dari yang masih dilakukan
(Data Penduduk Desa Telagawaru, 2016).
dengan cara sederhana yaitu dengan cara
Berdasarkan data pada tabel 4.4 di atas
ditumbuk,direbus, diseduh, dan bentuk dalam
mengenai karakteristik responden yaitu laki-
keadaan segar, masyarakat Desa Telagawaru
laki
sendiri lebih banyak menggunakan sediaan
lebih
dengan
sedikit
wanita
(19.05%)dibandingkan
(80.95%).
Karakteristik
berupa jamu, rebusan atau seduhan karena jamu
pekerjaan dari yang terkecil sampai yang
mudah didapat dengan cara menggunakan
tanaman yang ada disekitar atau membeli di
Gambaran penggunaan obat tradisional pada
penjual
pengobatan sendiri dapat disimpulkan adalah
jamu
gendong.
Masyarakat
menganggap bahwa pada saat mereka sakit
menginginkan pengobatan yang murah dan
sebagai berikut:
1. Penggunaan
obat
tradisional
oleh
mudah didapat sehingga mereka menggunakan
masyarakat Desa Telagawaru sangat
pengobatan
tinggi. Dalam hal ini, berdasarkan hasil
penyakit
tradisional
yang
untuk
mendadak,
mengobati
penyakit
yang
kuisioner
mengenai
tanggapan
mendadak yang dimaksud adalah penyakit-
masyarakat tentang penggunaan obat
penyakit yang bersifat ringan sebelum yang
tradisional diperoleh hasil yaitu 100%
bersangkutan memeriksakan diri ke petugas
dengan nilai rata-rata tertinggi pada
kesehatan atau dokter karena bagi mereka
pernyataan di atas adalah 61,665%
menggunakan obat tradisional juga tidak ada
dengan kategori setuju .
efek
samping,
tidak
terlalu
banyak
2. Berdasarkan hasil wawancara, terdapat
mengeluarkan biaya karna mudah didapat.
50 responden atau 59,6% memilih
Adapun hasil dari wawancara peneliti terhadap
menggunakan obat tradisional dalam
responden adalah cara paling sering masyarakat
sediaan jamu, sedangkan 34 orang
memperoleh obat tradisional adalah membeli di
responden
penjual jamu gendong, membeli di apotek dan
menggunakan obat tradisional dalam
meracik sendiri, menanam sendiri di depan
bentuk sediaan Obat Herbal Terstandar
rumah/belakang rumah (apotek hidup). Selain
(OHT).
itu, berdasarkan hasil wawancara responden
berpendapat
bahwa
pengobatan
sendiri
(swamedikasi) sangat bagus dan membantu
masyarakat yang berada di Desa Telagawaru,
tidak memakan waktu yang lama, mudah dan
hemat biaya. . Kebiasaan masyarakat di Desa
Telagawaru dalam pengobatan bila sakit sangat
bervariasi
diantaranya
dukun
terlatih,
pengobatan sendiri(swamedikasi), ke dokter,
puskesmas, mantri kesehatan, perawat, bidan,
posyandu bahkan ada juga yang tidak diobati.
PENUTUP
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab
sebelumnya tentang penelitian yang berjudul
lainya
atau
40,4%
3. Berdasarkan hasil wawancara mengenai
tujuan penggunaan obat tradisional paling
banyak adalah masyarakat menggunakan
obat
tradisional
untuk
usaha
menyembuhkan
penyakit
yang
mendadak/ringan sebanyak 40 orang atau
47,6%.
4. Berdasarkan hasil wawancara, cara
masyarakat memperoleh obat tradisional
adalah memetik/menanam dipekarangan
rumah (apotek hidup) dengan persentase
responden sebanyak 35,7%.
5. Berdasarkan hasil wawancara dari
beberapa jenis penyakit yang pernah
diderita
dan
diobati
sendiri
oleh
masyarakat Desa Telagawaru terdapat
26 orang atau 30,96% yang paling
banyak menderita sakit panas/demam.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan serta kesimpulan maka dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
Khusna, N., 2006. Penggunaan Obat
Tradisional Di Pondok Pesantren Islam
Assalam Sukoharjo-Surakarta, Skripsi,
Fakultas
Farmasi,
Universitas
Muhammadiyah : Surakarta.
Maryani.,H;Dkk., 2006. Tanaman Obat Untuk
Mengatasi Penyakit Pada Usia Lanjut.
PT. Agromedia.
1. Mengingat bahwa tingginya peran obat
tradisional didalam pengobatan sendiri
di Desa Telagawaru, maka perlu adanya
peningkatan
program
penyuluhan
tentang penggunaan obat tradisional
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
melakukan
penelitian
serupa
yang
Mursito.,B, 2001.Ramuan Tradisional Untuk
Kesehatan
Usila,Jakarta:
Penerbit;
Swadaya,
Mahendra, B, 2005.13 Jenis Tanaman Obat
Ampuh.Jakarta: Penerbit ; Swadaya.
Notoatmodjo, S., 2007.Kesehatan Masyarakat
Ilmu
dan
Seni,
hal.
106-162
Rineka Cipta, Jakarta.
lebih spesifik tentang manfaat tanaman
lain yang bisa dijadikan sebagai obat
tradisional
3. Diharapkan dapat dijadikan tambahan
Priyanto, 2009. Cara pemakaian
penggunaan
,Jogjakarta:medikakom
atau
obat
banyak
Supardi S., dan Notosiswoyo, M., 2005.
Pengobatan Sendiri Sakit Kepala,
Demam, Batuk dan Pilek pada
Masyarakat
di
Desa
Ciwalen,Kecamatan Warungkondang,
Kabupaten Cianjur: Jawa Barat.
Agoes, A., dan Jacob T, 1996.Antropologi
Kesehatan
Indonesia,
Jilid
I,
ECGJakarta.
Supardi S., Muktiningsih S. R, Handayani R.
S.b,
1997.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi pemilihan obat atau obat
tradisional dalam upaya pengobatan
sendiri di pedesaan, Buletin Penelitian
Kesehatan , Hal 26-33.
Arikunto, S. 2006. Metodelogi Penelitian.
Yogyakarta: Bina Aksara.
Sugiyono., 2003. Metode penelitian bisnis.
Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.
Depkes, 2006.Acuan Sediaan Herbal, Cetakan
Pertama, Departemen Kesehatan RI,
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan, Jakarta
Wijayakusuma,H., dan Dalimartha, S., 2001.
Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan
Darah Tinggi,Cetakan ke-7, Penebar
Swadaya,
Jakarta
kepustakaan
informasi
dan
informasi
mahasiswa
D3
untuk
Farmasi
Politeknik “Medica Farma Husada”
Mataram
walaupun
masih
kekurangan
DAFTAR PUSTAKA
Dzuharko.,I.,
dan
Hendrawati,
Y.,
2001.Swamedikasi Yang Baik Dan
Benar, PT Intan sejati, klaten, pp. 6-9
.
Download